Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mual dan muntah pada kehamilan umumnya disebut morning sickness, dialami sekitar
70-80% wanita hamil dan merupakan fenomena yang sering terjadi pada umur kehamilan 512 minggu (edelman, 2004;quenland, 2005). Bila keadaan ini semakin berat dan tidak
tertanggulangi maka disebut hiperemesis gravidarum, dilaporkan terjadi sekitar 0,05%
sampai 2% dari semua kehamilan (Simpson;at all;2001;koren,at all;2002;paauw,at all;2005).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah berlebihan pada wanita hamil yang menyebabkan
terjadinya penurunan BB (lebih dari 5% BB awal), dehidrasi, ketosis, dan tidak normalnya
kadar elektrolit (old,2000;Nick helin 2004; edelman, 2004;paawi, at all;2005). Hiperemesis
gravidarum dapat mulai terjadi pada minggu ke 4-10 kehamilan dan selanjutnya akan
membaik umumnya pada usia kehamilan 20 minggu.
Selain dampak fisiologis kehidupan wanita dan janinnya, Hiperemesis gravidarum
memberikan dampak secara psikologis, sosial, dan spiritual.
Kontak sosial dengan orang lain juga berubah karena wanita mengalami perubahan yang
sangat kompleks pada kehamilannya, hal ini bisa menimbulkan perasaan terisolasi dan
kesendirian. Pernyataan ini didukung oleh studi yang dilakukan oleh Still, at all.(2001) yang
menyatakan bahwa 1 dari 3 wanita dengan mual dan muntah mengalami stres dan perpecahan
dalam keluarga, gangguan emosional, dan gangguan fungsi sosial. Hal ini terjadi pada wanita
yang bekerja dimana hampir 50% mengalami penurunan efisiensi kerja, dan 25%
membutuhkan waktu untuk istirahat bekerja.
Adanya permasalahan kesehatan yang dialami wanita dengan hiperemesis gravidarum
membawa implikasi pada askep. Perawat dituntut untuk memberikan pelayanan keperawatan
profesional melalui peranannya sebagai praktisi ahli, edukator, peneliti, dan konsultan
sehingga bisa menjadi model peran, advokat, dan agen pembaharu (Gorri, 1998) melalui
perannya tersebut, diharapkan perawatan bisa membantu mengatasi berbagai masalah yang
ditimbulkan pada kehamilan dengan hiperemesis gravidarum. Menurut Tiran (2004).
Aplikasi teori dan konsep keperawatan perlu dilakukan oleh perawat untuk dapat
menjalankan fungsi dan perannya secara optimal, serta bisa memberikan askep secara holistik
dan komperhensif. Konsep keperawatan maternitas yang berpusat pada keluarga merupakan
konsep yang mulai dikenal dan perlu diterapkan dalam pemberian pelayanan mmaternitas
karena membawa manfaat yang besar bagi klien dan keluarga. Berkaitan dengan klien yang

mengalami hiperemesis gravidarum, penerapan konsep ini sangat diperlukan untuk


meningkatkan keterlibatan pasangan dan anggota keluarga dalam menerima kondisi klien,
menurut Tiran (2004) respon pasangan terhadap kondisi klien dapat dalam bentuk kecemasan
yang berlebihan/ kurang memperdulikan kebutuhan fisik dan psikologis klien. Oleh karena
itu keluarga perlu menggunakan mekanisme koping dalam mengatasi keadaan ini, serta bisa
menjadi sistem pendukung bagi kilen dalam mengahadapi masa krisis.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Diharapkan kepada mahasiswa dapat memahami tentang askep ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum .
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami pengertian dari hiperemesis gravidarum .
Mahasiswa mampu mnjelaskan dan memahami tentang askep ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum .
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan memahami tentang askep ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum .

C. Ruang lingkup
Makalah ini membahas tentang askep ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum .

D. Metode penulisan
Kelompok kami menggunakan metode layanan internet dan resume dari buku.

E. Sistem penulisan
Bab I : pendahuluan, tujuan, ruanglingkup, metode penulisan, dan sistem penulisan.
Bab ll : landasan teori dan isi
Bab lll : kesimpulan dan saran

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hiperemesis gravidarum
a. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi. ( Rustam Mochtar, 1998 ).

Hiperemesis gravidarum adalah muntah berlebihan pada wanita hamil yang menyebabkan
terjadinya penurunan BB (lebih dari 5% BB awal), dehidrasi, dan tidak normalnya kadar
elektrolit (old,2000;Nick helin 2004; edelman, 2004;paawi, at all;2005).

Dari pengertian para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa hiperemesis gravidarum yaitu
suatu keadaan dimana terjadinya mual muntah yang hebat pada wanita hamil sehingga
mengganggu aktivitasnya.

b. Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti, dahulu penyakit ini
dikelompokkan ke dalam penyakit toksemia gravidarum karena diduga adanya semacam
racun yang berasal dari janin atau kehamilan. Namun diduga dipengaruhi oleh berbagai
faktor berikut ini :
1. Faktor fisiologi seperti endokrin, metabolik, alergi, infeksi.
2. Faktor lingkungan seperti bau-bauan, pestisida, bising, dan wilayah padat.
3. Faktor psikologis dan sosiokultural.

c.

Patofisiologi
Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah
sehingga mempengaruhi sistem pencernaan, tetapi mual dan muntah yang terjadi terusmenerus dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urin
yang selanjutnya menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi perpusi darah ke jaringan
dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.

Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tida sempurna
sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan eksresi yang berlebihan selanjutnya
menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat
robek (sindrom Mallory-Weeiss), sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.

d. Manifestasi klinis
Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi menjadi tiga tingkatan.
1. Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah,
penurunan nafsu makan (anoreksia), berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi
ibu naik biasanya menjadi 100 kali/menit. Tekanan darah sistolik turun, turgor kulit menurun,
lidah kering danmata cekung.
2. Tingkat II
Ibu tampak lemah dan apais, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu tubuh terkadang naik,
serta mata sedikit ikterik. BB ibu turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oligoria,
konstipasi, dan nafas bau aseton.
3. Tingkat III
Kesadaran ibu menurun dari somnolen hingga koma, muntah berhenti, nadi cepat dan kecil.
Suhu menigkat, serta tekanan darah semakin turun.

e.

Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan dengan tahapan sebagai berikut.

1.

Ibu diisolasi dikamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik. Kalori
diberikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter/ hari.

2. Diuresis lalu dikontrol untuk keseimbangan cairan.


3. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum sedikit demi sedikit.
4. Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.
5.

Pada keadaan lebih berat, berikan anti emetik seperti metoklorpamid, disiklomin
hidroklorida, atau klorpromazin.

6.

Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bisa dsembuhkan serta
menghilangkan perasaan takut akan kehamialn dan konflik yang melatarbelakangi
hiperemesis.

7. Menghindari makanan yang berlemak dan berminyak untuk menekan rasa mual dan muntah.

B. Asuhan keperawatan ibu hamil dengan hiperemesis gravudarum


Pemberian askep klien hiperemesis gravidarum dilakukan dengan menetapkan rencana
perawatan medis, pemberian terapi intravena, pemberian agen farmakologi dan suplemen
nutrisi, serta pemantauan respon klien terhadap intervensi. Perawat melakukan observasi pada
klien untuk mendeteksi adanya tanda-tanda komplikasi seperti asidosis metabolik, ikterik.
Biasanya klien hiperemesis gravidarum berrepon terhadap terapi dan prognsisnya baik.
Klien bisa dipulangkan bila keseimbangan cairan dan elektrolit tercapai, BB mulai
meningkat.
Perawat bertugas membantu penanganan kondisi psikososial klien karena kondisinya
lemah baik secara fisik maupun emosional. Upaya meningkatkan istirahat yang adekuat
penting untuk klien dengan hiperemesis, maka perawata mengoordinasikan tindakan terapi
dan periode kunjungan sehingga klien memilliki kesemapatan untuk beristirahat. Askep pada
klien dengan hiperemesis gravidarum dapat dijadikan melalui 5 tahapan proses keperawatan
meliputi : pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

a. Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang istematis untuk mengumpulkan data,
pengelompokan, dan menganalisis, sehingga didapatkan masalah dan kebutuhan untuk
perawatan ibu. Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambarana secara terus
menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan perawatan melakukan asuhan
keperawatan.
Langkah pertama dalam pengkajian ibu hiperemesis gravidarum adalah mengumpulkan
data. Data-data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut:

1. Data Riwayat Kesehatan


a.

Riwayat kesehatan sekarang


Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan
gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah yang terus menerus,
merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi dan

demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan yang menurun. Turgor kulit yang
buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan ikterus.
b. Riwayat kesehatan dahulu
1. kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya.
2. kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan
yang menyebabkan mual muntah.
c.

Riwayat kesehatan keluarga


Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.

2. Data Fisik biologis


Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum adalah mamae yang
membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae, terdapat kloasma garvidarum, mukosa
membran dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak
pucat dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.
3. Riwayat Menstruasi
a.

Kemungkinan menarkhe usia 12-14 tahun.

b. Siklus 28-30 hari.


c.

Lamanya 5-7 hari.

d. Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari.


e.

Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah.

4. Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawian usia muda.
5. Riwayat kehamilan dan persalinan.
a.

Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.

b. Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan, tekanan darah,
dan tingkat kesadaran.
6. Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan
dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas,
takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat
memperberat mual muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung
pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat.

7. Data sosial ekonomi

Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada umumnya
terjadi pada tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan yang dimiliki.
8. Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urine.
Pemeriksaan darah yaitu nilai hemaglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukan
hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalis yaitu urine yang
sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urine.

b. Diagnosis keperawatan
Dari pengkajian yang telah diuraikan, maka ada beberapa kemugkinan diagnosis keperawatan
yang dapat ditegakan.
1.

Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan
pemasukan yang tidak adekuat.

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan muntah
terus menerus.
3. Nyeri pada epigastrum yang berhubungan dengan muntah yang berulang.
4. Risiko intoleransi aktifitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan dan kurangnya intake
nutrisi.
5. Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan
makanana ke fetal (janin).

c.
1.

Intervensi Keperawatan
Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah berlebihan dan
pemasukan yang tidak adekuat.
Tujuan :Kebutuhan cairan&elektrolit terpenuhi.
Mandiri :

a.

istirahatkan ibu ditempat yang nyaman.


Rasional : Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi kerja yang membuat metabolisme
tidak meningkat, sehingga tidak merangsang terjadinya mual dan muntah.

b. Pantau tanda2 vital & dehidrasi.

Rasional : Dengan mengobservasi tanda-tanda kekurangan cairan dapat diketahui sejauhmana


keadaan umum dan kekurangan cairan pada ibu. TD turun, suhu meningkat, & nadi
meningkat merupakan tanda2dehidrsi & hipokalemia.
c.

Pantau tetes cairan infus.


Rasional : Jumlah tetesan infus yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya kelebihan dan
kekurangan cairan di dalam sistem sirkulasi.

d. Catat intake dan output.


Rasional:Dengan mengetahui intake dan output cairan diketahui keseimbangan cairan di
dalam tubuh.
e.

Setelah 24 jam anjurkan untuk minum tiap jam.


Rasional : Minum yang sering dapat menambah pemasukan cairan melalui oral.
Kolaborasi :

a.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus.


Rasional : Pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit yang hilang
dengan cepat, sehingga bisa mencegah keadaan yang lebih buruk pada ibu.

2.

Perubahan nutrisi kurang kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah yang terusmenerus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Mandiri :

a.

Kaji kebutuhan nutrisi ibu.


Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana kekurang
nutrisi pada ibu dan menetukan langkah selanjutnya.

b. Observasi tanda2kekurangan nutrisi.


Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana kekurangnn nutrisi akibat muntah yang berlebihan.
c.

Setelah 24 jam pertama beri makanan dalam porsi kecil tapi sering.
Rasional : Makanan dalam proses kecil dapat memenuhi pemenuhan lambung dan
mengurangi kerja peristaltik usu serta memudahkan proses penyerapan.

d. Berikan makanan dalam keadaan hangat dan berfariasi.


Rasional : Makanan yang hangat diharapkan dapat mengurangi rasa mual dan makanan yang
berfariasi untuk menambah nafsu makan ibu, sehingga diharapkan kebutuhan nutrisinya bisa
terpenuhi.
e.

Berikan makanan yang tidak berlemak dan berminyak.

Rasional : Makanan yang tidak berlemak dan berminyak mengurangi rangsangan saluran
pencernaan, sehingga diharapkan mual dan muntah berkurang.
f.

Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering dan tidak merangsang pencernaan (roti
kering dan biskuit).
Rasional : Makanan kering tidak merangsang pencernaan & mengurangi perasaan mual.

g. Berikan ibu motivasi agar mau memberikan makanan.


Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan makanannya.
h. Timbang BB ibu.
Rasional : Dengan menimbang BB bisa diketahui keseimbangan BB sesuai usia kehamilan
dan pengaruh nutrisi.

3. Nyeri pada epigastrium yang berhubungan dengan muntah berulang.


Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi
Mandiri :
a.

Kaji tingkat nyeri.


Rasional : Dengan mengkaji dapat diketahui tingkat nyeri pada ibu dan menentukan tindakan
selanjutnya.

b. Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan.
Rasional : Dengan posisi kepala lebih tinggi dapat mengurangi tekanan pada gastrointestinal,
sehingga dapat mencegah muntah yang berulang.
c.

Perhatikan kebersihan mulut ibu sesudah & sebelum makan.


Rasional : Kebersihan mulut yang baik & terpelihara bisa menimbulkan rasa nyaman juga
diharapkan dapat mengurangi mual & muntah.

d. Alihkan perhatian ibu pada hal yang menyenangkan.


Rasional : Dengan mengalihkan perhatian diharapkan ibu bisa melupakan rasa nyeri akibat
muntah ynag berulang.
e.

Anjurkan ibu untuk istirahat dan batasi pengunjung.


Rasional : Dengan istirahat yang cukup & membatasi pengunjung, dapat menambah
ketenangan pada ibu.

Kolaborasi :
a.

Kolaborasi dalam pemberian anti metik dan sedatif dengan dokter.

Rasional : Obat anti emetik mengurangi muntah sedatif membuat ibu tenang, sehingga dapat
mengurangi nyeri yang dirasakan oleh ibu.

4.

Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis terhadap
kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
Tujuan : Pola pertahan diri efektif
Mandiri :

a.

Bantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung terhadap kehamilannya.


Rasional : Dengan mengungkapkan perasaannya, dapat diketahui reaksi ibu terhadap
kehamilannya.

b. Dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian.


Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri dalam menghadapi masalahnya.
c.

Diskusikan dengan ibu tentang masalah yang dihadapi & pemecahan masalah yang bisa
dilakukan.
Rasional : Melalui diskusi dapat diketahui koping ibu dalam menghadapi masalahnya.

d. Bantu ibu untuk memecahkan masalahnya, terutama yg berhubungan dengan kehamilannya.


Rasional : Dengan membantu memecahkan masalah ibu, maka perawat dapat menemukan
pola koping ibu yang efektif.
e.

Dukung ibu dalam menemukan pemecahan masalah yg konstruktif.


Rasional : Dukungan dapat menambah rasa percaya diri ibu dlm menemukan pemecahan
masalah.

f.

Libatkan keluarga dalam kehamilan ibu.


Rasional : Keluarga bisa diajak kerjasama dalam memberikan dukungan pada ibu terhadap
kehamilannya.
Kolaborasi :

a.

Kolaborasi dgn ahli psikiatri jika diperlukan.


Rasional : Untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor psikologis yang lebih berat sebagai
penyebab masalah.

5.

Resiko perubahan nutrisi janin yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah
makanan ke janin.
Tujuan : Perkembangan janin tidak terganggu.
Mandiri :

a.

Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.

Rasional : Agar ibu menyadari akan pentingnya nutrisi bagi janin & ibu mengetahui akan
kebutuhan nutrisinya.
b. Periksa fundus uteri.
Rasional : Tinggi fundus uterus yg tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat menjadi bahan
penilaian akan nutrisi janin.
c.

Pantau denyut jantung janin.


Rasional : Denyut jantung yg masih dlm keadaan normal & aktif menandakan janin masih
dalam keadaan baik.

d. Implementasi keperawatan
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam
situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan keperawatan harus
mendetail. Agar semua tenaga keperwatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat
langsung memberikan pelayanan kepada ibu dan atau dapat juga didelegasikan kepada orang
lain yang dipercayai dibawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat.
e.

Evaluasi keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah menilai hasil yang diharapkan
terhadap perubahan perilaku ibu dan untuk megetahui sejauh mana masalah ibu dapat
teratasi. Disamping itu, perawat juga melakukan umpan balik. Atau pengkajian ulang jika
yang ditetapkan belum tercapai dan proses keperawatan segera dimodifikasi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.

Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah yang terjadi berlebihan sehingga
menyebabkan turunya BB dan dehidrasi. Jika tidak diatasi diatasi dapat membahayakan ibu
dan janin.

2. Penyebab Hiperemesis gravidarum yaitu diantaranya perubahan hormon selama kehamilan,


sterss fisik dan pdikologis kehamilan, pengosongann lambung lebih lambat.

B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1.

Untuk mencegahsupaya tidak terjadi hiperemesis gravidarum, maka ibu bisa melakukan
diantaranya adalah makanlah lebih banyak zat tepung.

2. Ketika ibu merasakan mual muncul, ibu menjadi tidak nafsu makan tapi usahakan agar ibu
tetap makan dengan cara makanlah dalam jumlah sedikit tetapi sering dengan keadaan
makanan hangat.
3.

Hiperemesis gravidarum harus dipelajari untuk lebih memaksimalkan dalam pemahaman


ilmu keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.


Runiari, Nengah. 2010. Asuhan keperawatan pada klien dengan hiperemesis gravidarum.
Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai