PENDAHULUAN
BAB II
SKIZOFRENIA
II.1
Definisi
Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas,serta
sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik,fisik dan sosial budaya.Pada
umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi,serta
oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted).Kesadaran yang jernih (clear
consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara ,walaupun kemunduran kognitif
tertentu dapat berkembang kemudian.2,4
II.2
Epidemiologi
Di Amerika Serikat prevalensi skizofrenia seumur hidup dilaporkan secara bervariasi terentang dari 1
sampai 1,5 % konsisten dengan rentang tersebut , penelitian Epidemiologi Catchment Area (ECA) yang di
sponsori oleh National Institute of Mental Health (NIMH) melaporkan prevalensi seumur hidup sebesar
1,3 %.5,6
1. Usia dan Jenis Kelamin
Prevalensi skizofrenia sama antara laki-laki dan wanita.Tetapi berbeda dalam onset dan
perjalanan penyakit dimana laki-laki memiliki onset paling awal daripada wanita.Usia puncak
onset untuk laki-laki adalah 15-25 tahun,untuk wanita 25-35 tahun atau sesudah 50 tahun tetapi
sangat jarang
2. Musim Kelahiran
Di Amerika Serikat orang skizofrenia lebih sering dilahirkan di bulan januari sampai april
(musim dingin dan awal musim semi).Hal ini menunjukkan adanya hipotesis spesifik musim
seperti bekerja ,virus atau perubahan musiman dan makanan.
3. Distribusi Geografis
Scara historis,prevalensi skizofrenia di Timur Laut dan Barat Amerika Serikat lebih tinggi
daripada daerah lainnya .Beberapa ahli menginterpresentasikan kantung geografis untuk
skizofrenia tersebut sebagai dukungan untuk penyebab infektif (contoh: virus) dari skizofrenia.
4. Angka Reproduksi
Jumlah anak yang dilahirkan dari orang tua skizofrenik menjadi dua kali lipat dari tahun 19351955.
5. Penyakit Medis
2
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa sampai 80 % dari semua pasien skizofrenik
mempunyai penyakit medis yang signifikan yang terjadi bersama-sama dan sampai 50 % keadaan
tersebut mungkin tidak terdiagnosis.5,6
II.3
Etiologi
Belum ditemukan etiologi yang pasti mengenai skizofrenia.Skizofrenia kemungkinan merupakan
suatu kelompok gangguan dengan penyebab yang berbeda dan secara pasti memasukkan pasien yang
gambaran klinisnya,respons pengobatannya, dan perjalanan penyakitnya adalah bervariasi.1,5,6
Ada beberapa etiologi yang dilaporkan berdasarkan penelitian 1,5,6:
1. Biologi
Daerah otaku tama yang terlibat dalam skizofrenia adalah struktur limbic ,lobus frontalis dan
ganglia basalis,thalamus dan batang otak juga terlibat karena peranan thalamus sebagai
mekanisme pengintegrasi dan kenyataan bahwa batang otak tengah adalah lokasi utama bagi
neuron aminergik asenden.Lokasi menunjukkan gangguan perilaku yang ditemui pada
skizofrenia,misalnya gangguan hipokampus dikaitkan dengan impermen memori dan atopi lobus
frontalis dihubungkan dengan gejala negative skizofrenia.
2. Biokimia
Hipotesis yang paling banyak adalah adanya gangguan neurotransmitter sentral yaitu terjadinya
peningkatan aktifitas dopamine sentral.
3. Genetik
Sesuai dengan penelitian hubungan darah(konsanguitas),skizofrenia adalah gangguan yang
bersifat keluarga.Semakin dekat hubungan kekerabatan semakin tinggi resiko.Pada penelitian
anak kembar,kembar monozigot mempunyai resiko 4-6 kali lebih sering menjadi sakit bila
dibandingkan kembar dizigot.
4. Psikososial
Jika skizofrenia adalah suatu penyakit dari otak ,maka kemungkinan penyakit ini sejalan dengan
penyakit dari organ lain (contoh :infark miokardium dan diabetes) yang perjalanannya
dipengaruhi oleh stress psikososial ,juga sejalan dengan penyakit kronis lainnya (contoh :PPOK).
Jadi ,klinis harus mempertimbangkan faktor psikologis yang mempengaruhi skizofrenia.
5. Keluarga
Kekacauan dan dinamika keluarga memegang peranan penting dalam menimbulkan kekambuhan
dan mempertahankan remisi.Pasien yang pulang ke rumah lebih sering relaps dibandingkan
pasien yang ditempatkan di panti penitipan.Pasien yang beresiko adalah pasien yang tinggal
3
Gejala positif
Pendataran afektif
Halusinasi
Alogia
Waham
Perilaku aneh
Anhedonia-asosialitas
Atensi
Skizofrenia Paranoid
Gambaran klinis didominasi waham-waham yang secara relative stabil,sering bersifat
paranoid,disertai halusinasi terutama halusinasi pendengaran gangguan persepsi .
Skizofrenia Hebefrenik
Skizofrenia dengan perubahan afektif tampak jelas dan secara umum juga dijumpai waham dan
halusinasi yang bersifat mengambang serta terputus-putus,perilaku yang tak bertanggung jawab
dan tak dapat diramalkan,serta umumnya mannerism.
Skizofremia Katatonik
Gangguan psikomotor yang menonjol seperti hiperkinesis dan stupor,atau antara sifat penurut
yang otomatis dan negatifisme.
Skizofrenia Residual
Suatu stadium kronis dalam perkembangan suatu gangguan skizofrenia dimana telah terjadi
progresi yang jelas dari stadium awal ke stadium lebih lanjut yang ditandai secara khas oleh
gejala-gejala negative jangka panjang,walaupun belum belum tentu irreversible.
Skizofrenia Simpleks
Suatu kelainan yang tidak lazim dimana ada perkembangan yang bersifat perlahan tetapi progresif
mengenai keanehan tingkah laku,ketidakmampuan untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan
penurunan kinerja secara menyeluruh.
Skizofrenia lainnya
Termasuk skizofrenia senestopatik,gangguan skizofrenia YTT
II.6 Diagnosis
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia edisi ketiga (PPDGJ III) dan
Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa membagi simtom skizofrenia dalam kelompok-kelompok penting
dan yang sering terdapat secara bersama-sama untuk diagnosis.Kelompok simtom tersebut 2,4 :
a. Thought echo,though insertion,thought withdrawal dan thought broadcasting.
b. Waham dikendalikan,waham dipengaruhi atau passivity yang jelas merujuk pada pergerakan
tubuh atau pergerakan anggota gerak atau pikiran,perbuatan atau perasaan khusus dan persepsi
delusional
c. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien atau
mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri,atau jenis suara halusinasi lain yang
berasal dari satu bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta sama
sekali mustahil,seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau politik atau kekuatan dan
kemampuan manusia super (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan
makhluk asing dari dunia lain).
e. Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas,apakah disertai baik oleh waham yang
mengembang /melayang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,ataupun
oleh ide-ide berlebihan yang menetap atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu
atau berbulan-bulan terus-menerus.
f.
Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan,atau neologisme.
Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek
perilaku perorangan,bermanifestasi sebagai hilangnya minat,tak bertujuan ,sikap malas ,sikap
berdiam diri dan penarikan diri secara social.
Pedoman diagnostic
Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia harus ada sedikitnya satu simtom tersebut di atas yang
amat jelas (dan biasanya dua simtom atau lebih,apabila simtom tersebut kurang tajam atau kurang jelas)
dari simtom yang termasuk salah satu dari kelompok (a) sampai dengan (d) tersebut diatas ,atau paling
sedikit dua simtom dari kelompok (e) sampai dengan (h) yang harus selalu ada secara jelas selam kurun
waktu satu bulan atau lebih.2,4
II.7 Pengobatan
Skizofrenia diobati dengan antipsikotika (AP).Obat ini dibagi dalam 2 kelompok,berdasarkan
mekanisme kerjanya, yaitu dopamine receptor antagonis (DRA) atau antipsikotika generasi I (APG I) dan
serotonin-dopamine antagonis (SDA) atau antipsikotika konvensional atau tipikal sedangkan APG II
disebut juga antipsikotika baru atau atipikal.2
Standart emas baru dalam pengobatan skizofrenia adalah APG II meskipun harganya mahal tetapi
manfaatnya sangat besar.APG II bermanfaat baik untuk gejala positif maupun negatif.2
Jenis-jenis obat APG I.2
Nama Generik
Nama Dagang
Dosis
mg/hari
mg/hari
Phenothiazine
-
Chlorpromazine
Promactil
200-1000
50-400
Thioridazine
Melleril
200-800
50-400
Perphenazine
Trilafon
12-64
8-24
Trifluoperazine
Stelazine
10-60
4-30
Haldol
5-20
1-15
Orap
2-10
2-10
Butyrophenones
-
Haloperidol
DiphenylbutylPiperidines
Pimozide
Modecate inj
Haloperidole decanoate
Haldol decanoate
Olanzapine
Quetiapine
Ziprasidone
II.8 Prognosis
Adapun prognosis skizofrenia diklasifikasikan menjadi prognosis baik dan buruk yaitu :2,4
Prognosis baik
Prognosis buruk
Onset lambat
Onset muda
Onset akut
Riwayat
sosial,seksual
dan
pekerjaan
Menikah
Gejala negatif
Gejala positif
Banyak relaps
Riwayat penyerangan
BAB III
DEPRESI
III.1 Definisi
Depresi merupakan salah satu gangguan suasana perasaan (gangguan afektif/mood). Dimana
depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang
sedih
dan
gejala
penyertanya,
termasuk
perubahan
pada
pola
tidur
dan
nafsu
Faktor organobiologi
Faktor genetik
Faktor psikososial
Faktor kepribadian 1
Afek depresif
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.2,4
Tidur terganggu
Diagnosa
a) Episode Depresi Ringan
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya2,4
Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti episode depresi ringan
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok
Lamanya berlangsung 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat
cepat ,maka bias ditegakkan dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.
10
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruska kegiatan sosial,pekerjaan atau
urusan rumah tangga ,kecuali pada taraf yang sangat terbatas.2,4
Episode depresi berat yang memenuhi criteria diatas disertai waham,halusinasi atau
stupor depresif.Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa,kemiskinan atau
malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.
Halusinasi auditorik atau olfatorik, retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada
stupor.2,4
III.5 Penatalaksanaan.
Tujuan penatalaksanaan adalah
-
Rencana terapi bukan hanya untuk gejala,tetapi kesehatan jiwa pasien kedepan juga harus
diperhatikan.1
Farmakoterapi
Antidepresan diindikasikan pada pasien dengan episode depresi berat, contohnya adalah Selective
Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRIs), seperti fluoxetine, paroxetine (paxil) dan sertaline (Zoloft),
golongan lain misalnya bupropion,venalafaxine,nefazodone (serzone) dan mirtazapine (remeron).1
11
BAB IV
DEPRESI PASKA SKIZOFRENIA
IV.1 Definisi
Suatu episode depresif yang mungkin berlangsung lama dan timbul sesudah serangan
penyakit skizofrenia.Beberapa gejala skizofrenia harus tetap ada tetapi tidak lagi mendominasi
gambaran klinisnya.Gejala yang menetap ini dapat positif atau negatif ,walaupun biasanya yang
terakhir itu lebih sering.Sering kali kita sulit untuk memutuskan gejal-gejala pasien yang
manakah yang disebabkan oleh depresi dan yang mana yang disebabkan oleh medikasi
neuroleptika atau karena gangguan dorongan kehendak dan mendatarnya afek dari skizofrenia itu
sendiri.Gangguan depresif ini disertai oleh suatu peningkatan resiko bunuh diri.4
IV.2 Pedoman Diagnostik
Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :
a) Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria umum skizofrenia ) selama 12 bulan
terakhir
b) Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak ada lagi mendominasi gambaran
klinisnya)
c) Gejala-gejala depresif menonjoldan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode
depresif dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.
Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresif.Bila
gejala skizofrenia masih jelas dan menonjol,diagnosis harus tetap salah satu dari subtype
skizofrenia yang sesuai.4
IV.3 Penatalaksanaan
Pemakaian anti depresan dalam pengobatan gangguan depresif pascapsikotik dari skizofrenia
telah dilaporkan dalam beberapa penelitian.Kira- kira setengah dari bebrapa penelitian telah
melaporkan efek yang positif dan setengah penelitian lain tidak melaporkan adanya efek hilangnya
gejala depresif.Medikasi antidepresan kemungkinan menghilangkan ketidakmampuan sekarang ini
untuk membedakan pasien mana yang akan berespons dan pasien mana yang tidak berespons
terhadap anti depresan.1,2,3,4
12
DAFTAR RUJUKAN
1. Elvira,DS. Hadisukanto,G.Skizofrenia dan Gangguan Depresi.Dalam :Buku Ajar Psikiatri.
.Jakarta: Penerbit FK UI. Hal: 170-195 & 209-222
2. Depkes RI.1993.Skizofrenia dan Episode Depresif. Dalam :Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa III(PPDGJ III).Edisi Pertama.Hal :103-111 & 150-162.
3. Kaplan,HI.Sadock,BJ.2002.Depresi.Dalam :Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat.Jakarta :Widya
Medika.Hal: 227-232.
4. Rusdi M.2001.Skizofrenia dan Episode Depresif.Dalam :Buku Saku Diagnosis Gangguan
Jiwa.Jakarta :Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNIKA ATMAJAYA.Hal: 48-51 & 64-65.
5. Guze B.Gangguan Skizofrenia dan Psikosa Nonefektif lain.Dalam : Buku Saku Psikiatri (The
Handbook of Psychiatry).Jakarta : EGC.Hal : 114-122.
6. Kaplan,HI.Sadock,BJ.Skizofenia. Dalam :Buku Saku Psikiatri.Jilid 1.Jakarta : Binarupa
Aksara.Hal : 699-743.
13