NIM
: 201320461011050
Kelompok
: IX
Ruangan
Rumah Sakit
Minggu
:1
C. Rencana Kegiatan
Target
1
Kegiatan
Waktu
Kriteri Hasil
Komunikasi terapeutik
Pengkajian pre operatif
Hari 1-5
- Memberi KIE
Melakukan tindakan pada
pasien pre operatif dan post
operatif, yaitu:
1. Memasang infus
2. Menyiapkan medikasi di
kamar operasi
3. Melakukan
observasi
kondisi pasien dari
mesin anatesi
4. Mengukur GCS pre dan
post operatif
5. Menghitung
ballance
cairan
6. Memonitoring
tandatanda obstruksi jalan
nafas dan resiko jatuh
post operasi
Hari 1-5
dengan tepat
Mampu melakukan tindakan
sesuai dengan prosedur (SOP)
yang telah ditetapkan
keterampilan
dan
menjalankan
fungsi
keperawatan
Mengetahui,
Pembimbing Institusi,
Pembimbing Klinik,
LAPORAN PENDAHULUAN
MYOMA UTERI
A. Latar Belakang
Mioma Uteri adalah neoplasma jinak berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal jiga
istilah Fibronoma, leimioma ataupoun Fibrid (Saiufuddin, 1999).
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun
mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih
banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche. Setelah
menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih bertumbuh. Di Indonesia,
mioma uteri ditemukan 2.39% 11.7% pada semua penderita ginekologi yang
dirawat (Saifuddin, 1999).
Bila mioma uteri bertambah besar pada masa post menopause harus
dipikirkan kemungkinan terjadinya degenerasi maligna (sarcoma) (Sastrawinata,
1988). Dengan pertumbuhan mioma dapat mencapai berat lebih dari 5 kg. Jarang
sekali mioma ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak berumur
35 45 tahun (25%). Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3
tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinja, akan tetapi beberapa kasus
ternyata tumbuh cepat. Mioma uteri ini lebih sering didapati pada wanita
nulipara atau yang kurang subur (Saifuddin, 1999).
Walaupun biasanya asimptomatik, leiomyomata dapat menyebabkan banyak
problema termasuk metrorrhagia dan menorrhagia, rasa sakit bahkan infertilitas.
Memang, perdarahan uteri yang sangat banyak merupakan indikasi yang paling
banyak untuk dilakukan histerektomi.
B. Definisi
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menumnpang, sehingga dalam kepustakaan dikenal dengan
istilah Fibromioma, leiomioma, atau fibroid (Mansjoer, 2007).
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak berkapsul, yang
berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma
uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan
neoplasma jinak yang paling sering ditemukan pada traktus genitalia
wanita,terutama wanita usai produktif. Walaupun tidak sering, disfungsi
reproduksi yang dikaitkan dengan mioma mencakup infertilitas, abortus spontan,
persalinan prematur, dan malpresentasi (Crum, 2003).
Badan uterus, melebar dari fundus ke servix, sedangkan antara badan dan
servix terdapat istmus
Ligamentum teres uteri ada dua buah, di sebelah kiri dan di sebelah kanan
sebuah. Terdiri atas jaringan ikat dan otot, berisi pembuluh darah dan ditutupi
peritonum. Ligamen ini berjalan dari sudut atas uterus ke depan dan ke samping,
melalui anulus inguinalis profundus ke kanalis inguinalis. Setiap ligamen panjangnya
10 sampai 12,5 cm.
Fungsi Uterus
Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan. Sebutir
ovum, sesudat keluar dari ovarium, diantarkan melalui tuba uterina ke uterus.
Endometrium disiapkan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu dan ovum itu
sekarang tertanam di dalamnya. Sewaktu hamil, yang secara normal berlangsung
selama kira-kira 40 minggu, uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis tetapi
lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga ebdomen pada
masa pertumbuhan fetus.
Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus
berkontraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian kembali
ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.
(Evelyn C. Pearce, 1986, hal 259 261)
E. Manifestasi klinis
Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat mioma, besarnya tumor,
perubahan dan komplikasi
diantaranya:
1. Perdarahan abnormal, berupa hipermenore, menoragia dan metroragia.
Faktor-faktor yang menyebabkan perdarahan antara lain:
Terjadinya
hiperplasia
endometrium
sampai
adenokarsinoma
2. Rasa nyeri yang mungkin timbul karena gangguan sirkulasi darah pada
sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Nyeri
terutama saat menstruasi
3. Pembesaran perut bagian bawah
4. Uterus membesar merata
5. Infertilitas
6. Perdarahan setelah bersenggama
7. Dismenore
8. Abortus berulang
9. Poliuri, retention urine, konstipasi serta edema tungkai dan nyeri panggul.
(Chelmow, 2005)
F. Klasifikasi
Mioma umumnya digolongkan berdasarkan lokasi dan ke arah mana mereka
tumbuh.Klasifikasinya sebagai berikut :
1. Mioma
intramural
merupakan
mioma
yang
paling
banyak
ditemukan. Sebagian besar tumbuh di antara lapisan uterus yang paling tebal
dan paling tengah, yaitu miometrium.
2. Mioma subserosa : merupakan mioma yang tumbuh keluar dari lapisan uterus
yang paling luar, yaitu serosa dan tumbuh ke arah rongga peritonium. Jenis
mioma ini bertangkai (pedunculated) atau memiliki dasar lebar. Apabila
terlepas dari induknya dan berjalan-jalan atau dapat menempel dalam rongga
peritoneum disebut wandering/parasitic fibroid Ditemukan kedua terbanyak.
3. Mioma submukosa : merupakan mioma yang tumbuh dari dinding uterus
paling dalam sehingga menonjol ke dalam uterus. Jenis ini juga dapat
bertangkai atau berdasarkan lebar. Dapat tumbuh bertangkai menjadi polip,
kemudian dilahirkan melalui saluran serviks, yang disebut mioma
geburt (Chelmow, 2005)
G. Patofisiologi
Ammature muscle cell nest dalam miometrium akan berproliferasi hal tersebut
diakibatkan oleh rangsangan hormon estrogen. ukuran myoma sangat bervariasi.
sangat sering ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi dapat juga
terjadi pada servik. Tumot subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh darah
endometrium dan menyebabkan perdarahan. Bila tumbuh dengan sangat besar
tumor ini dapat menyebabkan penghambat terhadap uterus dan menyebabkan
perubahan rongga uterus. Pada beberapa keadaan tumor subcutan berkembang
menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang dapat
menyebabkan terjadi infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid sangat jarang bersifat
ganas, infertile mungkin terjadi akibat dari myoma yang mengobstruksi atau
menyebabkan kelainan bentuk uterus atau tuba falofii. Myoma pada badan uterus
dapat menyebabkan aborsi secara spontan, dan hal ini menyebabkan kecilnya
pembukaan cervik yang membuat bayi lahir sulit.
Myoma Intramural
Myona Submukosusm
Berada di bawah
endometrium dan menonjol
ke dalam rongga uterus
Gejala/Tanda
Perdarahan
Suplai darah
Gg. Hematologi
Gg.Perfusi
Jaringan
Penurunan
Imun Tubuh
Pembesaran Uterus
Kurang
Pengetahuan
Penekanan
Syaraf
Gg. Sirkulasi
Cemas
Nekrosis
Radang
Resiko Infeksi
Nyeri Akut
Penekanan
Kandung Kencing
Uretra
Ureter
Rectum
Poliuri
Retensio Uri
Hidronefrosis
Obstipasi Tenesmus
Gangguan Eliminasi
Urin
Gangguan Eliminasi
I.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat meningkatkan
akurasi diagnosis diantaranya :
1. Ultra Sonografi (USG), untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma,
ketebalan endometrium dan keadaan adneksa dalam rongga pelvis. Mioma
juga dapat dideteksi dengan Computerized Tomografi Scanning (CT scan)
ataupun Magnetic Resonance Image ( MRI), tetapi kedua pemeriksaan itu
lebih mahal.
2. Foto Bulk Nier Oversidth (BNO), Intra Vena Pielografi (IVP) pemeriksaaan
ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal
dan perjalanan ureter.
3. Histerografi dan histerokopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai
dengan infertilitas.
4. Laparoskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
5. Laboratorium: hitung darah lengkap dan apusan darah, untuk menilai kadar
hemoglobin dan hematokrit serta jumlah leukosit.
6. Tes kehamilan adalah untuk tes hormon Chorionic gonadotropin, karena bisa
membantu dalam mengevaluasi suatu pembesaran uterus, apakah oleh karena
kehamilan atau oleh karena adanya suatu mioma uteri yang dapat
menyebabkan pembesaran uterus menyerupai kehamilan.
J.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum, yaitu:
1. Degenerasi ganas
Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan
apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
2. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan
sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadi
sindrom abdomen akut.
I.
Penatalaksanaan Medis
1.
b. Histerektomi
Histerektomi adalah tindakan operatif
J.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Data biografi pasien
2. Riwayat kesehatan saat ini, meliputi : keluhan utama masuk RS, faktor
pencetus, lamanya keluhan, timbulnya keluhan, faktor yang memperberat,
upaya yang dilakukan untuk mengatasi, dan diagnosis medik.
3. Riwayat kesehatan masa lalu, meliputi : penyakit yang pernah dialami,
riwayat alergi, imunisasi, kebiasaan merokok,minum kopi, obat-obatan dan
alkohol
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Pemeriksaan fisik umum dan keluhan yang dialami. Untuk pasien dengan
kanker servik, pemeriksaan fisik dan pengkajian keluhan lebih spesifik ke
arah pengkajian obstretri dan ginekologi, meliputi :
Pemeriksaan genetalia
Pemeriksaan payudara
Usia menarche
Menopause
6. Kesehatan lingkungan/higiene
7. Aspek psikososial meliputi : pola pikir, persepsi diri, suasana hati,
hubungan/komunikasi, kebiasaan seksual, pertahanan koping, sistem nilai dan
kepercayaan dan tingkat perkembangan.
8. Data laboratorium dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang lain
9. Terapi medis yang diberikan
10. Efek samping dan respon pasien terhadap terapi
11. Persepsi klien terhadap penyakitnya
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker serviks) dan agen
injuri fisik (jika dilakukan terapi pembedahan)
2. PK : Anemia
3. Cemas b.d krisis situasional (histerektomi atau kemoterapi), ancaman
terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan, stres,
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
faktor biologis (status hipermatebolik berkenaan dengan kanker) dan faktor
psikososial
5. Resiko infeksi dengan faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder;
ketidakadekuatan pertahanan imun tubuh; imunosupresi (kemoterapi), dan
prosedur invasi
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit;
keterbatasan
kognitif
(dilihat
dari
tingkat
pendidikan);
No.
1
Diagnosa Keperawatan
Nyeri
akut
NOC
berhubungan Setelah
NIC
dilakukan
jaringan
oleh inflamasi)
pada
pasien
mengontrol 5. Ajarkan
tehnik
pernafasan
untuk
diafragmatik
nonfarmakologi
bantuan)
keluarga)
Melaporkan
bahwa
dengan 8. Kolaborasi
berkurang
menggunakan
manajemen
HR(60-100x/menit), RR (1624x/menit),
suhu
(36,5-
37,50C)
Klien tampak rileks mampu
tidur/istirahat
dalam
analgetik
nyeri
diastole
medis
dengan
tim
pemberian
POST OPERASI
No.
1
Diagnosa Keperawatan
Nyeri
berhubungan
NOC
dengan Setelah
dilakukan
NIC
kepada
pasien
dengan
kriteria
hasil
sebagai 2. Berusaha
berikut:
keadaan
Perawat memonitor
tingkat
kecemasan pasien
Klien
mampu
menurunkan
memahami
pasien
(rasa
empati)
3. Berikan
informasi
tentang
diagnosa,
penyebab-penyebab
kecemasan
stimulus 4. Mendampingi
menurunkan
lingkungan
ketika
pasien
untuk
mampu
mencari
pasien
mengurangi
kecemasan
cemas
Klien
baik
dan
meningkatkan
kenyamanan
dilakukan
Klien
melaporkan
kepada
saling percaya
kecemasan
penuh perhatian
8. Ajarkan pasien teknik
relaksasi
ibadah
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat CM. 2004. Prosedur tetap Obstetri dan ginekologi. Jakarta : EGC
Callahan MD MPP, Tamara L. 2005. Benign Disorders of the Upper Genital Tract in
Blueprints Obstetrics & Gynecology. Boston : Blackwell Publishing,
Chelmow.D.2005.GynecologicMyomectomy Http://www.emedicine.com/med/topic331
9.html.
Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD. 2003. Tumors of the Myometrium in
Diagnostic Gynecologic and Obstetric Pathology. Boston : Elsevier Saunders
Djuwantono T. 2004. Terapi GnRH Agonis Sebelum Histerektomi atau Miomektomi.
Farmacia. Vol III NO. 12. Juli 2004. Jakarta
Hart MD FRCS FRCOG, David McKay. 2000. Fibroids in Gynaecology Illustrated.
London : Churchill Livingstone.
Joedosapoetro MS. 2003. Ilmu Kandungan. Wiknjosastro H, Saifudin AB, Rachimhadi
T. Editor. Edisi Ke-2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Manuaba IBG. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi. Edisi 2.
Jakarta : EGC
Moore JG. 2001. Essensial obstetri dan ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Hipokrates
Panay BSc MRCOG MFFP, Nick et al. 2004. Fibroids in Obstetrics and Gynaecology.
London : Mosby
Parker WH. 2007. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas.
Volume 87. Department of Obstetrics and gynecology UCLA School of Medicine.
California : American Society for Reproductive Medicine
Rayburn WF. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Alih Bahasa: H. TMA Chalik. Jakata.
Widya Medika,