MODUL
: Absorbsi
PEMBIMBING
Praktikum
Penyerahan
(Laporan)
: 14 Maret 2013
: 21 Maret 2013
Oleh :
Kelompok
: V (lima)
Nama
Kelas
NIM.111411045
NIM.111411059
: 2B
ABSORBSI
I.
TUJUAN
Memahami proses absorpsi dan prinsip kerjanya
Menghitung laju kecepatan absorpsi CO2 ke dalam air
Menghitung jumlah CO2 bebas dalam air
II.
DASAR TEORI
Absorbsi adalah operasi penyerapan komponen-komponen yang terdapat di
dalam gas dengan menggunakan cairan, sehingga tingkat absorbsi gas akan sebanding
dengan daya kelarutan gas tersebut dalam cairan. Proses ini melibatkan difusi
molekuler dan turbulen atau perpindahan massa solute A melalui gas B diam
menembus cairan C diam. Peristiwa ini mengikuti prinsip kecenderungan kelarutan
solute A di dalam cairan (pelarut). Tujuan dari proses absorbsi adalah :
1) Untuk mendapatkan senyawa yang bernilai tinggi dari campuran gas atau uap.
2) Untuk mengeluarkan senyawa yang tidak diinginkan dari produk.
3) Pembentukan persenyawaan kimia dari absorben dengan salah satu senyawa
dalam campuran gas.
Bila gas dikontakkan dengan zat cair, maka sejumlah molekul gas akan
meresap dalam zat cair dan juga terjadi sebaliknya, sejumlah molekul gas
meninggalkan zat cair yang melarutkannya. Dengan bertambahnya waktu, pada suatu
ketika akan terjadi dimana kecepatan pelarutan gas sama besar dengan kecepatan
pelepasan gas. Keadaan ini disebut keadaan setimbang. Tekanan yang diukur pada
keadaan ini juga disebut tekanan setimbang pada temperature tertentu.
Zat cair yang masuk bisa berupa pelarut murni atau larutan encer zat terlarut
di dalam pelarut didistribusikan di atas isian itu dengan distributor, sehingga pada
operasi yang ideal, membasahi permukaan isian itu secara seragam.
Beberapa hal yang mempengaruhi absorbsi gas ke dalam cairan :
1. Temperature operasi.
2. Tekanan operasi.
3. Konsentrasi komponen di dalam cairan.
4. konsentrasi komponen di dalam aliran gas.
5. Luas bidang kontak.
y ialah fraks mol gas yang berada dalam kesetimbangan dengan calran disetiap
titik dalam kolom, /adalah fraksi mol ruah "bulk", A adalah luas penampang
kolom, H adalah tinggi isian dan a adalah luas spesifik isian/satuan volum isian.
Untuk gas encer terkecuali aliran gas inert, persamaan diatas dapat
disederhanakan :
Ruas kanan dari persamaan di atas sulit diintegrasi. Perhitungan Kog dapat
disederhanakan (tetapi kurang teliti) dengan menggunakan definisi kog
N = Kog x aAH x log gaya penggerak rata-rata
Jadi, Kog =
Jika M adalah konsentrasi penitran, vs adalah volume sampel yang digunakan untuk
titrasi, maka penentuan jumlah CO2 bebas (CCO2) pada suatu tangki dengan volume
(Vt volume penitran) adalah :
III.
PERCOBAAN
3.1 Alat Praktikum
Keterangan :
S2, S3 = Valve yang diatur pada saat analisa gas CO2 dan tempat pengambilan
sample bila diperlukan
flow CO2
NaOH
HCl
Air
Phenolptalin
Gas CO2
Udara
1. Kalibrasi alat
2. Alirkan larutan NaOH dengan konsentrasi tertentu dari tangki penampungan
menuju kolom absorbs melalui puncak kolom sesuai dengan laju alir yang
diinginkan hingga alirannya mantap.
3. Campuran gas yang terdiri dari udara dan gas CO2 dialirkan dari bawah kolom.
4. Absorbsi dibiarkan terus berlangsung sampai dicapai keadaan tunak. Keadaan
tunak dikatakan telah tercapai jika jumlah CO2 yang terserap larutan NaOH telah
mencapai nilai yang konstan ditandai dengan konsentrasi larutan NaOH sisa yang
keluar kolom absorbsi konstan.
5. Analisa volumetric menggunakan larutan asam khlorid standar untuk mengetahui
konsentrasi larutan NaOH sisa.
IV.
DATA PERCOBAAN
T = 250C dan tekanan 1 atm
Konsentrasi NaOH
: 0,011 N
Konsentrasi HCl
: 0,1 N
Volume Sampling
: 40 mL
Kondisi
Variasi
Konsentrasi
CO2
10 %
Laju Alir
larutan NaOH
(L/menit)
2
Laju Alir
Udara
(L/menit)
36
=4
= 40-4 = 36
Absorpsi CO2 dalam Larutan NaOH dengan Menggunakan Analisis Larutan NaOH
T = 0 menit
Volume Sampel
Volume HCl
(menit)
(mL)
0,1N (mL)
40
0.8
10
40
20
40
35
40
40
40
Pada menit ke 10 dan seterusnya, pengujian sampel setelah diberi indikator phenolptalin
tidak berubah warna menjadi merah muda. Hal ini dimungkinkan sampel sudah tidak
bersifat basa, melainkan asam sehingga phenolptalin yang bekerja pada trayek basa tidak
akn merubah warna larutan. Oleh karena itu tidak dilakukan titrasi oleh HCl. Seharusnya
digunakan indikator Metyl Orange yang bekerja pada trayek asam, sehingga setelah
dititrasi HCl akan merubah warna larutan menjadi keunguan. Karena ketidakadaan bahan
maka praktikan tidak menggunakan analisis dengan MO. Volume HCl yang dibutuhkan
tersebut merupakan HCl yang dibutuhkan untuk merubah NaHCO3 menjadi H2CO3.
V.
PEMBAHASAN
(Hana Afifah Rahman NIM.111411045)
Dalam berbagai industri proses sering dilakukan pemisahan yang secara umum
bertujuan untuk pemurnian. Salah satu metode yang sering digunakan adalah absorbsi.
Absorbsi ini merupakan proses pemisahan di mana zat yang terserap bereaksi secara kimia
dengan zat yang menyerap (absorben) membentuk senyawa lain. Senyawa terserap pada
praktikum ini berupa gas CO2 dan zat yang menyerap yaitu larutan NaOH 0.011 N.
Beberapa variabel yang mempengaruhi penyerapan CO2 oleh NaOH adalah :
Tinggi dan diameter kolom. Semakin tinggi kolom dan semakin besar diameternya
maka waktu tinggal akan semakin lama dan akan mempengaruhi jumlah zat yang
bereaksi.
Tinggi, jenis isian (packing). Fungsi utama packing ini adalah untuk memperluas
permukaan kontak. Semakin luas permukaan kontak, diharapkan semaki banyak zat
yang saling bertumbukan dan mengalami reaksi.
Laju alir udara, CO2, dan cairan (NaOH).
Konsentrasi cairan (NaOH).
Lamanya waktu kontak (proses absorbsi);
Temperatur.
Pada percobaan ini, dilakukan kontak antara larutan NaOH 0,011 N dengan udara
dalam kolom isian. Adanya kolom isian akan menyebabkan tahanan antara aliran air
dengan aliran udara dan mengakibatkan bidang sentuh antara air dan udara jadi semakin
besar. Peristiwa absorpsi pada percobaan ini berupa aliran counter-current dimana aliran
udara masuk di bawah kolom dan aliran air masuk di atas kolom. Larutan NaOH 0,011 N
diumpankan dari bagian atas kolom dengan menggunakan spray, sedangkan udara yang
mengandung CO2 diumpankan dari bagian bawah kolom. Sistem Spray digunakan untuk
memperkecil partikel air yang memasuki kolom dan dengan bantuan packing, maka luas
permukaan dan waktu kontak akan bertambah.
Umpan dengan masa jenis yang lebih besar diumpankan dari bagian atas kolom
agar bergerak ke bawah, umpan dengan masssa jenis yang lebih kecil diumpankan dari
bagian bawah agar bergerak ke atas sesuai dengan gravitasi bumi. Jika umpan dengan
massa jenis yang lebih besar diumpankan dari bagian bawah dan umpan dengan massa
jenis yang lebih kecil diumpankan dari bagian atas kolom maka kedua zat ini tidak akan
dapat bertemu dan reaksi tidak akan terjadi.
Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan konsentrasi CO2 10%, dengan laju
Alir udara 36 liter/menit, laju alir CO2 4 liter/menit, dan laju alir larutan NaOH 2
liter/menit, konsentrasi NaOH 0.011 N, temperatur cairan dan udara ruang 25oC, dan
dilakukan sampling setiap 10 menit.
Pada praktikum ini praktikan menganalisa penyerapan CO2 oleh NaOH dengan
hanya memvariasikan variabel waktu kontak setiap 10 menit, sedangkan variabel lainnya
konstan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CO2(g) + NaOH(aq) NaHCO3(aq)
NaOH(aq) + NaHCO3 Na2CO3(s) + H2O(l)
zat-zat yang mungkin masih tertinggal didalam isian dapat terbawa oleh aliran. NaOH
dibiarkan mengalir selama 5 menit.
Setelah kalibrasi selesai, maka praktikum absorpsi dapat dimulai dengan
mengatur laju alir udara, laju alir NaOH dan laju alir CO2. Pertama laju alir udara
dinaikkan dengan memutar valve flow control hingga pada indicator menunjukkan angka
40L/menit, kemudian memutar valve pada flow control NaOH
hingga indicator
menunjukkan angka 2L/menit dan yang terakhir adalah NaOH dengan debit 4L/menit
NaOH sebagai absorben akan meresap masuk kedalam isian dan CO2 akan datang
dari arah yang berlawanan sehingga akan berkontak dengan NaOH didalam isian terjadi
reaksi ;
CO2 + 2NaOH Na2CO3 + H2O
sejumlah molekul gas (CO2) akan meresap kedalam NaOH karena perbedaan
kelarutan. Proses ini terjadi dalam isian dimana isian tersebut berupa packing yang
berfungsi untuk memperbesar permukaan kontak antara NaOH dan gas.
Kemudian setiap 10 menit sekali ambil sampel yang keluar dari selang. Untuk
mengetahui kadar CO2 dapat ditentukan melalui titrasi dgn HCl 0,1N. Pada sampel
pertama kami mendapatkan konsentrasi CO2 sebesar 0.002 N . Rekasi yang terjadi ;
2HCl + Na2CO3 2NaCl + H2O + CO2
sedangkan pada sampel 2, 3, 4, dan 5 kami sudah tidak mendapatkan CO2 lagi
pada larutan NaOH.
Fenomena ini disebabkan oleh laju alir CO2 yang terlalu tinggi sehingga kontak
antara CO2 dan NaOH sangat minim. Hal ini mengakibatkan CO2 sebagai rich gas pada
umpan, keluar pada bagian atas kolom masih dalam keadaan rich gas karena tidak terjadi
kontak yang maksimal dengan NaOH. Disamping itu konsentrasi NaOH yang digunakan
sebagai absorben rendah, yaitu 0,011 N sehingga cepat jenuh, akibatnya NaOH hanya
mampu melarutkan sedikit CO2 saja.
VI.
KESIMPULAN
1. Proses absorpsi bertujuan untuk menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan
dalam produk. Komponen yang di absorpsi adalah CO2 oleh air.
2. Feed bagian bawah kolom absorpsi adalah gas (CO2) sedangkan feed bagian atas
adalah umpan fasa cair (NaOH)
3. Alat yang digunakan adalah menara absorpsi dengan benda isi (packing column)
berupa packing yang berfungsi untuk memperbesar permukaan kontak antara air dan
gas yang akan terlarut dalam air.
4. Faktor yang dapat mempengaruhi proses absorpsi adalah kadar CO2 sebagai umpan.
Kadar CO2 yang digunakan adalah 10%
5. Absorpsi CO2 pada NaOH dapat dianalisis dengan menggunakan prinsip titrasi
larutan.
6. Untuk mengetahui seberapa besar CO2 yang terserap atau terabsorpsi oleh larutan
NaOH maka dapat dilakukan dengan titrasi menggunakan larutan HCl 0.1N
7. Semakin banyak kandungan CO2 yang terserap akan memiliki hubungan berbanding
lurus dengan banyaknya larutan HCl penitrannya.
8. Besarnya jumlah NaOH yang tersisa pada larutan menunjukkan kemampuan absorbsi
CO2 yang kecil.
9. Kecilnya jumlah Na2CO3 yang terbentuk pada larutan menunjukkan kemampuan
absorbsi CO2 yang kecil.
10. Semakin tinggi laju udara maka perbedaan tekanan yang terjadi pada kolom absorpsi
akan semakin besar.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi "Absorpsi", Due Like, Jurusan Teknik Kimia
POLBAN
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi "Absorpsi" Jurusan Teknik Kimia POLBAN, 2003
Mc CABE and Werren I Smith Julian C & Hariott., Unit Operations of Chemical
Engineering, 3rd, New York
Mc. Growhill Book Co Fourth Edition 1993
Robert H Perry "Chemical Engineering Handbook" Mc Grow-hill Fourth Edition, USA
1998
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
(Bak Penampung)
Gambar 5
Gambar 6