Volkanime
Published : 23.37 Author : gaul maha geo 1G
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena ridho jualah
kami diberikan kesehatan, kekuatan dan kesempatan kepada kami sebagai penulis sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah atas tugas yang diberikan oleh dosen Anita Rahmawati, S.Pd.
tentang Bentukan Bentuklahan Asal Volkanis dan Perkembangan Bentuklahan Asal
Volkanisme.
Makalah ini ditujukan kepada para pembaca semua kalangan. Kami sebagai penulis
makalah membantu para pembaca untuk mengetahui bagaimana menjadi seorang pemimpin yang
sebenarnya dalam segala bidang.
Kami sebagai penulis mohon maaf apabila terjadi kesalahan pada makalah ini, baik
dalam penulisan maupun cara penyampainnya.
Palembang, 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bentuklahan asal volkanis merupakan hasil kegiatan gunungapi dipermukaan (ekstrusi)
maupun didalam kerak bumi.Bentuklahan hasil bentukan asal volkanis terdapat beberapa jenis
yang berkaitan dengan kegunungapian.
Bentuk asal volaknik dibagi menjadi bentuk-bentuk eksplosif dan efusif.Struktur volkanik
yang besar biasanya ditandai oleh erupsi yang eksplosif dan erupsi yang efieif.Perkembangan
bentuklahan asal volkan erat kaitannya denga sejarah perkembangan dan kegitan
kegunungapian.Demikian pula klasifikasi letusan dapat membentuk muka bumi yang berupa
kompleks gunung api.
1.2 Rumusan Masalah
a.Apa sajakah bentukan bentuklahan asal volkanis?
b.Bagaimana perkembangan bentukan
1.3 Tujuan Masalah
asal volkaniss?
a.Untuk mengethui apa saja bentuklahan asal volkanis.
b.Untuk mengetahui perkembangan bentukan asal volkanis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bentukan BentukLahan Asal Volkanis
Bentuklahan hasil bentukan asal volkanis,terdapat berbagai jenis yang berkaitan dengan
kegunungapian (volkanisme).Jenis-jenis bentuk lahan tersebut adalah:
1.Kepundan (crater atau cauldron),yaitu cekungan membulat dibagian tengah vulkan sebagai
pusat aktivitasnya.
2. Kerucut terak (cinder cone)
Merupakan gunung-api yang dibentuk terutama oleh bara basal dan abu vulkanik dari reruntuhan
material piroklastik, atau dari material yang dikeluarkan pada saat terjadi letusan eksplosif.
Karena dibentuk oleh serpihan material dan bukan dari lava, gunung ini mudah mengalami erosi,
dan ukurannya pun relatif lebih kecil daripada gunung-api campuran. Gunung-api ini juga
cenderung tidak bertahan lama, dibandingkan dengan gunung-api campuran yang terus
bertambah lapisannya setiap kali terjadi letusan dari satu lubang.
Kubah Lava
Terbentuk dari kumpulan aliran lava yang muncul di puncak seputar kawah gunung api
Bermorfologi kubah, yang dibentuk dalam satu periode erupsi.
Magma bersifat kental, sehingga hanya menumpuk di atas lubang kepundan
membentuk bukit atau kubah batuan beku.
Dalam pertumbuhannya, bagian luar kubah mendingin dan mengeras, yang selanjutnya
diterobos oleh aliran lava berikutnya.
Karena pada bagian luar mengeras, maka pada batas antara lava lama (keras di bawah)
dan lava baru (plastis di atas) terbentuk perlapisan terpisah.Oleh proses pendinginan
dan pengerasan yang tidak bersamaan, bagian yang plastis mudah runtuh, gugur
menuruni lereng membentuk guguran kubah lava
5. Blok Lava
6. Kerucut Volkan
batuan instrusi atau pada lapisan litosfer disekitar instrusi magma,karena mengalami
metamorfosis.
Intrusi magma atau plutonisme menghasilkan bermacam-macam bentuk-bentukan ,yaitu:
1. Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan
suhu yang sangat lambat.
2. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan
batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan atasnya
tetap rata.
3. Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
4. Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer
dengan bentuk pipih atau lempeng.
5. Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
6. Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur
magma sampai ke permukaan bumi.
2.2.2 Ekstrusi Magma(Erupsi Magma)
Perkembangan bentukan asal volkan erat kaitannya dengan sejarah perkembangan dan
kegiatan gunung api.Perkembangan kegiatan gunungapi tergantung pada sifat letusan
gunungapi,yaitu:
a.Meleleh/meleler (effusive) atau quit type
b.Meletus atau explosive type (Lobeck, 1993:663)
Suatu keadaan dimana aktivitas magma mencapai ke permukaan bumi,maka gerakan ini
dinamakan erupsi magma. Jadi erupsi magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan
bumi karena ada tekanan dari dalam melalui retakan atau lubang kepundan. Erupsi magma inilah
yang menyebabkan sebuah gunung bisa di katakan sebagai gunung api. Erupsi magma tidak
hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan.
Kekuatan erupsi masing-masing volkan tidak sama.Pada setiap volkan dapat diamati
periode silih berganti dari masa aktivitas tinggi dan masa aktivitas rendah.Aktivitas suatu volkan
kadang-kadang secara bertahap bertambah besar dan lalu secara perlahan-lahan sirna,sementara
itu tibi-tiba terjadi suatu ledakan dahsyat yang berbahaya.
Erupsi itu sendiri dibedakan beberapa jenis:
a.Erupsi sentral
Erupsi sentral adalah magma yang keluar melalui sebuah lubang permukaan bumi dan
membentuk gunung yang letaknya tersendiri.Erupsi jenis ini dapat dibagi menjadi tiga:
1.Erupsi eksplosif (letusan), terjadi apabila letak dapur magma dalam dan volume gas besar,
magma bersifat asam. Material yang dikeluarkan adalah piroklastik dengan kandungan S1O2
tinggi, misalnya bongkah, lapili, bom, pasir, abu dan debu. Bentuk Volkan adalah Sharp Cone.
2.Erupsi effusif (lelehan), terjadi karena letak dapur magma dangkal, volume gas kecil, magma
bersifat basa. Material yang dikeluarkan berupa lava dengan kandungan S1O2. Bentuk volkan
rounded cone.
3.Erupsi campuran, terjadi karena letak variasi dapur magma, volume gas dan sifat magma
bersifat intermedier tetapi biasanya cenderung basa. Bentuk Volkan Strato.
Erupsi tipe ini menghasilkan tiga bentuk gunung api yaitu:
1.Gunung api perisai
Gunung api perisai yaitu gunung api bentukan hasil erupsi efusif atau aliran yang
terbentuk karena sifat magma yang dikeluarkan cair atau encer. Contoh tipe gunung api perisai
yaitu Gunung api di Kepulauan Hawaii .
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Bentuklahan asal volkanis terdiri dari:
1.Kepundan (crater atau cauldron)
2.Kerucut terak (cinder cone)
3.Kerucut semburan (spatter cone)
4.Blok Lava
5.Kubah atau sumbat lava (lava plug)
6. Kerucut Volkan
Erupsi gunungapi dibagi menjadi beberapa bagian,yaitu erupsi linier,erupsi sentral yang meliputi
erupsi eksplosif dan erupsi efusif,erpsi semi volkan atau erupsi post-vulkanik.Masing-masing
jenis erupsi yang terjadi membentuk bentukan bebtuklahan yang berbeda pula.Adapun sebagai
contoh dari bentuklahan yang dihasilkan diantaranya adalah kerucut pasir (parastic cone
type),bukit-bukit kecil (hillocks type),dan antiklinorium gunungapi (volcanic anticlical
type).Dalam perkembangannya bentuk lahan asal volkan masing-masing berbeda sesuai dengan
type erupsi gunung api itu sendiri,karena material dan hasil kecepatan serta tenaga asalluar dalam
melakukan pekerjaanproses geomorfik
A.
Bentuk lahan vulkanis adalah bentuk lahan hasil kegiatan gunung berapi baik yang
tersusun dari bahan gunung api yang sudah keluar ke permukaan bumi (ekstrusi) maupun yang
membeku dalam permukaan bumi (instrusi). Bentuk lahan vulkanis secara sederhana terbagi atas
dia yaitu :
a.
b. Bentuk-bentuk effusif (aliran lava/lidah lava, bocca, plateau lava, aliran lahar dan lainnya) yang
membentuk bentangan tertentu dengan distribusi di sekitar kepundan, lereng bahkan kadang
sampai kaki lereng.
Struktur vulkanik yang besar biasanya ditandai oleh erupsi yang eksplosif dan effusif, yang
dalam hal ini terbentuk volkanostrato. Erupsi yang besar mungkin sekali akan merusak dan
membentuk kaldera yang besar.
B. Vulkanisme
Vulkanisme adalah semua fenomena yang berkaitan dengan proses gerakan magma dari
dalam bumi menuju ke permukaan bumi yang menghasilkan bentuklahan yang cenderung positif.
Proses geomorfologi yang terjadi pada tubuh gunungapi memberikan karakteristik lahan
yang berbeda baik dalam bentuk relief morfologi, tipe batuan, tanah, kondisi hidrologi, vegetasi
dan penggunaan lahan. Verstappen (1964) dan Widiyanto (1999) membagi tubuh gunungapi
secara umum menjadi 9 satuan bentuklahan dan menjelaskan karakteristiknya sebagai berikut :
1. Kawah merupakan cekungan pada puncak atau bagian lereng gunungapi yang merupakan
tempat keluarnya magma ke permukaan. Neck akan menghubungkan kawah dengan
dapur magma yang terdapat di dalam bumi. Bentuk cekung pada kawah menyebabkan air
hujan dapat tertampung dalam kawah sehingga akan terbentuk danau kawah.
2. Kaldera merupakan kawah yang besar. Kaldera terbentuk dari kawah yang runtuh akibat
erupsi gas yang kuat. Pada saat erupsi gas, material di dalam kawah tersebut tersembur
keluar sehingga bagian dalam kawah menjadi kosong. Kekosongan material dalam kawah
ini mengakibatkan dinding kawah menjadi labil. Akibat goncangan dan gaya berat maka
dinding kawah akan runtuh sehingga terbentuk kaldera.
3. Kerucut gunungapi merupakan bagian tubuh gunungapi paling atas yang langsung
mendapat material dari kawah saat terjadi erupsi. Gerakan material pada kerucut
gunungapi adalah gerakan gravitatif, yaitu gerakan yang dipengaruhi oleh tenaga
gravitasi bumi. Kerucut gunungapi memiliki lereng yang sangat curam dan terdapat
lembah-lembah dalam. Material endapannya merupakan campuran bahan erupsi yang
masih sangat kasar hingga kasar, Kerucut gunungapi didominasi oleh aktifitas
pengangkutan dan longsor lahan.
4. Lereng gunungapi merupakan satuan bentuklahan yang terdapat di bawah kerucut
gunungapi, dengan proses dominan berupa pengangkutan material secara gravitatif dan
oleh tenaga air. Lereng terbentuk dari hasil endapan material erupsi yang berlangsung
secara bertahap. Kemiringan lereng di satuan bentuklahan ini bervariasi dari curam
sampai agak curam dengan aktifitas longsor lahan dan pengangkutan oleh air. Ciri lain
yang umum adalah telah digunakannya untuk lahan pertanian, permukiman, peternakan,
perkebunan dan pariwisata. Biasanya lereng gunungapi ini memiliki bentuk yang belum
teratur dengan lembah-lembah yang dalam.
5. Kaki gunungapi dicirikan oleh lereng yang agak curam sampai agak landai. Kaki
gunungapi didominasi oleh pengendapan materi gunungapi misalnya yang melalui
lembah-lembah sungai. Materi yang diendapkan antara lain lumpur, endapan lava dan
materi piroklastik. Proses pengangkutan mulai berkurang yang disebabkan oleh
kemiringan lereng yang mulai berkurang. Proses gravitatif yang terjadi juga mulai lemah.
6. Dataran kaki gunungapi merupakan satuan bentuklahan yang lebih datar dan terbentuk
dari pengendapan material oleh proses fluvial. Proses sedimentasi pada lembah sungai
mulai aktif karena adanya penurunan kemiringan lereng yang memungkinkan terjadinya
pengendapan yang cukup besar. Kemiringan lerengnya bervariasi dari agak landai sampai
landai. Pemanfaatan lahan untuk pertanian mulai berkembang. Material permukaan
didominasi oleh kerikil hingga pasir kasar. Proses erosi pada unit ini mulai lebih kecil
dari pengendapannya. Secara umum proses erosi yang tampak adalah dari erosi lembar
sampai erosi alur.
7. Dataran fluvio gunungapi merupakan satuan bentuklahan dengan topografi datar dan
terbentuk oleh pengendapan dari proses fluvial. Proses pengendapan yang terjadi lebih
intensif serta material utamanya berupa pasir sedang hingga halus pada bagian atasnya.
Di sini pemanfaatan lahan untuk pertanian dan permukiman lebih berkembang.
8. Medan lava dan medan lahar. Medan lava terbentuk oleh adnya aliran lava melalu
lembah-lembah dan hasil erupsi gunungapi. Karakeristik satuan bentuklahan ini berupa
daerah yang bergelombang tak teratur. Medan lava akan terbentuk bila terjadi curahan
lava pada volume yang sangat besar yang umumnya berupa lava basalt. Medan lava ini
diyakini berhubungan erat dengan adanya erupsi melalui rekahan, baik yang muncul di
sekitar kawah maupun kerucut gunungapi.
Berdasarkan klasifikasi dari Escher (Bammelen, 1949) terdapat tujuh tipe gunugapi berdasarkan
pada tekanan gas, derajat, kecairaan lava, dan kedalaman dapur magma, yaitu : tipe hawai,
stromboli, volcano, merapi, pelle, vincent, dan tipe plinian.
luas
sebagai
cakupan
satu
kenampakan
sebagai
bentang
alam
(landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk lahan (landform) (2012)
Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan
a d a n y a pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar
laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi,
tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi yang juga
mendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan mempelajari bentuk bentuk g e o m o r f o l o g i
1979
dalam
Tim
Fakultas
Geografi
UGM,1996.
mengklasifikasi
bentang
k e r a n g k a k e r j a bentuklahan.
lahan
selalu
Berdasarkan
mendasarkan
pengertian
pada
bentanglahan
lahan
adalah
bagian
dari
permukaan
bumi
yang
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Bentuk Lahan
Menurut Strahler (1983), bentuk lahan adalah konfigurasi permukaan lahan yang
dihasilkan oleh proses alam. Lebih lanjut Whitton (1984) menyatakan bahwa bentuklahan
merupakan morfologi dan karakteristik permukaan lahan sebagai hasil interaksi antara proses
fisik dan gerakan kerak dengan geologi lapisan permukaan bumi. Berdasarkan kedua definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuklahan merupakan bentang permukaan lahan yang
mempunyai relief khas karena pengaruh kuat dari struktur kulit bumi dan akibat dari proses alam
yang bekerja pada batuan di dalam ruang dan waktu tertentu. Masing-masing bentuklahan
dicirikan oleh adanya perbedaan dalam hal struktur dan proses geomorfologi, relief/topografi dan
material penyusun (Zmit, 2013).
Struktur geomorfologi
memberikan informasi
tentang asal-usul
(genesa) dari
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografiskhas,
akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan
dalam ruang dan waktu kronologis tertentu.
Verstappen ( 1 9 8 3 )
telah
mengklasifikas i
bentuklahan
berdasarkan
Bentuk lahan asal vulkanik, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas
gunung api, contohnya antara lain kerucut gunung api, kawah, kaldera, medan lava.
Bentuk lahan asal denudasi, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses
degradasi seperti erosi dan longsor, contohnya bkit sisa, peneplain, lahan rusak.
Bentuk lahan asal fluvial, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas sungai,
contohnya antara lain dataran banjir, tanggul alam, teras sungai. Karena sebagian besar sungai
bermuara di laut maka sering terjadi bentuk lahan akibat kombinasi proses fluvial dan marine.
Bentuk lahan asal marine, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses laut
seperti tenaga gelombang, pasang dan arus. Contohnya gisik pantai (beach ridge), bura (spit),
tombolo, laguna.
Bentuk lahan asal glasial, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas
gletser (gerakan massa es), contohnya adalah lembah menggantung (hanging valley), morena,
drumlin.
Bentuk lahan asal aeolin, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses angin,
contohnya gumiuk pasir yang memiliki berbagai bentuk seperti barchan, parabolik, longitudinal,
transversal,bintang.
Bentuk lahan asal solusional (pelarutan), merupakan bentuk lahan yang dihasilkan
oleh pelarutan batuan. Banyak terdapat pada daerah kapur (karst), contohnya adalah kubah karst,
dolina, uvala, polje, gua karst.
Bentuk lahan asal organik, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas
organisme contohnya adalah terumbu karang dan pantai bakau.
Bentuk lahan asal antropogenik merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas
manusia contohnya kota, pelabuhan.