Anda di halaman 1dari 14

MODUL BASIC TRAUMA LIFE SUPPORT

(BTLS)
PRIMARY SURVEY
SURVEI LAPANGAN (SCENE SURVEY)
Survei lapangan merupakan komponen pertama dari pengkajian pasien. Tiga tujuan
dasar selama survei lapangan yaitu:
-

Identifikasi kemungkinan bahaya yg ada di lapangan dan memastikan keamanan


penolong, pasien, dan penonton (orang sekitar).

Identifikasi alasan pemanggilan ke lapangan, apakah karena injuri atau masalah medis
identifikasi ini akan menentukan langkah yg dilakukan dalam pengkajian pasien dan
perawatan emergensi.

Menentukan semua faktor (misal jumlah pasien atau karakteristik lapangan) yg


mungkin memerlukan pemanggilan bantuan tambahan.

Pengkajian selama survei lapangan meliputi:


-

Alat perlindungan diri apa yg saya butuhkan? gunakan alat perlindungan diri yg
diperlukan.

Apakah saya melihat, mendengar, mencium, atau merasakan adanya bahaya?


evaluasi bahaya dan memastikan keamanan lapangan: perlindungan diri, pasien, orang
sekitar.

Apakah ada pasien lain? memestikan jumlah pasien.

Apakah tambahan penolong atau sumber diperlukan?

Apakah membutuhkan peralatan khusus?

Bagaimana mekanisme injuri? tentukan mekanisme injuri.

PENGKAJIAN AWAL (INITIAL ASSESSMENT)


Pengkajian awal dilakukan pd semua pasien, tanpa memperhatikan mekanisme
injuri atau proses penyakit. Tujuan utama pengkajian awal adalah menemukan dan
mengatasi kondisi yg mengancam kehidupan dgn segera. Selama pengkajian awal,
penolong akan dgn cepat menggambarkan kondisi umum pasien dan mengkaji status
mental, jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi. Hasilnya, penolong akan membuat
Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

keputusan tentang prioritas untuk pengkajian lebih lanjut, perawatan, dan transport.
Pengkajian awal harus dilakukan selama 2 menit atau kurang.

Apa gambaran umum dari pasien?


-

Perkirakan usia pasien

Catat jenis kelamin

Tentukan apakah pasien trauma atau pasien medis

Dapatkan keluhan utama

Identifikasi dan atasi ancaman kehidupan dgn segera

Berikan stabilisasi in-line

Posisikan pasien untuk pengkajian

Derajat kesadaran (LOC), gunakan teknik AVPU

Perkenalkan diri dan katakan, Kami disini untuk menolong anda. Dapatkah anda
mengatakan apa yg terjadi?

Ancaman kehidupan yg memerlukan manajemen segera:


1. Jalan napas (airway)
-

Jalan napas yg tersumbat darah, muntahan, sekret, lidah, gigi, substansi atau obyek
lain.

2. Pernapasan (breathing)
-

Pernapasan tidak ada atau tidak adekuat.

Luka dada terbuka yg mungkin mengganggu tekanan thoraks.

Injuri dada yg mungkin menyebabkan ekspansi dada tidak adekuat.

3. Sirkulasi (circulation)
-

Perdarahan mayor.

Pengkajian Awal dan Manajemen pd A.B.C.


a. Airway
Apakah jalan napas terbuka dan bersih?

Tanda kepatenan jalan napas:


-

Pasien sadar dan bicara tanpa kesulitan.

Anak atau bayi menangis (vokalisasi).

Tanda sumbatan jalan napas:


-

Pasien sadar dgn stridor pd inspirasi atau ekshalasi.


Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

Kesulitan bicara, mengorok, suara cairan (gurgling), crowing dan stridor.

Pasien tidak sadar.

b. Breathing
Apakah pasien bernapas?
Bagaimana frekuensi dan kualitas pernapasan?

Melihat:
-

Volume

tidal

tidak

adekuat

pergerakan

dinding

dada

kurang,

mengindikasikan bahwa jumlah udara setiap respirasi kurang.


-

Frekuensi pernapasan abnormal lebih cepat atau lebih lambat. Frekuensi


normal: dewasa 12-20 / menit, anak 15-30 / menit, bayi 25-50 / menit.

Lihat tanda pernapasan tidak adekuat retraksi, pernapasan cuping hidung,


penggunaan otot abdomen berlebih, sianosis.

Pergerakan dinding dada tidak simetris.

Mendengar dan merasakan:


-

Dgn mendekatkan wajah ke mulut dan hidung pasien, dengar dan rasakan
adanya aliran udara. Pergerakan udara yg sangat sedikit mengindikasikan
pernapasan tidak adekuat.

Tindakan untuk ventilasi


-

Berikan oksigen bagi pasien dgn pernapasan abnormal, status mental terganggu, syok,
atau injuri mayor.

Delegasikan bantuan napas bila pasien hipoventilasi (< 12 / menit) atau bila pergerakan
udara tidak adekuat.

Hiperventilasi hanya diberikan pd pasien dgn injuri kepala yg tidak sadar dan
menunjukkan tanda herniasi serebral.

Bila pernapasan pasien adekuat dan sadar, tapi sakit atau injuri, beri oksigen 15
L/menit dgn masker nonrebreather.

c. Circulation
Bagaimana frekuensi dan kualitas nadi radialis (bila tidak teraba gunakan nadi karotis)?

Bradikardi
Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

Denyut nadi < 60x / menit.

Indikasi hipoksia berat, injuri kepala, overdosis obat, serangan jantung.

Takikardi
-

Denyut nadi > 100x / menit.

Indikasi ansietas, kehilangan darah, syok, irama jantung abnormal, serangan


jantung, hipoksia awal, demam.

Bila nadi radialis teraba tekanan darah sistolik minimal 80 mmHg.

Bila nadi brakialis atau femoralis yg teraba tekanan darah sistolik sekitar 70
mmHg.

Bila hanya nadi karotis yg teraba tekanan darah sistolik sekitar 60 mmHg.

Apakah ada perdarahan mayor?


Bagaimana warna kulit, kondisi, dan suhu? (kaji perfusi)

Pucat penurunan perfusi dan onset / tanda syok.

Sianosis indikasi penurunan oksigen karena injuri dada, kehilangan darah,


pneumonia, dan edema paru. Tanda lanjut dari perfusi yg buruk.

Merah, ruam flush indikasi peningkatan jumlah darah yg beredar di pembuluh


darah kulit. Dapat mengindikasikan syok anafilaktik atau vasogenik, keracunan,
inflamasi lokal.

Kuning disfungsi hepar umumnya menyebabkan kulit berwarna kuning


(jaundis).

Kulit panas akibat dari lingkungan yg panas atau peningkatan suhu tubuh yg
ekstrim.

Kulit dingin
-

Penurunan perfusi seperti pd syok dan paparan thd lingkungan dingin.

Pasien frostbite, paparan dingin yg signifikan, tenggelam di air dingin,


hipotermia berat.

Dingin dan berkeringat berhubungan dgn kehilangan darah, ketakutan, gugup,


ansietas, nyeri.

Kulit kering pasien dehidrasi, terkena paparan panas, atau emergensi diabetik.

Kulit lembab indikasi berkeringat pd lingkungan panas, latihan.

d. Decision

Apakah merupakan situasi kritis?


Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

Apakah ada intervensi yg harus dilakukan sekarang?

Keadaan kritis yg memerlukan load and go


-

Obstruksi jalan napas yg tidak dapat diatasi dgn cara mekanik seperti suction,
forceps, atau intubasi.

Henti jantung karena trauma.

Keadaan yg menimbulkan pernapasan tidak adekuat.

Syok

Trauma kepala tidak sadar, pupil anisokor, atau penurunan kesadaran.

Nyeri abdomen.

Pelvis tidak stabil.

Note -: Fraktur femur bilateral.

Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

SURVEI TRAUMA CEPAT (RAPID TRAUMA SURVEY) ATAU RIWAYAT


TERFOKUS & PEMERIKSAAN FISIK (SECONDARY SURVEY)
Riwayat terfokus dan pemeriksaan fisik umumnya dilakukan melalui pembagian:
-

Pemeriksaan fisik

Tanda vital dasar

Riwayat
Rapid Trauma Survey harus dilakukan < 10 menit. Pd pasien kritis, survei ini

dilakukan selama evakuasi ke RS. Pd pasien trauma stabil, survei ini dilakukan di
lapangan. Gunakan teknik inspeksi dan palpasi untuk identifikasi tanda dan gejala
potensial injuri.
a. Kepala dan leher
-

Apakah ada luka yg terlihat pd kepala atau leher?

Apakah ada distensi vena jugular?

Apakah trakea terlihat dan teraba di tengah, atau ada deviasi?

Apakah ada deformitas atau tendernes pd leher?

b. Dada
-

Apakah simetris?

Apakah ada pergerakan paradoks?

Apakah ada trauma tumpul atau penetrasi yg terlihat?

Apakah ada luka terbuka?

Apakah ada TIC (tendernes, instabilitas, krepitasi)?

Apakah suara napas ada dan sama?

Bila suara napas tidak sama, apakah hipersonor atau dullness?

Apakah suara jantung normal atau berkurang?

c. Abdomen
-

Apakah ada luka yg terlihat?

Apakah abdomen lunak, keras, atau distensi?

Apakah ada tendernes?

d. Pelvis
-

Apakah ada luka atau deformitas yg terlihat?

Apakah ada TIC (tendernes, instabilitas, krepitasi)?

e. Tungkai atas
-

Apakah ada luka, bengkak, atau deformitas yg terlihat?

Apakah ada TIC (tendernes, instabilitas, krepitasi)?


Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

f. Tungkai bawah dan lengan


-

Apakah ada luka, bengkak, atau deformitas yg terlihat?

Apakah ada TIC (tendernes, instabilitas, krepitasi)?

Apakah pasien dapat merasakan / menggerakkan jari tangan dan jari kaki?

g. Bagian posterior (dilakuan selama pemindahan ke backboard)


-

Apakah ada DCAP-BTLS (deformitas, kontusio, abrasi, penetrasi, luka bakar,


tendernes, laserasi, atau bengkak)?

h. Keputusan
-

Apakah ada situasi kritis?

Apakah ada intervensi yg harus dilakukan?

i. Riwayat
-

Bagaimana riwayat SAMPLE? mungkin didapatkan selama pengkajian

j. Tanda vital
-

Apakah tanda vital abnormal?

k. Disabiliti (ketidakmampuan) lakukan pemeriksaan jika ada gangguan status


mental, sebaliknya tunda pemeriksaan hingga anda melakukan pemeriksaan lengkap
(detail exam).
-

Apakah pupil sama dan reaktif?

Berapa GCS?

Apakah ada tanda herniasi serebral (tidak sadar, dilatasi pupil, hipertensi,
bradikardi, postur)?

Apakah pasien memiliki alat identifikasi medis?


PEMERIKSAAN LENGKAP (DETAIL EXAM)
Merupakan pengkajian yg lebih komprehensif untuk mengetahui injuri tambahan

yg mungkin tertinggal dalam BTLS Primary Survey singkat. Pengkajian ini menguatkan
darimana keputusan tindakan yg diberikan pd pasien. Merupakan hal yg penting untuk
mencatat semua informasi yg didapat selama pengkajian. Pasien kritis harus selalu dikaji
selama transport ke RS. Bila jarak transportnya pendek dan penolong harus melakukan
intervensi, pemeriksaan lengkap mungkin tidak dapat dilakukan. Bila survei primer tidak
menunjukkan kondisi kritis, pemeriksaan lengkap dapat dilakukan di lapangan. Walaupun
pasien tampak stabil, bila ada mekanisme berbahaya atau bahaya lain (usia, kesehatan
umum buruk, kematian penumpang lain), pertimbangkan transport awal. Pasien stabil
Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

mungkin berubah menjadi tidak stabil dgn relatif cepat. Pasien stabil tanpa mekanisme
injuri berbahaya (kejatuhan batu pd jari kaki) tidak memerlukan pemeriksaan lengkap.
Berikut ini adalah informasi minimum yg diperlukan dalam melakukan
pemeriksaan lengkap:
Riwayat SAMPLE (lengkapi jika belum lengkap)
-

Bagimana riwayat pasien?

Tanda vital
-

Bagimana tanda vital pasien?

Pemeriksaan neurologis
-

Bagaimana LOC?

Bagaimana glukosa darah (bila status mental terganggu)?

Apakah pupil sama? Apakah berespon thd cahaya?

Dapatkah pasien menggerakkan jari tangan dan jari kaki?

Dapatkah pasien merasakan penolong menyentuh jari tangan dan jari kakinya?

Bagaimana GCS (bila status mental terganggu)?

Jalan napas
-

Apakah jalan napas terbuka dan bebas?

Bila ada luka bakar pd permukaan wajah, adakah tanda luka bajar pd mulut atau
hidung?

Pernapasan
-

Bagaimana frekuensi dan kualitas pernapasan?

Sirkulasi
-

Bagaimana frekuensi dan kualitas nadi?

Bagaimana warna, kondisi, dan suhu kulit (pengisian kapiler pd anak)?

Apakah perdarahan eksternal masih terkontrol?

Kepala
-

Apakah ada DCAP-BTLS pd wajah atau kepala?

Apakah ada Battles sign atau raccoons eyes?

Apakah ada cairan yg keluar dari telinga (otorrhea) atau hidung (rhinorrhea)?

Apakah ada palor (pucat), sianosis, atau diaporesis?

Leher
-

Apakah ada DCAP-BTLS pd leher?

Apakah vena leher normal, flat, atau distensi?

Apakah trakea berada di tengah atau deviasi?


Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

Dada
-

Apakah ada DCAP BTLS pd dada?

Apakah ada luka terbuka atau pergerakan paradoksikal?

Apakah suara napas ada dan sama?


Bila suara napas tidak sama, apakah hipersonor atau dullness?

Apakah suara jantung normal atau menurun?

Bila pasien dipasang intubasi, apakah ETT masih berada dalam posisi yg bagus?

Abdomen
-

Apakah ada DCAP-BTLS pd abdomen?

Apakah abdomen lunak, keras, atau distensi?

Pelvis tidak ada pemeriksaan lebih lanjut yg harus dilakukan.


Ekstremitas inferior
-

Apakah ada DCAP-BTLS pd tungkai?

Apakah PMS normal (nadi, motorik, sensasi)?

Apakah ROM normal? opsional

Ekstremitas superior
-

Apakah ada DCAP-BTLS pd lengan?

Apakah PMS normal (nadi, motorik, sensasi)?

Apakah ROM normal? opsional


PENGKAJIAN TERUS-MENERUS (ONGOING ASSESSMENT)
Ongoing assessment adalah pemeriksaan singkat untuk mengkaji perubahan kondisi

pasien. Pd beberapa kasus kritis dgn waktu transport singkat, pemeriksaan ini mungkin
menggantikan pemeriksaan lengkap.
Ongoing assessment harus dicatat setiap 5 menit (pasien kritis) dan 15 menit
(pasien stabil). Ongoing assessment juga harus dilakukan setiap kali pasien dipindahkan,
pemberian intervensi, atau perubahan kondisi. Pemeriksaan ini untuk menemukan setiap
perubahan pd kondisi pasien, shg konsentrasi pdhal-hal yg mungki berubah.
Berikut ini adalah informasi minimum yg diperlukan dalam melakukan ongoing
assessment:
Perubahan subyektif
-

Tanyakan, apakah anda merasa lebih baik atau lebih buruk sekarang?

Status mental
Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

Bagaiman LOC?

Bagaimana ukuran pupil? Apakah sama? Apakah bereaksi thd cahaya?

Bila status mental terganggu, bagaimana GCS sekarang?

Kaji kembali ABC


-

Apakah jalan napas terbuka dan bebas?

Bila ada luka bakar pada wajah, apakah ada tanda injuri inhalasi?

Bagaimana frekuensi dan kualitas respirasi?

Bagaimana frekuensi dan kualitas nadi?

Bagaimana tekanan darah?

Bagaimana warna, kondisi, suhu kulit (pengisian kapiler pd anak)?

Leher
-

Apakah trakea ada di tengah atau deviasi?

Apakah vena leher normal, flat, atau distensi?

Apakah ada peningkatan bengkak pd leher?

Dada
-

Apakah suara napas ada dan sama?

Bila suara napas tidak sama, apakah hipersonor atau dullness?

Abdomen
-

Apakah ada tendernes?

Apakah abdomen lunak, keras, atau distensi?

Pengkajian injuri yg teridentifikasi


-

Apakah ada perubahan kondisi dari semua injuri yg ditemukan?

Cek intervensi tanyakan pertanyaan yg sesuai


-

Apakah ETT tetap paten dan pd posisi yg benar? Apakah kecepatan oksigen benar?

Apakah selang oksigen tersambung?

Apakah cairan IV mengalir dgn kecepatan yg benar?

Apakah luka dada terbuka masih terplester?

Apakah dekompresi jarum (needle decompression) tetap bekerja?

Apakah ada balutan yg basah oleh darah?

Apakah bidai dalam posisi yg bagus?

Apakah obyek yg menancap tetap distabilkan dgn baik?

Apakah pasien hamil dimiringkan ke kiri?

Apakah monitor jantung terpasang dan bekerja?

Apakah nadi oksimetri terpasang dan bekerja?


Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

10

PENGKAJIAN TRAUMA KEPUTUSAN TINDAKAN


Pengkajian Awal (Initial Assessment)
Hasil Pengkajian

Tindakan

Survei lapangan
Keamanan

Gunakan sarung tangan.


Singkirkan bahaya atau pasien dari bahaya.
Panggil bantuan jika diperlukan.

Jumlah pasien
Ekstrikasi diperlukan
Mekanisme injuri

Panggil untuk mendapat peralatan khusus jika


diperlukan.
Dugaan injuri yg berhubungan (misal tulang
servikal).

Gambaran umum
Usia, jenis kelamin, berat
Posisi (di lingkungan, posisi tubuh /
postur)
Aktivitas
Injuri mayor yg terlihat, perdarahan
mayor
Derajat kesadaran (LOC)

Mulai menentukan prioritas.

Sadar / berespon thd suara

Jaga kontrol tulang servikal.

Tidak berespon thd suara

Modified jaw trust prn.

Jalan napas (Airway)


Mengorok (snoring)

Modified jaw trust

Suara cairan (gurgling)

Suction

Stridor

Intubasi

Tidak ada suara

Usahakan bantuan napas, bila tidak berhasil:


- Reposisi, ekstrikasi segera
- Visualisasi
- Suction
- Pertimbangkan Heimlich maneuver
- Intubasi
- Pertimbangkan tranlaringeal jet ventilation

Pernapasan (Breathing)
Tidak ada
Frekuensi < 12x

Ventilasi 2x cek nadi sebelum melanjutkan


ventilasi 12-20x + oksigen.
Bantu ventilasi 12-20x + oksigen.

Volume tidal rendah


Kesulitan

Bantu ventilasi.
Oksigen dgn masker non-rebreather 15L / menit.

Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

11

Normal atau cepat

Pertimbangkan oksigen.

Nadi radialis
Tidak ada

Cek nadi karotis.


Perhatikan syok lambat pertimbangkan
PSAG.
Bradikardi
Catat frekuensi dan kualitas.
Pertimbangkan syok spinal, injuri kepala.
Takikardi
Usahakan untuk menurunkan frekuensi,
pertimbangkan syok.
Nadi karotis (lakukan jika nadi radialis tidak ada)
Tidak ada

CPR + BVM + oksigen, load and go.


Observasi cepat + defibrilasi yg sesuai, monitor.
Catat frekuensi dan kualitas.
Pertimbangkan syok spinal, injuri kepala.
Pertimbangkan syok.

Bradikardi
Takikardi
Kulit
Pucat, dingin, lembab

Pertimbangkan syok.

Sianosis

Pertimbangkan kembali intubasi / ventilasi, cek


oksigen.
Tekanan langsung, balut tekan.

Perdarahan mayor

Survei Trauma Cepat (Rapid Trauma Survey)


Hasil Pengkajian

Tindakan

Kepala
Injuri wajah mayor

Pertimbangkan intubasi.

Leher
Bengkak, abrasi / babras, retraksi

Pertimbangkan intubasi.

Distensi vena leher


Deviasi trachea

Pertimbangkan tamponade, tension


pneumothoraks.
Pertimbangkan tension pneumothoraks.

Deformitas, tendernes

Pasang cervical collar sekarang.

Inspeksi / palpasi dada


Simetris stabil

Lanjutkan pemeriksaan.

Abrasi, krepitus

Pertimbangkan monitoring jantung awal.

Luka penetrasi

Balut oklusif untuk fiksasi.

Pergerakan paradoksikal

Stabilisasi flail, pertimbangkan intubasi awal.

Suara napas
Ada dan sama

Lanjutkan pemeriksaan.

Tidak sama

Perkusi dada untuk menentukan pneumothoraks


Vs hemothoraks.
Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

12

Dgn penurunan LOC, nadi radialis


tidak ada, sianosis, JVD, kemungkinan deviasi trakhea
Irama jantung

Pertimbangkan needle decompression.

Pelan dgn JVD dan suara napas


bilateral
Abdomen, pelvis, tungkai atas

Catat untuk perbandingan lebih lanjut.


Pertimbangkan tamponade perikardium.

Jika abdomen tender, pelvis tidak


Bayangkan perkembangan syok.
stabil, atau fraktur femur bilateral
Pergerakan / sensasi pd ekstremitas
Ada

Catat.

Menurun atau tidak ada

Dugaan injuri spinal.

Punggung

Manajemen yg sesuai dgn temuan injuri.


Pindah ke backboard.
Transport segera bila terdapat situasi trauma
kritis.
Catat.

Riwayat SAMPLE
Tanda vital
Ukur nadi, pernapasan, dengarkan
denyut jantung
TD sistolik < 90 dgn tanda syok

Catat.

TD sistolik < 80

Terapi cairan per IV, PSAG per protokol lokal.

Pertimbangkan terapi cairan per IV.

TD sistolik < 60

Terapi cairan per IV, pertimbangkan PSAG per


protokol lokal.
Nadi > 60 dgn penurunan LOC
Pertimbangkan peningkatan tekanan
intraserebral.
Jaga TD sistolik antara 110-120.
Pemeriksaan neurologis dilakukan pd pasien dgn gangguan status mental
Pupil
Tidak sama
Tidak sama dgn GCS 8

Dugaan injuri kepala walaupun pasien sadar,


dugaan injuri mata.
Beri oksigen 100%.
Beri oksigen 100%.
Jangan biarkan pasien hipotensi.
Pertimbangkan intubasi ETT.

AKRONIM SINGKATAN
ATV

: all terrain vehicles

APVU

: Alert, responds to Verbal stimuli, responds to Pain, Unresponsive

BSI

: body substance isolation

BVM

: bag valve mask

CSIC

: cervical spine immobilization collar

Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

13

DCAP-BTLS

: deformities, contusions, abrasions, penetrations, burns, tenderness,


lacerations, swellings

EMS

: emergency medical service

ETA

: estimated time of arrival

GCS

: Galsgow Coma Scale

IPPV

: intermittent positive pressure ventilation

LOC

: level of consciousness

MCI

: multiple casualty incidents

MVC

: motor vehicle collision

PMS

: pulse, motor, sensation

PWC

: personal watercraft

SAMPLE

: Symptoms, Allergies, Medications, Past medical history, Last meal,


Events preceding the injury

TIC

: tenderness, instability, crepitation

Handoko M.Prayitno., S.Kep/ 2010.01.085

14

Anda mungkin juga menyukai