Tanggal Diskusi :
September 2014
Keilmuan
Diagnostik
Manajemen
Keterampilan
Bayi
Penyegaran
Masalah
Anak
Tinjauan Pustaka
Istimewa
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Neonatus
Deskripsi : Deskripsi : laki-laki,20 tahun, keluhan lemas dan mual muntah karena dengan sengaja meminum pembersih lantai
Tinjauan Pustaka
Diskusi
Riset
Kasus
Audit
Pos
1. Diagnosis/Gambaran :
Depresi Berat. Keadaan Umum Sakit sedang, dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat dengan keluhan lemas dan mual muntah
sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien ditemukan dibawah jembatan dengan kondisi lemas dan tercium bau karbol dari
mulut pasien. Ditemukan juga minuman botol yang berbau karbol disamping pasien. Pasien mengaku meminum karbol sebanyak 1
tutup botol dikarenakan pasien depresi akibat putus cinta.
2. Riwayat Pengobatan:
Belum pernah berobat untuk penyakit ini sebelumnya.
3. Riwayat kesehatan/Penyakit:
Pasien tidak pernah melakukan tindakan serupa sebelumnya.
4. Riwayat keluarga:
Tidak ada keluarga yang pernah menderita atau melakukan tindakan serupa dengan pasien
Keterangan :
: Pria sudah meninggal,
5. Riwayat pekerjaan:
: Wanita,
: Pasien
Mahasiswa
6. Lain-lain: 2
Daftar Pustaka:
1.
Kaplan, Saddock. Sinopsis Psikiatri, Jilid II, Edisi Ketujuh, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997 ; 685
2.
817
Maslim. R : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, Jakarta, 2001 ; 64
5.
3.
Maslim. R Panduan Praktis Penggunaan Obat Psikotropika, Edisi II, Jakarta, 2001 ; 23 30.
Hasil Pembelajaran:
1. Identifikasi gejala klinis depresi berat
2. Penegakan diagnosis depresi berat
3. Penatalaksanaan depresi berat
SUBJECTIVE
Tn.DF, 20 tahun, dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat RST. Islam
Samarinda dengan keluhan lemas dan muntah sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit.
Pasien ditemukan oleh teman pasien dibawah jembatan dalam kondisi lemas dan tercium bau
karbol dari mulut pasien. Ditemukan juga minuman botol yang tercium bau karbol disamping
pasien. Selama perjalanan ke RS pasien muntah 3 kali. Pasien mengaku meminum karbol
sebanyak 1 tutup botol. Tindakan ini adalah percobaan bunuh diri karena putus hubungan
dengan pacarnya sekitar beberapa bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien merupakan anak
ketiga dari tiga bersaudara. Pasien merupakan pribadi yang mudah bergaul, manja dan
terbuka dengan keluarga dan teman pasien. Namun, sejak ayah pasien meninggal pasien
menjadi lebih tertutup dan terbuka hanya pada orang-orang tertentu. Setelah putus dengan
pacarnya, pasien lebih banyak merenung, kurang bersemangat, tidak ada minat, kurang nafsu
makan, sulit tidur, dan jarang bersosialisasi. Pasien mengaku tidak pernah mendengar bisikan
ataupun halusinasi apapun saat ingin melakukan tindakan bunuh diri tersebut.
OBJECTIVE
Status Fisik :
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital:
- Nadi: 100 kali/menit, reguler, kuat angkat
- Tekanan Darah: 100/70 mmHg
- Frekuensi Nafas: 20 kali/menit
- Suhu: 37,4 C
Kepala/leher: konjungtiva anemis (-), sklera ikteik (-), pupil isokhor, diameter 2 mm,
refleks cahaya +/+, mata cekung ( - )
Abdomen: Inspeksi
Palpasi
: supel, nyeri tekan ( - ), turgor baik
Perkusi
: timpani
Auskultasi : bising usus ( + ) normal
Ekstremitas: edema (-/-) , akral dingin (-), CRT < 2 detik
Status Psikiatri
Deskripsi Umum :
Kesadaran : Composmentis
Roman Muka
: in appropriate
Mood
: congruent
Kontak/rapport
: Kurang
Orientasi
Tempat
: baik
Waktu
: Baik
Orang
: Baik
Perhatian
: Kurang
4
Persepsi
Ingatan
Masa kini
Masa dulu
Daya ingat
Pikiran
Bentuk pikiran
Isi pikiran
Jalan pikiran
Penilaian
Norma sosial
Insight of illness
Emosi
Sopan santun
Cara berpakaian
Kebersihan
Tingkah laku
:: Baik
: Baik
: Baik
: Realistik ,
: Waham (-)
: koheren
: Baik
: Baik
: labil
: Baik
: Baik
: Baik
:-
ASSESMENT
Definisi
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan
alam perasaaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan
nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan dan rasa putus asa dan tak berdaya, serta
gagasan bunuh diri.
Epidemiologi
Gangguan depresi berat merupakan gangguan yang sering terjadi, dengan prevalensi
seumur hidup sekitar 15 %, kemungkinan sekitar 25 % terjadi pada wanita. Terlepas dari
kultur atau negara, terdapat prevalensi gangguan depresi berat yang dua kali lebih besar pada
wanita dibandingkan laki laki. Usia onset untuk gangguan depresi berat kira kira usia 40
tahun. 50 % dari semua pasien, mempunyai onset antara usia 20 50 tahun.
Beberapa data epidemilogi baru baru ini menyatakan bahwa insidensi gangguan
depresi berat mungkin meningkat pada orang orang yang berusia kurang dari 20 tahun, jika
pengamatan tersebut benar, mungkin berhubungan dengan meningkatnya penggunaan alkohol
dan zat zat lain pada kelompok usia tersebut.
Angka gangguan depresif berat pada anak anak pre sekolah diperkirakan adalah
sekitar 0,3 % dalam masyarakat, dibandingkan dengan 0,9 % dalam lingkungan klinis.
Diantara anak anak usia sekolah dalam masyarakat, kira kira 2 % memiliki gangguan
5
Faktor Biologis
Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan depresi
berat berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenik (norepinefrin dan
serotonin). Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi, dan pada beberapa pasien
yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolik serotonin di dalam cairan serebrospinal
yang rendah serta konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah di trombosit. Faktor
neurokimia lain seperti adenilate cyclase, phosphotidyl inositol, dan regulasi kalisium
mungkin juga memiliki relevansi penyebab.
Penelitaian anak pra pubertas dengan gangguan depresif berat dan remaja dengan
gangguan mood telah menemukan kelainan biologis.
Anak pra pubertas dalam suatu episode gangguan depresif berat mensekresikan
hormon pertumbuhan yang secara bermakna lebih banyak selama tidur dibandingkan
dengan anak normal dan anak dengan gangguan mental nondeprsif.
b.
Faktor Genetika
Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari pasien
gangguan depresi berat kemungkinan 1,5 2,5 kali lebih besar dari pada sanak saudara
derajat pertama subjek kontrol. Memiliki satu orang tua yang terdepresi kemungkinan
meningkatnya resiko dua kali untuk keturunannya. Memiliki kedua orang tua terdepresi
kemungkinan meningkatkan resiko empat kali bagi keturunannya untuk terkena
gangguan depresi sebelum usia 18 tahun.
c.
Faktor Psikososial
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan, suatu pengalaman klinis yang telah
lama direplikasikan adalah bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress lebih
sering didahului episode pertama gangguan mood dari pada episode selanjutnya,
hubungan tersebut telah dilaporkan untuk gangguan depresi berat.
Data yang paling mendukung menyatakan bahwa peristiwa kehidupan paling
berhubungan dengan perkembangan depresi selanjutnya adalah kehilangan orang tua
6
sebelum usia 13 tahun. Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset
episode depresi adalah kehilangan pasangan.
Beberapa artikel teoritik mempermasalahkan hubungan antara fungsi keluarga
dan onset serta perjalanan gangguan depresi berat. Selain itu, derajat psikopatologi di
dalam keluarga mungkin mempengaruhi kecepatan pemulihan, berkurangnya gejala, dan
penyesuaian pasien pasca pemulihan.
Gejala Klinis
Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat):
Efek depresif,
Gejala lainnya :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
gangguan tidur;
g.
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang
kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat
dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung lama.
Plan
Diagnosis :
Pedoman Diagnostik
Pedoman diagnostik untuk episode depresi berat tanpa gejala psikotik:
psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci
episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang
kurangnya 2 minggu, tetapi jika gejala utama amat berat dan beronset cepat, maka
masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu
sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan
kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas.
Pedoman diagnostik untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik
Episode depresif berat yang memiliki kriteria
Diseratai
waham,
halusinasi,
atau
stupor
depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka
yang mengancam, dan pasien merasa bertanggungjawab atas hal itu. Halusinasi auditorik
atau alfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran
atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju stupor.
Diagnosa Banding
Dalam menegakkan suatu gangguan depresi, diagnosis lain perlu dipikirkan, seperti adanya
gangguan organik, intoksikasi atau ketergantungan zat dan abstinensia, distimia, siklotimia,
gangguan kepribadian, berkabung dan gangguan penyesuaian.
Perubahan intrinsik yang berhubungan dengan epilepsi lobus temporalis dapat menyerupai
gangguan depresi, khususnya jika fokus epileptik adalah sisi kanan.
Berkabung merupakan suatu respon normal yang hebat, dan menyakitkan karena kehilangan,
tetapi responsif terhadap dukungan dan empati dapat membuat berangsur mereda / sembuh
seiring berjalanya waktu.
Terapi :
Mekanisme terjadinya obat anti depresi adalah :
Sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic transmitter pada sinaps neuron di SSP.
Golongan obat anti depresan antara lain :
Trisiklik:
Amitriptylin,
Tianeptine,
Imipramine,
Clomipramine, Opipramol
SSRI
(Selective
Serotonin
Reuptake
Inhibitor):
pasien
Meningkatkan keimanan kepada Tuhan
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian Psikiatri untuk penatalaksanaan selanjutnya.
Samarinda , 29 September 2014
Dokter Pembimbing
Dokter Internsip
10