TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Struma
karena
adalah
pembesaran
folikel-folikel
terisi
pada
koloid
kelenjar
secara
tiroid
berlebihan.
yang
biasanya
Setelah
terjadi
bertahun-tahun
sebagian folikel tumbuh semakin besar dengan membentuk kista dan kelenjar
tersebut
menjadi
noduler.
Struma
nodosa
non
toksik
adalah
pembesaran
kelenjar tyroid yang secara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai
tanda-tanda hipertiroidisme.
B; EMBRIOLOGI
Glandula thyroidea mula-mula berkembang dari penonjolan endodermal
pada garis tengah dasar pharynx, diantara tuberculum impar dan copula.
Nantinya penebalan ini berubah menjadi divertikulum yang disebut ductus
thyroglossalis. Dengan berlanjutnya perkembangan, duktus ini memanjang
dan ujung distalnya menjadi berlobus dua. Duktus ini merubah menjadi tali
padat dan bermigrasi menuruni leher, berjalan di sebelah anterior, atau
posterior terhadap os hyoideum yang sedang berkembang. Pada minggu ke
tujuh, tiba pada posisi akhirnya di dekat larynx dan trachea. Sementara itu tali
padat yang menghubungkan glandula thyroidea dengan lidah, terputus dan
lenyap. Tempat asal ductus tyroglossalis pada lidah menetap sebagai suatu
sumur yang disebut foramen caecum linquae. Kemudian, dua lobus pada
ujung terminal ductus thyroglossalis akan membesar sebagai akibat proliferasi
epitel dan membentuk glandula thyroidea.
C; ANATOMI
Glandula thyroidea terdiri atas lobus kiri dan kanan yang dihubungkan
oleh isthmus yang sempit. Setiap lobus berbentuk buah avokad, dengan
puncaknya ke atas sampai linea oblique cartilaginis thyroidea dan basisnya
terdapat dibawah, setinggi cincin trachea ke-4 atau ke-5. Glandula thyroidea
merupakan organ yang sangat vascular, dibungkus oleh selubung yang berasal
dari lamina pretrachealis. Selubung ini melekatkan kelenjar ini ke larynx dan
trachea.
Juga sering didapatkan lobus piramidalis, yang menjalar ke atas dari
isthmus, biasanya ke kiri garis tengah. Lobus ini merupakan sisa jaringan
embryonic thyroid yang ketinggalan pada waktu migrasijaringan ini ke bagian
anterior di hipofaring. Bagian atas dari lobus ini dikenal sebagai pole atas dari
kelenjar tiroid, dan bagian bawah disebut sebagai pole bawah. Suatu pita
fibrosa atau muscular sering menghubungkan lobus piramidalis dengan os
hyoideum; jika ia muscular disebut sebagai m. levator glandulae thyroidea.
Berat tiroid pada orang dewasa normal adalah 10-30 gram tergantung
kepada ukuran tubuh dan suplai Iodium. Lebar dan panjang dari isthmus
sekitar 20 mm, dan ketebalannya 2-6 mm. Ukuran lobus lateral dari pole
superior ke inferior sekitar 4 cm. Lebarnya 15-20 mm, dan ketebalan 20-39
mm.
Kelenjar tiroid terletak antara fascia colli media dan fascia prevertebralis.
Di dalam ruangan yang sama terdapat trakea, esophagus, pembuluh darah
besar, dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia pretrachealis
dan melingkari duapertiga bahkan sampai tigaperempat lingkaran. A. carotis
communis, v. jugularis interna, dan n. vagus terletak bersama di dalam suatu
ruang tertutup di laterodorsal tiroid. N. recurrens terletak di dorsal sebelum
masuk ke laring. N. phrenicus dan truncus symphaticus tidak masuk ke dalam
ruang antara fascia media dan prevertebralis.
Limfe dari kelenjar tiroid terutama dicurahkan ke lateral, ke dalam nl.
cervicales profundi. Beberapa pembuluh limfe berjalan turun ke nl.
paratracheales.
Seluruh cincin tiroid dibungkus oleh suatu lapisan jaringan yang
dinamakan true capsule. Sedangkan extension dari lapisan tengah fascia
servicalis profundus yang mengelilingi tiroid dinamakan false capsule atau
surgical capsule. Seluruh arteri dan vena, plexus limphaticus dan kelenjar
paratiroid terletak antara kedua kapsul tersebut. Ligamentum Berry menjadi
penghubung di bagian posterior antara kedua kapsul tersebut. Ligamentum
Berry menjadi penghubung di bagian posterior antara kedua lobus tiroid.
Aa. carotis superior dextra et sinistra, dan kedua aa. thyroidea inferior
dextra et sinistra memberikan vaskularisasi untuk tiroid. Kadang kala
dijumpai a. ima, cabang truncus brachiocephalica. Sistem vena berjalan
bersama arterinya, persarafan diatur oleh n. recurrens dan cabang dari n.
laryngeus superior, sedangkan sistem limfatik yang penting menerima aliran
limfe tiroid terdiri dari pembuluh limfe superior yang menerima cairan limfe
dari pinggir atas isthmus, sebagian besar permukaan medial lobus lateral, dan
permukaan ventral dan dorsal bagian atas lobus lateral dan pembuluh limfe
inferior yang menerima cairan limfe dari sebagian besar isthmus dan bagian
bawah lobus lateral.
Pada pembedahan tiroid penting memperhatikanjalan arteri pada pool atas
kanan dan kiri, karena ligasi tinggi pada arteri tersebut dapat mencederai n.
laryngeus superior, kerusakan nervus ini dapat mengakibatkan perubahan
suara menjadi parau yang bersifat sementara namun dapat pula permanen.
D; FISIOLOGI
Kelenjar
tiroid menghasilkan
yang kemudian
berubah
menjadi
hormone
tiroid utama
bentuk aktifnya
yaitu
tiroksin
(T4)
Iodium nonorganic yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku
hormone tiroid. Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga
mempunyai afinitas yang sangat tinggi di dalam jaringan tiroid. Sebagian
besar
T4
kemudian
akan
dilepaskan
ke
sirkulasi
sedangkan
sisanya
tetap
akan
terikat
dengan
protein
yaitu
globulin
pengikat
tiroid
(thyroid
E; HISTOLOGI
Kelenjar tiroid terdiri dari nodula-nodula yang tersusun dari folikel-folikel
kecil yang dipisahkan satu dengan yang lainnya denganjaringan ikat. Folikelfolikel tiroid dibatasi oleh epitel kubus dan lumennya terisi oleh koloid.
Kelenjar tiroid mengandung 2 tipe sel utama yaitu thyroid follicular cells
dan C cells (parafollicular cells). Sel folikular menggunakan iodine dari darah
F. ETIOLOGI
Penyebab pasti pembesaran kelenjar tiroid pada struma nodosa tidak
diketahui,
namun
sebagian
besar
penderita
menunjukkan
gejala-gejala
tiroiditis ringan; oleh karena itu, diduga tiroiditis ini menyebabkan
hipotiroidisme ringan, yang selanjutnya menyebabkan peningkatan sekresi
TSH (thyroid stimulating hormone) dan pertumbuhan yang progresif dari
bagian kelenjar yang tidak meradang. Keadaan inilah yang dapat menjelaskan
mengapa kelenjar ini biasanya nodular, dengan beberapa bagian kelenjar
tumbuh namun bagian yang lain rusak akibat tiroiditis.
Adanya
gangguan
fungsional
dalam
pembentukan
hormon tyroid
merupakan faktor penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain :
1. Defisiensi iodium
Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di
daerah yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium,
misalnya daerah pegunungan.
2. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.
G. KLASIFIKASI
Pada struma gondok endemik, Perez membagi klasifikasi menjadi:
a; Derajat 0a: tidak terlihat atau teraba tidak besar dari ukuran normal.
b; Derajat 0b: jelas teraba lebih besar dari normal, tetapi tidak terlihat bila
kepala ditegakkan.
Dari
aspek
fungsi
kelenjar
tiroid,
yang
tugasnya
memproduksi
hormon
a; nodul dingin
b; nodul hangat
c; nodul panas.
6; Berdasarkan konsistensinya
a; nodul lunak
b; nodul kistik
c; nodul keras
d; nodul sangat keras.
H. PATOFISIOLOGI
Iodium
merupakan
semua
bahan
utama
yang
dibutuhkan
tubuh
untuk
I. GAMBARAN KLINIS
Pada penyakit struma nodosa nontoksik tyroid membesar dengan lambat.
Awalnya kelenjar ini membesar secara difus dan permukaan licin. Jika struma
cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan gangguan
pada respirasi danjuga esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan.
Klien tidak mempunyai keluhan karena tidak ada hipo atau hipertirodisme.
Benjolan
di
meningkatnya
leher. Peningkatan
denyut
metabolism
karena
klien
hiperaktif
;
dengan
jantung menjadi
Untuk memeriksa struma yang berasal dari satu lobus (misalnya lobus kiri
penderita), maka dilakukan dengan jari tangan kiri diletakkan di mediall di
bawah kartilago tiroid, lalu dorong benjolan tersebut ke kanan. Kemudian ibu
jari tangan kanan diletakkan di permukaan anterior benjolan. Keempat jari
lainnya diletakkan pada tepi belakang muskulus sternokleidomastoideus untuk
meraba
tepi
lateral
kelenjar
tiroid
tersebut.
Pada pemeriksaan fisik nodul harus dideskripsikan:
pita
leher
tidak
mengganggu
palpasi.
Pada
sikap
duduk
Tulang
hyoid,
kartilago
tiroid
dan
krikoid
sampai
cincin
10
ini
adalah
1; Konsistensi keras pada beberapa bagian atau menyeluruh pada nodul dan
sukar digerakkan, walaupun nodul ganas dapat mengalami degenerasi kistik
dan kemudian menjadi lunak.
4; 20% nodul soliter bersifat ganas sedangkan nodul multipel jarang yang
ganas, tetapi nodul multipel dapat ditemukan 40% pada keganasan tiroid
5; Nodul yang muncul tiba-tiba atau cepat membesar perlu dicurgai ganas
terutama
yang
tidak
disertai
nyeri.
Atau
nodul
lama
yang
tiba-tiba
membesar progresif.
7; Pulsasi arteri karotis teraba dari arah tepi belakang muskulus sternokleido
mastoidea karena
desakan
pembesaran nodul
(Berry's sign)
11
12
Index
Wayne
digunakan
untuk
menentukan
apakah
pasien
mengalami
Angka
Gejala objektif
Ada
Tidak
+1
Tiroid teraba
+3
-3
+2
Bruit
-2
+2
systole
diatas
13
Capai/lelah
Suka panas
+2
Eksoftalmus
+2
Lid retraksi
~+2
~
Suka dingin
+5
Lid lag
+1
14
Keringat banyak
Nervous
+3
Hiperkinesis
+4
-2
+2
Tangan panas
+2
~-2"
15
Tangan basah
+1
Nadi
16
Tangan panas
-1
<80x/m
-3
17
Nafsu makan t
+3
80-90x/m
18
Nafsu makan J
-3
>90x/m
BB t
< 11 eutiroid
BB J
+3
11-18 normal
Fibrilasi atrium
+3
> 19 hipertiroid
+3
19
Jumlah
Pemerikasaan laboratorium yang digunakan dalam diagnosa
penyakit tiroid terbagi atas:
1. Pemeriksaan
untuk
Pemerikasaan
hormon
radioimmuno-assay
(ELISA)
dalam
tiroid
(RIA)
serum
mengukur
dan
dan
atau
TSH
cara
plasma
fungsi tiroid
paling
sering
enzyme-linked
darah.
menggunakan
immuno-assay
Pemeriksaan
T4
total
20
2.
Pemeriksaan
untuk
menunjukkan
penyebab
gangguan
tiroid.
a; antibodi tiroglobulin
b; antibodi mikrosomal
c; antibodi antigen koloid ke dua (CA2 antibodies)
d; antibodi permukaan sel (cell surface antibody)
e; thyroid stimulating hormone antibody (TSA)
Pemeriksaan radiologis dengan foto rontgen dapat memperjelas
adanya deviasi trakea, atau pembesaran struma retrosternal yang pada
umumnya secara klinis pun sudah bisa diduga, foto rontgen leher [posisi
AP dan Lateral diperlukan untuk evaluasi kondisi jalan nafas sehubungan
dengan intubasi anastesinya, bahkan tidak jarang intuk konfirmasi
diagnostik
tersebut
sampai
memelukan
CT-scan
leher.
USG bermanfaat pada pemeriksaan tiroid untuk:
5; Pada
kehamilan
dilakukan,
di
pemeriksaan
mana
USG
pemeriksaan
sangat
sidik
tiroid
membantu
tidak
mengetahui
dapat
adanya
pembesaran tiroid.
21
2; Curiga (indeterminate)
Neoplasma sel folikuler
Neoplasma Hurthle
Temuan kecurigaan keganasan tai tidak pasti
3; Ganas (positif)
Karsinoma tiroid papiler
Karsinoma tiroid meduler
Karsinoma tiroid anaplastik.5
22
K. PENATALAKSANAAN
Pilihan terapi nodul tiroid:
yang
biasanya
karena
karsinoma.
Karsinoma
yang
23
reseksi
trakea
atau
lunak
leher
yang
laringektomi,
luas
tetapi
sulit
perlekatan
dilakukan
dengan
eksisi
jaringan
yang
baik.
metastase
dilakukan
luas
sternotomi,
ke
dan
mediastinum,
bila
sukar
dipaksakan
akan
eksisinya
biarpun
memberikan
telah
mortalitas
Bila
nodul
tersebut
tersebut
operabel
suspek
atau
maligna
inoperabel.
dibedakan
Bila
atas
kasus
apakah
yang
kasus
dihadapi
secara
blok
parafin.
Dilanjutkan
dengan
tindakan
1; Lesijinak.
Maka tindakan operasi selesai dilanjutkan dengan observasi
2; Karsinoma papilare.
Dibedakan atas risiko tinggi dan risiko rendah berdasarkan klasifikasi
AMES.
a;
b;
3; Karsinoma folikulare.
Dilakukan tindakan tiroidektomi total
4; Karsinoma medulare.
24
25
Nodul Tiroid
Klinis
Suspek Maligna
i
s^ 1
Suspek Benigna
i
1
1
26
27