Anda di halaman 1dari 9

PROLAPSUS UTERI

dr.Bambang Widjanarko, SpOG


Prolapsus organ panggul adalah keadaan yang sering terjadi terutama pada
wanita tua.
Diperkirakan lebih dari 50% wanita yang pernah melahirkan normal akan
mengalami keadaan ini dalam berbagai tingkatan, namun oleh karena tidak
semua diantara mereka mengeluhkan hal ini pada dokter maka angka
kejadian yang pasti sulit ditentukan.
Prolapsus organ panggul disebut pula sebagai prolapsus uteri prolapsus genitalis prolapsus
uterovaginal pelvic relaxation disfungsi dasar panggul prolapsus urogenitalis atau
prolapsus dinding vagina.
Prolapsus organ panggul terjadi akibat kelemahan atau cedera otot dasar panggul sehingga tidak
mampu lagi menyangga organ panggul. Uterus adalah satu satunya organ yang berada diatas
vagina. Bila kandung kemih atau usus bergeser maka keduanya akan mendorong dinding vagina.
Meskipun prolapsus bukan satu keadaan yang bersifat life threatening, namun keadaan ini
menimbulkan rasa tak nyaman dan sangat mengganggu
kehidupan penderita.
Prolapsus uteri adalah keadaan yang terjadi akibat otot
penyangga uterus menjadi kendor sehingga uterus akan
turun atau bergeser kebawah dan dapat menonjol keluar
dari vagina. Dalam keadaan normal, uterus disangga oleh
otot panggul dan ligamentum penyangga. Bila otot
penyangga tersebut menjadi lemah atau mengalami cedera
akan terjadi prolapsus uteri. Pada kasus ringan, bagian
uterus turun ke puncak vagina dan pada kasus yang sangat
berat dapat terjadi protrusi melalui orifisium vaginae dan
berada diluar vagina. Prolapsus uteri sering terjadi bersamaan dengan urethrocele dan cystocele
(urethra dan atau kendung kemih terdorong keluar dari dinding depan vagina ) dan rectocele
(dinding rectum terdorong keluar dari dinding belakang vagina)

JENIS PROLAPSUS UTERI


Terdapat beberapa jenis prolapsus yang dapat terjadi pada daerah panggul wanita dan terbagi
menjadi 3 kategori sesuai dengan bagian vagina yang terkena : dinding anterior dinding
posterior atau bagian atas vagina . Seringkali terdapat kombinasi dari jenis tersebut .
Prolapsus dinding depan vagina :
1. Cystocele ( prolapsus kandung kemih )
2. Urethrocele ( prolapsus urethra )

Prolapsus dinding belakang vagina :


1. Enterocele
2. Rectocele

Prolapsus bagian atas vagina :


1. Prolapsus uteri ; terdiri dari 3 tingkatan yaitu

Derajat I uterus sedikit turun kedalam vagina dan biasanya keadaan ini tidak disadari
oleh penderita
Derajat II uterus turun lebih jauh kedalam vagina sehingga ujung uterus berada di
orifisium vaginae
Derajat III Sebagian besar uterus sudah keluar dari vagina (keadaan ini disebut
sebagai prosidensia uteri.

2. Prolapsus vagina ( vaginal vault ) : vaginal vault adalah puncak vagina dan bagian ini dapat
turun dengan sendirinya pasca histerektomi. Komplikasi ini terjadi pada 15% pasien pasca
histerektomi

GEJALA dan TANDA

Sering tidak menimbulkan gejala atau keluhan


Pasien merasa ada sesuatu yang keluar dari vagina
Rasa tak nyaman di abdomen bagian bawah
Inkontinensia urine (stress incontinence)
Gangguan miksi ( dysuria )
Konstipasi
Dispareunia
Iritasi , infeksi vulva

ETIOLOGI
Prolapsus terjadi bila otot dan ligamentum dasar panggul sangat teregang terutama akibat
persalinan lama atau usia tua ( umumnya prolapsus terjadi pada usia diatas 55 tahun ) selain hal
tersebut etiologi lain adalah :

Obesitas
Keganasan uterus
Diabetes
Bronchitis chronis
Asma
Pekerjaan - pengangkat beban berat terutama bila otot panggul sudah lemah atau uterus
retroversio

PENCEGAHAN

Menjaga berat badan dengan merubah gaya hidup


Latihan otot dasar panggul ( Kegel Exercise )

Hindari konstipasi
Olah raga teratur
Berhenti merokok
Jangan mengangkat beban berat

OUTCOME YANG DIHARAPKAN


Terapi agresif seringkali tidak perlu dikerjakan mengingat bahwa keadaan ini tidak
bersifat life threatening . Olah raga dapat memperbaiki funsgi otot dasar panggul.
Pembedahan hanya dilakukan pada kasus prolapsus yang berat
KOMPLIKASI

Ulkus servik
Hemoroid akibat konstipasi
Obstruksi saluran urine

Clinical grading of pelvic organ prolapse


Grade
0

Description
No descent

Descent between normal position and


ischial spines

Descent between ischial spine and hymen

Descent within hymen

Descent through hymen

TERAPI
Pada kelemahan otot dasar panggul ringan, latihan dasar panggul dapat memperbaiki tonus otot
dasar panggul. Selain itu, penggunaan pesarium dapat dikerjakan pada kondisi sebagai berikut :
1. Keadaan umum pasien yang tidak memungkinkan
2. Selama kehamilan atau pasca persalinan
3. Untuk mendukung proses [penyembuhan ulkus dekubitus
Pesarium dapat menyebabkan iritasi dan ulserasi. Secara periodik ( setiap 6 12 minggu )
pesarium vaginal harus dilepas , dibersihkan dan kemudian dipasang kembali. Kesalahan
pemasangan dapay meyebabkan terjadinya fistula, perdarahan dan infeksi.

TERAPI PEMBEDAHAN
Tujuan utama terapi adalah :
1.
2.
3.
4.

Menghilangkan keluhan
Restorasi hubungan anatomis yang normal
Restorasi fungsi organ visera
MEmungkinkan aktivitas sanggama berlangsung normal

ANTERIOR KOLPORAFI

Dilakukan untuk koreksi sistokel dan pergeseran urethra. Tindakan berupa memperbaiki fascia
puboservikal untuk menyangga vesica urinaria dan urethra
POSTERIOR KOLPORAFI
Dilakukan untuk koreski enterocele
PERINEORAFI : memperbaiki kerusakan corpus perinealis
Operasi MANCHESTER
Merupakan kombinasi kolporafi anterior - amputasi servik yang memanjang kolpoperineorafi
posterior menjahit ligamentum Cardinale didepan puntung servik untuk membuat uterus
anteversio.
Histerektomi vaginal
Dikerjakan histerektomi saja atau disertai dengan kolporafi anterior dan posterior
Operasi LeFort colpocleisis

Tindakan ini terdiri dari :


Menjahit dinding sebagian anterior dan posterior vagina yang terbuka ( partial colpocleisis )
sedemikian rupa sehingga uterus berada dibagian atas penutupan vagina tersebut.
Complete Colpocleisis
Obliterasi vagina secara total
Colpoplexy
Menggantung puntung vagina (transvaginal atau transabdominal) pada sacrum atau ligamentum
sacrospinosum atau ligamentum sacrouterina
Rujukan :
1. Olsen AL, Smith VJ, Bergstrom JO, et al. Epidemiology of surgically managed pelvic
organ prolapse and urinary incontinence. Obstet Gynecol. Apr 1997;89(4):501-6.
[Medline].
2. Lazarou G, Scotti RJ, Zhou HS, et al. Preoperative Prolapse Reduction Testing as a
Predictor of Cure of Urinary Retention in Patients with Symptomatic Anterior Wall
Prolapse. Int Urogynecol J Pelvic Floor Dysfunct. 2000;11:S60.
3. Scotti RJ, Flora R, Greston WM, et al. Characterizing and reporting pelvic floor
defects: the revised New York classification system. Int Urogynecol J Pelvic Floor
Dysfunct. 2000;11(1):48-60. [Medline].

4. Lazarou GL, Chu TW, Scotti RJ, et al. Evaluation of pelvic organ prolapse: interobserver reliability of the New York classification system. Int Urogynecol J Pelvic Floor
Dysfunct. 2000;11:S57.
5. Lazarou G, Scotti RJ, Mikhail MS, et al. Pull out strengths of sacral and vaginal
attachment sites in cadavers. J Pel Med Surg. 2004;10:1-4.
6. Scotti RJ. Investigating the elderly incontinent woman. In: Grody MHT, ed. Benign
Postreproductive Gynecologic Surgery. NY: McGraw-Hill; 1995:114.
7. Schraub S, Sun XS, Maingon P, et al. Cervical and vaginal cancer associated with
pessary use. Cancer. May 15 1992;69(10):2505-9. [Medline].
8. Scotti RJ, Lazarou G. Abdominal approaches to uterine suspension. In: Gersherson
DM, ed. Operative Techniques in Gynecologic Surgery. Philadelphia, Pa: WB Saunders
Co; 2000:88-99.
You might like:

EKSTRAKSI CUNAM TEHNIK LAPAROTOMI EKSTRAKSI VAKUM

FISIOLOGI dan MIKROEKOLOGI VAGINA

SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK KEGANASAN dan NEOPLASIA INTRAEPITELIAL


SERVIK Anamnesa dan Pemeriksaan Ginekologi

SITOLITIK VAGINOSIS

Recommended by
Diposkan oleh Bambang W di 07.59
Label: Ginekologi, Kelainan uterus
- See more at: http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/prolapsusuteri.html#sthash.zmNAAzIc.dpuf

Anda mungkin juga menyukai