Anda di halaman 1dari 16

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
Tugas Sistem Informasi Akuntansi
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
Proses Bisnis Produksi
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
Dosen Pembimbing:
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
PIPIN KURNIA, SE, M.SI,AK
JURUSAN AKUNTANSI
hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU
2012
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
12/12/2012

Disusun Oleh
Kelompok 4

Auliya Ulfa
Ayu Ichwanty
Chintya Joneta
Diven Kresnhadi SP
Dody Lucky Adesta
M. Luthfi Iznillah
Rohida Utami
Yonanda Oriza

1102136111
1102111580
1102113072
1102112775
1102113280
1102112993
1102112835
1102112893

Daftar Isi
I.

Pengendalain siklus transaksi pada proses bisnis produksi .......................... 3


A. Pengendalian produksi ............................................................................. 3
B. Pengendalain persediaan.......................................................................... 5
C. Produksi Just In Time ................................................................................ 5
D. Aplikasi Akuntansi Kekayaan..................................................................... 6

II. Sistem Pemanufakturan Respon Cepat ........................................................ 6


A. Komponen Sistem Pemanufakturan Respon-Cepat .................................. 6
B. Pemrosesan Transaksi pada Sistem Pemanufakturan Respon-cepat ...... 10
C. Pertimbangan Pengendalian Internal Khusus ......................................... 15

BAB. 9 Proses Bisnis Produksi


I.

Pengendalain siklus transaksi pada proses bisnis produksi

A.

Pengendalian produksi

System akuntansi biaya berfokus pada pengelolaan persediaan pada persediaan


manufaktur, seperti bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Job costing
merupakan prosedur dimana biaya didistribusikan ke pekerjaan atau order produksi
tertentu. Hal ini membutuhkan system pengendalian order produksi yang baik.
Dalam penentuan biaya berdasarkan proses produksi (process costing), biaya dikumpulkan
dalam proses atau departemen berdasarkan periode.
Lingkup dari pengendalian produksi mencakup perencanaan produk yang akan diproduksi
dan penjadwalan produksi untuk mencapai pemanfaatan sumber daya secara optimal.
Kebutuhan-kebutuhan dasar produksi disajikan dalam daftar bahan dan daftar kegiatan
utama. Daftar bahan mencakup bahan yang dibutuhkan dan penjelasan mengenai order.
Daftar bahan dapat digunakan sebagai referensi untuk penggantian bahan, dan sebagai
dasar menentukan bahan pendukung, atau sebagai daftar bahan bagi pemakai. Daftar
kegiatan utama hampir serupa dengan daftar bahan; merincikan kegiatan tenaga kerja,
urutannya, dan mesin-mesin yang mereka butuhkan secara khusus dalam kegiatan produksi.
Menentukan produk mana yang akan diproduksi membutuhkan informasi gabungan antara
permintaan produk, dan sumber daya yang tersedia di perusahaan. Sumber daya tersedia
untuk produksi yang fungsi pengendalian produksi melalui laporan posisi pengendalian dan
laporan ketersediaan barang. Laporan posisi bahan baku merinci sumber daya bahan dalam
persediaan yang tersedia untuk produksi. Laporan ketersediaan barang menyajikan
ketersediaan sumber daya tenaga kerja dan mesin.
Order produksi digunakan sebagai otorisasi departemen produksi untuk membuat produkproduk tertentu. Permintaan bahan diterbitkan untuk setiap order produksi digunakan
sebagai persetujuan bagi departemen persediaan untuk mengeluarkan bahan ke
departemen produksi.
Kegiatan tenaga kerja dicatat dalam kartu jam kerja. Kartu ini diposting ke order produksi
dan dikirikan ke departemen akuntansi biaya. Laporan posisi produksi merinci pekerjaan
selesai per order produksi sesuai dengan proses produksi.
3

Setiap dokumen dan proses yang disebutkan diatas dapat digunakan sebagai proses untuk
melaksanakan pengendalian produksi bagi perusahaan. Dokumen dan formulir yang
digunakan dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan
perusahaan.

File dan laporan


Kebutuhan dasar produksi disediakan dengan daftra material dan daftar operasi master.
Spesifikasi rinci material untuk produk pada daftar material. Daftar material berisi daftar
semua bahan yang diperlukan dan deskripsinya dalam pesanan dan subperakitan. Daftar
material dan daftar operasi digunakan secara luas dalam fungsi pengendalian produksi.
Ketersedian sumber daya untuk produksi dikomunikasikan dengan fungsi pengendalian
produksi denan mnggunakan laporan status persedian dan laporan ketersediaan faktor.
laporan status bahan baku berisii sumber daya dalam persediaan yang tersedia untuk di
produksi. Laporan ketersediaan faktor berisi ketersediaan faktor berisi ketersediaan sumber
daya tenaga kerja dan mesin.
Arus transaksi
Pesanan produksi dijalankan sesuai dengan otorisasi untuk departemen produksi untuk
membuat produk. Permintaan material diterbitkan untuk setiap pesanan produksi untuk
mengotorisasidepartemen persediaan untuk mengeluarkan material ke departemen
produksi. Operasi tenaga kerja dicatat pada kartu pencatat waktu kerja. karTu ini diposting
ke pesanan produksi dan dilanjutkan ke departemen akuntansi biaya. Laporan status
produksi dikirimkan secara periodeik dari departemen produksi ke fungsi pengendalian
produksi. Laporan status produksi merinci pekerjaan yang telah selesai pada pesanan
produksi individual yang telah dipindahkan melalui proses produksi. Laporan ini digunakan
untuk memonitor status pesanana produksi yang belum selesai sdan jika diperlukan , dapat
dilakaukan revisi pada jadwal departemen produksi.
Akuntasi biaya
Departemen akuntasi biaya bertanggung jawab untuk mengelola file pncatatan biaya barang
dalam proses.efisiensi pengendalian produksi memerlukan pembangdung antara produksi
sesungguhnya dengan penjadwalan produksi dan analisis perbedaan. Pengendalain produksi
juga membutuhkan pembadingan dan analisis dari faktor faktor yang lain, termasuk biaya
yang dianggarkan dengan biaya sesungguhnya untuk pesanan produksi individual dan atau
departemen dan fasilitas yang digunakan dibandingkan dengan etrsediaan fasilitas oleh
departemen. Pengendalain terhadap hilangnya persediaan dan pengolaan level persediaan
yang optimal juga merupakan faktor yang penting untuk pengendalain produksi secara
keseluruhan.
4

B.

Pengendalain persediaan

Pengendalian persediaan diwujudkan melalui beberapa pencatatan persedian dan laporan


yang berisi informasi seperti penggunaan persediaan,saldo persediaan,dan levl maksimum
dan minimum dari persediaan. Titik pemesanan ulang merupakan level persediaan yang
digunakan sebagai pertimbangan untuk memesan atau memproduksi item tambahan untuk
menghindari kondisi tidak memiliki persediaan. Karena tujuan pengendalian persediaan
adalah eminimumkan biaya persediaan total, keputusan penting yang dibuat adalah ukuran
jumlah setiap pesanan pembelian yang disebut denga economic order quantity. Kuantitas
yang dipesan kembali harus menyeimbangkan dua sistem biaya,yaitu penanganan dan biaya
pemesanan.
Dengan rumus EOQ =

Dimana EOQ =economic order quantity


R = kebutuhan untuk item pada suatu periode
S= biaya pembelian per pesanan
P= unit biaya
I= biaya penanganan persediaan per periode,dinyatakan dalam persentase
nilai periode persediaan
Jika EOQ telah dihitung,waktu pemesanan harus diputuskan,artinya reorder point harus
ditentukan. Jika waktu tunggu pesnana dan tingkat penggunaan persediaan diketahui,
penentuan reorder point dapat segera dilakukan.
Bagian penting dalam pengndalian persediaan adalah evaluasi perputaran persediaan untuk
menentukan umur,kondisi dan status persediaan. Pengendalian khusu dibuat untuk
menghapus yang telah kadaluarsa dan item persediaan yang perputarannya rendah dan
membandingkan antara level persediaan yang telah dibuat. Pengendalian persediaan
meliputi metode untuk pengangann dan penyimpanan. Item perluu diklasifikasikan dan
diidentifikaiskan secara tepat sehingga dapat ditempatkan secara tepat dan jjuga
memungkinkan untuk pelaporan dan verifikasi secara tepat.

C.

Produksi Just In Time

produksi just in time merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sistem produksi
yang komponen diproduksi hanya ketika diperlukan dalam suatu proses operasi.
5

Pendekatan just-in-time menjaga arus material melalui pabrik hingga minimum dengan
menjadwalkan material agar tiba di area kerja tepat pada waktunya. Sistem produksi JIT ini
menentukan bahwa setiap tahap proses pembuatan hanya memproduksi produk yang
dibutuhkan saja pada saat tertentu sesuai jumlah yang dibutuhkan. Dengan demikian
tingkat persediaan dapat ditekan serendah mungkin sehingga memungkinkan pemanfaatan
yang lebih produktif pada asset yang sebelumnya disimpan dalam persediaan. Sistem ini
juga memungkinkan penyesuaian terhadap perubahan permintaan dengan mengurangi
waktu produksi sehinggamemungkinkan penghantaran produk kepada konsumen lebih
cepat.
Konsep yang diterapkan dalam JIT adalah proses produksi tarik (pull) yaitu memproduksi
satu unit lalu ditarik ke proses kerja berikutnya pada saat diperlukan. JIT tidak menerapkan
proses produksi dorong (push) yang tradisional, dimana pesanan ditumpuk di departemen
pemrosesan agar dapat dikerjakan, jadi bahan baku didorong ke proses kerja hulu tanpa
memandang persediaan sumber daya.

D.

Aplikasi Akuntansi Kekayaan


Elemen penting dari pengendalian internal yang efektif adalah pemrosesan yang akurat
dan tepat waktu dari informasi yang berhubungan dengan aktiva tetap dan investasi.
Ada 4 tujuan dari aplikasi aktiva tetap dan investasi :
Untuk mengelola pencatatan yang benar yang mengidentifikasikan aset dengan
deskripsi, biaya dan lokasi fisik.
Untuk depresiasi yang benar dan atau perhitungan amortisasi untuk tujuan buku
dan pajak.
Untuk evaluasi ulang asuransi dan tujuan biaya penggantian.
Menyediakan laporan bagi pihak manjemen untuk merencanakam dan
mengendalikan item aset individual.

II.

Sistem Pemanufakturan Respon Cepat

A.

Komponen Sistem Pemanufakturan Respon-Cepat

Sistem pemanufakturan fisik didukung oleh dua sub sistem, yaitu computer-aided design
and drafting (CADD) dan computer-aided manufacturing (CAM).

a. Computer-Aided Design and Drafting (CADD)


CADD menggunakan perangkat lunak komputer untuk melakukan fungsi rekayasa dan
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas design engineer. Produk-tivitas yang
meningkat membuat organisasi harus lebih responsif terhadap per-mintaan pasar untuk
penawaran produk baru dan produk yang ditingkatkan. Ahli teknik, perancang, dan drafter
bekerja di CADD stations yang terdiri dari sebuah monitor dengan kemampuan grafis, light
pen atau mouse untukmenempatkan garis atau detail lainnya pada layar, dan sebuah printer
untuk mencetak. Detail rancangan produk disimpan oleh komputer dan dapat dipanggil lagi
dan dimanipulasi oleh pengguna.
Sistem CADD memberikan beberapa tipe fungsi dukungan yang berbeda. Solid modeling
adalah gambaran matematika dari bagian objek solid dalam memori komputer. Model ini
menunjukkan volume yang disertakan dalam bidangpermukaan. Berbagai model komponen
dapat digunakan untuk memprediksi produk akhir, seperti berat, stabilitas, atau momen
kelembanan. Analisis elemen hingga adalah metode matematika yang digunakan untuk
menentukankarakteristik mekanik, seperti tegangan dari struktur di bawah beban. Drafting
terotomatisasi menghasilkan gambar rancang bangun dan dokumen hardcopy lainnya.
Gambar dihasilkan dengan menggambar berbagai sudut pandang dari model geometrik
yang telah dibuat sebelumnya dan disimpan dalam memori komputer.

Sistem Pemanufakturan sistem Cepat


b. Computer-Aided Manufacturing (CAM)
Sistem CAM meliputi perangkat lunak untuk mende_nisikan proses pemanufakturan, alat
untuk memperbaiki produktivitas proses, sistem pendukung pengambil keputusan untuk
membantu pengendalian dan pengawasan proses produksi, dan beberapa elemen
implementasi untuk pengendalian proses shopfoor seperti robotik, programmable logic
controller (PLC) dan machine vision system. Robot industri adalah alat yang dirancang untuk
memindahkan material, suku cadang, atau alat khusus dengan menggunakan variabel
gerakanyang diprogram untuk berbagai macam tugas yang dilakukan. Sistem CAM
memasukkan modul-modul untuk memudahkan proses perencanaan, line analysis,
pengendalian proses statistik, analisis kualitas, dan pengawasan pemeliharaan.
Pengendalian proses online digunakan sebagai umpanbalik proses data untuk setiap sistem
untuk manipulasi dan analisis berikutnya.

Sistem CAM mengumpulkan dan memproses data dari proses pemanufakturan yang dapat
diprogram untuk menyediakan dukungan keputusan. Datadigunakan untuk menghasilkan
laporan dan untuk menganalisis kinerja proses pemanufakturan. Sistem memonitor kondisi
status dan parameter pemrosesan dari mesin produksi, ukuran kualitas, dan sistem
penanganan barang dalam proses. Informasi yang dikumpulkan dari sistem ini meliputi
status mesin, alarm kegagalan, penghitungan bahan, efesiensi mesin, penghitungan
foat,siklus waktu, level kualitas, dan karakteristik bahan. Informasi tersebut dimasukkan ke
sistem pemantauan produksi, analisis kualitas, dan pemantauan pemeliharaan.
2.5.2 Sistem Perencanaan Sumber Daya Pemanufakturan (MRP II)
Sistem perencanaan sumber daya pemanufakturan (MRP II) terdiri dari sistem perencanaan
kebutuhan bahan baku (MRP) dan sistem berkaitan dengan penjualan, penagihan, dan
pembelian. Sistem MRP merupakan sistem yang utama dari sistem MRP II. Sistem MRP
menggunakan kemampuan komputasi dari komputer untuk memproses sejumlah besar
data yang diperlukan untuk perencanaan dan penjadwalan kebutuhan penggunaan bahan
baku. MRP digunakan secara komprehensif untuk memasukkan semua persediaan bahan
baku, barang dalam proses,dan barang jadi. Karena barang dalam proses mencakup biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung , dan biaya overhead. Maka semua elemen
pemanufakturandimasukkan dalam sistem MRP. Sistem MRP mengintegrasikan empat
subsitem, diantaranya perencanaan produksi, penjadwalan produksi, akuntansi biaya, dan
pelaporan. Seperti tampak pada gambar 2.6:

Gambar 2.6: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku (MRP)


Sumber : Sistem Informasi Akuntansi, George H. Bodnar - William S. Hop-wood

2.5.3 Teknologi Integrasi Tingkat Lanjut

Fleksibilitas dan kecepatan respon sistem pemanufakturan sangat tergantung pada tingkat
integrasi komponen-komponen yang terkait. Identifkasi otomatis meningkatkan integrasi
karena produk dan material yang diberi tanda elektroniksecara efektif membuat mereka
dapat dibaca oleh mesin. EDI meningkatkan integritas karena ia secara efektif
mengintegrasikan sistem perusahaan dengan sistem pemasok dan pelanggan. Pemrosesan
terdistribusi meningkatkan integritas karena ia secara logika dan fifsik mengkombinasikan
sumber daya informasi yang tersebar secara geografis menjadi satu sistem yang berkaitan.

2.5.4 Identifikasi Otomatis


Mesin yang dapat membaca barcode dan teknologi scanner merupakan elemen yang sangat
diperlukan. Perusahaan pemanufakturan dapat memperoleh keuntungan dengan
menggunakan sistem barcode UPC (Uniform Product Code) standar. Dengan kode UPC,
pelanggan dan pemasok akan menggunakan kode produk yang sama sehingga mengurangi
masalah referensi silang.
EDI merupakan integrasi aplikasi terkomputerisasi yang melekat dalam CIM. EDI
memberikan dampak pada efisiensi pemanufakturan dan persediaan dengan
menyederhanakan rantai logistik pada penempatan dan penyimpanan pesanan dengan
membuat sistem yang lebih responsif untuk kebutuhan saat ini. Level persediaan dapat
dikurangi hanya dengan menggunakan EDI karena ia memperpendek waktu pengurutan
penyimpanan pesanan dan penempatan.

B.

Pemrosesan Transaksi pada Sistem Pemanufakturan Respon-cepat

Production Process Definition & Bills of Material


pPngguna untuk dapat menyiapkan proses produksi yang dapat digunakan kembali untuk
berbagai produk secara independen. Pengguna juga dapat menkonfigurasi suatu produksi
secara ad-hoc untuk satu kali saja atau bilamana menerima pesanan produksi made-toorder atau menggunakan templates untuk mempersingkat pendefinisian proses yang sama.
Setiap proses produksi dapat di spesifikasikan dengan jenis inputs termasuk bahan mentah,
jumlah mesin yang diperlukan,lokasi mesin, waktu produksi, item-item lainnya yang
diperlukan/predecessors, total tahap produksi, kegunaan gudang, kualitas dan labor.
Berbagai proses dapat digabungkan menjadi satu proses produksi yang kompleks. Karena
setiap proses terhubung dengan perhitungan biaya dan perkiraan waktu, sistem akan
menghitung keseluruhan waktu yang diperlukan untuk membuatnya dan proses apa saja
yang terkait dan biaya bahan mentahnya. Ditambah lagi, sistem dapat menentukan jumlah
produk cukup untuk sudah bisa dikirim kekonsumer.

10

Production Job Orders


Mendukung berbagai cara untuk membuat pemesanan produksi. Yang standar adalah untuk
membuat pemesanan produksi dari Bill of Material, dimana memiliki keuntungan dimana
persediaan bahan mentah, lokasi gudang dan masalah metode produksinya akan secara
otomatis tercatat. Tetapi, pemesanan produksi dapat juga dibuat berdasarkan Sales Orders,
semuanya dari dasar atau diurai dari barang jadi dan dikembalikan menjadi suatu komponen
untuk bahan dasar. Permintaan produksi job orders adalah dibuat dengan estimasi tanggal
pengiriman, secara otomatis terlihat material inputs dan production outputs untuk grand
totals, barang jadi/finished atau barang setengah jadi/half-finished goods. Setelah ada
konformasi pemesanan pembuatan dialihkan ke barang dalam proses/work-in-progress.
Ditambah lagi, production order receipts membantu pengguna untuk mendapatkan
production job orders yang lengkap dan dapat melihat/menelusuri rencana kuantitas
dibandingkan dengan kuantitas yang lengkap atau/dan yang ditolak dan memonitor tanggal
telat/overdue.
MRP Planning & Forecasting

Fitur ini dapat membantu pengguna untuk prediksi tingkat permintaan suatu produk bukan
hanya dari penerimaan permintaan tetapi juga dengan remalan untuk dapat secara flkesibel
menyesuaikan perencanaan material. Perencanaan produksi dapat dilakukan untuk barang
jadi atau barang setengah jadi dan juga material pendukungnya. Berdasarkan ramalan
permintaan (yang diperkirakan dan yang sebenarnya) fungsi MRP akan menekankan bahan
mentah yang mana saja, WIP dan bahan pendukung lainnya untuk memenuhi permintaan
dengan juga mempertimbangkan wakti intik membeli ataupun memproduksi material
terkait. Perencanaan material dapat dimodfikasi kapan saja selama rencana tersebut belum
dijalankan. Bilamana perencanaan tersebut telah dikonfirmasi oleh pengguna dapat
melakukan pembelian dan/atau permintaan produksi untuk memulai merealisasikan
rencana tersebut.

Automated Production Management

Karyawan produksi dapat secara otomatis mengubah inventory pada saat proyeksi
penjualan atau data lainnya berubah karena perubahan permintaan barang jadi. Bilamana
suatu work-in-progress atau barang jadi telah jatuh dibawah minimum stock level, sistem
akan otomatis membuat suatu product job order untuk produk tersebut, yang kemudian
akan memulai proses berikutnya.

11

Cost Analysis

Manajemen Produksi secara detil menyediakan analisa yang mendalam biaya produksi
untuk setiap jenis produk. Dengan cara menjumlah semua biaya proses produksi dari setiap
item. Sehingga memberikan pengguna untuk menobservasi kecenderungan biaya produksi
setiap produk diteliti mendalam hingga setiap langkah produksi dan kemudian komponenkomponennya seperti barang mentah, biaya karyawan, menggunaan mesin, overhead,
waste, dll.
Biaya Berbasis Aktivitas
Biaya berbasis aktivitas atau activity based costing (ABC) merupakan sistem penentuan
biaya yang membebankan biaya ke objek biaya seperti produk atau jasa berdasarkan
aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya. Aktivitas disini dapat berupa kejadian, tugas,
atau unit kerja yang memiliki tujuan tertentu. Jadi, dengan sistem ABC biaya akan dihitung
pada masing-masing aktivitas dan dibebankan ke objek biaya berdasarkan konsumsi dari
aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa.
ABC memusatkan perhatiannya pada biaya tidak langsung (indirect cost). Hal ini karena
biaya tidak langsung merupakan biaya yang sulit untuk ditelusuri terhadap objek biaya.
Sementara biaya langsung dapat dengan mudah ditelusuri ke objek biaya.
Dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya tidak langsung tersebut disebut drivers.
Sebuah driver sumber daya (resource driver) adalah sebuah dasar yang dipakai untuk
mengalokasikan biaya sumber daya ke aktivitas-aktivitas yang berbeda. Driver aktivitas
(activity driver) adalah sebuah dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya aktivitas ke
produk, pelanggan, atau objek biaya akhir.

12

Gambaran umum ABC


Suatu keterbatasan dari sistem penentuan biaya tradisional adalah mengalokasikan biaya
tidak langsung dengan menggunakan tarif tunggal atau berbasis volume. Kenyataannya
banyak biaya tidak langsung yang tidak berbasis volume, sehingga dapat mengakibatkan
distorsi dalam penentuan biaya produk. ABC membantu dalam mengurangi masalah
tersebut.

Tahapan Dalam Merancang ABC


Tiga tahapan dalam merancang ABC adalah 1)mengidentifikasi objek biaya yang dipilih,
2)mengidentifikasi biaya dan aktivitas, 3)membebankan biaya tidak langsung ke aktivitas,
4)membebankan biaya aktivitas ke objek biaya, 5) menghitung jumlah biaya untuk objek
biaya baik biaya langsung maupun tidak langsung.
2.1 Mengidentifikasi Objek Biaya yang Dipilih
Tahap pertama dalam merancang ABC adalah mengidentifikasi objek biaya. Objek
biaya disini bisa berupa produk atau jasa, pelanggan, dan lain sebagainya.
2.2 Mengidentifikasi Biaya dan Aktivitas
Selanjutnya perlu untuk mengidentifikasi biaya dan aktivitas. Proses identifikasi biaya
terdiri dari identifikasi biaya langsung dan tidak langsung yang terkait dengen objek
biaya yang dipilih. Biaya-biaya tersebut dapat diperoleh dari rekening buku besar atau
bagan rekening yang perusahaan miliki.
Dalam sistem ABC biasanya memiliki empat kategori aktivitas, yaitu:
a. Aktivitas berlevel unit atau volume yaitu aktivitas yang dilakukan untuk
memproduksi setiap unit produk. Contohnya, jam tenaga kerja langsung, jam mesin,
jumlah unit yang dihasilkan, dan lain sebagainya.
b. Aktivitas berlevel batch atau kelompok yaitu aktivitas yang dilakukan untuk setiap
batch atau kelompok produk yang dihasilkan atau diproduksi atau dijual. Contohnya,
jam setup, pesanan produksi, permintaan material, dan lain sebagainya.
c. Aktivitas untuk mendukung produk atau jasa yaitu aktivitas yang dilakukan untuk
membantu produksi produk atau jasa. Contohnya, perubahan desain produk, jam
desain produk, dan lain sebagainya.

13

d. Aktivitas untuk mendukung fasilitas yaitu aktivitas yang dilakukan untuk


mendukung organisasi secara keseluruhan. Contohnya, biaya administrasi umum
(termasuk sewa dan keamanan gedung), pajak properti, manajemen pabrik, dan lain
sebagainya.
2.3 Membebankan Biaya Tidak Langsung ke Aktivitas
Setelah dilakukan identifikasi biaya dan analisis aktivitas, biaya-biaya tidak langsung
dialokasikan ke pusat biaya aktivitas dengan menggunakan driver sumber daya
(resources driver). Sehingga biaya-biaya tidak langsung tersebut akan dikelompokan
atau dipusatkan dalam pusat biaya aktivitas.
2.4 Membebankan Biaya Aktivitas ke Objek Biaya
Setelah biaya-biaya tidak langsung dikelompokan atau dipusatkan dalam pusat biaya
aktivitas, selanjutnya pusat biaya aktivitas tersebut dibebankan ke objek biaya yang
dipilih menggunakan driver aktivitas (activity driver).
2.5 Menghitung Jumlah Biaya dari Objek Biaya dengan Menambahkan Biaya
Langsung dan Tidak Langsung
Setelah membebankan biaya tidak langsung ke objek biaya, selanjutnya ditambahkan
dengan biaya langsung untuk objek biaya tersebut sehingga diperoleh jumlah biaya
untuk objek biaya yang dihitung.

Sistem produksi modern, antara lain yang disebut dengan sistem MRP II (Manufacturing
Resources Planning) merupakan suatu sistem informasi terintegrasi yang
mengkoordinasikan pemasaran, manufacturing, pembelian yang dikembangkan dari
perencanaan strategik bisnis dan melibatkan manajemen puncak dari perusahaan
industri tersebut.
Perencanaan strategik bisnis mengendalikan keputusan manufacturing terutama yang
terkait dengan manajemen produksi dan inventori. Didalam melakukan perencanaan
produksi dan inventori perusahaan industri modern melakukan langkah-langkah utama,
yaitu mengumpulkan data yang relevan dengan perencanaan produksi,
mengembangkan data tersebut, menentukan kapasitas produksi dan melakukan
partnership meeting yang terutama membicarakan isu-isu penting/khusus.
Dari rencana produksi, yang mengacu kepada rencana permintaan dibuat rencana
kebutuhan sumber daya, yang implementasinya tertuang dalam Penjadwalan Produksi
Induk (Master Production Scheduling MPS).
14

Aktivitas yang dilakukan dalam MPS seperti menyediakan atau memberikan input
utama kepada sistem perencanaan kebutuhan material dan kapasitas, merupakan
perencana prioritas bagi industri modern dalam perencana kebutuhan material, karena
dalam mendesain MPS faktor-faktor lingkungan manufacturing, struktur produk (BOM)
horizon perencanaan, waktu tunggu produk dan produk time fences, ikut menentukan
proses penyusunannya, sehingga format tampilan MPS, merupakan masukan bagi
penyusunan MRP.
MRP merupakan tekhnik yang sangat diperlukan dalam industri modern saat ini, sesuai
dengan mottonya yaitu memproleh material yang tepat, dari sumber yang tepat, untuk
penempatan yang tepat pada waktu yang tepat. Dalam proses MRP membutuhkan lima
sumber informasi utama, yaitu : MPS, Bill of Material (BOM), item master yang
merupakan suatu file berisi informasi status tentang material serta kuantitas yang
dibutuhkan, pesanan-pesanan /order dan memberitahukan tentang berapa banyak dari
masing-masing item tersebut dibutuhkan sehingga akan mengurangi stock on hand, di
masa yang akan datang dan menghindarkan terjadinya stagnasi produksi karena
menunggu bahan baku.material, sebab MRP memperhitungkan lead time, safety stock,
danm memasukkan faktor serap yang yield dalam proses pembuatannya, juga
memperhatikan /menganalisa isu-isu ekonomi pemerintah dan hukum dan analisa
kompetitor yang ada.
Sistem MRP menghasilkan tiga jenis laporan, yang memberikan keapda perencana
suatu metode yang efektif dan efisien dalam memprioritaskan item mana yang harus
diperhatikan/ditindaklanjuti.
Out put dari MRP digunakan terutama oleh perencana-perencana dalam fungsi
pengendalian produksi, pengendalian inventori atau pembelian, yang membentuk
suatu jaringan kerjasama antara departemen-departemen tersebut dan akhirnya
tercapai efisiensi, kualitas, daya saing yang tinggi dari out put produksi tersebut dan
dapat dipertahankannya loyalitas pelanggan terhadap produk jadi yang mendatangkan
profit bagi perusahaan.

C.

Pertimbangan Pengendalian Internal Khusus


Sistem informasi respon cepat sama seperti sistem sama seperti sisem komputer yang
lain ,meningkatkan masalah pengendalian internal tertentu. Transaksi dapat dilakukan
tanpa persetujuan atau investasi manusia,yang berarti mengurangi pengendalian
konvensional berkaitan dengan pemisahan tugas dalam transaksi. Oleh karena itu,
pertimbangan utama adlaha memasttikan bahwa pengendalain atau yang sejenisnya
merupakan bagian ontegral dari sistem pemanufakturan sistem pemanufakturan
sistemm cepat.
15

Pengembangan sistem merupakan hal yang utama pada banyak sistem berbasis
komputer, tetapi pengembangan sistem merupakan hal yang kristis dalam sistem
pemanufakturan respon cepat. Penghalang utam pengembangan otomatisasi dalam
pabrik juga menjadi gangguan pada aplikasi lain pemogragman dan perangkat lunak.

16

Anda mungkin juga menyukai