BAB9 Sia
BAB9 Sia
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
Tugas Sistem Informasi Akuntansi
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
Proses Bisnis Produksi
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
Dosen Pembimbing:
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
PIPIN KURNIA, SE, M.SI,AK
JURUSAN AKUNTANSI
hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU
2012
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
12/12/2012
Disusun Oleh
Kelompok 4
Auliya Ulfa
Ayu Ichwanty
Chintya Joneta
Diven Kresnhadi SP
Dody Lucky Adesta
M. Luthfi Iznillah
Rohida Utami
Yonanda Oriza
1102136111
1102111580
1102113072
1102112775
1102113280
1102112993
1102112835
1102112893
Daftar Isi
I.
A.
Pengendalian produksi
Setiap dokumen dan proses yang disebutkan diatas dapat digunakan sebagai proses untuk
melaksanakan pengendalian produksi bagi perusahaan. Dokumen dan formulir yang
digunakan dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan
perusahaan.
B.
Pengendalain persediaan
C.
produksi just in time merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sistem produksi
yang komponen diproduksi hanya ketika diperlukan dalam suatu proses operasi.
5
Pendekatan just-in-time menjaga arus material melalui pabrik hingga minimum dengan
menjadwalkan material agar tiba di area kerja tepat pada waktunya. Sistem produksi JIT ini
menentukan bahwa setiap tahap proses pembuatan hanya memproduksi produk yang
dibutuhkan saja pada saat tertentu sesuai jumlah yang dibutuhkan. Dengan demikian
tingkat persediaan dapat ditekan serendah mungkin sehingga memungkinkan pemanfaatan
yang lebih produktif pada asset yang sebelumnya disimpan dalam persediaan. Sistem ini
juga memungkinkan penyesuaian terhadap perubahan permintaan dengan mengurangi
waktu produksi sehinggamemungkinkan penghantaran produk kepada konsumen lebih
cepat.
Konsep yang diterapkan dalam JIT adalah proses produksi tarik (pull) yaitu memproduksi
satu unit lalu ditarik ke proses kerja berikutnya pada saat diperlukan. JIT tidak menerapkan
proses produksi dorong (push) yang tradisional, dimana pesanan ditumpuk di departemen
pemrosesan agar dapat dikerjakan, jadi bahan baku didorong ke proses kerja hulu tanpa
memandang persediaan sumber daya.
D.
II.
A.
Sistem pemanufakturan fisik didukung oleh dua sub sistem, yaitu computer-aided design
and drafting (CADD) dan computer-aided manufacturing (CAM).
Sistem CAM mengumpulkan dan memproses data dari proses pemanufakturan yang dapat
diprogram untuk menyediakan dukungan keputusan. Datadigunakan untuk menghasilkan
laporan dan untuk menganalisis kinerja proses pemanufakturan. Sistem memonitor kondisi
status dan parameter pemrosesan dari mesin produksi, ukuran kualitas, dan sistem
penanganan barang dalam proses. Informasi yang dikumpulkan dari sistem ini meliputi
status mesin, alarm kegagalan, penghitungan bahan, efesiensi mesin, penghitungan
foat,siklus waktu, level kualitas, dan karakteristik bahan. Informasi tersebut dimasukkan ke
sistem pemantauan produksi, analisis kualitas, dan pemantauan pemeliharaan.
2.5.2 Sistem Perencanaan Sumber Daya Pemanufakturan (MRP II)
Sistem perencanaan sumber daya pemanufakturan (MRP II) terdiri dari sistem perencanaan
kebutuhan bahan baku (MRP) dan sistem berkaitan dengan penjualan, penagihan, dan
pembelian. Sistem MRP merupakan sistem yang utama dari sistem MRP II. Sistem MRP
menggunakan kemampuan komputasi dari komputer untuk memproses sejumlah besar
data yang diperlukan untuk perencanaan dan penjadwalan kebutuhan penggunaan bahan
baku. MRP digunakan secara komprehensif untuk memasukkan semua persediaan bahan
baku, barang dalam proses,dan barang jadi. Karena barang dalam proses mencakup biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung , dan biaya overhead. Maka semua elemen
pemanufakturandimasukkan dalam sistem MRP. Sistem MRP mengintegrasikan empat
subsitem, diantaranya perencanaan produksi, penjadwalan produksi, akuntansi biaya, dan
pelaporan. Seperti tampak pada gambar 2.6:
Fleksibilitas dan kecepatan respon sistem pemanufakturan sangat tergantung pada tingkat
integrasi komponen-komponen yang terkait. Identifkasi otomatis meningkatkan integrasi
karena produk dan material yang diberi tanda elektroniksecara efektif membuat mereka
dapat dibaca oleh mesin. EDI meningkatkan integritas karena ia secara efektif
mengintegrasikan sistem perusahaan dengan sistem pemasok dan pelanggan. Pemrosesan
terdistribusi meningkatkan integritas karena ia secara logika dan fifsik mengkombinasikan
sumber daya informasi yang tersebar secara geografis menjadi satu sistem yang berkaitan.
B.
10
Fitur ini dapat membantu pengguna untuk prediksi tingkat permintaan suatu produk bukan
hanya dari penerimaan permintaan tetapi juga dengan remalan untuk dapat secara flkesibel
menyesuaikan perencanaan material. Perencanaan produksi dapat dilakukan untuk barang
jadi atau barang setengah jadi dan juga material pendukungnya. Berdasarkan ramalan
permintaan (yang diperkirakan dan yang sebenarnya) fungsi MRP akan menekankan bahan
mentah yang mana saja, WIP dan bahan pendukung lainnya untuk memenuhi permintaan
dengan juga mempertimbangkan wakti intik membeli ataupun memproduksi material
terkait. Perencanaan material dapat dimodfikasi kapan saja selama rencana tersebut belum
dijalankan. Bilamana perencanaan tersebut telah dikonfirmasi oleh pengguna dapat
melakukan pembelian dan/atau permintaan produksi untuk memulai merealisasikan
rencana tersebut.
Karyawan produksi dapat secara otomatis mengubah inventory pada saat proyeksi
penjualan atau data lainnya berubah karena perubahan permintaan barang jadi. Bilamana
suatu work-in-progress atau barang jadi telah jatuh dibawah minimum stock level, sistem
akan otomatis membuat suatu product job order untuk produk tersebut, yang kemudian
akan memulai proses berikutnya.
11
Cost Analysis
Manajemen Produksi secara detil menyediakan analisa yang mendalam biaya produksi
untuk setiap jenis produk. Dengan cara menjumlah semua biaya proses produksi dari setiap
item. Sehingga memberikan pengguna untuk menobservasi kecenderungan biaya produksi
setiap produk diteliti mendalam hingga setiap langkah produksi dan kemudian komponenkomponennya seperti barang mentah, biaya karyawan, menggunaan mesin, overhead,
waste, dll.
Biaya Berbasis Aktivitas
Biaya berbasis aktivitas atau activity based costing (ABC) merupakan sistem penentuan
biaya yang membebankan biaya ke objek biaya seperti produk atau jasa berdasarkan
aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya. Aktivitas disini dapat berupa kejadian, tugas,
atau unit kerja yang memiliki tujuan tertentu. Jadi, dengan sistem ABC biaya akan dihitung
pada masing-masing aktivitas dan dibebankan ke objek biaya berdasarkan konsumsi dari
aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa.
ABC memusatkan perhatiannya pada biaya tidak langsung (indirect cost). Hal ini karena
biaya tidak langsung merupakan biaya yang sulit untuk ditelusuri terhadap objek biaya.
Sementara biaya langsung dapat dengan mudah ditelusuri ke objek biaya.
Dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya tidak langsung tersebut disebut drivers.
Sebuah driver sumber daya (resource driver) adalah sebuah dasar yang dipakai untuk
mengalokasikan biaya sumber daya ke aktivitas-aktivitas yang berbeda. Driver aktivitas
(activity driver) adalah sebuah dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya aktivitas ke
produk, pelanggan, atau objek biaya akhir.
12
13
Sistem produksi modern, antara lain yang disebut dengan sistem MRP II (Manufacturing
Resources Planning) merupakan suatu sistem informasi terintegrasi yang
mengkoordinasikan pemasaran, manufacturing, pembelian yang dikembangkan dari
perencanaan strategik bisnis dan melibatkan manajemen puncak dari perusahaan
industri tersebut.
Perencanaan strategik bisnis mengendalikan keputusan manufacturing terutama yang
terkait dengan manajemen produksi dan inventori. Didalam melakukan perencanaan
produksi dan inventori perusahaan industri modern melakukan langkah-langkah utama,
yaitu mengumpulkan data yang relevan dengan perencanaan produksi,
mengembangkan data tersebut, menentukan kapasitas produksi dan melakukan
partnership meeting yang terutama membicarakan isu-isu penting/khusus.
Dari rencana produksi, yang mengacu kepada rencana permintaan dibuat rencana
kebutuhan sumber daya, yang implementasinya tertuang dalam Penjadwalan Produksi
Induk (Master Production Scheduling MPS).
14
Aktivitas yang dilakukan dalam MPS seperti menyediakan atau memberikan input
utama kepada sistem perencanaan kebutuhan material dan kapasitas, merupakan
perencana prioritas bagi industri modern dalam perencana kebutuhan material, karena
dalam mendesain MPS faktor-faktor lingkungan manufacturing, struktur produk (BOM)
horizon perencanaan, waktu tunggu produk dan produk time fences, ikut menentukan
proses penyusunannya, sehingga format tampilan MPS, merupakan masukan bagi
penyusunan MRP.
MRP merupakan tekhnik yang sangat diperlukan dalam industri modern saat ini, sesuai
dengan mottonya yaitu memproleh material yang tepat, dari sumber yang tepat, untuk
penempatan yang tepat pada waktu yang tepat. Dalam proses MRP membutuhkan lima
sumber informasi utama, yaitu : MPS, Bill of Material (BOM), item master yang
merupakan suatu file berisi informasi status tentang material serta kuantitas yang
dibutuhkan, pesanan-pesanan /order dan memberitahukan tentang berapa banyak dari
masing-masing item tersebut dibutuhkan sehingga akan mengurangi stock on hand, di
masa yang akan datang dan menghindarkan terjadinya stagnasi produksi karena
menunggu bahan baku.material, sebab MRP memperhitungkan lead time, safety stock,
danm memasukkan faktor serap yang yield dalam proses pembuatannya, juga
memperhatikan /menganalisa isu-isu ekonomi pemerintah dan hukum dan analisa
kompetitor yang ada.
Sistem MRP menghasilkan tiga jenis laporan, yang memberikan keapda perencana
suatu metode yang efektif dan efisien dalam memprioritaskan item mana yang harus
diperhatikan/ditindaklanjuti.
Out put dari MRP digunakan terutama oleh perencana-perencana dalam fungsi
pengendalian produksi, pengendalian inventori atau pembelian, yang membentuk
suatu jaringan kerjasama antara departemen-departemen tersebut dan akhirnya
tercapai efisiensi, kualitas, daya saing yang tinggi dari out put produksi tersebut dan
dapat dipertahankannya loyalitas pelanggan terhadap produk jadi yang mendatangkan
profit bagi perusahaan.
C.
Pengembangan sistem merupakan hal yang utama pada banyak sistem berbasis
komputer, tetapi pengembangan sistem merupakan hal yang kristis dalam sistem
pemanufakturan respon cepat. Penghalang utam pengembangan otomatisasi dalam
pabrik juga menjadi gangguan pada aplikasi lain pemogragman dan perangkat lunak.
16