Dosen Pembimbing :
DR. Ir. AMIEN WIDODO, MS
PROGRAM MAGISTER
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK GEOMATIKA
JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2014
LEMPENG TEKTONIK
Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang disokong oleh magma di
bawahnya. Disebabkan ini maka lempeng tektonik ini bebas untuk menggesek satu sama lain.
Sedangkan teori tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika
(pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa
bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng.
Menurut teori ini, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng besar. Ukuran dan
posisi dari tiap-tiap lempeng ini selalu berubah-ubah. Pertemuan antara lempeng-lempeng ini,
merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan
yaitu gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan dataran tinggi.
Tahun 1912, seorang ahli meteorologi dan fisika Jerman, Alferd Wegener
mengemukakan tentang konsep pengapungan benua. Hipotesanya yaitu bumi pada awalnya
hanya terdiri dari satu benua (super continent) yang disebut Pangaea dan dikelilingi oleh
lautan yang dainamakan Panthalassa. Kemudian Pangaea ini pecah menjadi benua-benua
yang lebih kecil dan bergerak ke tempatnya seperti sekarang ini. Hal ini didukung oleh bukti
kesamaan garis pantai, kesamaan fosil kesamaan struktur dan batuan antar benua.
Prinsip umum dari lempeng tektonik ini adalah adanya lempeng litosfer padat dan
kaku yang terapung di atas selubung bagian atas yang bersifat plastis. Selubung bagian atas
bumi merupakan massa yang mendekati titik lebur atau bisa dikatakan hampir mendekati cair
sehingga wajarlah kalau lempeng litosfer yang padat dapat bergerak di atasnya. Kerak bumi
(litosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit yang sangat kuat dan relatif dingin yang
mengapung di atas mantel astenosfer yang liat dan sangat panas. Ada dua jenis kerak bumi
yakni kerak samudera yang tersusun oleh batuan bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai
di samudera sangat dalam, dan kerak benua tersusun oleh batuan asam dan lebih tebal dari
kerak samudera. Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran
panas yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan kerak bumi ini pecah menjadi
beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng kerak bumi. Dengan demikian
lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau keduanya.
Lempeng litosfer yang kita kenal sekarang ini ada 6 lempeng besar, yaitu lempeng
Eurasia, Amerika utara, Amerika selatan, Afrika, Pasifik, dan Hindia Australia. Lempenglempeng tersebut bergerak di atas lapisan astenosfir (kedalaman 500 km di dalam selubung
dan bersifat kampir melebur atau hampir berbentuk cair). Berdasarkan arah pergerakannya,
perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi
dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup
kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng
kerak bertemu. Pergerakan antara lempeng tektonik ini tidak berjalan secara perlahan-lahan.
Sebaliknya pergeseran antara tanah dan batu yang membentuk lempeng tektonik
menyebabkan pergeseran itu berjalan tersentak-sentak. Pergerakan inilah yang menyebabkan
terjadinya gempa bumi.
dibawa ke arah kedudukan baru apabila lempeng beralih. Batas lempeng ditandai oleh
lingkaran gempa bumi dan rangkaian gunung berapi.
Bumi itu dinamis, tidak statis, didalam perut bumi inti bumi cair liquid outer core
yang sangat panas terus berputar mengelilingi inti bumi padat solid inner core yang dipercaya
merupakan metal. Pengaruhnya terhadap magnet bumi membuat bumi mempunyai 2 kutub
magnet bumi. Ada banyak lempeng benua dan lempeng samudera yang bergerak dengan arah
dan kecepatan tertentu. Dibawah lithosphere adalah asthenosphere dimana terdapat dapur
magma yang sangat panas dan dinamis berputar dengan siklusnya sendiri. Ini mendorong
lithosphere dimana terdapat plate diatasnya untuk bergerak dan selalu bergerak. Gerakan
awalnya sendiri (kita anggap awal karena merupakan sumber dorongan) dari tempat naiknya
magma yang mendorong lapisan diatasnya untuk bergerak (magma yang keluar nanti setelah
dingin dan membeku ikut membetuk lapisan itu sendiri). Daerah itu disebut Divergent
margin (atau biasa dikenal dengan spreading center) bisa juga disebut daerah bukaan
Ketika lempeng tektonik terpecah, lapisan lithosfer menipis dan akan terbelah
membentuk batas divergen. Bila pergerakan ini terjadi pada lempeng samudra, akan
menyebabkan pemekaran lempeng samudra yang menghasilkan palung laut. Namun bila
pergerakan terjadi pada permukaan lempeng benua, maka akan menghasilkan lembah retakan
akibat kedua lempeng saling berjauhan. Kedua bentuk pergerakan tersebut pada akhirnya
akan membuahkan benua dan samudra yang baru.
PROSES TERJADINYA BATAS DIVERGEN?
Batas divergen terjadi ketika lempeng-lempeng bergerak saling menjauh (proses
saling menjauhnya dasar samudera). Magma mengalir keluar dari astenosfer dan terbentuklah
lapisan batuan (litosfer) baru. Pada kasus ini, tekanan yang berasal dari dalam bumi sangat
besar sedangkan kerak bumi sangat tipis sehingga menyebabkan terjadinya batas divergen.
Daerah yang banyak memiliki batas divergen adalah Afrika bagian timur dan Laut Merah.
divergen dengan Lempeng Nazca yang membentuk Tanjakan Pasifik Timur. Di bagian
selatan ada batas divergen dengan Lempeng Antarktika yang membentuk Punggung PasifikAntarktika. Contoh dari adanya gerakan saling menjauh antara lempeng Afrika dengan
Amerika bagian selatan. Zone berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik
disebut Zone Divergen (zone sebar pisah).Di Lautan Atlantik, tanggul dasar samudera
memanjang dari dekat Kutub Utara sampai mendekati Kutub Selatan. Celah ini menjadikan
benua Amerika bergerak saling menjauh dengan benua Eropa dan Afrika. Sedangkan untuk
Indonesia sendiri, secara umum, dasar samudera pada bagian luar dari pantai terluar di
Indonesia merupakan daerah convergen dimana merupakan tempat tumbukan antara dua
lempeng (atau lebih untuk daerah Indonesia Timur), disebut juga subduction zone. Dan di
sepanjang jalur subduction zone tersebut itulah jalur gempa terjadi (Kecuali untuk gempagempa di darat).