OLEH :
KELOMPOK IX
GOLONGAN I
Ni Wayan Nita Lestari
(1208505029)
(1208505030)
(1208505032)
I Made Sugiarta
(1208505033)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
I. TUJUAN
1.1 Menetapkan kadar kinin di urin setelah mengonsumsi tablet kinin dengan
metode fluoresensi (alat dengan spektrofotodensitometri-mode fluoresensi).
1.2 Mengetahui tingkat validitas dari metode penetapan kadar kinin yang
dilakukan.
molekul C20H24N2O2 dengan berat molekul 324,417 g/mol (Budavari, 2001). Struktur
kinin terdiri dari dua bagian, yakni inti kinolin dan kinuklidin. Kinin memiliki
konfigurasi 8S, 9R. Kinin adalah levorotatory stereoisomer dari kinidin (Moffat et al,
2005).
1,2, dalam eter kering 1:250, dalam gliserol 1:2. Kinin tidak larut dalam petroleum
eter. Kinin memiliki pKa 4,1;8,5 dalam suhu 20oC (Moffat et al, 2011).
Identifikasi kinin dengan kromatografi lapis tipis dapat menggunakan
berbagai sistem fase gerak dengan harga Rf yang dihasilkan, yakni sebagai berikut:
Sistem
TA
TB
TC
TD
Fase gerak
Perbandingan
Rf
Methanol : larutan amonia kuat
100 : 1,5
51
Sikloheksana : toluen : dietilamin
75:15:10
2
Kloroform : methanol
90:10
11
Kloroform : aseton
80:20
Etil asetat : methanol : larutan
TE
85:10:05
45
amonia kuat
Tabel 2.1 Harga Rf Kinin dalam berbagai fase gerak (Moffat et al, 2005).
Pada 0,05 M H2SO4, kinin memiliki dua panjang gelombang eksitasi yaitu ex
= 250 dan 350 nm dan panjang gelombang intensitas emisi fluoresensi maksimum,
em atau fl, adalah 450 nm (Cheon et al., 2012).
2.2 KLT-Spektrofotodensitometri
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan bentuk kromatografi planar yang
terdiri dari fase diam dan fase gerak. (Gandjar dan Rohman, 2009). Fase diam pada
KLT biasanya berupa penjerap, berukuran kecil, karena semakin kecil ukuran ratarata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam maka
pemisahan, efisiensi dan resolusinya akan semakin baik. Sedangkan fase gerak pada
KLT dapat dipilih dari literatur dan dengan mencoba-coba. Fase gerak dalam KLT
harus memiliki kepolaran yang baik, kemurnian tinggi dan daya elusi yang mudah
diatur. Dalam KLT pemisahan didasarkan pada penyerapan, pembagian atau
gabungannya tergantung dari jenis zat penyerap dan cara pembuatan lapisan zat
penyerap dan jenis pelarut (Gandjar dan Rohman, 2009). Nilai Rf dapat dihitung
dengan :
Analisis kuantitatif dari suatu senyawa yang telah dipisahkan dengan KLT
biasanya dilakukan dengan densitometer langsung pada lempeng KLT (atau secara in
situ). yang biasanya dilakukan pada analit dengan kadar kecil. Densitometer dapat
bekerja secara serapan atau flouresensi,
Pembuatan Larutan
Perhitungan
Diketahui:
-
Ditanya:
-
Perhitungan:
1. Untuk C = 125ng/L
Cbaku sekunder
Clarutan uji
Vlarutan uji
1000ng/L
125 ng/ L
C baku sekunder
V1
125 ng/ L 2 mL
1000 ng/ L
2 mL
V1
= 0,25 mL
2. Untuk C = 250ng/L
Cbaku sekunder
Clarutan uji
Vlarutan uji
1000ng/L
250ng/L
2 mL
V1
V1
= 0,5 mL
3. Untuk C = 500ng/L
Cbaku sekunder
Clarutan uji
Vlarutan uji
1000ng/L
500ng/L
2 mL
V1
V1
= 1 mL
4. Untuk C = 750ng/L
Cbaku sekunder
Clarutan uji
1000 ng/ L
750 ng/ L
Vlarutan uji
2 mL
V1
V1
= 1,5 mL
V baku
V urin yang
Kandungan
sekunder I
ditambah
Kinin Sulfat
(mL)
(mL)
(ng)
125
0,25
1,75
250
250
0,5
1,5
500
500
1000
750
1,5
0,5
1500
No.
Konsentrasi
Tabung
(ng/L)
Volume sampel = 2 mL
Ditanya:
-
Csampel
Csampel1
Vsampel1
1000 ng/L
125 ng/L
2 mL
125 ng/L x 2 ml
1000 ng/L
V1
= 0,25 ml
Pembuatan Sampel II
Diketahui:
-
Volume sampel = 2 mL
Ditanya:
-
Csampel
Csampel1
Vsampel1
10000 ng/L
250 ng/L
2 mL
V1
250 ng/L x 2 ml
1000 ng/L
= 0,5 ml
4.2
Ekstraksi Cair-cair
Larutan uji dan larutan sampel diberi amonia secukupnya hingga mencapai pH
selama 30 menit. Fase kloroform diambil dari masing-masing tabung, dan diuapkan
pada suhu 60C. Residu dilarutkan dalam 25 L metanol.
4.3
: TA.
Fase diam
Fase gerak
Plat dicuci dengan metanol, kemudian diaktivasi pada oven dengan suhu 120 C
selama 30 menit. Chamber dijenuhkan dengan fase gerak. Disiapkan tepi atas dan
tepi bawah pada plat silika. Larutan kontrol, larutan uji dan larutan sampel ditotolkan
pada plat silika G60. Plat dielusi dalam chamber yang telah dijenuhkan dengan fase
gerak. Plat diangkat dan dikeringkan pada suhu 60C selama 10 menit. Bercak
diamati dengan spektrofotodensitometer. Masing-masing noda diukur luasnya dengan
spektrofotodensitometer pada panjang gelombang absorbsi maksimum terjadi eksitasi
(255 nm). Plat KLT kemudian disemprot dengan larutan asam sulfat 0,1 N.
Dilakukan pengukuran spektrum emisi pada panjang gelombang 254 nm. Kemudian
dilakukan analisis terhadap hasil scan yang didapat.
Pembuatan Larutan-larutan
5.1.2 Blanko
Dipipet urin sebanyak 2 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Tabung 2 :
1,75 mL urin + 0,25
mL Stok kinin
Tabung 3 :
1,5 mL urin + 0,5
mL Stok kinin
Tabung 4 :
1 mL urin + 1 mL
Stok kinin
Tabung 5 :
1,5 mL urin + 0,5
mL Stok kinin
5.1.4 Sampel
Ditimbang dan digerus 1 tablet kinin sulfat (200mg)
5.2
Ekstraksi Cair-cair
5.3
Plat dipanaskan dalam oven pada suhu 120oC selama 30 menit sehingga
plat teraktivasi.
Dielusi plat di dalam chamber yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
metanol:amonia kuat (100:1,5) sampai tanda batas.
DAFTAR PUSTAKA