NOVEMBER 2014
Oleh :
Surya Setiawan
C 111 09 395
Pembimbing
Dr. dr. Sri Ramadhany, M.kes
Pembimbing
Waktu
: 10.00 Wita
Tempat
Penguji II
(dr. Muh. Rum Rahim, M.Sc)
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
terhadap sikap para responden memiliki sikap positif terhadap bahaya kosmetik
pemutih pada kesehatan kulit sebanyak 147 orang (99,32%).
Kesimpulan dan Saran: Tingkat pengetahuan siswi kelas X angkatan 2014 SMA
Negeri 5 Makassar terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit adalah
cukup dengan nilai persentase 57,43%. Sikap siswi kelas X angkatan 2014 SMA
Negeri 5 Makassar menujukkan nilai positif terhadap bahaya kosmetik pemutih pada
kesehatan kulit dengan nilai persentase 99,32%. Hendaknya bagi peneliti selanjutnya
dapat mengkaji lebih lanjut hubungan antara tingkat pendidikan responden terhadap
tingkat pengetahuannya. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih lanjut adakah
hubungan antara tingkat pengetahuan responden tentang bahaya kosmetik pemutih.
Pemerintah hendaknya sigap menilai secara objektif produk produk kosmetik mana
yang dapat dipasarkan sehingga bahaya atau efek samping dari kosmetik pemutih
dapat dicegah. Kepada pihak SMA Negeri 5 Makassar, kiranya perlu diadakan di
sekolah penyuluhan atau penghimbauan pada siswi-siswinya tentang bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh penggunaan kosmetik pemutih pada usia dini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..
HALAMAN PENGESAHAN.
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR SKEMA ..
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang masalah ..
1.2.Rumusan masalah ...
1.3.Batasan masalah ..
1.4.Tujuan penelitian
1.4.1. Tujuan umum
1.4.2. Tujuan khusus ...
1.5.Manfaat penelitian...
1
2
3
3
3
3
3
4
6
6
7
8
10
12
14
15
15
17
8
20
21
21
24
24
24
24
24
24
25
25
26
26
26
27
27
27
28
28
28
29
30
33
39
39
9
39
40
40
41
44
46
46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
30
31
Tabel
32
Tabel
32
Tabel
34
Tabel
35
38
11
Tabel
38
12
DAFTAR SKEMA
Skema
kerangka konsep
23
Skema
32
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
14
dapat menyebabkan kulit tampak putih tapi beberapa bulan berikutnya kulit wajah
mulai menghitam dan tampak bercak, berjerawat dan kulit menipis, serta perih bila
terkena matahari dan dapat menyebabkan kanker kulit.
Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmetikos yang berarti ketrampilan
menghias, mengatur. Defenisi kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.42.1018 adalah setiap bahan atau sediaan
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut,
kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama
untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Penggunaan kosmetik harus disesuaikan dengan aturan pakainya. Misalnya
harus sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur, dan
jumlah pemakaiannya sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Sebelum mempergunakan kosmetik, sangatlah penting untuk mengetahui lebih dulu
apa yang dimaksud dengan kosmetik, manfaat dan pemakaian yang benar. Maka dari
itu perlu penjelasan lebih detail mengenai kosmetik
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, untuk dapat
memberikan gambaran dan pemahaman yang lebih jelas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini meliputi tingkat pengetahuan siswi terhadap bahaya kosmetik
pemutih pada kesehatan kulit dan bagaimana sebenarnya sikap siswi setelah
mengetahui adanya bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit.
15
1.3.
Tujuan Penelitian
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :
1. Dapat membantu memberikan masukan kepada para pembaca terutama
remaja putri tentang pengetahuan akan kosmetik pemutih yang
berbahaya
2. Kepada pemerintah kiranya dapat lebih selektif memberikan izin
terhadap produksi maupun distribusi kosmetik pemutih, dalam hal ini
dapat dipertimbangkan kandungan zat maupun usia konsumen
3. Kepada
para
produsen
kosmetik
pemutih
diharapkan
dapat
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kosmetik Pemutih
Istilah kosmetik, yang dalam bahasa inggris cosmetics, berasal dari bahasa
yunani kosmetikos yang berarti kecakapan dalam menghias, juga dari kata
kosmein yang berarti menata atau menghias. Kata ini memiliki akar kata dari
kosmos yang merujuk kepada keteraturan (order) dan harmoni dari seluruh
semesta, juga merupakan bentuk atau struktur suatu benda. Salah satu arti kosmos
yang juga dikontraskan chaos adalah hiasan yang tertata, ornamen yang harmonis,
seperti kalung dan anting yang digunakan perempuan untuk mempercantik diri
mereka. Penggunaan kata ini konon diterapkan pada langit yang berbintang guna
menggambarkan bahwa langit itu diciptakan untuk menghiasi dan memperindah
bumi. Dalam hal ini istilah kosmotik yang kini menjadi alat kecantikan dan
perawatan tubuh kaum hawa lebih dekat pengertiannya kepada sesuatu yang
diletakkan pada anggota tubuh perempuan guna menjaga terpeliharanya keutuhan
lingkungan alam, satu juga agar terbentuk suatu keteraturan (order) dan harmoni dari
tubuh dan pikiran. 7
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 140 tahun 1991 kosmetika
adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga
mulut, untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan,
melindungi supaya dalam keadan baik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak
dimaksud untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. 7
Kosmetik sejauh yang diketahui oleh arkeolog pertama kali digunakan
dimesir pada 4000 tahun SM yang dibuktikan dari sisa artefak yang kemungkinan
digunakan untuk tata rias (make up) dan untuk penggunaan salep pewangi. Orang
yang pertama kali menggunakan kosmetik untuk wajahnya adalah nabi Yusuf ketika
menjawab sebagai wasir di negeri mesir. Namun, berbeda dengan tujuan penggunaan
17
kosmetik pada saat ini, nabi Yusuf justru menggunakan kosmetik untuk menutupi
kegagahan wajahnya yang bahkan digambarkan bisa membuat perempuanperempuan mesir menyayat tangannya sendiri akibat terpesona. Kemudian bersamaan
dengan permulaan era-Kristen, kosmetik pun digunakan menjadi secara luas di
kekaisaran romawi. Kohl (sebuah preparat yang diolah dari jelaga atau antimony2),
misalnya digunakan untuk menghitamkan bulu mata dan alis mata serta untuk
mempertegas garis bentuk kelopak mata. Pemerah muka digunakan untuk pipi, dan
berbagai bedak pemutih digunakan untuk mensimulasi atau menambah kewajaran
corak kulit. Sedang minyak mandi digunakan secara luas, serta berbagai bahan abrasif
yang digunakan sebagai pasta gigi dan parfum, yang baru digunakan belakangan,
diolah dari wewangian floral dan herbal yang diperoleh dari resin alami sebagai
fiksatif. 7
Kecantikan adalah pasword serba guna dan sakti yang memungkinkan
pemiliknya naik ke tingkat sosial yang lebih tinggi, atau paling tidak mendapat
perlakuan dan pelayanan lebih baik di kelas sosialnya sendiri. Meski semakin banyak
perempuan ynag menyadari bahwa kecantikan adalah hadiah dari Tuhan, bukan hasil
usaha atau prestasi, dan kendati masyarakat mulai menghargai perempuan karena
kecerdasan, kompetensi, dan kepribadiannya; namun, kecantikan masih tetap
merupakan senjata utama kaum hawa.8
Kalau tidak keliru, salah satu kriteria cantik sekarang ini adalah kulit wajah
yang terang atau putih. Kriteria ini bersumber dari doktrin yang didiktekan oleh
industri kecantikan, dikampanyekan secara terus-menerus melalui iklan di televisi,
majalah khusus perempuan, media luar ruang, sinetron, film layar lebar, aneka kontes
kecantikan, penjualan langsung door to door, dan lain-lain.8
Bicara mengenai kosmetik, berarti kita bicara mengenai wanita. Kosmetik
sangat identik dengan wanita. Sebagian wanita menempatkan kosmetik ini menjadi
kebutuhannya yang pertama. Karena ia marasa, kosmetik membuatnya tambah
percaya diri, membuatnya menjadi bertambah menarik dan membuatnya dapat
mempertahankan kesehatan dan kondisi kulitnya.9
18
19
hiperpigmentasi. Biasanya para wanita mengeluh kulitnya tambah gelap atau flekfleknya bertambah setelah bepergian ke daerah yang suhu udanya panas. Sinar
matahari memang merangsang pembentukan pigmen kulit. Pigmen sebenarnya
berguna untuk melidungi kulit dari efek jelek sinar matahari. 11
Sinar matahari yang perlu diwaspadai adalah antara jam 09.00 pagi sampai
15.00 sore, sehinga pada jam-jam tersebut sebisa mungkin tidak berada di bawah
terik matahari sebaiknya kulit yang terbuka diolesi tabir surya dengan kekuatan SPF
15 (Sun Protecting Faktor) atau lebih. 11
Yang dimaksud dengan SPF adalah beberapa kali lebih lama suatu bahan
dapat menghambat kemerahan pada kulit saat terpancar sinar matahari. Jadi kalau
suatu krim mempunyai SPF 15 maka krim tersebut dapat menghambat sampai 15 kali
lebih lama terjadinya kemerahan pada kulit karena tabir surya hanya bertahan 5 jam.11
c. Cream Pemutih
Saat anda tidur di malam hari, kulit tubuh anda sebenarnya sedang bekerja
untuk meremajakan kulit anda. Untuk itu anda harus mengenakan krem malam agar
kulit anda bisa bekerja dengan baik meski proses regenarasi ini berlangsung alami,
anda bisa membantu dengan menambahkan persediaan makanan untuk kulit. Bila
persediaan nutrisi cukup maka proses perbaikan sel kulit yang rusak juga akan
semakin berjalan lancar.12
Cara yang dapat anda lakukan adalah mengoleskan krem malam secara rutin
pada wajah, leher dan bagian-bagian tubuh yang perlu. Night cream atau krem malam
merupakan pelembab kulit tanpa kandungan tabir surya.12
Tetapi kandungan utama di setiap krem malam adalah natural moisturizer.
Pelembab alami inilah yang berfungsi mengatur kadar air dalam lapisan kulit anda
yang terluar atau biasa disebut stratum korneum. Pelembab ini tidak hanya
mendistribusikan air tetapi sifat humectantnya mampu menghindari dehidrasi kulit.
20
Karena fungsinya yang mengikat air maka bisa meminimalkan penguapan serta
menjamin ketersedian air yang cukup.12
Sedangkan day cream/cream siang biasanya diberi tambahan pelindung anti
ultra violet dan digunakan pada siang hari. Meski formulanya hampir sama dengan
cream malam memiliki kandungan nutrisi lebih banyak karena ditambah vitamin A,
C, E serta formula anti penuaan (anti aging) di dalamnya. Teksturnya pun cenderung
lebih kental bahkan menyerupai pasta.12
2.2.
Eye
Shadow
diproduksi
dari
Baolishi
Group
Hongkong
a. Merkuri
Merkuri (Hg)/Air Raksa termasuk logam berat berbahaya, yang dalam
konsentrasi kecil pun dapat bersifat racun. Pemakain merkuri (Hg) dalam cream
pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang
pada akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit
serta pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak,
ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis
tinggi juga dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta
merupakan sel karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) pada manusia.15,16,17
Merkuri (Hg) atau air raksa inorganik dipakai buat memutihkan kulit wajah,
khususnya di negeri Cina. Penggunaan Merkuri sebagai pemutih bahkan tercatat
dalam sejarah masyarakat di zaman Mesir Kuno. Masyarakat Mesir Kuno sudah
memanfaatkan merkuri. Barulah kemudian pada abad 18 dunia kedokteran memakai
merkuri sebagai obat sifilis. Sebenarnya ada jenis bahan pemutih lainnya yang dapat
dipergunakan sebagai pemutih yang jauh lebih aman dari merkuri antara lain AHA
(Asam Alfa Hidroksi). AHA yang terdapat dalam kosmetik pemutih dipasaran bebas
umumnya berkadar 4%, sedangkan yang di anjurkan oleh dokter lebih besar dari 8%.
1,3,18
23
24
lama, kosmetik tersebut akan diserap melalui kulit dan dialirkan melalui darah ke
seluruh tubuh, akhirnya merkuri itu akan mengendap di dalam ginjal, sehingga
menyebabkan gagal ginjal yang sangat parah bagi pemakainya.1,3
Bagi mereka yang memakai cream pemutih sebaiknya perlu selalu
mewaspadai jika tidak jelas apa kandungan bahan kimiawinya. Pemutih yang baik
adalah pemutih yang aman dan efektif, jika memang dinamakan pemutih harus
menghasilkan sesuai dengan yang dijanjikan yaitu dapat memutihkan. Kerja pertama
pemutih kulit adalah menghancurkan epidermis atau lapisan kulit teratas dari wajah
maupun tubuh. Bahan seperti merkuri, hydroquinone atau steroid memang terbukti
reaktif dan sangat cepat melakukan proses pengangkutan ini. Secara teori, pemutihan
kulit bisa saja dilakukan dengan penipisan kulit misalnya dengan luar menggunakan
bahan scrubbing dari bengkuan (secara tradisional) atau bahan kimia. Tapi kalau kulit
tipis dan terus-menerus terpapar matahari, akibatnya akan merubah warna jadi merah
atau bahkan terbakar. Proses pemutihannya pun, membutuhkan waktu selama
beberapa bulan. Pemakain pemutih yang benar adalah hanya pada kulit yang berubah
warna akibat terpapar sinar matahari. Untuk yang ingin berkulit putih, rajin-rajinlah
membersihakn kulit dan hindari matahari. Ketika membeli kosmetik sebaiknya lebih
berhati-hati dalam memilih dan menggunakan produk pemutih, kenali dahulu seperti
apa pemutih yang aman bagi tubuh dan wajah. Ciri-ciri kosmetik produk pemutih
yang berbahan merkuri umumnya tampak pearly (putih mengkilap). Kendati tidak
mencantumkan kandungan merkuri, tetap tidak boleh yakin pasti tidak bermerkuri.
Jadi, baca terlebih dahulu label dan aturan pakai yang tertera dalam kemasan produk
skin whitening (pemutih) yang telah diseleksi dan diteliti kandungan kimia dan
keamanannya bagi tubuh oleh BPOM atau DEPKES.3
b. Hidroquinon
Hidroquinon termasuk golongan obat keras, yang hanya dapat digunakan
berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter
dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat
25
menyebabkan kelainan pada ginjal (nephropathy), kanker sel darah putih (leukimia)
dan kanker sel hati (hepatoceluler adenoma).3,19
Hidroquinon
sebetulnya
diperbolehkan
ada
dalam
kosmetik.
Tetapi
konsentrasinya tidak boleh lebih dari 2%. Penggunaan lebih dari itu harus
sepengetahuan dokter. Pemakaian tak terkontrol berisiko terjadinya iritasi, kulit
menjadi sensitif, perih, dan kemerahan. Risiko itu lebih besar pada wanita yang
berkulit putih.3
Kegunaan Hydroquinone adalah menurunkan pembentukan melanin pada
kulit. Melanin adalah pigmen pada kulit yang memberikan warna gelap/coklat.
Hydroquinone digunakan untuk mencerahkan daerah gelap pada kulit seperti kerut,
bintik-bintik penuaan, melasma, (warna gelap/kusam pada kulit yang timbul
disebabkan oleh alat kontrasepsi) Hal-hal yang perlu diketahui dalam penggunaan
hydroquinone: Hindari sinar matahari atau sinar UV buatan (lampu UV). Kulit dapat
menjadi lebih gelap, harus menggunakan sunscreen minimum SPF 15. Tidak boleh
digunakan pada kulit yang telah terbakar sinar matahari, terkena angin/debu, kering,
pecah-pecah, teriritasi, luka terbuka. Kondisinya bisa semakin memburuk jika tetap
digunakan. Harus menunggu kondisi sembuh baru bisa menggunakan hydroquinone.
(Bagaimana mungkin jika demikian kulit yang bermasalah justru harus menghindari
hydroquinone, sedangkan banyak orang yang berjerawat/iritasi justru ingin kembali
normal). Tidak boleh digunakan pada kulit yang memiliki masalah alergi, tidak boleh
digunakan jika memiliki masalah hati atau ginjal. Tidak diketahui apakah dapat
berbahaya bagi bayi dalam janin pemakai. Jadi sebaiknya dihindari jika dalam
keadaan hamil. Tidak diketahui apakah dapat berbahaya bagi bayi yang mendapat
ASI pada ibu yang memakai hydroquinone. Hydroquinone hanya digunakan pada
kulit yang terkena masalah seperti bintik-bintik penuaan, warna gelap pada kulit dll,
(jadi tidak seluruh muka, ini juga kan repot atau berarti tidak aman bagi daerah kulit
yang tidak bermasalah) Tidak boleh digunakan pada mata, bibir, dalam hidung atau
mulut. Bibir dapat kaku. Hydroquinone harus digunakan secara teratur untuk
26
memperoleh hasil yang maksimal. Jika waktu digunakan teratur ternyata ada hari
dimana kita lupa memakainya, dosisnya tidak boleh digandakan pada pemakaian
berikutnya. Pemakaian hydroquinone tidak boleh digunakan bersamaan dengan atau
tidak boleh dicampur dengan semua produk peroxide, seperti benzoyl peroxide,
hydrogen peroxide dll. Efek samping hydroquinone Kulit kering, pecah2 ,
Kemerahan/seperti kulit terbakar, iritasi, Perubahan warna pada kulit , Gatal2,
bengkak, Sakit kepala, Sulit bernafas, dll.3
c. Rhodamin B
Bahan pewarna K.10 (Rhodamin B) dan merah K.3 (CI Pigment Red 53 :
D&C No. 8 :15585) merupakan zat warna sintetis yang pada umumnya digunakan
sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi
pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan
kanker) serta Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan
pada hati. 3
Ketiga bahan berbahaya dia atas yang terkandung dalam kosmetik sangat
bersifat toksik. Selain menyebabkan efek lokal di tempat kontak, suatu toksikan akan
menyebabkan kerusakan bila ia diserap oleh organisme itu. Absorbsi dapat melalui
kulit, saluran cerna, paru-paru, dan beberapa jalur lain. Selain itu, sifat dan hebatnya
efek zat kimia terhadap organisme ini tergantung dari kadarnya di organ sasaran.
Kadar ini tidak hanya tergantung pada dosis yang diberikan tetapi juga pada beberapa
faktor lain seperti derajat absorbsi, distribusi, pengikatan dan ekskresi. Agar dapat
diserap, didistribusi, dan akhirnya dikeluarkan, suatu toksikan harus melewati
sejumlah membran sel. Suatu toksikan melewati membran sel melalui empat
mekanisme yang terpenting di antaranya adalah difusi pasif lewat membran
mekanisme lain adalah filtrasi lewat pori-pori membran, transport lewat perantara
carier dan pencaplokan oleh sel.10,12
27
Jalur utama bagi penyerapan toksikan adalah saluran cerna, paru-paru dan
kulit. Kulit umunya relatif impermeabel, dan karenanya merupakan sawar yang baik
yang memisahkan organisme itu dari lingkungannya. Namun, beberapa zat dapat
diserap melalui kulit dalam jumlah cukup banyak sehingga menimbulkan efek
sistemik.10,12,19
Suatu zat kimia dapat diserap lewat folikel rambut atau lewat sel-sel kelenjar
keringat atau sel kelenjar sebasea. Namun penyerapan lewat jalur ini kecil sekali
sebab struktur ini hanya sebagian kecil dari permukaan kulit. Maka absorbsi zat kimia
di kulit sebagian besar adalah menembus lapisan kulit yang terdiri atas epidermis dan
dermis.15
Fase pertama absorbsi perkutan adalah difusi toksikan lewat epidermis yang
merupakan sawar terpenting, terutama stratum korneum. Stratum korneum terdiri atas
beberapa lapisan sel mati yang tipis dan rapat, yang berisi bahan (protein filamen)
yang resisten secara kimia. Sejumlah kecil zat-zat polar tampaknya dapat berdifusi
lewat permukaan luar filamen protein stratum korneum yang terhidrasi.15,21
Fase kedua absorbsi perkutan adalah difusi toksikan lewat dermis yang
mengandung medium difusi yang berpori, nonselektif dan cair. Oleh karena itu,
sebagai sawar, dermis jauh kurang efektif dibandingkan stratum korneum. Akibatnya
abrasi atau hilangnya stratum korneum menyebabkan sangat meningkatnya absorbsi
perkutan. Zat-zat asam, basa, dan gas mustard juga akan menambah absorbsi dengan
merusak sawar ini.15,21
2.3.
28
sesuatu yang diketahui karena mempelajari ilmu dan yang diketahui karena
mengalami, melihat dan mendengar.
Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindera manusia yakni : penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan bau. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. (Notoadmodjo, 2003).
Pengetahuan kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Selanjutnya menurut pengalaman
dan hasil penelitian Rogers (1974) bahwa perilaku yang didasari pengetahuan.
Pengetahuan atau kognitif yang merupakan dominan yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan yang dicakup dalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkatan :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima, merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (recall). Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dalam
konteks situasi yang lain.
29
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat logam),
membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk kemampuan yang baru. Dengan
kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari
formulasi-formulasi
yang
ada.
Misalnya
dapat
menyusun,
merencanakan,
tertentu tentang mempermudah sikap orang itu. Sikap tidak berdiri sendiri tapi
senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek. Objek sikap itu dapat
merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal tertentu.
Sikap dapat dibentuk atau berubah melalui 4 macam cara :
a. Adopsi : Yakni kejadian-kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang dan
teru menerus. Lama kelamaan secara bertahap kedalam diri individu dan
mempengaruhi suatu sikap.
b. Diferensiasi
Dengan
berkembangnya
intelegensia,
bertambahnya
31
32
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1.
Kosmetik yang ditawarkan oleh produsen dengan segala macam klaim dan imingiming diharapkan akan menjadi konsumsi para siswi. Sedangkan ada produsen yang
tidak memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan penggunaan kosmetik.
Sementara siswi yang dalam tahap perkembangan mencari jati diri dengan segala
kebanggaan dan keinginan untuk tampil sempurna akan menggunakan kosmetik
sebagai salah satu cara untuk memoles diri. Seberapa besar kecenderungan remaja
dalam mengkonsumsi kosmetik untuk lebih mempercantik diri tentu saja dipengaruhi
oleh beberapa faktor,diantaranya :
1. Umur
Target produsen untuk pemasaran produk kosmetiknya adalah remaja putri
dan wanita dewasa. Kebanyakan dari konsumen produk kosmetik sudah mulai
menggunakan kosmetik sejak masih remaja. Hal ini mereka lakukan untuk bisa
tampil lebih cantik dan memelihara kecantikan mereka lebih dini. Sementara bagi
mereka wanita dewasa menggunakan kosmetik dimaksudkan untuk pencegahan
penuaan dini.
2. Alasan tidak pakai kosmetik
Setiap siswi mempunyai alasan yang berbeda mengapa ia menggunakan
kosmetik pemutih. Untuk itu remaja harus tahu betul atas dasar apa ia menggunakan
suatu kosmetik pemutih. Seberapa pentingkah kosmetik pemutih tersebut bagi
dirinya.
3. Tingkat pengetahuna siswi terhadap bahaya kosmetik pemutih
Semakin banyaknya kosmetik pemutih yang beredar di pasaran, membuat
tingginya angka risiko para konsumen menggunakan kosmetik pemutih yang
33
Kerangka Konsep
BAHAYA KOSMETIK
PEMUTIH PADA
KESEHATAN KULIT
PENGETAHUAN
SIKAP
34
: Kuisioner
Cara ukur
b.
c.
Kurang
b. Cukup
c. Kurang
d. Buruk
2. Sikap
Definsi : pertanyaan setuju atau tidak setuju tentanh hal yang berkaitan adanya
bahaya pada kosmetik pemutih yang memberikan efek pada kesehatan kulit.
Alat ukur
: kuisioner
Cara ukur
35
Kriteria Objektif :
a. Positif
36
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1.
Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui
tingkat pengetahuan dan sikap siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar
terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit dengan membuat penelitian
berdasarkan kuisioner.
4.2.
Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA NEGERI 5 MAKASSAR
4.3.
Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama masa kepanitraan klinik dibagian Ilmu
4.4.1. Populasi
Populasi yang dalam penelitian ini adalah siswi kelas X angkatan 2014
SMA Negeri 5 Makassar
4.4.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah siswi kelas X angkatan 2014 yang
besekolah di SMA Negeri 5 Makassar
+
37
= 147,63 148
4.5.
Menajemen Penelitian
38
Etika Penelitian
1. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti membuat surat
izin tertulis dan diserahkan ke kantor Gubernur Sulawesi Selatan, kantor
Walikota Makassar dan kantor Dinas Pendidikan kota Makassar
2. Setalah mendapat izin persetujuan meneliti dari dinas pendidikan kota
Makassar surat izin meneliti tersebut di serahkan ke kepala sekolah SMA
Negeri 5 Makassar untuk mendapat izin menelliti disekolah tersebut.
3. Informasi yang diberikan oleh subjek peneliti akan dijaga kerahasiaannya
oleh peneliti.
39
BAB V
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1.
Identitas Sekolah
SMA Negeri 5 Makassar terletak di jalan Taman Makam Pahlawan nomor 4
Makassar. SMA Negeri 5 Makassar di dirikan pada tahun 1979, dan pada tahun 2007
sekolah ini mulai menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan sebelumnnya
dengan KBK. SMA Negeri 5 Makassar dipimpin oleh Drs. Rahmat sebagai kepala
sekolah, dengan jumlah siswi 1017 siswi (35 siswi per kelas).
SMA Negeri 5 Makassar berdiri berdasarkan keputusan menteri pendidikan
dan kebudayaan republik Indonesia No : U388/C/1977 dan tepatnya tanggal 9
Agustus 1977. Pendirian sekolah ini untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di
Sulawesi Selatan dan khususnya di kota Makassar, sabagai wadah dan wahana untuk
mencetak sumberdaya manusia yang berilmu, bermutu dan berahlaq sebagaimana
amanah Tujuan Pendidikan Nasional yang berdasarkan pancasila dan undangundang dasar 1945.
5.2.
40
41
WAKASEK
SARANA &
PRASARANA
WAKASEK
KEMAHASISWAAN
WAKASEK
KURIKULUM
KOMITE
WAKASEK
HUMAS
WAKASEK
SDM
TATA USAHA
UNIT PERPUSTAKAAN
GURU
GURU
UNIT LABORATORIUM
GURU
GURU
GURU
42
BAB VI
HASIL PENELITIAN
6.1.
Karakteristik Responden
1,36
14
31
21,09
15
110
74,32
16
3,40
Total
148
100
43
Umur (tahun)
Total
14
n
3
15
n
29
16
n
3
Ya
13
n
0
35
23,65
Tidak
28
81
113
76,35
31
110
148
100,00
Total
Dari tabel 6.2. diperoleh data siswi SMA Negeri 5 Makassar kelas X angkatan
2014 yang menggunakan kosmetik pemutih dengan jumlah responden sebanyak 35
orang (23,65%), dengan umur responden mulai dari umur 14 tahun sebanyak 3 orang,
15 tahun sebanyak 29 orang dan umur 16 tahun sebanyak 3 orang.
44
20
17,7
13
11,50
13
11,50
11
9,7
4,42
11
9,78
Berdasarkan
45
(11,50%) dengan alasan masing masing merasa masih kecil dan takut efek samping
yang bisa timbul dari penggunaan kosmetik pemutih serta merasa kulit natural tanpa
kosmetik itu lebih baik. Adapun dengan alasan orang tua sebanyak 11 orang ( 9,7%),
hanya takut efek samping dari kosmetik pemutih sebanyak 5 orang ( 4,42%), dan
berbagai alasan lainnya seperti merasa sudah putih, tidak percaya dengan kosmetik
pemutih , pernah menggunakan dan mendapatkan efek yang tidak baik sebanyak 11
orang (9,78%).
6.2.
Presentase (%)
41
27,70
85
57,43
22
14,87
148
100
Total
Sumber : Data Primer 2014
46
bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit pada siswi kelas X angkatan 2014
SMA Negeri 5 Makassar adalah cukup.
Kriteria objektif
Apa yang anda ketahui tentang
pemutih kulit ?
Benar
Salah
Kosmetik berasal dari kata yunani
kosmetikos yang berarti ?
Benar
Salah
Definisi
kosmetik
menurut
peraturan Manteri kesehatan RI
adalah ?
Benar
Salah
Instansi yang mengawasi obat dan
makan di Indonesia adalah ?
Benar
Salah
Peraturan manteri kesehatan RI
no berapa yang mengatur tentang
kosmetik ?
Benar
salah
Jenis kosmetik pemutih yang
anda ketahui ?
Benar
Salah
Apakah saudari tau bahan
kosmetik yang dilarang oleh
BPOM RI ?
Benar
Salah
responden
Interpretase
117
31
79,05
20, 95
Cukup
85
63
57,43
42,57
139
9
93,91
6,09
Baik
133
15
89,86
10,14
Baik
6
132
4,05
95,95
Buruk
82
66
55,40
44,60
Kurang
91
53
61,47
38,53
Kurang
Cukup
47
Kriteria Objektif
Apakah anda tau bahaya atau efek
yang akan ditimbulkan oleh zat
berbahaya yang tercampur dalam
kosmetik pemutih ?
Benar
Salah
Mercuri (Hg) termasuk dalam
golongan ?
Benar
Salah
Rhodamin B termasuk dalam
golongan ?
Benar
Salah
Sumber : data primer 2014
Responden
Jumlah
%
131
17
88,51
11,49
Baik
129
19
87,16
12,84
Baik
26
122
17,57
82,43
Buruk
Interpretase
48
(61,47%). Untuk arti kata kosmetik sendiri dari asal katanya dan jenis-jenis kosmetik
pemutih, tingkat pengetahuan responden mengenai hal ini tergolong kurang. Arti kata
kosmetik secara bahasa hanya 85 orang (57,43%) yang dapat menjawab dengan
benar, dan jenis-jenis kosmetik yang tidak hanya meliputi cream pemutih namun juga
meliputi sabun pemutih dan pelembab tabir surya hanya 55,40% (82 orang) yang
dapat menjawab dengan benar.
Sedangkan peraturan menteri kesehatan yang mengatur tentang kosmetik dan
golongan dari Rhodamin B yang merupakan salah satu dari kandungan kosmetik
pemutih berbahaya, tingkat pengetahuan siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5
Makassar tentang hal ini tergolong buruk. Dari 148 responden, hanya 6 orang
(4,05%) yang dapat menjawab dengan benar pertanyaan tentang peraturan menteri
kesehatan yang mengatur tentang kosmetik, dan yang dapat menjawab dengan benar
bahwa rhodamin B merupakan zat pewarna sintesis hanya 26 orang (17,57%) dari
148 responden.
147
99,32
0,68
148
100
49
responden
Interpretase
123
25
82,99
17,01
Positif
146
2
98,64
1,36
Positif
138
10
93,20
6,80
Positif
148
0
100
0
Positif
145
3
97,96
2,04
Positif
147
1
99,32
0,68
139
9
93,88
6,12
Positif
Positif
50
Kriteria Objektif
Kosmetik
pemutih
harus
memberikan efek yang sesuai dengan
tujuannya
Setuju
Tidak setuju
Penggunaan
kosmetik
Cuma
diperuntukkan pada tubuh bagian
luar
Setuju
Tidak setuju
Sebaiknya penggunaan kosmetik
dihentikan dan konsultasi ke dokter
apabila muncul efek yang tidak
sesuai yang diharapkan
Setuju
Tidak setuju
Sumber : data primer 2014
Responden
Jumlah
%
Interpretase
142
6
95,92
4,08
Positif
148
0
100
0
Positif
148
0
100
0
Positif
Dari hasil evaluasi jawaban pernyataan tentang bagaimana sikap siswi kelas X
angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar dapat dilihat pada tabel bahwa semua
pernyataan sikap menunjukkan interpretasi yang positif dengan persentase diatas
80%. Tiga pernyataan sikap meliputi pernyatan dalam memilih jenis kosmetik
pemutih yang digunakan, harus dipikirkan dalam hal kegunaan maupun kebutuhan,
Penggunaan kosmetik Cuma diperuntukkan pada tubuh bagian luar, dan Sebaiknya
penggunaan kosmetik dihentikan dan konsultasi ke dokter apabila muncul efek yang
tidak sesuai yang diharapkan, semua responden (100%) memberikan sikap yang
positif. Persentase sikap positif yang paling rendah yakni 82,99% (123 orang)
terdapat pada pernyataan semua wanita harusnya memakai kosmetik pemutih dimana
terdapat 25 orang ( 17,01%) yang memiliki sikap negative terhadap hal ini.
51
BAB VII
PEMBAHASAN
7.1.
Karakteristik Responden
masing masing berjumlah 3 orang, sedangkan tidak ada siswi berusia 13 tahun yang
menggunakan kosmetik pemutih.
7.1.4. Deskripsi
Pemutih
Alasan
Memilih
Berdasarkan
Tidak
Jumlah
Menggunakan
Responden
Kosmetik
yang
Tidak
kosmetik pemutih sebanyak 5 orang (4,42%), dan berbagai alasan lainnya seperti
merasa sudah putih, tidak percaya dengan kosmetik pemutih, pernah menggunakan
dan mendapatkan efek yang tidak baik sebanyak 11 orang (9,78%).
7.2.
menyangkut tentang mengingat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal
yang terperinci untuk teori, tetapi apa yang diberikan adalah penggunaan ingatan atau
keterangan yang sesuai.
Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa tingkat
pengetahuan siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar terhadap bahaya
kosmetik pemutih pada kesehatan kulit secara umum adalah cukup. Hal ini
berdasarkan kriteria objektif yang telah ditetapkan bahwa responden yang menjawab
8 pertanyaan dengan benar tergolong baik, responden yang menjawab 5-7
pertanyaan dengan benar tergolong kurang, responden yang hanya dapat menjawab
kurang dari 5 soal dengan benar tergolong cukup.
Berdasarkan data didapatkan bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas X
angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makasar terhadap bahaya kosmetik pemutih pada
kesehatan kulit adalah cukup, yakni dari 148 responden, 85 responden dapat
54
menjawab 5-7 pertanyaan dengan benar. Hal ini mungkin dapat dihubungkan dengan
tingkat pendidikan yang belum mencapai tingkat pendidikan yang cukup tinggi.
Responden baru saja naik satu tingkat dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke
Sekolah Menengah Atas (SMA) sehingga hal ini yang menjadikan tingkat
pengetahuan responden terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit
masih tergolong cukup, yang mana dapat pula dihubungkan dengan responden yang
memiliki persentase yang lebih besar tidak menggunakan kosmetik pemutih yakni
89,86% sehingga pengalaman sebagai tingkatan pengetahuan pun masih kurang.
Untuk kedua hal tersebut, kiranya dapat diteliti lebih lanjut untuk penelitian
selanjutnya.
Sedangkan berdasarkan hasil evaluasi diperoleh bahwa tingkat pengetahuan
siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar mengenai definisi kosmetik,
Instansi yang mengawasi obat dan makanan di Indonesia, Bahaya atau efek yang
ditimbulkan oleh zat berbahaya pada kosmetik pemutih, dan golongan dari mercuri
(Hg) adalah baik. Definisi kosmetik menurut peraturan Menteri Kesehatan RI,
responden yang menjawab benar adalah 139 orang (93,91%), dan BPOM sebagai
instansi yang mengawasi obat dan makanan, responden yang dapat menjawab dengan
benar adalah 133 orang (89,86%), untuk pengetahuan akan bahaya atau efek yang
akan ditimbulkan oleh zat berbahaya yang tercampur dalam kosmetik pemutih
pengetahuan responden tergolong baik dengan persentase 88,51% (131 orang
menjawab dengan benar) dimana efek jangka panjang yang akan timbulkan oleh
pemakaian kosmetik pemutih adalah kanker kulit.
Untuk pengetahuannya tentang pemutih kulit dan bahan kosmetik yang
dilarang BPOM tergolong cukup. Pemutih kulit yang memiliki definisi produk yang
mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat melamin, responden
yang menjawab dengan benar adalah 117 orang (79,05%). Bahan kosmetik yang
dilarang oleh BPOM RI yang dapat menjawab dengan benar adalah 91 orang
(61,47%). Untuk arti kata kosmetik sendiri dari asal katanya dan jenis jenis kosmetik
55
pemutih, tingkat pengetahuan responden mengenai hal ini tergolong kurang. Arti kata
kosmetik secara bahasa hanya 85 orang (57,43%) yang dapat menjawab dengan
benar, dan jenis jenis kosmetik yang tidak hanya meliputi cream pemutih namun juga
meliputi sabun pemutih dan pelembab tabir surya hanya 55,40% (82 orang) yang
dapat menjawab dengan benar.
Sedangkan peraturan menteri yang mengatur tentang kosmetik dan golongan
dari Rhodamin B yang merupakan salah satu dari jenis kosmetik pemutih berbahaya,
tingkat pengetahuan siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar tentang
hal ini tergolong buruk. Dari 148 responden, hanya 6 orang (4,05%) yang dapat
menjawab dengan benar pertanyaan tentang peraturan menteri yang mengatur tentang
kosmetik, dan yang dapat menjawab dengan benar bahwa rhodamin B merupakan zat
pewarna sintesis hanya 26 orang (17,57%) dari 148 responden.
Dari penjabaran diatas dapat dilihat mengenai penggolongan dari jenis
kosmetik pemutih, dimana tingkat pengetahuan mengenai golongan merkuri baik,
sedangkan tingkat pengetahuan mengenai golongan Rhodamin B tergolong buruk.
Dapat dilihat walaupun merkuri dan Rhodamin B sama merupakan kosmetik pemutih
berbahaya, tingkat pengetahuan responden untuk kedua zat tersebut berbeda dimana
responden memiliki pengetahuan yang baik tentang merkuri sedangkan justru buruk
mengenai Rhodamin B.
Untuk pengetahuan akan bahaya atau efek yang akan ditimbulkan oleh zat
berbahaya yang tercampur dalam kosmetik pemutih pengetahuan responden
tergolong baik. Walaupun tingkat pengetahuan responden baik mengenai efek bahaya
dari kosmetik pemutih, tingkat pengetahuan responden terhadap zat berbahaya pada
kosmetik pemutih justru tergolong cukup dan jenis jenis kosmetik pemutih tingkat
pengetahuannya masih tergolong kurang. Hal ini dapat dihubungkan dengan
rendahnya angka responden yang menggunakan kosmetik pemutih dan menganggap
dirinya masih kecil/dibawah umur sehingga pemikiran lanjut untuk mengetahui jenis-
56
jenis kosmetik itu tidak terpikirkan. Hal ini kiranya masih membutuhkan penelitian
lebih lanjut.
7.3.
bertindak sesuatu dengan sikap objek tadi, jadi sikap senantiasa terarah terhdap suatu
hal, suatu objek tidak ada sikap yang tanpa objek.
Dari hasil penelitian didapatkan, bahwa hanya 1 orang saja ( 0,68%) yang
memiliki sikap negatif, dimana 147 orang (99,32%) dari 148 responden memiliki
sikap positif terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit. Hal ini
didasarkan pada kriteria objektif bahwa Sikap berrinterpretasi Positif jika responden
memiliki sikap positif 50% dari 10 pernyataan yang ada, sedangkan sikap
berinterpretasi negative jika reponden memiliki sikap negative 50% dari 10
pernyataan yang ada.
Dari hasil penelitian yang didapatkan jelas terlihat bahwa siswi kelas X
angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar memiliki sikap positif terhadap bahaya
kosmetik pemutih pada kesehatan kulit. Dapat pula dihubungkan dengan rendahnya
angka responden yang menggunakan kosmetik pemutih serta tingkat pengetahuan
tentang bahaya kosmetik pemutih dimana responden memiliki persentase 88,51%
yang tergolong baik. Hal ini kiranya dapat menjadi pertimbangan kebih lanjut untuk
penelitian selanjutnya.
Berdasarkan
siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar terhadap bahaya kosmetik
pemutih pada kesehatan kulit menunjukkan interpretasi yang positif dengan
persentase diatas 80%. Tiga pernyataan sikap meliputi pernyatan dalam memilih jenis
kosmetik pemutih yang digunakan, harus dipikirkan dalam hal kegunaan maupun
kebutuhan, Penggunaan kosmetik Cuma diperuntukkan pada tubuh bagian luar, dan
57
58
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai tingkat
pengetahuan dan sikap siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar tentang
bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit, maka saya dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Tingkat pengetahuan siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar
terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit adalah cukup dengan
nilai persentase 57,43%
2. Sikap siswi kelas X angkatan 2014 SMA Negeri 5 Makassar menujukkan nilai
positif terhadap bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit dengan nilai
persentase 99,32%
8.2.
SARAN
Setelah diadakan penelitian, maka peneliti dapat menyarankan
1. Hendaknya bagi peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih lanjut hubungan
antara tingkat pendidikan responden terhadap tingkat pengetahuannya
mengenai bahaya kosmetik pemutih pada kesehatan kulit
2. Hendaknya bagi peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih lanjut adakah
hubungan antara tingkat pengetahuan responden tentang bahaya kosmetik
pemutih pada kesehatan kulit terhadap sikap responden
59
60
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Olson, R. Karl. Poisoning & Drug Overdose. Mc Graw Hill. San Franscisco;
2003.
4.
Katzung, G.B. Basic & Clinical Pharmacology. Mc Graw Hill. San Franscisco;
2005
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Aisyiyah Nasyiatul. Awas Bahaya Pemutih Pada Kosmetik. [Cited Mei 2013].
Available from : http://pdna-semarang.com/2006/11/awas-bahaya-pemutihpada-kosmetik.html
12.
61
13.
Yasmin, Silvi. Awas Kosmetika Beracun! Ingin Cantik, Justru Dapat Penyakit.
.[Cited
Mei
2013].
Available
from
http://www.modusaceh-
news.com/files/hal/hal9-IIedisi07tahun62008.pdf.
14.
[Cited
Mei
2013].
Available
from
http://cybebermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Hot+Topic&y=cyb
ermedI0I0I4I4
15.
Almighwar, M. Psikologi Remaja Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Pustaka
Setia Budi. Bandung; 2006.
16.
17.
18.
Manurung. R. Buang Pemutih Itu, Kalian Pasti Tetap Cantik. . [Cited Mei
2013].
Jakarta
Available
from
http://ayomerdeka,wordpress.com/2008/11/01/buang-pemutih-itu-pasti-tetapcantik
19.
Kosmetik Bisa Jadi Kawan, Bisa Jadi Lawan. . [Cited Mei 2013]. Available
from : http://beutyskin.tripod.com/kosmetik_html.
20.
21.
Indrastii, R. Kulit Tetap Sehat dan Cantik Selama Haji. [Cited Juni 2013].
Available from : http://cantik-sehat.com/news/2006/09/22/kulit-tetap-sehatdan-cantik-selama-haji/
22.
Devi. Night Cream for Health Skin. [Cited Juni 2013]. Availabel from:
http://www.resep.web.id/tips/night-cream-for-health-skin.htm.
23.
2013].
Available
from:
62
http://nasional.kompas.com/read/2008/11/26/14312010/kosmetik.berbahaya.bis
a.akibatkan.kerusakan.otak
63
LAMPIRAN
64
KUISIONER
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI KELAS X ANGKATAN
2014 SMA NEGERI 5 MAKASAAR TERHADAP BAHAYA KOSMETIK
PEMUTIH PADA KESEHATAN KULIT
Mohon diisi pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan lengkap
Untuk pertanyaan pilihan, beri tanda (x) pada jawaban yang Anda pilih
NAMA
UMUR
KELAS
JENIS KELAMIN
tahun
A. Tingkat pengetahuan
1. apa yang anda ketahui tetang pemutih kulit ?
a. pemutih adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat
menekan atau menghambat melamin (sel pemberi warna pada kulit)
b. pemutih adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat
menekan atau menghambat sebum (sel lemak)
c. pemutih adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat
menekan atau menghambat reepitalisasi kulit
2. kosmetik berasal dari kata yunani kosmetikos yang berarti ?
a. keterampilang mewarnai dan mengatur
b. keterampilang menghias dan mewarnai
c. keterampilan menghias atau menata
3. definisi kosmetik menurut peraturan Manteri kesehatan RI adalah ?
a. setiap bahan atau sediaan yang digunakan pada tubuh bagian dalam
b. setiap bahan atau sediaan yang siap digunakan pada bagian luar tubuh
c. setiap bahan atau sediaan yang siap digunakan pada tubuh bagian luar
dan dalam
65
66
B. Sikap
(Berilah tanda pada kolom Setuju atau Tidak Setuju sesuai dengan jawaban anda)
No
Pernyataan sikap
10
Setuju
Tidak setuju
67
BIODATA PENULIS
Nama
: Surya Setiawan
Satambuk
: C 111 09 395
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Bugis
Alamat
Ayah
: Husein Setiawan
Ibu
Pendidikan
68