docx
Daftar Pustaka.docx
BAB I.docx
BAB II.docx
BAB III.docx
BAB IV.docx
DAFTAR ISI
HalamanJudul .................................................................................................................... i
Pengesahan ....................................................................................................................... ii
Ringkasan ........................................................................................................................ iii
Summary ......................................................................................................................... iv
Prakata .............................................................................................................................. v
Daftar Isi ......................................................................................................................... vi
Daftar Tabel ................................................................................................................... vii
Daftar Gambar .............................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gliserol ........................................................................................................... 4
2.2 Asam Benzoat ................................................................................................ 5
2.3 Konversi Gliserol ........................................................................................... 6
2.4 Proses Esterifikasi Gliserol ............................................................................ 8
2.5 Tribenzoin ...................................................................................................... 9
2.6 HCl (Hydrochloric Acid) ............................................................................... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................................12
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan ....................................................................12
3.3. Pengolahan Data ............................................................................................ 13
3.4 Prosedur Percobaan ........................................................................................15
3.5 Analisa Produk ................................................................................................ 16
BAB IV JADWAL PELAKSANAAN
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................19
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR PUSTAKA
Box, G. E. P., Hunter G. William., Hunter J. Stuart., 1952. Statistics for
Experimenters An Introduction to Desaign, Data Analysis, and Model
Building. John Wiley & Sons, Inc. Canada
Cochran, G., William., Cox M. Gertrude. 1992. Experimental Design, 2nd edition.
A Willey-Interscience Publication, Canada
Corma, A., Huber,G.W., Sauvanaud,L., OConnor,P., 2008. Biomass to
Chemicals: Catalytic Convertion of Glycerol/Water Mixtures into Acroelin.
Reaction Network. Elsevier Journal of Catalysis 257, 163-171.
Dakka, J.M., Mozeleski., E.J., Baugh,L.S., 2010. Process for Making Triglyceride
Plasticizer from Crude Glycerol. US Patent Application Publication.
th
19
20
http://www.trigon-chemie.com/en_glycerol_tribenzoate.html
Kato,Y., Fujiwara,I., Asano,Y., 1999. Synthesis of optically active a-monobenzoyl
glycerol by asymmetric transesterification of glycerol. Journal of Molecular
Catalysis B: Enzymatic 9 000. 193200
Miner & Dalton., 1953. Chemical properties and Derivatives of Glycerol.
Reinhold Publishing Corp. New York
Othmer, Kirk., 1990. Encyclopedia of Chemical Technology, 4th edition. Volume
1: A to Alkaloids. John Wiley & Sons Inc., New York
Pagliaro, Mario., Rossi, Michele., 2008. The Future of Glycerol: New Uses of a
Versatile Raw Material. RSC Green Chemistry Book Series.
Pathak, K.K., Reddy ,M.N.N., Dalai,B.A.K.,2010. Catalytic Convertion of
Glycerol to Value Added Liquid Products. Elsevier Applied Catalysis A:
General 372, 224-238.
Tamayo,J.J., Ladero,M., Santos,V.E., 2011. Esterification Of Benzoic Acid And
Glycerol To _-Monobenzoate Glycerol In Solventless Media Using An
Industrial Free Candida Antarctica Lipase B. Process Biochemistry,
Elsevier Ltd. SciVerse ScienceDirect.
BAB I
PENDAHULUAN
gliserol monostearat yang dilakukan dengan reaksi esterifikasi antara gliserol dan asam stearat
dengan katalis asam (HCl) dan basa (KOH). Worapon dkk., (2010) melakukan penelitian
tentang sintesis gliserol eter dengan eterifikasi gliserol dengan tetra-butyl alcohol dengan
reaktor berpengaduk dan kemudian dipisahkan menggunakan kolom destilasi dalam skala
laboratorium hasilnya adalah TTBG (tri tert-butyl ether glycerol). Tamayo dkk., (2011)
mereaksikan gliserol dan asam benzoat secara esterifikasi secara enzimatis dalam media yang
miskin solvent dengan menggunakan katalis lipase B, dihasilkan senyawa -monobenzoate
glycerol.
Salah satu proses pengolahan gliserol adalah proses esterifikasi dengan asam organik
misalnya dari kelompok asam karboksilat seperti asam asetat, asam benzoat. Gelosa dkk.,
(2003) mempelajari reaksi esterifikasi gliserol dengan asam asetat memakai katalisator berupa
resin amberlyst-15 dalam reaktor kromatografi. Jika menilik pada esterifikasi gliserol dengan
asam karboksilat, gliserol ini dapat diesterifikasi dengan asam benzoat sehingga akan
membentuk tribenzoin. Kegunaan tribenzoin sangat banyak baik untuk keperluan bahan
makanan maupun non makanan. Aplikasi pemanfaatan tribenzoin antara lain dapat digunakan
sebagai bahan plasticizer pada edibel coating makanan, bahan pasticizer yang aman pada
pewarna kuku, bahan untuk meningkatkan sifat adhesive dan water resistance pada tinta
printer.
Edible coating diaplikasikan dan dibentuk secara langsung pada produk yang dikemas
(Guilbert etal, 1996.). Karena edible coating dapat dikonsumsi, bahan yang digunakan untuk
pembuatan edible coating harus dianggap sebagai GRAS (Park et al, 1994;. Krochta dan
Mulder-Johnston, 1997) disetujui oleh FDA dan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku
untuk produk makanan yang bersangkutan (Guilbert et al., 1996). Tujuan dari edible coating
adalah untuk menghambat transfer massa (misalnya kelembaban, oksigen, lemak dan zat
terlarut) dan atau sebagai carrier bahan makanan atau aditif dan atau untuk meningkatkan
penanganan makanan (Krochta, 1992). Persyaratan khusus untuk edible film atau edible
coating sebagai berikut(Arvanitoyannis dan Gorris, 1999)
1) Lapisan ini harus kedap air sehingga tetap utuh dan untuk menutupi seluruh bagian
suatu produk secara memadai;
2) Seharusnya tidak menghabiskan oksigen atau menumpuk karbon dioksida yang
berlebihan. Minimal Oksigen 1-3% diperlukan di sekitar komoditas untuk mencegah
peralihan dari aerob ke anaerob;
3) Harus mampu mengurangi permeabilitas uap air; meningkatkan penampilan, dan
mempertahankan aroma senyawa yang mudah menguap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Gliserol
Gliserol (1,2,3 propanetriol) merupakan senyawa yang tidak berwarna, tidak
berbau, dan merupakan cairan viscous dengan rasa manis.Gliserol berasal dari alam dan
petrokimia. Nama gliserol berasal dari bahasa Yunani glykys yang artinya manis, istilah
glycerin, glycerine, dan glycerol biasa digunakan pada literatur. Di lain hal, gliserin
umumnya mengacu pada larutan gliserol dalam air (tidak murni) dimana komponen yang
paling besar adalah gliserol. Gliserol mentah mempunyai kemurnian 70 - 80 %, sebelum
diperdagangkangliserol mentah dimurnikan hingga didapat kemurnian sebesar 95,5 - 99 %
(Pagliaro dan Rossi, 2008).
Gliserol dapat dilarutkan pada air dan alkohol, kurang larut pada ether dan dioxane,
dan tidak dapat larut pada hidrokarbon. Pada kondisi anhidrous, gliserol memiliki spesifik
gravity 1,261 gr/ml, titik leleh 18,2 C, dan titik didih 290 C dengan tekanan atmosferik
normal disertai dekomposisi. Gliserol sudah banyak digunakan dan diaplikasikan sebagai
bahan tambahan dalam pembuatan kosmetik, formulasi dibidang farmasi dan makanan.
Gliserol sangat stabil pada kondisi normal, cocok digunakan dengan bahan kimia lainnya,
non-iritasi pada berbagai macam penggunaannya, dan tidak berefek negatif pada lingkungan
(Pagliaro dan Rossi, 2008).
Tabel 2.1. Sifat fisika gliserol pada suhu 20C
Sifat
Nilai
Berat molekul
92,09382 g/mol
Densitas
1,261 g/ml
Viskositas
1,5 Pa.s
Titik leleh
18,2 0C
Titik didih
290 0C
Titik nyala
160 0C
64.00 mN -1m
Tegangan permukaan
-0.0598 mN (mK)-1
Koefisien suhu
2.2
Asam Benzoat
Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal berwarna putih dan
merupakan asam karboksilataromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari
gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat.
Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam
benzoat adalah prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya.
Nilai
Titik leleh
122,4C
Titik didih
249 C
Densitas
1,32 g/cm3
Massa molar
122,12 g/mol
5,029 J/gr K
Temperatur kritis
592,71 K
Spesifik gravity
1.2659
Sumber : Kirk Othmer, 1998
2.2.2
bersifat larut dalam alkohol, eter, benzen; kloroform; aseton, karbon disulfida, minyak
terpentin, karbon tetraklorida, minyak-minyak menguap. Asam benzoate ini juga memiliki
sifat dapat terbakar.
2.3
Konversi Gliserol
Gliserol diproduksi sebagai hasil samping reaksi transesterifikasi pada produksi
biodiesel yang memiliki nilai ekonomi yang rendah. Dari segi ekonomi nilai gliserol dapat
ditingkatkan dengan mengubahnya menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi
seperti hidrogen, gas sintesis atau bahan kimia cair. Proses konversi gliserol dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu dengan proses oksidasi gliserol, reduksi gliserol, esterifikasi
gliserol dan eterifikasi gliserol.
Jihad dkk., (2010) meneliti tentang pembuatan glycerol trihepthanoate yang
dilakukan dengan cara esterifikasi antara gliserol dengan asam heptanoate, kemudian
glycerol trihepthanoate ini digunakan sebagai plasticizer untuk PVC (poly vinyl chloride).
Dalam penelitian ini asam heksanoat terlebih dahulu dibuat dari reaksi hexane dengan gas
H2 dan CO. Reaksi tersebut akan menghasilkan hexanal, yang kemudian akan dioksidasi
menjadi asam hexanoat.
Pada konversi gliserol yang lain, Trejda dkk., (2011) juga meneliti tentang konversi
gliserol menjadi glycerol triacetate dengan reaksi esterifikasi gliserol dan asam asetat
dengan berbagai katalis dari jenis Niobium silica SBA-15, pada penelitian ini diperoleh
konversi paling besar adalah 94% dan selektivitas paling besar untuk glycerol
triacetateadalah 40%. Dora dkk., (2006) juga meneliti tentang konversi gliserol menjadi
glycerol triacetate dengan reaksi mereaksikan gliserol dan asam asetat dengan katalis strong
solid acid tungstated zirconia (WZ). Anindito juga telah melakukan pembuatan triacetin
antara gliserol dan asam asetat dengan katalisator asam sulfat, konversi tertinggi diperoleh
pada perbandingan pereaksi 6 gmol asam asetat/gmol gliserol, konsentrasi katalisator 0,67%
berat gliserol, dan konversi 85% (Anindito, 2008)
Rita dkk., (2008) meneliti tentang esterifikasi enzimatis gliserol dengan asam laurat
yang menghasilkan senyawa lesitin. Dari hasilpenelitian reaksi esterifikasi-enzimatis
diperoleh kondisi operasi optimum yaitu pada perbandinganjumlah mol gliserol dan asam
laurat 3:3, waktu reaksi esterifikasi-enzimatis 18 jam, dan persentaseberat penambahan
wijen terhadap substrat sebesar 90% dengan nilai penurunan teganganpermukaan air setelah
ditambahkan agen pengemulsi sebesar 21,6 mN/m dan stabilitas emulsiminyak-air setelah
ditambahkan agen pengemulsi sebesar 150,6 detik.
Hilyati dkk., (2001) juga melakukan percobaan pembuatan gliserol monostearat
yang dilakukan dengan reaksi esterifikasi antara gliserol dan asam stearat dengan katalis
asam (HCl) dan basa (KOH). Pembuatan gliserol stearat ini dilakukan dalam range
temperature 1400-1900C dengan waktu yang digunakan untuk percobaan adalah 8 jam.
Kondisi optimal dihasilkan pada temperature 1800C dengan waktu reaksi 8 jam yaitu
diperoleh ester 94,58 %.
Worapon dkk., (2010) melakukan penelitian tentang sintesis gliserol eter dengan
eterifikasi gliserol dengan tetra-butyl alcohol dengan reaktor berpengaduk dan kemudian
dipisahkan menggunakan kolom destilasi dalam skala laboratorium hasilnya adalah TTBG
(tri tert-butyl ether glycerol). Tamayo dkk., (2011) mereaksikan gliserol dan asam benzoat
secara esterifikasi secara enzimatis dalam media yang miskin solvent dengan menggunakan
katalis lipase B, dihasilkan senyawa3-monobenzoate glycerolatau -monobenzoate
glycerol.Reaksi ini menggunakan katalis lipase Bdengan konsentrasi 30 g/L dan didapat
konversi sebesar 80%.
2.4
gliserol
RCOOH
C3 H5 (OH)2 OOCR
asam karboksilat
ester
+ H2 O
air
Pembentukan senyawa proton pada asam karboksilat. Pada proses ini terjadi
perpindahan proton dari katalis asam atom oksigen pada gugus karbonil.
O
R
2.
+ OH
OH + H +
OH
OH
C
+
OH
OH
OH
OH
C
+
OH
R'
OH + R'OH
-H
R'
OH
3.
Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil yang diikuti pelepasan molekul air
menghasilkan ester
OH
OH
+H +
R'
OH
R'
+
OH
OH
+
OH2
-H2O
C+
R'
R'
O
-H +
OR'
H
C
OH
OH + R'OH
OH
OR' + H2O
ester
asam karboksilat
OR'
Tribenzoin
Tribenzoin yang memiliki rumus kimia C24H20O6 adalah nama lain dari 1,2,3-
10
Mekanisme reaksi esterifikasi gliserol dan asam benzoat menjadi tribenzoin adalah
sebagaiberikut:
C3 H5 (OH)3
gliserol
C6 H5 COOH
asam benzoate
C3 H5 (OH)3
gliserol
C3 H5 (OH)3
gliserol
C10 H12 O4
+ H2 O
glycerol monobenzoate
2 C6 H5 COOH
C17 H16 O5
asam benzoate
glycerol dibenzoate
3 C6 H5 COOH
asam benzoate
C24 H20 O6
+ 2 H2 O
+ 3 H2 O
glycerol tribenzoate
+ 3
+ 3 H2O
2.6
berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung
dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+:
HCl + H2O
H3O+ + Cl
Dari tujuh asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan asam
monoprotik yang paling sulit menjalani reaksi redoks. HCl juga merupakan asam kuat yang
paling tidak berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainnya. Walaupun
asam, ia mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun. Asam klorida dalam
konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan dan terus mempertahankan
konsentrasinya. Oleh karena alasan inilah, asam klorida merupakan reagen pengasam yang
sangat baik.
11
Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa.
Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang
jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer
dalam analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya
ketika dibuat.
2.6.1
Sifat
Massa molar
Penampilan
Densitas
1,18 g/cm3
Titik leleh
Titik didih
Keasaman (pKa)
8,0
Viskositas
2.6.2
natrium hipoklorit (pemutih NaClO) atau kalium permanganat (KMnO4), gas beracun klorin
akan terbentuk.
NaClO + 2 HCl H2O + NaCl + Cl2
2 KMnO4 + 16 HCl 2 MnCl2 + 8H2O + 2 KCl + 5 Cl2
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat ekspermintal. Penelitian terbagi
dalam dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan optimasi. Penelitian pendahuluan bertujuan
untuk menentukan variable dan metode proses produksi. Dalam penelitian pendahuluan
digunakan metode (Ari dan Anggra, 2011). Hasil penelitian pendahuluan tersebut
menggunakan proses esterifikasi gliserol dengan asam benzoat dengan menggunakan katalis
asam sulfat (H2SO4).
Hasil penelitian pendahuluan dengan metode (Ari dan Anggra, 2011) tersebut
menghasilkan produk reaksi yang baik. Sesuai dengan hasil analisa pengujian titrasi acidi
alkali didapatkan nilai konversi gliserol yang cukup tinggi 64,165 % Sehingga metode ini
digunakan untuk optimasi proses.
3.1
Rancangan Penelitian
Penelitian yang kami lakukan ialah esterifikasi gliserol dengan asam benzoat
menggunakan katalis asam klorida (HCl) menghasilkan gliserol tri-benzoate pada proses
batch dalam fase cair cair.
1. Variabel Tetap
a.
Kecepatan pengadukan
: 100 rpm
b.
: 500 ml
c.
Waktu reaksi
: 30 menit
2. Variabel Berubah
3.2
a.
Temperatur (oC)
b.
c.
: 50, 60, 70
: 3%, 4%, 5%
sebagai berikut:
1.
2.
3.
13
4.
5.
6.
7.
8.
Indikator PP
Alat untuk proses produksi terdiri dari labu leher tiga yang dilengkapi pendingin balik
dan pengaduk sistem mekanik. Sistem pengadukan harus dibuat kedap udara dengan
penambahan seal. Rangkaian alat secara lengkap disajikan pada gambar berikut (Gambar 3.1).
1
Keterangan :
1. Statif
2. Klem
3. Pendingin balik
4
4. Thermometer
5. Labu leher tiga
8
7
8. Oilbath
3.3
Pengolahan Data
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda Central
Composite Design (CCD) dimana metodologi respon permukaan terdiri dari sekelompok
teknik yang digunakan dalam studi empiris dari hubungan antara satu atau lebih respon
measurred seperti yield, indeks warna, dan viskositas, serta sejumlah variabel input seperti
waktu, suhu, dan kosentrasi (Cochran and Cox., 1992). Teknik ini telah digunakan untuk
menjawab pertanyaan dari jumlah jenis yang berbeda. Yield atau konversi akan menjadi
output (y) dan variabel yang ditetapkan di awal sebagai variabel terikat (x). Korelasi berikut
berdasarkan Response Surface Methodology (RSM) :
X1 = rasio 3
1
X2 = konsentrasi katalis 4
1
X3 = temperatur 60
10
14
Optimasi berdasarkan RSM akan digunakan untuk menentukan kondisi proses optimal
dari esterifikasi gliserol dengan asam benzoat menggunakan katalis HCl.
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Central Composite Design 3 Variabel
Run Block
Y
X1
X2
X3
1
-1
-1
-1
Y1
-1
-1
+1
Y2
-1
+1
-1
Y3
-1
+1
+1
Y4
+1
-1
-1
Y5
+1
-1
+1
Y6
+1
+1
-1
Y7
+1
+1
+1
Y8
-1.68
Y9
10
+1.68
Y10
11
-1.68
Y11
12
+1.68
Y12
13
-1.68
Y13
14
+1.68
Y14
15
Y15
16
Y16
Keterangan : -1
+1
0
15
Rasio Mol
As.Benzoat :
Gliserol
2:1
2:1
244,24
81,14
2,341
70
2:1
244,24
81,14
3,902
50
2:1
244,24
81,14
3,902
70
4:1
488,48
81,14
2,341
50
4:1
488,48
81,14
2,341
70
4:1
488,48
81,14
3,902
50
4:1
488,48
81,14
3,902
70
1,3 : 1
158,76
81,14
3,122
60
10
4,7 : 1
573,96
81,14
3,122
60
11
3:1
366,36
81,14
2.3
1,795
60
12
3:1
366,36
81,14
5.7
4,449
60
13
3:1
366,36
81,14
3,122
43,2
14
3:1
366,36
81,14
3,122
76,8
15
3:1
366,36
81,14
3,122
60
16
3:1
366,36
81,14
3,122
60
Run
3.4
Rasio Berat
As. Benzoat
Gliserol
(gr)
(ml)
244,24
81,14
%
Katalis
Kebutuhan
Katalis (ml)
Suhu
(oC)
2,341
50
Prosedur Percobaan
Langkah - langkah pembuatan gliserol tri- benzoate (tribenzoin) dengan mereaksikan
Asam benzoate
Katalis
Reaktor
Pengambilan sampel
berkala
Analisa Hasil
Konversi gliserol
FTIR
16
366,36 gr asam benzoat dilarutkan dalam 300 ml methanol pada bekker gelas.
2.
Larutan asam benzoat dan 81,14 ml gliserol 90% dimasukkan dalam labu leher tiga.
3.
4.
Pemanas dihidupkan hingga suhu 50oC. Setelah mencapai pada suhu 50oC katalis asam
klorida 1,534 ml dimasukkan ke dalam labu leher tiga.
5.
Sampel diambil sebanyak 5ml setiap 5 menit sampai dengan waktu reaksi 30 menit.
Perlakuan yang sama dilakukan untuk rancangan penelitian Central Composit Desain
pada Tabel 3.2
6.
3.5
Analisa Produk
1.
Titrasi dilakukan sampai terjadi perubahan warna yang tidak hilang selama
0,5 menit
17
Titrasi dihentikan apabila terbentuk warna merah muda yang tidak hilang
selama 0,5 menit
Kebutuhan NaOH dicatat
Titrasi dilakukan sebanyak 5 kali
e. Penentuan asam benzoat sisa
Besarnya asam benzoat sisa ditentukan dengan rumus:
Normalitas sampel =
2.
Konversi Gliserol
Dalam menghitung nilai konversi yang dihasilkan, dengan mengetahui terlebih
dahulu asam benzoat sisa, sehingga akan diperoleh banyaknya gliserol yang bereaksi.
Untuk mengetahui konversi gliserol menggunakan persamaan sebagai berikut :
Mol asam benzoat yang bereaksi = (mol asam benzoat awal) (mol asam benzoat sisa)
Mol gliserol yang bereaksi =
Konversi =
3.
Analisa FT-IR
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui sejumlah komponen dalam produk secara
Spektofotometri Infra Red. Dapat diketahui panjang gelombang dari senyawa tersebut.
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
Minggu
Kegiatan
Studi literatur
Analisa Data
Pembuatan laporan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4