Appearance
Pucat
Badan merah,
Seluruh tubuh
Ekstremitas biru.
kemerah-merahan
Tidak Ada
Tidak Ada
(Warna Kulit)
Pulse Rate
(Frekuensi Nadi)
Grimace
(Grimace)
(Reaksi
Rangsangan)
Tidak Ada
Activity
Ekstremitas sedikit
fleksi
(Tonus Otot)
Respiration
Tidak Ada
(Pernapasan)
Catatan :
Gerakan aktif
teratur
PENATALAKSANAAN ASFIKSIA
Langkah resusitasi untuk keberhasilan resusitasi
Semua petugas yang terlibat dalam persalinan harus telah dilatih secara memadai,
efisien, dapat bekerja sebagai tim, dan semua peralatan yang dierlukan harus
tersedia dan dalam keadaan berfungsi baik
Sebelum Persalinan
Untuk persalinan normal, petugas ahli dalam resusitasi neonatus harus hadir
Untuk asfiksia, 2 petuagas ahli dalam resusitasi dan 2 asisten harus hadir
Cek alat pengisap lendir, oksigen, sungkup wajah dengan ukuran sesuai berat
bayi, serta balon resusitasi
Siapkan sebuah pipa endotrakea (ET) dengan ukuran sesuai berat bayi, potong 1315 cm
Setelah persalinan
*setelah bayi lahir dilakukan penilaian :
kehangatan,
membuka/membersihkan
jalan
nafas,
Letakkan bayi terlentang pada posisi ekstensi utnuk membuka jalan nafas.
Sebuah gulungan handuk diletakkan di bawah bahu bayi untuk membantu
mencegah fleksi leher dan penyumbatan jalan nafas
Bersihkan jalan nafas atas dengan menghisap mulut terlebih dakulu kemudian
hidung, menggunakan bulb syringe, alat pengisap lendir, kateter pengisap.
Perhatikan untuk menjaga bayi dari kehilangan panas setiap saat.
NB : pengisapan dan pengeringa tubuh dapat dilakukan bersamaan bila air
ketuban jernih
Pengisapan yang kontinyu dibatasi 3-5 detik pada satu pengisapan. Mulut diisap
erlebih dahulu untuk mencegah aspirasi
Pengisapan lebih agresif boleh dilakukan jika ada mekonium pada jalan nafas.
Bila terdapat mekonium dan bayi tidak bugar lakukan pengisapan lewat trakea
Keringkan, stimulasi, ganti kain yang basah dengan yang kering, dan reposisi
kepala
Tindakan yang dilakukan sejak bayi lahir hingga reposisi < 30 detik
Menilai pernafasan
Jika bayi mulai bernafas secara teratur dan memadai, periksa denyut jantung. Jika
denyut jantung > 100 x/menit dan bayi tidak mengalami sianosis, hentikan
resusitasi. Bila ada sianosis berikan O2 aliran bebas
Jika tidak terdapat pernafasan atau bayi megap-megap, VTP diawali dengan
menggunakan balon resusitasi dan sungkup, dengan frekuensi 40-60 x/menit
Jika denyut jantung <100 x/menit, bahkan dengan pernafasan memadai, VTP
dimulai pada kecepatan 40-60 x/menit
Kompresi Dada
jika denyut jantung <60 x/menit setelah 30 detik VTP yang memadai, kompresi
dada dimulai
kompresi dada diselingi ventilasi secara sinkron terkoordinasi dengan rasio 3:1.
Kecepatan kombinasi kegiatan tersebut harus 120/menit (90 komprsi dan 30
ventilasi). Stelah 30 detik evaluasi respons. Jika denyut jantung >60 denyut/menit,
kompresi dada dihentikan dan VTP dilanjutkan hingga denyut jantung mencapai
100 x/menit dan bayi bernafas efektif
Pemberian Obat
epinefrin diberika jika denyut jantung tetap <60 x/menit setelah 30 detik VTP dan
30 detik lagi VTP dan kompresi dada. Dosis epinefrin adalah 0,1-0,3 ml/kg BB
larutan 1 : 10.000 secara IV, melalui vena umbilikal. Bila deberikan melalui pipa
ET dosis 0,3-1,0 ml/kg BB
Perawatan Lanjutan
catat nilai Apgar untuk menit ke-1 dan ke-5 dalam rekam medic
jika bayi memerlukan asuhan intensif, rujuk ke rumah sakit terdekat yang
memiliki kemampuan memberikan dukungan ventilator, untuk memantau dan
memeberi perawatan pada neonatus
jika bayi stabil, pindahkan ke ruang neonatal untuk dipantau dan ditindaklanjuti
di ruang neonatal, ikuti panduan asuhan neonatus normal untuk pemeriksaan fisik
dan tindakan profilaksis. Selain itu, monitor secara ketat tanda vital, sirkulasi,
perfusi, status neurologic, dan jumlah urin serta pemberian minum ditunda
disesuaikan kondisi. Sebagai gantinya, berikan glukosa 10% IV. Uji laboratorium
seperti analisis gas darah, glukosa dan hematokrit harus dilakukan
jika sudah tidak terdapat komplikasi selama 24 jam, neonatus dapat keluar dari
unit neonatal. Informasikan kepada petugas dan orang tua/keluarga tentang tanda
bahayanya.