Wilayah nasional adalah seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi ruang darat,
ruang laut, dan ruang udara termasuk ruang di dalam bumi berdasarkan peraturan perundang-undangan (PP
No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional)
1. Mendorong
percepatan
pembangunan
pusat-pusat
pertumbuhan
ekonomi,
sebagai
penggerak
utama
pertumbuhan (engine of growth), di masing-masing pulau,
terutama di wilayah koridor ekonomi, dengan menggali potensi
dan keunggulan daerah. Industrialisasi perlu didorong untuk
mengolah bahan mentah, agar dapat meningkatkan nilai
tambah serta menciptakan kesempatan kerja baru.
2. Kedepan, secara khusus akan dilakukan pula percepatan
pembangunan ekonomi nasional berbasis maritim (kelautan)
dengan memanfaatkan sumber daya kelautan dan jasa maritim,
yaitu peningkatan produksi perikanan; pengembangan energi
dan mineral kelautan; pengembangan kawasan wisata bahari;
dan kemampuan industri maritim dan perkapalan.
3. Dikarenakan adanya keterbatasan dana pemerintah, maka
tidak semua wilayah dapat dikembangkan pada saat yang
bersamaan. Oleh karena itu, perlu dipilih pusat-pusat
pertumbuhan yang mempunyai komoditas prospektif (nilai
tambah tinggi dan menciptakan kesempatan kerja tinggi),
terutama yang berada di masing-masing koridor ekonomi.
Selain itu, prioritas juga akan diberikan pada pengembangan
kawasan pesisir yang mempunyai sumber daya kelautan dan
jasa maritim.
4. Investasi Pemerintah, BUMN/BUMD, dan Swasta perlu
dioptimalkan pada klaster-klaster industri untuk memicu
dampak penggandanya (multiplier effect) pada daerah
sekitarnya, termasuk di wilayah-wilayah tertinggal.
5. Upaya peningkatan pembangunan ekonomi di semua pusat
pertumbuhan tersebut, harus tetap mengacu Rencana Tata
Ruang Wilayah dan menggunakan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) sebagai pedoman untuk menjaga
keseimbangan alam dan kelangsungan keserasian ekosistem
dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, diharapkan
dapat diciptakan pertumbuhan yang inklusif yang dapat
menjangkau seluruh wilayah dan masyarakat dengan tetap
menjaga keberlanjutan di masa depan.
GAMBAR 1.2
1.2
GAMBAR 1.3
bauksit, bijih besi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa,
serta pengembangan food estate."
Secara diagramatis, tema pembangunan wilayah di masingmasing pulau dapat dilihat pada Gambar 1.3 dan Gambar 1.4.
1.3
GAMBAR 1.4
WILAYAH
TEMA
PAPUA
MALUKU
NUSA TENGGARA
SULAWESI
KALIMANTAN
JAWA-BALI
Sebagai lumbung pangan nasional dan penopang sektor industri dan jasa
nasional dengan mengembangkan industri makanan-minuman, tekstil,
otomotif, alutsista, telematika, kimia, alumina, dan besi baja; salah satu pintu
gerbang destinasi wisata terbaik dunia dengan pengembangan industri
kreatif; serta percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim
(kelautan) melalui pengembangan industri perkapalan dan pariwisata bahari.
SUMATERA
10
GAMBAR 1.5
11
8. Untuk meningkatkan keterkaitan pembangunan kotadesa, sasarannya adalah dapat diwujudkan 39 pusat
pertumbuhan baru perkotaan sebagai Pusat Kegiatan
Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).
9. Untuk pembangunan perdesaan, sasarannya adalah
mengurangi jumlah desa tertinggal sampai 5.000 desa
atau meningkatkan jumlah desa mandiri sedikitnya 2.000
desa.
12
13
TABEL 1.1
2016
2017
2018
2019
5.7 - 5.8
6.1 - 6.3
6.3 - 6.7
6.7 - 7.3
7.2 - 8.0
6.0 - 6.3
6.6 - 7.2
7.3 - 8.0
5.6 - 5.7
6.5 - 6.7
6.9 - 7.3
7.4 - 7.5
7.5 - 7.8
8.0 - 8.5
5.9 - 6.1
5.0 - 5.1
6.4 - 6.6
Papua
11.7-11.9
6.2 - 6.5
6.5 - 6.9
5.8 - 6.0
6.7 - 7.0
13.0-13.5
7.5 - 8.0
15.5 -16.5
7.0 - 7.6
7.2 - 7.8
8.5 - 9.2
7.7 - 8.3
16.5-17.9
7.4 - 8.2
7.3 - 8.1
8.7 - 9.6
7.8 - 8.6
16.5-18.2
TABEL 1.2
2016
2017
2018
2019
9.4 - 9.2
9.0 - 8.6
8.1 - 7.6
7.1 - 6.5
5.6 - 5.1
4.3 - 4.0
3.4 - 3.1
9.1 - 8.9
7.8 - 7.4
15.4 - 14.8
13.8 - 13.0
12.9 - 12.7
12.3 - 11.8
11.0 - 10.3
5.8 - 5.7
9.7 - 9.5
27.1 - 26.6
14
8.7 - 8.4
16.1 - 15.8
5.5 - 5.3
9.3 - 8.9
25.8 - 24.8
4.9 - 4.6
8.4 - 7.9
23.0 - 21.6
6.9 - 6.4
12.2 - 11.2
7.4 - 6.8
9.7 - 8.9
20.1 18.6
5.5 - 5.0
9.6 - 8.7
5.8 - 5.3
7.6 - 6.9
15.9 - 14.4
TABEL 1.3
2016
2017
2018
2019
5.7 - 5.5
5.5 - 5.3
5.3 - 5.0
5.1 - 4.8
5.0 - 4.5
4.8 - 4.7
4.7 - 4.5
4.5 - 4.3
4.4 - 4.0
6.4 - 6.3
3.8 - 3.7
4.8 - 4.7
5.6 - 5.5
3.3 - 3.3
1.4
6.3 - 6.0
3.6 - 3.5
4.7 - 4.5
5.4 - 5.2
3.2 - 3.1
6.1 - 5.7
3.5 - 3.3
4.6 - 4.3
5.2 - 4.9
3.1 - 2.9
5.9 - 5.5
5.8 - 5.2
3.4 - 3.1
3.3 3.0
5.0 - 4.7
4.9 - 4.4
4.4 - 4.1
3.3 - 3.0
4.2 - 3.8
4.1 - 3.7
2.9 - 2.6
Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan untuk
mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budi daya unggulan
sebagai penggerak utama pengembangan wilayah. Pusat-Pusat pertumbuhan tersebut dapat berupa KEK,
KAPET, KPI, KPBPB dsb.
15
2.
3.
4.
16
5.
17
JakartaBogor-Depok-Tangerang-Bekasi-Cianjur
Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab. Majalengka, Kab. Sumedang
5
6
7
8
9
Kabupaten Kendal, Demak, Ungaran di Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kota Semarang, dan Purwodadi di
Kabupaten Grobogan
Gersik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan
Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan) di Provinsi Bali, di wilayah Jawa-Bali
Kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo
Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar
10
PKW: kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota
11PKL: kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan
18
3R: pengurangan (Reduce), pemanfaatan kembali (Re-use), dan Daur Ulang (Re-cycle)
19
21
3.
d)
22
Hulu
Hilir
yang
yang
b)
3.
23
1.4.3 Pengembangan
Perbatasan14
Daerah
Tertinggal13
dan
Kawasan
b.
c.
d.
13
Daerah Tertinggal adalah meliputi kabupaten yang masih dalam kategori tertinggal berdasarkan kriteria
ekonomi; SDM; infrastruktur; kapasitas keuangan daerah; aksesibilitas; dan karakteristik daerah.
14
Kawasan Perbatasan Negara adalah wilayah kabupaten/kota yang secara geografis dan demografis
berbatasan langsung dengan negara tetangga dan atau laut lepas. Kawasan perbatasan negara meliputi
kawasan perbatasan darat dan kawasan perbatasan laut termasuk pulau-pulau kecil terluar.
24
e.
f.
b.
15
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perbatasan negara.
25
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
1.4.5
k.
27
28
2.
3.
Pemeliharaan
dan
Perwujudan
Kelestarian
Fungsi
Lingkungan Hidup, meliputi:
a) menetapkan kawasan lindung di ruang darat, ruang laut,
dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi;
b) mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam satu
wilayah pulau dengan luas paling sedikit 30 persen dari
luas pulau tersebut sesuai dengan kondisi ekosistemnya;
c) mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan
lindung yang telah menurun akibat pengembangan
kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan
memelihara keseimbangan ekosistem wilayah.
Pencegahan Dampak Negatif Kegiatan Manusia Terhadap
Kerusakan Lingkungan Hidup, meliputi:
a) menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup;
b) melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan
perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan
oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
c) melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang
dibuang ke dalamnya;
d) mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara
langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan
sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan
hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan
yang berkelanjutan;
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
29
4.
5.
30
e)
f)
c)
31
32
b)
Reformasi Birokrasi
b)
33
1.5
kinerja dalam sistem transfer yang ada saat ini; dan (c)
Penataan mekanisme dalam proses monitoring dana
transfer Otsus melalui pelibatan aktif masyarakat.
4. Pelaksanaan Otonomi Khusus
Adapun arah kebijakannya adalah penguatan pelaksanaan
Otonomi Khusus bagi kemajuan pembangunan daerah dan
kesejahteraan masyarakat. Strategi pembangunan yang
ditempuh antara lain adalah:
(a) Perbaikan kerangka
peraturan perundangan mengenai Otonomi Khusus; dan (b)
Penguatan tranparansi dan akuntabilitas kebijakan dan
pengelolaan keuangan Daerah.
Kaidah Pelaksanaan Pengembangan Wilayah
34
35
Kerangka Regulasi
36
37
38
BAB 2
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH PAPUA
2.1
2.2
2.3
TABEL 2.1
2016
2017
2018
2019
14,0 14,3
14,7 - 15,3
16,2 17,2
16,9 18,3
16,9 - 18,6
7,8 8,0
10,1 10,5
14,3 15,1
15,8 17,1
15,8 17,4
TABEL 2.2
SASARAN TINGKAT KEMISKINAN WILAYAH PAPUA PER PROVINSI
TAHUN 2015-2019
Provinsi
Papua
Papua Barat
2016
2017
2018
2019
23,4 22,9
22,1 21,2
19,6 18,4
17,1 15,8
13,4 12,1
28,2 27,6
26,8 25,7
23,9 22,5
21,0 19,4
16,6 15,0
TABEL 2.3
2016
2017
2018
2019
5,5 5,4
5,3 5,1
5,1 4,8
4,9 4,5
4,7 4,2
2,9 2,8
2,8 2,6
2,6 2,5
2,9 2,6
2,4 2,2
2.5
c)
d)
e)
2.
f)
3.
10
c)
d)
e)
11
d)
e)
c.
13
d.
f.
e.
g.
a.
b.
c.
14
15
GAMBAR 2.1
PETA LOKASI PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH PAPUA RPJMN 2015-2019
dengan
17
b. Meningkatkan
keberdayaan
masyarakat
melalui
penguatan kelompok masyarakat (kelompok wanita,
pemuda, anak, dan TKI);
c. Meningkatkan
kesadaran
masyarakat
terhadap
pentingnya pendidikan dan kesehatan;
d. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola
dan memanfaatkan tanah dan SDA termasuk pengelolaan
kawasan pesisir dan laut yang berkelanjutan;
e. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam bidang
kewirausahaan berbasis potensi lokal;
f.
sarana
prasarana
18
d.
19
1.
2.
3.
Kode
P1
P2
Lokasi
Prioritas
Jayapura
(PKN)
Sorong
(PKN)
Fokus Pengembangan
Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang difokuskan dalam
pengembangan Perdagangan dan Jasa (outlet pemasaran
produksi tanaman pangan, hasil hutan, logam, dan perikanan),
Industri (pengolahan pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan dan pertambangan), serta dikembangkan sebagai
transhipment point di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan
pusat pelayanan administrasi pelintas batas negara (perbatasan
Indonesia-PNG-Palau).
Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasi pada
pengembangan kegiatan industri pengolahan: hasil hutan,
bahan tambang dan hasil perikanan serta sebagai
Penghubung/Hub Utama untuk Wilayah Papua dan Maluku.
21
TABEL 2.5
Kode
Lokasi Prioritas
Kelompok Kawasan
DD1
Misool dan
sekitarnya
(Kab. Raja Ampat,
Prov. Papua Barat)
Perkotaan Misool
Kawasan Minapolitan
Perikanan Budidaya: Samate,
Pulau Rembombo, Pulau Yefman,
Pulau Matan, Pulau Senapan
Kawasan Pariwisata:
KSPN Raja Ampat
Kota Otonom Terdekat
: Sorong
DD2
Manokwari dan
sekitarnya
(Kab. Manokwari,
Prov. Papua Barat)
PKW Manokwari
Kawasan Agropolitan
(Padi): Prafi, Masui, Sidey
Kawasan Transmigrasi:
Prafi, Manokwari,
PKW Arso
Kawasan Transmigrasi:
Senggi
Kawasan Minapolitan
Perikanan Budidaya: Muara Tami
dan Muara Heram.
Kota Otonom Terdekat
: Jayapura
PKW dan PKSN
Merauke
Kawasan Agropolitan
(Padi): Tanah Miring, Kurik,
Malind
KPB Salor
Kawasan Transmigrasi:
Kurik, Jagebob
Kawasan MIFEE
DD3
DD4
Merauke dan
sekitarnya
(Kab. Merauke,
Prov. Papua)
Komoditas
Unggulan
Ikan
kerapu
Rumput
laut
Wisata
Taman Nasional
Laut
Wisata
bahari
Padi
Kako
Jagung
Ikan Nila
Padi
Kelapa Sawit
22
a. Bidang Pendidikan
1) Pemerataan distribusi tenaga pendidik khususnya di
bagian pegunungan tengah dan perbatasan negara;
2) Peningkatan program Sarjana Mendidik di daerah
terdepan, terluar, dan tertinggal (SM3T), khususnya
untuk penempatan di Provinsi Papua dan Papua
Barat;
23
24
GAMBAR 2.2
OKASI PRIORITAS PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI WILAYAH PULAU PAPUA
3)
25
roda empat;
6)
Pengembangan radio penguat siaran RRI dan TVRI,
khususnya di wilayah perbatasan.
e. Bidang Permukiman dan Perumahan
1)
Pembangunan prasarana perumahan dan air bersih yang
sehat dan layak huni khususnya wilayah terisolir dan
perbatasan;
2)
Pembangunan sarana air bersih sehat di seluruh
kampung terutama di seluruh kampung terutama di
wilayah terisolir dan perbatasan;
3)
Perbaikan lingkungan permukiman tidak layak huni
khususnya di wilayah pegunungan tengah dan kawasan
perbatasan.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
27
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
b.
c.
d.
e.
28
Pembuatan
sistem
konektivitas
laut
untuk
mendistribusikan hasil bumi menuju lokasi di luar
kawasan Papua;
Penyusunan masterplan transportasi dengan pemetaan
status jalan dan sinergi kewenangan pembangunan
infrastruktur transportasi untuk membuka akses seluruh
kabupaten dan distrik;
Pengembangan 15 ruas jalan strategis sepanjang 966 Km
di Provinsi Papua yang meliputi daerah tertinggal seperti
Kabupaten Asmat, Yahukimo, Pegunungan Bintang,
Yapen, Memberamo Raya, dan Waropen; serta di Provinsi
Papua Barat yang meliputi daerah tertinggal tertinggal
seperti Kabupaten Tambrauw, Sorong Selatan, Maybrat,
dan non tertinggal seperti Kabupaten Manokwari Selatan;
Pembangunan jalan yang menghubungkan kampungkampung dan distrik yang masih terisolir dan kawasan
perbatasan;
Pengembangan bandar udara perintis serta penyediaan
pesawat udara perintis di wilayah terisolir dan
perbatasan;
f.
g.
h.
i.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
29
l.
m.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
30
31
32
33
34
GAMBAR 2.3
35
TABEL 2.6
PROFIL DAERAH TERTINGGAL WILAYAH PULAU PAPUA
36
b.
c.
d.
e.
f.
g.
37
b.
c.
d.
e.
f.
38
g.
h.
i.
j.
No.
1
2
3
4
5
6
7
Kabupaten/Kota
Kab. Merauke
Kab. Keerom
Kota Jayapura
Kab. Supiori
39
40
GAMBAR 2.4
PETA SEBARAN PRIORITAS (LOKPRI) KAWASAN PERBATASAN WILAYAH PULAU PAPUA 2015-2019
41
regulasi
penanggulangan
c.
d.
aparatur
g.
43
44
Provinsi
Papua
Barat
Papua
II.
Pengembangan Kawasan Lindung
1. Strategi untuk pemantapan kawasan berfungsi lindung dan
rehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi,
meliputi:
a. Mempertahankan dan merehabilitasi fungsi ekologis
kawasan suaka alam dan pelestarian alam dengan
memperhatikan keberadaan Kampung Masyarakat Adat;
dan
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
45
b.
III.
46
IV.
47
TABEL 2.9
KSN
Tipe
K/L
Kawasan
Perbatasan
Papua
Sudut Kepentingan
Pertahanan dan
Keamanan
Pengelolaan kawasan
lindung dengan
memberdayakan
masyarakat adat di
Kawasan Perbatasan
Papua
Kementerian
Agraria dan
Tata Ruang
Kawasan
Timika
Kepentingan
Pendayagunaan
Sumberdaya Alam
Kementerian
Agraria dan
Tata Ruang
Kapet Biak
Kepentingan
Ekonomi
Pengembangan dan
peningkatan fungsi
kawasan
pertambangan yang
produktif dan berdaya
saing internasional di
Kawasan Timika
48
Strategi
Pengembangan
komoditas unggulan
yaitu jeruk manis,
kakao, kelapa, kopi,
rumput laut, buah
merah, udang,
teripang dan obyek
pariwisata, serta
mengembangkan
produk-produk
turunannya di Kapet
Biak.
Penguatan sistem
pusat pelayanan
kegiatan ekonomi dan
sistem jaringan
prasarana pendukung
di Kapet Biak
BNPP
Kementerian
Pertahanan
Kementerian
ESDM
Kementerian
Agraria dan
Tata Ruang
Kementerian
Koordinator
Perekonomian
Bappenas
49
GAMBAR 2.5
PETA INDEKS RISIKO BENCANA WILAYAH PULAU PAPUA 2015-2019
TABEL 2.10
KI Bongrang
KI Tembaga Timika
KPE Wamena
MIFEE Merauke
Misool dan sekitarnya
(Perkotaan Samate,
Kawasan Minapolitan
Perikanan, Kawasan
Pariwisata)
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Kab. Biak Numfor Tinggi untuk
banjir, longsor, tsunami
Kab. Kep. Yapen tinggi untuk
longsor, gempabumi
Kab. Mimika tinggi untuk banjir,
longsor, gempabumi
Kab. Nabire tinggi untuk banjir,
longsor, gempabumi
Kab. Supiori tinggi untuk longsor
Kab. Teluk Wondama tinggi untuk
longsor dan tsunami
Kab. Teluk Bintuni tinggi untuk
banjir, gempabumi
Kab. Waropen tinggi untuk banjir,
longsor
Kab. Jayapura tinggi untuk banjr,
longsor
Kab. Mimika tinggi untuk banjir,
longsor, gempa bumi
Kab. Jayawijaya tinggi untuk
gempabumi
Kab. Merauke sedang untuk longsor
Kab. Raja Ampat tinggi untuk
ancaman banjir, gempa bumi
50
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Lokasi
Biak Kab. Biak Numfor
Nabire
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
longsor, banjir
Tinggi untuk ancaman: banjir,
longsor, tsunami
Tinggi untuk ancaman: gempa bumi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Sedang
51
7.
2.6
3.
2.
4.
5.
6.
Perhubungan Laut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
52
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
4.
5.
6.
PLTGB Timika 8 MW
7.
8.
9.
PLTM Orya 2 10 MW
53
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Pembangunan Jaringan Air Baku Warsamson (SPAM Regional) Kab. Sorong
11. Pembangunan Bendung dan Jaringan Air Baku di Kab. Raja Ampat
12. Pembangunan Bendung dan Jaringan Air Baku Ransiki di Kab. Manokwari
Selatan
13. Pembangunan Intake dan Jaringan Air Baku di Kab. Sorong Selatan
(tersebar)
54
55
56
57
GAMBAR 2.6
KEGIATAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH NASIONAL PROVINSI PAPUA 2015-2019
Perhubungan Laut
1.
3.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jalan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
58
PLTM Prafi II 1 MW
3.
4.
5.
PLTM Waigo 1 MW
6.
PLTM Ransiki 6 MW
7.
8.
9.
59
60
61
GAMBAR 2.7
KEGIATAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH NASIONAL PROVINSI PAPUA BARAT 2015-2019
2.6.2
Kerangka Regulasi
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
62
63
BAB III
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH KEPULAUAN MALUKU
3.1.
111
3.2.
112
3.3.
Pengembangan
Wilayah
113
2.
3.
4.
5.
6.
7.
114
8.
115
Tabel 3.1.
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kepulauan
Maluku
Per Provinsi Tahun 2015-2019
Provinsi
116
3.5.
117
118
119
121
2.
122
123
Gambar 3.1.
Peta Lokasi Pusat-Pusat Pertumbuhan Wilayah Kepulauan Maluku RPJMN 2015-2019
124
3.5.2.2.
125
2.
Minimum
sesuai
126
f. Meningkatkan
kesadaran
masyarakat
terhadap
pentingnya pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat
di desa tertinggal termasuk desa-desa di pulau-pulau
terluar;
g. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi
kebijakan shareholding pemerintah, desa, dan pihak
ketiga.
127
128
3.5.2.3.
129
130
3.
Tabel 3.4.
Lokasi Prioritas Kota Sedang yang Berfokus pada Upaya
Pemerataan Wilayah Kepulauan Maluku
Kode
Lokasi
Fokus Pengembangan
Prioritas
P1
Ternate (PKN) Sebagai pusat kegiatan
Nasional
(PKN) untuk mendukung
sektor
produksi wilayah yaitu hortikultura;
tanaman tahunan; hasil hutan; dan
industri Pengolahan
P2
Ambon (PKN)
131
Tabel 3.5.
Lokasi Prioritas Pusat Pertumbuhan Baru yang Berfokus
pada
Upaya Pemerataan Wilayah Kepulauan Maluku
Kode
Lokasi
Kelompok Kawasan
Komoditas
Kawasan
Unggulan
D1 Daruba dan
PKSN Daruba
Perikanan
Kawasan
Tangkap
sekitarnya
Minapolitan
Wisata
(Kab. Pulau
Perikanan
Tangkap:
bahari dan
Morotai,
Morotai
kepulauan
Prov. Maluku
Kawasan
Pariwisata:
Utara)
KSPN Morotai
Kawasan
Transmigrasi:
Morotai
KEK (Usulan)
Morotai
D2 Maba dan
Perkotaan Maba
Padi
sekitarnya
Kawasan Agropolitan Jagung
(Kab.
(Padi): Wasile,
Sagu
Halmahera
Wasile Timur, Maba
Timur, Prov.
Tengah
Maluku
Kawasan
Utara)
Transmigrasi:
Subaim
Kota Otonom
Terdekat : Tidore
Kepulauan
D3
Bula dan
PKW Bula
sekitarnya
KPB Kobisonta
(Kab. Seram
Kawasan
Bagian
Transmigrasi: Bula,
Timur, Prov.
KAPET Seram.
Maluku)
Sumber : Bappenas, 2014
132
Cengkeh
Palawija
Kakao
133
Gambar 3.2.
Peta Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
Wilayah Kepulauan Maluku
b. Bidang Kesehatan
1) Pemerataan distribusi tenaga kesehatan diutamakan
di kepulauan Aru dan Halmahera Tengah, Maluku
Barat Daya dan Maluku Tenggara Barat;
2) Peningkatan
kapasitas
tenaga
kesehatan
diutamakan di kepulauan Aru dan Halmahera
Tengah, Maluku Barat Daya dan Maluku Tenggara
Barat;
terapung
di
wilayah
135
c. Bidang Energi
1) Pengembangan PLTMH, PLTS, PLTU diutamakan
Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Maluku
Barat Daya, Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan
Kepulauan Aru;
2) Pengembangan energi biogas ramah lingkungan;
bahan
bakar
minyak
di
wilayah
136
137
138
e. Pengembangan
pelabuhan/dermaga
dan
sarana
transportasi laut untuk menghubungkan kawasan
kepulauan;
f. Pembangunan Dermaga Ferry untuk mendukung jalur
operasional Trans Maluku di Kabupaten Seram Bagian
Barat dan Maluku Tengah;
g. Pengembangan kapal perikanan tangkap 30 GT di
kawasan perbatasan bagian utara dan barat daya
wilayah Maluku;
h. Pengembangan Bandar Udara Amahai di Kabupaten
Maluku Tengah;
i. Pembangunan jalan dan jembatan Trans Maluku yang
meliputi Kabupaten Seram Bagian Barat dan Seram
Bagian Timur Seram Bagian Timur, Kepulauan Kei,
Maluku Tenggara Barat, Maluku Barat Daya, dan
Kepulauan Aru;
j. Peningkatan
Jalan
Dawang-Waru-Airnanang
di
Kabupaten Seram Bagian Timur; Jalan Lintas SeramSaleman di Kabupaten Maluku Tengah; dan Jalan Piru Loki dan Taniwel Saleman di Kabupaten Seram Bagian
Barat.
139
Balai
Pelatihan
Kerja
dan
140
141
142
Gambar 3.3.
Peta Sebaran Daerah Tertinggal Wilayah Kepulauan Maluku RPJMN 2015-2019
143
145
sarana dan
keterampilan
perkebunan,
di kawasan
147
No.
Kabupaten
1 Kab. Morotai
2 Kab. Maluku
Tenggara Barat
3 Kab. Maluku Barat
Daya
Tanimbar
Selatan,
Selaru,
Wertamrian, Kormomolin, Nirunmas,
Tanimbar Utara, Yaru
4 Kab. Kepulauan
Aru Tengah Selatan, Aru Selatan, Aru
Aru
Selatan Timur
Sumber : Bappenas, 2014
149
150
Gambar 3.4.
Peta Sebaran Lokasi Prioritas (Lokpri) Kawasan Perbatasan
Wilayah Kepulauan Maluku RPJMN 2015-2019
151
153
154
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Tinggi untuk gempa
bumi, gelombang
dan abrasi
Tinggi untuk
155
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
gempabumi,
tsunami, banjir
Maba dan
sekitarnya
(Kawasan
Agropolitan Wasile,
Kawasan
Transmigrasi, dekat
PKSN Tidore
Kepulauan)
Kab. Halmahera
Timur tinggi untuk
ancaman banjir dan
abrasi
Tinggi
Ternate
Tinggi untuk
ancaman:
gempabumi, cuaca
ekstrim
Lokasi
Morotai
(Perkotaan Morotai
Selatan,Kawasan
Minapolitan,
Kawasan Pariwisata,
Kawasan
Transmigrasi)
Tinggi
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
kekeringan
Werinama Kab.
Tinggi untuk
Seram Bagian Timur ancaman:
cuaca ekstrim dan
abrasi
Kairatu - Kab. Seram Tinggi untuk
Bagian Barat
ancaman:
abrasi
Tual Kab. Maluku
Tinggi untuk
Tenggara
ancaman:
banjir, abrasi,
Lokasi
Tinggi untuk
ancaman:
banjir, gempabumi,
abrasi,
Tinggi untuk
ancaman:
gempabumi, abrasi,
kekeringan
Tinggi untuk
ancaman:
gempa bumi, gunung
api, tsunami, banjir
Tinggi untuk
ancaman:
gempabumi, tanah
longsor
Tinggi untuk
ancaman:
banjir, gempabumi,
angin topan
Tinggi untuk
ancaman:
gempa bumi,
Lokasi
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
tsunami, banjir
158
159
Gambar 3.5.
Peta Indeks Risiko Bencana Wilayah Kepulauan Maluku
160
Tabel 3.9
Prioritas Lokasi Pengembangan Pusat Kegiatan
Kepulauan Maluku
Periode 2015-2019
Provinsi
Pusat Kegiatan dalam RTRWN
PKN
PKW
PKSN
Maluku
Maluku
Utara
Ambon
(I/C/1)
Ternate
(I/C/1)
Masohi (I/C/1)
Werinama
(II/C/2)
Kairatu
(II/C/1)
Tual (II/C/1)
Namlea
(II/C/1)
Wahai (II/B)
Bula (II/B)
Tidore (I/C/1)
Tobelo (II/C/2)
Labuha
(II/C/1)
Sanana
(II/C/2)
Sumber: Data diolah, Bappenas, 2014.
Saumlaki
(I/A/2)
Ilwaki (II/A/2)
Dobo (II/A/2)
Daruba (I/A/2)
161
III.
1. Strategi
pengembangan
dan
rehabilitasi
sentra
perkebunan dilakukan dengan mengembangkan kawasan
perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan
hasil perkebunan.
2. Strategi
pengendalian
dan
rehabilitasi
sentra
pertambangan mineral, dilakukan dengan:
a. Merehabilitasi sentra produksi komoditas unggulan
pertambangan mineral dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup; dan
b. Mengendalikan perkembangan kawasan peruntukan
pertambangan mineral yang berpotensi merusak
lingkungan dan mengancam keberadaan Pulau Kecil.
3. Strategi untuk percepatan pengembangan Kawasan
Perbatasan dengan pendekatan pertahanan dan
keamanan, kesejahteraan masyarakat, serta kelestarian
lingkungan hidup dengan mempercepat pengembangan
PKSN sebagai pusat pengembangan ekonomi, pintu
gerbang internasional, dan simpul transportasi, serta
pusat promosi dan pemasaran ke negara yang berbatasan;
4. Strategi untuk pemertahanan eksistensi PPKT sebagai
titik-titik garis pangkal Kepulauan Indonesia meliputi
dengan mengembangkan prasarana dan sarana
transportasi penyeberangan yang dapat meningkatkan
akses ke PPKT berpenghuni di Pulau Panambulai, Pulau
Larat, Pulau Selaru, Pulau Marsela, Pulau Meatimiarang,
Pulau Letti, Pulau Kisar, Pulau Wetar, dan Pulau Liran.
IV.
163
Tabel 3.10
Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Nasional
di Kepulauan Maluku
KSN
1
Tipe
Kawasan
Perbatas
an
Maluku
Sudut
Kepentingan
Pertahanan
dan
Keamanan
Kawasan
Laut
Banda
Sudut
Kepentingan
Pendayaguna
an
Sumberdaya
Alam
Kapet
Kepentingan
164
Kawasan
Perbatas
an
Maluku
UtaraPapua
Barat
Strategi
K/L
Mengembang - Kementeria
kan prasarana
n Agraria
dan sarana
dan Tata
pertahanan
Ruang (PU)
dan
- BNPP
keamanan
- Kementeria
yang
n
mendukung
Pertahanan
kedaulatan
dan keutuhan
batas wilayah
negara) di
Kawasan
Perbatasan
Maluku,
Kawasan
Perbatasan
Maluku UtaraPapua Barat
Mengembang - Kementeria
kan Kawasan
n Agraria
Laut
Banda
dan Tata
sebagai
Ruang (PU)
Lumbung
- Kementeria
Ikan Nasional
n Kelautan
dengan
dan
memperhatik
Perikanan
an kelestarian
keanekaraga
man hayati
Mengembang
kan
- Kementeria
KSN
Seram
Tipe
Ekonomi
Strategi
K/L
komoditas
n Agraria
utama sebagai
dan Tata
komoditas
Ruang (PU)
unggulan
- Kementeria
yaitu kerapu,
n
udang, dan
Koordinator
bandeng,
Perekonomi
serta
an
mengembang - Bappenas
kan produkproduk
turunannya di
KAPET Seram
Penguatan
sistem pusat
pelayanan
kegiatan
ekonomi dan
sistem
jaringan
prasarana
pendukung di
KAPET Seram
165
3.
4.
5.
6.
3.6.
Pengembangan
Wilayah
Provinsi Maluku
Tabel 3.11.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
di Provinsi Maluku
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
PERHUBUNGAN DARAT
1. Pengembangan Sistem Transit Kota Ambon
PERHUBUNGAN UDARA
1. Perpanjangan Runway Bandara di Tual
2. Pengembangan Bandar Udara Amahai
3. Pembangunan Bandara Namniwel
PERHUBUNGAN LAUT
1. Pembangunan Dermaga Kapal di Waisamu
2. Pembangunan Pelabuhan Areate
3. Pembangunan Dermaga Laut di Makariki
4. Pelabuhan Container di Passo
5. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Ambon
JALAN
1. Pembangunan Jalan Trans Maluku ruas Ibra--Damar-Tetoat
(P. Tual)
2. Pembangunan Jalan Trans Maluku ruas Lingkar Barat Pulau
Seram (Kairatu-Piru-Traniwei-Lisabota-Saleman)
3. Pembangunan Jalan Trans Maluku ruas Lingkar Pulau
Ambon (Laha-Alang-Wukasibu-Asilulu-Kaitetu-Hitu166
167
168
169
Gambar 3.6.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Maluku 2015-2019
3.6.1.2.
Tabel 3.12
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
di Provinsi Maluku Utara
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
PERHUBUNGAN UDARA
1. Pengembangan Bandara Sultan Babullah Ternate
2. Pengembangan Bandara Oesman Sadik Labuha
PERHUBUNGAN LAUT
1. Pengembangan Pelabuhan Sofifi/Kaiyasa
2. Pengembangan Pelabuhan Subaim
3. Pengembangan Pelabuhan Malbufa
4. Pengembangan Pelabuhan Tikong
5. Pengembangan Pelabuhan Wayaluar-Obi
6. Pengembangan Pelabuhan Saketa
7. Pengembangan Pelabuhan Bosua
8. Pembangunan Pelabuhan Khusus di Tanjung Buli
9. Pengembangan Pelabuhan Tobelo
10. Pengembangan Pelabuhan Matui-Jailolo
11. Pengembangan Pelabuhan Labuha/Babang
12. Pengembangan Pelabuhan Laut Falabisahaya
13. Adpel Ternate
14. Pengembangan Pelabuhan Gebe
15. Pembangunan Dermaga General Cargo 100 meter Pelabuhan Sofifi
16. Pembangunan Pelabuhan Halmahera
JALAN
1. Pembangunan Jalan Daruba - Wayabula - Sopi - Bare bare
2. Pembangunan Jalan Lingkar Pulau Tidore
3. Pembangunan Jalan Lingkar Halmahera Bagian Selatan
(Weda - Matuting - Gane, Sakea - Dehep - Payahe)
4. Pembangunan Jalan Lingkar Halmahera Bagian Tengah
170
KETENAGALISTRIKAN
1. PLTU Maluku Utara /Tidore (FTP1) 2x7 MW
2. PLTD Bacan Peaking (Relokasi PLTD) 1,2 MW
3. PLTU Sofifi 2x3 MW
4. PLTD Sanana (Relokasi PLTD) 3 MW
5. PLTGB Tobelo (FTP 2) 8 MW
6. PLTU Tidore 2 2x7 MW
7. PLTD Sanana (Relokasi PLTD) 1x3 MW
8. PLTD Bacan Peaking (Relokasi PLTD) 2 MW
9. PLTM PLTM Tersebar Maluku Utara 4,5 MW
10. PLTP Jailolo (FTP2) 2x5 MW
11. PLTP Songa Wayaua (FTP2) 5 MW
12. PLTP Jailolo 2 5 MW
SUMBER DAYA AIR
1. Pembangunan Konstruksi Pengamanan Pantai Maba Thp. I
KAB. HALMAHERA TIMUR
2. Pembangunan Konstruksi Pengamanan Pantai Jailolo Thp. I
KAB. HALMAHERA BARAT
3. Pembangunan Konstruksi Pengamanan Pantai Bisui &
Tabahidayat KAB. HALMAHERA SELATAN
4. Pembangunan Konstruksi Pengamanan Pantai Obi Thp. I
KAB. HALMAHERA SELATAN
5. Pembangunan Embung Pulau Sanana Kab. Kepulauan Sula
6. Pembangunan Bendung dan Jar. Irigasi D.I. Jani 650 Ha
Halmahera Barat
7. Pembangunan Bendung & Jaringan Irigasi DI. Leleseng
1500 Ha Halmahera Timur
171
172
173
Gambar 3.7.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Maluku Utara 2015-2019
175
BAB IV
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH
KEPULAUAN NUSA TENGGARA
4.1
175
4.2
176
177
4.3
178
4.4.
2.
3.
4.
179
5.
6.
7.
180
Provinsi
Nusa Tenggara Barat
2016
2017
5,9 - 6,0
5,9 - 6,1
6,1 -6,4
2018
2019
Nusa Tenggara Timur 6,0 6,1 6,6 6,9 7,0 7,5 7,6 8,3 7,6 8,4
Sumber: Perhitungan Bappenas, 2014
181
Tabel 4.2.
Sasaran Tingkat Kemiskinan Wilayah Nusa Tenggara Per
Provinsi Tahun 2015-2019
Tingkat Kemiskinan (Persen)
Provinsi
2015
2016
2017
2018
2019
Nusa Tenggara Timur 16,8 16,5 16,0 15,4 14,3 13,5 12,6 11,6
Sumber: Perhitungan Bappenas, 2014
9,3 8,4
10,0 9,0
Tabel 4.3.
Sasaran Tingkat Pengangguran Wilayah Nusa Tenggara
Per Provinsi Tahun 2015-2019
Provinsi
Nusa Tenggara Barat
2016
2017
2018
2019
4,6 4,5 4,4 4,3 4,3 4,1 4,2 3,9 4,1 3,7
Nusa Tenggara Timur 3,0 2,9 2,8 2,7 2,7 2,5 2,6 2,4 2,5 2,3
Sumber: Perhitungan Bappenas, 2014
4.5
183
184
b) Memberikan
pembinaan
kelembagaan
yang
mendukung perubahan pola pikir bisnis berorientasi
daya saing secara komparatif dan kompetitif;
c) Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan
serta tenaga terampil untuk meningkatkan kualitas
SDM terhadap kompetensinya mengelola industri
peternakan sapi, garam, rumput laut, dan jagung;
d) Pembangunan Technology Park bidang pangan dan
maritim untuk meningkatkan inovasi teknologi.
4. Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi
dan Iklim Usaha
a. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri
(KI)
a) Membuat regulasi terkait dengan pelimpahan
kewenangan antara pusat, daerah, dan instansi terkait
kepada
administrator
kawasan-kawasan
pertumbuhan;
b) Memberikan pelayanan terpadu satu pintu dan
penggunaan Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan
Investasi secara Elektronik (SPIPISE) bidang
perindustrian, perdagangan, pertanahan, penanaman
modal.
b. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)
a) Harmonisasi peraturan perundangan terkait dengan
iklim investasi, diantaranya adalah PP Nomor 147
Tahun 2000 Tentang Perlakuan Perpajakan di KAPET;
b) Membuat regulasi terkait dengan pembagian
kewenangan
antar
instansi
dan
antara
Kabupaten/Kota, provinsi, dan pusat di pusat-pusat
pertumbuhan;
c) Melaksanakan sosialisasi terkait dengan pemanfaatan
lahan sebagai peruntukan investasi.
185
186
187
Gambar 4.1.
Peta Lokasi Pusat-Pusat Pertumbuhan Wilayah Nusa Tenggara RPJMN 2015-2019
189
191
192
193
195
Tabel 4.4.
Lokasi Prioritas Kawasan Strategis Nasional Perkotaan
Sebagai Pusat Pertumbuhan Wilayah Di Wilayah Nusa
Tenggara
Kode
K1
Lokasi Prioritas
KSN (Usulan)
Perkotaan Mataram
Raya (Mataram,
Lombok Barat,
Lombok Timur,
Lombok Tengah,
Lombok Utara)
Fokus Pengembangan
Diarahkan untuk menjadi pusat
kegiatan Nasional (PKN) yang
berorientasi pada upaya mendorong
perkembangan sektor produksi
wilayah
seperti
kehutanan,
pertambangan bijihh besi dan
agroindustri
serta
industri
pengolahan
Tabel 4.5.
Lokasi Prioritas Peningkatan Keterkaitan Desa-Kota Untuk
Memperkuat Pusat Pertumbuhan di Wilayah Nusa
Tenggara
Kode
D1
Lokasi
Kawasan
Praya dan
sekitarnya
(Kab.
Lombok
Timur, Kab.
Lombok
Barat,
Prov. NTB)
Kelompok Kawasan
PKWPraya
Kawasan
Minapolitan
Perikanan
Tangkap:
Jerowaru, dan
Keruak
Kawasan
Transmigrasi:
Keruak , Selong
Belanak
Kawasan
Pariwisata: KSPN
Komoditas
Unggulan
Perikanan
Tangkap
Padi
Wisata
Taman
Nasional
Wisata
Sejarah
197
Kode
Lokasi
Kawasan
Kelompok Kawasan
Rinjani
KEK Mandalika
Kota Otonom
Terdekat :
Mataram
D2
Sumbawa
Besar dan
sekitarnya
(Kab.
Sumbawa,
Prov. NTB)
D3
Raba dan
PKW Raba
sekitarnya
Kawasan
(Kab. Dompu,
Agropolitan
Prov. NTB)
(Jagung): Dompu
(Kec. Manggalewa)
Kawasan
Transmigrasi:
Dompu, Huu
KAPET Bima
Kota Otonom
Terdekat : Bima
Ende dan
PKW Ende
sekitarnya
Kawasan
(Kab. Ngada,
Agropolitan
Kab. Ende,
(Padi): Soa
Prov. NTT)
Kawasan
Transmigrasi:
D4
198
PKW Sumbawa
Besar
Kawasan
Agropolitan
(Padi): Moyo Hilir,
Moyo Utara
Kawasan
Agropolitan
(Jagung): Utan
Kawasan
Minapolitan
Perikanan
Budidaya: Lape
Komoditas
Unggulan
Padi
Jagung
Rumput Laut
Jagung
Sapi
Padi
Kopi
Sapi
Wisata
Budaya
Wusata
Kode
Lokasi
Kawasan
Kelompok Kawasan
Maronggela
Kawasan
Pariwisata: KSPN
Ende-Kelimutu
KAPET Mbay
Sumber : Bappenas, 2014
Komoditas
Unggulan
Pantai/
Bahari
Wisata
Taman
Nasional
a. Bidang Pendidikan
1. Pemerataan distribusi tenaga pendidik di wilayah
Nusa Tenggara bagian timur dan kawasan perbatasan;
2. Peningkatan kapasitas tenaga pendidik di wilayah
Nusa Tenggara bagian timur dan kawasan perbatasan
3. Pemberian insentif tenaga pendidik di wilayah Nusa
Tenggara bagian timur dan perbatasan;
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
199
200
Gambar 4.2.
Peta Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
Wilayah Nusa Tenggara
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
b. Bidang Kesehatan
1. Pemerataan distribusi tenaga kesehatan di Kabupaten
Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, dan Timor Tengah
Utara;
2. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Kabupaten
Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, dan Timor Tengah
Utara;
3. Pemberian insentif tenaga kesehatan di Kabupaten
Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, dan Timor Tengah
Utara;
4. Penyediaan rumah dinas tenaga kesehatan di bagian
timur Nusa Tenggara dan perbatasan;
5. Pengadaan sarana kesehatan keliling di bagian timur
Nusa Tenggara dan perbatasan;
6. Pengadaan puskesmas terapung di kawasan pulau
kecil terluar;
7. Pengadaan rumah sakit terapung di kawasan pulau
kecil terluar;
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
201
8.
c. Bidang Energi
1. Pengembangan PLTMH, PLTS, PLTU di kawasan
terpencil dan perbatasan di Nusa Tenggara bagian
Timur;
2. Pemberian bantuan subsidi listrik pada pemakaian
30-60 kWh;
3. Pengembangan energi biogas ramah lingkungan;
4. Penyediaan bahan bakar minyak di wilayah terpencil
dan perbatasan;
203
204
205
207
208
Gambar 4.3.
Peta Sebaran Daerah Tertinggal Wilayah Nusa Tenggara 2015-2019
209
j. Sosialisasi batas wilayah laut negara RI-RDTL dan RIAustralia kepada masyarakat perbatasan Wilayah Nusa
Tenggara;
k. Mengembangkan standar operasional prosedur (SOP)
pertahanan dan keamanan yang profesional bagi aparatur
pengaman perbatasan.
211
213
214
Tabel 4.7.
Daftar Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan
Perbatasan
Wilayah Nusa Tenggara
No.
1
2
Kabupaten
Kupang
Timor Tengah
Utara
Amfoang Timur
Insana Utara, Kefamenanu, Miaomaffo
Barat, Bikomi Utara, Bikomi Tengah,
Bikomo selatan, Bikomi Nalulat, Mutis,
Musi, Nalbenu
3 Belu
Atambua,
Lamaknen,
Lamaknen
Selatan, Lasiolat, Tasifeto Timur, Raihat,
Tasifeto Barat, Nanaet Dubesi, Malaka
Barat
4 Malaka
Malaka
Barat,
Kobalima
Timur,
Kobalima, Malaka Tengah, Wewiku
5 Rote Ndao
Rote Barat Daya, Rote Ndao, Rote Ndao,
Rote Baru, Rote Barat Laut, Rote
Selatan, Rote Timur, Lobalain, Pantai
Baru
6 Alor
Teluk Mutiara, Alor Timur, Alor Selatan,
Alor Barat Daya, Pureman, Mataru,
Pantar, Pantar Tengah, Pantar Barat
Laut, Pantar Barat
7 Sabu Raijua
Raijua
Sumber: Bappenas, 2014
215
216
Gambar 4.4.
Peta Sebaran Lokasi Prioritas (Lokpri) Kawasan Perbatasan
Wilayah Nusa Tenggara 2015-2019
217
219
Tabel 4.8.
Profil Kerawanan Risiko Bencana Pada Pusat Pertumbuhan
di Wilayah Nusa Tenggara
Lokasi
KAPET Bima di Kota
Bima dengan wilayahwilayah
sentra
produksi bahan baku
di Kabupaten Bima,
dan
Kabupaten
Dompu.
KAPET
Ngada
Kelas Multi
Risiko
(IRBI 2013)
Tinggi untuk gempa Kota
Bima:
bumi,
gelombang tinggi
dan abrasi
Kab.
Bima:
tinggi
Kab. Dompu:
tinggi
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Lokasi
Mataram
Lokasi
KAPET Bima di Kota
Bima dengan wilayahwilayah
sentra
produksi bahan baku di
Kabupaten Bima, dan
Kabupaten Dompu.
KAPET
Ngada
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Kelas Multi
Risiko
(IRBI 2013)
ancaman:
gempa
bumi,
tsunami,
banjir,
cuaca
ekstrim,
abrasi,
Tinggi
untuk Tinggi
ancaman:
gempa
bumi,
tsunami,
cuaca
ekstrim, abrasi
Index Kerawanan
KelasMulti
Risiko
(IRBI 2011)
(IRBI 2013)
Tinggi untuk gempa Kota
Bima:
bumi,
gelombang tinggi
dan abrasi
Kab.
Bima:
tinggi
Kab. Dompu:
tinggi
221
Lokasi
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Kelas Multi
Risiko
(IRBI 2013)
abrasi,
Mataram
Tinggi
untuk Tinggi
ancaman:
gempa
bumi,
tsunami,
cuaca
ekstrim, abrasi
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Nusa Tenggara
Praya Kab. Lombok Tinggi
untuk Tinggi
Tengah
ancaman:
banjir,
gempa bumi, abrasi,
kekeringan
Raba Kab. Bima
Tinggi
untuk Tinggi
ancaman:
banjir,
gempa bumi, cuaca
ekstrim, kekeringan
Sumbawa Besar Kab. Tinggi
untuk Tinggi
Sumbawa
ancaman:
gempabumi,
tsunami,
cuaca
ekstrim, banjir dan
tanah
longsor,
letusan gunung api
Soe Kab. Timor Tinggi
untuk Tinggi
Tengah Selatan
ancaman:
banjir
dan tanah longsor,
cuaca
ekstrim,
abrasi
Kefamenanu - Kab. Tinggi
untuk Tinggi
Timor Tengah Utara
ancaman:
banjir,
angin topan
Ende
Tinggi
untuk tinggi
ancaman:
banjir
222
Lokasi
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Kelas Multi
Risiko
(IRBI 2013)
Kab. Tinggi
untuk Tinggi
Sumba Timur
ancaman:
abrasi,
cuaca ekstrim
Ruteng
Kab. Tinggi
untuk Tinggi
Manggarai
ancaman:
banjir
dan tanah longsor,
cuaca
ekstrim,
abrasi
Labuan Bajo Kab. Tinggi
untuk Tinggi
Manggarai Barat
ancaman:
banjir
dan tanah longsor,
cuaca ekstrim
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Nusa Tenggara
Atambua Kab. Belu
Tinggi
untuk Tinggi
ancaman:
angin
topan, banjir dan
tanah longsor
Kalabahi Kab. Alor
Tinggi
untuk Tinggi
ancaman:
gempabumi, cuaca,
abrasi
Kefamenanu Kab. Tinggi
untuk Tinggi
Timor Tengah Utara
ancaman:
banjir,
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
223
Lokasi
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Kelas Multi
Risiko
(IRBI 2013)
cuaca ekstrim
Sumber: Data diolah, Bappenas, 2014.
224
225
Gambar 4.5.
Peta Indeks Risiko Bendana Wilayah Nusa Tenggara
Tabel 4.9
Prioritas Lokasi Pengembangan Pusat Kegiatan
Kepulauan Nusa Tenggara Periode 2015-2019
Provinsi
Pusat Kegiatan dalam RTRWN
PKN
PKW
PKSN
NTB
Mataram
Praya (I/B)
(I/C/1)
Raba (II/B)
Sumbawa Besar
(II/C/1)
NTT
Kupang
Soe (II/B)
Atambua
(I/C/1)
(I/A/1)
Kefamenanu
Kalabahi
(II/B)
(II/A/2)
Ende (I/C/1)
Kefamenanu
(I/A/2)
Maumere
(I/C/1)
Waingapu
(II/C/1)
Ruteng (II/C/1)
Labuan Bajo
(I/C/1)
Sumber: Data diolah, Bappenas, 2014.
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
227
228
III.
IV.
No
1
KSN
Kawasan
Perbatasa
n
Nusa
Tenggara
Timur
Tipe
Sudut
Kepenting
an
Pertahana
n
dan
Strategi
K/L
Pengembangan
- Kementerian
prasarana
dan
Agraria dan
sarana
Tata Ruang
pertahanan dan
- BNPP
keamanan yang
229
No
KSN
Tipe
Keamanan
Kapet
3
Bima
Kepenting
an
Ekonomi
Kapet
Mbay
Kepenting
an
230
Strategi
mendukung
kedaulatan
dan
keutuhan
batas
wilayah
negara
dan
pemertahanan
kawasan
konservasi
di
Kawasan
Perbatasan Nusa
Tenggara Timur
Mengembangkan
komoditas utama
sebagai komoditas
unggulan
yaitu
jambu
mete,
kelapa,
coklat,
kopi dan pisang,
serta
mengembangkan
produk-produk
turunannya
di
Kapet Mbay
Mengembangkan
komoditas utama
sebagai komoditas
unggulan
yaitu
sapi, jagung, dan
rumput laut, serta
mengembangkan
produk-produk
turunannya
di
Kapet Bima
Penguatan sistem
pusat pelayanan
kegiatan ekonomi
K/L
- Kementerian
Pertahanan
- Kementerian
Perhubungan
- Kementerian
PU
dan
Perumahan
Rakyat
- Kementerian
Agraria dan
Tata
Ruang
(PU)
- Kementerian
Koordinator
Perekonomia
n
- Bappenas
- Kementerian
Perhubungan
- Kementerian
PU
dan
Perumahan
Rakyat
- Kementerian
Pertanian
No
KSN
Tipe
Ekonomi
Strategi
dan
sistem
jaringan
prasarana
pendukung Kapet
Bima dan Mbay
K/L
231
4.6
233
234
235
Gambar 4.6.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat 2015-2019
237
238
239
Gambar 4.7.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur 2015-2019
241
BAB V
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH SULAWESI
5.1. Capaian Kinerja Saat Ini
242
243
244
larangan
rencana
Sulawesi
ini juga
Ekonomi
245
247
2015
2016
2017
2018
2019
Sulawesi Utara
7,0 - 7,2 7,1 - 7,4 7,5 - 8,0 7,5 - 8,2 7,9 - 8,7
Gorontalo
6,6 - 6,7 7,1 - 7,4 8,1 - 8,6 8,3 - 9,0 8,5 - 9,4
Sulawesi Tengah
7,5 - 7,6 7,6 - 7,9 7,8 - 8,3 8,0 - 8,6 8,4 - 9,3
Sulawesi Selatan
7,3 - 7,5 7,4 - 7,6 8,0 - 8,5 8,7 - 9,4 8,7 - 9,6
Sulawesi Barat
8,0 - 8,1 9,6 - 10,0 9,8 - 10,4 9,8 - 10,6 9,9 - 10,9
Sulawesi Tenggara 7,8 - 7,9 7,9 - 8,2 8,0 - 8,5 9,7 - 10,5 9,8 - 10,8
Sumber: Perhitungan Bappenas, 2014
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
249
2019
4,0 - 3,6
8,6 - 7,8
7,4 - 6,7
5,1 - 4,6
5,5 - 5,0
7,2 - 6,5
250
251
Peningkatan konektivitas antara kawasan sebagai pusatpusat pengolahan produk bernilai tambah tinggi dan
berorientasi ekspor pada KEK Palu dan KEK Bitung dengan
kawasan-kawasan sekitarnya sebagai pusat-pusat bahan
baku yaitu KAPET dan KPI-KPI di Sulawesi, termasuk di
dalamnya daerah tertinggal, agropolitan, dan minapolitan,
dilakukan melalui:
a. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri
(KI)
252
253
254
255
256
Gambar 5.1.
Peta Lokasi Pusat-Pusat Pertumbuhan Wilayah Sulawesi RPJMN 2015-2019
257
258
259
c.
d.
e.
f.
g.
261
263
b.
c.
d.
e.
265
Fokus Pengembangan
Diarahkan sebagai pusat kegiatan
global (PKG) yang mendorong
pertumbuhan
kota-kota
disekitarnya
sebagai
sentra
produksi wilayah pulau serta
sebagai pusat orientasi pelayanan
berskala
internasional
dan
penggerak utama bagi Kawasan
Timur Indonesia;
Diarahkan sebagai pusat kegiatan
nasional yang berorientasi pada
meningkatkan spesialisasi fungsi
pariwisata, industri pengolahan
dengan tetap mempertahankan
budaya lokal.
267
P2
P3
P4
Pare-Pare
P5
Kendari
268
Kode
P6
Lokasi
Prioritas
Bau-bau
Fokus Pengembangan
Tenggara
Diarahkan sebagai kota yang berfungsi
sebagai pusat pertumbuhan wilayah
(PKW) yang berorientasi pada aktivitas
pariwisata
bahari-ekowisata
yang
memanfaatkan kawasan Taman Laut
Nasional Wakatobi yang memiliki nilai
global heritage di bidang keanekaragaman
flora dan fauna laut dan pengolahan ikan
tangkap.
Kawasan Agropolitan
Kab.
(Padi): Mootilango,
Gorontalo
Tolangohula
Utara, Prov.
KPB Pawonsari
Gorontalo)
Kawasan Transmigrasi:
Dino Liyohu
Kota Otonom Terdekat :
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
269
Kode
Lokasi
Kawasan
D2
Buol dan
sekitarnya
(Kab. Buol,
Prov.
Sulteng)
D3
Poso dan
sekitarnya
(Kab. Poso,
Prov.
Sulteng)
D4
D5
270
Kolonedale
dan
sekitarnya
(Kab.
Morowali,
Kab.
Morowali
Utara, Prov.
Sulteng dan
Kab. Luwu
Timur, Prov
Sulsel)
Mamuju dan
sekitarnya
(Kab.
Mamuju, Kab.
Mamuju
Tengah, Prov.
Sulbar)
Kelompok Kawasan
Gorontalo
Komoditas
Unggulan
PKW Buol
KPB Air Tenang
Kawasan Transmigrasi:
Momunu
Kota Otonom Terdekat :
Gorontalo dan Palu
Padi
Pakawuja
PKW Poso
KPB Tamporole
Kawasan Transmigrasi:
Ambarona
Jagung
Cengkeh
PKW Kolonedale
Kawasan Minapolitan:
Bungku Selatan
KPB Mahalona
KPB Bungku
Kawasan Transmigrasi:
Kolonedale, Lembo
Rumput
Laut
Padi
Kakao
PKW Mamuju
Kawasan Minapolitan
Perikanan Budidaya:
Mamuju
KPB Tobadak
Kawasan Transmigrasi:
Salopangkang, Tomo
Rumput
Laut
Padi
Kakao
Kode
Lokasi
Kawasan
D6
Pinrang dan
sekitarnya
(Kab.
Pinrang, Prov.
Sulsel)
D7
Barru dan
sekitarnya
(Kab. Barru,
Kab.
Sidenreng
Rappang,
Prov. Sulsel)
D8
D9
Raha dan
sekitarnya
(Kab. Muna,
Prov. Sultra)
Kelompok Kawasan
Komoditas
Unggulan
Perkotaan Pinrang
Kawasan Minapolitan
Budidaya: Suppa
Kawasan Agropolitan
(Padi): Mattiro Sompe,
Lanrisang, Duampanua
Kota Otonom Terdekat :
Pare-Pare
Udang
Padi
PKW Raha
Kawasan Minapolitan
Budidaya: Kabangka
Kawasan Agropolitan
(Jagung): Kentu Kowuna,
Kabangka, Maginti
Kota Otonom Terdekat :
Bau-Bau
Udang
Jagung
PKW Barru
Kawasan Agropolitan
(Kedelai): Barru
Kawasan Transmigrasi:
Maritengae (Sindereng
Rappang)
Kota Otonom Terdekat :
Pare-Pare dan Makassar
Kedelai
Padi
Perikanan
Tangkap
Wisata
bahari
271
Perbatasan
272
a. Bidang Pendidikan
1) Pembangunan dan rehabilitasi sarana pendidikan
dasar diutamakan di bagian tengah dan bagian barat
Sulawesi;
2) Pemerataan distribusi, kapasitas, dan pemberian
insentif tenaga pendidik diutamakan di bagian tengah,
bagian barat, sebagian bagian selatan wilayah
Sulawesi;
3) Peningkatan penyelenggaraan pelayanan pendidikan
dasar bagi masyarakat di kawasan terisolir, perairan,
dan kepulauan;
4) Penyediaan rumah dinas tenaga pendidik di di
kawasan terisolir, perairan, dan kepulauan.
5) Penyelenggaraan guru kunjung di bagian tengah,
bagian barat, sebagian bagian selatan wilayah
Sulawesi;
6) Pengembangan sekolah kecil di bagian tengah dan
bagian barat Sulawesi;
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
b. Bidang Kesehatan
1) Pemerataan distribusi tenaga kesehatan di bagian
tengah dan utara wilayah Sulawesi;
273
274
Gambar 5.2.
Peta Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
Wilayah Sulawesi
275
ikan
melalui
277
Balai
Pelatihan
Kerja
dan
279
penegasan,
perbatasan
Penguatan
pengelolaan
dan
fasilitasi
penegasan,
pemeliharaan, pengamanan, dan aktivitas lintas batas
Wilayah Negara secara terpadu di Wilayah Sulawesi,
dilakukan dengan:
a. Pengembangan pusat pelayanan kepabeanan, imigrasi,
karantina, dan keamanan terpadu di PKSN Tahuna dan
PKSN Melonguane (termasuk di Pulau Marore dan/atau
Pulau Miangas);
b. Pembenahan aktivitas lintas batas di pintu-pintu alternatif
(ilegal) di kawasan perbatasan Sulawesi;
c. Pengembangan pusat kegiatan pertahanan dan keamanan
negara di Kabupaten Talaud dan Kabupaten Sangihe;
d. Peningkatan upaya perundingan dalam penetapan dan
penegasan batas wilayah negara RI- Philipina;
e. Peningkatan kapasitas tim perunding dari tingkat teknis,
strategi, hingga kebijakan (pengambilan keputusan);
f. Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil Terluar di Pulau
Miangas, Pulau Marore, Pulau Kawio, Pulau Kawaluso,
Pulau Marampit dan Pulau Kakarotan dengan pendekatan
keamanan, ekonomi dan lingkungan;
g. Penyelesaian status kewarganegaraan masyarakat
Philipina-Sangir (Phisang);
281
282
Gambar 5.3.
Peta Sebaran Daerah Tertinggal Wilayah Sulawesi 2015-2019
283
Tabel 5.7
Profil Daerah Tertinggal Wilayah Sulawesi
284
285
287
289
No. Kabupaten
Kecamatan Lokasi Prioritas
1 Kep.
Tabukan Utara, Tahuna, Marore, Kendahe
Sangihe
2 Kep. Talaud Melonguane, Miangas, Nanusa
Sumber : Bappenas, 2014
291
Gambar 5.4.
Peta Sebaran Lokasi Prioritas (Lokpri) Kawasan Perbatasan
Wilayah Sulawesi 2015-2019
d. Penyusunan
rencana
kontinjensi
pada
21
kabupaten/kota sasaran sebagai panduan kesiapsiagaan
dan operasi tanggap darurat bencana banjir, longsor,
gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api.
293
294
295
Gambar 5.5.
Peta Indeks Risiko Bencana Wilayah Sulawesi
Tabel 5.9.
Profil Kerawanan dan Risiko PKN, PKW dan PKSN
di Wilayah Sulawesi
Index
Kelas Multi
Lokasi
Kerawanan
Risiko
(IRBI 2011)
(IRBI 2013)
KAPET Palapas
Tinggi untuk
Kota Palu: tinggi
ancaman: banjir Kab. Sigi:
dan longsor,
sedang
gempabumi,
Kab.Donggala:
cuaca ekstrim,
tinggi
kekeringan
Kab. Parigi
Moutong: tinggi
KAPET Manado-Bitung
Tinggi untuk
Kota Manado:
banjir dan
sedang
longsor, letusan Kab. Bitung:
gunung api,
tinggi
gempabumi,
cuaca ekstrim
dan abrasi
KAPET Bangsejahtera
Tinggi untuk
Kota Kendari:
banjir,
tinggi
gempabumi,
Kab. Kolaka:
cuaca ekstrim
tinggi
Kab. Konawe:
tinggi
KEK Palu
Tinggi untuk
Tinggi
banjir dan
longsor,
gempabumi,
cuaca ekstrim
dan abrasi
KEK Bitung
Tinggi untuk
Tinggi
banjir,
gelombang
ekstrim dan
abrasi
Lokasi
Index
KelasMulti
296
Index
Kerawanan
(IRBI 2011)
Kerawanan
(IRBI 2011)
KSN Perkotaan
Kab. Maros:
Maminasata:
tinggi untuk
Kota Makassar, Kab.
banjir dan cuaca
Maros, Sungguminasa
ekstrim
(Ibukota Kab. gowa), Kab. Kab. Takalar :
Takalar
banjir, cuaca
ekstrim
KSN (Usulan) Perkotaan
Kab. Tomohon:
Manado Raya (Manado,
tinggi untuk
Bitung,Tomohon,Minahasa banjir dan
Utara dan Minahasa
longsor
Selatan)
Kab. Minahasa
Utara: tinggi
untuk banjir,
longsor, cuaca
ekstrim, letusan
gunung api,
abrasi
Kab. Minahasa
Selatan: tinggi
untuk banjir,
longsor, letusan
gunung api,
abrasi
Bau-bau (usulan PKW)
Tinggi untuk:
mendukung pariwisata
cuaca ekstrim
bahari-ekowisata Taman
Laut Nasional Wakatobi
Pawonsari dan sekitarnya Kab. Boalemo
(perkotaan Limboto,
tinggi untuk
kawasan minapolitan,
banjir dan
agropolitan,
longsor,
gempabumi
Lokasi
Kelas Multi
Risiko
(IRBI 2013)
Risiko
(IRBI 2013)
Kab. Maros:
tinggi
Kab. Takalar:
tinggi
Kab. Tomohon:
sedang
Kab. Minahasa
Utara: tinggi
Kab. Minahasa
Selatan: tinggi
Tinggi
Kab. Boalemo:
sedang
Kab. Gorontalo:
tinggi
Kab. Gorontalo
297
Lokasi
Index
Kerawanan
(IRBI 2011)
Kab. Gorontalo
tinggi untuk
banjir dan tanah
longsor,
kekeringan
Kab. Gorontalo
Utara tinggi
untuk banjir,
gempabumi
Kab. Poso tinggi
untuk banjir,
cuaca ekstrim,
longsor, abrasi
Kab. Donggala
tinggi untuk
banjir, cuaca
ekstrim, gempa,
longsor, abrasi
Kab. Morowali:
tinggi untuk
banjir dan
longsor
Kab. Morowali
Utara: data
belum tersedia
Kab. Luwu
Timur: tinggi
untuk banjir,
longsor,
kekeringan
Kab.
Mamuju:tinggi
untuk
gempabumi,
banjir
Kelas Multi
Risiko
(IRBI 2013)
Utara: sedang
Kab. Poso:
tinggi
Kab. Donggala:
tinggi
Kab. Morowali:
tinggi
Kab. Morowali
Utara: data
belum tersedia
Kab. Luwu
Timur: tinggi
Kab. Mamuju:
tinggi
Kab. Mamuju
Tengah: data
tidak tersedia
Lokasi
Index
Kerawanan
(IRBI 2011)
Kab. Mamuju
Tengah: tinggi
untuk banjir
dan longsor
Kab. Pinrang:
tinggi untuk
banjir dan
longsor, cuaca
ekstrim, abrasi
Kab. Barru:
tinggi untuk
cuaca ekstrim
Kab. Sidenreng
Rappang: tinggi
cuaca ekstrim
Kab. Muna:
tinggi untuk
cuaca ekstrim
Kelas Multi
Risiko
(IRBI 2013)
Kab. Pinrang:
tinggi
Kab. Barru:
tinggi
Kab. Sidenreng
Rappang:
sedang
Kab. Muna:
tinggi
Kab. Wakatobi:
sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
299
Index
Kerawanan
(IRBI 2011)
banjir,
kebakaran
permukiman,
angin topan
Sungguminasa
Tinggi untuk
ancaman: banjir
dan tanah
longsor, angin
topan
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sulawesi
Isimu Kab. Gorontalo
Tinggi untuk
ancaman: banjir
dan tanah
longsor,
kekeringan
Tilamuta Kab. Boalemo
Tinggi untuk
ancaman: banjir
dan tanah
longsor
Luwuk Kab. Banggai
Tinggi untuk
ancaman:
banjir, abrasi,
angin topan,
konflik sosial
Donggala
Tinggi untuk
ancaman:
gempabumi,
banjir, tanah
longsor, abrasi,
angin topan
Mamuju
Tinggi untuk
ancaman:
gempabumi,
banjir
Pasangkayu Kab. Mamuju Tinggi untuk
Lokasi
300
Kelas Multi
Risiko
(IRBI 2013)
Tinggi untuk
Kab. Gowa
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Index
Kelas Multi
Kerawanan
Risiko
(IRBI 2011)
(IRBI 2013)
Utara
ancaman:
gempabumi,
tanah longsor,
abrasi, angin
topan
Tomohon
Tinggi untuk
Sedang
ancaman: banjir
dan tanah
longsor
Leneponto
Tinggi untuk
Tinggi
ancaman: banjir
dan tanah
longsor,
kekeringan,
angin topan
Pangkajene Kepulauan
Tinggi untuk
Tinggi
ancaman: angin
topan
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Sulawesi
Melonguane Kab.
Tinggi untuk
Sedang
Kepulauan Talaud
ancaman:
gempa bumi,
banjir dan tanah
longsor, letusan
gunung api,
abrasi,
Tahuna Kab. Kepulauan
Tinggi untuk
Tinggi
Sangihe
ancaman:
gempa bumi,
banjir dan tanah
longsor, letusan
gunung api,
abrasi,
Sumber: Data diolah, Bappenas, 2014.
Lokasi
301
2.
3.
4.
302
5.
6.
7.
8.
ekosistem
antarkawasan
303
304
Provinsi
305
Sulawesi
Selatan
Sulawesi
Barat
Sulawesi
Tenggara
(II/C/1)
Tolitoli (II/C/1)
Donggala (II/C/1)
Kawasan
Pangkajene
Perkotaan
(II/C/1)
MakassarJeneponto (I/C/1)
Sungguminasa- Palopo (I/C/1)
Takalar-Maros Watampone
(Mamminasata) (II/C/1)
(I/C/3)
Bulukumba
(I/C/1)
Barru (II/C/1)
Parepare (II/C/1)
Mamuju (I/C/1)
Kendari
(I/C/1)
Unaaha (II/C/1)
Lasolo (II/C/1)
Bau-bau (I/C/1)
Raha (II/C/1)
Sumber: Data diolah, Bappenas, 2014.
2.
3.
4.
5.
307
Tabel 5.11
Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Nasional
di Pulau Sulawesi
No
KSN
Tipe
Strategi
K/L
1 Kawasan Pendayaguna Pengembangan
- Kementeria
Sorowako an
dan peningkatan
n Agraria
Sumberdaya kegiatan
dan Tata
alam
budidaya
Ruang
pertanian dan
- Kementeria
perikanan yang
n Pertanian
berkelanjutan
- Kementeria
sebagai
n Kelautan
alternatif
dan
kegiatan
Perikanan
perekonomian
masyarakat yang
mampu bersaing
dalam
perekonomian
nasional
Kawasan
Sorowako
2 Perbatasa Pertahanan Pengembangan
- Kementeria
n
dan
prasarana dan
n Agraria
Sulawesi
Keamanan sarana Kawasan
dan Tata
UtaraPerbatasan
Ruang
Gorontalo
Negara secara
- BNPP
-Sulawesi
sinergis di
- Kementeria
Tengah
Provinsi
n
Sulawesi Utara
Perhubunga
308
No
KSN
Tipe
Perkotaan Kepentinga
Maminasa n Ekonomi
ta
Kapet
Pare-Pare
Kepentinga
n Ekonomi
Strategi
K/L
Gorontalo
n
Sulawesi Tengah - Kementeria
n PU dan
Perumahan
Rakyat
Pengembangan
- Kementeria
Kawasan
n Agraria
Perkotaan
dan Tata
Mamminasata
Ruang
sebagai
- Bappenas
Pusat orientasi
pelayanan
berskala
internasional
dan penggerak
utama bagi KTI
Pusat
pertumbuhan
dan sentra
pengolahan hasil
produksi bagi
pembangunan
kawasan
perkotaan inti
dan kawasan
perkotaan di
sekitarnya
Mengembangkan - Kementeria
komoditas
n Agraria
utama sebagai
dan Tata
komoditas
Ruang
unggulan yaitu
- Kementeria
sapi, jagung, dan
n
rumput laut,
Koordinator
serta
309
No
KSN
Tipe
Kapet
ManadoBitung
Kepentinga
n Ekonomi
Kapet
Palapas
Kepentinga
n Ekonomi
310
Strategi
mengembangkan
produk-produk
turunannya di
Kapet Pare-Pare;
Mengembangkan
komoditas
unggulan kelapa,
ikan pelagis, dan
rumput laut,
beserta produkproduk
turunannya di
kapet ManadoBitung;
Mengembangkan
komoditas
utama sebagai
komoditas
unggulan yaitu
kakao dan
rumput laut,
serta
mengembangkan
produk-produk
turunannya di
KAPET Palapas;
Mengembangkan
sistem pusat
pelayanan
kegiatan
ekonomi yang
berfungsi
sebagai pusat
pelayanan
kegiatan sentra
K/L
Perekonomi
an
Bappenas
Kementeria
n Kelautan
dan
Perikanan
Kementeria
n Pertanian
Kementeria
n
Perhubunga
n
Kementeria
n PU dan
Perumahan
Rakyat
Kementeria
n Koperasi
No
KSN
Tipe
Kapet
Bank
Sejahtera
Kepentinga
n Ekonomi
Strategi
produksi bahan
baku, kegiatan
sentra industri
pengolahan
termasuk usaha
mikro-usaha
kecil-menengah,
kegiatan
penelitian,
kegiatan
pendidikan dan
pelatihan,
kegiatan jasa
(informasi,
lembaga
keuangan, dan
koperasi), dan
kegiatan
distribusi di
Kapet Bank
Sejahtera;
K/L
Penguatan
sistem pusat
pelayanan
kegiatan
ekonomi dan
sistem jaringan
prasarana
pendukung
Kapet Pare-Pare,
Manado-Bitung,
Palapas, Bank
Sejahtera
Sumber: Data diolah, Bappenas, 2014.
311
313
314
315
Gambar 5.6.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Sulawesi Utara 2015-2019
317
318
Gambar 5.7.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Gorotalo 2015-2019
319
321
322
Gambar 5.8.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Sulawesi Barat 2015-2019
323
325
326
Gambar 5.9.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Sulawesi Tengah 2015-2019
Tabel 5.16
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
di Provinsi Sulawesi Selatan
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah
Nasional
KERETA API
1. Pembangunan jalur KA antara Makassar - Pare-Pare (track,
jembatan, stasiun, persinyalan, telekomunikasi, depo)
2. Pembangunan KA Perkotaan Mamminasata (tahap 1)
PERHUBUNGAN DARAT
1. Pengembangan Sistem Transit Kota Makassar
PERHUBUNGAN UDARA
1. Pengembangan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Pembangunan Terminal II di Kawasan Bandara Lama Sultan
Hasanuddin Makassar
PERHUBUNGAN LAUT
1. Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Garongkong
Barru
2. Pembangunan Pelabuhan Pare-pare
3. Perluasan Pelabuhan Makassar (Makassar New Port)
4. Pengembangan Pembangunan Faspel Laut Garongkong
JALAN
1. Pembangunan Fly Over - Akses Bandara Internasional
Sultan Hasanuddin
2. Pembangunan Jalan baypass Maminasata
3. Pembangunan Jalan Seseng - Bts.Sulbar
4. Pembangunan Jalan Trans Sulawesi Mamminasata (Middle
Ring Road)
5. Pembangunan Jaringan Transportasi Danau Tempe
6. Pembangunan Under Pass A.P. Pettarani
7. Pembangunan Jalan Kaluku - Sae - Talang - Sabang
KETENAGALISTRIKAN
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
327
329
330
Gambar 5.10.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Sulawesi Selatan 2015-2019
331
332
333
Gambar 5.11.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara 2015-2019
335
BAB VI
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH PULAU KALIMANTAN
6.1.
336
6.2.
337
338
339
2.
3.
4.
5.
6.
7.
341
8.
342
343
Tabel 6.2.
2015
Kalimantan Barat
7,9 - 7,8
Kalimantan Tengah 5,7- 5,6
Kalimantan Selatan 4,1 - 4,0
Kalimantan Timur 4,6 - 4,5
Kalimantan Utara
6,2 - 6,0
2016
7,6 - 7,3
5,4 - 5,2
3,9 - 3,8
4,4 - 4,2
5,8 - 5,6
2017
6,8 - 6,4
4,8 4,5
3,5 - 3,3
3,9 - 3,7
5,2 - 4,9
2018
6,0 - 5,5
4,2 - 3,9
3,1 - 2,9
3,4 - 3,2
4,5 - 4,2
2019
4,7 - 4,3
3,3 - 3,0
2,5 - 2,2
2,7 - 2,4
3,6 - 3,2
Tabel 6.3.
344
6.5.
345
346
Gambar 6.1.
Peta Lokasi Pusat-Pusat Pertumbuhan Wilayah Pulau Kalimantan RPJMN 2015-2019
347
348
a) Memberikan
pembinaan
kelembagaan
badan
pengelola yang mendukung perubahan pola pikir
bisnis berorientasi daya saing secara komparatif dan
kompetitif.
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
349
a. Mengusulkan
pembentukan
Kawasan
Perkotaan
Metropolitan dalam rangka membangun koridor wilayah
yang kuat untuk mempercepat pembangunan di Wilayah
Kalimantan bagian selatan, mengurangi urbanisasi dari
luar Jawa ke Pulau Jawa, serta memperkuat orientasi
kedalam (backward linkage) dari pulau-pulau terluar di
kawasan perbatasan;
b. Mengembangkan kegiatan industri pengolahan non kayu
untuk mengembangkan ekonomi dan meningkatkan
keterkaitan dengan desa-kota sekitar;
c. Meningkatkan aksesibilitas antar PKN, PKW, dan PKL
disekitarnya melalui penyediaan simpul transportasi
khususnya simpul transportasi sungai dan transportasi
Udara.
350
351
352
Minimum
Sesuai
353
2. Penanggulangan Kemiskinan
Usaha Ekonomi Desa
3.
354
dan
Pengembangan
4.
mewujudkan
f. Meningkatkan
keberdayaan
masyarakat
memanfaatkan sumber energi terbarukan.
dalam
5.
untuk
sarana
dan
prasarana
355
357
Kode
K1
Lokasi
Prioritas
Kawasan
Perkotaan
Metropolitan
Banjarbakula
Kota
Banjarmasin,
Kab.
Banjarbaru,
Kab. Banjar,
Kab.
Baritokuala,
Kab. Tanah Laut
Fokus Pengembangan
Meningkatkan fungsi Banjarmasin
dan Banjar Baru sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) yang
mendukung pertumbuhan wilayah
nasional dan memantapkan fungsifungsi keterkaitan dengan pusatpusat pertumbuhan di Wilayah Pulau
Kalimantan Bagian Selatan.
359
Tabel 6.5.
P2
P3
Lokasi
Prioritas
Singkawang
Fokus Pengembangan
Diarahkan sebagai kota agropolitan yang
berfungsi sebagai pusat kegiatan
Nasional (PKN) yang mendorong
pertumbuhan produksi pertanian dan
perkebunan (kelapa sawit) di Wilayah
Prov. Kalimantan Barat.
Bontang
Tabel 6.6.
Lokasi
Kawasan
Sambas dan
sekitarnya
(Kab. Sambas,
dan Kab.
Bengkayang,
Prov. Kalbar)
D2
D3
Sukadana dan
Kelompok
Kawasan
PKW Sambas
Kawasan
Minapolitan
Perikanan
Budidaya: Jawai
Selatan
Kawasan
Minapolitan
Perikanan
Tangkap: Jawai
Selatan, Jawai,
Pemangkat
KPB Subah
Kawasan
Transmigrasi:
Sambas, Jawai,
Ledo,
Kawasan
Pariwisata: KSPN
Sambas
Komoditas
Unggulan
Udang
Karet
Wisata
Budaya
Wisata Agro
Perkotaan
Padi
Perkotaan Rasau
Jaya
KPB Rasau Jaya
Kawasan
Transmigrasi:
Ambawang, dan
Kubu
Kota Otonom
Terdekat:
Pontianak
Padi
Kelapa
361
Kode
Lokasi
Kawasan
sekitarnya
(Kab. Kayong
Utara, Prov.
Kalbar)
D3
Gerbang
Kayong dan
sekitarnya
(Kab. Kayong
Utara, Prov.
Kalbar)
D4
Pangkalan Bun
dan sekitarnya
(Kab.
Kotawaringin
Barat, Prov.
Kalteng)
D5
Marabahan
dan sekitarnya
(Kab. Banjar,
Kab. Barito
Kuala, Prov.
Kalsel)
362
Kelompok
Kawasan
Sukadana
KPB Gerbang
Kayong
Kawasan
Transmigrasi;
Teluk Batang , Pkl
Suka
Perkotaan
Gerbang Kayong
KPB Gerbang
Kayong
Kawasan
Transmigrasi:
Teluk Batang, Pkl.
Suka
PKW Pangkalan
Bun
Kawasan
Agropolitan
(Jagung): Kumai,
Pangkalan Lada,
Pangkalan
Bunteng, Arut
Selatan.
Kawasan
Pariwisata: KSPN
Tanjung Puting
PKW Marabahan
Kawasan
Minapolitan
Perikanan
Budidaya: Cindai
Alus
KPB Cahaya Baru
Komoditas
Unggulan
Padi
Jagung
Wisata Taman
Nasional
Wisata
Pantai/Bahari,
Wisata Situs
Sejarah
Ikan Patin
Ikan Haruan
Padi
Jeruk
Kode
Lokasi
Kawasan
D6
Sangata dan
sekitarnya
(Kab. Kutai
Timur, Prov.
Kaltim)
D7
Tanjung Redeb
dan sekitarnya
(Kab. Berau,
Prov. Kaltim)
Kelompok
Kawasan
Kawasan
Transmigrasi:
Anjir Pasar,
Marabahan,
Kota Otonom
Terdekat :
Banjarbaru dan
Banjarmasin
PKW Sanggata
KPB Maloy
Kawasan
Transmigrasi:
Sangkulirang,
Rantau Pulung
KEK Maloy
Kota Otonom
Terdekat :
Bontang
PKW Tanjung
Redeb
Kawasan
Agropolitan
(Jagung): Berau
(Kec. Talisayan)
Kawasan
Pariwisata: KSPN
Kepulauan
Derawan
Komoditas
Unggulan
Kelapa sawit
Jagung
Wisata
Bahari/ FloraFauna
363
364
Gambar 6.2.
Peta Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
Wilayah Pulau Kalimantan
1) Pemerataan distribusi
tenaga pendidik di
Bengkayang, Sangau, dan Kayong Utara;
2) Peningkatan
kapasitas
tenaga
pendidik
di
Bengkayang, Sangau, dan Kayong Utara;
3) Pemberian insentif tenaga pendidik di wilayahwilayah terisolir dan perbatasan;
4) Penyelenggaraan guru kunjung di wilayah-wilayah
terisolir dan perbatasan;
5) Penyediaan rumah dinas tenaga pendidik di wilayahwilayah terisolir dan perbatasan;
6) Pengembangan sekolah kecil di perbatasan;
7) Penyelenggaraan sekolah satu atap di daerah
tertinggal dan perbatasan (SD, SMP, SMA/SMK);
8) Pembangunan sekolah berasrama di daerah tertinggal
dan perbatasan;
9) Pengembangan asrama sekolah;
10) Penyediaan bus sekolah di daerah yang memiliki
karakteristik khusus;
365
367
368
369
370
371
penegasan,
perbatasan
Penguatan
pengelolaan
dan
fasilitasi
penegasan,
pemeliharaan, dan pengamanan kawasan perbatasan, secara
terpadu di Wilayah Pulau Kalimantan dengan strategi
sebagai berikut:
373
374
Gambar 6.3.
Peta Sebaran Daerah Tertinggal Wilayah Pulau Kalimantan 2015-2019
375
b. Merevitalisasi Membenahi aktivitas lintas batas di pintupintu alternatif (ilegal) di kawasan perbatasan Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara;
c. Penegasan, pemeliharaan, dan pengawasan batas wilayah
negara di darat dan laut;
376
377
379
380
Tabel 6.7.
Kabupaten
Sambas
Bengkayang
Sanggau
Sintang
Kapuas Hulu
381
383
Gambar 6.4.
Peta Sebaran Lokasi Prioritas (Lokpri) Kawasan Perbatasan
Wilayah Pulau Kalimantan 2015-2019
penguatan
kapasitas
forum
bencana di daerah di 14
385
386
Gambar 6.5.
Peta Indeks Risiko Bencana Wilayah Pulau Kalimantan
Tabel 6.8.
Wilayah
KEK Maloy
KAPET
Khatulistiwa
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Kabupaten Kutai Timur:
tinggi untuk bencana
banjir, sedang untuk
gempa bumi, tinggi
untuk gelombang
ekstrim dan abrasi,
tinggi unutuk kebakaran
hutan dan lahan, sedang
untuk cuaca ekstrim,
Kota Singkawang: tinggi
untuk bencana banjir
Kabupaten Bengkayang:
sedang untuk bencana
banjir
Kabupaten Sambas:
tinggi untuk banjir dan
kebakaran hutan dan
lahan
Kabupaten Sanggau:
tinggi untuk bencana
dan kebakaran hutan
dan lahan
Kabupaten Sintang:
sedang untuk bencana
Kabupaten Landak:
tinggi untuk bencana
banjir dan kebakaran
hutan
Kabupaten Kapuas Hulu:
sedang tinggi untuk
Indeks Risiko
tingkat
Kabupaten/Kota
(IRBI 2013)
Kabupaten Kutai
Timur: tinggi
Kota Singkawang:
tinggi
Kabupaten
Bengkayang: tinggi
Kabupaten
Sambas: tinggi
Kabupaten
Sanggau: sedang
Kabupaten
Sintang: tinggi
Kabupaten
Landak: sedang
Kabupaten Kapuas
Hulu: tinggi
387
Wilayah
KAPET
Daskakab
KAPET
Batulicin
KAPET
Sasamba
KSN
Banjarbakula
388
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
bencana banjir dan
kebakaran hutan
Kota Palangkaraya:
tinggi untuk bencana
kebakaran hutan dan
lahan
Kabupaten Barito
Utara:tinggi
Kabupaten Barito
Selatan:tinggi
Kabupaten Kapuas:
tinggi
Kabupaten Kotabaru:
Tinggi untuk bencana
banjir
Indeks Risiko
tingkat
Kabupaten/Kota
(IRBI 2013)
Kota
Palangkaraya:
tinggi
Kabupaten Barito
Utara: sedang
Kabupaten Barito
Selatan: sedang
Kabupaten
Kapuas: tinggi
Kabupaten
Kotabaru: tinggi
Kota Samarinda:
sedang
Kota Balikpapan:
tinggi
Kabupaten Kutai
Kertanegara:
tinggi
Kota Banjarmasin:
sedang
Kabupaten Banjar
Baru: sedang
Kabupaten Barito
Kuala: tinggi
Kabupaten Tanah
Laut: tinggi
Wilayah
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Indeks Risiko
tingkat
Kabupaten/Kota
(IRBI 2013)
389
Wilayah
Sintang
Muara Teweh
Kab. Barito
Utara
Paloh Kab.
Sambas
Jagoi Babang
Kab.
Bengkayang
Entikong
Kab. Sanggau
Pusat
Kegiatan
Strategis
Nasional
(PKSN)
Perbatasan
Kab. Nunukan
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Tinggi untuk ancaman:
banjir
Tinggi untuk ancaman:
banjir
Indeks Risiko
tingkat
Kabupaten/Kota
(IRBI 2013)
Sintang: Tinggi
Barito Utara:
Tinggi
Sambas: Tinggi
Bengkayang:
Tinggi
Sanggau: Tinggi
Tinggi
391
Provinsi
Kalimant
an Barat
PKW
Mempawah
(II/B)
Singkawang
(I/C/1)
Sambas (I/A/1)
PKSN
Entikong
(II/A/2)
Paloh (II/A/2)
Jagoibabang
393
Provinsi
PKW
Ketapang (I/B)
Kalimant
an
Tengah
Palangkara
ya (I/C/1)
Kalimant
an
Selatan
Banjarmasi
n (I/C/1)
Kalimant
an Timur
Kawasan
Perkotaan
SamarindaBalikpapan
-Bontang
(I/C/1)
Tarakan
(I/C/1)
Tarakan
(I/C/1)
394
Putussibau
(I/A/2)
Entikong
(I/A/1)
Sanggau (I/C/1)
Sintang (II/C/1)
Kuala
Kapuas
(II/C/1)
Pangkalan Bum
(I/C/1)
Buntok (II/C/1)
Muarateweh
(II/C/1)
Sampit (II/C/1)
Amuntai (II/B)
PKSN
(I/A/2)
Nangabadau
(I/A/2)
Jasa (II/A/2)
Martapura (II/B)
Marahaban
(II/B)
Kotabaru
(II/C/1)
Tanjung Redeb
Nunukan
(I/C/1)
(I/A/2)
Sangata (I/B)
Nunukan (I/B)
Tanjung Selor
Provinsi
Kalimant
an Utara
PKW
(II/C/1)
Malinau (II/C/1)
Tanlubis (II/B)
Sungai Nyamuk
(II/C/2)
Sanga-sanga
(II/C/2)
Tanah Grogot
(II/C/1)
Sendawar
(II/C/2)
Tenggarong
(I/B)
PKSN
Simanggaris
(I/A/2)
Long Midang
(II/A/2)
Long Pahangai
(II/A/2)
Long Nawan
(II/A/2)
395
396
IV.
No
KSN
Tipe
Strategi
Kawasan
Perbatasan
Kalimanta
n
Sudut
Kepentinga
n
Pertahanan
dan
Keamanan
Mengembangkan
prasarana dan
sarana Kawasan
Perbatasan
Negara secara
sinergis di
Kalimantan
K/L
-
Kement
erian
Agraria
dan
Tata
Ruang
BNPP
Kement
erian
397
No
KSN
Tipe
Strategi
K/L
Kapet
Khatulisti
wa
398
Kepentinga
n Ekonomi
Mengembangkan
komoditas utama
sebagai
komoditas
unggulan yaitu
sapi, jagung, dan
rumput laut, serta
mengembangkan
produk-produk
turunannya di
Kapet
Khatulistiwa;
Mengembangkan
komoditas utama
sebagai
komoditas
unggulan yaitu
padi, karet, sawit,
sapi, dan rotan
serta
mengembangkan
produk-produk
turunannya di
Kapet DAS
KAKAB;
PU dan
Peruma
han
Rakyat
Kement
erian
Perhub
ungan
Kement
erian
Agraria
dan
Tata
Ruang
Kement
erian
Koordin
ator
Ekonom
i
Bappen
as
Kement
erian
Pertani
an
Kement
erian LH
dan
Kehutan
an
No
KSN
Kapet DAS
KAKAB
Kapet
Sasamba
Kapet
Batulicin
Tipe
Strategi
K/L
Mengembangkan
komoditas utama
sebagai
komoditas
unggulan yaitu
kelapa sawit dan
perkayuan serta
mengembangkan
produk-produk
turunannya di
Kapet Sasamba
dan Kapet
Batulicin;
Menguatkan
sistem pusat
pelayanan
kegiatan ekonomi
dan sistem
jaringan
prasarana
pendukung Kapet
Khatulistiwa,
Kapet DAS
KAKAB, Kapet
Sasamba, Kapet
Batulicin
399
400
Tabel 6.12.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
di Provinsi Kalimantan Barat
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
PERHUBUNGAN DARAT
1. Pengembangan Sistem Transit Kota Pontianak
PERHUBUNGAN UDARA
1. Pengembangan Bandara Supadio
2. Pembangunan Bandara Singkawang
PERHUBUNGAN LAUT
1. Pengembangan Pelabuhan Internasional Temajo (Sei
Kunyit)
2. Pengembangan Pelabuhan Teluk Melano (Teluk Batang)
3. Pengembangan Pelabuhan Pontianak
JALAN
1. Pembangunan Jalan akses Pelabuhan penyeberangan
Ketapang
2. Pembangunan Jalan Siduk - Sei Keli - Nangatayap
3. Pembangunan Jalan Ketapang - Siduk - Sukadana - Teluk
Batang
4. Pembangunan Jalan Tebas-Sentebang-Tn.Hitam-Jeruju-Liku
- Merbau - Temajok
5. Pembangunan Jalan Tn.Hitam - Sp.Bantanan - Galing - Aruk
6. Pembangunan Jembatan Tayan
7. Pembangunan Jalan Nanga Pinoh - Batas Kalteng
8. Pembangunan Jalan Lingkar Luar Pontianak
9. Pembangunan Jalan Perbatasan (Lintas Utara Kalbar)
KETENAGALISTIKAN
1.
PLTGB Nanga Pinoh 6 MW
2.
PLTGB Putussibau (FTP2) 8 MW
3.
PLTA Riam Badau 0,2 MW
4.
PLTU Pantai Kura-Kura (FTP1) 55 MW
5.
PLTU Parit Baru (FTP1) 100 MW
6.
PLTU Sanggau 14 MW
7.
PLTU Sintang 21 MW
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
401
402
403
Gambar 6.6.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Kalimantan Barat 2015-2019
6.6.1.2.
Tabel 6.13.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
di Provinsi Kalimantan Tengah
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah
Nasional
PERHUBUNGAN UDARA
1. Pengembangan Bandara Tjilik Riwut
2. Pembangunan Bandara Muara Teweh
PERHUBUNGAN LAUT
1. Pengembangan Pelabuhan Laut Batanjung, Teluk
Segintung dan Pelabuhan Kumai
2. Pengembangan Pangkalan Bun
3. Pengembangan Pelabuhan Tongkang Bangkuang
4. Pengembangan Pelabuhan Bagendang
5. Pengembangan Pelabuhan Sampit
6. Pembangunan Bandara Palangkaraya
JALAN
1. Pembangunan Jalan akses pelabuhan penyeberangan
bahaur/pulau pisau
2. Pembangunan Jalan dari Kotawaringin ke Fasilitas
Penggilingan (mills)
3. Pembangunan Jalan di Kab. Kotawaringin Barat : Kubu Sungau Bakau - Teluk Bogam
4. Pembangunan Jalan Palangkaraya-Bukittliti-Bkt.BatuBuntok-Ampah
5. Pembangunan Jalan Sampit-Samuda-Ujung Pandaran
6. Pembangunan Jalan Tumbang Samba-Tbg Senawang-Bts
Kalbar
KETENAGALISTRIKAN
1. PLTU Pulang Pisau (FTP1) 2x60 MW
2. PLTG/MG Bangkanai (FTP 2) 2x70 MW
3. PLTU Kuala Pambuang 2x3 MW
404
405
406
Gambar 6.7.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Kalimantan Tengah 2015-2019
6.6.1.3.
Tabel 6.14.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
di Provinsi Kalimantan Selatan
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
KERETA API
1. Pembangunan KA Tanjung-Paringin- Rantau- MartapuraBanjarmasin
2. Pembangunan KA Akses Bandara Syamsoedin Noor
3. Pembangunan KA Lintas Kalimantan
PERHUBUNGAN DARAT
1. Pengembangan Sistem Transit Kota Banjarmasin
PERHUBUNGAN UDARA
1. Pengembangan Bandara Syamsudian Noor Banjarmasin
PERHUBUNGAN LAUT
1. Pengembangan Pelabuhan Laut Batulicin
2. Pembangunan Pelabuhan Seibuku (sebuku)
3. Pengembangan Pelabuhan Pelaihari
4. Pengembangan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin
JALAN
1. Pembangunan Jalan akses Kawasan Industri Batulicin ke
Pelabuhan Batulicin
2. Pembangunan Jalan akses ke pelabuhan penyeberangan
Kumai
3. Pembangunan Jalan akses menuju Pelabuhan Pelaihari di
Kabupaten Tanah Laut
4. Pembangunan Jalan Benua Anyar - Margasari-Ma.
Muning-Kandangan
5. Pembangunan Jalan Kandangan - Hampang- Batu Licin
6. Pembangunan Jalan Kawasan Industri Batulicin Ruas
Batulicin-Lumpangi, Batulicin-Mentewe, BatulicinPagatan, Batulicin-S.Kupang, dan Simp. Kodeco-Mentewe
7. Pembangunan Jalan Nasional Ruas BanjarmasinPelaihari-Jorong 99 km
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
407
409
410
Gambar 6.8.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Kalimantan Selatan 2015-2019
6.6.1.4.
Tabel 6.15.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
di Provinsi Kalimantan Timur
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
PERHUBUNGAN DARAT
1. Pengembangan Sistem Transit Kota Samarinda
2. Pengembangan Sistem Transit Kota Balikpapan
PERHUBUNGAN UDARA
1. Pembangunan Bandara Tana Paser
2. Pengembangan Bandara Bontang
3. Pengembangan Bandara Samarinda Baru
PERHUBUNGAN LAUT
1. Pengembangan Terminal Peti Kemas Palaran
2. Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy
3. Pelabuhan Kuala Samboja
4. Pengembangan Pelabuhan Internasional Balikpapan
(Terminal Peti Kemas Kariangau)
5. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Penajam Pasir Kuala
Semboja (Kariangau)
6. Pengembangan Pelabuhan Tanah Grogot
7. Pengembangan Pelabuhan Samarinda
8. Pembangunan infrastruktur pelabuhan sebagai
pendukung Integrated Mining Development MEC Coal
Project
JALAN
1. Pembangunan Jalan Akses Jembatan Pulau Balang
2. Pembangunan Jalan dalam Kawasan Industri Maloy
3. Pembangunan Jalan Petung-Kenangan-SemoisepakuSp.Semboja
4. Pembangunan Jalan samarinda menuju tenggarong
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
411
413
414
Gambar 6.9.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Kalimantan Timur 2015-2019
6.6.1.5.
Tabel 6.16.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
di Provinsi Kalimantan Utara
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
PERHUBUNGAN UDARA
1. Pengembangan Bandara Tanjung Harapan, Bulungan
2. Pengembangan Bandara Juwata-Tarakan
3. Pembangunan Bandara Maratua
PERHUBUNGAN LAUT
JALAN
KETENAGALISTRIKAN
415
1.
2.
3.
4.
416
417
Gambar 6.10.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Kalimantan Utara 2015-2019
5.
6.
7.
8.
9.
419
BAB VII
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA-BALI
7.1. Capaian Kinerja Saat ini
420
421
422
423
425
6.
7.
426
Provinsi
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI
Yogyakarta
Jawa Timur
6,1 6,2 6,5 6,7 6,8 7,2
Bali
5,3 5,4 6,3 6,6 6,3 6,7
Sumber: Perhitungan Bappenas, 2014
7,0 7,6
6,6 7,2
7,5 - 8,2
6,8 7,5
427
Tabel 7.2.
Sasaran Tingkat Kemiskinan Wilayah Jawa-Bali Per
Provinsi Tahun 2015-2019
Provinsi
2019
1,9 1,7
4,8 4,4
2,8 2,5
7,3 6,6
7,6 6,9
6,7 6,1
2,2 2,0
Tabel 7.3.
Sasaran Tingkat Pengangguran Wilayah Jawa-Bali Per
Provinsi Tahun 2015-2019
Provinsi
428
2019
8,9 8,1
7,7 6,9
9,1 8,2
5,1 4,6
4,2 3,8
3,2 2,9
2,2 2,0
2.
429
3.
430
b.
c.
431
432
Gambar 7.1
Peta Lokasi Pusat-Pusat Pertumbuhan Wilayah Jawa-Bali RPJMN 2015-2019
433
435
d. Meningkatkan penggunaan TIK dalam seluruh sektor (egovernance, e-commerce, e-budgeting, e-procurement, dan
lain-lain); dan
e. Optimalisasi pasar melalui pengaturan jalur distribusi
logistik dari dan keluar kota dan kerjasama dengan
daerah lain.
436
teknis
dan
437
dalam
bidang
4. Penguatan
Pemerintahan
Desa
dan
Lembaga
Kemasyarakatan Desa
a. Sosialisasi peraturan pelaksanaan UU No.6/2014 tentang
Desa;
b. Penyediaan dan peningkatan kualitas sarana prasarana
pemerintahan desa;
c. Peningkatan kapasitas pemerintah desa, Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), dan kader pemberdayaan
masyarakat
melalui
fasilitasi,
pelatihan,
dan
pendampingan dalam (i) Perencanaan, pelaksanaan dan
monitoring pembangunan desa, (ii) Pengelolaan keuangan
desa, (iii) Pelayanan publik, (iv) Penyiapan dan penetapan
batas desa (khususnya desa-desa perbatasan); serta (v)
peta desa;
d. Penguatan
pemerintah
desa,
masyarakat,
dan
kelembagaan masyarakat dalam meningkatkan ketahanan
ekonomi, sosial, lingkungan keamanan dan politik;
e. Pengembangan sistem pelayanan desa berbasis internet;
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
439
440
441
yang
e. Mengembangkan
pendidikan
kejuruan
untuk
memperkuat kemampuan inovasi, dan kreatifitas lokal di
sektor pertanian dan perikanan;
f. Meningkatkan
pengetahuan
dan
kemampuan
masyarakat mengenai kelestarian daerah resapan serta
mitigasi bencana, terutama di Kawasan Perdesaan
Cibaliung, Pamekasan, Banyuwangi, dan Tabanan;
Kode
Lokasi Prioritas
K1 Kawasan Perkotaan
Metropolitan
Jabodetabek:
Kota Jakarta, Kab.
Bogor, Kota Bekasi,
Kab. Tangerang, Kota
Tangerang, Kota
Depok, Kab. Bekasi,
Kota Tangerang
Selatan, Kota Bogor
K2
Kawasan Perkotaan
Metropolitan Cekungan
Bandung:
Kota Bandung, Kab.
Bandung, Kab.
Bandung Barat, Kota
Cimahi, Kab.
Majalengka, Kab.
Fokus Pengembangan
Diarahkan
sebagai
pusat
kegiatan skala global yang
mendukung
pertumbuhan
wilayah
nasional
dan
memantapkan fungsi-fungsi
keterkaitan dengan pusatpusat pertumbuhan atau kotakota ditingkat internasional.
Diarahkan
sebagai
pusat
kegiatan skala global yang
berorientasi
pada
meningkatkan
spesialisasi
fungsi
jasa
pendidikan,
teknologi sistem informasi,
industri, dan dan pariwisata
perkotaan (urban tourism)
443
K3
K4
K5
Sumedang
Kawasan Perkotaan
Metropolitan
Kedungsepur:
Kota Semarang, Kab.
Kendal, Kota Salatiga,
Unggaran (Ibukota
Kab. Semarang), Kab.
Demak, Purwodadi
(Ibukota Kab.
Grobogan)
Kawasan Perkotaan
Metropolitan Gerbang
Kertosusila:
Kota Surabaya, Kab.
Sidoarjo, Kab. Gresik,
Kab. Mojekerto, Kab.
Lamongan, Kab.
Bangkalan, Kota
Mojekerto
Kawasan Perkotaan
Metropolitan
Sarbagita:
Kota Denpasar, Kab.
Badung, Kab. Gianyar,
Kab. Tabanan
Diarahkan
sebagai
pusat
kegiatan skala global yang
berfungsi
mendorong
pertumbuhan sektor jasa,
teknologi
informasi,
pariwisata,
dan industri
wilayah Jawa Tengah
Diarahkan
sebagai
pusat
kegiatan skala global yang
dipertahankan
untuk
berfungsi
sebagai
pusat
kegiatan
nasional
yang
mendukung
pelayanan
pengembangan
wilayah
Indonesia bagian Timur
Diarahkan
sebagai
pusat
kegiatan skala global yang
mendorong
pertumbuhan
wilayah disekitarnya sebagai
sentra produksi wilayah pulau
serta sebagai pusat kegiatan
ekonomi nasional berbasis
kegiatan pariwisata yang
bertaraf internasional
Lokasi
Kawasan
Cibaliung dan
Kelompok Kawasan
Perkotaan
Komoditas
Unggulan
Kedelai
Kode
Lokasi
Kawasan
sekitarnya
(Kab.
Pandeglang,
Prov. Banten)
Kelompok Kawasan
D3
Banyuwangi
dan sekitarnya
(Kab.
Banyuwangi,
Prov. Jatim)
D4
Tabanan dan
sekitarnya
(Kab. Tabanan,
Prov. Bali)
PKW Banyuwangi
Kawasan
Minapolitan
Perikanan
Tangkap: Muncar
Kawasan
Tertinggal: Pujer
D2
Pamekasan
dan sekitarnya
(Kab.
Pamekasan,
Kab. Sampang,
Prov. Jatim)
Cibaliung
Kawasan
Agropolitan
(Kedelai):
Pandeglang
PKW Pamekasan
Kawasan
Agropolitan
(Jagung):
Pamekasan,
Sampang
Kota Otonom
Terdekat :
Surabaya
Perkotaan Tabanan
Kawasan
Agropolitan:
Salamandeg Barat,
Salamandeg Timur,
Kerambitan
Kawasan
Pariwisata: KSPN
Kuta-Sanur-Nusa
Dua
Kota Otonom
Terdekat :
Denpasar
Sumber : Bappenas, 2014
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
Komoditas
Unggulan
Jagung
Sapi
Perikanan
Tangkap
Padi
Sapi
Wisata
Bahhari
Wusata
Sejarah
445
sekolah
berasrama
di
daerah
446
447
Gambar 7.2
Peta Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
Wilayah Jawa-Bali
b. Bidang Kesehatan
1) Pemerataan distribusi tenaga kesehatan diutamakan
di Pulau Madura, bagian barat dan timur Pulau Jawa;
448
449
Balai
Pelatihan
Kerja
dan
450
451
452
Gambar 7.3
Peta Sebaran Daerah Tertinggal WilayahPulau Jawa - Bali 2015-2019
453
455
456
457
Gambar 7.4
Peta Indeks Risiko Bencana WilayahPulau Jawa - Bali 2015-2019
Tabel 7.6.
Tabel 7.7.
Profil Kerawanan dan Risiko PKN, PKW dan PKSN
di Wilayah Jawa-Bali
Wilayah
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Wilayah
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
(Kendal,
Demak,
Semarang,
Ungaran,
Purwodadi)
Kab.Malang: Tinggi
Kota
Tinggi
Cilegon:
Kota/Kab Cirebon:
Tinggi
Gresik: Tinggi
Bangkalan:
Tinggi
Kota/Kab
Mojokerto:
Tinggi
Kota Surabaya:
Tinggi
Sidoarjo: Tinggi
Lamongan:
Tinggi
459
460
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Wilayah
Kebumen
Magelang
Boyolali
Tuban
Bojonegoro
Pacitan
Kediri
Jember
Banyuwangi
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
ancaman:
banjir,
tanah
longsor,
gempabumi, letusan
gunung api,.
Tinggi
untuk
ancaman :
banjir dan tanah
longsor, tsunami.
Tinggi
untuk
ancaman : tanah
longsor,
letusan
gunung api, gempa
bumi, banjir.
Tinggi
untuk
ancaman:
banjir, gempa bumi.
Tinggi
untuk
ancaman:
Banjir
Tinggi
untuk
ancaman:
Banjir
Tinggi
untuk
ancaman:
Banjir dan tanah
longsor
Tinggi
untuk
ancaman:
letusan gunung api
Tinggi
untuk
ancaman:
Banjir dan tanah
longsor, angin topan
Tinggi
untuk
Kebumen: Tinggi
Magelang: Sedang
Boyolali: Tinggi
Tuban: Tinggi
Bojonegoro: Tinggi
Pacitan: Tinggi
Kota/Kab
Tinggi
Kediri:
Jember: Tinggi
Banyuwangi:
461
Wilayah
Blitar
Madiun
Probolinggo
Singaraja
Indramayu
Tegal
Pandeglang
Kudus
Bantul
462
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
ancaman:
gempabumi,
tsunami,
angin
topan, kekeringan
Tinggi
untuk
ancaman:
letusan gunung api,
gempa bumi
Tinggi
untuk
ancaman:
angin
topan,
kekeringan
Tinggi
untuk
ancaman:
Banjir
Tinggi
untuk
ancaman:
banjir dan tanah
longsor
Tinggi
untuk
ancaman:
banjir,
Tinggi
untuk
ancaman:
angin
topan,
kekeringan
Tinggi
untuk
ancaman:
banjir dan tanah
longsor.
Tinggi
untuk
ancaman:
banjir dan tanah
longsor.
Tinggi
untuk
Blitar:
Kota/Kab Madiun:
Tinggi
Kota/Kab
Probolinggo: Tinggi
Kab
Tinggi
Buleleng:
Indramayu: Tinggi
Kota/Kab
Tinggi
Tegal:
Pandeglang: Tinggi
Kudus: Tinggi
Bantul: Tinggi
Wilayah
Klaten
Sleman
Mojokerto
Semarapura
Negara
Pelabuhan Ratu
Pangandaran
Pamekasan
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
ancaman:
banjir dan tanah
longsor,
gempabumi.
Tinggi
untuk
ancaman:
banjir,
tanah
longsor,
gempabumi, letusan
gunung api,
Tinggi
untuk
ancaman:
gempabumi, letusan
gunung api,
Tinggi
untuk
ancaman:
banjir
Tinggi
untuk
ancaman:
gempabumi,
tsunami
Tinggi
untuk
ancaman:
banjir,
tanah
longsor,
Tinggi
untuk
ancaman:
banjir,
tanah
longsor, kebakaran
hutan dan lahan
Tinggi
untuk
ancaman:
banjir, tsunami
Tinggi
untuk
ancaman:
Klaten: Tinggi
Sleman: Tinggi
Kota/Kab
Mojokerto: Tinggi
Kab
Klungkung:
Sedang
Kab.
Tinggi
Jembrana:
Kab.
Tinggi
Sukabumi:
Wilayah
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Banjir
Sumber: Data diolah, Bappenas, 2014
465
Prioritas lokasi pengembangan pusat kegiatan di Pulau JawaBali pada periode 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 7.8
Tabel 7.8
Prioritas Lokasi Pengembangan Pusat Kegiatan Pulau JawaBali Periode 2015-2019
Provin
Pusat Kegiatan dalam RTRWN
si
PKN
PKW
PKS
N
DKI
Kawasan
Pandeglang
Jakarta Perkotaan
(II/B)
Jabodetabek (I/C/3)
Banten Serang (I/C/1)
Rangkas Bitung
(II/B)
Cilegon (I/C/1)
Jawa
Barat
Kawasan
Perkotaan
Bandung Raya
(I/C/3)
Cirebon(I/C/1)
Jawa
Surakarta
Tengah (I/C/1)
466
Sukabumi
(I/C/1)
Cikampek
Cikopo (I/C/1)
Pelabuhanratu
(II/C/2)
Indramayu
(II/C/1)
Kadipaten
(II/C/2)
Tasikmalaya
(I/C/1)
Pangandaran
(II/C/2)
Boyolali (II/B)
Provin
si
PKN
Kawasan
Perkotaan
Semarang-KendalDemak-UngaranPurwodadi
(Kedungsepur)
(I/C/3)
Cilacap (I/C/1)
DIY
Yogyakarta
(I/C/3)
Jawa
Timur
Kawasan
Perkotaan
(Gerbangkertosusila
)
(I/C/3)
Malang (I/C/1)
PKW
Klaten (II/C/1)
PKS
N
Salatiga (II/C/1)
Tegal (II/C/1)
Pekalongan
(I/C/1)
Kudus (I/C/1)
Cepu (II/C/1)
Magelang
(I/C/1)
Wonosobo
(II/C/1)
Kebumen
(II/C/1)
Purwokerto
(II/C/1)
Bantul (I/D/1),
(II/C/1)
Sleman (II/C/1)
Probolinggo
(II/C/1)
Tuban (I/C/1)
Kediri (I/C/1)
467
Provin
si
Bali
PKN
Kawasan
Perkotaan
Denpasar-BangliGianyar- Tabanan
(Sarbagita)
(I/C/1)
PKW
Madiun (II/C/1)
Banyuwangi
(I /C/1)
Jember (II/C/2)
Blitar (II/C/2)
Pamekasan
(II/C/2)
Bojonegoro
(II/C/2)
Pacitan (II/C/2)
Singaraja
(I/C/1)
PKS
N
Semarapura
(II/B)
Negara (II/B)
Sumber: Data diolah, Bappenas, 2014
II. Pengembangan Kawasan Lindung
468
469
a. Pemertahanan
luas
lahan
pertanian
pangan
berkelanjutan dengan mengendalikan kegiatan budi
daya lainnya;
b. Pengendalian alih fungsi peruntukan lahan pertanian
untuk tanaman pangan; dan
c. Pengendalian perkembangan fisik kawasan perkotaan
nasional untuk menjaga keutuhan lahan pertanian
tanaman pangan.
IV.
KSN
Kawasan
Perkotaan
Sarbagita
470
Tipe
Kepentinga
n Ekonomi
Strategi
Pengembangan
keterpaduan
sistem pusatpusat kegiatan
yang mendukung
fungsi kawasan
K/L
- Kementeri
an Agraria
dan Tata
Ruang
- Bappenas
No
KSN
Kawasan
Perkotaan
Kedungse
pur
Kawasan
Perkotaan
Cekungan
Bandung
Kawasan
Perkotaan
Jabodetab
ek punjur
Tipe
Kepentinga
n Ekonomi
dan
Lingkunga
n Hidup
Strategi
berbagai pusat
kegiatan ekonomi
nasional berbasis
kegiatan
pariwisata yang
bertaraf
internasional di
Kawasan
Perkotaan
Sarbagita
K/L
- Kementeri
an LH dan
Kehutanan
Pemantapan
sistem kota-kota
secara hierarki
dan terintegrasi
dalam bentuk
perkotaan inti dan
perkotaan
disekitarnya
sesuai dengan
fungsinya dan
perannya di
Kawasan
Perkotaan
Kedungsepur
Peningkatan daya
dukung
lingkungan yang
berkelanjutan
dalam
pengelolaan
kawasan, untuk
menjamin tetap
berlangsungnya
konservasi air dan
tanah dengan
mempertahankan
471
No
KSN
Tipe
Strategi
kualitas dan
kuantitas air
tanah dan air
permukaan, serta
penanggulangan
banjir di Kawasan
Perkotaan
Cekungan
Bandung dan
Kawasan
Perkotaan
Jabodetabekpunju
r
K/L
472
7.
473
475
476
477
Gambar 7.5
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi DKI Jakarta 2015-2019
479
481
483
484
485
Gambar 7.6
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Jawa Barat 2015-2019
487
489
491
492
Gambar 7.7
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Jawa Tengah 2015-2019
493
494
Gambar 7.8
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi DI Yogyakarta 2015-2019
495
497
498
499
Gambar 7.9
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Jawa Timur 2015-2019
501
502
Gambar 7.10
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Banten 2015-2019
503
504
505
506
Gambar 7.11
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Bali 2015-2019
7.6.2.
Kerangka Regulasi
507
BAB 8
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH SUMATERA
8.1
1.
2.
3.
4.
508
8.2
6.
7.
509
8.
9.
8.3
TUJUAN DAN
SUMATERA
SASARAN
PENGEMBANGAN
WILAYAH
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Khusus untuk meningkatkan keterkaitan pembangunan kotadesa, diharapkan dapat diwujudkan 8 pusat pertumbuhan baru
perkotaan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW).
Dalam rangka mewujudkan kawasan perbatasan sebagai
halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman,
maka akan dikembangkan 10 Pusat Kegiatan Strategis Nasional
(PKSN) sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan
perbatasan negara yang dapat mendorong pengembangan
kawasan sekitarnya.
511
17.
512
TABEL 8.1
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH SUMATERA
PER PROVINSI TAHUN 2015-2019
Provinsi
Aceh
Sumatera Utara
2015
2016
2017
2018
2019
5,5 5,6
5,7 5,9
5,8 6,2
5,9 6,4
5,9 6,5
4,5 4,6
4,8 5,0
4,9 5,2
5,2 5,7
5,7 6,3
6,0 6,2
Sumatera Barat
5,4 5,5
Riau
Kepulauan Riau
6,6 6,7
Jambi
6,4 6,6
Sumatera Selatan
5,7 5,8
5,4 5,5
Bengkulu
5,8 6,0
Lampung
Sumber: Perhitungan Bappenas, 2014
6,2 6,3
6,6 6,8
5,9 6,1
6,8 7,1
6,9 7,2
6,0 6,2
6,0 6,2
6,6 6,8
6,6 6,9
7,0 7,4
6,2 6,6
7,2 7,6
7,2 7,6
6,1 6,4
6,6 7,0
7,0 7,5
7,0 7,4
7,3 7,9
6,7 7,2
7,9 8,5
7,8 8,4
6,4 7,0
6,8 7,4
7,4 8,0
7,4 8,0
7,7 8,5
7,0 7,7
8,6 9,5
8,5 9,4
7,1 7,9
7,1 7,9
7,9 8,8
7,8 8,6
TABEL 8.2
SASARAN TINGKAT KEMISKINAN WILAYAH SUMATERA
PER PROVINSI TAHUN 2015-2019
Provinsi
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
2016
2017
2018
2019
14,8 14,5
8,6 8,4
6,1 6,0
6,4 6,2
4,6 4,5
5,4 5,3
11,1 10,9
3,6 3,5
13,4 13,1
13,4 13,1
14,0 13,5
8,2 7,9
5,9 5,6
6,0 5,8
4,4 4,2
5,1 4,9
10,6 10,2
3,4 3,3
12,8 12,3
12,8 12,3
12,5 11,8
7,4 7,0
5,3 5,0
5,3 5,0
4,0 3,7
4,6 4,3
9,5 9,0
3,0 2,8
11,4 10,8
11,5 10,8
11,0 10,2
6,5 6,0
4,7 4,3
4,7 4,3
3,4 3,1
4,1 3,7
8,4 7,8
2,6 2,4
10,1 9,3
10,2 9,4
8,7 7,9
5,2 4,7
3,7 3,3
3,7 3,3
2,6 2,4
3,2 2,9
6,7 6,0
2,1 1,9
8,0 7,2
8,1 7,3
513
TABEL 8.3
SASARAN TINGKAT PENGANGGURAN WILAYAH SUMATERA
PER PROVINSI TAHUN 2015-2019
Provinsi
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
2016
2017
2018
2019
9,1 9,0
8,9 8,5
8,5 8,1
8,2 7,6
8,0 7,2
5,3 5,2
5,1 4,9
4,9 4,6
4,6 4,3
4,5 4,0
6,0 5,9
6,0 5,9
6,4 6,3
4,5 4,4
4,6 4,5
4,4 4,3
3,4 3,3
5,3 5,2
8.5
ARAH KEBIJAKAN
SUMATERA
DAN
5,9 -5,6
5,9 5,7
6,1 5,9
4,4 4,2
4,4 4,3
4,2 4,1
3,3 3,2
5,1 4,9
5,7 5,4
5,7 5,4
5,9 5,5
4,2 4,0
4,3 4,1
4,1 3,9
3,2 3,0
5,0 4,7
5,5- 5,1
5,5 5,1
5,6 5,2
4,1 3,8
4,2 3,9
3,9 3,6
3,1 2,8
4,9 4,5
PENGEMBANGAN
5,4 4,9
5,4 4,9
5,4 4,8
3,9 3,6
4,1 3,7
3,8 3,4
3,0 2,7
4,7 4,3
WILAYAH
a)
2.
515
c)
517
4.
518
519
520
GAMBAR 8.1
PETA LOKASI PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH SUMATERA RPJMN 2015-2019
2.
yang
efisien
dan
521
4.
a. Mengembangkan
perekonomian
dengan
membangun
pencitraan kota (city branding) yang memanfaatkan produk
dan Sumber Daya Manusia unggulan;
b. Peningkatan jumlah tenaga kerja ahli dan terampil melalui
penyediaan sarana prasarana pendidikan tinggi dan pelatihan
kejuruan (higher education and vocational training);
522
yang tanggap
berkelanjutan;
terhadap
kebutuhan
masyarakat
kota
523
3.
4.
b. Peningkatan
kapasitas
pemerintah
desa,
Badan
Permusyawaratan Desa, dan kader pemberdayaan masyarakat
melalui fasilitasi, pelatihan, dan pendampingan dalam
(i)_Perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan
desa, (ii) Pengelolaan keuangan desa, (iii) Pelayanan publik,
(iv) Penyiapan dan penetapan batas desa (khususnya desa-desa
perbatasan); serta (v) peta desa;
c. Penguatan pemerintah desa, masyarakat, dan kelembagaan
masyarakat dalam meningkatkan ketahanan ekonomi, sosial,
lingkungan keamanan dan politik;
d. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana pemerintahan
desa;
e. Fasilitasi penyiapan data dan informasi desa yang digunakan
sebagai acuan bersama perencanaan dan pembangunan desa;
5.
d. Fasilitasi
peningkatan
kemandirian
pangan
melalui
peningkatan kesadaran masyarakat, penyediaan lumbung
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 |
525
Perdesaan
Untuk
dalam
526
untuk
memenuhi
527
3.
c. Meningkatkan
kapasitas
pemerintah
daerah
dalam
perencanaan dan penyelenggaraan kerjasama antar daerah dan
kerjasama antar pemerintah-swasta dalam tata kelola ekonomi
lokal;
d. Mengembangkan forum dialog antar
mendorong perwujudan kerjasama
stakeholder
yang
528
TABEL 8.4
LOKASI PRIORITAS KAWASAN STRATEGIS NASIONAL PERKOTAAN
SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH DI WILAYAH SUMATERA
Kode
Lokasi Prioritas
K1
Kawasan Perkotaan
Metropolitan
Mebidangro:
Kota Medan, Binjai
(Ibukota Kab. Langkat),
Kab. Deli Serdang, Kab.
Karo)
K2
K3
Kawasan
Perkotaan
Metropolitan
(Usulan)
ITBM Palapa
Padang,Lubuk
Alung,
Pariaman,
Indarung,
Teluk Bayur, Bungus,
Mandeh
Kawasan
Perkotaan
Metropolitan
(Usulan)
Perkotaan
Patungraya
Agung:
Fokus Pengembangan
Diarahkan sebagai pusat kegiatan Global
(PKG) yang diarahkan sebagai pusat
administrasi
pelintas
batas yang
berfungsi sebagai outlet pemasaran
untuk wilayah Sumatera Utara bagian
Timur dengan tetap memantapkan
fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusatpusat
pertumbuhan
wilayah
internasional
Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN)
yang berorientasi pada
mendorong
perkembangan sektor produksi prioritas
seperti: Industri; Perikanan laut;
Pariwisata; dan Perdagangan dan jasa
529
TABEL 8.5
LOKASI PRIORITAS KOTA SEDANG YANG BERFOKUS PADA UPAYA
PEMERATAAN WILAYAH DI WILAYAH SUMATERA
Kode
P1
Lokasi
Prioritas
Banda Aceh
P2
Tebing Tinggi
P3
Dumai
P4
Bukittinggi
P5
Lubuklinggau
P6
Prabumulih
Fokus Pengembangan
Diarahkan sebagai pusat pertumbuhan Nasional (PKN) serta
pusat pemerintahan Provinsi NAD sekaligus sebagai pusat
koleksi dan distribusi skala regional untuk produksi pertanian,
pariwisata, perikanan laut
Sebagai pusat pertumbuhan wilayah (PKW) yang berorientasi
mendorong potensi produksi pertanian dengan cara
meningkatkan spesialisasi fungsi sektor pertanian dan
perdagangan
TABEL 8.6
LOKASI PRIORITAS PUSAT PERTUMBUHAN BARU YANG BERFOKUS PADA
UPAYA PEMERATAAN WILAYAH DI WILAYAH SUMATERA
Kode
Lokasi Kawasan
Kelompok Kawasan
D1
Peureulak
dan
sekitarnya
(Kab. Aceh Timur,
Prov. Aceh)
530
Komoditas
Unggulan
Padi
Udang
Bandeng
Kode
Lokasi Kawasan
D2
Sidikalang
dan
sekitarnya
(Kab.
Pakpak
Bharat,
Prov.
Sumut)
D3
Tapan
dan
sekitarnya
(Kab.
Pesisir
Selatan,
Kab.
Limapuluh
Kota,
Prov. Sumbar)
D4
Batik
Nau
dan
sekitarnya
(Kab.
Bengkulu
Utara,
Prov.
Bengkulu)
D5
Baturaja
dan
sekitarnya
(Kab
Ogan Komering Ulu,
Kab.
Ogan
Komering
Ulu
Timur,
Prov.
Sumsel)
D6
Mesuji
dan
sekitarnya
(Kab. Mesuji dan
Kab.
Tulang
Bawang,
Prov.
Lampung)
Kelompok Kawasan
Kawasan Transmigrasi:
Peunaron, Aluemerah
Kota Otonom Terdekat :
Lhoksumawe
PKW Sidikalang
Kawasan Transmigrasi:
Majanggut
Kawasan Pariwisata: KSPN
Danau Toba
Kota Otonom Terdekat :
Subulus-salam dan Pematang
Siantar
Perkotaan Tapan
Kawasan Minapolitan Perikanan
Budidaya: Mandeh
KPB Lunang Silaut
Kawasan Transmigrasi: Painan
PKW Terdekat: Muko-Muko
(Bengkulu)
Kota Otonom Terdekat : Kota
Sungai Penuh
Perkotaan Batik Nau
Kawasan Agropolitan (Padi):
Argo Makmur, Amanjaya,
Padang Jaya
KPB Lagita
Kawasan Transmigrasi: Argo
Makmur
Kota Otonom Terdekat : Kota
Bengkulu
PKW Baturaja
Kawasan Agropolitan (Jagung):
Marta Pura, Bungamayang,
Cempaka, Buay Pemuka Peliung
KPB Belitang
Kawasan Transmigrasi: Air
Komering,
PKW Terdekat: Baturaja
Kota Otonom Terdekat: Metro
Perkotaan Mesuji
Kawasan Agropolitan (Kedelai):
Mesuji
KPB Mesuji
KPB Rawa Pitu
Kawasan Transmigrasi: Rawa
Jitu
Komoditas
Unggulan
Padi
Karet
Kopi
Wisata Bentang
Alam
Wisata Budaya
Ikan Kerapu
Padi
Karet
Gambir
Padi
Karet
Kelapa Sawit
Jagung
Kedelai
531
Kode
Lokasi Kawasan
D7
Tanjung Siapi-api
dan sekitarnya
(Kab.
Banyuasin,
Prov.
Sumatera
Selatan)
D8
Tanjung
Pandan
dan sekitarnya
(Kab. Belitung, Kab.
Bangka
Selatan,
Prov.
Bangka
Belitung)
Kelompok Kawasan
PKW Terdekat: Menggala
Kota Otonom Terdekat : Kota
Metro dan Kota Palembang
Perkotaan Tanjung Siapi-api
Kawasan Agropolitan (Kedelai):
Banyuasin
KPB Telang
Kawasan Transmigrasi: Air
Saleh
Kota Otonom Terdekat : Kota
Jambi dan Kota Palembang
KSPN Tanjung Kelayang
Perkotaan Toboali
KPB Batu Betumpang
Kawasan Transmigrasi: Bukit
Anda
Kota Otonom Terdekat : Kota
Pangkal Pinang
Komoditas
Unggulan
Kedelai
Karet
Wisata Bahari
532
b. Bidang Kesehatan
533
534
535
Wilayah Sumatera
GAMBAR 8.2
PETA LOKASI PRIORITAS PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN
d. Bidang Telekomunikasi
536
dan
pengembangan
sarana
dan
prasarana
m. Pengembangan kegiatan kepariwisataan bahari dan sosialbudaya melalui peningkatan insfrastruktur, sarana, promosi,
serta peningkatan peran serta masyarakat adat, khususnya di
bagian utara dan barat Wilayah Sumatera;
3.
n. Pengembangan
museum;
rumah
pusat
kebudayaan
dan
kesenian,
537
538
5.
perikanan laut;
6.
7.
dalam
proses
539
kawasan perdesaan.
540
1.
541
542
GAMBAR 8.3
PETA SEBARAN DAERAH TERTINGGAL WILAYAH PULAU SUMATERA 2015-2019
543
TABEL 8.7
PROFIL DAERAH TERTINGGAL WILAYAH PULAU SUMATERA
544
545
546
547
b.
c.
d.
e.
f.
4.
548
5.
549
perencanaan dan
perbatasan negara.
pelaksanaan
pembangunan
kawasan
No.
Kota/Kabupaten
1
2
3
4
5
Sabang
Serdang Berdagai
Rokan Hilir
Bengkalis
Indragiri Hilir
Dumai
6
8
9
10
11
12
13
550
Kepulauan Meranti
Pelalawan
Natuna
Kep. Anambas
Kota Batam
Bintan
Karimun
551
GAMBAR 8.4
PETA SEBARAN LOKASI PRIORITAS (LOKPRI) KAWASAN PERBATASAN
WILAYAH SUMATERA 2015-2019
Memperhatikan
kondisi
diatas,
maka
arah
kebijakan
penanggulangan bencana di wilayah Sumatera adalah mengurangi
indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan
meningkatkan ketangguhan pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat terhadap bencana, yang dapat dilakukan melalui strategi:
1.
a. Mengarusutamakan pengurangan
pembangunan sektoral dan wilayah;
risiko
bencana
dalam
552
kearifan
lokal
dalam
a. Penguatan
kapasitas
kelembagaan
dan
aparatur
penanggulangan bencana di pusat dan daerah melalui
pembangunan gedung kantor di 20 kabupaten/kota.
553
Lokasi
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
KAPET BAD
(Bandar
Aceh
Darussalam)
KPBPB Sabang
KPBPB Batam di
Kota Batam
554
Lokasi
KPBPB Bintan di
Kabupaten
Bintan
KPBPB
Pinang
Tanjung
KPBPB Karimun
di
Kabupaten
Karimun
KEK Tanjung ApiApi
KSN
Perkotaan
Mebidangro:
Kota Medan, Binjai
(Ibukota
Kab.
Langkat), Kab. Deli
Serdang,
Kab.
Karo)
KSN
(Usulan)
Perkotaan ITBM
Palapa
Padang,Lubuk
Alung, Pariaman,
Indarung,
Teluk
Bayur,
Bungus,
Mandeh
KSN
(Usulan)
Perkotaan
Palembang Raya:
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
cuaca ekstrim, kebakaran hutan
dan lahan.
Kabupaten
Bintan:
tingkat
kerawanan sedang
tingkat
Kabupaten Karimun:
kerawanan sedang
Pariaman:
555
Lokasi
Index Kerawanan
(IRBI 2011)
Kota Palembang,
Kab.
Banyuasin,
Kab.
Musi
Banyuasin
sedang
Kota
Lhokseumawe
Padang
Jambi: tinggi
Padang Sidempuan
Muara Enim
Bandar Lampung
Jambi
Bukittinggi
Lahat
Curup
Kab.Rejang Lebong
556
Lahat: Tinggi
Index Kerawanan
Lokasi
(IRBI 2011)
Bengkulu
Manna
Kab.
Bengkulu Selatan
Mukomuko: Tinggi
Mukomuko
Sabang
Meulaboh Kab.
Aceh Barat
Gunung Sitoli
Pariaman
Muara Siberut
Kab.
Kepulauan
Mentawai
gempabumi
Sibolga
Kalianda
Kab.Lampung
Selatan
Gempa bumi
557
Index Kerawanan
Lokasi
(IRBI 2011)
Tanggamus: Tinggi
Liwa
Kab.
Lampung Barat
Sarolangun: tinggi
Sarolangun
Kabupaten Kerinci
Dumai
Batam
Ranai
Natuna
Kab.
Natuna: Sedang
558
559
GAMBAR 8.5
PETA INDEKS RISIKO BENCANA WILAYAH PULAU SUMATERA
2.
3.
4.
5.
6.
560
Prioritas lokasi pengembangan pusat kegiatan pada periode 20152019 dapat dilihat pada Tabel 8.10.
TABEL 8.10
PRIORITAS LOKASI PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN
PERIODE 2015-2019
Provinsi
NAD
Lhokseumawe (I/C/1)
PKW
Sabang (I/C/1)
Banda Aceh (I/C/1),
(I/D/1)
Langsa (II/C/3)
Takengon (II/C/1)
Meulaboh (I/D/1),
(II/C/3)
Sumatera
Utara
PKSN
Kawasan Perkotaan
Medan-Binjai-DeliSerdang-Karo
(Mebidangro) (I/C/3)
Sabang (I/A/ 2)
561
Provinsi
PKW
PKSN
Balige (II/C/1)
Sumatera
Barat
Riau
Padang (I/C/1)
Pekanbaru (I/C/1)
Dumai (I/C/1)
Kepulauan
Riau
Batam (I/C/3)
Pariaman (II/C/1)
Sawahlunto (II/C/1)
Muarasiberut (II/C/2)
Bukittinggi (I/C/1)
Solok (II/C/2)
Bangkinang (II/B)
Taluk Kuantan (II/C/1)
Bengkalis (II/B)
Bagan Siapi-api (II/B)
Tembilahan (I/C/1)
Rengat (II/C/1)
Pangkalan Kerinci
(II/C/1)
Pasir Pangarayan (I/C/1)
Siak Sri Indrapura
(II/C/1)
Dumai (I/A/1)
562
Jambi (I/C/1)
Batam (I/A/1)
Ranai (I/A/2)
Provinsi
Sumatera
Selatan
Palembang (I/C/1)
Bengkulu
PKSN
Muko-Muko (II/C/2)
Curup (II/C/2)
Bangka
Belitung
Lampung
PKW
Pangkal Pinang
(I/C/1)
Muntok (II/B)
Tanjungpandan (I/B)
Bandar Lampung
(I/C/1)
Manggar (II/B)
M e t r o (II/C/1)
Kalianda (II/B)
Liwa (II/C/2)
Menggala (II/B)
Kotabumi (I/C/1)
Sumber: Data diolah, Bappenas, 2014
563
II.
2. Strategi
untuk
pengembangan
pengelolaan
potensi
kehutanan dengan prinsip berkelanjutan, dilakukan dengan:
a. merehabilitasi
kawasan
peruntukan
mengalami deforestasi dan degradasi;
hutan
yang
No
KSN
Tipe
KPBPB Sabang
Kepentingan
Ekonomi
Perbatasan
Negara di Provinsi
Aceh dan Provinsi
Sumatera Utara,
Kepentingan
Pertahanan
dan Keamanan
Strategi
K/L
Mengembangkan
Kawasan Sabang
sebagai pusat
perdagangan dan jasa
kepelabuhan serta
pariwisata
internasional
- Kementerian
Agraria dan Tata
Ruang
- Kementerian
Koordinator
Perekonomian
- Kementerian
Pariwisata
Menetapkan batas
laut sebagai kawasan
yang memiliki fungsi
pertahanan dan
keamanan dengan
Negara India,
Thailand dan
Malaysia
- Kementerian
Agraria dan Tata
Ruang
- BNPP
- Kementerian
Pertahanan
- Kementerian
Kelautan dan
Perikanan
565
No
KSN
Kawasan
Perbatasan
Negara di Provinsi
Riau dan Provinsi
Kepulauan Riau
Kawasan
Perkotaan
Mebidangro
Kepentingan
Ekonomi
Kepentingan
Ekonomi
566
Tipe
Strategi
K/L
Merehabilitasi dan
melestarikan
kawasan yang
berfungsi lindung
dalam rangka
mempertahankan
pulau-pulau kecil
terluar dan
pengembangan
prasarana dan sarana
pertahanan dan
keamanan yang
mendukung
kedaulatan dan
keutuhan batas
wilayah negara di
Perbatasan Provinsi
Aceh dan Provinsi
Sumatera Utara dan
di Perbatasan
Provinsi Riau dan
Provinsi Kepulauan
Riau
- Kementerian
Perhubungan
- Kementerian PU
dan Perumahan
Rakyat
Mengembangkan
komoditas utama
sebagai komoditas
unggulan yaitu sapi,
pisang, kelapa, kopi
dan ikan serta
- Kementerian
Agraria dan Tata
Ruang
- Kementerian
Koordinator
Perekonomian
- Bappenas
Mengembangkan dan
memantapkan fungsi
Kawasan Perkotaan
Mebidangro sebagai
pusat perekonomian
nasional yang
produktif dan efisien
serta mampu
bersaing secara
internasional
terutama dalam kerja
sama ekonomi
subregional Segitiga
Pertumbuhan
Indonesia-MalaysiaThailand
- Kementerian
Agraria dan Tata
Ruang
- Bappenas
- Kementerian
Koordinator
Perekonomian
No
KSN
Tipe
Strategi
mengembangkan
produk-produk
turunannya di
Kawasan Kapet Banda
Aceh Darussalam
K/L
- Kementerian
Pertanian
567
8.6
KAIDAH
PELAKSANAAN
SUMATERA
PENGEMBANGAN
WILAYAH
Kereta Api
1.
1.
2.
Perhubungan Udara
Perhubungan Laut
1.
3.
2.
Jalan
1.
3.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
Energi
1.
1.
3.
Ketenagalistrikan
2.
4.
5.
568
6.
8.
7.
9.
PLTP Seulawah 55 MW
3.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
12. Pembebasan Lahan D.I. Peureulak & D.I. Lhok Guci Aceh Timur dan Aceh Jaya
13. Pembangunan Prasarana Pengendalian Daya Rusak Air Sungai Kr. Singkil Aceh
Singkil - Kota Subulussalam
14. Pengendalian Banjir Sungai Lawe Bulan Aceh Singkil
15. Pengamanan Pantai Permukiman Kota Meulaboh Aceh Barat
16. Pengamanan Muara Krueng Peudada Bireun
17. Pembangunan Pengamanan Pantai krueng Raya kec. Mesjid Raya Aceh Besar
18. Pembangunan Intake & Pipa Transmisi Air Baku di Kab. Aceh Utara Aceh Utara
19. Pembangunan Intake & Pipa Transmisi Air Baku Aceh Singkil Aceh Singkil
20. Pembangunan Intake & Pipa Transmisi Air Baku Nagan Raya Nagan Raya
21. RESTORASI SUNGAI Sungai Lawe Alas Dan Lawe Bulan A. Tenggara & Aceh
Singkil
22. RESTORASI SUNGAI Sungai Kr. Baro. Kr. Tiro Dan Krueng Aceh Aceh Besar, Pidie
Dan Pidie Jaya
569
570
GAMBAR 8.6
KEGIATAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH NASIONAL PROVINSI ACEH 2015-2019
Kereta Api
1.
2.
3.
Perhubungan Darat
1.
Perhubungan Udara
1.
Perhubungan Laut
1.
3.
2.
4.
Jalan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
11. Pembangunan Jalan RRSI (Ring Road Samosir Island / Jalan lingkar Pulau
Samosir sejauh 56 km)
12. Pembangunan Jalan Silimbat-Aek Kotabatu
571
Energi
1.
1.
3.
2.
Ketenagalistrikan
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
572
3.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pembangunan Bendung Sei Padang D.I. Bajayu, D.I. Paya Lombang dan D.I.
Langau 7.558 Ha Serdang Bedagai
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Bajayu, 4000 Ha Serdang Bedagai
10. Peningkatan Jaringan Irigasi Kanan D.I. Sei Wampu 5864 Ha Langkat
11. Peningkatan Jaringan Irigasi Kiri D.I. Sei Wampu 3832 Ha Langkat
12. Pembangunan Bendung Irigasi D.I Sei Batugingging 3600 Ha Deli Serdang
13. Pembangunan Bendung dan Jaringan Irigasi DI Silau Asahan
14. Pembangunan DI Batang Angkola Tapanuli Selatan/Madina
15. Pembangunan Bendung Suplesi Sungai Batang Pane D.I Batang Ilung Tapanuli
Selatan/Madina
16. Pembangunan Bendung, Jaringan Irigasi dan Drainase D.I Batang Batahan
Madina
17. Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Paya Sordang 4.350 Ha Kota P.Sidempuan dan
Kab. Tap. Selatan
18. Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Batang Gadis 6,628 Ha Madina
19. Pembebasan Lahan Untuk Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Sei Wampu Langkat
20. Pengadaan Tanah Pembangunan Bendung, Jaringan Irigasi dan Drainase D.I
Batang Batahan Kab.Madina / Pasaman Barat
21. Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Sungai Asahan Asahan & Kota
Tanjung Balai
22. Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Sungai Silau Asahan
28. Normalisasi Pertemuan Sungai Batang Angkola - Sungai Batang Gadis Kab.
Tapsel / Madina
29. Normalisasi Sungai Tanjung Kab. Batubara Batubara
573
30. Rehabilitasi Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Deli Hilir (lanjutan) Medan
31. Pembangunan Pengamanan Pantai Wisata Danau Toba Kab. Toba Samosir
32. Pembangunan Embung Aek Mandosi Kab. Toba Samosir Kab. Toba Samosir
33. Pembangunan Embung Napa Sibual Buali di Kab. Tapanuli Selatan Kab.
Tapanuli Selatan
34. Pembangunan Embung Binanga Bolon di Kab. Samosir Kab. Samosir
35. Pembangunan Embung Sinapi di Kab. Samosir Kab. Samosir
37. Pembangunan Embung di Kab. Padang Lawas Utara Kab. Padang Lawas Utara
38. Pembangunan Intake dan Jaringan Transmisi Air Baku Metro Medan Medan
574
575
Gambar 8.1.
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional Provinsi Sumatera Utara 2015-2019
8.6.1.3.
TABEL 8.13
KEGIATAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH NASIONAL
DI PROVINSI SUMATERA BARAT
Kereta Api
1.
2.
Perhubungan Darat
1.
2.
3.
Perhubungan Laut
1.
3.
2.
Jalan
1.
3.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Ketenagalistrikan
1.
PLTA Masang-2 55 MW
3.
PLTP G. Talang 20 MW
2.
4.
5.
6.
576
7.
1.
3.
Anai River Channel Improvement From River Mouth to Section 50 M Up Strem Bypass
Bridge di Kab. Padang Pariaman (0,15 Km)
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Prasarana Pengendali Banjir Batang Kuranji
17. Pembangunan Bangunan Terjun dan Perkuatan Tebing Bt. Air Dingin
18. Pembangunan Check Dam dan Perkuatan Tebing Bt. Kuranji-Limau Manis Kota
Padang
19. Pembangunan Bangunan Terjun dan Perkuatan Tebing Bt. Timbalun Bungus Kota
Padang
20. Pembangunan Sarana/Prasarana Pengamanan Pantai Padang Pariaman
27. Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pengamanan Pantai Padang di Kota Padang
577
578
GAMBAR 8.7
KEGIATAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH NASIONAL PROVINSI SUMATERA BARAT 2015-2019
Kereta Api
1.
1.
1.
3.
2.
Perhubungan Darat
Perhubungan Laut
2.
4.
5.
6.
7.
Jalan
1.
3.
2.
4.
5.
6.
7.
Ketenagalistrikan
1.
3.
2.
4.
5.
6.
579
7.
9.
8.
10.
11.
3.
2.
4.
5.
6.
7.
580
581
GAMBAR 8.8
KEGIATAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH NASIONAL PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2015-2019
Kereta Api
1.
3.
2.
Perhubungan Darat
1.
Perhubungan Udara
1.
Perhubungan Laut
1.
3.
2.
4.
Jalan
1.
3.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
582
17. Pembangunan Jalan Sp.Lago - Sp. Buatan - Siak Sri Indrapura - Pelabuhan Buton
18. Pembangunan Jalan Sungai Tonggak - Simpang Pusako
19. Pembangunan Jalan Tol Dumai - Rantau Prapat
Energi
1.
Pipa Duri-Dumai 50 Km
1.
PLTG Duri 32 MW
3.
PLTGB Bengkalis 6 MW
Ketenagalistrikan
2.
4.
5.
6.
7.
PLTG Rengat 20 MW
Pembangunan Chek Dam Alur Sungai Silam Dusun Pulau Empat dan Dusun Sungai
Lintang Kec. Bangkinang Barat Kab. Kampar
2. Pembangunan Penahan Tebing Kuantan Desa Tanjung di Kec. Hulu Kuantan Kab.
Kuantan Singingi Kab. Kuantan Singingi
3. Pembangunan Penahan Tebing Kuantan Desa Seberang Pantai di Kec. Kuantan Mudik
Kab. Kuantan Singingi Kab. Kuantan Singingi
4. Pembangunan Penahan Tebing Kuantan Desa Sawah di Kec. Kuantan Tengah Kab.
Kuantan Singingi Kab. Kuantan Singingi
5. Pembangunan Penahan Tebing Kuantan Pasar Usang Baserah di Kec. Kuantan Hilir
Kab. Kuantan Singingi Kab. Kuantan Singingi
6. Pembangunan Penahan Tebing Kuantan Pasar Cerenti di Kec. Cerenti Kab. Kuantan
Singingi Kab. Kuantan Singingi
7. Pembangunan Pengaman Tebing Sungai Indragiri Di Desa Pisang Berebus Kabupaten
Kuansing Kab. Kuantan Singingi
8. Pembangunan Pengaman Tebing Sungai Indragiri Di Desa Bandar Alai Kabupaten
Kuansing Kab. Kuantan Singingi
9. Pembangunan Pengaman Tebing Sungai Indragiri Si Desa Kepala Pulau Baserah
Kabupaten Kuansing Kab. Kuantan Singingi
10. Pembangunan Pengaman Tebing Sungai Indragiri Di Desa Sikaping Pauh Angit
Kecamatan Pangean Kabupaten Kuansing Kab. Kuantan Singingi
11. Pembangunan Pengaman Tebing Sungai Indragiri Di Desa Kresek Kabupaten
Kuansing Kab. Kuantan Singingi
583
33. Pembangunan Turap Pengendali Banjir Jl. Yos Sudarso Kota Pekanbaru Kota
Pekanbaru
34. Pembangunan Pengaman Tebing Sungai Indragiri di Desa Sungai Gantung Hilir Kab.
Indragiri Hulu
35. Pembangunan Pengaman Tebing Sungai Indragiri di Kelurahan Kampung Besar Kab.
584
Indragiri Hulu
36. Pembangunan Pengendalian Banjir Sungai Indragiri di Kota Rengat Kab. Indragiri
Hulu
37. Normalisasi Alur Sungai-sungai di Kabupaten Indragiri Hulu Kab. Indragiri Hulu
38. Pembangunan Pengaman Tebing Sungai Enok di Kabupaten Indragiri Hilir Kab.
Indragiri Hilir
39. Pembangunan Prasarana Pengendalian Banjir Sungai Indragiri di Teluk Kiambang
Kab. Indragiri Hilir
40. Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Rangsang Kabupaten Bengkalis Kab.
Bengkalis
41. Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti
Kab. Kepulauan Meranti
42. Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Jemur Kabupaten Rokan Hilir Kab. Rokan
Hilir
43. Pembangunan Pengaman Pantai di Tanjung Kedabu 7.000 m' Kabupaten Kepulauan
Meranti Kab. Kepulauan Meranti
44. Pembangunan Pengaman Pantai di Sepahat Tengayun 7.000 m' Kabupaten Bengkalis
Kab. Bengkalis
45. Pembangunan Pengaman Pantai Sinaboi Kabupaten Rokan Hilir Kab. Rokan Hilir
46. Danau Singkarak Kab. Solok
47. Danau Dibawah Kab. Solok
48. Pembangunan Intake, dan Jaringan Pipa Transmisi PAB Pekanbaru Selatan
Pekanbaru
49. Pembangunan Kolam Tandon, intake dan jaringan pipa transmisi di Duri Kec. Duri
Bengkalis
50. Pembangunan Air Baku Dumai Kota Dumai (Sei Hulu Hala) Kota Dumai Kota Dumai
51. Pembangunan Intake, dan Jaringan Pipa Transmisi di Kerinci Kab. Pelalawan Kab.
Pelalawan
52. Pembangunan Intake dan Jar. Pipa Transmisi Air Baku di Kota Bagan Siapai Api
Rokan Hilir
53. Pembangunan Intake, Pengadaan dan Jaringan Pipa Transmisi dia. 20" (Sungai
Kampar) Kota Pekanbaru - Kab. Kampar Pekanbaru-Kampar
54. Pembangunan Intake, Pengadaan dan Jaringan Pipa Transmisi dia. 20" (Sungai
Rokan) Kab. Rokan Hilir Rokan Hilir
55. Pembangunan Intake, Pengadaan dan Jaringan Pipa Transmisi dia. 20" (Sungai
Rokan) IKK Duri Bengkalis
56. Pembangunan Intake, Pengadaan dan Jaringan Pipa Transmisi dia. 20" (Sungai
Rokan) Kota Dumai Dumai
57. Pembangunan Intake, dan Jaringan Pipa Transmisi PAB Pekanbaru Selatan
Pekanbaru-Kampar
585
586
GAMBAR 8.9
KEGIATAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH NASIONAL PROVINSI RIAU 2015-2019
587
CAM
14. PLTU Sumsel 7 300 MW
Sumber Daya Air
1. Pembangunan DI. Merapi (3.000 ha) di Kabupaten Lahat Lahat
2. Pembangunan DI. Selangis/Jemair Kota Pagar Alam Lahat
3. Pembangunan DI. Dangku Kiri/Kanan 10.000 ha Muara Enim
4. Pembangunan DI. Lematang 3.000 ha Kota Pagar Alam Pagar Alam- Sal. induk, sal sek.
& Bang. Pelengkap BL. 27 - BL. 32 (1.361 Ha) Musirawas
5. Pembangunan Jaringan Tersier D.I. Air Lakitan (3.592 Ha) pada Sal. Sadap BL.1 - BL.
11 Musirawas
6. Pembangunan Jaringan Tersier dan Cetak Sawah (PLB) D.I. Air Lakitan (3.592 Ha)
pada Sal. Sadap BL.0 - BL. 11 dan Sadap BL. 22 - BL.35 Musirawas
7. Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lintang Kiri (3.037 Ha) di Kab. Lahat & Empat
Lawang Lahat & Empat Lawang
8. Rehabilitasi Jar. irigasi DI. Kelingi Tugumulyo Musirawas
9. Rehabilitasi Sal. Sek. Macak I OKU Timur
10. Pembangunan DR. Non Pasut Lebak Pauh OKI
11. Rehab. Jar. DR. Pasut Karang Agung Hilir Musi Banyuasin
12. Rehab. Jar. DR. Pasut Karang Agung II/Tengah Muba/Banyuasin
13. Rehab. Jar. DR. Pasut Delta Saleh P. 6, P. 8 & P. 10 (11.808 Ha) Banyuasin
14. Rehab. Jar. DR. Pasut Delta Telang I Banyuasin
15. Rehab. Jar. DR. Pasut Karang Agung Hulu OKI
16. Rehab. Jar. DR. Rawa Pasut Sugihan Kiri P16 - PP17; P18 - P19; P19 - P20; P13; P14 P15 Banyuasin
17. Rehab. Jar. DR. Rawa Pasut Sugihan Kanan OKI
18. Peningkatan Jar. DR. Rawa Pasut Sungai Lumpur OKI
19. Rehab. Jar. DR. Rawa Pasut Upang Banyuasin
20. LARAP dan Pembebasan Tanah Lahat
21. LARAP dan Pembebasan Tanah Pembangunan DI. Dangku Kiri/Kanan 10.000 ha
Muara Enim
22. Pembebasan Tanah Saluran Sekunder Senaro DI, Air Lakitan DI Kab. Musirawas
Musirawas
23. Pembangunan Sarana/prasarana pengendali banjir kota pangkalpinang
24. Pembangunan Pompa Pengendali Banjir Sub DAS Bendung di Kota Palembang
(lanjutan) Palembang
25. Pengendalian Banjir Sungai Lempuing 100 km (lanjutan) Kayuagung
26. Pembangunan Perkuatan Tebing Seberang Ulu Sepanjang 500 m (Kamp. Kapiten Jemb. Musi II) OKI
27. Pembangunan Perkuatan Tebing Seberang Ilir Sepanjang 300 m (RM River Side Jemb. Musi II) OKI
28. Normalisasi Sungai Lempuing 100 km di Kabupaten OKI (lanjutan) Kayuagung
29. Normalisasi Sungai Komering 100 km di Kabupaten OKI (lanjutan) Kayuagung
30. Normalisasi Sungai Banyuasin Boom Berlian (Tahap I) Kabupaten Banyuasin
Banyuasin
31. Normalisasi Sungai Banyuasin Boom Berlian (Tahap II) Kabupaten Banyuasin
Banyuasin
32. Normalisasi Sungai Banyuasin Boom Berlian (Tahap III) Kabupaten Banyuasin
Banyuasin
33. Normalisasi Sungai Banyuasin Boom Berlian (Tahap IV) Kabupaten Banyuasin
Banyuasin
34. Normalisasi Sungai Kelekar ( 50 Km ) Kota Prabumulih (Lanjutan) Prabumulih
35. Pembangunan Talud Pengaman Pantai Mudong
588
CAM
36. Pembangunan Talud Pengaman Pantai Penyak
37. Pembebasan Tanah Seluas 7,5 Ha Untuk Perkuatan Tebing S. Musi Kota Palembang
OKI
38. Pembangunan Waduk/Dam Air Saka Kab. OKUS OKUS
39. Pembangunan Dam Komering II di Kab. OKU Selatan OKUS
40. LARAP dan Pembebasan Tanah Pemb. Dam Padang Bindu Kab. Muara Enim Muara
Enim
41. LARAP dan Pembebasan Tanah Pemb. Dam Tanjung Pura Kab. OKU OKU
42. LARAP dan Pembebasan Tanah Pemb. Dam Buluh Kab. Lahat Lahat
589
590
GAMBAR 8.10
KEGIATAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN
2015-2019
2.
Perhubungan Udara
1.
Perhubungan Laut
1.
1.
3.
Jalan
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Ketenagalistrikan
1.
3.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
591
592
Pembangunan Bendung DI. Lubuk Malako Kabupaten Solok selatan (MYC) Kab.
Solok Selatan
Pembangunan Jaringan Tersier DI. Lubuk Malako di Kab. Solok Selatan Kab. Solok
Selatan
Pembebasan Tanah DI. Lubuk Malako Kabupaten Solok Selatan Kab. Solok Selatan
Pembangunan Prasarana Pengendalian Banjir Kota Jambi (Jambi Flood Control) (Multi Years Contract/MYC) Kota Jambi
Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir di Kab. Batanghari Kab. Batanghari
593
GAMBAR 8.11
KEGIATAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH NASIONAL PROVINSI JAMBI 2015-2019
1. PLTA Ketahun-3 61 MW
8. Pembangunan Check Dam Lahar Gunung Berapi Desa Air Bungai Pasir Lebar Lebong
9. Pengawasan Teknis Pembangunan Check Dam Lahar Gunung Berapi Desa Air Bungai
Pasir Lebar Lebong
594
11. Pengawasan Teknis Pembangunan Check Dam Air Ketahun Desa Karang Dapo
Bengkulu Utara
12. Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Maras Seluma
19. Pembangunan Sarana Penyediaan Air Baku Regional Kota Karang Tinggi Seluma Kab.
Bengkulu Tengah (MYC) Bengkulu Tengah
595
596
GAMBAR 8.12
KEGIATAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH NASIONAL PROVINSI BENGKULU 2015-2019
597
598
GAMBAR 8.13
KEGIATAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH NASIONAL PROVINSI LAMPUNG 2015-2019
8.6.1.10
TABEL 8.20
KEGIATAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH NASIONAL
DI PROVINSI BANGKA BELITUMG
Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka Menengah Nasional
Perhubungan Udara
3.
Jalan
Pembangunan Bendung Pice Besar D.I. Selingsing di Kab. Belitung Timur Belitung
Timur
Rehab Jaringan D.I Selingsing PKT I Belitung Timur
599
600
GAMBAR 8.14
KEGIATAN STRATEGIS INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH NASIONAL PROVINSI BANGKA BELITUNG 2015-2019
dalam
proses
Tunjangan khusus bagi pegawai pelayanan publik dasar di daerahdaerah terisolir, pedalaman, dan pulau-pulau kecil seperti: bidan,
dokter, guru, penyuluh pertanian;
Regulasi pengelolaan lintas batas;
10. Regulasi Perdagangan lintas batas Perjanjian kerjasama antara RIMalaysia, RI-Singapura, maupun RI-Vietnam dalam pengembangan
kawasan perbatasan negara;
11. Regulasi yang berkaitan dengan pengelolaan Dryport;
601
terluar;
603
8.2
8.3
8.4
8.5
8.5.1
8.5.2
8.5.3
Pengembangan Daerah Tertinggal dan Kawasan
Perbatasan ...................................................................................532
8.5.4
8.5.5
8.5.6
8.6
604
8.6.1
8.6.2
Kerangka Regulasi........................................................601
8.6.3
605
606
607
608