Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
F.1
didasarkan pada ukuran dimensi lebar dari alat angkut terbesar yang melintas,
dalam hal ini yaitu dumptruck Komatsu HD 785-7 dengan lebar kendaraan 5,53
meter. Jalan angkut direncanakan memiliki 2 jalur dan akan digunakan untuk
kegiatan pengangkutan material overburden maupun batubara. Untuk mengetahui
lebar jalan angkut minimum pada jalan lurus dapat digunakan rumus berikut :
Lmin = n x Wt + (n + 1) x (0,5 x Wt)
Dengan:
Lmin
= Jumlah jalur
Wt
Lmin
F.2
pada lebar atau jarak antar jejak roda kendaraan, lebar tonjolan atau juntai truk
bagian depan dan bagian belakang pada saat menikung. Diperhitungkan pula jarak
antar truk pada saat bersimpangan serta jarak sisi luar truk dari tepi jalan. Untuk
mengetahui lebar jalan angkut minimum pada tikungan dapat digunakan rumus
berikut :
W
= n (U + Fa + Fb + Z) + C dan C = Z = (U + Fa + Fb)
Dengan:
W
= Jumlah jalur
= 2 jalur
Fa
Fb
Maka:
C
F.3
Jari-Jari Tikungan.
Jari-jari tikungan jalan angkut harus memenuhi faktor keamanan yaitu
= V2 / [127(e + f)]
Dengan :
R
= superelevasi (m/m)
= 0,04m/m
= koefisien gesekan
= -0,00065 V + 0,192
= -0,00065 (30) + 0,192
= 0,1725
Maka:
R
F.4
Superelevasi.
Superelevasi atau kemiringan pada tikungan dinyatakan dalam tangen
sudut atau dapat pula dinyatakan dalam satuan mm/m, yang diukur dari sisi dalam
dan sisi luar tikungan. Untuk mengetahui beda tinggi besarnya angka superelevasi
yang
digunakan
superelevasi,yakni:
untuk
perancangan
jalan
menggunakan
tabel
angka
Tabel O.1.
Nilai Superelevasi (m/m)
Jadi untuk beda tinggi antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam sebagai
berikut :
1) Nilai superelevasi
= 0,04 mm/m
Jadi beda tinggi yang harus dibuat pada jalan adalah 1,1 m.
F.5
Cross slope.
Angka cross slope pada jalan angkut dinyatakan dalam perbandingan jarak
vertikal dan horizontal dengan satuan mm/m. Pada konstruksi jalan angkut
tambang terbuka besarnya cross slope yang dianjurkan mempunyai ketebalan
antara sampai inch untuk tiap feet jarak horizontal atau sekitar 20mm sampai
40mm untuk tiap meter. Untuk mengetahui beda tinggi dapat digunakan rumus
berikut :
Q
= P x cross slope
= x Wt
Dengan:
Q
= Beda tinggi
Wt
= Lebar jalan
Maka :
P
= x 20 m
= 10 m
F.6
Gambar E.2
Kemiringan Jalan Pada Jalan Lurus
Tinggi jenjang = 10m
Grade jalan
= 10%
Gambar F.1
Rancangan Jalan Angkut