Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMICU-2
SPEKTROFOTOMETRI
OLEH :
KELOMPOK 4
(1306413435)
2. Giovanni Anggasta P. T.
(1306412155)
(1306403390)
4. Nadira P. Pinasthika
(1306370814)
5. Nugrahirani Hijrianti
(1306402766)
TEKNOLOGI BIOPROSES
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
OKTOBER 2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kimia analitik yang berjudul SPEKTROFOTOMETRI ini dengan baik.
Makalah kimia analitik ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
kimia analitik dari pemicu 1. Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan agar
kami dapat memahami definisi spektrofotmetri, jenis-jenis spektrofotometri dan
prinsip dasarnya sehingga kami dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan materi-materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis banyak menerima masukan dan bantuan terkait penyusunan
makalah ini. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Dianursanti, M.T., selaku dosen mata kuliah Kimia Analitik
yang telah berkenan memberikan pengarahan dan bimbingan kepada
kami selama mempelajari mata kuliah ini.
2. Kak Khansa Zahrani, selaku asisten dosen mata kuliah Kimia Analitik
yang telah membantu kami dalam pemeriksaan tugas dan memberi
informasi terkait cara menyelesaikan tugas dan makalah.
3. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh rekan
mahasiswa serta seluruh kalangan masyarakat. Namun, kami menyadari bahwa
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dari segi ilmiah maupun
penyajiannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
........................................................................... 2
: PENDAHULUAN ................................................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG
BAB II
................................................................ 4
: ISI
....................................................................................... 5
2.1 Topik 1
....................................................................................... 5
SOAL 1
....................................................................................... 5
SOAL 2
....................................................................................... 6
SOAL 3
....................................................................................... 7
SOAL 4
....................................................................................... 10
SOAL 5
....................................................................................... 11
2.2 Topik 2
....................................................................................... 14
SOAL 1
....................................................................................... 14
SOAL 2
....................................................................................... 15
SOAL 3
....................................................................................... 17
SOAL 4
....................................................................................... 19
SOAL 5
....................................................................................... 22
2.3 Topik 3
....................................................................................... 24
BAB III
: PENUTUP ........................................................................... 36
3.1 KESIMPULAN
........................................................................... 36
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
2.1 Topik 1
SOAL 1
Bagaimana para penambang tersebut menggunakan merkuri dalam melakukan
kegiatan penambangan emas?
Kegiatan
penambangan
emas
secara
tradisional
masih
Mereka umumnya terpapar lewat kontak langsung dengan kulit, mengirup uap
merkuri, dan terbiasa mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi merkuri.
SOAL 2
Mengapa hal ini mengkhawatirkan para pengamat aktivis lingkungan dan
masyarakat lain di sekitarnya?
Dampak Merkuri bagi Kesehatan
a) Merkuri elemental
Apabila terhisap melalui hidung bisa menyebabkan keracunan. Apabila
tertelan, normalnya tidak ada efek toksik karena absorpsinya yang rendah
kecuali apabila tersimpan dalam waktu lama di saluran pencernaan.
Apabila kasus ini terjadi, maka efek yang akan terjadi antara lain mual,
muntah, diare, dan keram perut. Efek lanjutnya dapat merusak saraf pusat
dan akan menyebabkan tremor dan hilang ingatan.
b) Merkuri anorganik
Merkuri jenis ini dapat diabsorpsi lewat saluran pencernaan, paru-paru,
dan kulit sehingga apabila tertelan dapat langsung menimbulkan efek
seperti sakit perut, rasa logam dan rasa panas dalam perut, hipersalivasi,
mual, muntah, bahkan efek lanjutnya dapat menyebabkan gagal ginjal akut
dalam waktu 24 jam.
c) Merkuri organik
Dampak merkuri jenis ini pada saluran pencernaan dalam tubuh lebih
ringan dari merkuri anorganik, tetapi dampaknya terhadap sistem saraf
jauh lebih besar. Dampak yang akan terjadi seperti sulit bicara, halusinasi,
hilang ingatan, gangguan tidur, gangguan pendengaran dan gangguan
penglihatan. Efek lanjutnya adalah dapat menyebabkan koma bahkan
kematian.
SOAL 3
Bila anda termasuk dalam tim independen yang meneliti kasus ini, dan anda
menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrofotometry) untuk menganalisis
kandungan merkuri, rancangan penelitian apa yang akan anda lakukan?
A. Latar Belakang
Sejak atom untuk dasar absorbs atomic tidak tersedia secara bebas, keadaan dasar dalam
suhu ruangan, panas harus diterapkan dalam sampel untuk memecah ikatan atom dalam
molekul besar menjadi beberapa molekul kecil. Pengecualian hal ini terjadi pada merkuri.
Atom merkuri bebas tersedia pada suhu ruangan dan demikian merkuri dapat diukur
dengan abrosbsi atomic tanpa pemanasan sampel sel.
B. Bagian dan Instrumen
Komponen penyusun Cold Vapor Atom Absorption Spectroscopy
C. Prosedur Analisis
1. Preparasi Sampel
Adal dua metode sistem oksidasi basah yang dalapt dilakukan dalam
preparasi sampel yaitu High Pressure Ashing dan Microwave Digestion
namun Microwave Digestion yang sering dipakai kerena penyiapan sampel
D. Keunggulan
Instrumen CVAAS modern memiliki keunggulan yang berupa sensitive, otomatis
peralatan yang kecil, observasi yang cepat, dan murah dibanding dengan spectrometer
api. Sekarang CVAAS mendeteksi hingga bagian bagian terkecil per triliun,
menganalisa sampel hingga 1 menit, langkah pengoperasian yang sederhana, dan
peralatan yang hanya butuh ruang seluas 2 kaki persegi.
SOAL 4
Teknik pengambilan data analisis apa yang akan anda lakukan dengan metode
AAS ini?
Teknik pengambilan data analisis yang akan digunakan dalam analisis
kandungan merkuri dengan metode AAS kalo ini adalah metode standar tunggal.
Metode ini sangat mudah dan praktis karena hanya menggunakan sebuah larutan
standar yang telah diketahui nilai konsentrasinya (Cstd). Kemudian, nilai
absorbansi larutan standar dan larutan sampel diukur menggunakan alat
spektrometer. Data nilai absorbansi kemudian diolah berdasarkan persamaan
Hukum Beer sebagai berikut,
sementara,
sehingga,
dengan A adalah nilai absorbansi larutan dan C adalah nilai konsentrasi larutan.
Maka, dengan mengukur nilai absorbansi kedua larutan (standar dan
sampel), konsentrasi larutan sampel dapat dicari.
10
SOAL 5
Bila pihak lain meragukan kecanggihan AAS yang anda gunakan, bagaimana
meyakinkan pihak tersebut? Jelaskan lebih rinci karena orang yang anda hadapi
tidak tahu sama sekali mengenai metode AAS
Definisi, Bagian dan Prinsip Kerja AAS (Atomic Absorption
Spectrofotometry)
Spektrofotometri Serapan Atom atau yang dalam bahasa inggris disebut
AAS adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan
unsur-unsur logam dan metalloid yang pengukurannya berdasarkan penyerapan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas
(Skoogen al., 2000). Metode ini sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi
rendah. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode
spektrofotoskopi emisi konvensional. Memang selain dengan metode serapan
atom, unsur-unsur dengan energy eksitasi rendapat dapat juga dianalisis dengan
fotometri nyala, akan tetapi fotometri nyala tidak cocok untuk unsur-unsur dengan
energy eksitasi tinggi.
Prinsip kerja AAS adalah absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom tersebut
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya. Sinar yang diserap biasanya ialah sinar ultraviolet dan sinar tampak.
Hukum absorpsi sinar ultraviolet, sinar tampak maupun inframerah, juga berlaku
pada SSA. Perbedaan analisi Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dengan
spektrofotometri molekul adalah peralat dan bentuk spectrum absorpsinya. Setiap
alat AAS (dalam bahasa inggris) atau SSA terdiri atas tiga komponen utama,
yaitu:
1. Unit atomisasi (atomisasi dengan nyala dan tanpa nyala)
2. Sumber radiasi
3. Sistem pengukur fotometri
Sistem atomisasi dengan nyala biasanya menggunakan udara asetilen dan nitous
oksida-asetilen.
Biasanya
sampel
akan
11
diubah
menjadi
aerosol
dngan
b. Tabung gas
Tabung gas ini berisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran
suhu kurang lebih 2000 K da nada juga tabung gas yang berisi gas N2O
yang lebih panas dari gas asetilen,
c. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa
pembakaran pada AASm yang langsung dihubungkan pada atap bangunan,
agar asap yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan.
12
d. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan unit utama, karena alat
ini berfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh
AAS pada waktu pembakaran atom.
e. Burner
Burner merupakan bagian paling penting dalam unit utama karena burner
berfungsi sebagai tempat pencampuran gas asetilen dan aquabides agar
tercampur merata.
f. Monokromator
Monokromator berfungsi untuk mengisolasi salah satu garis resonansi atau
radiasi dari sekian banyak spectrum uang dihasilkan oleh lampu pijar
hollow cathode atau untuk mengubah sinar polikromatis menjadi sinar
monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran.
g. Detektor
Detector ada dua macam yaitu detector foton dan detector panas. Detector
panas biasa dipakai untuk mengukur radiasi inframerah termasuk
termokopel dan bolometer. Detector foto biasanya bekerja berdasarkan
efek fotolidtrik, dalam hal ini setiap foto akan membebaskan elektro (satu
foto satu elektro) dari bahan yang sensitive terhadap cahaya.
13
2.2 Topik 2
SOAL 1
Mengapa banyak pedagang bakso yang menggunakan bahan-bahan aditif tersebut
untuk produk makanan mereka?
Zat aditif makanan adalah semua baha yang ditambahkan ke dalam makanan selama
proses pengolahan, penyimpanan, atau pengepakan makanan. Pada awalnya, orang hany
menggunakan bahan aditif makanan yang alami, seperti gula, cabai, kunyit, garam dan
merica. Akan tetapi, dengan perkembangan industri makanan yang membutuhkan
makanan dalam jumlah yang besar dan waktu penyimpanan yang lebih lama, orang mulai
memproduksi dan menggunakan bahan sitetis. Berdasarkan fungsinya, zat aditif makanan
dapat digolongkan ke dalam pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, antioksidan,
penambah gizi, pengemulsi, pengatur keasaman, pembentu serat, anti kempal, pemutih
atau
pemucat,
perenyah,
pengisi,
pemantap,
zat
pengering,
pencegah
buih,
Keuntungan dari penggunaan zat aditif untuk makanan adalah dapat meningkatkan
mutu makanan. Zat aditif berguna untuk membuat makanan memiliki bentuk yang lebih
menarik dengan rasa yang enak, rupa dan konsentrasinya baik serta awet. Namun
penggunaan bahan aditif diatur dalam UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan Pasal 10
ayat 1 dan 2 yang intinya untuk melindungi konsumen agar penggunaan bahan tambahan
(zat aditif) makanan tersebut benar-benar aman dikonsumsi.
Undang-undang tersebut diluncurkan untuk mengurangi pengaruh negative zat aditif
terhadap kesehatan. Beberapa zat aditif akan bersifat karsionogenik (dapat menyebabkan
kanker) jika digunakan berlebihan, mengakibatkan gangguan pada sistem saraf, ginjal,
hati dan kulit, gejala pendarahan di lambung, gangguan stimulasi saraf pusat dan lainlain.
14
SOAL 2
Dapatkah Anda menjelaskan efek berbahaya dari penggunaan formalin dan fosfat
dalam makanan bakso bagi kesehatan?
Bila terhirup
Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada
hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk. Kerusakan jaringan dan luka pada
saluran pernafasan seperti radang paru dan pembengkakan paru. Tanda-tanda
lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada, yang
berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah. Pada
konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
Bila tertelan
Mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan
diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala,
hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu
juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem
susunan syaraf pusat dan ginjal.
15
Bila terhirup
Sakit kepala, gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang
selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada
paru.
Efek
neuropsikologis
keseimbangan
terganggu,
meliputi
kehilangan
gangguan
tidur,
konsentrasi
dan
cepat
marah,
daya
ingat
Bila tertelan
iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa
terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.
16
SOAL 3
Bila Anda termasuk dalam anggota tim yang meneliti tentang kadar formalin
dalam daging bakso dan Anda menggunakan spektrofotometri UV-Vis, rancangan
penelitian apa yang akan Anda lakukan?
Penelitian dirancang dengan tujuan mengetahui kadar formalin dalam
daging bakso. Oleh karena itu, analisis yang digunakan ialah analisis kuantitatif
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian ini meliputi :
a) Pengambilan sampel (sampling)
b) Pembuatan sampel analisis
c) Pembuatan pereaksi Nash
d) Analisis Spektrofotometri UV-Vis
e) Analisis kurva kalibrasi
untuk
analisis
spektrofotometri
UV-Vis
atau
disebut
juga
17
5) Gelas kimia dibilas dengan aquades bebas ion dan dimasukkan ke dalam labu
destilasi sehingga nanti dalam labu destilasi mengandung aquades bebas ion
100 mL.
6) Campuran tersebut didestilasi sampai keluar destilat sebanyak 5 mL. Destilat
inilah yang menjadi sampel dalam analisis spektrofotometri UV-Vis.
7) Prosedur di atas diulang sebanyak 3 kali. Tujuannya ialah untuk memperoleh
variasi data dari sampel yang digunakan.
18
Kurva kalibrasi diperoleh dari tingkat absorbansi sampel dan blangko pada
panjang gelombang maksimum dengan berbagai variasi sampel. Kemudian dari
kurva kalibrasi tersebut, kita dapat memperoleh konsentrasi formalin dalam
bakso dari persamaan garis pada kurva. (lebih detailnya akan dijelaskan pada
pembahasan soal berikutnya)
.
SOAL 4
Bagaimana anda melakukan analisis kuantitatif suatu senyawa dengan
menggunakan
metode
spektrofotometri
UV-Vis?
Berikan
suatu
contoh
Measured absorbance
5.00
0.150
10.00
0.310
15.00
0.440
20.00
0.600
25.00
0.760
Dari table ini ditentukan bahwa nilai konsentrasi standar adalah nilai x dan nilai
adsorbansi bernilai y pada persamaan y = mx a. Dari table 1 didapatkan nilai persamaan
linear :
y = 0,0302x 0,001 (1)
Persamaan (1) merupakan nilai persamaan garis dari kurva kalibrasi standar. Apabila
digambarkan dalam grafik, maka didapatkan grafik seperti berikut.
19
Measured adsorbance
0.00
0.240
5.00
0.437
10.00
0.621
15.00
0.809
20.00
1.009
20
Menggunakan regresi linear kita dapat menentukan kadar Fe3+ dalam 10 mL sampel.
Untuk menggunakan metode ini ditentukan nilai x pada persamaan y = mx a sebagai
nilai volume standar yang ditambahkan dan y sebagai nilai absorbansi yang didapatkan.
Persamaan dari garis dapat didaptakan dengan persamaan
As = mVs + b (3)
dimana m = kCs dan b = kVxCx
Sehingga didapatkan nilai
21
SOAL 5
Bagaimana anda meyakinkan teman-teman dalam tim bahwa penggunaan
spektroskopi UV-Vis dalam menentukan kadar formalin ini sudah tepat? Jelaskan
lebih rinci mengenai metode ini!
22
23
2.3 Topik 3
Berikan penjelasan mengenai masing-masing mengenai spektra diatas. Berikan
kesimpulan struktur senyawa yang dianalisa beserta argumentasinya!
PETRODIESEL
Minyak diesel adalah hasil produksi dari minyak bumi dan kadang-kadang
disebut sebagai petrodiesel, namun saat ini telah dikenal bahan bakar diesel yang
bersumber pada minyak nabati yang disebut biodiesel. Petrodiesel adalah suatu
campuran hidrokarbon yang diperoleh dari hasil destilasi bertingkat dari crude oil
pada suhu antara 200 derajat Celsius dan 350 derajat Celsius pada tekanan
atmosfir.
lebih ekonomis
lebih aman
sangat beracun
24
BIODIESEL
Biodiesel adalah suatu bahan bakar diesel alternatif yang berasal dari
sumber terbaharui (bio = makhluk hidup) seperti minyak nabati, lemak hewani,
minyak jelantah (minyak yang telah digunakan untuk memasak), hingga sumber
terkini yaitu alga. Biodiesel tidak mengandung bahan-bahan minyak bumi
layaknya petrodiesel, namun dapat dikombinasikan dengan petrodiesel. Biodiesel
bukan merupakan minyak sayur mentah, melainkan diolah sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan pada mesin diesel pada kendaraan bermotor. Biodiesel
juga berbeda dengan etanol/bioetanol karena memiliki komposisi dan fungsi yang
berbeda dengan etanol. Tetapi, biodiesel dan bioetanol termasuk ke dalam biofuel,
yaitu bahan bakar alami.
1. Keunggulan Biodiesel
Berikut beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan
biodiesel :
a) Angka setana (cetane number) tinggi, yaitu >50. Semakin tinggi angka setana,
semakin cepat dan efektif pembakaran yang terjadi pada mesin diesel, sehingga
semakin baik efisiensi termodinamisnya.
b) Titik kilat tinggi, yaitu suhu terendah yang dapat menyebabkan uap biodiesel
menyala, sehingga biodiesel lebih aman dari bahaya kebakaran (faktor resiko
lebih rendah).
c) Tidak mengandung emisi sulfur dan benzena yang bersifat karsinogen.
d) Dapat diurai secara alami karena terbuat dari bahan alami (biodegradable)
e) Viskositas lebih tinggi sehingga kualitas pelumasan pada mesin lebih baik.
f) Mudah dicampur dengan petrodiesel biasa (solar).
g) Penambahan biodiesel 5%-10% sudah mampu mengurangi angka jumlah kadar
asap hitam dan gas buang mesin diesel secara signifikan.
h) Tidak memerlukan modifikasi mesin yang ada.
i) Emisi lebih rendah dibandingkan petrodiesel.
25
Emisi
Satuan
Biodiesel
Petrodiesel
SO2
ppm
78
-100
CO
ppm
10
40
-75
NO
ppm
37
64
-42
NO2
ppm
O2
%-b
6,6
-9
Total partikulat
Mg/Nm3
0,25
5,6
-96
Benzena
mg/Nm3
0,3
5,01
-99,9
Toluena
mg/Nm
0,57
2,31
-99,9
Xylene
mg/Nm3
0,73
1,57
-99,9
Etilbenzena
mg/Nm3
0,3
0,73
-59
(%)
2. Kekurangan Biodiesel
Berikut beberapa kekurangan dari penggunaan biodiesel :
a) Biodiesel saat ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi tingkat kebutuhan pangan
dan harga pangan. Hal ini karena sumber biodiesel dianggap masih potensial
digunakan untuk bahan pangan dan kebutuhan sehari-hari.
b) Ketergantungan biodiesel pada bahan pangan seperti kedelai dan jagung juga
mempengaruhi penggunaan lahan untuk menanam tanaman tersebut. Hal ini dapat
meningkatkan jumlah lahan terbuka baru (overfarming).
c) Biodiesel 20 kali lebih rentan terhadap kontaminasi air dibanding petrodiesel. Hal
ini dapat menyebabkan korosi, kerusakan filter, pitting pada piston, dan
sebagainya.
d) Biodiesel lebih mahal dari petrodiesel.
e) Kandungan energi yang dihasilkan biodiesel lebih sedikit dibanding petrodiesel.
f) Biodiesel dapat melepas oksida nitrogen di udara yang dapat menyebabkan
pembentukan kabut asap.
26
SPEKTROFOTOMETRI MASSA
A. Definisi Spektrofotometri MS
Spektrofotometri massa tidak seperti metoda spektroskopi yang lain, tidak
melibatkan interaksi antara radiasi elektromagnetik dan materi. Teknik ini
merupakan teknik analisis instrumental untuk membantu identifikasi dan elusidasi
struktur molekul senyawa murni berdasarkan massa milik relative ionnya/ion
fragmennya. Spektrofotometer massa adalah alat untuk menentukan struktur
kimia dari molekul organic berdasarkan perhitungan massa dari molekul tersebut
serta pola fragmentasinya.
B. Prinsip Dasar Spektrofotometri MS
Dalam spektrofotometri massa, molekul sampel dalam fase uap dibombardir
dengan electron berenergi tinggi (70 eV) yang menyebabkan lepasnya satu
molekul electron dari kulit valensi molekul tersebut. Molekul yang kehilangan
satu electron akan menjadi suatu kation radikal
M + e- M+ + 2eTahap ini dinamakan ionisasi. Kation radikal hasil ionisasi mengandung semua
atom atom dari molekul dan disebut ion molekul, dan dinyatakan dengan M+.
Sebagian hasil dari tabrakan dengan electron berenergi tingg, ion molekul akan
mempunyai energy yang tinggi dan dapat pecah menjadi fragmen yang lebih kecil
(kation, radikal, atau molekul netral).
M+ m1+ + m2 atau m1+ + m2
Contoh fragmentasi :
27
ABC+ AB+ + C A + B+ + C
Ion molekul, ion fragmen, dan ion radikal fragmen dipisahkan menggunakan
medan magnet sesuai dengan perbandingan massa/muatannya (m/z), dan
menghasilkan arus listrik (arus ion) pada kolektor/detektro yang sebanding
dengan kelimpahan relatifnya. Fragmen dengan m/z yang besar akan turun
terlebih dahulu diikuti fragmen dengan m/z yang lebih kecil. Partikel netrial (yang
tak bermuatan) yang dihasilkan dalam fragmentasi tidak terdeteksi secara
langsung dalam spectrometer massa. Kebanyakan kation yang dihasilkan dalam
spectrometer massa mempunyai muatan = 1 (z = 1), sehingga m/z secara langsung
menunjukkan massa dari kation tersebut
C. Instrumen dan Cara Kerja Spektrofotometri MS
Secara sederhana, instrument spektrofotometri massa dapat digambarkan dalam
skema pada gambar 2
28
b. Analyzer
Merupakan alat pendispersi yang berfungsi sama seperti prisma. Disperse
ini didasarkan pada massa partikel partikel bermuatan. I
Secara ringkas cara kerja dari alat spektrofotometri massa dapat dijelaskan
sebagai berikut. Sampel diuapkan di bawah vakum dan diionkan menggunakan
berkas electron. Ion sampel dipercepat menggunakan medan listrik memasuki
analyzer dan dilalukan dalam medan magnet. Dalam kekuatan medan magnet
yang diberikan, hanya ion ion positif dan radikal positif akan difokuskan ke
detector, sedang ion ion yang lain (radikal netral) akan dibelokkan ke dinding
tabutn. Ion dengan m/z lebih besar kana mencapai detector lebih dulu diikuti m/ z
yang lebih kecil. Arus listrik yang diterima detector akan diperkuat dan spectrum
massa dari sampel akan direkam.
SPEKTROFOTOMETRI INFRAMERAH
29
1.
2.
Instrumen
Sumber Radiasi
Monokromator
Sampel Kompartemen
Detektor
Amplifier
Recorder
30
3.
Hampir semua senyawa yang memiliki ikatan kovalen, baik senyawa organik
maupun
anorganik,
akan
menyerap
berbagai
frekuensi
radiasi
31
(sumber: ilmukimia.org)
4.
Analisis Kualitatif
Identifikasi gugus fungsi yang baik dapat menggunakan tabel korelasi. Hal ini
berguna untuk mengklasifikasikan daerah ke dalam tiga hingga 4 daerah yang
lebar. Berikut adalah kategorinya:
1.
2.
3.
Analisis Kuantitatif
Penentuan analisis kuantitatif IR menggunakan Hukum Beer. Absorbansi zat yang
tidak diketahui jumlahnya ditentukan dengan cara spektrofotometri simultan.
Hukum Beer tidak dapat digunakan pada nilai absorbansi yang tinggi,
sehingga digunakan metode empiris.
Kebanyakan penggunaan spektroskopi IR dalam analisis kuantitatif adalah untuk
menganalisis kandungan udara, misalnya kandungan polutan dalam udara.
5.
Kelebihan:
1.
2.
Dapat digunakan untuk identifikasi gugus fungsi tertentu dari suatu molekul.
3.
Spektrum infra merah yang diberikan untuk suatu senyawa bersifat unik
sehingga dapat digunakan sebagai sidik jari dari senyawa tersebut.
Kekurangan:
32
1.
Dalam analisis kuantitatif, tidak adanya hubungan antara Hukum Beer dan
kompleksitas spektrum sehingga tumpang tindihnya puncak-puncak.
2.
13
33
Perbedaan energi antara dua keadaan magnet ini diberikan oleh persamaan:
E = hH/2
Dimana H adalah kuat medan magnet luar, h adalah tetapan planck, adalah
tetapan khas bagi jenis inti tertentu atau namanya adalah rasio giromagnetik
(untuk proton nilainya adalah 2,6752 x 108 kg-1s A.
Secara prinsip, frekuensi gelombang elektromagnetik yang diserap ditentukan
oleh kekuatan magnet dan jenis inti yang diamati. Namun, perubahan kecil dalam
frekuensi diinduksi oleh perbedaan lingkungan kimia tempat inti tersebut berada.
Perubahan ini disebut pergeseran kimia.
34
Dengan:
a. Metilen R-CH2-R
b. Aldehid C=O
c. Karboksilil C-O
35
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan dalam makalah ini
antara lain :
-
Spektra yang diberikan menunjukkan adanya gugus asam alkanoat (RCOOH) dan ester (R-COO-R)
DAFTAR PUSTAKA
H. Bangun. 2014. Pengaruh Kadar Merkuri (Hg) dalam Urin Terhadap Fungsi
Ginjal pada Penambang Emas Tradisional di Desa Panton Luas
Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Dari laman
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/39808. (Diakses pada Senin,
03 November 2014)
Lestarisa, Trilianty. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keracuna
Merkuri (Hg) pada Penambang Emas Tanpa Ijin (PETI) di Kecamatan
Kerun, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Dari laman
http://eprints.undip.ac.id/23859/1/TRILIANTY_LESTARISA.pdf.
(Diakses pada Senin, 03 November 2014)
36
Olson, Randy. 2012. Penambangan Emas Picu Pemcemaran Merkuri. Dari laman
http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/05/penambangan-emas-picupencemaran-merkuri. (Diakses pada Senin, 03 November 2014)
Aswad, Muhammad dkk. 2011. Validasi Metode Spektrofotometri Sinar Tampak
untuk
Analisis
Formalin
dalam
Tahu.
Dari
laman
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=29887&val=2174.
(Diakses pada Sabtu, 15 November 2014)
Padmaningrum, Regina Tutik dan Dyah Purwaningsih. 2007. Analisis Kadar Gizi
dan Zat Aditif dalam Bakso Sapi Dari Beberapa Produsen. Dari laman
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Regina%20Tutik%20Pad
maningrum,%20Dra.,%20M.Si./Analisis_gizi_Bakso_Regina_Tutik_%20
P.pdf. (Diakses pada Senin, 03 November 2014)
Americas Advanced Biofuel. 2014. Biodiesel. Dari laman http://biodiesel.org.
(Diakses pada Minggu, 09 November 2014)
Anonim.
Biodiesel.
Dari
laman
engineer.digitalzones.com/biodiesel.html. (Diakses
November 2014)
Beer,
Tom
dkk.
2008.
Biodiesel
from
Algae.
Dari
laman
http://www.unapcaem.org/publication/bioenergy.pdf. (Diakses pada
Minggu, 16 November 2014)
http://chemicalpada Senin 10
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2011. Biodiesel dari Algae. Dari
laman
http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?option=com_content
"Spektrofotometri
Infra
Merah"
digilib.itb.ac.id/file/diks1/622/jbptitbpp-gdl-
37