CERUMEN PROP
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Program Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Telinga Hidung dan Tenggorok
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
Shafira Vidiastri
20090310166
Dokter Pembimbing :
dr. Asti Widuri, M.Kes, Sp.THT
I.
KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. HA
Umur
: 5 tahun
Agama
: Islam
Alamat
Tanggal periksa
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Kotoran telinga kiri penuh
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Kotoran telinga kiri penuh. Sebelumnya pasien sudah periksa ke
puskesmas, kotoran telinga kanan dan kiri penuh. Telinga kanan sudah
dibersihkan. Telinga kiri sudah diberikan obat tetes dari puskesmas.
Keluhan nyeri telinga, pendengaran menurun, dengung, demam, nyeri
telan dan batuk pilek disangkal.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat asma
Riwayat jantung bawaan
Riwayat alergi
Lain-lain
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Vital Signs
Telinga Kanan-kiri
a.
Aurikula
: Normotia
b. Planummastoidium
c.
Gld. Lymphatika
d. MAE
e.
Membran Timpani
D. DIAGNOSIS
Cerumen prop
E. TERAPI
Irigasi Telinga
II. PEMBAHASAN
A. Definisi
Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa,
epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Dalam Keadaan normal
serumen terdapat di sepertiga luar liang telinga karena kelenjar tersebut
banyak terdapat pada daerah ini. Konsistensinya biasa ludang tetapi
terkadang kering dan dipengaruhi oleh faktor keturunan, iklim, usia, dan
keadaan lingkungan.
Serumen dapat keluar sendiri dari liang telinga akibat migrasi epitel kulit
yang bergerak dari arah membran timpani menuju ke luar serta dibantu
oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah.
Kelenjar
seruminosa
terdapat
di
dinding
superior
dan
bagian
Tipe lunak lebih sering terdapat pada anak-anak, dan tipe keras lebih
sering pada orang dewasa.
Tipe lunak basah dan lengket, sedangkan tipe keras lebih kering dan
bersisik.
Tipe keras lebih sering menyebabkan sumbatan, dan tipe ini paling
sering kita temukan di tempat praktek.
overproduksi
dari
kelenjar
seruminosa,
tetapi
karena
penghantaran suara dari liang telinga luar ke liang telinga dalam sehingga
menyebabkan gangguan pendengaran yaitu tuli konduktif.
D. Penegakan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis yaitu tentang gejala
kurangnya pendengaran, telinga terasa penuh, tinnitus atau otoponi
(seperti menddengar kata-kata sendiri atau bergema) dan pemeriksaan
fisik dimana terlihat tumpukan serumen yang menutupi membran timpani.
E. Diagnosis Banding
- Keratosis obturans
- Corpus Alienum
F. Penatalaksanaan
Serumen pada kanal telinga luar merupakan keadaan yang fisiologis.
Indikasi untuk mengeluarkan serumen, antara lain:
- Kesulitan menilai membran timpani secara utuh
- Otitis externa
- Oklusi ear wax pada liang telinga luar
- Sebagai salah satu cara penangan tuli konduktif
- Sespek cholesteatoma liang telinga luar atau tengah
- Suspek patologi liang telinga luar seperti squamous cell
carcinoma atau eczema
- Sebagai bagian dari insersi grommet atau pembedahan telinga
tengah (preoperatif atau perioperatif)
- Permintaan pasien
Kontraindikasi evakuasi serumen, jika:
- Kontraindikasi irigasi jika terdapat perforasi membran timpani,
nyeri saat irigasi atau riwayat pembedahan telinga tengah
- Kontraindikasi relatif jika tidak dapat memvisualisasi liang
telinga
- Kontraindikasi relatif untuk microsuction adalah riwayat tinnitus,
serumen yang sangat keras, dan pasien yang tidak kooperatif
Mengeluarkan serumen dapat dilakukan dengan irigasi atau dengan alatalat. Irigasi yang merupakan cara yang halus untuk membersihkan
kanalis akustikus eksternus tetapi hanya boleh dilakukan bila membran
timpani pernah diperiksa sebelumnya. Perforasi membran timpani
memungkinan masuknya larutan yang terkontaminasi ke telinga tengah
dan dapat menyebabkan otitis media. Semprotan air yang terlalu keras
kearah membran timpani yang atrofi dapat menyebakan perforasi. Liang
telinga dapat diirigasi dengan alat suntik atau yang lebih mudah dengan
botol irigasi yang diberi tekanan. Liang telinga diluruskan dengan
menarik daun telinga keatas dan belakang dengan pandangan langsung
arus air diarahkan sepanjang dinding superior kanalis akustikus ekstenus
sehingga arus yang kembali mendorong serumen dari belakang. Air yang
keluar ditampung dalam wadah yang dipegang erat dibawah telinga
dengan bantuan seorang asisten sangat membantu dalam mengerjakan
prosedur ini.
itu.
Bila
serumen
cair,
maka
dibersihkan
dengan
Zat serumenolisis
Adakalanya pasien dipulangkan dan diinstruksikan memakai tetes
telinga waktu singkat. Tetes telinga yang dapat digunakan antara
lain minyak mineral, hydrogen peroksida, debrox, dan cerumenex.
Pemakaian preparat komersial untuk jangkan panjang atau tidak
tepat dapat menimbulkan iritasi kulit atau bahkan dermatitis
kontak.
Pada serumen tipe basah biasanya diperlukan untk melembutkan
serumen sebelum dikeluarkan. Proses ini digantikan oleh zat
serumenolisis dan keadaan ini tercapai dengan mengunakan lautan
yang bersifat serumenolytik agen yang digunakan pada kanalis
telinga biasanya dipakai untuk pengobatan di rumah.
Terdapat 2 tipe seruminolitik yaitu aqueos dan organik.
Solutio aqueos tersusun atas air yang dapa dengan baik
memperbaiki masalah sumbatan serumen dengan melunakkannya,
diantaranya :
3% hidrogen peroksida
2% asam asetat
Cerumenex
(Triethanolamine,
polypeptides,
dan
oleate-
condensate)
-
2.
Penyemprotan telinga
Beberapa serumen bisa dilunakkan, ini bisa dikeluarkan dari
kanalis telinga dengan cara irigasi. Larutan irigasi dialirkan di
canalis telinga yang sejajar dengan lantai, mengambil serumen dan
debris dengan larutan irigasi mengunakan air hangat (37oC),
larutan sodium bicarbonate atau larutan dan cuka untuk mencegah
sekunder infeksi.
3. 2. 3.
Metode Kuretase
langsung.
Perlu
ditekankan
disini
pentingnya
penghantaran suara dari liang telinga luar ke liang telinga dalam sehingga
menyebabkan gangguan pendengaran yaitu tuli konduktif.
Adam G.L., Boies L.R., Highler P.A. 1997. BOIES Buku Ajar Penyakit THT
(BOIES Fundamentals of Otolaryngology). Edisi 6. Jakarta : Balai Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Aryanty, Nindya ., Rosy, Vivien., Fadlan, Ismelia. 2012. GEJALA SERUMEN
OBTURANS DAN PERILAKU PENDERITA TERHADAP MEMBERSIHKAN
TELINGA DI POLIKLINIK THT RSUD RADEN MATTAHER JAMBI. Jambi :
FKIK Universitas Jambi.
Ballenger, J. John. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher.
13th edition. Binarupa Aksara
J. F., Greener M. J., Robinson A. C., Impacted Cerumen: compotition,
production, epidemiology and management. Available at Retrieved from
http://qjmed.oxfordjournals.org/cgi/content/full/97/8/477
Nurbaiti I. Prof, Dr., Sp.THT., Efiaty A.S. Dr., Sp.THT. 2004. Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok. Edisi 5. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI
Pray W. Steven, Earwax : Shoult It be Removed?. Posted June 6th, 2005.
Available at Retrived from http://www.medscape.com/viewarticle/504788
Van Wyk, F Carl. 2012. Cerumen Impaction Removal. Diunduh tanggal 21
November 2014 melalui http://emedicine.medscape.com/article/1413546overview#a10