Oleh :
Kelompok 4 (Kelas A)
Ida Puspitasari
G1B011022
Lulu Nafisah
G1B011024
Nini Banowati
G1B011025
A. Deskripsi Kasus
Angka kematian ibu hamil di Sumatera Utara masih tinggi, sejak Januari
hingga Juni 2013 setiap bulannya ada 11 ibu hamil yang meninggal. Pada tahun
2012 terjadi kematian ibu hamil sebanyak 173 kasus, sedangkan sampai Juni 2013
telah terjadi sebanyak 67 kasus. Angka ini masih dapat mengalami perubahan
karena belum semua daerah melaporkan kepada Dinas Kesehatan Sumut. Menurut
Pengamat Kesehatan, Umar Zein peningkatan AKI ini merupakan gambaran dari
kegagalan program pemerintah, karena program-program kesehatan yang
dicanangkan pemerintah tidak sesuai kebutuhan masyarakat. Menurut hasil survei,
masyarakat banyak yang tidak mengetahui program-program kesehatan dari
pemerintah seperti JAMKESMAS.
Kasus yang terjadi di Sumut ini terjadi disebabkan karena beberapa faktor
yaitu pendarahan pada saat persalinan yang bisa dikarenakan penyakit yang
diderita ibu hamil, pendarahan jika tidak ditangani secara cepat dapat
menyebabkan kematian pada ibu hamil. Faktor penyebab lainnya adalah adanya
infeksi pada ibu hamil, eklamsia atau kehamilan risiko tinggi atau penyakit akut
dengan kejang dan koma pada wanita hamil dan nifas denagn hipertensi, oedema
dan proteinuria. Eklamsia dan preeklamsia yang terjadi seringkali disebabkan oleh
beberapa faktor penunjang seperti gangguan aliran darah ke dalam rahim, gizi
yang buruk, obesitas dan kurangnya sirkulasi oksigen ke plasenta.
Banyaknya ibu hamil di Sumut yang melahirkan di rumah juga penjadi
penyebab kematian karena jika terjadi masalah akan terlambat mendapatkan
pelayanan kesehatan. Kesadaran yang rendah akan pentingnya 4 T (terlalu muda,
terlalu tua, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak kelahiran) juga menjadi
salah satu penyebab meningkatnya kasus kematian bayi di Sumut. Pengetahuan
ibu hamil yang rendah untuk mengetahui keadaan darurat untuk persalinan,
terlambat dibawa ke pelayanan kesehatan untuk mendapat pertolongan juga
menjadi faktor penyebab kasus AKI.
Sebenarnya dinas kesehatan Sumut telah berupaya melakukan pencegahan
untuk menekan AKI. Peningkatan pelayanan terus dilakukan di 359 puskesmas
yang ada. 154 diantaranya merupakan puskesmas rawatinap dan puskesmas
B. Tinjauan Pustaka
Kehamilan adalah masa yang penting dalam hidup wanita, keluarga dan
masyarakat. Berat bayi lahir normal merupakan titik awal yang baik bagi proses
tumbuh kembang pasca lahir, serta menjadi petunjuk kualitas hidup selanjutnya.
Ada banyak faktor yang berhubungan dengan berat bayi lahir diantaranya umur
ibu, paritas, jarak kelahiran, perubahan berat badan selama kehamilan, kesehatan
dan kebersihan lingkungan serta penggunaan sarana pelayanan kesehatan
(Lincetto Ornella et al, 2007). Penggunaan sarana pelayanan kesehatan salah
satunya dilakukan dengan melakukan perawatan kehamilan atau Antenatal Care.
Perawatan kehamilan (Antenatal Care) merupakan komponen utama dalam
pelayanan kehamilan yang harus dilakukan oleh ibu hamil selama dia menjalani
proses kehamilan agar kesehatannya tetap terjaga (Devy Shrimarti dkk, 2011).
Antenatal Care memiliki beberapa indikator pasti untuk meningkatkan
program dan monitoring program perawatan kehamilan. Indikator yang diberikan
diharapkan akan meningkatkan angka kunjungan ibu hamil ke pelayanan
kesehatan. Berikut indikator Antenatal Care :
1. Proporsi wanita hamil yang mengunjungi klinik minimal satu kali
2. Proporsi wanita hamil yang melakukan kunjungan sebanyak 4 kali semasa
kehamilan
3. Imunisasi tetanus saat kelahiran
4. Persentase ibu hamil yang mendapatkan IPTp untuk malaria
5. Antiretroviral untuk HIV
6. Prevalensi wanita hamil dengan sifilis
7. Proporsi wanita hamil dengan catatan kelahiran dan rencana kegawatdaruraan
selama 37 minggu kehamilan (Lincetto Ornella et al, 2007).
Perawatan kehamilan (Antenatal Care) dilakukan dengan melakukan
kunjungan selama masa kehamilan sebanyak empat kali kunjungan. Intervensi
dalam perawatan kehamilan meliputi identifikasi dan manajemen komplikasi
obstetri seperti pre-eklampsia, imunisasi Tetanus Toksoid (TT), treatment
pencegahan untuk penyakit malaria selama masa kehamilan dan identifikasi dan
manajemen infeksi penyakit HIV, sifilis dan penyakit menular seksual lainnya.
Perawatan
kehamilan
(Antenatal
Care)
merupakan
kesempatan
untuk
komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya. Dan
dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Saifuddin, 2002).
Telah diketahui bahwa Antenatal Care merupakan hal yang sangat penting
bagi ibu dan bayi selama masa kehamilan, akan tetapi banyak dari ibu yang tidak
melakukan perawatan kehamilan. Pemanfaatan dan akses pelayanan perawatan
kehamilan tergambar dalam Gambar 1. yang menunjukkan berbagai faktor yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi sehingga terbentuk keputusan dari
wanita hamil. Karakteristik pendorong dan pemungkin pada pengguna pelayanan
kesehatan merupakan faktor yang dapat memprediksi penggunaan pelayanan
antenatal. Faktor pendorong (predisposing) yang berasal dari diri individu
menggambarkan bahwa keluarga dengan karakteristik yang berbeda memiliki
perbedaan pandangan dalam penggunaan pelayanan kesehatan, sedangkan faktor
pemungkin (enabling) menggambarkan sebagian keluarga dengan keinginan
menggunakan pelayanan kesehatan memiliki pertimbangan seperti penghasilan,
akses dan kemampuan pelayanan kesehatan (Ibnouf et al, 2007).
Utilizers
characteristics
Predisposing :
Age
Level of education
Employment
Spatial setting
Urban
Rural
Enabling :
Socio-economic
Status
Use of antenatal
health care services
Need :
Pregnancy
Receive tetanus
toxoid vaccine
Government
policy
Place of services
(distribution)
Accessibility
Walk-time
(time
ac-cessibility)
Waiting-time
Quality of care
Gambar 1. Hypothetical model for the study of access and utilization of routine
antenatal health care service and tetanus toxoid-vaccination
kehamilan. Health centers lebih rutin dikunjungi oleh ibu muda yang berasal dari
sosial ekonomi yang lebih rendah, pendidikan yang rendah dan hidup di daerah
pedesaan (rural). Sedangkan klinik pribadi dan rumah sakit umum lebih banyak
dikunjungi oleh wanita dengan pendidikan lebih tinggi, ibu yang lebih tua dengan
tingkat pendidikan lebih tinggi dari daerah perkotaan selama mereka menerima
pelayanan dari petugas kesehatan dengan maksimal.
Keterjangkauan lokasi tempat pelayanan kesehatan, dimana tempat
pelayanan yang lokasinya tidak strategis / sulit dicapai oleh para ibu
menyebabkan berkurangnya akses ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan, jenis
dan kualitas pelayanan yang tersedia dan keterjangkauan terhadap informasi.
Akses terhadap tempat pelayanan kesehatan dapat dilihat dari beberapa faktor,
seperti lokasi dimana ibu dapat memperoleh pelayanan kontrasepsi, pemeriksaan
antenatal, pelayanan kesehatan primer atau pelayanan kesehatan rujukan yang
tersedia di masyarakat (Fibriana Arulita, 2007).
Faktor pada Gambar 1. menunjukkan bahwa tidak semua ibu hamil
melakukan perawatan kehamilan secara rutin semasa kehamilannya. Pada masa
kehamilan, apabila ibu tidak melakukan perawatan maka bisa menimbulkan
kematian ibu maupun kematian bayi. Hal ini bisa diakibakan karena ibu
mengalami kehamilan resiko tinggi, komplikasi, pre-eklampsi, dan eklampsi pada
saat kehamilan, serta pendarahan antepartum yang berhubungan dengan
kurangnya perawatan ketika masa kehamilan. Wanita yang telah sakit semasa
belum hamil, dan tidak melakukan perawatan kehamilan maka penyakitnya akan
semakin bertambah parah ketika masa kehamilannya. Malaria, HIV/AIDS, anemia
dan malnutrisi berhubungan dengan peningkatan komplikasi kehamilan dan
kelahiran sehingga kematian karena kondisi ini menjadi lebih tinggi (Lincetto
Ornella et al, 2007).
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan pengawasan
kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau komplikasi kebidanan
yang lebih difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu.
Pemeriksaan antenatal perlu dilakukan secara dini, sehingga dapat ditemukan
sedini mungkin apabila ada tanda bahaya/komplikasi serta dapat diperhitungkan
C. Pembahasan
Perawatan kehamilan (Antenatal Care) merupakan komponen utama dalam
pelayanan kehamilan yang harus dilakukan oleh ibu hamil selama dia menjalani
proses kehamilan agar kesehatannya tetap terjaga (Devy Shrimarti dkk, 2011).
Kasus yang kelompok kami angkat adalah mengenai kasus kematian ibu hamil
yang masih tinggi di Sumatera Utara. Sebagaimana yang diberitakan dalam
website hariansumutpos.com disebutkan bahwa setiap bulannya ada 11 ibu hamil
di Sumatera Utara yang meninggal. Terhitung dari bulan Januari-Juni 2013
terdapat 67 kasus kematian ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya keterlambatan pertolongan, keterlambatan diagnosis, informasi pada
ibu hamil, rumah sakit, dan peralatan yang tidak memadai serta pendarahan,
infeksi pada ibu, eklamsia, dan kehamilan resiko tinggi.
Kasus ini amat memprihatinkan mengingat kehamilan adalah masa yang
penting dalam hidup wanita, keluarga dan masyarakat (Lincetto Ornella et al,
2007). Tingginya angka kematian ibu hamil di Sumatera Utara menunjukkan
bahwa status kesehatan masyarakat di sana masih rendah. Ada banyak faktor yang
menyebabkan hal tersebut terjadi, selain faktor yang terdapat dalam diri ibu hamil
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti faktor penguat dan faktor
pendukung misalnya sarana kesehatan, dukungan orang terdekat, keterjangkauan,
dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut yang akan mempengaruhi keputusan ibu
hamil untuk melakukan perawatan kehamilan atau tidak. Perawatan yang baik
selama masa kehamilan begitu penting untuk kesehatan ibu dan perkembangan
dari bayi dalam kandungan ibu. Sebagaimana yang dijelaskan dalam pustaka
bahwa tujuan perawatan kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat,
2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi, dan
3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal (Devy Shrimarti
dkk, 2011).
D. Simpulan
Perawatan kehamilan (Antenatal Care) merupakan komponen utama dalam
pelayanan kehamilan yang harus dilakukan oleh ibu hamil selama dia menjalani
proses kehamilan agar kesehatannya tetap terjaga. Dengan melakukan perawatan
kehamilan akan menurunkan Angka Keamtian Ibu dan Angka Kematian Bayi
sehingga indikator derajat kesehatan akan meningkat.
Daftar Pustaka
Devy, Shrimarti R.; dkk. 2011. Perawatan Kehamilan dalam Perspektif Budaya
Madura di Desa. Jurnal Promosi Kesehatan , 50-62.
Ibnouf, Adil H.; et al. 2007. Utilization of antenatal care services by Sudanese
women in their reproductive age. Saudi Med J , 738-743.
Lincetto, Ornella; et al. 2007. Antenatal Care. Dalam T. Adegboyega, & e. al,
Opportunities for Africas Newborns (hal. 51-62). Cape Town: Mills Litho.
Saifuddin, A. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Winkjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Fibriana, Arulita Ika. 2007. FaktorFaktor Risiko yang Mempengaruhi Kematian
Maternal (Studi Kasus Di Kabupaten Cilacap) Thesis Program Studi
Magister Epidemiologi. Universitas Diponegoro. Semarang
Lampiran