1.2 Meiosis
Meiosis sel kelamin terjadi melalui dua tahapan yaitu meiosis I dan meiosis II.
Gambaran Meiosis I :
1. Profase I : berlangsung lama sehingga pada fase ini dibedakan menjadi 5 stadia,
yaitu leptonema, zigonema, pakhinema, diplonema dan diakinesis.
a. Leptonema: kromosom diploid tampak sebagai benang panjang dan tipis.
b. Zigonema: kromosom saling berdekatan dan membentuk pasangan yang
disebut sinapsis.
c. Pakhinema: kromosom menjadi pendek dan menebal.
Penyebab
:
a. karena kelainan susunan kromosom ke 21, dari 23 kromosom manusia.
Pada manusia normal, 23 kromosom tersebut berpasang-pasangan hingga
jumlahnya 46. Pada penderita down syndrome, kromosom nomor 21
tersebut berjumlah tiga (trisomi), sehingga totalnya menjadi 47 kromosom.
Jumlah yang berlebihan tersebut mengakibatkan kegoncangan pada sistem
metabolisme sel, yang akhirnya memunculkan down syndrome. Semakin
tua usia ibu, maka semakin tinggi pula risiko melahirkan anak dengan
down syndrome . (diatas 35 tahun)
b. kurangnya zat-zat tertentu yang menunjang perkembangan sel syaraf pada
saat bayi masih di dalam kandungan, seperti kurangnya zat iodium.
Ciri-ciri fisik :
a. Bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan
bagian anteroposterior kepala mendatar.
b. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang
mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia).
c. Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk
lipatan (epicanthalfolds).
d. Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek
termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik
pada tangan maupun kaki melebar.
e. Lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatoglyphics). Kelainan
kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan kerusakan
pada sistem organ yang lain.
f. Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa congenital heart disease.
Kelainan ini yang biasanya berakibat fatal karena bayi dapat meninggal
dengan cepat. Pada sistem pencernaan dapat ditemui kelainan berupa
sumbatan pada esofagus (esophageal atresia).
g. Pada otak penderita sindrom down, ditemukan peningkatan rasio APP
(amyloid precursor protein) seperti pada penderita Alzheimer.
Penyebab:
a. Sindrom klinefelter terjadi ketika anak laki-laki memiliki kromsom seksual
ekstra dari satu orang tua pada saat pembentukan embrio. Hal ini
merupakan kejadian acak. Tidak seperti kelainan kromsom sindrom down,
memiliki catatan keluarga dengan sindrom klinefelter atau memiliki ibu
yang berusia cukup tua pada saat melahirkan tidak membuat seseorang
cenderung mengalami kondisi ini.
b. Kelebihan kromosom X pada laki-laki terjadi karena terjadinya
nondisjungsi meiosis kromsom seks selama terjadi gametogenesis pada
salah satu orang tua. Nondisjungsi meiosis adalah kegalagalan sepasang
kromsom seks untuk memisah (disjungsi) selama proses meiosis terjadi.
Akibatnya, sepasang kromosom tersebut akan diturunkan kepada sel
anaknya, sehingga terjadi kelebihan kromosom seks pada anak. Sebesar
40% nondisjungsi meiosis terjadi pada ayah, dan 60% kemungkinan terjadi
pada ibu. Sebagian besar penderita sindrom klinefelter memiliki
kromosom XXY, namun ada pula yang memiliki kromsom XXXY,
XXXXY, XXYY, dan XXXYY.
c. Kariotipe (22AA+XXY), telah trisomik pada gonosom kromosom nomor
23 dan 24.
Ciri-ciri :
a. Gejala klinis dari sindrom klinefelter ditandai dengan perkembangan ciriciri seksual yang abnormal atau tidak berkembang, seperti testis yang kecil
dan aspermatogenesis (kegagalan memproduksi sperma).
b. Testis yang kecil diakibatkan oleh sel germinal testis dan selitan (interstital
cell) gagal berkembang secara normal. Sel selitan adalah sel yang ada
diantara sel gonad dan dapat menentukan hormon seks pria.
c. Kekurangan hormon androgen, badan tinggi, peningkatan level
gonadotropin, danginekomastia.
d. Penderita klinefelter akan mengalami gangguan koordinasi gerakbadan,
seperti kesulitan mengatur keseimbangan , melompat, dan gerakan motor
tubuh yangn melambat.
e. Memiliki otot yang kecil, namun mengalami perpanjangan kaki lengan.
Penyebab
:
a. Hilangnya kromosom X. Kelainan ini ditemukan pada 1 diantara 3000
bayi baru lahir.
b. Sindrom turner bukan penyakit keturunan, melainkan salah satu orang tua
membawa kromosom yang telah mengalami penyusunan ulang.
c. Syndrome dengan kariotipe (22AA + X0). Jumlah kromosom 45 dan
kehilangan satu kromosom seks pada kromosom nomor
Ciri-ciri
:
a. Pasien dengan sindrom Turner perempuan, tapi tidak berkembang
ovumnya (disgenesis ovaricular).
b. Penderita sindrom Turner cenderung berciri fisik tertentu seperti bertubuh
pendek, kehilangan lipatan kulit di sekitar leher, pembengkakan pada
tangan dan kaki, wajah menyerupai anak kecil, dan dada berukuran kecil.
Beberapa penyakit cenderung menyerang penderita sindrom ini, di
antaranya adalah penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal dan tiroid,
kelainan rangka tulang seperti skoliosis danosteoporosis, obesitas, serta
gangguan pendengaran dan penglihatan.
c. Sebagian besar penderita sindrom ini tidak memiliki keterbelakangan
intelektual, namun dibandingkan wanita normal, penderita memiliki
kemungkinan yang lebih besar untuk menderita keterbelakangan
intelektual. Sebagian penderita sindrom Turner memiliki kesulitan dalam
menghafal, mempelajari matematika, serta kemampuan visual dan
pemahaman ruangnya rendah. Perbedaan fisik dengan wanita normal juga
membuat penderita sindrom Turner cenderung sulit untuk bersosialisasi.
Penyebab
Ciri-ciri
:
a. Tinggi badan lebih dari 170 cm
b. Hormon kelakian / Tetosteron berlebih
Penyebab
:
a. Sindrom Triple-X terjadi terjadi akibat abnormalitas pembelahan
kromosom menjadi gamet semasa meiosis. Kariotip penderita sindrom
Triple-X mempunyai 47 kromosom
Ciri-ciri
:
a. Individu ini jelas mempunyai fenotip perempuan, tetapi pada umur 22 ia
mempunyai alat kelamin luar seperti kepunyaan bayi.
b. Alat kelamin dalam dan payudara tidak berkembang dan ia sediit
mendapat gangguan mental.
c. menstruasi sangat tidak teratur.
d. Penelitian Jacobs pada seorang pasien perempuan berusia 37 tahun
menyatakan adanya menstruasi yang sangat tak teratu, ovarium dalam
keadaan seperti menopause, pemeriksaan mikroskopis dari ovarium
menunjukkan kelainan pada pembentukan folikel ovarium dan dari 63 sel
yang diperiksa maka 51 sel memiliki 47 kromosom, sedang kromosom
tambahannya ialah kromosom-X.
e. Tes seks kromatis menunjukkan bahwa pasien itu mempunyai 2 buah seks
kromatin.
f. Umumnya penderita lebih tinggi dari perempuan umunya tetapi berat
badan penderita tersebut tidak sebanding dengan tingginya.
Resiko :
CVS memang mampu memberikan hasil yang akurat dan cepat ketimbang alat
tes lain, misalnya amniocentesis. Namun CVS juga memberikan risiko
keguguran lebih tinggi. Dua dari empat ibu hamil yang mencoba tes ini,
mengalami
risikonya.
Biasanya, hal yang sering terjadi akibat CVS adalah perdarahan vagina.
Penelitian pada ibu hamil juga menunjukkan kemungkinan peningkatan risiko
tidak lengkapnya anggota tubuh yang terbentuk. Selain itu CVS juga dapat
menyebabkan penurunan produksi cairan amniotik.
Saat melakukan: usia kehamilan 11-12 minggu. Paling cepat boleh dilakukan
setelah usia kehamilan mencapai minggu ke 4
Jenis pemeriksaan: diagnostik
Yang diperiksa: contoh jaringan plasenta untuk mengetahui kemungkinan
risiko janin menderita Sindroma Down. Kemungkinan menyebabkan
keguguran hanya 3%
3. Wanita yang memiliki hasil tes yang abnormal terhadap sindrom down
pada
trimester pertama kehamilan.
4. Wanita dengan kelainan pada pemeriksaan USG.
5. Wanita dengan sensitisasi Rh.
Meski dilakukan dibawah panduan USG, amniocentesis bukan tanpa risiko.
Risiko yang mengkin terjadi pada pemeriksaan ini yaitu kebocoran atau infeksi air
ketuban, jarum menyentuh bayi, kelahiran prematur, keguguran.
Saat melakukan: bila usia kehamilan sudah mencapai minggu ke 14.
Jenis pemeriksaan: diagnostik
Yang diperiksa: contoh cairan ketuban (amnion) dari sekeliling janin untuk analisa
kromosom. Kemungkinan menyebabkan keguguran hanya 1%
Saat melakukan: pada usia kehamilan antara 15-22 minggu, tapi idealnya antara
minggu ke 16 dan ke 18
Jenis pemeriksaan: pemonitoran (screening)
Yang diperiksa: contoh darah untuk mengetahui ada tidaknya 3 senyawa kimia
penanda adanya risiko janin menderita kelainan tabung saraf, seperti spina bifida dan
Sindroma Down.
LO 4. Memahami dan menjelaskan hadist & ayat al-quran dalam berprasangka baik
Dan sesungguhnya Allah akan menguji seseorang mengikut kemampuannya seperti
yang telah
tertulis
di
dalam
Surah
Al-Baqarah
ayat
286
;
Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Nabi bersabda :
(Riwayat Muslim)
Artinya :" Abdullah ibn Amru ra berkata: Bersabda Rasulullah s.a.w : "Sungguh beruntung
orang yang masuk Islam dan rizkinya cukup dan merasa cukup dengan segala pemberian
Allah kepadanya".
http://liavanilla.wordpress.com/bios-stuff/beberapa-syndrome-akibat-kelainan-genetis/
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/kehamilan/gizi+dan+kesehatan/deteksi.janin.dengan.cho
rionic.villus.sampling/001/001/126/6/2
http://ppiuniten.wordpress.com/2010/02/22/405/