Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/850/I/2011
1/2
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
2.
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1. Definisi:
Adalah pemberian identitas pada bayi baru lahir
dengan ketentuan :
a. Gelang merah : Diberikan pada bayi dengan
jenis kelamin perempuan
b. Gelang biru
b.
c.
d.
1)
2)
3)
e.
tentang
tujuan
dan
manfaat
pemberian identitas.
f.
g.
h.
i.
E. UNIT TERKAIT
Ruang Melati
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/851/I/2011
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1.
2.
3.
Pemeriksaan
penunjang
Penatalaksanaan :
a.
b.
c.
d.
Setelah
didiagnosa
kehamilan
lewat
waktu,pasien di beritahu.
e.
E. UNIT TERKAIT
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/852/I/2011
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
A. PENGERTIAN
bayi
lahir
normal
adalah
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1.
b.
c.
d.
2.
4.
Dilakukan
perawatan
tali
pusat
sesuai
prosedur.
5.
Diberikan
imunisasai
Hbo
Uniject
E. UNIT TERKAIT
PERDARAHAN ANTEPARTUM
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/853/I/2011
1/2
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
1.
2.
3.
D. PROSEDUR
1.
b.
OUI ( plasenta
d.
2.
3.
lakukan SC
b. Plasenta previa lateralis lakukan induksi, jika
perdarahan tambah banyak lakukan SC.
c. Plasenta letak rendah, pecah ketuban lakukan
induks.
d. Solusio plasenta lakukan induksi dalam waktu 6
jam harus lahir, jika gagal anak hidup lakuka SC.
e. Plasenta previa pada kehamilan < 35 minggu, jika
perdarahan sedikit dipertahankan, jika perdarahan
banyak lakukan SC.
E. UNIT TERKAIT
PRESENTASI BOKONG
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/854/I/2011
1/2
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
1.
2.
D. PROSEDUR
3.
1.
Kriteria diagnosis
a.
b.
c.
d.
2.
3.
Penatalaksanaan
a.
Dalam kehamilan
pada kehamilan <34 minggu (PLD) posisi lutut
dada.jika berhasil pertahan kan sampai aterm,
jika gagal kontrol tip minggu pada kehamilan > 34
minggu
lakukan
versi
luar,
jika
berhasil
Dalam persalinan
1)
2)
3)
E. UNIT TERKAIT
4)
5)
PERSALINAN PREMATUR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/855/I/2011
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
- 37
minggu
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
1.
D. PROSEDUR
2.
1.
Diagnosis
a.
b.
c.
d.
Mengeluarkan
lendir
pervaginam,
mungkin
bercampur darah
e.
2.
Pemeriksaan penunjang
USG : usia kehamilan, besar janin, jumlah janin,
aktifitas biofisik, cacat bawaan, letak dan maturasi
plasenta, volume cairan amnion, kelainan uterus
3.
E. UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman
440/856/I/2011
1/2
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
Terminasi
persalinan
dengan
menimbulkan
atau
C. KEBIJAKAN
Inersia Uteri
g. Abortus insispien
Kontra Indikasi :
a. DKP (Diproporsi Kepala Panggul)
b. Plasenta letak rendah ke belakang
c. Uterus cacat, post sc
d. Fetal distress
e. Distosia cervikalis< Obstruksi jalan lahir
f.
Letak lintang
Relatif :
a. Malpresentasi
b. Gemeli, hydramnion
D. PROSEDUR
3.
10
Tetania uteri
b)
Inkoordinasi rahim
c)
Ring kontriksi
d)
Fetal distress
e)
f)
Ruptura Uteri
g)
Intoksi air
E. UNIT TERKAIT
4.
Diagnosa akhir
5.
6.
11
ASFIKIA INTRAUTERIN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/857/I/2011
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
1.
Melakukan
anamnesis
pemeriksaan
fisik,
D. PROSEDUR
1.
dan
penimbunan
karbondioksida
yang
Pemeriksaan penunjang
a. Dopler
b. USG
3.
Penanganan
a. Posisi
ibu
terbaring
miring
ke
kiri
untuk
Bedah
Caesar
bila
syarat-syarat
persalinan
12
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/858/I/2011
1/1
Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal terbit
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
1.
2.
D. PROSEDUR
3.
1.
Diagnosa
Anamnesis
a.
b.
c.
Osborn (+)
d.
e.
2.
Pemeriksaan penunjang
Indikasi :
a.
b.
c.
d.
Presentasi abnormal
e.
Primigravida adolesen
f.
g.
Persalinan
yang
tidak
maju
sebagaimana
mestinya USG
h.
3.
a.
b.
13
Presentasi kepala
b.
Uterus
tidak
cacat
belum
pernah
SC,
b.
E. UNIT TERKAIT
14
No. Revisi
Halaman
440/859/I/2011
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
1.
2.
3.
1.
Definisi
D. PROSEDUR
Pecahnya
selaput
ketuban
sebelum
3.
Pemeriksaan penunjang
a. Ultrasonografi
1) Menentukan banyaknya air ketuban
2) Menentukan letak janin
3) Menentukan usia kehamilan
b. Pemeriksaan tanda vital ibu
c. Pemeriksaan
lekosit
darah,
bila
15.000/m3
Penatalaksanaan
a. Konservatif
1) Rawat di RS
usia
Dexametason
32-34
minggu
selama
diberikan
hari
untuk
15
1) Bila
terjadi
infeksi
intrauterin
dilakukan
perawatan
dari
tindakan
terminasi
kehamilan selesai.
4.
UNIT TERKAIT
Ruang melati
16
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/860/I/2011
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
1.
D. PROSEDUR
2.
3.
4.
1.
Membuat diagnose
a. Penentuan usia kehamilan
b. HPM , HPL
c. HPM tidak diketahui, dilakukan pemeriksaan
penunjang
d. Laboratorium
e. USG
2.
Penatalaksanaan
a. HPM diketahui / tidak diketahui : dilakukan
pemeriksaan USG untuk menentukan maturitas
janin
b. bila baik --> induksi
c. bila jelek --> sc
E. UNIT TERKAIT
17
RUPTURA UTERI
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/861/I/2011
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
1.
2.
D. PROSEDUR
1.
2)
b.
c.
Dalam kehamilan
2)
Dalam persalinan
1)
Dalam kala I
2)
atau
kepala
sudah
masuk
panggul.
d.
18
1)
2)
3)
4)
Lingkaran
rektrasi
meninggi
sampai
mendekati pusat
5)
e.
Penatalaksanaan
1)
Perbaikan KU
2)
Laparatomi
3)
4)
Pada
ruptura
uteri
subtotal
dilakukan
19
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/862/I/2011
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
Untuk
mendapatkan
hasil
persalinan
persalinan
1.
2.
D. PROSEDUR
1.
b.
Pasang infuse
c.
d.
e.
f.
g.
lakukan episiotomy
h.
i.
j.
k.
jari
telunjuk
dan
jari
tengah
kanan
m. Lahirkan
plasenta
lengkap
/tidak
kotiledon,
kontraksi uterus
20
n.
2.
Perawatan
Pasca
Persalinan
Sungsang
a.
b.
c.
d.
Sampaikan
pada
pasien
apa
yang
harus
E. UNIT TERKAIT
21
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/863/I/2011
1/2
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
Melakukan
anamnesis,
pemeriksaan
penunjang
pemeriksaan
untuk
fisik
dan
menegakkan
1. Definisi :
panggul.
c. Pada palpasi janin melintang atau obligue.
d. Denyut jantung di sekitar pusat.
3. Pemeriksaan penunjang:
a. Pemeriksaan USG
b. Pemeriksaan rontgent Foto
4. Penatalaksanaan:
a. Pada kehamilan
Pada umur kehamilan kurang dari 28 minggu di
anjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28
minggu
dilakukan
versi
luar,
kalu
gagal
22
23
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/864/I/2011
1/2
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A.
PENGERTIAN
B.
TUJUAN
C.
KEBIJAKAN
1. Melakukan
anamnesa,
pemeriksaan
fisik
dan
PROSEDUR
1.
Persetujuan tindakan.
2.
Konsultasi Anesthesia.
3.
Konsultasi Dr Sp.A
4.
5.
Pasang Infus.
6.
7.
Pasang DC tetap.
8.
9.
24
UNIT TERKAIT
25
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/865/I/2011
1/2
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1.
Persetujuan tindakan.
2.
Konsultasi dr Sp.A
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
ekstrasi
dilakukan,
dengan
cara
menarik
26
12.
Plasenta dilahirkan.
13.
Perineum di jahit.
14.
Ekstrasi
Vacum
dianggap
tidak
berhasil
bila:
27
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/866/I/2011
1/2
Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal terbit
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1.
Persetujuan tindakan
2.
3.
Pasang infuse
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Injeksi uterotonika.
Pasien
di
periksa
tekanan
darah,
nadi
dan
3.
4.
28
6.
E. UNIT TERKAIT
29
TINDAKAN CURETASE
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/867/I/2011
1/2
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
1.
2.
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
Dilakukan
antiseptik
pada
daerah
vulva
dan
sekitarnya.
5.
6.
7.
8.
9.
tidak
di
gunakan
pada
kasusu
menometroragi.
12. Dilakukan pengosongan sebersih mungkin dengan
menggunakan sendok curet secara sistematis searah
jarum jam.
13. Pada
kasus
penderita
Mola
Hidatidosa
dapat
30
31
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/868/I/2011
1/2
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
1.
2.
C. KEBIJAKAN
Menghentikan perdarahan.
Penanganan Kehamilan ektopik terganggu yang cepat,
tepat dan efisien.
D. PROSEDUR
1.
2.
Konsultasi anesthesi
3.
4.
5.
6.
Sedia darah
7.
8.
9.
32
33
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/869/I/2011
1/2
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1.
Persiapan Ruangan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
Persiapan Pasien
a.
b.
c.
d.
e.
34
ulang.
3.
Persiapan Penolong
a. Periksa dalam ulang untuk menilai kemajuan
persalinan
b. Melengkapi catatan medis dan partograf
4.
Persiapan Alat
a. sarung tangan steril
b. Partus set dan Heating set
c. Sabun dan deterjan
d. Larutan clorin 0,5%
e. fetal phone dan laenec
f.
Formulir partograf
g. Spuit 3 cc
h. 1 ampul oxiticin inj.
i.
j.
k. Tempat plasenta
E. UNIT TERKAIT
35
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/870/I/2011
1/3
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1.
b.
c.
Perineum menonjol.
d.
2.
b.
mematahkan
ampul
oxitocin
inj,
dan
d.
e.
f.
3.
Memastikan
pembukaan
lengkap
dan
b.
36
pemeriksaan
dalam
untuk
memastikan
d.
e.
4.
Menyiapkan
ibu
dan
keluarga
untuk
b.
c.
5.
b.
c.
d.
6.
tidak
menghambat
membiarkan
kepala
pada
keluar
kepala
bayi,
berlahan-lahan,
c.
d.
e.
Setelah
bayi
melakukan
putar
paksi
luar,
37
a.
b.
c.
d.
kain
kering
dan
bersih,
kemudian
b.
c.
d.
9.
Menilai perdarahan
a.
b.
10.
b.
c.
d.
e.
f.
E. UNIT TERKAIT
Ruang Melati
38
PENATALAKSANAAN ABORTUS
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/871/I/2011
1/3
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
A. PENGERTIAN
sebelum
kandungan
dan
janin
sebagai
dapat
hidup
batasan
di
di
luar
gunakan
3.
4.
5.
6.
B. TUJUAN
Memberikan pedoman pada petugas tentang langkahlangkah pengelolaan abortus, sehingga tindakan yang
dilakukan jelas dan dapat di pertanggung jawabkan.
C. KEBIJAKAN
1)
2)
3)
4)
Kriteria:
39
a.
b.
c.
Abortus Imminens:
a. Hamil sebelum 20 mgg.
b. perdarahan melalui ostium uteri eksternum.
c. mules sedikit atau tidak sama sekali.
d. uterus membesar sebesar usia kehamilan
e. tes kehamilan positif.
Abortus insipiens :
a. Hamil kurang 20 mgg.
b. Perdarahan uterus.
c. Dilatasi servix
d. Hasil konsepsi masih dalam uterus.
e. Rasa sakit di atas simfisis lebih kuat.
Abortus inkomplet :
a. Hamil kurang 20 mgg.
b. pengeluaran sebagian hasil konsepsi.
c. kanalis servix terbuka.
d. jaringan dapat di raba di dalam kavum uteri
e. perdarahan
dapat
banyak
sekali
sehingga
menyebabkan syok
f.
g. di keluarkan seluruhnya.
Abortus kompletus:
a. semua hasil konsepsi sudah keluar
b. diagnosis
dapat
dipermudah
apabila
hasil
secara
spontan
atau
setelah
pengobatan.
D. PROSEDUR
1.
2.
3.
40
i.
j.
5.
Mempertahankan kontraksi.
6.
kadar
fibrinogen
sebelum
dilakukan
41
TEHNIK CURETASE
No. Dokumen
No. Revisi
440/872/I/2011
1/2
Ditetapkan
Direktur RSUD KELET
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
A. PENGERTIAN
Halaman
Kuretase
adalah
suatu
tindakan
untuk
melakukan
C. KEBIJAKAN
1.
2.
3.
Peralatan :
a.
Speculum sim
b.
Tenaculum
c.
Pinset
d.
Sonde uterus
e.
Tang abortus
f.
g.
Ovarium klem.
h.
Bougie
i.
D. PROSEDUR
Curetase vacum.
tindakan
yang
dilanjutkan
dengan
antisepsis
pada
daerah
porsio
sekitarnya.
6. Porsio anterior di jepit dengan tenakulum.
7. Dilakukan dilatasi dengan busi laminaria.
42
dan
Ruang Melati
43
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/873/I/2011
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
A. PENGERTIAN
usaha
pengajaran
bagi
seorang
ibu
untuk
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
Kriteria persiapan:
a.
b.
c.
d.
e.
2.
Kriteria pelaksanaan:
a.
b.
E. UNIT TERKAIT
Ruang Melati
44
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
440/874/I/2011
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
1
2
C. KEBIJAKAN
1
2
3
D. PROSEDUR
E. UNIT TERKAIT
45
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1. Persiapan alat
a. Handuk besar 2 buah
b. Minyak kelapa
c. Dua kom besar berisi air hangat dan dingin
d. 2 waslap
e. 1 bengkok
2. Persiapan pasien
a. Pemberian penjelasan pada pasien.
b. Pemeriksaan tentang pembesaran buah dada
c. Pemeriksaan pengeluaran ASI
d. Pemeriksaan keadaan putting susu
e. Pemeriksaan kebersihan buah dada
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Pasien diatur dalam posisi duduk di kursi pakaian dan
bra dilepas
c. Handuk di pasang di punggung dan di pangkuan
d.
e.
f.
g.
pasien
Perawat berada di belakang pasien
Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak kelapa
Letakkan tangan perawat di antara payudara
Payudara diurut dari bagian tengah ke atas melingkar
lahan
Dilakukan 30 kali
Telapak tangan kiri menopang payudara kiri, jari
tangan kanan sisi kelingking mengurut payudara
46
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
47
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Persiapan :
Kapas dan desinfektan di tempatnya
Pinset
Botol cebok berisi laruta desinfektan
Bengkok
Pispot
Pemberian penjelasan pada pasien
Pelaksanaan
Cuci tangan
Pasang sampiran / pintu ditutup
Member posisi dorsal recumbent
Bukan pakaian pasien bagian bawah
Pasang pengalas dan pispot dibawah bokong pasien
Tangan kiri perawat membuka vulva dengan kapas
desinfektan, tangan kanan menyiram vulva dengan
larutan desinfektan
g. Kapas desinfektan diambil dengan pinset kemudian
bersihkan vulva dari atas ke bawah, dilakukan
h.
i.
j.
k.
l.
m.
E. UNIT TERKAIT
48
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1.
Persiapan :
a. Tensimeter
49
b. Stetoskop
c. Jam
d. Pemberian penjelasan pada pasien
2.
Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Observasi dan catat perdarahan per vagina
c. Memeriksa tinggi fundus dan mengobservasi kontraksi
d. Mengukur tekanan darah
e. Memeriksa tanda tanda anemia
f. Cuci tangan
1) Periksa mucosa mata
2) Tanyakan denyut nadi
3) Cek hasil pemeriksaan Hb
4) Catat semua hasil moniotoring
g. Catat respon pasien
E. UNIT TERKAIT
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1.
Persiapan :
Alat peraga teknik menyusui
Bayi yang siap disusui
Ibu siap menerima bimbingan
Tempat duduk
Pemberian penjelasan pada pasien
2.
Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Memperlihatkan dan menjelaskan alat peraga &
a.
b.
c.
d.
e.
50
setelah disusui
Membimbing ibu dalam praktek memangku dan
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1.
Persiapan :
Meja / tempat tidur yang lunak / bersih
Kapas mata
Kasa steril
Alcohol 70% dan betadine
Sabun mandi bayi
Kapas untuk membersihkan kuping dan hidung
Waskom / bak mandi berisi air hangat
Handuk
Waslap 2 buah
Minyak / baby oil yang hangat
Pakaian lengkap
Tempat pakaian kotor
Selimut
Pemberian penjelasan
2.
Pelaksanaan
a. Perawat dan ibu mencuci tangan
b. Alaskan handuk diatas meja / tempat tidur
c. Lepaskan pakaian bayi dan masukkan pakaian
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
51
selimut mandi
e. Bersihkan lebih dahulu muka dan kepala bayi lalu
f.
keringkan
Amati hidung telinga dan mata apakah mengeluarkan
pantat bayi.
Gunakan tangan kanan untuk membersihkan sabun
52
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
D. PROSEDUR
1. Persiapan :
a.
Persiapan alat steril :
1) Pinset anatomi
2) Pinset arteri
3) Gunting lurus
4) Kapas lidi
5) Kasa steril
6) Kasa verband
7) Mangkok kecil
b.
Persiapan alat non steril :
1) Gunting pembalut
2) Mercurochroom / yodium tinctura 3%
3) Bengkok
4) Kain pembalut (talla)
5) Kapas cebok
6) Air bersih untuk mengguyur
7) Tirai, sketsal
8) Stekpan / badpan
c.
Persiapan pasien
1) Pasien diberi penjelasan tentang hal hal yang
akan dilakukan
2) Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3.
Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Memasang sampiran
3. Membukan pakaian pasien bagian bawah, alas
bokong dan stekpan dipasang
4. Mengatur posisi pasien dengan dorsal recumbent
5. Membilas luka vulva dengan larutan desinfektan
6. Membersihkan luka dengan memakai pinset dan
kapas desinfektan dari arah atas kebawah beberapa
kali sampai bersih
7. Kapas kotor dibuang pada tempatnya
8. Meletakkan pinset yang sudah kotor di bengkok
9. Member bethadine pada luka
10. Menutup luka dengan kassa steril serta pasang
pembalut / softex
53
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
54
B. TUJUAN
C. KEBIJAKAN
10
D. PROSEDUR
1. Persiapan :
a. Persiapan alat steril
1) Pinset anatomi
2) Pinset arteri
3) Gunting lurus
4) Kapas lidi
5) Kasa steril
6) Kasa verband
7) Mangkok kecil
b. Persiapan alat tidak steril
1) Gunting pembalut
2) Mercurochroom / yodium tinctura 3%
3) Bengkok
4) Kain pembalut (talla)
5) Kapas cebok
6) Air bersih untuk mengguyur
7) Tirai, sketsal
8) Stekpan / badpan
c. Peersiapan pasien
1) Pasien diberi penjelasan tentang hal hal yang
akan dilakukan
2) Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
2. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Memasang sampiran
c. Membukan pakaian pasien bagian bawah, alas
bokong dan stekpan dipasang
d. Mengatur posisi pasien dengan dorsal recumbent
e. Membilas luka vulva dengan larutan desinfektan
f. Membersihkan luka dengan memakai pinset dan
kapas desinfektan dari arah atas kebawah beberapa
g.
h.
i.
j.
pembalut / softex
k. Merapikan pasien
l. Membersihkan dan mengembalikan alat ketempat
semula
m. Cuci tangan
n. Catat hasil tindakan.
E. UNIT TERKAIT
55
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
10
C. KEBIJAKAN
11
D. PROSEDUR
1.
Persiapan :
a. Stetoskop / Lunek
b. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
c. Posisi pasien diatur telentang
d. Pemberian penjelasan pada pasien
2.
Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Pakaian bawah pasien diturunkan sampai bagian atas
simfisis
56
c.
d.
e.
f.
lunek
g. Membandingkan pendengaran di tempat lain
h. Cuci tangan
i. Mencatat hasil observasi
E. UNIT TERKAIT
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. WIDYO KUNTO M Kes. MRS
Pembina Tk. 1
NIP : 196211161990101001
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
11
C. KEBIJAKAN
12
D. PROSEDUR
1. Persiapan :
a. Tempat tidur khusus pemeriksaan kebidanan (gynecologic bed)
b. Selimut atau kain penutup
c. Pasien diberi penjelasan tentang hal hal yang akan dilakukan
2.
Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Pasien berbaring telentan dan pakaian bagian bawah dibuka
c. Kedua kaki di tekuk dan di bantu oleh perawat untuk
meletakkannya pada penahan lutut
d. Cuci tangan
E. UNIT TERKAIT
57