Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia yang modern ini banyak akan permasalahan yang dihadapi setiap pribadi
atau organisasi, salah satu dari permasalahan tersebut adalah lingkungan hidup.
Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi bagian dalam kehidupan manusia, bahkan
saat ini masalah lingkungan telah menjadi isu global dan penting untuk dibicarakan karena
menyangkut kepentingan seluruh umat manusia. Empat puluh tahun terakhir ini telah
terjadi perubahan cara pandang dalam melihat masalah lingkungan. Pada tahun enam
puluhan masalah lingkungan hanya dipandang sebagai masalah lokal, pencemaran udara di
perkotaan, masalah limbah industri dan sebagainya. Pada tahun tujuh puluhan masalah
lingkungan di pandang sebagai masalah global seperti hujan asam, kerusakan lapisan ozon,
pemanasan global dan perubahan iklim. Pada tahun delapan puluhan timbul kesadaran
bahwa masalah lingkungan global dapat mengancam kelangsungan pembangunan
ekonomi.
Pada tahun sembilan puluhan munculah kesadaran masyarakat akan perlunya suatu
alat analisis yang objektif untuk menilai kinerja operasional perusahaan terhadap
lingkungan.Salah satu isu utama yangmendapat perhatian besar masyarakat dunia adalah.
pencemaran lingkungan hidup oleh perusahaan industri. Pengusaha industri dituntut untuk
merubah sistem manajemen lingkungan agar sesuai dengan konsep pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Audit lingkungan merupakan alat untuk
memverifikasi secara objektif upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari
langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja lingkungan, berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan.
Audit lingkungan merupakan salah satu upaya proaktif perusahaan untuk perlindungan
lingkungan yang akan membantu meningkatkan kinerja operasional perusahaan terhadap
lingkungan, dan pada akhimya dapat meningkatkan citra positif perusahaan. Hal inilah
yang kemudian menjadi salah satu alasan yang melatar belakangi audit lingkungan sebagai
1

dasar evaluasi. Yaitu evaluasi kinerja perusahaan terhadap lingkungan disekitarnya,


dengan demikian perusahaan akan dinilai positif dari lembaga yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
1.

Apakah pengertian Audit Lingkungan itu?

2.

Apa sajakah manfaat dari Audit Lingkungan?

3.

Apa sajakah tujuan dan fungsi dari Audit Lingkungan?

4.

Apa sajakah sasaran dari Audit Lingkungan?

5.

Apa sajakah prinsip dasar dari Audit Lingkungan?

6.

Bagaimanakah pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia?

7.

Bagaimanakah perkembangan Audit Lingkungan di Indonesia?

C. Tujuan
1.

Memahami pengertian dari Audit Lingkungan.

2.

Memahami manfaat dari Audit Lingkungan.

3.

Memahami tujuan dan fungsi dari Audit Lingkungan.

4.

Memahami sasaran dari Audit Lingkungan.

5.

Memahami prinsip dasar dari Audit Lingkungan.

6.

Memahami pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia.

7.

Memahami perkembangan Audit Lingkungan di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Audit Lingkungan


Pengertian audit lingkungan sangat luas, dibawah ini adalah berbagai pengertian dari
audit lingkungan:

Audit lingkungan adalah alat pemeriksaan komprehensif dalam sistem manajemen


lingkungan untuk memverifikasi secara objektif upaya manajemen lingkungan dan
dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan performasi
lingkungan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan merupakan upaya proaktif
suatu perusahaan untuk perlindungan lingkungan yang akan membantu perusahan
meningkatkan efisiensi dan pengendalian emisi, polutan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan

citra

positif

dari

masyarakat

terhadap

perusahaan

(blog.mercubuana.co.id 2010).

Suatu penilaian yang sistematis, didokumentasikan, berkala, dan objektif bagaimana


organisasi, manajemen, dan semua aktiva memiliki kontribusi untuk mengamankan
lingkungan dengan melakukan pengendalian manajemen terhadap lingkungan
termasuk memenuhi persyaratan dan standar-standar yang berlaku (Menurut A.H.
Millichamp).

Audit lingkungan hidup adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan untuk menilai tingkat ketaatan terhadap persyaratan
hukum yang berlaku dan/atau kebijaksanaan dan standar yang ditetapkan oleh
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan (Pasal 1 (23), 28, 29
UU No. 23/1997).

Audit Lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara
sistematik, terdokumentasi, periodik dan objektif tentang bagaimana suatu kinerja
organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan memfasilitasi kontrol
manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan
pengkajian pemanfaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundangundangan tentang pengelolaan lingkungan.
3

Falsafah manajemen lingkungan yaitu:


a.

Pemecahan masalah

b.

Mengelola ketaatan

c.

Mengelola kepastian lingkungan

Dari banyaknya definisi diatas dapat diambil intisarinya yaitu adalah:


a.

Audit lingkungan merupakan alat manajemen, akan tetapi dapat juga digunakan
sebagai alat dari badan pengatur dan setiap kelompok yang berhubungan dalam
menilai kinerja lingkungan.

b.

Audit lingkungan harus sistematis (bukan sembarangan), didokumentasikan, berkala


(bukan hanya sekali), dan objektif (tidak menutupi kesalahan).

c.

Audit lingkungan meningkatkan kinerja/performa.

d.

Tujuan audit lingkungan adalah memberi kontribusi untuk mengamankan lingkungan.

e.

Audit lingkungan merupakan bagian dari sistem manajemen.

f.

Audit lingkungan berhubungan dengan menilai kebijakan perusahaan yang berkaitan


dengan persyaratan peraturan, akan tetapi juga dengan standar yang sesuai menurut
pandangan manajemen.

Audit lingkungan menyatakan secara tidak langsung gagasan berikut:


a.

Sekumpulan pengaturan lingkungan yang direncanakan dan prosedur-prosedur, yaitu


perusahaan dan semua manajemen serta stafnya menyadarinya.

b.

Termasuk persyaratan legal dan juga tujuan manajemen.

c.

Suatu

penilaian

apakah

pengaturan

yang

direncanakan

secara

efektif

diimplementasikan dan apakah mereka cocok untuk memenuhi kebijakan lingkungan


perusahaan.
Adapun alasan audit lingkungan harus dilakukan yaitu:
a.

Keinginan dewan direksi atau CEO untuk mendapatkan kepastian bahwa perusahaan
bertanggung jawab dan secara memadai menangani tanggung jawab lingkungannya.

b.

Inisiatif manajemen tingkat yang lebih rendah atau menengah untuk memperbaiki
aktivitas pengelolaan lingkungan yang ada dan mengejar apa yang perusahaan lain
sedang lakukan.

c.

Kejadian dari masalah atau kecelakaan lingkungan.

d.

Tanggapan terhadap suatu keinginan untuk mengantisipasi dan menghadapi masalah


potensial.

B. Manfaat Audit Lingkungan


Dari definisinya dapat juga diambil intisarinya manfaat dari audit lingkungan tersebut,
antara lain adalah :
Untuk meningkatkan efektifitas manajemen dan rasa memperbaiki aktifitas
pengelolaan lingkungan yang ada di Indonesia. Sesuai dengan GBHN 1993, sistem yang
dianut dalam pelaksanaan pembangunan nasional adalah pembangunan yang berwawasan
lingkungan. Pembangunan yang dilakukan untuk mengolah sumber daya alam, tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan.
Dasar hukum upaya pelestarian lingkungan hidup adalah Undang-Undang No. 4
Tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup. Pelaksanaan audit
lingkungan hidup bersifat sukarela dan pemerintah tidak mewajibkan semua perusahaan
melakukan audit lingkungan, namun pemerintah berhak melakukan pemeriksaaan.
Auditing sebagai komponen dari manajemen lingkungan merupakan kerangka kerja atau
metode untuk menuntun organisasi dalam mencapai dan mempertahankan kinerja sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Kesimpulan dari manfaat audit lingkungan adalah Audit lingkungan merupakan suatu
sistem manajemen lingkungan kerangka kerja atau untuk menuntun suatu organisasi untuk
mencapai dan mempertahankan kinerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.tahap
evolusi dalam manajemen dari aktivitas lingkungan yaitu pemecahan masalah, mengelola
ketaatan, dan mengelola kepastian lingkungan. Dan dapat disimpulkan juga manfaat
sebenarnya dari audit lingkungan adalah:
1.

Mengidentifikasi resiko lingkungan.

2.

Menjadi dasar pelaksanaan kebijakan pengelolaan lingkungan.

3.

Menghindari kerugian finansial (penutupan usaha, pembatasan usaha, publikasi


pencemaran nama).

4.

Mencegah tekanan sanksi hukum.

5.

Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam proses peradilan.


5

6.

Menyediakan informasi.

7.

Meningkatkan efektivitas manajemen.

8.

Perasaan dari kesenangan atau keamanan yang meningkat.

Adapun yang menerima menerima manfaat dari audit lingkungan adalah:


1.

Entitas korporat (reputasi perusahaan diperbaiki).

2.

Individual.

C. Tujuan dan Fungsi Audit Lingkungan


Tujuan audit lingkungan sangatlah luas, tergantung sudut pandang yang kita lihat.
Dibawah ini adalah pendapat para ahli terhadap tujuan audit lingkungan antara lain yaitu:
1.

Menurut Grant Ledgerwood, Elizabeth Street, dan Riki Therivel, bahwa audit
lingkungan mempunyai 3 tujuan yang luas, yaitu :

2.

a.

Ketaatan terhadap peraturan.

b.

Bantuan untuk akuisisi dan penjualan aktiva.

c.

Pengembangan korporat terhadap misi penghijauan.

Menurut The International Chamber of Commerce:


Audit lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara setiap

operasi usaha dengan keadaan sekitarnya. Apabila beroperasi secara efektif, suatu sistem
manajemen lingkungan korporat memberikan manajemen pengetahuan yaitu:

Perusahaan mentaati hukum dan peraturan lingkungan.

Kebijakan & prosedur secara jelas didefinisikan dan diumumkan ke seluruh


organisasi.

Risiko korporat yang berasal dari risiko lingkungan dinyatakan dan berada dibawah
pengendalian.

Perusahaan mempunyai sumber daya dan staf yang tepat untuk pekerjaan lingkungan,
menggunakan sumber daya tersebut, dan dapat mengendalikan masa depan sumber
daya tersebut.

Sistem manajemen lingkungan terdiri dari beberapa fungsi yang saling berkaitan:
Perencanaan.
Pengorganisasian.
Menuntun & mengarahkan.
Mengkomunikasikan.
Mengendalikan & menelaah.
Dengan fungsi manajemen lingkungan yang saling berkaitan tersebut dapat
disimpulkan fungsi audit lingkungan adalah upaya peningkatan pentaatan terhadap
peraturan. Di dalam audit lingkungan untuk menetapkan apakah suatu komponen
lingkungan tertentu baik atau tidak harus dibandingkan dengan baku mutu lingkungan. Ini
berarti bahwa audit lingkungan mendorong suatu usaha mentaati peraturan perundangan
yang berlaku, dalam hal ini antara lain adalah baku mutu lingkungan.
Audit lingkungan merupakan dokumen yang dapat merealisir pelaksanaan:

SOP (Standard Operating Procedure) atau prosedur standar operasi terhadap


pemasangan dan pengoperasian peralatan atau kegiatan pengelolaan lingkungan.

Pengelolaan

lingkungan

dan

pemanfaatan

lingkungan

dari

proses reused atau recycle dari limbah yang terjadi.

Sebagai tanggap darurat atau Early Warning System terhadap terjadinya kerusakan
atau pencemaran lingkungan.

Jaminan menghindari kerusakan lingkungan. Adanya audit lingkungan maka


kerusakan lingkungan yang lebih parah akan dapat dihindari.

Audit lingkungan merupakan dokumen yang dapat menguji kebenaran prediksi


dampak yang terdapat pada dokumen terdahulu yaitu AMDAL.

Perbaikan penggunaan sumber daya yaitu penghematan bahan, minimalisasi limbah,


identifikasi proses daur hidup, dan kemungkinan memperoleh tambahan sumber daya
dari proses recycle.
Penyebab dari kondisi industri yang berisiko adalah :

1.

Orang yang tidak memahami peraturan dan prosedur secara baik, sehingga tidak
memperhatikan setiap detail pekerjaan.

2.

Fasilitas fisik yang tidak memadai.

3.

Sistem manajemen yang terbatas.


7

4.

Prosedur yang tidak memadai, tidak sesuai atau kuno.

5.

Kekuatan eksternal, seperti gempa bumi, angin topan/badai, kerusuhan / huru-hara,


dan sabotase.

6.

Tekanan internal yang bersaing (memperoleh laba sebanyak-banyaknya).

D. Sasaran Audit Lingkungan


Adapun sasaran dari audit lingkungan yaitu:

Pengembangan kebijakan lingkungan.

Pentaatan terhadap regulasi, lisensi dan standar.

Review manajemen dan operasional perusahaan.

Meminimisasi resiko lingkungan.

Efisiensi penggunaan energi dan sumber daya alam.

Perbaikan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja.

Mengetahui aktivitas pasca amdal.

Penyediaan informasi untuk asuransi, merger dan disinvestment.

Pengembangan citra hijau dalam perusahaan.

E. Prinsip Dasar Audit Lingkungan


Sebenarnya prinsip dalam audit lingkungan tergantung pelaksana atau auditor masingmasing, akan tetapi disini terdapat prinsip yang mendasar yaitu:
1.

Karakteristik.
a.

Metodologi komprehensif
Audit lingkungan memerlukan tata laksana dan metodologi yang rinci. Audit
lingkungan harus dilaksanakan dengan metodologi yang komprehensif dan
prosedur yang telah ditentukan, untuk menjamin pengumpulan data dan informasi
yang dibutuhkan serta dokumentasi dan pengujian informasi tersebut.
Metodologi tersebut harus fleksibel sehingga tim auditor dapat menerapkan
teknik-teknik yang tepat. Audit lingkungan harus berpedoman kepada penggunaan
rencana yang sistematik dan sesuai dengan prosedur pelaksanaan audit lapangan
dan penyusunan laporan.
8

b.

Konsep pembuktian dan pengujian


Konsep pembuktian dan pengujian terhadap penyimpangan pengelolaan
lingkungan adalah hal yang pokok dalam audit lingkungan. Tim audit harus
mengkonfirmasikan semua data dan informasi yang diperolehnya melalui
pemeriksaan lapangan secara langsung.

c.

Pengukuran dan standar yang sesuai


Penetapan standardan pengukuran tertiadap kinerja lingkungan harus sesuai
dengan usaha atau kegiatan dan proses produksi yang diaudit. Audit lingkungan
tidak

akan

berarti

kecuali

hasil

kinerja

usaha

atau

kegiatan

dapat

dibandingkandengan standar yang digunakan.


d.

Laporan tertulis
Laporan harus mernuat hasil pengamatan dan fakta-fakta penunjang serta
dokumentasi terhadap proses produksi. Seluruh data dan hasil temuan harus
disajikan dengan letas dan akurat, serta dilandasi dengan bukti yang sahib dan
terdokumentasi.

2.

Kunci Keberhasilan.
a.

Dukungan pihak pimpinan


Pelaksanaan audit lingkungan harus diawali dengan adanya itikad pimpinan usaha
atau kegiatan. Usaha atau kegiatan dan proses

audit dapat menjadi sangat

kompleks dan pelaksanaan audit lingkungan menjadi tidak efektif bila tidak ada
dukungan yang kuat dari pimpinan usaha atau kegiatan. Selain itu tim auditor
harus pula diberi keleluasan untuk mengkaji hal-hal yang sensitif dan berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan.
b.

Keikutsertaan semua pihak


Keberhasilan audit lingkungan ditentukan pula oleh keikutsertaan dan kerjasama
yang baik dari semua pihak dalam usaha atau kegiatan yang bersangkutan,
mengingat kajian terhadap kinerja lingkungan akan meliputi semua aspek dan
pelaksanaan tugas secara luas.

c.

Kemandirian dan objektivitas auditor.


Tim audit lingkungan harus mandiri dan tidak ada keterikatan dengan usaha atau
kegiatan yang diaudit. Apabila tidak,maka obyektifitas dan kredibilitas akan

diragukan. Pada umumnya, kemandirian auditor diartikan bahwa tim auditor harus
dilaksanakan oleh orang di luar usaha atau kegiatan yang diaudit.
d.

Kesepakatan tentang tata laksana dan lingkup audit.


Harus ada kesepakatan awal antara pimpinan usaha atau kegiatan dengan tim
auditor tentang lingkup audit lingkungan yang akan dilaksanakan.

F. Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia


Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 42 Tahun 1994 juga mengatur
Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan, antara lain meliputi:
1.

Tata Laksana
Pelaksanaan audit lingkungan perlu mengikuti suatu tata laksana audit. Tata laksana
audit merupakan suatu rencana yang harus diikuti oleh auditor untuk dapat mencapai
tujuan audit yang diharapkan. Dengan mengacu pada tata laksana tersebut maka
diharapkan adanya konsistensi dalam pelaksanaan audit dan pelaporan hasil audit.
Tata laksana audit sangat beragam dan tergantung pada jenis usah dan karakteristik
lingkungan. Berikut ini adalah beberapa tata laksana audit yang umum dilaksanakan:
a.

Daftar Isian
Bentuk pelaksanaan audit yang paling sederhana adalah mempergunakan daftar
isian dari laporan yang akan dihasilkan sebagai acuan audit.

b.

Checklist
Jenis ini merupakan cara yang umum digunakan yaitu dengan mempergunakan
daftar yang rinci mengenai isi yang akan diaudit.

c.

Daftar pertanyaan
Daftar pertanyaan seringkali digunakan dalam pelaksanaan audit, dan daftar
pertanyaan tersebut harus dijawab secara lengkap oleh auditor. Pada umumnya,
auditor telah mempersiapkan format baku untuk melaksanakan audit dan
menyusun laporan akhir.

d.

Pedoman
Audit dengan menggunakan pedoman merupakan jenis tata laksanana yang paling
rinci. Pedoman ini memuat instruksi-instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang
harus dilaksanakan oleh auditor, serta aspek yang harus diteliti.

10

2.

Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan audit lingkungan adalah sebagai berikut:
a.

Pendahuluan
Penerapan audit lingkungan akan tergantung kepada jenis audityang dilaksanakan,
jenis usaha atau kegiatan dan pelaksanaan oleh tim auditor.

b.

Pra-audit
Kegiatan pra-audit merupakan bagian yang penting dalam prosedur audit
lingkungan. Perencanaan yang baik pada tahap ini akan menentukan keberhasilan
pelaksanaan audit dan tindak lanjut audit tersebut.Informasi yang diperlukan pada
tahap ini meliputi informasi rinci

mengenai aktifitas di lapangan, status hukum,

instruktur organisasi, dan lingkup usaha atau kegiatan yang akan diaudit. Aktifitas
pra-audit juga meliputi pemilihan tata laksana audit, penentuan tim auditor, dan
pendanaan pelaksanaan kegiatan audit. Pada saat ini, tujuan dan ruang lingkup
audit harus telah disepakati.
3.

Kegiatan Lapangan
a.

Pertemuan pendahuluan
Tahap awal yang harus dilaksanakan oleh tim audit adalah mengadakan
pertemuan dengan pimpinan usaha atau kegiatan untuk mengkaji tujuan audit, tata
laksana, dan jadwal kegiatan audit.

b.

Pemerikasaan lapangan
Pemeriksaan di lapangan dilaksanakan setelah pertemuan pendahuluan. Tim audit
akan mendapatkan gambaran tentang kegiatan usaha atau kegiatan yang akan
menjadi dasar penetapan areal kegiatan yang memerlukan

perhatian secara

khusus. Dengan melaksanakan pemeriksaan lapangan, tim auditor dapat


menemukan hal-hal yang terkait erat dengan kegiatan audit namun belum
teridentifikasi dalam perencanaan.
c.

Pengumpulan data
Data dan informasi yang dikumpulkan selama audit lingkungan akan mencakup
tata laksana audit, dokumentasi yang diberikan oleh pemilik usaha atau kegiatan,
catatan dan hasil pengamatan tim auditor, hasil sampling danpemantauan, fotofoto, rencana, peta, diagram, kertas kerja dan hal-hal lain yang berkaitan.
Informasi tersebut harus terdokumentasi dengan baik agar mudah ditelusuri
11

kembali. Tujuan utama pengumpulan data adalah untuk menunjang dan


merupakan dasar bagi pengujian temuan audit lingkungan.
d.

Pengujian
Prinsip utama audit lingkungan adalah bahwa informasi yang disajikan oleh tim
auditor telah diuji dan dikonfirmasikan. Dokumentasi yang dihasilkan oleh tim
auditor harus menunjang semua pernyataan, atau telah teruji melalui pengamatan
langsung oleh tim auditor. Dalam menguji hasil temuan audit, tim auditor harus
menjamin bahwa dokumen yang dihasilkan merupakan dokumen yang asli dan
sah. Oleh karena itu tata laksana audit harus menentukan tingkat pengujian data
yang dibutuhkan, atau harus ditentukan oleh tim auditor.

e.

Evaluasi hasil temuan


Hasil temuan audit harus dievaluasi sesuai dengan tujuan audit dan tata laksana
yang telah disetujui untuk menjamin bahwa semua isu/masalah telah dikaji.
Dokumentasi penunjang harus dikaji secara teliti sehingga semua hasil temuan
telah ditunjang oleh data dan diuji secara tepat.

f.

Pertemuan akhir
Setelah penelitian lapangan selesai, tim auditor harus memaparkan hasil temuan
pendahuluan dalam suatu pertemuan akhir secara resmi. Pertemuan ini akan
mendiskusikan berbagai hal yang belum terpecahkan atau informasi yang belum
tersedia. Tim auditor harus mengkaji hasil pertemuan secara garis besar dan
menentukan waktu penyelesaian laporan ahkir. Seluruh dokumentasi selama
penelitian harus dikembalikan kepada penanggung jawab usaha atau kegiatan.

4.

Pasca Audit
Tim auditor akan menyusun laporan tertulis secara lengkap sebagai hasil pelaksanaan
audit lingkungan. Laporan tersebut juga mencakup pemaparan tentang rencana tindak
lanjut terhadap isu isu yang telah diidentifikasi.

12

G. Pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia


Ketika melihat audit lingkungan, kadang terpikir ini adalah sebuah ruang untuk
menjaga tetap berkualitasnya kondisi lingkungan hidup. Dalam pembelajaran, terlihat jelas
bahwa audit lingkungan hanya merupakan sebuah kesukarelaan. Bahkan yang dibelajarkan
adalah audit lingkungan dalam ISO 14000, bukan pada audit lingkungan yang termaktub
dalam perundang-undangan negeri ini.
Kementerian Lingkungan Hidup sendiri telah mengeluarkan turunan UU mengenai
audit lingkungan, yaitu KepMenLH No 30/2001 [p], juga sebelumnya pada KepMenLH
No. 42/1994. Gaung Audit Lingkungan mulai menggema ketika WALHI (Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia) berpendapat bahwa sistem AMDAL yang ada sepatutnya
dilengkapi dengan audit lingkungan. Namun kenyataannya masih sangat sulit melihat
terjadinya proses audit lingkungan terhadap pelaku usaha. Hal ini juga lebih dikarenakan
tidak ada kewajiban pelaku usaha untuk melakukan audit lingkungan, yang ada hanyalah
kesukarelaan.
Dalam Standar Nasional Indonesia, pedoman audit lingkungan telah diabolisi (tidak
dipergunakan lagi). Diantaranya adalah SNI 19-14010-1997 tentang Pedoman audit
lingkungan Prinsip umum, SNI 19-14011-1997 tentang Pedoman untuk pengauditan
lingkungan Prosedur audit Pengauditan sistem manajemen lingkungan dan SNI 1914012-1997 tentang Pedoman audit untuk lingkungan Kriteria kualifikasi untuk auditor
lingkungan. Melihat tidak pentingnya audit lingkungan dalam tataran kebijakan, maka
tidak salah bila telah terjadi pengarahan negeri bencana ini ke arah ecosida, yang bisa jadi
terjadi tidak lebih dari 7 tahun lagi.

H. Perkembangan Audit Lingkungan di Indonesia


Ketika geger kebocoran pipa PT. Inti Indorayon Utama, Menteri Negara Lingkungan
Hidup, Sarwono Kusumaatmaja segera menyerukan untuk melakukan Audit Lingkungan
atas aktivitas perusahaan ini (Kompas, 10 November 1993). Sebenarnya apakah audit
lingkungan itu ? Bidang ini dapat dikatakan masih baru di dunia pengelolaan lingkungan di
bumi ini. Baru pada era 1980-an negara maju seperti Kanada mulai memikirkan dan
menerapkan Audit Lingkungan.
13

Secara ringkas Audit Lingkungan adalah evaluasi sistematis dan objektif dari dampak
yang ada maupun potensial dampak dari kegiatan suatu organisasi atas lingkungan. Apa
yang dievaluasi biasanya termasuk pengelolaan lingkungan dari organisasi itu, pentaatan
pada peraturan dalam pengelolaan lingkungan seperti emisi ke udara, pembuangan ke air,
pengelolaan limbahnya, termasuk pula manajemen komunikasi dan kursus-kursus yang
diberikan kepada stafnya. Audit Lingkungan berlaku bukan saja bagi departemendepartemen di pemerintahan, juga berlaku untuk perusahaan bisnis, bahkan termasuk
kelompok-kelompok lingkungan.
Gaung Audit LIngkungan mulai menggema ketika WALHI (Wahana Lingkungan
Hidup Indonesia) berpendapat bahwa sistem AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan

Hidup)

yang

ada

sekarang

sepatutnya

dilengkapi

dengan

audit

lingkungan.Karena salah satu kegunaan Audit Lingkungan adalah untuk mengecek dan
menguji kinerja program lingkungan dari suatu organisasi secara berkala. Pengujian secara
berkala ini, akan memperkuat penerapan rekomendasi dalam dua dokumen penting di
proses AMDAL, yaitu RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana
Pemantauan Lingkungan) suatu kegiatan.
Apalagi Audit Lingkungan haruslah menjamin adanya database lingkungan yang
menyeluruh untuk pengelolaan kewaspadaan serta pengambilan keputusan untuk
pemantauan fasilitas yang telah dan akan dibangun. Audit Lingkungan juga membantu
pihak yang berwenang di bidang lingkungan, dengan memberi informasi aktifitas
organisasi mengelola lingkungan dari database diatas. Database lingkungan yang tersedia,
sebaliknya, akan mendongkrak citra perusahaan sebagai perusahaan yang bonafid dan
dapat

dipercaya

dengan

tumbuhnya

kesadaran

lingkungan

dari

masyarakat.

Yang menjadi perdebatan, apakah audit lingkungan itu bersifat keharusan (mandatory)
sehingga dapat dipaksakan berlakunya oleh pemerintah, atau semata-mata kerelaan sang
pengusaha untuk menjalankannya sebagai bagian dari manajemen internal mereka ?
Karena itu ada pendapat jika memang audit Lingkungan merupakan urusan intern
perusahaan, setidaknya masalah transparansi menjadi penting disini, sehinga pihak luar
dapat menjalankan fungsinya sebagai eksternal kontrol. Apalagi mengingat kesalahan
perhitungan dalam mengelola lingkungan tidak hanya ditanggung oleh pengusaha, tetapi
juga masyarakat lainnya.

14

Proses yang dijalankan untuk melakukan Audit Lingkungan haruslah dilakukan secara
menyeluruh termasuk melakukan audit organisasi dan personalnya, penyelidikan lapangan
(on-site investigation) dengan mewancarai staff dengan variasi jabatannya, menganalisis
dokumen-dokumen terkait, yang pada akhirnya dilakukan pelaporan Audit dan
rekomendasi tindak-lanjut kegiatan.
Agar Audit Lingkungan dapat berjalan dengan efektif, setidaknya ada elemen penting
yang harus diperhatikan. Pertama diperlukan Komitmen dari perusahaan itu agar ia mau
terbuka dan jujur dalm memberikan data. Hal diatas agak riskan mengingat pengusaha
biasanya enggan untuk membuka 'jati dirinya' karena persaingan bisnis misalnya. Kedua,
adanya Auditor yang mandiri yang tidak mempunyai kepentingan apapun atas fasilitas
yang sedang diaudit. Ini penting untuk menjaga keobjektifan penilaian, kemandirian
Auditor harus pula dijaga agar tidak terpengaruh oleh situasi atau tekanan lainnya ketika
mereka melakukan kunjungan lapangan. Verifikasi prosedur dan pengukuran kinerja,
merupakan dua hal berikutnya dari elemen Audit Lingkungan. Hal ini penting dilakukan
agar ada kepastian bahwa informasi yang didapat memang benar-benar akurat. Terakhir,
harus ada mekanisme tindak lanjut dari rekomendasi yang didapat selama Audit
Lingkungan. Jika tidak, maka usaha Audit Lingkungan yang telah dilakukan akan menjadi
sia-sia.
Nampaknya ini merupakan 'barang baru' di Indonesia sehingga BAPEDAL (Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan) perlu berkirim surat ke Kedutaan-kedutaan Besar
mancanegara, meminta para ahli lingkungan menerapkan Audit Lingkungan bagi PT. IIU
(Kompas, 16 November 1993). Apakah ini suatu pengakuan atas langkanya tenaga Auditor
Lingkungan di Indonesia, agaklah riskan untk dijawab. Tetapi dalam hal ini, Malaysia
selangkah lebih maju dari Indonesia dangan membuat Konperensi Audit Lingkungan
(Februari 1993) untuk mengkaji dan mensosialisasikan Audit Lingkungan dinegaranya.
Dalam perkembangan lebih jauh, nampaknya Bapedal sangat berminat untuk
mengembangkan Audit Lingkungan sebagai salah satu alat pengelolaan lingkungan di
Indonesia. Sepanjang tahun 1994 ide tentang Audit Lingkungan terus digodok dengan
mengundang pihak terkait. Sayangnya perdebatan tentang Audit Lingkungan masih
berpijak pada Audit Lingkungan yang biasa diterapkan di negara barat; yaitu sebagai
management tool yang lemah segi penegakannya. Berbeda dengan visi WALHI bahwa
Audit Lingkungan adalah enforcement tool agar RKL dan RPL dapat dilaksanakan.
15

Sehingga dapat dipahami para praktisi, dan pembuat studi AMDAL banyak yang
pesimis akan kegunaan Audit Lingkungan. Kata mereka masalh utama adalah bagaimana
rekomendasi-rekomendasi AMDAL dapat diterapkan, sehingga yang diperlukan adalah
pengawasan dan penegakan agar hasil studi AMDAL dapat dilaksanakan oleh pemrakarsa
(terungkap dalam diskusi tentang Audit Lingkungan, Jakarta 21 Oktober 1994). Jika,
masalah penegakan tidak dapat diselesaikan, maka audit lingkungan dipandang hanya
sebagai tambahan pekerjaan dan biaya tanpa kejelasan makna perlindungan lingkungan
lagi.
Nampaknya pemerintah lebih suka untuk melepaskan perdebatan tentang Audit
Lingkungan.

Keluarnya

SK.

Menteri

Negara

Lingkungan

Hidup

No.

Kep-

42/MenLH/11/94 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan telah


menegaskan sikap pemerintah dan mengakhiri perdebatan apakah audit lingkungan bersifat
sukarela atau kewajiban. Surat keputusan tersebut jelas menyebutkan bahwa audit
lingkungan adalah sukarela dan dengan ruang lingkup yang fleksibel. Jelas, hal ini sangat
memerlukan 'niat baik' dari sang pemrakarsa audit lingkungan untuk mau terbuka atas
aktivitas mereka. Menyimak audit lingkungan yang dilakukan oleh PT. IIU, setelah lebih
dari setahun berjalan tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang kemajuan proses audit
tersebut dan sialnya tidak ada satu lembagapun yang dapat memaksa PT. IIU untuk
mengumumkan hasil Audit Lingkungannya. Jika sudah begini, maka apa yang disinyalir
para praktisi Amdal akan mendekati kenyataan; bahwa audit lingkungan menjadi tidak
bermakna.

16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara ringkas Audit Lingkungan adalah sistim evaluasi yang dilakukan secara
sistematis dan objektif terhadap pengelolaan dampak yang ada maupun potensial dampak
dari kegiatan suatu organisasi atas lingkungan yang juga berpengaruh terhadap kinerja
suatu organisasi. Apa yang dievaluasi biasanya termasuk pengelolaan lingkungan dari
organisasi itu, pentaatan terhadap peraturan dalam pengelolaan lingkungan seperti emisi ke
udara, pembuangan ke air, pengelolaan limbahnya, sistim dokumentasi, pelaporan,
indikator kinerja, sistim tanggap darurat termasuk pula tanggung jawab manajemen,
komunikasi

dan

kursus-kursus

yang

diberikan

kepada

stafnya.

Manfaat yang dapat diperoleh suatu perusahaan dari kegiatan audit lingkungan adalah
(BAPEDAL, 1994):
Mengidentifikasi resiko lingkungan
Menjadi dasar bagi pelaksanaan kebijakan pengelolaan lingkungan atau upaya
penyempurnaan rencana yang ada.
Menghindari kerugian finansial seperti penutupan/ pemberhentian suatu usaha atau
kegiatan atau pembatasan oleh pemerintah, atau publikasi yang merugikan akibat
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang tidak baik.
Mencegah tekanan sanksi hukum terhadap suatu usaha atau kegiatan atau terhadap
pimpinannya berdasarkan pada peraturan perundangundaangan yang berlaku.
Membuktikan pelaksanaan pengelolaan lingkungan apabila dibutuhkan dalam proses
pengadilan.
Meningkatkan kepedulian pimpinan/ penanggung jawab dan staf suatu badan usaha
atau kegiatan tentang pelaksanaan kegiatannya terhadap kebijakan dan tanggung
jawab lingkungan.
Mengidentifikasi kemungkinan penghematan biaya melalui upaya konservasi energi
dan pengurangan, pemakaian ulang dan daur ulang limbah.

17

B. Saran
Agar audit lingkungan dapat berjalan dengan efektif, setidaknya ada lima elemen
penting yang harus diperhatikan. Pertama diperlukan komitmen dari perusahaan itu agar
mau terbuka dan jujur dalam memberikan data. Hal di atas agak riskan mengingat
pengusaha biasanya enggan untuk membuka 'jati dirinya' karena persaingan bisnis
misalnya. Kedua, adanya Auditor yang mandiri yang tidak mempunyai kepentingan
apapun akan fasilitas yang sedang diaudit. Ini penting untuk menjaga keobjektifan
penilaian, kemandirian auditor harus pula dijaga agar tidak terpengaruh oleh situasi atau
tekanan lainnya ketika mereka melakukan kunjungan lapangan. Verifikasi prosedur dan
pengukuran kinerja, merupakan dua hal berikutnya dari elemen Audit Lingkungan. Hal ini
penting dilakukan agar ada kepastian bahwa informasi yang didapat memang benar-benar
akurat. Terakhir, harus ada mekanisme tindak lanjut dari rekomendasi yang didapat selama
Audit Lingkungan. Jika tidak, maka usaha Audit Lingkungan yang telah dilakukan menjadi
sia-sia.

18

DAFTAR PUSTAKA
1.

http://www.elaw-ino.org/Audit%20lingkungan.html

2.

http://grhoback.blogspot.com/2010/05/audit-lingkungan.html

3.

http://timpakul.web.id/audit.html

4.

http://industri16victor.blog.mercubuana.ac.id/2010/12/17/definisi-audit-lingkungan/

5.

http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/definisi-dan-pengertian-audit.html

6.

http://nunung-bgr.blogspot.com/2010/02/audit-lingkungan.html

7.

http://novaoshiin.blogspot.com/2011/06/audit-lingkungan.html

8.

http://www.paradigm-consultant.com/2009/08/22/audit-sistem-manajemenlingkungan/

9.
10.

http://bpkimi.kemenperin.go.id/.../Ringkasan%20SNI-19
Kepmen LH Nomor 30 Tahun 2001 Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup
yang Diwajibkan

19

Anda mungkin juga menyukai