Heat seal (dapat dikelim dengan panas), sehingga dapat digunakan untuk
beraroma.
Tidak sesuai untuk bahan pangan berlemak
Mudah lengket sehingga sulit dalam proses laminasi, tapi dengan bahan antiblok
2. Klasifikasi Polietilen
Polietilena terdiri dari berbagai jenis berdasarkan kepadatan dan percabangan
molekul. Sifat mekanis dari polietilena bergantung pada tipe percabangan, struktur
kristal, dan berat molekulnya. Polietilena dengan densitas rendah biasanya digunakan
untuk lembaran tipis pembungkus makanan, kantung-kantung plastik, jas hujan.
Sedangkan untuk polietilena yang memiliki densitas tinggi, polimernya lebih keras,
namun mudah dibentuk sehingga banyak dipakai sebagai alat dapur misalnya ember,
panci, juga untuk pelapis kawat dan kabel.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis polietilena yang paling umum atau
banyak dikenal:
a) Polietilen densitas rendah (LDPE= Low Density Polyethylene)
LDPE dihasilkan dengan cara polimerisasi pada tekanan tinggi, mudah dikelim
dan harganya murah. Dalam perdagangan dikenal dengan nama alathon, dylan
dan fortiflex. Kekakuan dan kuat tarik dari LDPE lebih rendah daripada HDPE
(modulus Young 20.000-30000 psi, dan kuat tarik 1200-2000 psi), tapi karena
lDPE memiliki derajat elongasi yang tinggi (400-800%) maka plasik ini
mempunyai kekuatan terhadap kerusakan dan ketahanan untuk putus yang
tinggi. Titik lelehnya berkisar antara 105-115oC. Digunakan untuk film,
mangkuk, botol dan wadah/kemasan. LDPE dicirikan dengan densitas 0.910
0.940 g/cm3. LDPE memiliki derajat tinggi terhadap percabangan rantai panjang
dan pendek, yang berarti tidak akan berubah menjadi struktur kristal. Ini juga
mengindikasikan bahwa LDPE memiliki kekuatan antar molekul yang rendah.
Ini mengakibatkan LDPE memiliki kekuatan tensil yang rendah. LDPE
diproduksi dengan polimerisasi radikal bebas. LDPE digunakan sebagai
container yang agak kuat dan dalam aplikasi film plastik seperti sebagai kantong
plastik dan plastik pembungkus.
50-70oC). HDPE lebih kaku dibanding LDPE dan MDPE, tahan terhadap suhu
tinggi sehingga dapat digunakan untuk produk yang akan disterilisasi. Dalam
perdagangan dikenal dengan nama alathon, alkahtene, blapol, carag, fi-fax,
hostalon. HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan
0.941 g/cm3. HDPE memiliki derajat rendah dalam percabangannya dan
memiliki kekuatan antar molekul yang sangat tinggi dan kekuatan tensil. HDPE
bisa diproduksi dengan katalis kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis
metallocene.
HDPE
digunakan
sebagai
bahan
pembuat
botol
susu,
B. PROSES POLIMERISASI
Polietilen adalah polimer dari monomer etilen yang dibuat dengan proses polimerisasi
adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri minyak dan batubara. Proses
polimerisasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu polimerisasi dalam bejana bertekanan
tinggi (1000-300 atm) menghasilkan molekul makro dengan banyak percabangan yakni
campuran dari rantai lurus dan bercabang. Cara kedua, polimerisasi dengan bejana
bertekanan rendah (10-40 atm) menghasilkan molekul makro berantai lurus dan tersusun
paralel. Polietilena bisa diproduksi melalu prosespolimerisasi radikal, polimerisasi adisi
anionik, polimerisasi ion koordinasi, atau polimerisasi adisi kationik. Setiap metode
menghasilkan tipe polietilena yang berbeda.
Berikut adalah reaksi polimerisasi polietena:
2. Bahan Pewarna
Bahan kedua yang tidak kalah pentingnya adalah pewarna plastik. Warna untuk bahan
plastik bermacam-macam, mulai dari merah, biru, hijau, kuning, putih, dan
sebagainya.
3. Mesin Aduk
Langkah selanjutnya adalah mencampur bahan-bahan tersebut menggunakan mesin
aduk. Jika ingin menghasilkan bahan murni, maka memakai 100% bahan murni. Jika
menginginkan kualitas sedang, maka komposisinya adalah 49% bahan murni, 49%
bahan recycle, dan 2% warna. Pada saat menggunakan bahan recycle, maka harus
dipertimbangkan pengurangan warna karena bahan recycle telah mengandung warna.
4. Mesin Blowing
Setelah bahan tercampur dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah melumerkan
bahan dan meniup bahan menjadi kantong plastik menggunakan mesin blower. Suhu
ideal untuk pelumeran adalah 200 derajat celcius, namun juga tergantung kualitas
bahan yang diaduk. Ukuran plastik bisa diatur ukurannya mulai dari tebal, lebar,
dsb. Contohnya lebar 15 cm, 24 cm, 30 cm. Kemudian plastik akan digulung secara
otomatis dan menjadi roll plastik.
5. Mesin Potong
Roll Plastik yang sudah jadi siap dipotong menggunakan mesin potong plastik.
Panjangnya bisa diatur, mulai dari 32 cm, 40 cm, 44 cm, dsb. Ada mesin potong lebih
canggih, yaitu setiap kelipatan jumlah tertentu akan langsung dilipat dan siap
dimasukkan ke dalam bungkus.
6. Mesin Plong
Hasil plastik yang telah dipotong akan membentuk persegi panjang. Supaya plastik
memiliki
pegangan
yang bisa
dibawa,
dibutuhkan
proses pemotongan
plastik
menggunakan mesin plong. Mesin ini ada yang bertipe manual dan juga otomatis.
Bentuk dan ukuran bisa diatur sesuai ukuran plastik. Variasi bisa ditambahkan,
misalnya ada lubang kecil untuk gantungan di tembok.
7. Hasil Akhir
Sampai tahap ini proses produksi plastik telah selesai. Contoh hasilnya seperti gambar
berikut :
9. Mesin Pelet
Aval plastik yang telah dihancurkan menggunakan mesin pencacah plastik siap diolah
menggunakan mesin pelet. Hasilnya adalah biji plastik kualitas rendah, menengah, dan
tinggi. Penggunaan bahan aval akan mempengaruhi proses produksi selanjutnya,
seperti komposisi bahan dan setting mesin.