AUTOIMUN
DISUSUN OLEH
NAMA
: SUTILA
NIM
: AK.12.076
KELAS
: ANALIS B
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena atas rahmat
dan hidayah serta izin-Nya sehingga penulis dapat menyelessaikan penulisan makalah
IMUNOLOGI mengenai AUTOIMUN.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis menyadari bahwa penulisan makalh ini masih jauh dari
kesempurnaan.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam perbaikan makalah ini. Walaupun demikian,saya berharap penulisan
makalh ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya, sehingga
dapat melengkapi khasanah ilmu pengetahuan yang senantiasa berkembang dengan
cepat.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ruang Lingkup Dan Etimologi Autoimun...................................................3
2.2 Pengertian Autoimun ...................................................................................4
2.2.1 Penyebab Utama Penyakit Autoimun ..............................................5
2.2. 2 Faktor Yang Berperan Pada Autoimun...........................................5
2.2.3 Mekanisme Kejadian Penyakit Autoimun.......................................7
2.3 Penyakit Autoimun (Psoriasis).....................................................................7
2.4 Mendiagnosa Penyakit Autoimun..............................................................10
2.4.1 Penyebab Autoimun..........................................................................10
2.4.2 Gejala Autoimun................................................................................11
2.4.3 Diagnosa ............................................................................................11
2.4.4 Pengobatan..........................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ruang Lingkup Dan Etimologi Autoimun
dalam kaitannya dengan fenomena autoimun harus dibedakan antara pengertian
respon autoimun dan penyakit autoimun. Respon autoimun selalu dikaitkan dengan
didapatkannya autoantibodi atau reaktivitas limfosit terhadap antigennya sendiri.
Respon autoimun tidak selalu harus mempunyai kaitan dengan penyakit autoimun yang
dideritannya, bahkan responautoimun tidak selalu menampakkan gejala penyakit
autoimun.
Idealnya adalah adalah apabila kita dapat menerapkan istilah penyakit autoimun pada
kasus-kasus di mana dapat diperlihatkan bahwa proses autoimun berperan pada
patogenesis penyakit dan bukan keadaan dimana antibodi yang tidak berbahaya
terbentuk setelah kerusakan jaringan, misalnya antibodi terhadap jantung yang muncul
setelah infark miokard. Namun, peran autoimunitas pada banyak kelainan masih belum
jelas, sehingga untuk memudahkan kita anggap bahwa semua penyakit yangberkaitan
erat dengan pembentukan autoantibody adalah pemyakit autoimun; kecuali kalau dapat
di perlihatkan bahwa fenomena imunologis yang ada adalah murni merupakan
fenomena sekunder.
Penyakit autoimun dapat di klasifikasikan menjadi dua golongan, menurut
mekanisme terjadinya, yaitu melalui antibodi/humoral, kompleks imun, seluler, seluler
dan humoral atau menurut organ yang menjadi sasaran yaitu organ spesifik dan non
organ spesifik atau sistemik
dengan sistem imun yang tidak terjadi pada keadaan normal. Contohnya protein
intraoktakular pada sperma.
3. kegagalan autoregulasi
Regulasi imun berfungsi untuk mempertahankan hemostatis. Gangguan dapat
terjadi pada presentasi antigen, infeksi yang meningkatkan respon MHC, kadar sitokin
yang rendah (misalnya TGF-) dan gangguan respon.pengawasan beberapa sel
autoreaktif diduga bergantung pada sel Ts atau Tr. Bila terjadi kegagalan sel Ts atau Tr,
maka sel Th dapat dirangsang sehingga menimbulkan autoimunitas.
4. aktivasi sel B poliklonal
Autoimunitas dapat terjadi karena aktivasi sel B poliklonal oleh virus (EBV), LPS
dan parasit malaria yang dapat merangsang sel B secara langsung yang dapat
menimbulkan autoimunitas. Antibodi yang dibentuk terdiri atas berbagai autoantibodi.
5. obat-obatan
Antigen asing dapat diikat oleh permukaan sel dan menimbulkan reaksi kimia
dengan antigen permukaan sel tersebut yang dapat mengubah imunogenitasnya.
Trombositopenia dan anemia merupakan contoh-cntoh umum dari penyakit autoimun
yang dicetuskan obat. Mekanisme terjadi reaksi autoimun pada umumnya belum
diketahui dengan jelas. Pada seseorang yang mendapat prokainamid dapat ditemukan
antibodi antinuklear dan timbul sindroma berupa LES. Antibodi menghilang bila obat
dihentikan.
6. faktor keturunan
Penyakit autoimun mempunyai persamaan predisposisi genetic. Meskipun sudah
diketahui adanya kecenderungan terjadinya penyakit pada keluarga, tetapi bagaimana
hal tersebut dapat di turunkan, pada umumnya adalah kompleks dan diduga terjadi atas
pengaruh beberapa gen.
gangguan
autoimun
seperti
radang sendi
erythematosus (lupus) berdampak pada jaringan dan organ-organ yang bervariasi antar
individu dengan penyebab penyakit yang sama.
Seseorang yang menderita lupus mungkin berdampak pada kulit dan persendian
sementara kasus lupus pada individu lainnya memberikan dampak kulit, ginjal dan
paru-paru. Pada akhirnya kerusakan pada jaringan-jaringan yg desebabkan oleh sistem
kekebalan akanpermanen sebagaimana kerusakan sel pankreas yg memproduksi insulin
pada diabetes melituss tipe 1.
2.3.1 Penyakit Autoimun ( R Hematoid-Arthritis)
Beberapa penyakit autoimun diketahui terjadi dan makin terjadi karena adanya
faktor pemicu seperti inveksi virus. Sinar matahari tidak saja berperan sebagai pemicu
kejadian lupus akan tetapi sinar matahari dapat memperburuk kondisi penderita lupus.
Hal ini perlu disadari sehingga faktor-faktor tersebut dapat dihindari oleh individu yang
rentan dalam rangka dalam mencegah jumlah kerusakan yang ditimbulkan oleh karena
penyakit autoimun padapenderita. Faktor-faktor lainnya seperti: stres kronis, hormonal
dan kehamilan, belum banyak diketahui dampaknya terhadap sistem kekebalan dan
penyakit autoimun
2.3.2 Penyakit Autuimune Lupus
Penyakit lupus atau erythematosus merupakan penyakit kronis yang terjadi karena
produksi antibodi atau zat kekebalan tubuh yang terlalu berlebihan. Penyakit lupus
termasuk penyakit autoimun karena pada saat terkena penyakit lupus, tubuh akan
menghasilkan antibodi yang sebenarnya untuk melenyapkan kuman atau sel kanker yag
ada di tubuh, namun dalam keadaan autoimun, antibodi tersebut ternyata merusak organ
tubuh sendiri. Bagian dari organ tubuh yang sering dirusak yaitu: ginjal, sendi, kulit,
jantung, otak dan sistem pembuluh darah. Semakin lama perusakan terjadi, semakin
berat kerusakan organ tubuh.
4. Sel yang mengontrolproduksi antibodi misalnya, limfosit B (salah satu sel darah
putih) mungkin rusak dan menghasilkan antibodi abnormal yang menyerang
beberapa sel badan.
5. Keturunan mungkin terlibat pada beberapa kekacauan autoimun, kerentanan
keracunan, dari pada keracunan itu sendiri, mungkin diwarisi. Pada orang yang
rentan, satu pemicu, seperti inveksi virus atau kerusakan jaringan. Faktor
hormonal mungkin juga dilibatkan, karena banyak kekacauan autoimun lebih
sering terjadi pada wanita.
2.4.2 Gejala Autoimun
Gangguan autoimun dapat menyebabkan demam tetapi, gejala bervariasi
bergantung pada gangguan dan bagian badan yang terkena. Beberapa gangguan
autoimun mempengaruhi jenis tertentu jaringan diseluruh badan misalnya: pembuluh
darah, tulang rawan, dan kulit
Gangguan autoimun lainya mempengaruhi organ khusus. Sebenarnya yang
organ manapun, termasuk ginjal, ginjal, paru-paru, dan otak, bisa dipengaruhi. Hasil
dari peradangan dan kerusakan jaringan bisa menyebabkan rasa sakit, merusak bentuk
sendi, kelemahan, penyakit kulit, gatal, penumpukan cairan (edema), demam bahkan
kematian
2.4.3 Diagnosa
pemeriksaan darah yang menunjukkan adanya radang dapat diduga sebagai
gangguan autoimun. Misalnya pengendapan laju eritrosit (ESR) seringkali meningkat,
karena protein yang di hasilkan dalam merespon radang mengganggu kemampuan sel
darah merah untuk tetap ada didarah. Sering, sel darah merah berkurang ( anemia)
karena radang mengurangi produksi mereka. Tetapi, radang mempunyai banyak sebab,
banyak diantaranya yang bukan autoimun. Dengan begitu, dokter sering mendapatkan
pemeriksaan darah untuk mengetahui antibodi yang berbeda yg bisa terjadi pada orang
yang mempunyai gangguan autoimun khusus. Contoh antibodi ini adalah antibodi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Autoimun merupakan respon imun terhadap antigen tubuh sendiri yang disebabkan
oleh mekanisme normal yang gagal berperan untuk memepertahankan self-toleransce
sel B, sel T atau keduanya. Respon imun terlalu aktif menyebabkan disfungsi imun,
menyerang bagian dari tubuh tersebut dan merupakan kegagalan fungsi sistem
kekebalan tubuh yang membuat badan menyerang jaringan sendiri. Sistem imunitas
menjaga tubuh melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau berbahaya.
Bahan seperti itu termasuk mikro jasad, parasit, (seperti cacing) sel kanker, dan malah
pencangkokkan organ dan jaringan.
Obat yang menekan sistem kekebalan tubuh seperti azathioprine, chlorambucil,
cyclophamide, clylosporine, mychopenolate, dan methotrexate, seringdigunakan,
biasanya secara oral dan sering kali dengan jangka panjang. Tetapi, obat menekan
bukan hanya reaksi autoimun tetapi juga kemampuan badan untuk membela diri
terhadap senyawa asing, termasuk mikro jasad penyebab infeksi dan kanker.
Kosekwensinya, resiko infeksi tertentu dan kanker meningkat.
3.2 Saran
Saran saya yaitu agar bapak selalu memberikan tugas seperti ini lebih
lagi agar menambah wawasan kami sebagai mahasiswa.
banyak
DAFTAR PUSTAKA