Oleh :
Kelompok IV
Anggota :
FADHIL ISMI
SAIFATUL HUSNA
FIFIT PURNAMA
INDAH MAGHFIRAH
CUT ANNISA LATIFA
SRI KARLINA
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur kepada Allah SWT karena dengan iradah-Nyalah
penulis telah menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul Audit Bidang
Pengawasan Kecurangan Selanjutnya shalawat beriring salam penulis sanjung
sajikan pada salah seorang pelopor Islam yang telah membawa umat manusia dari
alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita
rasakan pada saat sekarang ini.
Selama pembuatan makalah ini, banyak sekali kendala-kendala yang
penulis hadapi, oleh adanya keterbatasan-keterbatasan pengetahuan penulis.
Berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan tugas ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta
perkembangan ilmu pengetahuan.
Banda
Aceh,18
Desember
2014
Kelompok IV
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Audit Kecurangan ................................................................
13
14
16
18
19
22
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................
23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
(Auditing
Standards
Board)
mengeluarkan Statementon
Auditing
kerugian yang dialami, baik pada perusahaan yang tertutup maupun perusahaan
yang sahamnya diperjual-belikan di pasar bursa, serta baik pada perusahaan yang
bermotifkan laba maupun organisasi nirlaba.
Kasus kecurangan klasik yang terjadi menggambarkan bahwa kecurangan
laporan keuangan bukanlah hal baru. Dengan munculnya skandal tersebut, profesi
auditor merespons dengan menerapkan standar formal pertama untuk prosedur
pengauditan. Standar-standar tersebut mengharuskan adanya konfirmasi atas
piutang dan pengamatan fisik persediaan, prosedur yang sekarang ini sudah
menjadi standar, ditambah dengan panduan mengenai tanggung jawa auditor
untuk mendeteksi kecurangan. Untuk itu diperlukan suatu proses audit yang lebih
lanjut mengenai pendeteksian kecurangan-kecurangan yang terjadi sebagai bentuk
pengawasan yang lebih lanjut guna mencapai keefektifan dan keefisienan kinerja
organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
gabungan
dua
keterampilan,
yaitu
sebagai auditor
yang
Penyembunyian (concealment)
Kesempatan tidak terdeteksi. Pelaku perlu menilai kemungkinan dari deteksi
dan hukuman sebagai akibatnya.
2.
Kesempatan/Peluang (Opportunity)
Pelaku perlu berada pada tempat yang tepat, waktu yang tepat agar
mendapatkan keuntungan atas kelemahan khusus dalam system dan juga
menghindari deteksi.
3.
Motivasi (Motivation)
Pelaku membutuhkan motivasi untuk melakukan aktivitas demikian, suatu
kebutuhan pribadi seperti ketamakan/kerakusan dan motivator yang lain.
4.
5.
Keberhasilan (Success)
Pelaku perlu menilai peluang berhasil, yang dapat diukur baik menghindari
penuntutan atau deteksi.
penghilangan,
pengrusakan
dokumen
pendukung
pembayaran
- Kekurangan barang yang diterima
- Kemahalan harga barang yang dibeli
- Faktur ganda dan penggantian mutu barang
didevinisikan sebagai salah saji dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan
sengaja. Dua kategori utama kecurangan adalah kecurangan dalam laporan
keuangan dan penyalahgunaan aset.
a. Kecurangan Dalam Laporan Keuangan
Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau
penghapusan terhadap jumlah atau pun pengungkapan yang sering dilakukan
dengan tujuan untuk mengelabui para pengguna.sebagian besar kasus melibatkan
salah
saji
terhadap
jumlah
yang
dilaporkan
dibandingkan
terhadap
manajemen
laba (management
yang
sengaja
earning)
dilkukan
melibatkan
unntuk
tindakan-
memenuhi
target
b. Penyalahgunaan Aset
Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan kecurian atau
aset milik entita.Dalam banyak kasus, namun tidak semuanya, jumlah minimal
yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan.Namun demikian,
pencurian aset perusahaan sering kali menjadi perhatian penting manajemen,
tampa melihat tingkat materialitasnya, karena penurian-pencurian kecil dapat
dengan mudah menigkat ukuran setiap saat.
Istilah penyalahgunaan aset sering kali digunakan untuk mengacu pada
pencurian yang dlakukan dengan pegawai dan pihak-pihak internal lainnya
didalam ssuatu organisasi.Menurut perkiraan Association of Certified fraud
examiners rata-rata perusahaan merugi 6 persen dari pendapatannya disebabkan
oleh kecurangan, meskipun sebagian besar dari pencurian tersebut melibakan
pihak-pihan eksternal, seperti pengutilan yang dilakukan oleh pelanggan dan
penipuaan yang dilakukan oleh pemasok.
Biasanya pelaku penyalahgunaan aset berada ditingkat hierarki organisasi
yang lebih rendah.Namundemikian dalam beberapa kasus penting, manajemen
puncak terkadang terlibat dalam pencurian aset perusahaan, karena otoritas
manajemen yang lebih besar serta kendali tehadap aset-aset perusahaan,
penggalapan yang melibatkan manajemen puncak dapat melibatkan jumlah yang
signifikan.
4. Physical Security
Kelemahan
dalam
physical
security
dapat
menimbulkan
asset
misapropriation.
6. Information Technology
IT fraud meliputi hacking, mail-bombing, spamming, domain name
hijacking, server takeovers, denial of service,internet money laundering,
electronic eavesdropping,electronic vandalism and terrorrism.
Pemeriksa intern harus menyadari iklim organisasi secara menyeluruh dan
potensial untuk kecurangan. Khusunya harus waspada pada area yang sensitif
untuk ditelaah lebih dalam. Beberapa contoh berikut mengungkap ketidakberesan:
a) Modal kerja yang tidak cukup.
Hal ini dapat menunjukkan masalah seperti ekspansi yang berlebihan,
penurunan pendapatan, transfer atau pemindahan dana ke perusahaan yang
lain, kredit yang tidak memadai, dan pengeluaran yang berlebihan.
Pemeriksa intern berhati-hati terhadap pengalihan dana ke penggunaan
pribadi melalui metode-metode seperti penjualan yang tidak tercatat dan
pengeluaran yang fiktif.
b) Perputaran yang cepat dalam posisi keuangan.
Kehilangan personil akuntansi dan keuangan dan yang penting dapat
menandai kinerja yang tidak memadai dan mengakibatkan kelemahan dalam
pengendalian intern. Akuntabilitas untuk dana dan sumber daya yang lain
harus ditetapkan ketika pemberhentian kerja.
c) Penggunaan procuremen pemasokan sendiri (sole-source procurement).
Praktik-praktik procuremen yang baik mendorong kompetisi untuk
memastikan bahwa organisasi memperoleh material atau peralatan yang
diperlukan dengan harga yang paling baik. Procuremen pemasokan sendiri,
apabila tidak cukup dijustifikasi menunjukkan favoritisme atau pembayaran
kembali (kickbacks) yang potensial.
d) Biaya perjalanan yang berlebihan.
Dalam menelaah perjalanan, auditor perlu berhati-hati untuk perjalanan
yang tidak diotorisasi atau pribadi, dan perjalanan atau biaya-biaya lain
yang tidak disokong.
e) Pemindahan dana antara perusahaan afiliasi atau divisi
tersebut
dinamakan Red
Flag (Fraud
Indicators).
Meskipun
timbulnya Red Flag tersebut tidak selalu merupakan indikasi adanya kecurangan,
namun Red Flag ini biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan yang
terjadi. Pemahaman dan analisis lebih lanjut terhadap Red Flag tersebut dapat
membantu langkah selanjutnya untuk memperoleh bukti awal atau mendeteksi
adanya kecurangan.
Berikut ini adalah tanda peringatan dini dari perilaku pribadi adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Menolak
meninggalkan
bersangkutan.
catatan
penyimpanan
selama
hari
yang
Dalam situasi tertentu, seorang petugas gaji atau penyelia dapat memasukkan
karyawan yang tidak ada atau yang sudah berhenti dalam daftar gaji, dan
kemudian mendapatkan uang tunai atau cek yang digunakan untuk
pembayaran. Dalam contoh yang lain, petugas gaji dapat melebihi gaji
karyawan dan mengantongi kelebihan gaji tersebut.
6. Penyalahgunaan kartu kredit
Kartu kredit mungkin digunakan untuk melakukan pembelian pribadi atau
mungkin dipinjamkan kepada orang lain untuk mendapatkan imbalan. Juga
biaya yang dibayar oleh kartu kredit perusahaan dapat secara simultan diklaim
dan diganti melalui cek.
7. Pemalsuan dokumen pengeluaran
Pengeluaran kas dapat didukung oleh dokumen yang palsu atau diubah secara
tidak benar. Tanda terima gudang dapat dipalsukan atau bukti penerimaan
barang dapat dipalsukan. Copy faktur atau penerimaan dapat disampaikan
untuk pembayaran ganda.
8. Pembayaran untuk biaya pribadi
Biaya lain yang sifatnya pribadi dapat disampaikan, yang tidak diotorisasi oleh
perusahaan. Pembayaran tersebut dapat meliputi entertainmen, biaya keluarga,
peralatan yang dibeli untuk penggunaan pribadi, dan biaya perjalanan yang
tidak diotorisasi.
9. Pembayaran kembali (Kickbacks) untuk pembelian
Pengaturan dapat dilakukan dengan pemasok untuk membeli dari mereka dan
sebagai imbalan mendapatkan keuntungan khusus atau uang. Dalam beberapa
kasus, pemasok khususnya menawarkan uang semir kepada petugas
departemen pembelian.
10. Penyalahgunaan dana kas kecil
Dana kas kecil dapat digunakan untuk pribadi atau tujuan lain yang tidak
diotorisasi. Dalam kasus tertentu, dokumen pendukung dapat dipalsukan untuk
menutup kekurangan.
11. Pemindahan aktiva
Dalam kasus tertentu mungkin terjadi pemindahan dana antar akun bank dalam
berbagai divisi atau perusahaan afiliasi. Pemindahan dana tersebut mungkin
digunakan untuk mengkamuflasekan pengeluaran atau penggunaan dana yang
tidak disetujui.
12. Potongan yang berlebihan kepada pelanggan
Dalam kasus tertentu, potongan atau pengurangan harga penjualan mungkin
lebih dinyatakan (overstated). Juga pelanggan istimewa mungkin kurang
dibebani untuk mendapatkan imbalan balik.
13. Benturan kepentingan
Hal ini dapat terjadi dalam berbagai bagian dari suatu perusahaan, meliputi
keluarga karyawan dengan kepentingan luar, atau berkaitan dengan perusahaan
yang berhubungan.
14. Sogokan atau korupsi yang lain
Pembayaran untuk mendapatkan usaha dapat dilakukan kepada pejabat luar
negeri.
15. Penyalahgunaan penerimaan
Dengan melalui cek pelanggan yang masuk, dicatat sebagai hutang kepada
seorang karyawan daripada kepada perusahaan. Karyawan tersebut dapat
mencairkan cek dan mendapatkan dana perusahaan.
kecurangan
merupakan
tanggungjawab
manajemen.
diberikan
tanggungjawab
berkaitan
dengan
penyelidikan
dari
termasuk
identitas
pelapor
dan
keterangan
tertulisnya
Skeptisme Profesional
PSA 04 (SA230) menyatakan bahwa, dalam melaksanakan skeptisme
1. Bagaimana dan kapan mereka yakin bahwa laporan keuangan entitas tidak
dicurigai terdapat salah saji yang disebabkan oleh kecurangan. Hal ini juga
termasuk pertimbangan atas faktor internal dan eksternal yang diketahui
memengaruhi entitas yang mungkin akan menciptakan ensentif atau tekanan
bagi manajemen untuk melakukan kecurangan, memberiakan kesempatan
untuk dilakukanya tidak kecurangan, dan mengindikasikan budaya atau
lingkunganya yang membuat manajemen membenarkan tindakan tindakan
kecurangan.
2. Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi kecurangan dalam
laporan keuangan
3. Bagaimana setiap orang dapat menyalahsajikan asset entitas tersebut.
4. Bagaimana auditor dapat menyikapi kemungkinan adanya salah saji dalam
laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan.
b. Tanya Jawab dengan Manajemen
PSA 70 Mengharuskan auditor untuk membuat Tanya jawab spesifik
seputar kecurangan dan setiap pengauditan. Tanya jawab dengan manajemen dan
pihak lainya dalam perusahaan memberikan kesempatan bagi para pegawai untuk
memberitahukan informasi yang mungkin tidak dapat dikomunikasikan dengan
pihak lain, selain itu, jawaban mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan auditor
sering kali membuka pertanyaan atas kemungkinan adanya kecurangan.
Tanya jawab auditor terhadap manajemen harus menyatakan apakah
manajemen mengetahui setiap kecurangan atau kecurigaan terhadap terjadinya
kecurangan di dalam perusahaan. Auditor juga harus menanyakan mengenai
proses manajemen dalam mengukur risiko kecurangan, sifat risiko kecurangan
yang diidentifikasikan oleh manajemn atau setiap pengendalian internal yang
diterapkan untuk mengatasi risiko-risiko tersebut, dan setiap informasi mengenai
kecurangan dan pengendalian terkait yang harus dilaporkan oleh manajemen
kepada mereka yang bertanggung jawab terhadap tata kelola perusahaan, seperti
komite audit.
e. Informasi lainya
Auditor harus mempertimbamgkan semua informasi yang telah mereka
dapatkan dalam setiap fase atau bagian pengauditan ketika mereka mengukur
risiko kecurangan. Banyak prosedur pengukuran risiko yang dilakukan auditor
disepanjang fase perencanaan untuk mengukur salah sajimaterial yang dapat
mengindikasikan adanya peningkatan risiko kecurangan. Sebagai contoh
informasi mengenai integritas dan kejujuran manajemen yang didapatkan selama
melakukan prosedur penerimaan klien, Tanya jawab dan prosedur analitis yang
dilakukan sehubungan dengan penelaahan auditor terhadap laporan keuangan
bukan
komunikasi
mengenai
kecurangan
yang
dilakukan
dengan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan senantiasa menghadapi
berbagai resiko yang dinamakan resiko bisnis (bussiness risk). Termasuk
diantaranya adalah resiko terjadinya kecurangan (fraud) yang tergolong dalam
resiko integritas (Integrity Risk). Menurut ACFE, kecurangan yang terjadi dapat
digolongkan ke dalam tiga kategori kecurangan, kecurangan laporan keuangan
(Financial Statement Fraud), penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation), dan
korupsi (Corruption). Tanda-tanda awal (symptoms) biasanya muncul dalam
kasus kecurangan, walau demikian munculnya symptoms tersebut belum berarti
telah terjadi kecurangan. Symptoms ini dikenal dengan nama Red flag, yang
seyogyanya dipahami dan digunakan oleh internal auditor dalam melakukan
analisis dan evaluasi lebih lanjut untuk mendeteksi adanya kecurangan yang
mungkin timbul sebelum dialakuakan investigasi.
Setelah memahami jenis-jenis kecurangan, internal auditor perlu memahami
secara tepat struktur pengendalian intern yang baik agar dapat melakukan upayaupaya untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan. Menurut COSO, struktur
pengendalian intern terdiri atas lima komponen, yaitu Lingkungan Pengendalian
(Control
Environment),
Penaksiran
Risiko
(Risk
Assessment),
Standar
DAFTAR PUSTAKA
http://rocknrollhidupku.blogspot.com/2010/02/fraud-auditing.html
http://bud1ww.blogspot.com/2011/05/audit-kecurangan.html
http://dwiermayanti.wordpress.com/2010/03/22/audit-kecurangan/
http://fransisca88.blogspot.com/2009/11/makalah-audit-kecurangan.html
http://ulancha.blogspot.com/2009/11/audit-kecurangan.html
http://rafliandre.blogspot.com/2009/11/audit-kecurangan-audit-fraud.html.