Anda di halaman 1dari 17

I.

Judul Percobaan

: PEMISAHAN

II.

Hari/Tanggal Percobaan

: Senin, 24 November 2014

III.

Selesai Percobaan

: Senin, 24 November 2014

IV.

Tujuan Percobaan

1. Memisahkan zat padat dari zat cair


2. Memisahkan zat padat dari zat padat
3. Memisahkan zat cair dari zar cair
V.

Tinjauan Pustaka
Kebanyakan materi yang ada di bumi ini tidak murni, tetapi berupa
campuran dari beberapa komponen. Untuk memperoleh zat murni kita harus
memisahkannya dari campurannya. Campuran dapat dipisahkan melalui
peristiwa fisika dan kimia. Misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan
saringan, contohnya adalah kertas saring dan selaput semipermiabel. Kertas
saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarutnya.
Campuran homogeny seperti alcohol dalam air tidak dapat dipisahkan dengan
saringan karena partikelnya lolos dari pori-pori kertas saring dan selaput
semipermiabel. Campuran seperti itu dapat dipisahkan dengan cara fisika yaitu
destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromaografi.
Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya
berdasarkan titik didih kedua zat cair. Pada proses ini terjadi perubahan wujud
dari air keuap hasil pemanasan berdasarkan titik didihnya. Uap ini adalah zat
yang akan dipisahkan, kemudian uap tersebut didinginkan dan terjadi proses
pengembunan sehingga diperoleh cairan murni (distilat) yang diharapkan.
Destilasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu destilasi sederhana dan
bertingkat. Destilasi sederhana seperti yang telah dijelaskan yaitu proses
penguapan yang diikuti pengembunan. Misalnya pengolahan air tawar dan laut.
Destilasi bertingkat adalah proses destilasi berulang-ulang pada plat yang lebih
tinggilebh banyak cairan yang mudah menguap. Contohnya adalah pemisahan
alcohol air, pemurnian minyak dan lain-lain.
Rekristalisasi merupakan teknik pemisahan berdasarkan perbedaan titik
beku komponen. Perbedaan tersebut harus cukup besar dan sebaiknya

komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan lainnya cair pada suhu
kamar.
Untuk memisahkan zat padat dari zat padat dapat dilakukan dengan cara:
a. Melarutkan dan menyaring. Dapat dilihat pada contoh pemisahan garam
dapur(larut dalam air) dari pasir(tidak larut dalam air). Air garam bila
dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka maka air akan menguap sedikit
demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan
akan akhirnya terbentuk Kristal garam secara perlahan. Setelah mengkristal
garam dapat dipisahkan dengan menyaring.
b. Kristalisasi bertingkat
c. Sublimasi. Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan
menguapkan zat padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu sehingga
kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. Bahan bahan yang
menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti
kamfer dan iod.
Selain itu terdapat pula teknik pemisahan dekantasi yaitu proses
pemisahan padatan dari cairan. Pemisahan zat padat dalam zat cair dapat
dilakukan berdasarkan larut atau tidaknya zat padat tersebut dalam zat cair.
Untuk zat padat yang larut dalam zat cair dapat dilakukan dengan cara yang
telah dijabarkan diatas yaitu penguapan, kristalisasi dan destilasi. Sedangkan
apabila zat tersebut tidak larut dalam zat cair maka pemisahan dapat dilakukan
dengan cara dekantasi dan penyaringan. Dekantasi adalah pemisahan
komponen-komponen dalam campuran dengan cara dituang secara langsung.
Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat
atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur (suspensi). Contoh :
pemisahan campuran air dan pasir. Filtrasi adalah metode pemisahan zat yang
memiliki ukuran partikel yang berbeda dengan menggunakan alat berpori
(penyaring/filter).
Dalam proses pemanasan dapat ditambahkan batu didih, yang biasanya
terbuat dari bahan silica, kalsium, karbonat, orselen maupun karbon. Fungsi
penambahan batu didih :
a. Untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogeny pada
seluruh bagian larutan, dan
b. Untuk menghindari titik lewat didih

Sebaiknya batu didih tidak digunakan secara berulang-ulang karena poripori dalam batu didih akan tersumbat zat pengotor.

VI.

Cara Kerja
1. Percobaan 1
1 sendok pasir
-

Dimasukkan dalam gelas kimia yang berisi air


Diaduk sampai rata
Dibiarkan mengendap

Filtrat

Residu

2. Percobaan 2
Bubuk kapur tulis
-

Dimasukkan dalam gelas kimia yang berisi air


Diaduk sampai rata
Disaring

Filtrat

Residu

3. Percobaan 3
Garam dapur
-

Dimasukkan dalam gelas kimia yang berisi air


Diaduk sampai rata
Disaring

Filtrat
-

Residu
Diuapkan sampai habis

HASIL

4. Percobaan 4
1 gr garam (CuSO4.5H2O)
-

Dilarutkkan dalam 10 ml air

Larutan CuSO4.5H2O
-

Diuapkan hingga larutan hamper habis


didinginkan

HASIL

5. Percobaan 5
1 sendok pasir

1 sendok garam dapur

air

Dicampur dalam gelas kimia


Diaduk sampai homogeny
Dipanaskan
Disaring

Filtrat

Residu
-

Dicuci dengan 5 ml air

Air cucian
-

Diuapkan dalam cawan penguapan sampai


hampir habis

HASIL
6. Percobaan 6
1 gr kapur barus
-

Dikotori dengan pasir / natrium karbonat


Dimasukkan dalam cawan penguapan
Ditutup dengan kaca arloji
Dipanaskan perlahan

Zat padat
-

Didinginkan
dikumpulkan

HASIL

7. Percobaan 7
1 gr NaCl
-

Dilarutkan dalam 100 ml air


-

Diambil 95 ml

Tabung 1

Labu destilasi
-

Dimasukkan 2 butir batu didih


Air dijalankan melalui alat
pendingin(kondensor)
Dipanaskan sampai mendidih
Diamati kenaikan suhu

Diambil 5 ml

Ditambah larutan AgNO3

Distilat
-

Diambil 5 ml
Tabung 2

Ditambah larutan AgNO3 0,1


M
-

dibandingkan

HASIL
VII.

Hasil Pengamatan
Alur Kerja

Hasil Pengamatan
- Sebelum :

1 Sendok pasir

- Dimasukkan ke
dalam gelas
kimia
- Diaduk
Larutan heterogen
- Dibiarkan
beberapa saat

Setelah didiamkan air dan pasir

Kesimpulan
Pemisahan

Air pasir berwarna memisah (heterogen), pasir

campuran

keruh dan coklat

menuju ke bawah dan

antara air

mengalami proses pengendapan.

dengan pasir

Reaksi : H2O+SiO2

dapat

- Setelah :
Setelah
diendapkan dan

dilakukan

air dituang

proses

terdapat endapan

dekantasi.

pasir dan air


berwarna coklat

Pasir mengendap

Dugaan/Reaksi

- Larutan bagian
atas dituang

Pasir dan air


mengendap

- Sebelum :
Bubuk kapur tulis
- Larutan
dimasukkan ke
dalam gelas
kimia berisi air
- Diaduk
Larutan heterogen
- Disaring

Air dan bubuk

-Bubuk kapur tulis larut dalam

Dari hasil

Air = tidak

air (homogen )

pengamatan,

berwarna

-Setelah disaring dengan kertas

dapat

Kapur = putih

saring, air menjadi jernih

diketahui

Air + kapur =

kembali

bahwa

putih keruh

-reaksi : CaO(S)+

pemisahan

H2OCa(OH)2(aq)

bubuk kapur

- Setelah :
Filtrat : tidak

tulis dengan

berwarna

air melalui

Residu : berupa

proses

endapan kapur

pemisahan
filtrasi

kapur tulis terpisah

- Sebelum :
Garam dapur
- Dilarutkan
dalam gelas
kimia berisi
air

Air = tidak
berwarna
Garam = putih
Air + garam
larutan keruh

Larutan homogen
- Disaring

Setelah :
Residu = tidak ada
endapan sama

Larutan tetap
homogen

sekali
Filtrat = air

- Diuapkan hingga
air habis

berwarna keruh

-Air keruh kerena garam masih


bercampur dengan ai
-Garam dapur : terlarut dalam
air, terbentuk Kristal setelah
diuapkam.
- reaksi :
NaCl (aq)+ H2O(l)
2NaOH(aq)+H2(g)
+Cl2(g)

Pemisahan
zat padat
(garam
dapur) dari
zat cair
(H2O)
melalui
proses
evaporasi

Air habis dan


hanya tersisa
garam
- Sebelum :
1 gram garam
4 . 2

Terbentuk kristal berwarna biru

Larutan berwarna

pengamatan

biru

dapat

- Setelah :
- Diuapkan hingga
volume hampir
habis kemudian
didinginkan

Dari hasil

disimpulkan

Diuapkan

bahwa

terbentuk kristal

pemisahan

berwarna biru

garam
CuSO4.5H2O

Kristal
4 . 2

dengan air
termasuk
jenis
pemisahan
campuran
dengan cara
kristalisasi.
- Sebelum :

1 sendok pasir
dan 1 sendok
garam dapur
- Dimasukan ke
dalam gelas
kimia berisi
air
Larutan heterogen

Larutan berwarna

Terbentuk filtrat berupa kristal

Dari hasil

garam dan residu berupa uap air

pengamatan

coklat keruh

dapat

Garam larut dalam

disimpulkan

pasir

bahwa

Pasir tidak larut

pemisahan

dalam air

campuran

- Sesudah :

dilakukan

Setelah disaring ,

dengan

- Dipanaskan

pasir memisah

penyaringan

- Disaring

dengan air

kemudian

dengan corong

-Air cucian

dilanjutkan

dan kertas

diuapkan kemudian

dengan

muncul kristal

penguapan

Terdapat zat padat


yang tertinggal di
kertas saring

kristal garam

sehingga

berwarna sedikit

terbentuk sisa

coklat

garam.

- Dicuci air 5 ml
sebanyak 2-3 kali
Air hasil
penyaringan

Air cucian
Dijadikan satu dan diuapkan dalam
cawan penguapan
Air hampir habis
- Dibiarkan
menguap sendiri
Terbentuk kristal
garam

1 gr kapur barus
kotor
- Dimasukan ke
dalam cawan
penguapan

-sebelum :

Terbentuk kristal berwarna putih

Dari hasil

Kapur barus

pipih dan tajam .

pengamatan

berwarna hijau
Pasir berwarna
hitam

dapat
disimpulkan
bahwa

-sesudah :

pemisahan

Terdapat kristal

kapur barus

bening, sangat tipis

dengan

, tajam dan

pengotor

- Dipanaskan

menempel di

termasuk

Terbentuk zat
padat pada kaca
arloji

dinding

jenis

-terdapat endapan

pemisahan

pasir di dalam

sublimasi.

- Didinginkan

cawan

- Ditutup cawan
arloji yang bagian
atasnya diberi air

Kristal-kristal
kapur barus

1 gram
padat

- Dimasukkan ke
dalam gelas kimia
- Ditambah 100 ml
aquades

5 ml destilat + 2

-Suhu ketika larutan

-Larutan

mendidih adalah 95

NaCl yang

- 5 ml destilat + larutan

didestilasi

menghasilkan

menghasilkan larutan tidak

akan

larutan tidak

berwarna

menghasilkan

tetes larutan

larutan

berwarna.

aquades

- 5 ml larutan

murni. Hal

+ 2 tetes larutan

ini dapat
Larutan

larutan berwarna
- Dimasukkan ke
dalam labu

putih keruh dan


terdapat larutan

distilasi
- Air di jalankan
melaui kondensor
- Dipanaskan

dibuktikan

menghasilkan

berwarna
putih

-Larutan berwarna keruh,


terdapat endapan berwarna putih
2

dengan
membndingk
an antara
larutan NaCl,
larutan
Aquades dan
larutan hasil

hingga suhu

destilat yang

konsan
10
ml destilat

ditambah
dengan 2

- di ambil 5 ml
Tabung 2

tetes AgNO3
akan
menghasilkan

Ditambah
larutan
AgNO3 0,1
M
Hasil
Pemisaha

:
-Larutan
NaCl =
Larutan
berwarna
putih keruh
dan

terdapat
endapan
AgCl
berwarna
putih.
-Larutan
destilat
Larutan
tidak
berwarna
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
larutan
destilat sama
dengan
larutan
aquades

VIII. Analisis Data/ Perhitungan/ Persamaan Reaksi yang Terlibat


Pada percobaan pertama yaitu dengan mencampurkan air dengan pasir
ke dalam gelas kimia kemudian di aduk dan ditunggu beberapa saat sampai
pasir mengendap. Setelah itu larutan bagian atas ke dalam gelas kimia yang
kosong sehingga didapat filtrat berupa air yang berwarna coklat (keruh) dan
residu berupa pasir. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis
bahwa metode yang digunakan untuk memisahkan antara air dan pasir adalah
dekantasi.
Pada percobaan yang kedua yaitu dengan memasukkan bubuk kapur tulis
yang sudah dihaluskan ke dalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sampai
rata dan berubah warna menjadi putih keruh. Air yang telah tercampur tersebut

disaring menggunakan corong dan kertas saring, sehingga diperoleh filtrat


berupa air yang jernih dan residu berupa kapur tulis yang tertinggal pada kertas
saring. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa
metode yang digunakan untuk memisahkan antara bubuk kapur tulis dengan air
adalah filtrasi. Reaksi yang terjadi :
CaO(S)+ H2OCa(OH)2(aq)
Pada percobaan yang ketiga yaitu dengan mencampurkan garam dapur
ke dalam gelas kimia yang berisi air kemudian diaduk sampai rata hingga air
dan garam menjadi larut setelah itu disaring menggunakan corong dan kertas
saring, larutan tetap homogen. Lalu larutan yang sudah disaring diuapkan ke
dalam cawan penguap hingga air habis dan hanya tersisa garam. Dari hasil
percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa metode yang digunakan
untuk memisahkan antara garam dapur dengan air adalah evaporasi.

NaCl (aq)+ H2O(l) 2NaOH(aq)+H2(g)+Cl2(g)


Pada percobaan keempat yaitu dengan mencampurkan 1 gram garam
4.

yang dilarutkan pada 10 ml air kemudian diuapkan dengan cawan

penguap sampai volumenya hampir habis kemudian didinginkan sehingga


terbetuk kristal. Sehingga, proses pemisahan campuran ini termasuk jenis
pemisahan kristalisasi. Reaksi yang terjadi :
CuSO4.5H2O(s) ---> CuSO4(s) + 5H2O(l)

Pada percobaan kelima yaitu mencampurkan 1 sendok pasir dan 1


sendok garam dapur kedalam gelas kimia yang berisi air kemudian dipanaskan
setelah itu dilakukan proses penyaringan dengan corong dan kertas saring. Zat
padat yang tertinggal pada kertas saring dicuci dengan air kurang lebih 5 ml
sebanyak 2 sampai 3 kali. Air hasil penyaringan dan air cucian di jadikan satu
kemudian diuapkan pada cawan penguap sampai air hampir habis kemudian
didinginkan dan dibiarkan menguap sendiri. Percobaan kelima ini melibatkan 2
proses pemisahan, yaitu kristalisasi dan evaporasi bertingkat .
Pada percobaan keenam yaitu dengan mencampurkan 1 gram kapur
barus

yang diberi pengotor kedalam cawan penguapan kemudian ditutup

dengan kaca arloji yang diberi air lalu dipanaskan sampai terdapat kristal
berwana putih yang menempel di bagian cekung kaca arloji yang menutupi
gelas kimia. Proses pemisahan ini termasuk jenis sublimasi.
Pada

percobaan

destilasi

yang pertama

kami

lakukan

adalah

memasukkan batu didih kedalam labu destilasi sebelum merangkai alat.


Sebelum merangkai alat kami menyiapkan 100 ml aquades yang sudah
dicampur dengan 1 gram NaCl padat dalam gelas kimia, berdasarkan
persamaan:
2

Kemudian kami merangkai alat seperti yang dicontohkan dan


melanjutkan dengan memasukkan larutan NaCl dalam labu destilat yang sudah
dirangkai dengan cara mengalirkannya melalui spatula. Setelah semua siap kami
menjalankan air melalui kondensor yang sudah dirangkai sebelumnya dan
dipanaskan dengan kompor gas hingga suhu menjadi konstan. Ditunggu sampai
mendapatkan 2 ml tetes destilat pertama yang kemudian dibuang karena
dianggap sebagai pengotor, kemudian kami mengambil 10 ml destilat lagi.
Percobaan selanjutnya kami membandingkan 5 ml larutan destilat, 5 ml
larutan Aquades, dan 5 ml larutan NaCl dengan menambahkan 2 tetes AgNO3
0,1 M pada masing-masing larutan sehingga didapatkan hasil yang berbeda
yaitu 5 ml larutan destilat menjadi tetap tak berwarna, 5 ml larutan Aquades
menjadi tetap tak berwarna, dan 5 ml larutan NaCl menjadi larutan putih yang
keruh.

IX.

Pembahasan
Percobaan pertama, yaitu pemisahan air dengan pasir. Pasir termasuk zat
padat yang tidak dapat larut dalam air, sehingga pemisahan air dengan pasir
dapat dilakukan dengan metode dekantasi, yaitu dengan mengendapkan pasir
yang tercampur dalam air. Semakin lama waktu yang digunakan untuk
mengendapkan pasir maka semakin jernih pula hasil yang diperoleh.
Percobaan kedua, yaitu pemisahan bubuk kapur tulis dengan air. Pada
proses pemisahan ini menggunakan metode filtrasi yaitu pemisahan zat padat
pada suatu larutan berdasakan ukuran partikel yang berbeda dengan
menggunakan kertas saring. Bubuk kapur tulis akan tersaring di atas kertas
saring karena partikel kapur tulis tidak dapat menembus pori-pori kertas saring,
sedangkan air dapat melewati kertas saring karena partikel air lebih kecil dari
pada pori-pori kertas saring.
Pada percobaan ketiga, dilakukan proses evaporasi, yaitu proses
pemisahan yang dilakukan dengan memisahkan zat padat berbentuk kristal
berupa garam dapur dari air. Dari percobaan yang ketiga dihasilkan kristal
garam dengan warna yang lebih putih daripada warna garam yang sebelum
diuapkan. Hal ini terjadi karena proses penguapan pada air dan molekulmolekul garam akan menggumpal sehingga akan terbentuk kristal-kristal garam
yang lebih murni. Hal ini terjadi karena pada proses penguapan air yang akan
menguap, dan molekul-molekul garam akan menggumpal sehingga akan
terbentuk kristal-kristal garam yang lebih murni, karena komponen larutan
lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
4.

Percobaan keempat, yaitu proses pemisahan garam


berwana biru dengan 10 ml air dan menghasilkan kristal

yang

berwarna biru

kehijauan. Hal itu dikarenakan sewaktu proses penguapan kandungan air dalam
4

tidak semuanya menguap sehingga kristal

masih berwarna biru

kehijauan. Sehinggaa proses ini disebut dengan proses kristalisasi .


Percobaan kelima, yaitu pemisahan campuran pada garam dapur, pasir
dan air. Proses pemisahan ini dilakukan dengan tahap-tahap yaitu filtrasi dan
evaporasi. Proses pertama diawali dengan pemanasan larutan garam, pasir, dan
air. Proses ini bertujuan agar garam dan air menjadi semakin homogen.
Selanjutnya dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan corong dan

kertas saring sehingga pasir terpisah dan diperoleh larutan garam. Kemudian
residu yang terdapat pada kertas saring ditambahi air yang kemudian di campur
dengan larutan garam hasil penyaringan. Proses selanjutnya yakni larutan garam
dipanasnya hingga air habis, dan hanya tersisa kristal garam yang berwarna
putih.
Percobaan keenam, yaitu proses kristalisasi dan proses evaporasi
bertingkat

yaitu proses pemisahan antara kapur barus dengan pengotornya,

yaitu berupa pasir. Proses ini disebut sebagai proses sublimasi yaitu pemisahan
zat murni yang didasarkan pada perbedaan titik sublim yakni pemisahan
komponen yang dapat menyublim dari campuran yang tidak dapat menyublim.
Yang dihasilkan pada proses penyubliman tersebut adalah kristal kapur barus
yang tak berwarna. Hal ini terjadi karena pada proses sublimasi kapur barus
menguap akibat pengaruh dari pemanasan, kemudian uap-uap tersebut
mengkristal dan menempel pada bagian cekung kaca arloji yang digunakan
sebagai penutup gelas kimia sebagai akibat dari air yang diletakkan pada bagian
atas kaca arloji.
Pada percobaan destilasi yang petama kami lakukan adalah mencuci
alat-alat yang akan digunakan dengan menggunakan air kran kemudian dibilas
dengan air aquades, lalu dikeringkan. Kemudian kami memasukkan batu didih
ke dalam labu destilasi, dengan cara menggelindingkannya melalui diding labu
destilasi. Hal ini bertujuan agar bagian bawah labu tidak retak ataupun pecah.
Selanjutnya kami membuat larutan

dengan mencampur 1 gram serbuk

dengan 100 ml aquades dan diaduk hingga menjadi larutan yang


homogen.
2

Kemudian kami merangkai alat percobaan yang terdiri dari labu


destilasi, kondensor (pendingin), kasa, kaki tiga, dan termometer. Larutan
dimasukkan kedalam labu destilasi dengan mengalirkannya melalui spatula
supaya larutan bisa sampai ke dasar labu dan tidak masuk ke saluran labu
destilasi yang terhubung dengan kondensor. Pada tiap-tiap sambungan, yakni
antara kondensor dengan labu destilasi dan antara labu destilasi dengan
termometer, disumbat dengan plastisin. Hal ini bertujuan agar uap destilasi tidak
keluar dari rangkaian. Kemudian air dialirkan melalui selang plastik yang

dipasang pada kondensor dengan posisi aliran air berlawanan dengan aliran
destilat. Setelah semua telah siap, pemanasan dilakukan dengan menggunakan
kompor gas hingga suhu konstan dan destilat mulai terbentuk. 2 ml pertama dari
destilat dibuang, dengan tujuan untuk membuang pengotor yang ada dalam
aliran alat. Selanjutnya, proses destilasi dilanjutkan hingga didapat 10 ml
destilat. Setelah mendapat 10 ml destilat, proses destilasi dihentikan.
Kemudian dilakukan uji pembandingan, yaitu membandingkan antara 5
ml destilat dengan 5 ml larutan

dan 5 ml aquades. Pada masing-masing

larutan tersebut ditambahkan 2 tetes

untuk menguji adanya kandungan

garam pada masing-masing larutan. Dari hasil pengujian, dapat diketahui bahwa
5 ml aquades yang dicampur dengan 2 tetes

menghasilkan larutan tak

berwarna, ini membuktikan bahwa aquades tidak mengandung garam. 5 ml


larutan

yang dicampur dengan 2 tetes

bewarna putih keruh dan terdapat endapan


membuktikan adanya kandungan garam pada larutan
dicampur dengan 2 tetes

menghasilkan larutan
berwarna putih, ini
. 5 ml destilat yang

menghasilkan larutan tak berwarna, ini

membuktikan bahwa destilat tidak mengandung garam. Hal ini berarti,


kemurnian dari larutan destilat hampir setara dengan aquades.

X.

Kesimpulan
Dari percobaan-percobaan yang telah kami lakukan kita dapat memisahkan
zat padat dari zat padat, dan zat-zat padat dari zat cair baik yang larut dalam air
maupun yang tidak dapat larut dalam air dengan cara :
1)

Dekantasi

2)

Filtrasi

3)

Kristalisasi

4)

Evaporasi

5)

Filtrasi dan evaporasi

6)

Sublimasi

7)

Destilasi
Dengan penjelasan seperti :

-Pemisahan zat padat dari zat cair dapat dilakukan dengan cara penguapan,
filtrasi, dan dekantasi
-Pemisahan zat padat dari zat padat dapat dilakukan dengan cara sublimasi,
kristalisasi bertingkat
-Pemisahan zat cair dari zat cair dapat dilakukan dengan cara destilasi
Setiap zat memiliki ciri-ciri tertentu dalam hal pemisahan tergantung
pada wujud zat dan proses pembentukannya. Untuk mendapatkan hasil
campuran yang baik antara pelarut dan zat terlarutnya sebaiknya kita melihat
struktur penyusunnya.

XI. Jawaban Pertanyaan


Apa sebab aliran air di dalam pendingin dibuat berlawanan dengan aliran
destilat?
Aliran air di dalam pendingin dibuat berlawanan dengan aliran destilat
supaya seluruh ruang di selang kondensor terisi penuh oleh air. Apabila air
dialirkan searah dengan aliran destilat, ruangan di selang kondensor tidak akan
terisi seluruhnya karena air yang masuk akan langsung keluar sebelum selang
terisi penuh. Hal ini dimaksudkan agar suhu larutan menjadi tinggi dan
tekanannya juga menjadi tinggi, sehingga uap yang dihasilkan banyak. Uap
tersebut akan didinginkan dan berubah menjadi destilat. Makin banyak uap yang
dihasilkan, maka jumlah destilat yang dihasilkan pun juga banyak.

XII.

Daftar Pustaka

Anwar, Budiman. 2005. Kimia. Bandung: Yruma Widya

Syarifudin. 2008. Kimia. Tangerang: Scientific Press

Tim Kimia Dasar. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Umum. Surabaya: UNESA

Surabaya, 29 November 2014

Mengetahui,
Dosen/Asisten Pembimbing

Praktikan,

(.)

(.)

Anda mungkin juga menyukai