Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
Nama : Ni Nengah Krisna Maitrayani
Nim : 028 SYE BID 10
Oleh
Nama : Ni Nengah Krisna Maitrayani
Nim : 028 SYE BID 10
MOTTO
Jadi diri sendiri, mencari jati diri untuk hidup mandiri
Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar
Sesekali melihat kebelakang untuk melanjutkan yang tertunda
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk
Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan wara nugrahanya
Ibuku (Ni Ketut Niarsi, S.Pd) dan Bapakku (I Wayan Subrata, S.Pd), yang selalu
membimbingku dengan penuh kesabaran
Kakakku satu-satunya (I Wayan Adi Saptana, S.Kom), yang selalu memberikan
dukungan
Dosen Pembimbing dan Penguji Karya Tulis Ilmiah (Zainal Arifin, Ns.S.Kep.
Sp.MB, Ns. Badarudin.MM dan Nurul Fatmawati, S,ST) yang dengan sabar
membimbing tahap demi tahap pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Sahabat-sahabatku dan teman-teman kebidanan angkatan 2010
Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Terimaksaih atas doa, semangat dan dukungannya sehingga Karya Tulis Ilmiah
ini dapat terselesaikan.
RIWAYAT HIDUP
Ni Nengah Krisna Maitrayani, lahir di Mataram Nusa Tenggara Barat tahun 1992.
Pendidikan yang telah ditempuh dari Sekolah Dasar (SD) yaitu di SDN 1 Anyar
Bayan Kabupaten Lombok Utara tahun 1998-2004 , SMP di SMP 1 Kuta Selatan
Jimbaran Bali hingga tahun 2005 kemudian pindah ke SMP 1 Bayan dan
menamatkan Sekolah Menengah Pertama Pada Tahun 2007, melanjutkan di
SMAN 1 Bayan dari tahun 2007-2010, dan kini sedang menenmpuh Diploma
(D3) jurusan kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan Rumah Sakit
Islam (STIKES YARSI) Mataram. Pernah mengikuti olimpiade biologi tingkat
kecamatan pada saat kelas 5 SD dan mendapatkan peringkat pertama dan pernah
mengikuti olympiade Teknologi, informasi dan telekomuniasi pada saat kelas 2
SMA dan mendapatkan peringkat 2 Cita-cita ingin menjadi bidan yang mengabdi
pada masyarakat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Gambaran kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi persalinan di
puskesmas Tanjung Karang Tahun 2013 dapat terselesaikan. Proposal ini
merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan gelar Ahli Madya
Kebidanan (Amd.Keb) pada Program Studi DIII Kebidanan STIKES Yarsi
Mataram
Bersama dengan ini perkenankan penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :
1.
2.
Irni Setyawati, M.Keb selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKES
YARSI Mataram .
3.
4.
5.
Semua Staf Pengajar dan Tata Usaha STIKES YARSI Mataram yang telah
banyak membantu dan memudahkan segala fasilitas sehingga proposal ini
dapat terselesaikan.
6.
Orang tua dan saudara saya, yang telah banyak memberikan dukungan moril
dan spiritual kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di STIKes
YARSI Mataram.
Semoga Tuhan membalas kemurahan hati dan budi baik semua
pihak yang telah memberi kesempatan, dukungan, fasilitas, kritik dan saran
dalam menyelesaikan Proposal ini.
Penulis
DAFTAR ISI
10
11
12
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Lamanya persalinan ............................................................................ 29
Tabel 4.1 Identifikasi variabel ............................................................................ 49
Tabel 4.2 Lembar kode ....................................................................................... 56
Tabel 5.1 Data Ketenagakerjaan ......................................................................... 62
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2013............................................. 63
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2013............................................. 64
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2013............................................. 64
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kunjungan antenatal di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2013....................... 65
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan sosial di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2013.................................... 65
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada ibu dalam menghadapi
persalinan di Puskesmas Tanjung Karang bulan Juli tahun 2013........ 66
13
LAMPIRAN
1. Lembar konsultasi
2. Surat permohonan pengambilan data
3. Surat permohonan sebagai responden
4. Chek list
5. Jadwal penelitian
14
BAB 1
PENDAHULUAN
dialami
secara
subyektif
dan
dikomunikasikan
secara
15
Pekerjaan, Ibu yang bekerja lebih aktif mempunyai emosi yang lebih stabil
dibandingkan ibu yang tidak bekerja dan ibu yang bekerja lebih tahan
terhadap penderitaan atau rasa sakit ketika melahirkan bayinya; 4)Asuhan
kebidanan antenatal memberikan kesempatan kepada ibu untuk lebih
mengenal bayinya sebelum lahir dapat membantu meminimalkan disstres.
Kurangnya Pengetahuan ibu mengenai manfaat kunjungan antenatal dapat
mengakibatkan kecemasan saat persalinan. Ada berbagai penyebab ibu
tidak melakukan pemeriksaan kehamilannya antara lain karena pendidikan
yang masih rendah serta kepercayaan penduduk yang salah namun tetap
diyakini sebagai suatu kebenaran (Kartono,2005)
Kecemasan dalam menghadapi persalinan sering kali disebabkan
oleh perasaan takut mati dikarenakan peristiwa persalinan seringkali
disertai perdarahan dan kesakitan yang hebat, selain itu pula terdapat
kekhawatiran ibu terhadap yang akan terjadi pada bayi yang dilahirkan
seperti kemungkinan cacat serta kenyakinan akan dirinya sendiri atas
kemampuannya untuk menjaga dan merawat bayinya dikemudian hari
(Kartono, 2005).
Dampak ibu yang mengalami kecemasan dalam kehamilannya akan
berpengaruh dalam proses pengeluaran bayi (kelahiran) atau pun sangat
berpengaruh pada perawatan bayi, dikarenakan ibu yang mengalami
kecemasan selama kehamilan cenderung beresiko mengalami post partum
blues pada masa pasca persalinan. Banyak orang yang menyebutkan ada
beberapa faktor penyebab dari mudah sulitnya aktivitas melahirkan bayi
16
yang
diantaranya
bersangkutan
adalah
kondisi
(Kartono
psikis/kejiwaan
2005).
Depresi
wanita
masa
yang
nifas
merupakan gangguan afeksi yang sering terjadi pada masa nifas, dan
tampak dalam minggu pertama pasca persalinan. Insiden depresi post
partum
sekitar
10-15
persen.
Post
partum
blues
disebut
juga maternity blues atau sindrom ibu baru. Keadaan ini merupakan
hal
yang
serius,
sehingga
ibu
17
18
tingkat
kecemasan
ibu
primigravida
dalam
19
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kecemasan
2.1.1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar,
yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kecemasan atau
ansietas
dialami
secara
subyektif
dan
dikomunikasikan
secara
tidak
mampu
mengatasi
stresor
psikososial
yang
20
1.
2.
3.
21
4.
5.
2.
3.
4.
5.
6.
Keluhan-keluhan
somatik,
misalnya
rasa
sakit
pada
otot
tulang,
22
Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari;
ansietas ini menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan
lapang persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan serta kreativitas.
2.
Sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit lapang persepsi
individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian ang selektif
namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk
melakukannya.
3.
Berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cendrung
berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal
lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu
tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain.
4.
Panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Hal yang
rinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali,
individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu dengan
23
24
14 20 = kecemasan ringan
21 27 = kecemasan sedang
28 41 = kecemasan berat
42 56 = kecemasan berat sekali
Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat ukur HRS-A ini adalah sebagai
berikut:
Gejala Kecemasan
01.
02.
cemas
firasat buruk
mudah tersinggung
Ketegangan
-
merasa tegang
lesu
mudah terkejut
mudah menangis
gemetar
25
03.
04.
05.
06.
gelisah
Ketakutan
pada gelap
ditinggal sendiri
Gangguan tidur
-
banyak mimpi-mimpi
mimpi buruk
mimpi menakutkan
Gangguan kecerdasan
-
sukar konsentrasi
hilangnya minat
26
07.
08.
09.
sedih
kaku
kedutan otot
gigi gemerutuk
penglihatan kabur
merasa lemas
perasaan ditusuk-tusuk
Gejala kardiovaskuler
berdebar-debar
nyeri di dada
27
10.
Gejala respiratori
(pernafasan)
11.
rasa tercekik
nafas pendek/sesak
Gejala gastrointestinal
(pencernaan)
12.
sulit menelan
perut melilit
gangguan pencernaan
mual
muntah
Gejala urogenital
28
13.
14.
ejakulasi dini
ereksi melemah
ereksi hilang
impotensi
Gejala autonom
-
mulut kering
muka merah
mudah berkeringat
kepala pusing
bulu-bulu berdiri
gelisah
tidak senang
29
jari gemetar
kerut kening
muka tegang
otot tegang/mengeras
muka merah
30
Pengertian
Kehamilan adalah masa mulai ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari
(40 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut matur (cukup bulan), lebih dari
43 minggu disebut post matur dan antara 28-36 minggu disebut prematur
(Rohani, dkk 2011).
Kehamilan dibagi kedalam 3 bagian :
a.
b.
c.
2.
a.
Oksigen
Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat sebagai respon
tubuh terhadap akselerasi metabolisme rate perlu untuk menambah masa
jaringan pada payudara, hasil konsepsi dan masa uterus.
b.
Nutrisi
1)
31
2)
3)
4)
c.
Personal Hygiene
1)
Selama kehamilan PH vagina menjadi asam berubah dari 4-3 menjadi 5-6,
akibat vagina mudah terkena infeksi.
2)
3)
4)
5)
Mandi teratur mencegah iritasi vagina, teknik pencucian perianal dari depan
kebelakang.
d.
Eliminasi
1)
2)
3)
e.
Kebutuhan Seksual
Meningkatnya vaskularisasi pada vagina dan visera pelvis dapat
mengakibatkan meningkatnya sensitifitas seksual sehingga meningkatkan
32
Istirahat/ Tidur
Pada ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya
untuk banyak istirahat/tidur untuk memperbaiki sirkulasi darah, sebaiknya
jangan bekerja terlalu berlebihan.
3.
1.
Dukungan Suami
Wanita yang mengalami depresi selama kehamilan dapat mengalami
depresi
pasca
persalinan
jika
tidak
mengalami
kepuasan
dalam
3.
a.
b.
c.
4.
33
1.
Trimester I
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil adalah ayah dari
sang anak. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang
diperhatikan dan dikasihi oeh pasangan prianya selama hamil memiliki
gejala emosi dan fisik lebih sedikit komplikasi dalam persalinannya dan
lebih mudah melakukan penyesuaian pada masa nifas.
Sebagai tenaga kesehatan dapat membantu ibu memahami setiap
perubahan yang terjadi pada dirinya baik fisik maupun psikologis. Yakinkan
bahwa kebanyakan ibu akan mulai merasa lebih baik dan berbahagia pada
trimester kedua.
2.
Trimester II
Dukungan yang dapat diberikan keluarga atau suami pada trimester ini
adalah bersama-sama dengan ibu untuk merencanakan persalinan, ikut
mewaspadai adanya tanda-tanda bahaya.
Sebagai tenaga kesehatan dapat memberikan dukungan dengan
memberikan berbagai penyuluhan tentang nutrisi, pertumbuhan bayi, tandatanda bahaya, dan rencana persalinan ibu.
3.
Trimester III
34
persalinannya.
Bersama-sama
mematangkan
persiapan
35
Persalinan spontan
Bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui
jalan lahir.
2.
Persalinan buatan
36
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan
forcep atau dilakukan operasi sectio caesarea.
3.
Persalinan anjuran
Pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup
diluar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesuliatan
dalam persalinan.
Kadang-kadang persalinan tidak mulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung
setelah
pemecahan
ketuban,
pemberian
pitocin
atau
Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul, terutama pada primiravida. Pada multipara, hal tersebut tidak
begitu jelas.
2.
3.
Sering buang air kecil atau sulit berkemih (Polakisuria) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
4.
37
5.
Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2.
Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekanrobekan kecil pada serviks.
3.
4.
2.
Fase aktif (pembukaan serviks 4-1 cm), berlangsung selama 6 jam dan
dibagi dalam 3 subfase.
38
a.
b.
c.
1.
Tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi (sistol ratarata naik 10-20 mmHg, diastol naik 5-10 mmHg, Antara kontraksi,
tekanan darah kembali seperti saat sebelum persalianan. Rasa sakit, takut,
dan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.
2.
Metabolisme
39
Suhu Tubuh
Oleh karena adanya peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh
sedikit meningkat selama persalinan. Selama dan setelah persalinan akan
terjadi peningkatan, jaga agar peningkatan suhu agar tidak lebih dari 0,5-1
C.
4.
Detak Jantung
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung akan
meningkat secara dramatis selama kontraksi.
5.
Pernafasan
Oleh karena terjadinya peningaktan metabolisme, maka terjadi
sedikit peningkatan laju pernapasan yang dianggap normal, hiperventilasi
yang lama dianggap tidak normal dan bisa menyebabkan alkalosis.
6.
Ginjal
Poliuri
sering
terjadi
selama
proses
persalinan,
mungkin
Gastrointestinal
40
Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr / 100 ml selama persalinan
dan akan kembali sebelum persalinan sehari pasca persalinan, kecuali
terdapat perdarahan post partum.
Perubahan psikologis pada kala I
Asuhan yang bersifat mendukung selama persalinan merupakan
suatu standar pelayanan kebidanan. Ibu yang bersalin biasanya mengalami
perubahan emosional yang tidak stabil (Rohani, dkk 2011).
Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara
berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.
Tanda dan Gejala Kala II
1.
2.
3.
4.
41
5.
6.
1.
2.
Multipara
7 jam
jam
jam
7 jam
42
kuat, lalu timbullah his mengedan. Penolong harus telah siap memimpin
persalinan.
Ada 2 cara ibu mengedan,
1.
2.
43
2.
Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya ; juga merasa sangat lelah.
3.
4.
1.
Tingkat kesadaran.
2.
3.
Kontraksi uterus.
4.
44
1.
2.
3.
4.
Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada laserasi atau
episiotomi).
5.
6.
1.
Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih, dan perdarahan
setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit dalam 1 jam
kedua pada kala IV.
2.
45
3.
Pantau suhu ibu satu kali pada jam pertama dan satu kali pada jam kedua
pasca persalinan.
4.
5.
Ibu
yang
Mengalami
Kecemasan
Dalam
Menghadapi
Persalinan.
1.
Umur
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu
keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati.
a.
Usia 19 Tahun
Wanita yang lebih muda dan tidak menikah lebih cenderung beresiko
mengalami peningkatan disstres emosional.
Kehamilan remaja umumnya terkait dengan pendidikan dan karier di
masa depan,implikasi finansial tentang perawatan anak, kurang pengetahuan
tentang mengasuh anak dan pergumulan psikologis karena saat ini ia sedang
berada dalam tahap pembentukan identitas diri.
b.
46
Usia 35 Tahun
Wanita yang pertama kali hamil pada usia lebih dari 35 tahun
mempunyai resiko abnormalitas kongenital janin, seperti sindrom down.
Wanita di usia ini memiliki kebutuhan lebih besar untuk ditawarkan
penapisan antenatal maka wanita di usia lebih dari 35 tahun ini cenderung
ditawari melahirkan dengan seksio sesaria. (Henderson dan Jones, 2005).
Adapun pertanyaan yang diajukan untuk umur menurut (Notoatmodjo 2012)
adalah Berapa umur ibu sekarang?
2.
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan merupakan peran penting dalam proses tumbuh kembang
seluruh kemampuan dan perilaku manusia. Dengan pengetahuan manusia
dianggap akan memperoleh pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan
seseorang, maka akan semakin berkualitas pengetahuan seseorang. Tingkat
pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi
47
Pekerjaan
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan
oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu
tugas
atau
kerja
yang
seseorang.
Dalam
48
Kunjungan Antenatal
Kunjungan antenatal yaitu pemeriksaan berkala yang dilakukan ibu
hamil yang bertujuan untuk mengetahui keadaan dirinya dan bayinya serta
mendapatkan pendidikan kesehatan seputar ibu hamil, persalinan, nifas dan
perawatan bayi serta tanda-tanda bahaya disetiap tingkatannya.
Banyak wanita hamil menyadari kenyataan adanya bayi , terutama
saat pertama kali gerakan janin dirasakan, beberapa wanita mengadopsi
sikap yang lebih positif terhadap kehamilan mereka pada saat ini.Oleh
karena itu, asuhan antenatal memberi kesempatan pada wanita untuk
mengenal bayinya sebelum lahir dapat membantu meminimalkan disstres.
Teknik pemindaian simpatis (USG) dapat digunakan untuk membantu
wanita menyesuaikan diri secara positif terhadap kehamilannya dan, selain
itu, dapat membantu ayah untuk lebih mudah beradaptasi (Henderson dan
Jones, 2005). Adapun pertanyaan yang diajukan untuk kunjungan antenatal
menurut (Notoatmodjo 2012).
5.
49
50
Takut Mati
Sekalipun peristiwa kelahiran itu merupakan suatu fenomena
fisiologis yang normal, namun hal-hal tersebut tidak kalis dari risiko-risiko
dan bahaya kematian. Bahkan pada proses kelahiran yang normal sekalipun
senantiasa disertai pendarahan dan kesakitan-kesakitan hebat. Peristiwa
inilah yang menimbulkan ketakutan-ketakutan, khususnya takut mati, baik
kematian dirinya sendiri, maupun anak bayi yang akan dilahirkan.
2.
Trauma Kelahiran
Trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi dari
rahim ibunya, ketakutan berpisah ada kalanya menghinggapi seorang ibu
yang merasa amat takut kalau bayinya akan berpisah dari dirinya, seolaholah ibu tersebut menjadi tidak mampu menjamin keselamatan bayinya.
3.
a.
Orang lebih suka dan merasa lebih mantap kalau ibunya (nenek sang bayi)
menunggui ketika melahirkan bayinya.
b.
Maka menjadi sangat pentinglah kehadiran ibu tersebut pada saat anaknya
melahirkan oroknya.
4.
Ketakutan Melahirkan
51
a.
b.
Cara hidup yang baik atau cara hidup yang sangat ceroboh dari wanita yang
bersangkutan. Sebab cara hidup tersebut. Terutama cara hidup seksualnya,
mempengaruhi kondisi rahim dan organ genetalianya.
c.
d.
2.
52
Menangis
b.
Sulit tidur
c.
Gelisah
d.
Perubahan perasaan
e.
Cemas
f.
Kesepian
g.
h.
Penurunan libido
i.
j.
k.
l.
a.
b.
c.
Karakter pribadi
d.
e.
Riwayat depresi
53
f.
g.
Terisolasi
h.
2.6.
1.
responden yang sering mengikuti senam hamil (> 5 kali) seluruhnya tidak
mengalami kecemasan (14,28%), jarang mengikuti senam hamil (1 5 kali)
selama kehamilan trimester ketiga, 22 (39,29%) responden tidak mengalami
kecemasan, 7 (12,5%) responden mengalami cemas ringan dalam menghadapi
persalinan dan 19 responden (33,93%) yang tidak pernah mengikuti senam
hamil
2.
Ayu siska, 2010, Di RSUP DR. Djamil Padang, Gambaran tingkat kecemasan
(Anxiety) terhadap operasi sectio caesarea yang tidak direncanakan, Untuk
mengetahui gambaran tingkat kecemasan terhadap tindakan operasi sectio
caesarea yang tidak direncanakan, Metode yang digunakan yaitu survei
deskriptif, Hasil yang didapatkan yaitu 53,85% mengalami kecemasan pada ibu
multigravida dan 58,82% pada ibu primigravida.
3.
Laili rahmi, 2009, Di RSUP DR. Djamil Padang, Hubungan usia, tingkat
pendidikan, dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan menjelang
54
Maria rosa lamude, 2009, Rumah sakit umum kota Semarang, Hubungan
support sistem suami dengan tingkat kecemasan ibu dalam proses persalinan
kala I dan kala II, Untuk mengetahui adanya hubungan antara support sistem
suami dengan tingkat kecemasan ibu dalam proses persalinan kala I dan kala II,
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik yang menggunakan
pendekatan crossectional, Hasilnya adalah adanya hubungan antara support
sistem suami dengan tingkat kecemasan ibu dalam proses persalinan kala I dan
kala II.
5.
Ditha arindra, 2009. Di BPS. Ny. Muarofah Asem Rowo Surabaya .Kecemasan
menghadapi persalinan anak pertama pada ibu dewasa awal, Tujuannya untuk
mengetahui kecemasan pada ibu ketika menghadapi persalinan anak pertama
dan mengetahui penyebab kecemasan pada ibu dalam menghadapi persalinan
55
Tri indri maharani, 2010, di rumah bersalin Melania, depok, Hubungan antara
dukungan sosial dan kecemasan dalam menghadapi persalinan pada ibu hamil
trimester ketiga, Tujuan penelitian ini ongin memperoleh gambaran atau
deskripsi mengenai hubungan antara dukungan sosial dan kecemasan pada
wanita hamil trimester ketiga dalam menghadapi persalinan, Menggunakan
metode survei analitik, Hasil subjek penelitian yang memiliki dukungan sosial
yang rata-rata tinggi dan kecemasan dalam menghadapi persalinan rendah.
BAB 3
KERANGKA KONSEP
56
Ibu Primigravida
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Kunjungan Antenatal
Dukungan Sosial
Tingkat
Kecemasan
Ringan
Sedang
Berat
Panik
Keterangan
: Diteliti
: Tidak di Teliti
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Gambaran Kecemasan Primigravida dalam
Menghadapi Persalinan ( Modifikasi teori 1) Kartini kartono, 2005,
2) Henderson dan Jones, 2005,3) Stuart, 2006, 4) Notoatmodjo,
2012)
57
BAB 4
METODE PENELITIAN
Analisis Data
Hasil
Kesimpulan
58
Kriteria Inklusi
1.
2.
59
3.
Ibu yang pada bulan Mei usia kehamilannya telah memasuki trimester ke III
minggu ke 38 40.
4.
5.
b.
Kriteria Ekslusi
1.
2.
3.
Ibu yang pada bulan Mei usia kehamilannya belum memasuki trimester ke
III minggu ke 38-40.
4.
5.
(Notoatmodjo 2012).
Dalam penelitian ini besar sampel ditentukan dengan menggunakan
metode slovin adalah sebagai berikut:
dimana
n:jumlah sampel
N: jumlah populasi
e:batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Jumlah ibu hamil yang memasuki usia kehamilan 38-40 minggu pada bulan Juli
terdapat : 46 Orang.
n=
60
= 31,5 = 32 Orang
Jadi besar sampel pada penelitian ini adalah 32 orang.
4.3.3. Teknik Sampling
Teknik sampling suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam
penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili
keseluruhan populasi yang ada. Dalam penelitian ini akan digunakan
probability
sampling
yaitu
teknik
pengambilan
sampling
dengan
61
Variabel
Definisi Operasional
Parameter
Tingkat
kecemasan
ibu
primigravida
Suatu
ketengangan Perasaan cemas (ansietas)
yang dialami ibu yang a. Cemas
pertama kali hamil b. firasat buruk
dalam
menghadapi c. takut akan pikiran
persalinannya
yang
sendiri
usia
kehamilannya d. mudah tersinggung
memasuki 38 40 Ketegangan
minggu pada bulan - merasa tegang
Mei.
- lesu
- tidak bisa istirahat
tenang
- mudah terkejut
- mudah menangis
- gemetar
- gelisah
Ketakutan
a. pada gelap
b. pada orang asing
c. ditinggal sendiri
d. pada binatang besar
e. pada keramaian lalu
lintas
f. pada
kerumunan
orang banyak
Gangguan tidur
a. Sukar masuk tidur
b. terbangun
malam
hari
c. tidur tidak nyenyak
d. bangun dengan lesu
e. banyak
mimpimimpi
f. mimpi buruk
g. mimpi menakutkan
Gangguan kecerdasan
a. sukar konsentrasi
b. daya ingat menurun
c. daya ingat buruk
Perasaan depresi (murung)
a. hilangnya minat
b. berkurangnya
Alat
Ukur
Check
list
Skala
Ukur
Ordinal
Skor
Penilaian
14 20
ringan
21 27
sedang
28 41
berat
42 56
panik
=
=
=
=
62
kesenangan
pada
hobi
c. sedih
d. bangun dini hari
e. prasaan
berubahubah sepanjang hari
Gejala somatik/fisik (otot)
a. sakit dan nyeri di
otot-otot
b. kaku
c. kedutan otot
d. gigi gemerutuk
e. suara tidak stabil
Gejala
somatik/fisik
(sensorik)
a. tinitus
(telinga
berdenging)
b. penglihatan kabur
c. muka merah atau
pucat
d. merasa lemas
e. perasaan
ditusuktusuk
Gejala kardiovaskuler
(jantung dan pembuluh
darah)
a. takikardia (denyut
jantung cepat)
b. berdebar-debar
c. nyeri di dada
d. denyut
nadi
mengeras
e. rasa
lesu/lemas
seperti mau pingsan
f. detak
jantung
menghilang
(berhenti sekejap)
Gejala
respiratori
(pernafasan)
a. rasa tertekan atau
sempit didada
b. rasa tercekik
c. sering menarik nafas
d. nafas pendek/sesak
Gejala
gastrointestinal
63
(pencernaan)
a. sulit menelan
b. perut melilit
c. gangguan
pencernaan
d. nyeri sebelum dan
sesudah makan
e. perasaan
terbakar
diperut
f. rasa penuh atau
kembung
g. mual
h. muntah
i. buang air besar
lembek
j. sukar air besar (
konstipasi)
k. kehilangan
berat
badan
Gejala
urogenital
(
perkemihan dan kelamin )
a. sering buang air
kecil
b. tidak dapat menahan
air seni
c. tidak datang bulan
(tidak ada haid )
d. darah
haid
berlebihan
e. darah haid amat
sedikit
f. masa
haid
berkepanjangan
g. masa haid amat
pendek
h. haid beberapa kali
dalam sebulan
i. menjadi
dingin
(frigid )
j. ejakulasi dini
k. ereksi melema
l. ereksi hilang
m. impotensi
Gejala autonom
- mulut kering
- muka merah
64
- mudah berkeringat
- kepala pusing
- kepala terasa berat
- kepala terasa sakit
- bulu-bulu berdiri
Tingkah laku (sikap) pada
wawancara
a. gelisah
b. tidak senang
c. jari gemetar
d. kerut kening
e. muka tegang
f. otot
tegang/mengeras
g. nafas pendek dan
cepat
h. muka merah
Tabel 4.1 Notoatmodjo 2012, Metode Penelitian Kesehatan.
4.6. Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitan
adalah
alat-alat
yang
digunakan
untuk
65
tidur dengan kriteria sukar masuk tidur, terbangun malam hari, tidur tidak
nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk, mimpi
menakutkan; 5) Gangguan kecerdasan dengan kriteria sukar konsentrasi,
daya ingat menurun, daya ingat buruk ; 6) Perasaan depresi (murung)
(hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih, bangun dini
hari, prasaan berubah-ubah sepanjang hari; 7) Gejala somatik/fisik (otot)
dengan kriteria sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan otot, gigi
gemerutuk, suara tidak stabil; 8) Gejala somatik/fisik (sensorik) dengan
kriteria tinitus (telinga berdenging), penglihatan kabur, muka merah atau
pucat, merasa lemas, perasaan ditusuk-tusuk; 9) Gejala kardiovaskuler
(jantung dan pembuluh darah) dengan kriteria takikardia (denyut jantung
cepat), berdebar-debar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras, rasa lesu/lemas
seperti mau pingsan, detak jantung menghilang (berhenti sekejap); 10)
Gejala respiratori (pernafasan) dengan kriteria rasa tertekan atau sempit
didada, rasa tercekik, sering menarik nafas, nafas pendek/sesak; 11) Gejala
gastrointestinal (pencernaan) dengan kriteria sulit menelan, perut melilit,
gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar
diperut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek,
sukar air besar ( konstipasi), kehilangan berat badan; 12) Gejala urogenital (
perkemihan dan kelamin ) dengan kriteria sering buang air kecil, tidak dapat
menahan air seni, tidak datang bulan (tidak ada haid ), darah haid
berlebihan, darah haid amat sedikit, masa haid berkepanjangan, masa haid
amat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi dingin (frigid ),
66
67
No
1
10
11
12
13
14
1
2
3
32
68
Prinsip manfaat
Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk
penelitian yang dilakukan memiliki harapan dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia.
2.
3.
Prinsip keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia
dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak
menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap
manusia.
69
Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
2.
3.
Kerahasiaan
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasian penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
70
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Sebelah Utara
3.
71
4.
Sebelah Barat
72
Jenis Tenaga *
Medik
- Dokter umum
- Dokter gigi
Serjana kesehatan
- S. Kep
- SKM
Paramedik perawatan
- S. Kep. Ners
- D3 Keperawatan
- SPK
- D3 Kebidanan
- Bidan
- SPRG
Paramedik non perawatan
- AKL/APK
- AAK
- AKZI
- DIII FARMASI
- SPAG
- SPPH
- SMF/SAA
- Pekarya kesehatan
- SMAK
Non medik
- Sarjana (S1)
- Sarjana muda (DIII)
- SMU
- SMP
- SD
Jumlah
Jumlah
3
1
7
9
7
2
2
3
2
1
2
2
1
1
1
2
46 Orang
73
Berdasarkan Umur
Hasil Identifikasi karakteristik responden berdasarkan umur dapat terlihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2013
No
Umur
Frekuensi
Persentase
(N)
(%)
1
< 20 tahun
5
15,62 %
2
20 35 tahun
25
78,12 %
3
> 35 tahun
2
6,25 %
Jumlah
32
100 %
Sumber : Data Primer Penelitian, 2013.
Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden mempunyai umur antara 20-35 tahun yaitu sebanyak 25 orang
(78,12%), dan usia responden yang paling sedikit adalah > 35 tahun
sebanyak 2 orang (6,25%).
2.
Berdasarkan Pendidikan
Hasil Identifikasi karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat
terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di
Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2013
No
Pendidikan
Frekuensi
Persentase
(N)
(%)
1
SD
3
9,37 %
2
SMP
7
21,87 %
74
3
SMA
4
PT
Jumlah
Sumber : Data Primer Penelitian, 2013.
19
3
32
59,37 %
9,37 %
100
Berdasarkan Pekerjaan
Hasil identifikasi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat
terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2013
No
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
(N)
(%)
1
IRT
21
65,62 %
2
Swasta
9
28,12 %
3
PNS
2
6,25 %
4
Lain-lain
0
0
Jumlah
32
100
Sumber : Data Primer Penelitian, 2013.
Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa lebih dari setengan
responden yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu
sebanyak 21 orang (65,62%) dan paing sedikit adalah responden yang
bekerja sebagai PNS yaitu 2 orang (6,%).
75
4.
5.
76
Tingkat Kecemasan
Tidak mengalami
kecemasan
2
Ringan
3
Sedang
4
Berat
5
Panik
Jumlah
Frekuensi
(N)
10
Persentase
(%)
31, 25 %
6
14
2
0
32
18,75 %
43, 75 %
6,25 %
0
100
77
kecemasan sedang dan yang berumur > 35 tahun sebanyak 2 orang dan terdapat
2 orang yang mengalami tingkat kecemasan sedang.
Berdasarkan hasil tersebut berarti bahwa sebagian besar responden
mempunyai usia pada masa remaja dewasa dan masih dalam masa produktif
dalam usia 20-35 ini selain memiliki tingkat kematangan diri yang cukup pada
wanita usia 20-35 resiko komplikasi serta abnormalitas rendah. Pada wanita
yang melahirkan lebih muda mempunyai kecendrungan mengalami distrees
emosional menjelang menghadapi persalinan, selain itu pula wanita yang telah
berusia > 35 tahun mempunyai resiko komplikasi persalinan dan abnormalitas
kongenital hal ini menyebabkan kecemasan pada ibu dengan usia > 35 tahun.
Pada spektrum usia subur terdapat persepsi umum yang setara bahwa
wanita yang lebih dewasa dapat mempengaruhi kemampuan wanita untuk
beradaptasi terhadap kehamilannya (Henderson dan Jones, 2005).
2. Pendidikan
Hasil penelitian pada tabel 5.3 dan lampiran 3 diketahui bahwa responden
berpendidikan hampir dari setengah responden berpendidikan SMA yaitu
sebanyak 19 orang (59,37%) terdapat 7 orang yang tidak mengalami
kecemasan dan paling sedikit mempunyai pendidikan PT (perguruan tinggi)
sebanyak 3 orang (9,37%) terdapat 3 orang yang tidak mengalami kecemasan
dan SD sebanyak 3 orang (9,37%) terdapat 2 orang yang mengalami tingkat
kecemasan sedang dan yang berpendidikan SMP terdapat 7 orang (21,87 %)
terdapat 6 orang yang mengalami tingkat kecemasan sedang.
78
menerima
ide
baru
hal
ini
mempengaruhi
dapat
79
80
81
82
menyatakan hasil subyek yang memiliki dukungan sosial yang rata-rata tinggi
dan kecemasan dalam menghadapi persalinan rendah.hal ini sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan yaitu hanya terdapat 2 orang yang memiliki
tingkat kecemasan berat yang terdapat pada ibu yang tidak menerima dukungan
sosial dari keluarga ataupun lingkungannya.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Laili Rahmi, 2009 di
RSUP DR. Djamil Padang terdapat hasil yang mendukung dan yang tidak
mendukung. Hasil yang mendukung antara lain yaitu a) terdapat hubungan
antara dukungan suami dan tingkat kecemasan, b) terdapat hubungan bermakna
antara dukungan keluarga dan tingkat kecemasan, dan yang tidak mendukung
antara lain yaitu c) tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dan
tingkat kecemasan, d) tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
pendidikan dan tingkat kecemasan. Pada pengaruh usia dan pendidikan hal ini
bertentangan dengan hasil penelitian dikarenakan pada penelitian tingkat
kecemasan berat berada pada usia < 20 tahun serta pada pendidikan yang
memiliki pendidikan PT yang hanya terdapat 3 orang tidak mengalami
kecemasan.
83
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka
dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar ibu primigravida mengalami
tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 14 orang (43,75%)
6.1.1 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa jumlah responden yang
tidak mengalami kecemasan yaitu sebanyak 10 orang (31,25 %).
6.1.2 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa jumlah responden yang
menggalami tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 6 orang (12,5 %).
6.1.3 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa jumlah responden yang
menggalami tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 14 orang (43,75 %).
6.1.4 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa jumlah responden yang
menggalami tingkat kecemasan berat 2 orang (18,75 %)
6.1.5 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa jumlah responden yang
menggalami tingkat kecemasan berat sekali (panik) tidak ada.
6.2 Saran
6.2.1 Saran Bagi Puskesmas
Disarankan KIE yang baik dan benar dengan jalan menyusun rencana
KIE yang bertahap diharapkan mengurangi kecemasan dalam persalinan
primi dan dalam pertotlongan persalinan melibatkan orang terdekat pasien.
84
85
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).Jakarta: Trans Info Media
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Arindra, D. 2009. Kecemasan Menghadapi Persalinan Pada Ibu Dewasa Awal.
Aziz, A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Salemba Medika Jakarta.
Hawari, Dadang.2011. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI
Henderson, Christine dan Jones, Kathleen. 2005. Konsep Kebidanan. Jakarta :
EGC.
Hurlock, Elizabeth B. 2003.Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan.Jakarta : Erlangga
JNPK KR. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK KR
Kartono, Kartini. 2005. Psikologi Wanita 2 . Bandung : Mandar Maju
Lamunde, M.R. 2009. Hubungan Support Sistem Suami dengan Tingkat
Kecemasan Ibu dalam Proses Persalinan Kala I dan II.
Larasati, I.P. 2010. Pengaruh Keikutsertaan Senam Hamil Terhadap Kecemasan
Primigravida Trimester Ketiga dalam Menghadapi Persalinan.
Maharani, T.I. 2010. Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Kecemasan dalam
Menghadapi Persalinan pada Ibu HamilTrimester Ketiga.
Notoadmodjo. S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono
Rahmi, L. 2009. Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan, Dukungan Keluarga
dengan Tingkat Kecemasan Menjelang Persalinan pada Ibu
Primigravida Trimester III.
Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan.Jakarta: Salemba
Medika.
Siska, A. 2010. Gambaran Tingkat Kecemasan (Anxiety) Terhadap Operasi
Sectio Caesarea yang Tidak Direncanakan.
Sofian, Amru. 2011. Sinopsis Obstetri Fisiologis dan Patologis. Jakarta: EGC
Stuart, GK. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
86
87
Kepada Yth.
Calon Responden Penelitian
DiWilayah Puskesmas Tanjung Karang
88
Mataram,
Responden
89
Umur
Alamat
Pendidikan
Pekerjaan
2. Riwayat kehamilan
Hamil ke
90
Gejala Kecemasan
15.
16.
17.
cemas
firasat buruk
mudah tersinggung
Ketegangan
-
merasa tegang
lesu
mudah terkejut
mudah menangis
gemetar
gelisah
Ketakutan
pada gelap
ditinggal sendiri
91
18.
19.
20.
Gangguan tidur
-
banyak mimpi-mimpi
mimpi buruk
mimpi menakutkan
Gangguan kecerdasan
-
sukar konsentrasi
hilangnya minat
sedih
92
21.
22.
23.
kaku
kedutan otot
gigi gemerutuk
penglihatan kabur
merasa lemas
perasaan ditusuk-tusuk
Gejala kardiovaskuler
berdebar-debar
nyeri di dada
93
24.
Gejala respiratori
(pernafasan)
25.
rasa tercekik
nafas pendek/sesak
Gejala gastrointestinal
(pencernaan)
-
sulit menelan
perut melilit
gangguan pencernaan
mual
muntah
94
26.
Gejala urogenital
27.
ejakulasi dini
ereksi melemah
ereksi hilang
impotensi
Gejala autonom
-
mulut kering
muka merah
mudah berkeringat
kepala pusing
bulu-bulu berdiri
95
28.
gelisah
tidak senang
jari gemetar
kerut kening
muka tegang
otot tegang/mengeras
muka merah