Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering.Hampir 1% penduduk di dunia


menderita skizofrenia selama hidup mereka.Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir
atau dewasa muda.Gangguan skizotipikal memiliki banyak cirri khas dari gangguan skizofrenik dan
mungkin berkaitan secara genetik dengan skizofrenia ,namun demikian halusinasi,waham dan gangguan
perilaku yang besar dari skizofrenia sendiri tidak terdapat pada gangguan skizotipikal dan karenanya
gangguan ini tidak selalu menjadi perhatian medis.1,2
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan
yang sedih dan gejala penyertanya,termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,psikomotor,
konsentrasi, anhedonia serta gagasan bunuh diri.3
Depresi paska skizofrenia merupakan suatu episode depresif yang mungkin berlangsung lama dan
timbul sesudah depresif yang mungkin berlangsung lama dan timbul sesudah suatu serangan penyakit
skizofrenia.Beberapa gejala skizofrenik harus tetap ada tetapi tidak lagi mendominasi gambaran
klinisnya.2

BAB II
SKIZOFRENIA
II.1

Definisi
Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas,serta

sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik,fisik dan sosial budaya.Pada
umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi,serta
oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted).Kesadaran yang jernih (clear
consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara ,walaupun kemunduran kognitif
tertentu dapat berkembang kemudian.2,4
II.2

Epidemiologi
Di Amerika Serikat prevalensi skizofrenia seumur hidup dilaporkan secara bervariasi terentang dari 1

sampai 1,5 % konsisten dengan rentang tersebut , penelitian Epidemiologi Catchment Area (ECA) yang di
sponsori oleh National Institute of Mental Health (NIMH) melaporkan prevalensi seumur hidup sebesar
1,3 %.5,6
1. Usia dan Jenis Kelamin
Prevalensi skizofrenia sama antara laki-laki dan wanita.Tetapi berbeda dalam onset dan
perjalanan penyakit dimana laki-laki memiliki onset paling awal daripada wanita.Usia puncak
onset untuk laki-laki adalah 15-25 tahun,untuk wanita 25-35 tahun atau sesudah 50 tahun tetapi
sangat jarang
2. Musim Kelahiran
Di Amerika Serikat orang skizofrenia lebih sering dilahirkan di bulan januari sampai april
(musim dingin dan awal musim semi).Hal ini menunjukkan adanya hipotesis spesifik musim
seperti bekerja ,virus atau perubahan musiman dan makanan.
3. Distribusi Geografis
Scara historis,prevalensi skizofrenia di Timur Laut dan Barat Amerika Serikat lebih tinggi
daripada daerah lainnya .Beberapa ahli menginterpresentasikan kantung geografis untuk
skizofrenia tersebut sebagai dukungan untuk penyebab infektif (contoh: virus) dari skizofrenia.
4. Angka Reproduksi
Jumlah anak yang dilahirkan dari orang tua skizofrenik menjadi dua kali lipat dari tahun 19351955.
5. Penyakit Medis
2

Beberapa penelitian telah menemukan bahwa sampai 80 % dari semua pasien skizofrenik
mempunyai penyakit medis yang signifikan yang terjadi bersama-sama dan sampai 50 % keadaan
tersebut mungkin tidak terdiagnosis.5,6
II.3

Etiologi
Belum ditemukan etiologi yang pasti mengenai skizofrenia.Skizofrenia kemungkinan merupakan

suatu kelompok gangguan dengan penyebab yang berbeda dan secara pasti memasukkan pasien yang
gambaran klinisnya,respons pengobatannya, dan perjalanan penyakitnya adalah bervariasi.1,5,6
Ada beberapa etiologi yang dilaporkan berdasarkan penelitian 1,5,6:
1. Biologi
Daerah otaku tama yang terlibat dalam skizofrenia adalah struktur limbic ,lobus frontalis dan
ganglia basalis,thalamus dan batang otak juga terlibat karena peranan thalamus sebagai
mekanisme pengintegrasi dan kenyataan bahwa batang otak tengah adalah lokasi utama bagi
neuron aminergik asenden.Lokasi menunjukkan gangguan perilaku yang ditemui pada
skizofrenia,misalnya gangguan hipokampus dikaitkan dengan impermen memori dan atopi lobus
frontalis dihubungkan dengan gejala negative skizofrenia.
2. Biokimia
Hipotesis yang paling banyak adalah adanya gangguan neurotransmitter sentral yaitu terjadinya
peningkatan aktifitas dopamine sentral.
3. Genetik
Sesuai dengan penelitian hubungan darah(konsanguitas),skizofrenia adalah gangguan yang
bersifat keluarga.Semakin dekat hubungan kekerabatan semakin tinggi resiko.Pada penelitian
anak kembar,kembar monozigot mempunyai resiko 4-6 kali lebih sering menjadi sakit bila
dibandingkan kembar dizigot.
4. Psikososial
Jika skizofrenia adalah suatu penyakit dari otak ,maka kemungkinan penyakit ini sejalan dengan
penyakit dari organ lain (contoh :infark miokardium dan diabetes) yang perjalanannya
dipengaruhi oleh stress psikososial ,juga sejalan dengan penyakit kronis lainnya (contoh :PPOK).
Jadi ,klinis harus mempertimbangkan faktor psikologis yang mempengaruhi skizofrenia.
5. Keluarga
Kekacauan dan dinamika keluarga memegang peranan penting dalam menimbulkan kekambuhan
dan mempertahankan remisi.Pasien yang pulang ke rumah lebih sering relaps dibandingkan
pasien yang ditempatkan di panti penitipan.Pasien yang beresiko adalah pasien yang tinggal
3

bersama keluarga yang hostil,memperlihatkan kecemasan yang berlebihan,sangat protektif


terhadap pasien,terlalu ikut campur dan sangat pengeritik.

II.4 Gambaran Klinis


Skizofrenia sering memperlihatkan berbagai campuran gejala-gejala dibawah ini 1,6:
1. Gangguan Pikiran
Gangguan proses pikir : asosiasi longgar (ide pasien sering tidak menyambung), pemasukan
belebihan (arus pikiran mengalami gangguan), neologisme (pasien menciptakan kata-kata
baru),terhambat (pembicaraan sering tiba-tiba berhenti dan disambung lagi).
Gangguan isi pikir : waham (suatu kepercayaan palsu yang menetap yang tak sesuai dengan fakta
dan kepercayaan), tilikan ( pasien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhan terhadap
pengobatannya).
2. Gangguan Persepsi
Halusinasi (pendengaran,penglihatan ,penciuman dan perabaan).
Ilusi dan depersonalisasi : ilusi adalah misinterpretasi panca indra terhadap objek, depersonalisasi
adalah adanya perasaan asing terhadap diri sendiri ,derealisasi yaitu adanya persaan asing
terhadap lingkungan sekitar.
3. Gangguan Emosi
Afek tumpul atau datar : ekspresi emosi pasien sangat sedikit
Afek tak serasi :bersemangat atau kuat tetapi tidak sesuai dengan pembicaraan pasien
Afek labil :dalam jangka pendek terjadi perubahan afek yang jelas
4. Gangguan Perilaku
Berbagai perilaku tak sesuai atau aneh sering muncul seperti gerkan tubuh yang aneh,wajah dan
menyeringai,perilaku ritual,sangat ketol-tololan,agresif dan perilaku seksual yang tidak pantas.
Gejala skizofrenia juga diklasifikasikan menjadi gejala positif dan gejala negative.6
Gejala Negatif

Gejala positif

Pendataran afektif

Halusinasi

Alogia

Waham

Tidak ada kemauan apati

Perilaku aneh

Anhedonia-asosialitas

Gangguan pikiran formal positif

Atensi

II.5 Klasifikasi Skizofrenia


Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III dan Buku Saku
Gangguan Jiwa ,Klasifikasi Skizofrenia terdiri dari 2,4:

Skizofrenia Paranoid
Gambaran klinis didominasi waham-waham yang secara relative stabil,sering bersifat
paranoid,disertai halusinasi terutama halusinasi pendengaran gangguan persepsi .

Skizofrenia Hebefrenik
Skizofrenia dengan perubahan afektif tampak jelas dan secara umum juga dijumpai waham dan
halusinasi yang bersifat mengambang serta terputus-putus,perilaku yang tak bertanggung jawab
dan tak dapat diramalkan,serta umumnya mannerism.

Skizofremia Katatonik
Gangguan psikomotor yang menonjol seperti hiperkinesis dan stupor,atau antara sifat penurut
yang otomatis dan negatifisme.

Skizofrenia tak terinci


Kondisi-kondisi yang memenuhi kriteria skizofrenia tetapi tidak sesuai dengan satupun subtype
dari skizofrenia.

Depresi Paska Skizofrenia


Suatu episode depresi yang mungkin berlangsung lama dan timbul sesudah suatu serangan
penyakit skizofrenia.

Skizofrenia Residual
Suatu stadium kronis dalam perkembangan suatu gangguan skizofrenia dimana telah terjadi
progresi yang jelas dari stadium awal ke stadium lebih lanjut yang ditandai secara khas oleh
gejala-gejala negative jangka panjang,walaupun belum belum tentu irreversible.

Skizofrenia Simpleks
Suatu kelainan yang tidak lazim dimana ada perkembangan yang bersifat perlahan tetapi progresif
mengenai keanehan tingkah laku,ketidakmampuan untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan
penurunan kinerja secara menyeluruh.

Skizofrenia lainnya
Termasuk skizofrenia senestopatik,gangguan skizofrenia YTT

Skizofrenia yang tidak tergolongan

II.6 Diagnosis
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia edisi ketiga (PPDGJ III) dan
Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa membagi simtom skizofrenia dalam kelompok-kelompok penting
dan yang sering terdapat secara bersama-sama untuk diagnosis.Kelompok simtom tersebut 2,4 :
a. Thought echo,though insertion,thought withdrawal dan thought broadcasting.
b. Waham dikendalikan,waham dipengaruhi atau passivity yang jelas merujuk pada pergerakan
tubuh atau pergerakan anggota gerak atau pikiran,perbuatan atau perasaan khusus dan persepsi
delusional
c. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien atau
mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri,atau jenis suara halusinasi lain yang
berasal dari satu bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta sama
sekali mustahil,seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau politik atau kekuatan dan
kemampuan manusia super (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan
makhluk asing dari dunia lain).
e. Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas,apakah disertai baik oleh waham yang
mengembang /melayang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,ataupun
oleh ide-ide berlebihan yang menetap atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu
atau berbulan-bulan terus-menerus.
f.

Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan,atau neologisme.

g. Perilaku katatonik,seprti keadaan gaduh gelisah,sikap tubuh tertentu,atau fleksibilitas


sera,negitivisme,mutisme dan stupor.
h. Simtom negatif ,seperti sikap apatis ,pembicaraan terhenti dan respons emosional yang
menumpul atau tidak wajar,biasanya mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan social dan
menurunnya kinerja social ,tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika.
i.

Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek
perilaku perorangan,bermanifestasi sebagai hilangnya minat,tak bertujuan ,sikap malas ,sikap
berdiam diri dan penarikan diri secara social.

Pedoman diagnostic

Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia harus ada sedikitnya satu simtom tersebut di atas yang
amat jelas (dan biasanya dua simtom atau lebih,apabila simtom tersebut kurang tajam atau kurang jelas)
dari simtom yang termasuk salah satu dari kelompok (a) sampai dengan (d) tersebut diatas ,atau paling
sedikit dua simtom dari kelompok (e) sampai dengan (h) yang harus selalu ada secara jelas selam kurun
waktu satu bulan atau lebih.2,4
II.7 Pengobatan
Skizofrenia diobati dengan antipsikotika (AP).Obat ini dibagi dalam 2 kelompok,berdasarkan
mekanisme kerjanya, yaitu dopamine receptor antagonis (DRA) atau antipsikotika generasi I (APG I) dan
serotonin-dopamine antagonis (SDA) atau antipsikotika konvensional atau tipikal sedangkan APG II
disebut juga antipsikotika baru atau atipikal.2
Standart emas baru dalam pengobatan skizofrenia adalah APG II meskipun harganya mahal tetapi
manfaatnya sangat besar.APG II bermanfaat baik untuk gejala positif maupun negatif.2
Jenis-jenis obat APG I.2
Nama Generik

Nama Dagang

Dosis

akut Dosis pemeliharaan

mg/hari

mg/hari

Phenothiazine
-

Chlorpromazine

Promactil

200-1000

50-400

Thioridazine

Melleril

200-800

50-400

Perphenazine

Trilafon

12-64

8-24

Trifluoperazine

Stelazine

10-60

4-30

Haldol

5-20

1-15

Orap

2-10

2-10

Butyrophenones
-

Haloperidol

DiphenylbutylPiperidines
Pimozide

Long acting injectable prepation


Fluphenazine decanoate

Modecate inj

Haloperidole decanoate

Haldol decanoate

*dosis 12,5 mg setiap 1-4 minggu


*dosis 25-200 setiap 2-4 minggu

Jenis-jenis obat APG II :2


-

Clozapine dosisnya 150-600, Clozaril 150-400

Risperidone (risperdal) dosisnya 4-16 mg tetapi biasanya 4-8 mg

Olanzapine

Quetiapine

Ziprasidone

II.8 Prognosis
Adapun prognosis skizofrenia diklasifikasikan menjadi prognosis baik dan buruk yaitu :2,4
Prognosis baik

Prognosis buruk

Onset lambat

Onset muda

Faktor pencetus jelas

Tidak ada faktor pencetus

Onset akut

Onset tidak jelas

Riwayat

Riwayat sosial ,seksual dan pekerjaan

sosial,seksual

dan

pekerjaan

pramorbid yang baik

pramorbid yang buruk

Gejala gangguan mood (depresif)

Perilaku menarik diri,autistik

Menikah

Tidak menikah, bercerai,janda /duda

Riwayat keluarga gangguan mood

Riwayat keluarga skizofrenia

Sistem pendukung yang baik

Gejala negatif

Gejala positif

Tanda dan gejala neurologis

Riwayat trauma perinatal

Tidak ada remisi dalam 3 tahun

Banyak relaps

Riwayat penyerangan

BAB III
DEPRESI
III.1 Definisi
Depresi merupakan salah satu gangguan suasana perasaan (gangguan afektif/mood). Dimana
depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang
sedih

dan

gejala

penyertanya,

termasuk

perubahan

pada

pola

tidur

dan

nafsu

makan,psikomotor,konsentrasi, anhedonia,kelelahan,rasa putus asa dan tak berdaya,serta gagasan bunuh


diri.3
III.2 Epidemiologi
Insiden dan prevalensi.Gangguan depresi berat paling sering terjadi, dengan prevalensi seumur
hidup sekitar 15 %.
Jenis kelamin .Perempuan dua kali lipat lebih besar disbanding laki-laki.Diduga perbedaan
hormon, perbedaan stressor psikososial.
Usia .Rata-rata usia 40 tahun.
Status Perkawinan.paling sering terjadi pada orang yang tidak mempunyai hubungan
interpersonal yang erat atau pada mereka yang bercerai atau berpisah.
Faktor sosioekonomi dan budaya.Tidak ditemukan korelasi antara status sosioekonomi dan
ganguan depresi berat .3
III.3 Etiologi
-

Faktor organobiologi

Faktor genetik

Faktor psikososial

Faktor kepribadian 1

III.4 Gambaran Klinis dan Diagnosa


Gejala utama depresi,yaitu :

Afek depresif

Kehilangan minat dan kegembiraan

Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.2,4

Gejala lainnya yaitu :

Konsentrasi dan perhatian berkurang

Harga diri dam kepercayaan diri berkurang

Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

Pandangan tentang masa depan yang suram dan pesimistis

Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

Tidur terganggu

Nafsu makan berkurang2,4

Diagnosa
a) Episode Depresi Ringan

Sekurang-kurangnya harus ada 2 atau 3 gejala utama depresi

Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya

Tidak boleh ada gejala yang berat

Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya berkisar 2 minggu

Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya2,4

b) Episode Depresi Sedang

Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti episode depresi ringan

Ditambah sekurang-kurangnya 3 atau 4 dari gejala lainnya.

Lamanya seluruh episode berlangsung minimum 2 minggu.

Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,pekerjaan dan urusan


rumah tangga.2,4

c) Episode Depresi Berat


Episode depresi berat tanpa gejala psikotik

Semua gejala utama depresi harus ada

Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya

Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok

Lamanya berlangsung 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat
cepat ,maka bias ditegakkan dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.
10

Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruska kegiatan sosial,pekerjaan atau
urusan rumah tangga ,kecuali pada taraf yang sangat terbatas.2,4

Episode depresi berat dengan gejala psikotik

Episode depresi berat yang memenuhi criteria diatas disertai waham,halusinasi atau
stupor depresif.Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa,kemiskinan atau
malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.
Halusinasi auditorik atau olfatorik, retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada
stupor.2,4

III.5 Penatalaksanaan.
Tujuan penatalaksanaan adalah
-

Keselamatan pasien harus terjamin

Kelengkapan evaluasi diagnostic pasien harus dilaksanakan

Rencana terapi bukan hanya untuk gejala,tetapi kesehatan jiwa pasien kedepan juga harus
diperhatikan.1

Farmakoterapi
Antidepresan diindikasikan pada pasien dengan episode depresi berat, contohnya adalah Selective
Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRIs), seperti fluoxetine, paroxetine (paxil) dan sertaline (Zoloft),
golongan lain misalnya bupropion,venalafaxine,nefazodone (serzone) dan mirtazapine (remeron).1

11

BAB IV
DEPRESI PASKA SKIZOFRENIA
IV.1 Definisi
Suatu episode depresif yang mungkin berlangsung lama dan timbul sesudah serangan
penyakit skizofrenia.Beberapa gejala skizofrenia harus tetap ada tetapi tidak lagi mendominasi
gambaran klinisnya.Gejala yang menetap ini dapat positif atau negatif ,walaupun biasanya yang
terakhir itu lebih sering.Sering kali kita sulit untuk memutuskan gejal-gejala pasien yang
manakah yang disebabkan oleh depresi dan yang mana yang disebabkan oleh medikasi
neuroleptika atau karena gangguan dorongan kehendak dan mendatarnya afek dari skizofrenia itu
sendiri.Gangguan depresif ini disertai oleh suatu peningkatan resiko bunuh diri.4
IV.2 Pedoman Diagnostik
Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :
a) Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria umum skizofrenia ) selama 12 bulan
terakhir
b) Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak ada lagi mendominasi gambaran
klinisnya)
c) Gejala-gejala depresif menonjoldan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode
depresif dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.
Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresif.Bila
gejala skizofrenia masih jelas dan menonjol,diagnosis harus tetap salah satu dari subtype
skizofrenia yang sesuai.4
IV.3 Penatalaksanaan
Pemakaian anti depresan dalam pengobatan gangguan depresif pascapsikotik dari skizofrenia
telah dilaporkan dalam beberapa penelitian.Kira- kira setengah dari bebrapa penelitian telah
melaporkan efek yang positif dan setengah penelitian lain tidak melaporkan adanya efek hilangnya
gejala depresif.Medikasi antidepresan kemungkinan menghilangkan ketidakmampuan sekarang ini
untuk membedakan pasien mana yang akan berespons dan pasien mana yang tidak berespons
terhadap anti depresan.1,2,3,4

12

DAFTAR RUJUKAN
1. Elvira,DS. Hadisukanto,G.Skizofrenia dan Gangguan Depresi.Dalam :Buku Ajar Psikiatri.
.Jakarta: Penerbit FK UI. Hal: 170-195 & 209-222
2. Depkes RI.1993.Skizofrenia dan Episode Depresif. Dalam :Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa III(PPDGJ III).Edisi Pertama.Hal :103-111 & 150-162.
3. Kaplan,HI.Sadock,BJ.2002.Depresi.Dalam :Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat.Jakarta :Widya
Medika.Hal: 227-232.
4. Rusdi M.2001.Skizofrenia dan Episode Depresif.Dalam :Buku Saku Diagnosis Gangguan
Jiwa.Jakarta :Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNIKA ATMAJAYA.Hal: 48-51 & 64-65.
5. Guze B.Gangguan Skizofrenia dan Psikosa Nonefektif lain.Dalam : Buku Saku Psikiatri (The
Handbook of Psychiatry).Jakarta : EGC.Hal : 114-122.
6. Kaplan,HI.Sadock,BJ.Skizofenia. Dalam :Buku Saku Psikiatri.Jilid 1.Jakarta : Binarupa
Aksara.Hal : 699-743.

13

Anda mungkin juga menyukai