Anda di halaman 1dari 16

STUDI KASUS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

PADA SMP NEGERI 3 BAYAT, KLATEN, JAWA-TENGAH


TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

Penulis :
Asim Sulistyo, : NIP. 132 171
S.Pd. 633

Jalan : KI. HADJAR DEWANTARA NO. 1 WIRO, BAYAT, KLATEN


57462
Telephon (0272) 3101206
E_Mail : smpn3bayat@ymail.com
www.smpn3bayat.co.cc

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 1


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
ABSTRAK

Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan


memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya
manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah,
intensif, efektif dan efisien.
Di era global sekarang ini, Kegiatan Belajar Mengajar harus
menyesuaikan dengan perkembangan zaman, agar bisa bersaing dengan
bangsa-bangsa lain di seluruh dunia. Guru di tuntut untuk bisa memahami
model-model pembelajaran yang modern, yaitu model pembelajaran dengan
pendekatan Metode Multi Media. Guru yang hanya menggunakan buku-buku
untuk mengajar, akan sangat merugikan peserta didik. Metode ceramah dan
siswa mencatat buku adalah model pembelajaran yang kurang efektif dan tidak
efisien.
Di SMP Negeri 3 Bayat, buku Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadi
buku yang paling dominan dipakai untuk melaksanakan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM). Guru-guru yang hanya memggunakan buku Lembar Kerja
Siswa (LKS) akan menjadikan guru-guru tersebut tidak kreativ atau
kontraproduktiv.
Tulisan ini membahas tentang penggunakan Buku Lembar Kerja
Siswa (LKS) untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) oleh guru-guru SMP.
Namun demikian segala kekurangan dan kesalahan kami mohon maaf, kritik
dan saran selalu kami harapkan.
Terimakasih, semoga bermanfaat, Amin.

Klaten, 18 Mei 2008


Penulis,

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 2


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK
DAFTAR ISI

I. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah................................................................... 2
C. Batasan dan Rumusan Masalah.................................................. 3

II. BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Lembar Kerja Siswa (LKS)........................................................ 4
B. Guru........................................................................................... 5
C. Kreativ........................................................................................ 5
D. Kerangka Berpikir...................................................................... 6
E. Hipotesa..................................................................................... 6

III. BAB III PEMBAHASAN


A. Sobyek Penelitian....................................................................... 7
B. Metodologi Penelitian dan Instrumen Pengukuran..................... 7
C. Analisa Data............................................................................... 7

IV. BAB IV PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................. 11
B. Saran-Saran.............................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Rekapitulasi Hasil Survey
Grafik Hasil Survey
Contoh Model Angket

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 3


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
Disahkan pada tanggal : 2008, Oleh :

Kepala Sekolah,

Drs. SURAMLAN
NIP. 131837891

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 4


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-


Undang Dasar 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreativ,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Depdiknas, 2007).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai
permasalahan hanya dapat di pecahkan kecuali dengan upaya penguasaan
dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu,
peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang
harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien
(Umaedi, M.Ed. 1999).
Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan atau pemerataan akses, peningkatan mutu relevansi
serta efisiensi managemen pendidikan, akuntabilitas dan pencitraan publik.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan oleh sekolah, ini
merupakan perwujudan otonomi sekolah yang memiliki kewenangan untuk
mengatur sendiri kegiatan sekolah baik dari segi managemen , program
kegiatan sekolah, muatan kurikulum, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan
penentuan kenaikan maupun kelulusan. Meskipun demikian segala kegiatan
ini tetap berada pada rambu-rambu yang ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional dalam hal ini Badan Standard Nasional Pendidikan
(BNSP). Keleluasaan pengembangan kurikulum di tingkat satuan pendidikan
ini memberikan kesempatan pada sekolah untuk berkreasi dan menciptakan
inovasi-inovasi baru dalam pendidikan tidak hanya pada muatan

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 5


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
kurikulumnya tetapi juga pada strategi kegiatan pembelajaran (Depdiknas,
2007).
Implementasi dari Kegiatan Belajar mengajar sepenuhnya dipegang
oleh seorang guru. Guru didalam kelas di tuntut untuk bisa memberikan
yang terbaik kepada peserta didiknya.
Proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik, apabila siswa bisa
menerima pelajaran dari segi aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek
psikomotorik. Tanpa memperhatikan ketiga aspek tersebut Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) tidak mengenai sasaran.
Untuk itu dalam Kegiatan Belajar Mengajar, guru harus
menggunakan berbagai metode. Metode yang digunakan harus sesuai
dengan materi pelajaran, sehingga peserta didik mudah menyerap dan
memahami isi pelajaran serta merasa senang mengikuti pelajaran. Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) yang hanya menggunakan metode ceramah dan
mencatat materi pelajaran, akan merugikan peserta didik. Sementara guru-
guru selalu berpedoman dengan bahan ajar (Buku) yang monoton, akibatnya
peserta didik menjadi cepat bosan, mengantuk dan tidak bisa berkonsentrasi
dengan baik.
Salah satu jenis buku yang paling dominan untuk pegangan guru
dalam KBM adalah buku Lembar Kerja Siswa (LKS). Tanpa buku LKS
seakan-akan KBM tidak bisa berjalan dengan baik. Dewa penolong bagi
guru-guru adalah buku LKS. Mengajar tanpa persiapan-pun KBM bisa
berjalan asalkan semua siswa memegang buku LKS. Begitu masuk ruang
kelas seorang guru selalu menyuruh siswa untuk menyiapkan buku LKS.
Apabila guru tidak bisa datang mengajar, guru selalu meninggalkan pesan
kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal pada buku LKS. Luar biasa
peran buku LKS dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMP Negeri 3
Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa-Tengah. Ironisnya, buku LKS belum
tentu cocok dengan kurikulum yang sedang berlangsung.

B. Identifikasi Masalah
Kebiasaan yang di lakukan di beberapa lembaga pendidikan, guru-
guru selalu menggunakan metode ceramah, dan sumber bahan ajar tidak
pernah dikembangkan secara teratur. Bahkan sebagian besar guru
menggunakan buku LKS sebagai satu-satunya bahan ajar untuk
melaksanakan KBM. Buku LKS sebagai dewa penolong guru dalam KBM,

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 6


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
sehingga setiap awal tahun pelajaran atau setiap awal semester hanya
buku LKS yang selalu di tunggu-tunggu oleh Dewan Guru.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Uraian yang cukup singkat tersebut diatas, hanyalah mengenai buku
Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam hal ini agar tidak terlalu panjang, maka
pembahasan perlu dibatasi. Penulis membatasi ruang lingkupnya yaitu
tentang buku Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadikan guru tidak kreatif.
Pertimbangan penulis adalah ingin mengetahui apakah buku
Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadikan guru tidak kreatif.
Inilah sebuah studi kasus pada Kegiatan Belajar Mengajar pada SMP
Negeri 3 Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa-Tengah.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 7


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Kecenderungan belajar siswa bukan untuk mengetahui tetapi belajar


untuk mengalami apa yang dipelajarinya. Pergeseran paradigma
pendidikan yang berorientasi pada siswa (student center), bukan lagi
sebagai Teacher Center. Serta pencapaian kompetensi siswa dalam ranah
Kognitive, afektiv dan psikomotorik , menuntut guru untuk mencari
pendekatan dalam pembelajaran melalui pemilihan metode yang sesuai
(Zaepudin Arahim, 2004).
Pendekatan multi media dalam Kegiatan Balajar Mengajar hampir
tidak pernah di pikirkan oleh guru, setiap kali masuk ruang kelas guru selalu
membawa buku. Buku sebagai satu-satunya alat untuk mengajar, sehingga
ada anggapan bahwa : tanpa membawa buku terasa guru tersebut kurang
percaya diri dihadapan peserta didik.
Ironisnya, guru-guru selalu menunggu-nunggu datangnya buku
Lembar Kerja Siswa (LKS) setiap awal tahun pelajaran atau awal semester.
Tanpa buku Lembar Kerja Siswa (LKS), guru merasa kurang percaya diri
mengenai materi yang akan diajarkan untuk KBM.
Tulisan ini akan meyajikan tetang buku Lembar Kerja Siswa (LKS).
Buku LKS sebagai sumber bahan pelajaran dan satu-satunya jenis buku
yang paling populer di pakai guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Begitu populernya, buku Lembar Kerja Siswa (LKS) berakibat
kontraproduktiv pada diri guru, yaitu buku Lembar Kerja Siswa (LKS)
menjadikan guru tersebut tidak kreatif. Selanjutnya pengertiannya adalah
sebagai berikut :

A. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah sebuah buku yang terbitkan oleh
suatu perusahaan penerbitan. Buku ini berisi ringkasan materi, latihan soal-
soal dan biasanya langsung dilampiri kunci-kunci jawaban dari soal-soal
yang ada dalam buku LKS tersebut.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 8


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
Buku LKS ini di karang oleh seseorang yang dianggap mampu
dibidangnya dengan imbalan uang yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
intelektual. Sehingga buku LKS banyak yang diciptakan tidak sesuai dengan
kurikulum (asal-asalan), tata bahasa yang acak-acakan serta soal-soal yang
tidak memenuhi tiga aspek (Kognitiv, Afektiv, psikomotorik).
Penerbit memesan buku LKS dengan beberapa ketentuan yang
harus ditaati yaitu :

1. Waktu
Pengarang harus menyelesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Biasanya menjelang tahun ajaran baru atau awal semester, karena awal
semester buku LKS sudah di edarkan ke sekolah-sekolah.
2. Materi
Dalam buku LKS harus ada ringkasan materi-materi pelajaran. Penulisan
materi pelajaran biasanya diambil dari salah satu buku pelajaran.
Banyaknya halaman untuk menulis materi telah ditentukan jumlahnya
oleh penerbit.
3. Soal-Soal
Pengarang harus mengikuti perintah penerbit untuk menulis soal-soal.
Kalimat soal-soal tidak boleh terlalu panjang dan banyaknya jumlah soal
telah ditentukan oleh penerbit.
4. Kurikulum
Penulisan buku LKS diharuskan menyesuaikan dengan kurikulum yang
sedang berlangsung, tetapi ada beberapa penerbit yang kurikulumnya
berbeda/tidak sesuai.

B. Guru
Guru adalah seseorang yang berprofesi sebagai pengajar dan
pendidik. Mempunyai latar belakang pendidikan keguruan dan menguasai
bidang keilmuan tertentu serta sehat jasmani dan rohani (Bobbi DePotrter,
dkk, 2000).

C. Kreativ
Kreativ bisa diartikan sebagai daya cipta, tetapi istilah ini mempunyai
jangkauan yang lebih luas dari sekedar daya cipta atau kemampuan untuk
mencipta, yaitu :

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 9


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
1. Kelancaran dalam menghadapi suatu masalah, ide atau meteri. Setiap
masalah yang dihadapi dapat ditanggapi secara cepat dan tepat/benar.
2. Mudah menyesuaikan diri terhadap situasi dan kondisi
3. Keaslian ; dapat menanggapi suatu masalah denga hasil kreasinya
sendiri.
4. Berfikir secara integral ; dapat menghubungkan masalah yang satu
dengan masalah yang lainnya dan membuat analisa dan argumentasi
yang tepat.

Ciri kreativ adalah tidak menekankan pada hasil, tetapi lebih


mengutamakan pada suatu proses. Kreativ menekankan pada perbuatan
sesuatu yang baru atau berbeda dari yang pernah ada dan mempunyai sifat
yang unik.
Kreativ bisa juga disamakan dengan imajinasi atau fantasi. Kedua hal
tersebut merupakan bentuk mental yang lebih menunjukan inovasi dari pada
reproduksi ( Hurlock, 1978).
Meninjau dari pengertian diatas, kreativitas merupakan kemampuan
seseorang untuk mengekspresikan/mengungkapkan suatu gagasan dari
dalam dirinya melalui aktivitas verbal dan atau non-verbal.

D. Kerangka Berpikir
Berdasarkan dari uraian kajian pustaka tersebut diatas bahwa
seorang guru sudah disiapkan sebuah buku yang dianggap lengkap dan
efektif yaitu Buku Lembar Kerja Siswa (LKS). Buku LKS adalah salah satu
buku yang paling banyak digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam
melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Karena guru tidak perlu
membuatkan ringkasan materi untuk siswa dan tidak perlu lagi bersusah
payah untuk membuat soal-soal untuk latihan atau soal-soal untuk ulangan
harian. Yang paling dominan adalah buku LKS mempunyai peranan sangat
efektiv yaitu ; buku LKS bisa menggantikan peran guru dalam KBM ketika
guru yang bersangkutan tidak bisa datang untuk mengajar (bertatap muka).
Apabila guru tidak bisa bertatap muka (mengajar) secara otomatis siswa di
suruh mengerjakan soal-soal atau mencatat materi dalam buku LKS.

E. Hipotesa

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 10


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
Berkaitan dengan kerangka berpikir tersebut, maka dapat di
rumuskan suatu hipotesis penelitian yaitu :
“Buku Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadikan guru tidak kreativ”.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Sobyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bayat, Kabupaten Klaten,


Jawa-Tengah. Populasi SMP Negeri 3 Bayat adalah 487 siswa. Dalam
menentukan sampel menggunakan Monogram Harry King (N ≤ 2000), dengan
resiko kesalahan 5 %. Kemudian dalam menentukan sampel dengan tehnik
random sampling dan sampel yang di ambil adalah siswa kelas VIII C dengan
populasi 39 siswa. Pelaksanakan survey Tanggal 13 Mei 2008, sedangkan
target populasi adalah seluruh siswa SMP Negeri 3 Bayat.

B. Metodologi Penelitian dan Instrumen Pengukuran

Penelitian ini menggunakan 10 pertanyaan dalam bentuk angket.


Siswa diberi angket untuk menjawab sepuluh pertanyaan dengan dua opsi
jawaban yaitu “Ya” atau “Tidak”. Kemudian masing-masing jawaban
mempunyai nilai satu, selajutnya tiap-tiap pertanyaan dianalisa.
Apabila banyak yang memilih jawaban “Ya” berarti guru-guru SMP
tersebut tergolong guru yang “Tidak Kreativ”, tetapi apabila banyak yang
menjawab “Tidak” berarti guru-guru tersebut termasuk guru yang “Kreativ”.

C. Analisis Data
Data yang telah terkumpul berupa skor dari 10 pertanyaan, kemudian
distribusi skor tersebut dianalisa dengan menggunakan analisis diskriptif.
Setiap pertanyaan akan di analisa secara diskriptif dan analisa serta
pembahasannya adalah sebagai berikut :

1. Soal nomer 1 ; “Apakah guru-guru selalu menggunakan buku LKS sebagai


sumber belajar utama”
Pembahasan : Siswa yang menjawab “Ya” sebesar 90 % dan yang
menjawab “Tidak” hanya 10 %.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 11


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
Berdasarkan data angka itu berarti guru-guru tersebut
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) hanya terpaku
dengan buku LKS saja.
2. Soal nomer 2 ; “Apakah guru-guru selalu memanfaatkan materi pada buku
LKS untuk mengajar”.
Pembahasan : Siswa yang menjawab “Ya” sebesar 92 %, dan yang
menjawab “Tidak” hanya 8 %.
Berarti guru-guru tersebut tidak pernah
mengembangkan materi pelajaran dari buku LKS ke
sumber bahan ajar yang lain (Koran, majalah, dll) serta
tidak menggunakan metode pembelajaran yang sesuai.

3. Soal nomor 3 ; “Apakah guru-guru setiap mengajar selalu menyuruh siswa


untuk menyiapkan buku LKS”.
Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 92 %, dan yang
menjawab “Tidak” hanya 8 %.
Berdasarkan data survey berarti guru-guru tersebut
memanfaatkan buku LKS sebagai senjata di awal KBM.
Kurangnya persiapan untuk mengajar, menjadikan buku
LKS sebagai sarana yang paling dominan dan efektiv
untuk KBM.

4. Soal nomor 4 ; “ Apakah guru-guru sering menyuruh siswa untuk


mencatat/merangkum materi dari buku LKS”.
Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 79 %, dan yang
menjawab “tidak” 21 %.
Guru-guru SMP itu tidak tahu bahwa buku LKS tersebut
sudah merupakan suatu ringkasan, dan mencatat hanya
untuk menghabiskan waktu dalam KBM serta membuat
siswa kelelahan dan tidak produktiv.

5. Soal nomor 5 ; “ Apakah guru-guru pernah menyuruh siswa untuk


mencatat soal-soal di LKS ke dalam buku pribadi siswa”.
Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 79 %, dan yang
menjawab “Tidak” 21 %.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 12


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
Berdasarkan hasil survey, guru-guru tersebut tidak
paham bahwa buku LKS itu milik siswa, dan yang pasti
dibayar lunas oleh orang tuanya. Sudah punya buku,
masih disuruh mencatat, benar-benar seorang pengajar
yang kontraproduktiv.

6. Soal nomor 6 ; “Apakah guru-guru selalu menggunakan soal-soal di LKS


untuk ulangan harian”.
Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 72 %, dan yang
menjawab “Tidak” 28 %.
Survei membuktikan bahwa guru-guru tersebut tidak
pernah membuat soal-soal sendiri, bahkan mungkin
guru-guru tersebut merasa kesulitan untuk membuat
soal. Sebab membuat soal jauh lebih sulit apabila di
bandingkan dengan menjawab soal.

7. Soal nomor 7 ; “Apakah guru-guru selalu marah apabila ada siswa yang
tidak membawa buku LKS”.
Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 92 %, dan yang
menjawab “Tidak” 8 %.
Berdasarkan data survey bahwa guru-guru tersebut
benar-benar memanfaatkan buku LKS sebagai satu-
satunya senjata yang paling ampuh untuk KBM. Tanpa
ada buku LKS, guru-guru tersebut tidak bisa
membuat/menentukan scenario KBM.

8. Soal nomor 8 ; “Apakah guru-guru tidak pernah menggunakan buku


pelajaran yang lain selain buku LKS”.
Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 74 %, dan yang
menjawab “Tidak” 26 %.
Berdasarkan hasil survey, guru-guru tersebut sebagian
besar tidak pernah mengembangkan materi buku LKS
ke materi buku yang lain.

9. Soal nomor 9 ; “Apakah guru-guru selalu mengulang-ulang pelajaran dari


materi di buku LKS’

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 13


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” sebesar 54 % dan yang
menjawab “Tidak” 46 %.
Berarti guru-guru tersebut apabila materi LKS sudah
selesai, tidak menambah materi bahan ajar lain, tetapi
mengulang-ulang materi pada buku LKS yang sudah
ada. Sementara materi pada buku LKS belum tentu
sesuai dengan kurikulum.

10. Soal nomor 10 ; “Apakah guru-guru selalu menyuruh siswa untuk membeli
buku LKS setiap awal semester”
Pembahasan : Siswa menjawab “Ya” 95 %, dan yang menjawab
“Tidak” 5 %.
Survei membuktikan bahwa guru-guru tersebut kurang
percaya diri bisa melaksanakan KBM tanpa ada buku
LKS. Sehingga semua siswa harus membeli buku LKS.
Apabila semua siswa memiliki buku LKS, KBM dianggap
bisa berjalan lebih lancar dan efektiv atau buku LKS
mempunyai nilai komersial yang bisa meningkatkan
derajat ekonomi guru-guru.

Demikian analisa dan pembahasan 10 pertanyaan dalam angket


survey yang di ambil dari kelas VIII C, SMP Negeri 3 Bayat, Kabupaten
Klaten. Secara komulatif bahwa kesepuluh pertanyaan dalam hasil
survey tersebut diatas yang menjawab “Ya” sebesar 82 %, dan yang
menjawab “Tidak” sebesar 18 %.

82%

18%

1
2

Keterangan :
1. Jumlah responden : 39

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 14


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
2. Jawaban “Ya” : 82 %
3. Jawaban “Tidak” : 18 %

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Diskripsi pada Pembahasan tersebut diatas sangat jelas bahwa


buku Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadikan guru-guru tidak kreatif. Hal
ini telah terbukti dengan adanya data hasil survey yang di ambil dari 39
responden. Data tersebut menunjukan bahwa 82 % guru-guru SMP Negeri 3
Bayat dalam melaksanakan KBM hanya menggunakan buku LKS buatan
perusahaan penerbitan.

B. Saran-Saran

Dalam era global sekarang ini, guru di tuntut untuk bisa


melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan pendekatan
metode multi media. Metode yang berganti-ganti akan membuat suasana
KBM lebih kondusif. Siswa akan merasa senang dan lebih bisa menyerap
atau memahami pelajaran apabila metode pembelajaran disesuaikan
dengan materi pelajaran. Metode ceramah atau siswa disuruh mencatat
adalah metode pembelajaran yang sudah ketinggalan zaman (Tradisional)
dan buku LKS bukanlah satu-satunya buku bahan ajar untuk melaksanakan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 15


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com
DAFTAR PUSTAKA

Brouwer, M.A.W, dkk, “Kepribadian dan perubahannya”, Penerbit PT.


Gramedia, Jakarta, 1979
Hadi, Sutrisno, “Statistik”, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1989.
Umaedi, M.Ed, “Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah”,
Penerbit Proyek Peningkatan Mutu SLTP, Jakarta,
1999.
Arahim, Zaepudin, S.Pd. “Model-model Pengajaran dalam Pembelajaran”,
Penerbit CV. Sinar Mandiri, Klaten, 2004.
Arahim, Zaepudin, S.Pd. “Contextual Teaching and Learning (CTL), Penerbit
CV. Sinar Mandiri, Klaten, 2004.
Suhardjono, dkk, “Pedoman Penilaian Karya Tulis Ilmiah”, Penerbit
Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis
Dikbud, Jakarta, 1996.
----------------------- “Model Penilaian Kelas”, Penerbit Depdiknas, Jakarta,
2007.
DePorter, Bobbi, dkk, “Quantum Teaching”, Penerbit Kaifa, Bandung, 2000.

Laboratorium Computer SMP Negeri 3 Bayat 16


Jalan : Ki. Hadjar Dewantara No. 1, Wiro, Bayat, Klaten (0272) 3101206
E_mail : smpn3bayat@ymail.com

Anda mungkin juga menyukai