Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KARTANEGARA
2008
Andi Ilham
Samanlangi
Ilham_sam71@yahoo.
com
2008
DIKLAT
PERENCANAAN
TAMBANG
Oleh :
Forum Watch & Forum Bumi Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur
Page | 2
2008
PENDAHULUAN
I.
Akumulasi longgokaan zat padat, cair atau gas yang terdapat dialam,
mengandung satu jenis atau lebih komoditas, yang diharapkan
diperoleh nyata dan bernilai ekonomis.
Zona endapan mineral yang belum diketahui secara nyata, baik bentuk,
kedudukan maupun kuantitas dan kualitasnya. Terbentuknya endapan
mineral hanya diperkirakan berdasarkan teori-teori geologi secara garis
besar.
Cadangan (reserves)
Page | 3
2008
rtelatif
tidak
begitu
dekat
sehingga
struktur,
Para marginal
yahg
bernilai
ekonomi
menguntungkan.
Tidak
atau
karena
kemajuan
teknologi
sehingga
Page | 4
Sumberdaya
pengambangan
tak
teridentifikasi,
endapan
mineral
2008
diharapkan
menjadi
zona
teridentifkasi.
Sebagian
besar
II.
tahap konstruksi.
Cadangan boleh jadi (probable)
Apabila endapan mineral tersebut dibatasi oleh 2 atau 1 sisi
pengambiilan contoh dan perluasannya berdasarkan unsur-unsur
mineral.
Klasifikasi cadangan di Rusia
Berdasarkan prosentase kesalahan yantg diijinkan ;
Untuk kategori :
A.
= 15-20%
= 20-30%
C-1
= 30-50%
C-2
= 60-90%
Page | 5
2008
20%
Bijih terindikasi (indicated ore)
Tonase dan kadar dihitung sebagian berdasarkan pengukuran
secara sfesifik, pengambilan contoh dan data produksi, lainnya
Rusia
A
Probable
Indicated
B dan C-1
Possible
Inferred
C-2
Page | 6
2008
Page | 7
2008
2. Pemetaan
3. Pengambilan contoh
5. Pengolahan data
Page | 8
2008
Page | 9
2008
DASAR-DASAR
PERHITUNGAN CADANGAN
A.
PENGAMBILAN CONTO
Defenisi ; Proses pengambilan sejumlah kecil dari produksi populasi (gas, cair
padatan, tumbuhan) mewakili sifat fisik dan kimia.
Tujuan ; ada tidaknya endapan bahan galian (prospeksi),
bentuk, kadar dan kedudukan (eksplorasi)
perhitungan cadangan
Metoda ; tergantung sifat fisiknya ; lokasi; alat; tenaga (manual,mekanis) dan
biaya.
Empat komponen utama pengambilan conto (spero carray) :
1. komponen statistik ; angka/jumlah pengambilan
individu massa
2. Komponen geologi ; Orientasi
Jumlah pengambilan contoh
3. Komponen fisik :
a. Proses fisik
b. Sifat Fisik
4. Komponen kimia :
proses kimia
pengujian akhir conto
B.
Contoh air
Gas
Dan tanamam
Page | 10
2008
Page | 11
2008
Page | 12
2008
geometri
endapan
mineral
sangat
diperlukan.
Untuk
kedalaman
horizontal
digambarkan
seperti
gambar
dan
Page | 13
2008
Ketebalan yang diukur dari pemboran adalah ketenalan semu, karena diukur
miring terhadap strike sesungguhnya dan dip sesungguhnya dari endapan
mineral.
Untuk mendapatkan ketebalan sesungguhnya harus dikoreksi secara grafis
atau secara trigonimetri atau diagram atau tabel.
Gambar B, kedaan sederhana untuk = 0o,persamaannya:
Ttr = tap sin ( + )
Sin ( + )
tth = tap
Sin
Sin ( + )
tv = tap
cos
= sudut antar bidang sdip dan bidang arah lubang
= dip dari endapan mineral
= sudut silang dari endapan mineral pada bidang true dip
tap = ketebala semu
ttr = ketebalan sesungguhnya
th = ketebalan horisontal
tv = ketebalan vertikal
Umumnya terjadi penyilangan endapan mineral dengan sudut yang rerlatif
runcing pad strike dan dip.
Seperti pada gambar c sehingga ketebalan dihitung dengan persamaan :
Ttr = tap cos . cos ( cos . tan + tan )
Ttr = tap ( cos . sin . cos + cos . sin )
Th = tap ( cos . cos + cotan . sin )
Tv = tap cos ( cos . tan + tan )
Page | 14
2008
2.
Page | 15
2008
Perhitungan geometri
Luas endapan mineral dibagi dalam beberapa bentuk geometri segi
tiga, segi empat, bela ketupat atau travesium jumlahkan dan kalikan
dengan skala.
Page | 16
4.
2008
(A1 + A2) h
Luas =
2
(A2 + A3) h
+
2
(A3 + A4) h
+
2
+ ...............
Page | 17
2008
b. Rumus simpson
Rumus
ini
mengasumsikan
bahwa
batas-batas
dari
setiap
+ A2 + A3 + A4 + ............... + An-1]
2
Page | 18
2008
E. PERHITUNGAN VOLUME
Prinsipnya perkalian panjang , lebar dan ketebalan. Variasinya bergantung
pada bentuk dan metoda perhitungan cadangan.
1. Cara Sederhana
Cara sederhana dalam perhitungan volume adalah :
BALOK
V= lxpxt
SILINDER
KERUCUT
V=1/3txL
SETENGAH BOLA
Page | 19
2008
V= 4/6r3
V= t x l
Keterangan:
V
= volume
L1, L2.Ln
= luas atau luas penampang ke 1, 2.n
t
= tebal/tinggi jarak antar penampang
r
= jari-jari lingkaran
Bentuk-bentuk geometri sederhan adalam perhitungan volume.
= t
2
= t
3
= t
2
Page | 20
2008
6. Rumus Frustum
Seperti kerucut terpancung, perbedaannya dengan silindris,terletak pada
perbedaan luas L1dan L2, yaiu L1= < 0,5 L2.
V
7.
Rumus Prismoidal
Pada endapan yang menyempit / mengembang, L m adalah luas rata-rata
penampang tambahan kontruksi dalam.
V
= t / 6 ( L1 + 4Lm + L2 )
Page | 21
2008
Rata-rata biasa
K1 + k2 + k3 + k4 +..+ kn
Cav =
n
=
t1 + t2 + t3 +..+ tn
b. Lebar (l)
(l1 x k1) + (l2 x k2) + (l3 x k3) + .+ (ln x k2)
Cav
=
li + l2 + l3 +.+ ln
c. Panjang (p)
(p1 x k1) + (p2 x k2) + (p3 x k3) +.+(pn x kn)
Cav
=
P1 + p2 + p3++pn
=
(l1 x t1) + (l2 x t2) +.+ (ln x tn)
Page | 22
2008
=
(p1 x t1) + (p2 x t2) ++ (pn x tn)
c Luas (A)
(A1 x k1) + (A2 x k2) + (A3 x k3) ++ (An x kn)
Cav
=
A1 + A2 + A3 ++ An
=
V1 + V2 + V3 ++ Vn
=
Lt1 + lt2 + lt3 ++ ltn
=
b1 + b2 + b3 + + bn
= Kadar core
Vt
= Kadar sludge
Wc = Berat core
Vc = Volume core
Ws
Vs = Volume sludge
Berdasarkan volume:
Berdasarkan berat:
c.Vc + s. Vs
Cav =
c.Wc + s.Ws
Cav=
Vt
Forum Watch & Forum Bumi Kutai Kertanegara, Kaltim
Wt
Page | 23
2008
mudah dilaksanakan
invertarisasi/percadangan
suatu
prospek
maka
tidak
perlu
menggunakan prosedur yang rumit dan waktu lama. Untuk konstruksi atau
perancangan tambang diperlukan akurasi perhitungan cadangan yang tinggi,
sehingga prosedurnya lebih rumit dan memerlukan waktu yang lama.
Pertimbangan penentuan metoda perhitungan cadangan:
1. Tujuan perhitungan:
Untuk invertarisasi
Untuk konstruksi
Untuk penambangan
2. Tahapan eksplorasi:
Eksplorasi pendahuluan
Eksplorasi detil
Eksplorasi lanjut
3. Metoda eksplorasi:
Page | 24
Cara Langsung
2008
Geometri sederhana
Distribusi kadar sederhana
Distribusi kadar kompleks
6. Pengamatan geologi:
Jenis bahan galian (mineral bijih atau mineral non bijih)
Letak endapan mineral
Bentuk endapan mineral
Ukuran endapan mineral
7. Data yang diperoleh:
Pola pengambilan conto (teratur atau tidak teratur)
Jarak pengambilan conto satu dengan yang lainnya
Dentitas pengamatan
Jumlah dan Berat conto
Support (titik, panjang, volume)
8. Waktu dan biaya yang tersedia
Page | 25
2008
Kedalaman
Ketebalan
Luas
Kadar
Volume
Tonage factor
Berat
Page | 26
V.
2008
Segmen/blok
didasarkan
kesamaan
geolgi
endapan.
Kesamaan geolgi mencerminkan kesamaan ekonomi
dan kesamaan teknik penambangannya.
kadar.
: V = tav x L
Berat Endapan
: Q= Vxf
Cadangan Logam
: P = Q x cav
Page | 27
: V = volume
2008
L = luas
Dua dimensi
panjang, luas
Tiga dimensi
panjang dan luas, lebar dan luas, lebar dan luas, volume.
Berat
Page | 28
2008
Teknik pertambangannya
Conto diambil pada sisi terbuka sehingga metode ini dibagi empat yang
berdasarkan level atau sisi yang terbuka.
Prosedurnya tidak jauh berbeda dengan metode rata-rata pembobotan.
1. Metoda Blok Terbuka Satu Level
Terbuka satu level, karena level merupakan lubang bukaan yang
pertama, tetapi tidak selalu pada level, melainkan pada drift atau
shaft. Prinsinya hanya satu sisi saja yang terbuka. Kedalaman atau
ketebalan diketahui dengan pemboran tegak lurus sisi terbuka.
Gambar A:
Ada satu titik lubang bor tegak lurus level, drift atau shaft sebagai sisi
yang terbuka. Berlaku pedoman titik terdekat dalam penentuan
ketebalan dan kadar rata-rata.
Gambar B:
Pada satu sisi bukaan terdapat dua lubang bor.
Gambar C :
Pada level, drift atau shaft didapatkan lebih dari satu ketebalan, kadar
dan lubang bor.
Page | 29
2008
Gamber A :
Dua lubang bukaan yang sejajar yaitu dua level, dua drift
Dan dua shaft blok berbentuk balok.
Gambar B :
Dua lubang bukaan yang saling tegak lurus yaitu level-drift, levelshaft atau drift-shaft maka berbentuk prisma segitiga.
3. Metode Blok Terbuka Tiga Sisi
Pengambilan conto pada tiga lubang bukaan. Penentuan Blok
digambarkan melalui tiga sisi tersebut.
Gambar A :
Page | 30
2008
Tiga lubang bukaan yang buat dari dua lubang bukaan sejajar dan
satu lubang bukaan tegak lurus sehingga blok berbentuk kubus.
Gambar B :
Dua lubang Bukaan yang saling tegak lurus dan satu lubang bukaan
yang memotong dua lubang bukaan lainnya sehingga blok
berbentuk prisma segitiga.
4. Metoda Blok Terbuka Empat Sisi
Pengambilan conto pada empat lubang bukaan sehingga blok
berbentuk balok.
III.
pemodelan
penampang
dengan
memperhatikan
posisi
Page | 31
2008
1. PENAMPANG TEGAK
Penampang tegak, berdasarkan penyusunan segmen seksi :
a. Metoda Standart
Megikuti pedoman perubahan bertahap (rale of gradual changes),
menghubungkan titik pengamatan terluar.
Pada metoda standart dengan prosedur :
Penentuan luas semua seksi
Penentuan faktor rata-rata
Perhitungan volume
Perhitungan cadangan, satuan berat raw material / berat
metal
Page | 32
2008
Page | 33
2008
a1
= L/6 (2a + a1) b sin
L
b
a
3). Rumus Frustum
Jika blok berbentuk kerucut perpancung :
V = {S1 + S2 + (S1S2)} x L/3
4). Rumus Prismoidal
Rumus (simpson) untuk bentuk yang tidak beraturan :
V = 1/6 (S1 + 4 M + S2) x L
Dimana :
V = volume cadangan
1/2
Pada suatu saat, apabila nilai a dan b sama atau dianggap sama
karena selisih nilainya relatif sedikit maka akan lebih tepat
penggunaan rumus rata-rata luas (mean area).
5). Rumus Bauman
Diasumsikan, titik pusat kedua bidang sejajar merupan satu garis
lurus vertical,
Page | 34
2008
Maka :
L
LR
V = ------ (S1 + S2) --------2
6
L
V = ----- (3S1 + 3S2 x R
6
Page | 35
2008
Berat bijih
Berat metal
b. Metoda Linier
Mengikuti pedoman titik terdekat (rule of nearest point), dengan
membuat batas terluar endapan secara linier. Panjang garis linier
sama dengan blok. Setegah jarak antara dua titik.
= cadangan bijih
= cadangan metal
Page | 36
PL
A1
A2
Maka :
= A1 + A2
Q = qLx A
Jika :
qv
P = pL x A
pv
= volume
Maka :
= qv x V
2008
P = pv x V
2. PENAMPANG MENDATAR
Penampang datar atau isoline (garis yang sama parameternya) :
a. Metoda Kontur
Mengikuti pedoman perubahan bertahap (rule of gradual change).
Pembuatan kontur secara interplorasi (lihat sub bab interplorasi)
titik-titik yang telah diketahui ketinggian topografinya. Diterapkan
untuk endapan mineral berbentuk quarry (mineral industri) dan
yang dihitung cadangan mineral berharga.
Page | 37
2008
A1, A2
A2
= luas kontur 2
Maka :
=h
Jika:
2
A2 + A2 = luas kontur 2 dalam dua bagian
Maka
=h
2
b. Metoda Isopach
Prinsip dan prosedur relatif sama dengan metoda kontur, tetapi
menghungkan titik-titik dengan ketebalan yang sama. Diterapkan
pada endapan mineral dengan ketabalannya relatif teratur. Hitung
endapan mineral berharga (bijih)/cadangan metal.
Page | 38
2008
c. Metoda Isograde
Prinsip dan prosedur relatif sama dengan metoda kontur, tetapi
menghubungkan
titik-titik
dengan
kadar
yang
sama.
c0 = kadar terendah
c = interval kadar
Maka :
Jika
Page | 39
2008
b.
c.
Page | 40
2008
tav
= rata-rata ketebalan
tav
Volume :
= A x tav
cav
= rata-rata kadar
c1, c2, c3
Maka: cav
=
t1 + t2 +t3
menghitung
cadangan
setiap
blok
kemudian
berharga/metal)
Forum Watch & Forum Bumi Kutai Kertanegara, Kaltim
Page | 41
cav1, cav2,..cavn
Maka :
2008
Cara kedua :
Mengalikan kadar rata-rata dengan cadangan total.
Jika
: P
Q
A1, A2,..An
2.
Maka:
cav
= Q x cav
Metoda Poligon
Polingon dibentuk melalui titik-titik pengambilan conto, sehingga
mengikuti pedoman perubahan bertahap (rule of gradual change)
atau secara daerah pengaruh masing-masing titik-titik sehingga
mengikuti pedoman titik terdekat (rule of nearst point).
Kedua pedoman diatas tersebut diatas memberikan konsekuensi
yang berbeda. Pada pedoman perubahan bertahap satu titik
pengambilan conto dapat digunakan lebih dari satu blok poligon dan
pada pedoman titik terdekat masing-masing titik pengambilan conto
merupakan satu blok poligon.
Bardasarkan cara penentuan blok dan pedomannya, dibagi dua,
yaitu yang berpedoman titik terdekat disebut juga metoda poligon
daerah pengaruh dan yang brepedoman perubahan bertahap
disebut juga metoda poligon titik sudut.
a. Metoda Poligon Daerah Pegaruh
Page | 42
2008
Ab
=luas poligon
An
An
Beberapa Segitiga
Ab = Ai
i=1
n
Ab = Ai
i=1
n
Ab = Ai
Kombinasi
i=1
Ai
i=1
Vb = Ab x tb
n
V = Vbi
Volume Total
i=1
menghitung
cadangan
setiap
blok
kemudian
: P
Q
Maka:
cav
Page | 43
2008
= Q x cav
2)
Jika : tav
= rata-rata ketebalan
t1,t2,...,tn
tav
= 1/n Vbi
i=1
Page | 44
3)
Volume : Vb = Ab x tav
4)
5)
6)
cav
2008
= rata-rata kadar
c1,c2,...,cn
Maka : cavb
P1,P2,...,Pn
cavb1,...,cavbn
Maka :
= Pi. cavbi
P
i=1
Cara kedua :
Jika :
Ab1,...,Abn
cavb1,...,cavbn
= Q x cav
Page | 45
2008
Page | 46
2008
Pada
pedoman
perubahan
bertahap
setiap
titik
l = lebar blok
p = panjang blok
f = tonage faktor
Maka
Ab = l x p
Page | 47
2008
Vb = Ab x t
Qb = Vb x f
Pb = Qb x c
= Qbi
= Pbi
P
i=1
Volume
= Vbi
V
i=1
Berat
Berat
= V x fi
Vb. cb
= ------------- Vb
= Q x Cav
rata-rata ketebalan
tav
Pi.cavbi
i=1
3. Volume : Vb
Ab x tav
Page | 48
2008
rata-rata kadar
Maka : cavb
7.
P1,P2,..Pn =
cavb1,..cavbn =
Maka :
= Pi.cavbi
P
i=1
Cara kedua :
Jika :
Ab1,Abn
cavb1,..cavbn =
Maka :
cav
Q x cav
Page | 49
2008
data
titik
conto
disekitarnya
yang
terdekat.
5
4
9
10
11
12
15
13
16
14
17
18
19
20
22
21
23
ini
merupakan
suatu
cara
penaksiran
dengan
Page | 50
2008
c & cavb
Maka:
(1/d1) t1 + (1/d2) t2+.+ (1/dn) tn
tavb
=
(1/d1) + (1/d2) +.+(1/dn)
(1/d1) c1 + (1/d2) c 2+.+ (1/dn) c n
cavb =
(1/d1) + (1/d2) +.+(1/dn)
b. Metode Inverse Distance Squared (IDS)
(1/d12) t1 + (1/d22) t2+.+ (1/dn2) tn
tavb
=
(1/d12) + (1/d22) +.+(1/dn2)
(1/d12) c1 + (1/d22) c 2+.+ (1/dn2) c n
cavb =
(1/d12) + (1/d22) +.+(1/dn2)
b. Metode Inverse Distance Cubed (ID3)
(1/d13) t1 + (1/d23) t2+.+ (1/dn3) tn
tavb
=
(1/d13) + (1/d23) +.+(1/dn3)
(1/d13) c1 + (1/d23) c 2+.+ (1/dn3) c n
cavb =
(1/d13) + (1/d23) +.+(1/dn3)
Perhitungan selanjutnya relatif sama dengan metode lainnya:
Jika: l
p
= lebar blok
= panjang blok
Page | 51
= tonage factor
2008
Maka:
1. Luas blok :
2. Volume blok :
Ab
Vb
=lxp
= Ab x t
Vb1. cb1 + Vb2. cb2 +.+ Vbn. cbn
=
Vb1 + Vb2 +.+ Vbn
n
5. Cad. bijih/metal:
= Q x cav
Page | 52
2008
Maka suatu fungsi interpolasi S, untuk fungsi f(x) dapat ditetapkan dengan
tepenuhinya kondisi atau persyaratan sebagai berikut:
= Si(xi+1)
4. Si+1(xi+1)
= S(xi+1)
Si+1(xi+1)
= Si(xi+1)
Si+1(xi+1)
= ai
Si+1(xi+1)
Si(xi+1)
Page | 53
2008
Cn
S ' xn
Dengan kondisi (5) Si+1(xi+1):
2
ci+1
ci+1
=ci + 3di hi
d i = ci +
ci 1 ci
..........................................................................(1.7)
3hi
h
ai+1= ai + bi hi + i 2ci ci 1 ................................................................(1.8)
3
dan:
bi+1 =bi + hi (ci + ci+1) ..............................................................................(1.9)
untuk setiap i = 0, 1, 2, ........, n-2
Forum Watch & Forum Bumi Kutai Kertanegara, Kaltim
Page | 54
2008
1
ai 1 ai hi 2ci 1 ci ..............................................................(1.10)
hi
3
Dan dengan mereduksi indeks bi-1 pada persamaan (3.10), maka didapat :
bi 1
1
a1 a 1i h1i 2ci 1 c1 .........................................................(1.11)
hi
3
3
ai 1 ai 3 ai ai 1 .....................(1.13)
hi
hi 1
1
h
0
H 0
0
0
2 h0 hi
hi
0
h i 1
2 hi 1 hi 2 h2 dst
0
0
0
0
0
0
hn 2
0
0
0
0
0
0
2 hn 2 hn 1 hn 1
0
Page | 55
C0
C
1
{C} = C 2 , dan
.
C n
[ A]
2008
3 a 2 a1 3 a1 a 0
h1
h0
3 a3 a 2 3 a 2 a 1
h2
h1
3 a n a n 1 3 a n 1 a n 2
hn 1
hn 2
mengintegralkan fungsi
luasan yang dibatasi oleh xi dan xi +1, atau dalam persamaan matematis :
x i 1
Ai =
Si x dx
xi
x i 1
Ai =
bi x xi ci x xi d i x xi dx
2
xi
a b x c x d x x
Ai =
x x c d x x
2
i i
i i
i 1
i i
1
3 i
i i
i 1
3
i 1
xi 12 bi ci xi 32 d i xi
xi d i xi 1 xi
3
1
4
(1.16)
Page | 56
2008
d
Ai1 Ai2
3
Ai1 * Ai2
Keterangan :
V =
Ai1 =
Ai2 =
d =
VII.
Interval penampang
KRIGING GEOSTATISTIK
Kriging sederhana didasarkan pada asumsi-asumsi berikut ini, yaitu,
pertama: data mengikuti distribusi normal (Gauss), kedua: konsep fungsi
acak, ketiga: data bersifat stasioner dan isotropis, keempat data
terdistribusi dengan spasi yang teratur, kelima: tidak terdapat trend dalam
distribusi data.
Jika data tidak mengikuti dsitribusi normal, maka harus dilakukan proses
normaslisasi terlebih dahulu. Selain itu jika data terdistribusi dengan spasi
yang tidak teratur, maka kriging sederhana masih dapat digunakan dan
kriging sederhana tersebut kemudian disebut dengan kriging universal,
pada mana kriging dilakukan di segala arah atau tidak dalam arah tertentu.
Jika beberapa asumsi tersebut tidak dapat dipenuhi, maka proses estimasi
harus menggunakan varian kriging lainnya yang lebih tepat. Penjelasan
Page | 57
2008
kriging
yang
elemen-elemennya
ditentukan
dari
kurva
, maka fungsi
a j (xi x j ) (xi z)
j 1
(2.1)
Dalam hal ini (xi x j ) adalah semivariance antara titik xi atau (Z(x)) dan titik
xj atau (Z(x+h)) yang berjarak h. Selanjutnya (xi Z) adalah semivariance
antara nilai di lokasi tertentu dan nilai yang ditaksir yang juga berjarak h.
Harga (xi x j ) dan (xi Z) dapat ditentukan dari kurva semivariance yang
tergambar dalam variogram. Persamaan kriging (2.1) dalam bentuk yang
lebih komplet dapat dinyatakan sebagai berikut:
n
1 (x1 x j ) (x1 z)
j 1
n
2 (x2 x j ) (x2 z)
j 1
n
3 (x3 x j ) (x3 z)
j 1
Page | 58
2008
n (xn x j ) (xn z)
(2. 2 )
j 1
(2. 3 )
j 1
(x
n x1 )
1 1 (x z)
1
1 2 (x z)
2
1 3 (x z)
. 3
1 n (x z)
n
0 1
......( 2.4 )
(xi x j ) 1 1
(xi z)
.
1
0
1
........................... ( 2.5 )
Persamaan Kriging (4) dan (5) bertitik tolak pada semivariance atau V (h)
. Dalam persamaan ini elemen matrik dan vektor kriging ditentukan
berdasar harga semivariance dari variogram. Persamaan (4) dan (5) dapat
(h) , sehingga kedua
juga ditentukan bertitik tolak dari covariance atau C
V
Page | 59
1
2
3
C(x z)
C 1
(x2 z)
C(x z)
2008
(2.6)
C(x z)
n
C(xi x j ) 1 1
C(xi z)
.
1
0
1
..(2.7)
Dalam hal ini C(xi x j ) adalah covariance antara titik xi atau (Z(x)) dan titik
xj atau (Z(x+h)) yang berjarak h, sedangkan C(xi Z) adalah covariance
antara nilai di lokasi tertentu dan nilai yang ditaksir yang juga berjarak h.
Harga C(xi x j ) dan C(xi Z) dapat ditentukan dari kurva semivariance yang
tergambar dalam variogram.
Penyelesaian persamaan (5) atau (7) menghasilkan bobot 1, 2, 3, . n.
Dengan bobot ini, maka nilai yang ditaksir dapat ditentukan berdasar kombinasi
linier yang dinyatakan sebagai berikut:
Z =
1 x1 + 2 x2 + . . . + n xn
...(2.8)
Tingkat akurasi esimator kriging sederhana titik dapat diukur dari nilai
kriging variance. Semakin kecil nilai kriging variance, maka semakin teliti
harga estimasi. Kriging variance secara matermatis dinyatakan sebagai
berikut:
2
K
(Z)
j (xi z)
j 1
(2.9)
Page | 60
2008
Page | 61