Anda di halaman 1dari 138

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

ii

DAFTAR GRAFIK

iii

DAFTAR LAMPIRAN

iv

BAB 1

Gambaran Umum Pemeriksaan Keuangan

BAB 2

Resume Pemeriksaan Keuangan Semester I Tahun 2014

BAB 3

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan


Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL)

19

BAB 4

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

37

BAB 5

Laporan Keuangan Badan Lainnya

53

DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM


LAMPIRAN

Buku II IHPS

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

DAFTAR TABEL
2.1

Opini Pemeriksaan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2014

2.2

Kelompok Temuan SPI atas Pemeriksaan Keuangan

2.3

< d <  < W


Perundangan-undangan atas Pemeriksaan Keuangan

2.4

: < < ^W/  <  <


WW

3.1

Perkembangan Opini LKKL Tahun 2009 s.d. Tahun 2013

3.2

< d <  < W


Perundang-undangan atas Pemeriksaan LKKL Tahun 2013

4.1

Opini LKPD Tahun 2009 s.d. Tahun 2013 Berdasarkan Tingkat Pemerintahan

4.2

< d <  < W


Perundang-undangan pada Pemeriksaan LKPD Tahun 2013

4.3

< d <  < W


Perundang-undangan pada Pemeriksaan LKPD Tahun 2013 Berdasarkan
Tingkat Pemerintah Daerah

5.1

Opini atas LK Badan Lainnya

5.2

Kelompok Temuan SPI atas Pemeriksaan LK Badan Lainnya

5.3

< d <  < W


Perundangan-undangan atas Pemeriksaan LK Badan Lainnya

ii

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

DAFTAR GRAFIK
2.1

Persentase Opini Pemeriksaan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2014

2.2

Persentase Temuan SPI atas Pemeriksaan Keuangan

2.3

W d <  < W
Perundang-undangan atas Pemeriksaan Keuangan

2.4

Persentase Kasus Kerugian

2.5

Persentase Kasus Potensi Kerugian

2.6

Persentase Kasus Kekurangan Penerimaan

3.1

Perkembangan Opini LKKL Tahun 2009 s.d. Tahun 2013

3.2

Kelompok Temuan SPI atas Pemeriksaan LKKL Tahun 2013

3.3

< d <  < W


Perundang-undangan atas Pemeriksaan LKKL Tahun 2013

4.1

Perkembangan Opini LKPD Tahun 2009 s.d. Tahun 2013

4.2

Persentase Kelemahan SPI pada Pemeriksaan LKPD Tahun 2013

5.1

Kelompok Temuan SPI atas Pemeriksaan LK Badan Lainnya

5.2

< d <  < W


Perundang-undangan atas Pemeriksaan LK Badan Lainnya

Buku II IHPS

iii

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

DAFTAR LAMPIRAN

iv

1.

 <  : d  < ^W/ , W


Laporan Keuangan Semester I Tahun 2014

2.

 <  : d  <  <


Peraturan Perundang-undangan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan
Semester I Tahun 2014

3.

K><<>>
Tahun 2009 s.d. Tahun 2013

4.

<:d<^W/,W
Laporan Keuangan Kementerian dan Lembaga Semester I Tahun 2014

5.

<:d<<
Peraturan Perundang-undangan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan
Kementerian dan Lembaga Semester I Tahun 2014

6.

 < d   , W >
Keuangan Kementerian dan Lembaga Semester I Tahun 2014

7.

K><Wdd
2013

8.

 <  : d  < ^W/ , W


Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2013

9.

 <  : d  <  <


Peraturan Perundang-undangan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Tahun 2013

10.

 <  : d D  , W
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Semester I Tahun 2014

11.

 <  : d  < ^W/ , W


Laporan Keuangan Badan Lainnya Semester I Tahun 2014

12.

 <  : d  <  <


Peraturan Perundang-undangan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan
Badan Lainnya Semester I Tahun 2014

13.

 <  : d   , W
Laporan Keuangan Badan Lainnya Semester I Tahun 2014

14

>,W>,W^/d

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

BAB 1
Gambaran Umum Pemeriksaan Keuangan

Sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) antara lain melakukan pemeriksaan keuangan. Pemeriksaan keuangan adalah
pemeriksaan atas laporan keuangan yang bertujuan memberikan keyakinan yang
memadai (reasonable assurance) bahwa laporan keuangan telah disajikan secara
wajar dalam semua hal material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia. Pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh BPK adalah
pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD), Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
dan Laporan Keuangan Badan Lainnya.

Tujuan Pemeriksaan Keuangan


Tujuan pemeriksaan atas laporan keuangan adalah untuk memberikan pendapat/opini
atas kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan. Menurut
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Penjelasan Pasal 16 ayat (1), opini merupakan
pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang
disajikan dalam laporan keuangan. Kriteria pemberian opini, adalah: (a) kesesuaian
dengan standar akuntansi pemerintahan, (b) kecukupan pengungkapan (adequate
disclosures), (c) kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, dan
^W/
Pemeriksaan laporan keuangan yang dilaksanakan oleh BPK berpedoman pada Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan dalam Peraturan BPK Nomor
1 Tahun 2007. Berdasarkan SPKN, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas laporan
keuangan harus mengungkapkan bahwa pemeriksa telah melakukan pengujian atas
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh
langsung dan material terhadap penyajian laporan keuangan. Selanjutnya mengenai
pelaporan tentang pengendalian intern, SPKN mengatur bahwa laporan atas
pengendalian intern harus mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian atas
pelaporan keuangan yang dianggap sebagai kondisi yang dapat dilaporkan.
,         
pemeriksaan atas laporan keuangan yang memuat opini, laporan hasil pemeriksaan
atas SPI, dan laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan. Hasil pemeriksaan BPK dituangkan dalam LHP
    ^       
  ^W/    
peraturan perundang-undangan, yang mengakibatkan: kerugian negara/daerah/
perusahaan, potensi kerugian negara/daerah/perusahaan, kekurangan penerimaan,
Buku II IHPS

GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN KEUANGAN

WW<

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

     
^         / ,
W^/,W^kasusEkasus


Opini Pemeriksaan Keuangan


D   d  ^W<E E   W ,
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah, paragraf 13 tentang Jenis Opini,
terdapat empat jenis opini yang dapat diberikan oleh pemeriksa, sebagai berikut.


Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) memuat suatu pernyataan bahwa laporan


keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sesuai dengan Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang diberlakukan dalam SPKN, BPK dapat memberikan
opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas (WTP-DPP) karena
keadaan tertentu sehingga mengharuskan pemeriksa menambahkan suatu
>,WtdW

Wajar Dengan Pengecualian (WDP) memuat suatu pernyataan bahwa laporan


keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan
SAP, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

Tidak Wajar (TW)       


menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan SAP.

Pernyataan Menolak Memberikan Opini atau Tidak Memberikan Pendapat


(TMP)        
keuangan.

W        
sedangkan tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan pendapat/opini atas laporan



Sistem Pengendalian Intern (SPI)


^^W/W
intern pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah dirancang dengan berpedoman
pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
/ W ^W/W ^W/      
pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi,
  ^W/      
        
keandalan pelaporan keuangan, keamanan aset negara, dan kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
>
dan kondusif untuk menerapkan SPI yang didesain untuk dapat mengenali apakah
2

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

SPI telah memadai dan mampu mendeteksi adanya kelemahan. Kelemahan atas SPI



Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, yaitu kelemahan


sistem pengendalian yang terkait kegiatan pencatatan akuntansi dan pelaporan
keuangan.

Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja,


yaitu kelemahan pengendalian yang terkait dengan pemungutan dan penyetoran
penerimaan negara/daerah/perusahaan milik negara/daerah serta pelaksanaan


Kelemahan struktur pengendalian intern, yaitu kelemahan yang terkait dengan


       


Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan


Pemberian opini juga didasarkan pada penilaian kepatuhan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan. Salah satu hasil pemeriksaan atas laporan
       
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga mengakibatkan:
kerugian negara/daerah/perusahaan, potensi kerugian negara/daerah/ perusahaan,




Kerugian negara/daerah adalah kerugian nyata berupa berkurangnya kekayaan


hhEdW
Kerugian Negara/Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang,

sengaja maupun lalai.
<     
kerugian kepada penanggung jawab kerugian sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Potensi kerugian negara/daerah adalah kerugian nyata berupa berkurangnya


hhEdW
22, tetapi masih berupa resiko, terjadi kerugian apabila suatu kondisi yang dapat
mengakibatkan kerugian negara/daerah benar-benar terjadi di kemudian hari.

Kekurangan penerimaan adalah penerimaan yang sudah menjadi hak negara/


         

Kelemahan administrasi adalah penyimpangan terhadap ketentuan yang


berlaku baik dalam pelaksanaan anggaran/pengelolaan aset maupun
      
kerugian negara/daerah atau potensi kerugian negara/daerah atau kekurangan
Buku II IHPS

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

       



<    

kualitas yang melebihi kebutuhan, dan harga yang lebih mahal dibandingkan
dengan pengadaan serupa pada waktu dan kondisi yang sama.

<input dan output




<outcome), mengungkapkan
         


Selain itu, BPK juga menilai kecukupan pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan dan kesesuaian laporan keuangan dengan standar yang berlaku sebagai
dasar pemberian opini atas laporan keuangan.

Laporan Keuangan
UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan kepada Presiden
untuk menyampaikan Rancangan Undang Undang tentang pertanggungjawaban
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) kepada Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK, selambatlambatnya enam bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan keuangan dimaksud
><WWWE
arus kas (LAK), dan catatan atas laporan keuangan (CaLK), yang dilampiri dengan
laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya.

peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) berupa
laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK, selambat-lambatnya enam bulan
setelah tahun anggaran berakhir. Laporan keuangan dimaksud adalah Laporan
<WW
neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, yang dilampiri dengan
laporan keuangan perusahaan daerah.
Penjelasan Pasal 30 ayat (1) dan Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa BPK menyelesaikan
pemeriksaan laporan keuangan selambat-lambatnya dua bulan setelah BPK menerima
laporan keuangan dari pemerintah pusat/daerah.
UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 55 menyatakan bahwa
Presiden menyampaikan laporan keuangan pemerintah pusat kepada BPK paling
W

W<

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

Pada Semester I Tahun 2014, BPK melakukan pemeriksaan terhadap LKPP, 86 LKKL
d   ><W d      ><W
Tahun 2012. Selain itu, BPK juga melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan (LK)
Tahun 2013 Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi (SKK Migas), 9 LK Pinjaman Luar Negeri, dan LK Perum Produksi Film Negara
(PPFN) Tahun 2011 dan Tahun 2012.

Buku II IHPS

IHPS I Tahun 2014

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

BAB 2

Sesuai UU Nomor 17 Tahun 2003, BPK berwenang untuk melakukan pemeriksaan


  ><WW ><<> ><W    >< 
lainnya termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pada Semester I Tahun 2014, BPK melakukan pemeriksaan keuangan Tahun 2013 atas
LKPP, 86 LKKL, 456 LKPD, dan 13 LK badan lainnya. Selain itu, BPK juga melakukan
pemeriksaan atas LKPD Kabupaten Kepulauan Aru Tahun Anggaran (TA) 2012 serta LK
Perum Produksi Film Negara TA 2011 dan 2012.
>W<
   >Z     
perubahan ekuitas dan rasio modal, serta LAK. Rincian neraca, adalah: aset senilai
Rp5.388,79 triliun, kewajiban senilai Rp2.680,18 triliun, dan ekuitas senilai Rp2.708,61
Z>ZZ
Rp2.296,17 triliun, dan pembiayaan neto senilai Rp346,97 triliun.
,
pemeriksaan SPI, dan laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan. Hasil pemeriksaan BPK dituangkan dalam LHP dan
^
^W/
perundang-undangan, yang mengakibatkan: kerugian negara/daerah, potensi
kerugian negara/daerah, kekurangan penerimaan, penyimpangan administrasi,
    ^ 
       / , W ^
/,W^kasusEkasus


Opini
BPK memberikan opini WDP atas LKPP Tahun 2013. Sedangkan terhadap 86 LKKL,
BPK memberikan opini WTP atas 64 LKKL, opini WDP atas 19 LKKL, dan opini TMP
atas 3 LKKL. Terhadap 456 LKPD Tahun 2013, BPK memberikan opini WTP atas 153
LKPD, opini WDP atas 276 LKPD, opini TW atas 9 LKPD, dan opini TMP atas 18 LKPD.
Terhadap LK Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2012 BPK memberikan opini TMP.
Terhadap Badan Lainnya Tahun 2013, BPK memberikan opini WTP untuk LK BI, OJK,
SKK Migas, dan 6 LK Pinjaman Luar Negeri. BPK memberikan opini WDP untuk 3 LK
Pinjaman Luar Negeri dan LK Perum PFN Tahun 2011 dan 2012, serta TMP untuk LK
LPS Tahun 2013. Rincian opini pemeriksaan keuangan dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan
'

Buku II IHPS

RESUME PEMERIKSAAN KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2014

Resume Pemeriksaan Keuangan Semester I Tahun 2014

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

Tabel 2.1 Opini Pemeriksaan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2014


Opini

Jenis LK

Jumlah

WTP

WDP

TW

TMP

LKPP

0%

100%

0%

0%

LKKL

64

74%

19

22%

0%

4%

86

LKPD

153

34%

276

60%

2%

19*)

4%

457

0%

7%

15

LK Badan Lainnya
9
60%
5 **)
33%
0
*) termasuk LK Kabupaten Kepulauan Aru TA 2012 yang diperiksa pada Tahun 2014
**) termasuk LK Perum PFN Tahun 2011 dan 2012 yang diperiksa pada Tahun 2014

'WKW><^/d
Opini Pemeriksaan Laporan Keuangan
100%

100%
90%
80%

74%

WTP

70%

60%

60%

60%

WDP

50%
40%

TW

34%

33%

30%
22%

TMP

20%
10%

4%
0%

0%

0% 0%

7%

4%
2%

0%

0%
LKPP

LKKL

LKPD

LK Badan Lainnya

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Pemerintah


         
pemerintah pusat untuk pelaporan keuangan Tahun 2013, informasi akrual telah
disajikan dalam suplemen LKPP. Informasi pendapatan dan belanja secara akrual yang
disajikan, antara lain: informasi Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP), Penerimaan Hibah, Belanja Pemerintah Pusat, dan Transfer ke Daerah.
Hal ini sesuai dengan Pasal 44 ayat 3 UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN TA
2012, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 4 Tahun 2012 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) yang mengamanatkan agar LRA
pada LKPP Tahun 2013 dilengkapi dengan informasi pendapatan dan belanja berbasis
akrual.
,W<><W
daerah dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual yang terjadi pada 184
pemerintah daerah. Kasus-kasus tersebut di antaranya: pemerintah daerah belum
8

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dan struktur organisasi yang memadai,
     WW E  d   ^W
Berbasis Akrual, dan belum menyusun kebijakan dan sistem akuntansi Pemerintah
Daerah yang berbasis akrual sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010. Mayoritas
kasus-kasus tersebut, terjadi karena: keterbatasan kemampuan SDM yang dimiliki oleh
pemerintah daerah, belum diterbitkannya peraturan daerah mengenai penerapan
akuntansi berbasis akrual, dan sistem/aplikasi yang belum mendukung.

Pengalihan Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan dari Pemerintah Pusat


Kepada Pemerintah Daerah
Pada Semester I Tahun 2014, hasil pemeriksaan BPK atas 456 LKPD mengungkap
permasalahan terkait pengalihan kewenangan pemungutan dan pelimpahan piutang
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang terjadi pada 106
pemerintah daerah. Permasalahan pengalihan kewenangan pemungutan PBB-P2
tersebut, antara lain :


keterbatasan SDM baik dalam hal jumlah maupun kompetensi untuk melakukan
pungutan PBB-P2;

       WW
hasil penyerahan dari pemerintah pusat;

pemerintah daerah belum mencatat piutang PBB-P2 yang telah dilimpahkan


oleh pemerintah pusat di neraca;

peraturan dan   (SOP) terkait PBB-P2 belum


tersedia;

perbedaan saldo piutang yang tercatat dalam Berita Acara Penyerahan PBB-P2;
dan

aplikasi Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP) dan penyerahan


piutang PBB-P2 dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dilaksanakan
setelah 31 Desember 2013.

Sistem Pengendalian Intern


Hasil pemeriksaan keuangan Semester I Tahun 2014 menunjukkan adanya 5.948
^W/
pengendalian akuntansi dan pelaporan, kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja, serta kelemahan struktur pengendalian intern
>:
d'

Buku II IHPS

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Tabel 2.2 Kelompok Temuan SPI atas Pemeriksaan Keuangan

No.

Kelompok Temuan

Jumlah
Kasus

Kelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan Pelaporan

2.136

Kelemahan Sistem Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

2.498

Kelemahan Struktur Pengendalian Intern

1.314

Jumlah

5.948

'Wd^W/W<

d'^W/
keuangan adalah kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja sebanyak 2.498 kasus atau 42% dari jumlah kelemahan SPI. Rekomendasi
W<^W/

Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan


<     
mengakibatkan kerugian negara/daerah, potensi kerugian negara/daerah, kekurangan
     
,^/d
      
senilai Rp10.928.527,26 juta, diantaranya terdapat indikasi kerugian negara/daerah
sebanyak 418 kasus senilai Rp400.659,93 juta. Jumlah dan nilai masing-masing
d'

10

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

d<d<<WW
atas Pemeriksaan Keuangan
(nilai dalam juta rupiah)
No
Kelompok Temuan
Jumlah Kasus
Nilai
<<WWD
1 Kerugian Negara/Daerah
2.790
1.464.508,48
2 Potensi Kerugian Negara /Daerah
431
4.668.797,17
3 Kekurangan Penerimaan
1.120
1.452.944,63
Sub Total 1
4.341
7.586.250,28
4 Administrasi
2.512
5 <
155
69.250,71
6 <
165
3.273.026,27
Sub Total 2
2.832
3.342.276,98
Jumlah
7.173
10.928.527,26
'Wd<<WW
undangan atas Pemeriksaan Keuangan

d'W<
IHPS I Tahun 2014 menemukan sebanyak 7.173 kasus senilai Rp10.928.527,26 juta.
^ d       
potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan sebanyak 4.341 kasus (61% dari jumlah
      
Rp7.586.250,28 juta. Rekomendasi BPK terhadap kasus tersebut adalah penyetoran
sejumlah uang ke kas negara/daerah atau penyerahan aset. Sub Total 2 menunjukkan

         
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan) senilai Rp3.342.276,98 juta.
Z W<       
perbaikan SPI.

Buku II IHPS

11

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

Kerugian Negara/Daerah/Perusahaan
Hasil pemeriksaan mengungkapkan kasus kerugian negara/daerah/perusahaan
         
peraturan perundang-undangan) senilai Rp1.464.508,48 juta disajikan dalam
>W'
'W<<

Kerugian Negara/Daerah/Perusahaan
Kekurangan volume pekerjaan
dan/atau barang

23%

Belanja tidak sesuai atau melebihi


ketentuan

36%

15%

Kelebihan pembayaran selain


kekurangan volume pekerjaan
dan/atau barang
Biaya Perjalanan Dinas ganda dan atau
melebihi standar yang ditetapkan

12%

14%
Kerugian Lainnya

'

12

kasus kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang sebanyak 634 kasus


senilai Z<

dan pemeliharaan atau perbaikan jalan;

 sebanyak 429 kasus senilai


Z       <   
       
belanja pegawai, pembayaran beasiswa, dan pertanggungjawaban belanja Uang
W

kasus kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan dan/atau


barang sebanyak 381 kasus senilai Rp219.392,61 
Kasus tersebut terutama berupa kelebihan pembayaran pekerjaan pengadaan

pekerjaan;

kasus biaya perjalanan dinas ganda dan/atau melebihi standar yang ditetapkan
Z

kasus kerugian lainnya sebanyak 1.007 kasus senilai Rp604.733,26 juta. Kasus
dan atau melebihi standar yang ditetapkan, dan penggunaan uang/barang untuk


Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

Potensi Kerugian Negara/Daerah/Perusahaan


Hasil pemeriksaan mengungkapkan kasus potensi kerugian negara/daerah/
         
ketentuan peraturan perundang-undangan) senilai Rp4.668.797,17 juta disajikan
dalam Lampiran 2. Persentase kasus potensi kerugian yang terjadi disajikan dalam
'
'W<W<

Potensi Kerugian Negara/Daerah/Perusahaan


11%
32%
15%

Kelebihan pembayaran dalam pengadaan


barang/jasa tetapi pembayaran pekerjaan
belum dilakukan sebagian atau seluruhnya
Aset dikuasai pihak lain

Aset tidak diketahui keberadaannya

Piutang/pinjaman atau dana bergulir yang


berpotensi tidak tertagih

18%

Potensi Kerugian Lainnya

23%

'


kasus kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa tetapi pembayaran


pekerjaan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya sebanyak 141 kasus
Z<
pelaksanaan belanja modal terutama pembangunan gedung yang sudah selesai
dikerjakan tetapi pembayaran belum lunas (kurang dari 95%);

         
sebanyak 97 kasus senilai Rp1.188.891,65 

         
keberadaannya sebanyak 80 kasus senilai Rp506.171,00 juta yang terjadi di 74

       
sebanyak 65 kasus senilai Rp2.469.518,00 

kasus potensi kerugian lainnya sebanyak 48 kasus senilai Rp353.298,56 juta, di


antaranya kasus rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan barang
hasil pengadaan yang telah rusak selama masa pemeliharaan, kasus pembelian
aset yang berstatus sengketa, serta kasus pemberian jaminan pelaksanaan
dalam pelaksanaan pekerjaan, pemanfaatan barang dan pemberian fasilitas


Buku II IHPS

13

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

Kekurangan Penerimaan
Kasus kekurangan penerimaan sebanyak 1.120 kasus (16% dari jumlah kasus
     
Rp1.452.944,63 juta disajikan dalam Lampiran 2. Persentase kasus kekurangan
'
'W<<W

Kekurangan Penerimaan
3%

2%

3%
37%

Denda keterlambatan pekerjaan belum/tidak


ditetapkan atau dipungut/diterima/disetor ke
Kas Negara/Daerah
Penerimaan Negara/Daerah lainnya (selain
denda keterlambatan) belum/tidak ditetapkan
atau dipungut/diterima/disetor ke Kas
Negara/Daerah
Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari
ketentuan
Penggunaan langsung Penerimaan
Negara/Daerah

55%

Kekurangan Penerimaan Lainnya

'

14


disetor ke kas negara/daerah sebanyak 413 kasus senilai Rp159.904,75 juta
<
terlambat dan belum dikenakan sanksi keterlambatan pekerjaan;

kasus penerimaan negara/daerah lainnya (selain denda keterlambatan)



    Z       
Kasus yang terjadi antara lain pencairan jaminan pelaksanaan pekerjaan yang
wan prestasi serta penerimaan pajak dan retribusi daerah belum disetor ke kas
negara;

kasus pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan sebanyak 34


Z

kasus penggunaan langsung penerimaan negara/daerah sebanyak 26 kasus


 Z       <   
penggunaan langsung atas retribusi dan dana jaminan kesehatan masyarakat
(jamkesmas); dan

kasus kekurangan penerimaan lainnya sebanyak 30 kasus senilai Rp8.104,45


juta, di antaranya kasus penerimaan negara/daerah diterima oleh instansi yang


Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

Pengembalian ke Kas Negara/Daerah Selama Proses Pemeriksaan


Dari kasus kerugian negara/daerah, potensi kerugian negara/daerah, dan kekurangan
penerimaan sebanyak 4.341 kasus senilai Rp7.586.250,28 juta. Selama proses
       
penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/daerah senilai Rp540.566,51 juta.
Rinciannya adalah temuan kerugian senilai Rp373.126,24 juta, potensi kerugian
senilai Rp16.919,21 juta, dan kekurangan penerimaan senilai Rp150.521,06 juta.

,W
Hasil pemeriksaan LK selama Semester I Tahun 2014 pada pemerintah pusat,
pemerintah daerah, badan lainnya, serta BUMN dan lainnya berupa temuan SPI

perundang-undangan sebanyak 7.173 kasus senilai Rp10.928.527,26 juta, dengan
d
d:<<^W/<<W
W
No.

(1)

(2)

(nilai dalam juta rupiah)


<

SPI
Jumlah Kasus

Jumlah Kasus

Nilai

(3)

(4)

(5)

Pusat

767

1.110

6.697.283,19

LKPP dan LKKL

718

1.091

6.685.806,46

Badan Lainnya

49

19

11.476,73
4.206.685,47

II

Daerah

5.133

6.018

Provinsi

432

589

2.028.608,27

Kabupaten

3.779

4.332

1.638.455,61

Kota

922

1.097

539.621,59

III

BUMN & lainnya

48

45

24.558,60

5.948

7.173

10.928.527,26

Jumlah

'
berikut.

1. Pemerintah Pusat
a. LKPP dan LKKL
Pada LHP atas LKPP Tahun 2013, BPK memberikan opini WDP karena permasalahan
piutang bukan pajak dan adanya selisih lebih pengakuan belanja oleh BUN dengan
KL (Suspen Belanja Negara) senilai Rp140,40 miliar. Sedangkan atas 86 LKKL, BPK
memberikan opini WTP kepada 64 LKKL.
<^W/
dilakukan, di antaranya: penyajian aset tetap belum sesuai dengan ketentuan, aset

dan kesalahan penganggaran belanja barang pada unit pelayanan teknis. Selain
Buku II IHPS

15

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


          

<      
antaranya kasus kerugian negara akibat kelebihan pembayaran selain kekurangan
volume pekerjaan dan/atau barang sebanyak 100 kasus senilai Rp141.600,66 juta.

b. Badan Lainnya
Terhadap 4 LK Badan Lainnya Tahun 2013, BPK memberikan opini WTP kepada BI,
OJK, dan SKK Migas serta opini TMP kepada LPS .
Kasus kelemahan SPI yang terjadi di antaranya kelemahan pada sistem
pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja sebanyak 18 kasus.
<
tersebut di antaranya mengakibatkan kerugian negara sebanyak 7 kasus senilai
Rp5.564,18 juta.

2. Pemerintah Daerah
Terhadap 456 LKPD Tahun 2013, BPK memberikan opini WTP atas 153 LKPD, opini
WDP atas 276 LKPD, opini TW atas 9 LKPD, dan opini TMP atas 18 LKPD. Sedangkan
atas 1 LKPD Tahun 2012, BPK memberikan opini TMP.
Kelemahan SPI yang banyak terjadi adalah kelemahan sistem pengendalian
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja yaitu sebanyak 2.182 kasus. Kasus
terhadap peraturan perundang-undangan bidang teknis tertentu atau ketentuan
intern organisasi yang diperiksa tentang pendapatan dan belanja, penetapan/

potensi penerimaan/pendapatan, mekanisme pemungutan, penyetoran dan

       
peningkatan biaya/belanja, dan pelaksanaan belanja di luar mekanisme APBN/D.
<      
antaranya mengakibatkan kerugian daerah dan kelemahan administrasi. Beberapa
kasus yang terjadi antara lain.
 <       
        
selain kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang sebanyak 2.347 kasus
senilai Rp985.711,17 juta.
 <
     
undangan bidang pengelolaan perlengkapan atau Barang Milik Daerah (BMD),

16

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

3. Badan Usaha Milik Negara dan Pinjaman Luar Negeri


Pada Semester I Tahun 2014, BPK telah memeriksa LK Perum PFN Tahun 2011 dan
2012 serta 9 LK Pinjaman Luar Negeri. Opini WTP diberikan kepada 6 LK Pinjaman
Luar Negeri, dan opini WDP untuk LK Perum PFN Tahun 2011 dan 2012 serta 3 LK
Pinjaman Luar Negeri.
Kasus kelemahan SPI yang terjadi di antaranya kasus kelemahan struktur
^KW
yang formal untuk suatu prosedur atau keseluruhan prosedur dan SOP yang ada

<
       
sebanyak 13 kasus senilai Rp3.019,71 juta.

Buku II IHPS

17

IHPS I Tahun 2014

18

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

19

BAB 3

3.1

Pada Semester I Tahun 2014, BPK melakukan pemeriksaan atas LKPP Tahun
2013 dan 86 LKKL Tahun 2013. Pemeriksaan keuangan ini merupakan
pemeriksaan yang kesepuluh atas LKPP yang disusun pemerintah sejak LKPP
Tahun 2004.

3.2

Untuk LK Sekretariat Jenderal BPK diperiksa oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
Husni, Mucharam & Rasidi sesuai ketentuan UU Nomor 15 Tahun 2006 Pasal
32. Persetujuan penggunaan KAP Husni, Mucharam & Rasidi ditetapkan
dalam Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 11/
DPR RI/III/2013-2014 tanggal 5 Maret 2014 tentang Penunjukan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia terhadap KAP untuk melakukan
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan tahunan BPK RI
Tahun 2013.

3.3

LKPP merupakan laporan konsolidasi dari LKKL dan LK BUN.

3.4

Tujuan pemeriksaan LKPP dan LKKL adalah untuk memberikan pendapat


atas kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan empat kriteria,
yaitu: (a) kesesuaian penyajian laporan keuangan dengan Standar Akuntansi
W^W
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan tertentu;
(c) SPI telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai untuk mencapai
tujuan pengendalian, yaitu: memiliki fungsi untuk memberikan keyakinan

penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan, serta (d) pengungkapan yang memadai atas informasi laporan
keuangan.

3.5

  ><WW  E >Z >  < 


CaLK. Rincian neraca adalah aset senilai Rp3.567,59 triliun, kewajiban senilai
Rp2.652,10 triliun, dan ekuitas senilai Rp915,49 triliun. Pada LRA, rincian
pendapatan negara dan hibah senilai Rp1.438,89 triliun, realisasi belanja
negara senilai Rp1.650,56 triliun, pembiayaan neto senilai Rp237,40 triliun,
Z

3.6

    ><<>  E >Z  ><


^><hE>Z><
dan CaLK. Rekapitulasi neraca, dengan rincian: aset senilai Rp3.585,16
triliun, kewajiban senilai Rp2.653,21 triliun, dan ekuitas senilai Rp931,955
triliun. Pada LRA, rincian pendapatan negara dan hibah senilai Rp2.525,26
triliun, realisasi belanja negara senilai Rp1.649,91 triliun, dan pembiayaan
neto senilai Rp237,39 triliun
Buku II IHPS

LKPP dan LKKL

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan


Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL)

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

Hasil Pemeriksaan LKPP


3.7

BPK memberikan opini WDP atas LKPP Tahun 2013 atau sama dengan opini
Tahun 2012, 2011, 2010, dan 2009. Sebelum Tahun 2009, selama lima tahun
W<dDWdisclaimer
opinion atas LKPP.

3.8

Opini WDP diberikan terhadap LKPP Tahun 2013, karena BPK masih
menemukan permasalahan-permasalahan yang merupakan bagian dari
      
perundang-undangan, yaitu.
x Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2013 senilai Rp147,71 miliar
masih mengandung permasalahan, sebagai berikut: (1) jumlah Piutang
K > senilai Rp7,18 triliun, di antaranya senilai Rp3,81 triliun


pembahasan kembali dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
terkait; (2) jumlah piutang penjualan migas bagian negara per 31
Desember 2013 senilai Rp3,86 triliun, di antaranya senilai Rp2,46 triliun
     
dengan KKKS terkait adanya perbedaan pendapat antara SKK Migas dan
KKKS mengenai perhitungan bagi hasil; (3) nilai Aset Kredit Eks Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) per 31 Desember 2013 yang
disajikan senilai Rp66,01 triliun belum termasuk Aset Kredit Eks BPPN
senilai Rp3,06 triliun yang belum selesai ditelusuri oleh pemerintah; dan
(4) saldo Dana Belanja Pensiun senilai Rp302,06 miliar sudah lebih dari
        
31 Desember 2013 dan belum disetorkan kembali kepada pemerintah
namun belum disajikan sebagai bagian dari piutang; dan
x Dalam pengelolaan Belanja Negara, terdapat selisih lebih pengakuan
belanja oleh BUN dengan Kementerian/Lembaga (KL) (Suspen Belanja
Negara) senilai Rp140,40 miliar, sehingga terdapat potensi pengeluaran
     <>  
^^
Anggaran Lebih (SAL) menunjukkan kelemahan-kelemahan pengendalian,
yaitu: (1) perbedaan pencatatan antara BUN dan KL atas saldo Kas di
Bendahara Pengeluaran dengan selisih lebih KL senilai Rp36,41 miliar
dan Kas Hibah Langsung KL dengan selisih lebih BUN senilai Rp124,78
        
^><
Pengeluaran berdasarkan catatan KL dan saldo Kas Hibah Langsung KL
berdasarkan catatan BUN; (3) terdapat selisih absolut kiriman uang
Z^>
dijelaskan; dan, (4) Kas di Bendahara Pengeluaran pada Komisi Pemilihan
h<WhZ

20

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

3.9

IHPS I Tahun 2014

Selain kelemahan tersebut, pokok-pokok kelemahan pengendalian intern



ditemukan dalam pemeriksaan LKKL dan LK BUN yang dilaporkan dalam
LKPP antara lain sebagai berikut.
x Pemerintah belum melakukan amandemen penggunaan tarif pajak
dalam perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) migas dan bagi hasil
migas terhadap W ^  (PSC) sehingga terdapat
pembayaran PPh migas dengan tarif yang lebih rendah dari PPh yang
ditetapkan dalam PSC.
x Keterlambatan pemindahbukuan PPh migas, bonus produksi, dan
transfer material dari rekening migas ke rekening Kas Umum Negara
(KUN) senilai Rp28,86 triliun selama Tahun 2013.
x Perhitungan pajak penghasilan ditanggung pemerintah (PPh DTP) Surat
 E ^E  Z    
dokumen sumber yang menginformasikan pihak yang menerima

x WW
jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam (PNBP SDA)
WdZ
x Kelemahan dalam pengelolaan hasil penjualan minyak dan gas bumi
oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan SKK Migas.
x Kebijakan mengenai metode akuntansi dan teknis penghitungan
pengakuan PNBP SDA migas serta pencadangan saldo di rekening migas
belum ditetapkan.
x Pendapatan hibah langsung yang diterima oleh KL berupa uang senilai
Rp139,43 miliar dan barang senilai Rp80,40 miliar belum seluruhnya
dilaporkan atau diminta pengesahannya kepada Kementerian Keuangan
selaku BUN. Selain itu, belanja hibah pemerintah daerah yang diterima
oleh instansi pemerintah pusat dhi. KPU dan Bawaslu, masing-masing
senilai Rp2,28 triliun dan Rp177,04 miliar, belum diatur mekanisme
pengelolaan dan pertanggungjawabannya.
x Kelemahan dalam pengelolaan belanja subsidi jenis bahan bakar tertentu
dan  tabung 3 kilogram.
x Kelemahan dalam perencanaan, pengelolaan, dan penyaluran dana
penyesuaian tunjangan profesi guru.
x Kelemahan dalam penatausahaan dan pemantauan rekening Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), rekening bendahara, dan
rekening lainnya yang dikelola oleh KL.

Buku II IHPS

21

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

x Kelemahan dalam pengelolaan penerimaan dan piutang K >


minyak dan gas bumi.
x Pemerintah belum melakukan upaya penyelesaian transaksi atas klausul
d Proyek Asahan terkait dana retensi dan jaminan
'^ PLTA.
x Kementerian Keuangan belum menyelesaikan penelusuran atas aset
WWE
x Kelemahan dalam pencatatan dan pelaporan aset KKKS, termasuk aset
 (LNG) Tangguh dan aset pada tujuh Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).
x Penyelesaian piutang berlarut-larut, antara lain: penyelesaian perbedaan
saldo utang piutang antara pemerintah dengan PT Pupuk Iskandar
Muda, piutang atas pemanfaatan barang milik negara eks Pertamina,
WddWW/
x Kelemahan dalam pencatan dan pelaporan Saldo Anggaran Lebih (SAL).
x DJP belum menerbitkan Surat Tagihan Pajak atas sanksi administrasi
berupa bunga atas keterlambatan pembayaran pajak senilai Rp482,29
miliar.
x W       
mengakibatkan piutang pajak daluwarsa.
x DJP kurang menetapkan nilai pajak terutang kepada Wajib Pajak (WP)
senilai Rp333,02 miliar.
x Penggunaan langsung penerimaan jasa siaran dan non siaran (Jasinonsi)
dan penggunaan prasarana perkeretaapian (d  /TAC)
belum didukung peraturan pemerintah.
x W     ^<<  
dilakukan melalui mekanisme APBN.
x Piutang pajak senilai Rp554,52 miliar dan barang sitaan senilai Rp259,07
miliar belum dapat dieksekusi.
x Alokasi laba BUMN untuk dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL) mengurangi hak negara atas kekayaan BUMN.

22

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

Rekomendasi
3.10

Terhadap kelemahan-kelemahan tersebut, BPK merekomendasikan kepada


pemerintah antara lain, agar:
x   W<     >,W
atas LKPP Tahun 2012;
x menetapkan payung hukum yang diperlukan dalam upaya pengamanan
penerimaan negara dari hasil penjualan migas bagian negara; hal ini
sesuai Pasal 31 ayat (5) UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak
dan Gas Bumi, yang di dalamnya termasuk mekanisme  hasil
penjualan migas dengan DMO Fee KKKS;
x membayar tambahan biaya distribusi dan margin untuk premium dan
solar dari kilang dalam negeri setelah tata cara penghitungan volumenya
ditetapkan;
x menetapkan ketentuan mengenai batas minimal penyaluran pendanaan
<WEZW<WEZW
Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) dan Skema - Subsidi Resi Gudang
^^Z'

x menetapkan ketentuan mengenai status dan pengelolaan dana PKBL
hh<EhhhDE
akuntansi yang berlaku; selain itu, melakukan langkah-langkah perbaikan
atas pelaksanaan PKBL untuk menjamin keberlanjutan program tersebut

x melakukan perbaikan perhitungan dan penyajian akumulasi penyusutan
dalam laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
x melakukan pengawasan dan pengendalian atas barang milik negara yang
  E  D E   Z
,
x menetapkan peraturan terkait sistem akuntansi dan pelaporan aset
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B),
melakukan Inventarisasi dan Penilaian (IP) aset pada tujuh PKP2B dan
inventarisasi pada aset LNG Tangguh, menyempurnakan SOP/ketentuan
yang mengatur mekanisme rekonsiliasi pencatatan aset, integrasi sistem
pencatatan, dan pelaporan transaksi aset kepada pengelola barang;

Buku II IHPS

23

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

x segera menyelesaikan permasalahan utang piutang antara pemerintah


dan PT Pupuk Iskandar Muda sesuai dengan perundangan-perundangan
yang berlaku; dan
x meningkatkan pengawasan secara berjenjang terkait dengan kegiatan

menyelesaikan pembangunan dan implementasi sistem informasi PNBP.
3.11

Dalam rangka persiapan penerapan sistem akuntansi berbasis akrual di


d
akrual disajikan dalam suplemen LKPP. Informasi pendapatan dan belanja
secara akrual yang disajikan antara lain informasi Penerimaan Perpajakan,
PNBP, Penerimaan Hibah, Belanja Pemerintah Pusat, dan Transfer ke
Daerah. Hal ini sesuai dengan Pasal 44 ayat 3 UU Nomor 22 Tahun 2011
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012,
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 4 Tahun 2012 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) yang mengamanatkan
agar Laporan Realisasi Anggaran pada LKPP Tahun 2013 dilengkapi dengan
informasi pendapatan dan belanja berbasis akrual.

3.12

BPK telah menyampaikan hasil pemeriksaan atas LKPP Tahun 2013 kepada
DPR, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Presiden/pemerintah pada
tanggal 28 Mei 2014.

Hasil Pemeriksaan LKKL

24

3.13

,><<>
opini, SPI, dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan sesuai dengan laporan yang dihasilkan dari pemeriksaan keuangan.

3.14

Hasil pemeriksaan BPK dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)


     ^    
     ^W/  
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengakibatkan
kerugian negara, potensi kerugian negara, kekurangan penerimaan,

 ^W/ ^       
/,W^kasus.Ekasus


3.15

Tahun 2013, BPK memberikan opini kepada 86 LKKL. Dibandingkan dengan


Tahun 2012, LKKL yang diperiksa BPK mengalami penurunan sebanyak 6
><>
tersendiri dan masuk dalam LK BUN.

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

Opini
3.16

>      K  
atas suatu laporan keuangan merupakan cermin bagi kualitas pengelolaan
dan penyajian suatu laporan keuangan. Adanya kenaikan persentase opini
WTP serta penurunan persentase opini WDP dan TMP secara umum
menggambarkan adanya perbaikan 
dalam menyajikan suatu laporan keuangan yang wajar sesuai dengan prinsip
yang berlaku.

3.17

Terhadap 86 LKKL termasuk LK BUN Tahun 2013, BPK memberikan opini


WTP atas 64 LKKL, opini WDP atas 19 LKKL termasuk LK BUN, dan opini TMP
pada 3 LKKL.

3.18

Perkembangan opini LKKL termasuk LK BUN Tahun 2009 sampai dengan


ddK
dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 3.1 Perkembangan Opini LKKL Tahun 2009 s.d. Tahun 2013
Opini
LKKL

Jumlah
WTP

WDP

TW

TMP

Tahun 2009

44

57%

26

33%

0%

10%

78

Tahun 2010

52

63%

29

35%

0%

2%

83

Tahun 2011

66

77%

18

21%

0%

2%

87

Tahun 2012

68

74%

22

24%

0%

2%

92

Tahun 2013

64

74%

19

22%

0%

4%

86

'WK><<>dd
80%
70%

74%

74%

77%
63%

57%

60%
50%
40%

33%

30%

24%

21%

20%

Opini WTP
Opini WDP
Opini TW
Opini TMP

35%
22%

10%

10%
0%

2%
0%

0%

2%

0%

2%

4%
0%

0%
Tahun
2009

Tahun
2010

Tahun
2011

Tahun
2012

Tahun
2013

Buku II IHPS

25

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

3.19

Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2012
secara bertahap, jumlah LK yang memperoleh opini WTP semakin meningkat
dd^
pada Tahun 2013, jumlah LK yang memperoleh opini WTP turun menjadi

3.15), meskipun secara persentase tetap sebesar 74%. Hal tersebut juga
disebabkan adanya penurunan opini 4 LKKL dari WTP menjadi WDP.

3.20

Sebanyak 11 LKKL mengalami peningkatan opini, yaitu 9 LKKL meningkat


dari WDP menjadi WTP dan 2 LKKL meningkat dari TMP menjadi WDP.
<
     
telah melakukan hal-hal berikut: (1) penyajian piutang sesuai dengan

WEW
memadai terhadap persediaan di akhir tahun; (4) inventarisasi dan penilaian
kembali atas aset tetap; (5) penatausahaan dan pengelolaan aset tetap
secara memadai; dan, (6) penyajian belanja barang, belanja modal, dan

yang lengkap dan kompeten.

3.21

Sebanyak 2 LKKL mengalami penurunan opini dari WDP menjadi TMP.


Penurunan opini tersebut di antaranya disebabkan penyajian belanja barang
^W
      ^  
dWd'ZdWd'Z
temuan tahun sebelumnya berlarut-larut.

3.22

Pada 2013, terdapat 19 LKKL dengan opini WDP. LKKL yang memperoleh
opini WDP disebabkan masih adanya kelemahan dalam pengelolaan dan
pencatatan kas dan setara kas, persediaan, PNBP, aset tetap, belanja barang,
dan belanja modal.

3.23

Atas 3 LKKL yang memperoleh opini TMP disebabkan sistem pengendalian



pengelolaan yang belum memadai atas persediaan, aset tetap, pendapatan,
belanja barang, belanja modal, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial.

Sistem Pengendalian Intern


3.24

26

Hasil evaluasi SPI atas 86 KL menunjukkan terdapat 718 kasus kelemahan SPI,
yang terdiri dari: 271 kasus kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan
pelaporan, 288 kasus kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja, serta 159 kasus kelemahan struktur pengendalian
intern. Persentase kelompok kelemahan SPI yang banyak terjadi pada LKKL
'

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

'<d^W/W><<>d

Kelemahan Sistem
Pengendalian Intern
22%

38%

Kelemahan Sistem Pengendalian


Akuntansi dan Pelaporan
Kelemahan Sistem Pengendalian
Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Kelemahan Struktur
Pengendalian Intern

40%

3.25

Kasus-kasus kelemahan SPI tersebut di antaranya sebagai berikut.


x Wsebanyak 109 kasus,
       
     WEW  
nilai yang sewajarnya, penatausahaan aset tetap belum memadai, dan
<

x Wsebanyak 130 kasus,
pengelolaan kas di Bendahara Penerimaan dan Bendahara
W  persediaan belum dilakukan stock opname

pelaporan dan penatausahaan kewajiban belum memadai. Kasus

x W    sebanyak 82 kasus, 
      
kegiatan yang dilaksanakan, pengalokasian anggaran belanja barang
        
anggarannya, kesalahan penganggaran atas kegiatan belanja, harga
       
satuan, dan hasil pengadaan barang/jasa belum dimanfaatkan. Kasus

x Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang
teknis tertentu atau ketentuan intern organisasi yang diperiksa tentang
pendapatan dan belanja sebanyak 
      
       

<

Buku II IHPS

27

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

x    ^KW      
keseluruhan prosedur sebanyak 87 kasus, ^KW
pengelolaan dan penatausahaan persediaan sehingga persediaan belum

asas kepatutan karena belum ada aturannya, belum adanya ketentuan
yang mengatur secara lengkap atas pengelolaan dan pertanggungjawaban
       
dan petunjuk pelaksanaan pengelolaan pendapatan, dan rekening
pemerintah belum memiliki izin pembukaan dari Menteri Keuangan.
<
x Kelemahan SPI lainnya sebanyak 242 kasus,   
      
berakibat hilangnya potensi penerimaan/pendapatan, mekanisme
pemungutan, penyetoran dan pelaporan serta penggunaan penerimaan
      ^KW
^W/

Penyebab
3.26

Kasus-kasus kelemahan SPI pada umumnya terjadi, karena: para pejabat/


      
secara akurat, belum adanya kebijakan dan perlakuan akuntansi yang jelas,
kurang cermat dalam melakukan perencanaan, belum melakukan koordinasi
dengan pihak terkait, serta lemah dalam pengawasan maupun pengendalian.

3.27

Selain itu, kasus-kasus kelemahan SPI pada umumnya terjadi karena: pejabat/

       

rekomendasi BPK atas LHP sebelumnya.
Rekomendasi

28

3.28

Terhadap kasus-kasus kelemahan SPI tersebut, BPK merekomendasikan


        



pengawasan dan pengendalian dalam perencanaan serta pelaksanaan
kegiatan, serta meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait.

3.29

BPK juga merekomendasikan kepada pejabat yang bertanggung jawab, agar:


melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, segera menyusun dan menetapkan kebijakan yang formal atas
       
rekomendasi BPK atas LHP sebelumnya.

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

3.30

IHPS I Tahun 2014

^W/>
>

Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan Perundangundangan


3.31

^      ^W/   

undangan, yang mengakibatkan: kerugian negara, potensi kerugian negara,
     
    d   '  
>
>
d<d<<WW
undangan atas Pemeriksaan LKKL Tahun 2013
(nilai dalam juta rupiah)
No.

Kelompok Temuan

Jumlah Kasus

Nilai

<<WWD
1

Kerugian Negara

423

470.213,42

Potensi Kerugian Negara

47

2.008.429,37

Kekurangan Penerimaan

163

1.055.462,49

Kelemahan Administrasi

361

<

45

12.941,47

<

52

3.138.759,71

1.091

6.685.806,46

Jumlah

3.32

Berdasarkan Tabel 3.3, hasil pemeriksaan mengungkapkan 1.091 kasus


Z

'<d<<WW
undangan atas Pemeriksaan LKKL Tahun 2013

Ketidakpatuhan terhadap Ketentuan


Peraturan Perundang-undangan

4%

5%

39%

33%

Kerugian Negara
Potensi Kerugian Negara
Kekurangan Penerimaan
Kelemahan Administrasi
Ketidakhematan
Ketidakefektifan

15%

4%

Buku II IHPS

29

IHPS I Tahun 2014

3.33

Badan Pemeriksa Keuangan

'
ditemukan dalam pemeriksaan LKKL adalah kerugian negara sebesar 39%.
Selain itu, terdapat juga kelemahan administrasi sebesar 33% dan kekurangan
penerimaan sebesar 15%. Sisanya, sebesar 13% merupakan temuan potensi


Kerugian Negara (423 kasus senilai Rp470.213,42 juta)


3.34

Hasil pemeriksaan atas LKKL mengungkapkan adanya kerugian negara


sebanyak 423 kasus senilai Rp470.213,42 juta, di antaranya terdapat indikasi
kerugian negara sebanyak 54 kasus senilai Rp89.874,70 juta.

3.35

Kasus-kasus tersebut di antaranya sebagai berikut.


x Kelebihan pembayaran karena kekurangan volume pekerjaan dan/
atau barang sebanyak 79 kasus senilai Rp67.111,82 juta. Kasus tersebut
       
     
kontrak, pembayaran pekerjaan pembangunan gedung/peningkatan
jalan melebihi seharusnya, dan kekurangan volume pada beberapa
  <        
Kementerian Perumahan Rakyat senilai Rp12,13 miliar atas pekerjaan
pemeliharaan dan pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
Z
Rp9,58 miliar serta pekerjaan konsultan pendataan calon penerima
 ^ W ^ ^W^  Z 
di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan senilai Rp6,94 miliar atas
kekurangan volume kegiatan belanja modal pada 11 satuan kerja senilai
Z
      Z   
Kementerian Riset dan Teknologi senilai Rp5,96 miliar atas pelaksanaan
pengadaan prototype
x Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan dan/
atau barang sebanyak 100 kasus senilai Rp141.600,66 juta, terutama
kelebihan pembayaran pekerjaan pengadaan barang dan/jasa dan

<
Z
miliar di Lembaga Sandi Negara, serta kasus kelebihan pembayaran
pada paket pembangunan pipa transmisi dan jaringan gas bumi senilai
Rp25,86 miliar di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
x Biaya perjalanan dinas ganda dan/atau melebihi standar yang
ditetapkan sebanyak 54 kasus senilai Rp12.528,01   

kelebihan pembayaran perjalanan dinas, perjalanan dinas belum
      
        

30

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

pertanggungjawaban yang sebenarnya. Kasus tersebut terjadi di 45


<WZ
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia senilai Rp1,33 miliar,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan senilai Rp1,29 miliar, dan
Kementerian Dalam Negeri senilai Rp1,20 miliar.
x  sebanyak 48 kasus senilai
Rp89.879,76      
pembayaran atas pelaksanaan kegiatan, pembayaran beasiswa, dan
  h W   <
<W
dan Kebudayaan senilai Rp82,54 miliar, Kepolisian Negara Republik
Indonesia senilai Rp1,31 miliar, Kementerian Agama senilai Rp1,20 miliar,
dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia senilai Rp1,01 miliar.
x ^       
sebanyak 28 kasus senilai Rp45.083,57 juta. Kasus tersebut sebagian
       
pengadaan peralatan dan mesin serta pekerjaan konstruksi. Kasus
<W
senilai Rp36,77 miliar, Kementerian Kesehatan senilai Rp4,22 miliar,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan senilai Rp616,38 juta, dan
Kementerian Keuangan senilai Rp550,77 juta.
x Pembayaran honorarium ganda dan atau melebihi standar yang
ditetapkan     Z  
pembayaran honorarium ganda dan atau melebihi standar yang
       <
<E
senilai Rp3,63 miliar, Kepolisian Negara Republik Indonesia senilai Rp3,31
miliar, Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah senilai Rp1,50
<W<Z
dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan senilai Rp1,16 miliar.
x Kerugian lainnya sebanyak 80 kasus senilai Rp99.853,10 juta, di
antaranya pemahalan harga (mark up

Kasus tersebut terjadi, di antaranya: di Kementerian Perhubungan senilai
Rp11,27 miliar, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia senilai Rp2,87 miliar, dan Kementerian Sosial senilai
Rp2,34 miliar.
3.36

Kasus-kasus kerugian negara senilai Rp470.213,42 juta tersebut, telah


 penyetoran uang ke kas negara/daerah atau
   Z     
penyetoran uang/penyerahan aset tersebut, di antaranya adalah:
Kementerian Perhubungan senilai Rp44.292,76 juta, Lembaga Sandi Negara
senilai Rp28.546,83 juta, dan Kementerian Dalam Negeri senilai Rp18.084,35
juta.
Buku II IHPS

31

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

Penyebab
3.37

Kasus-kasus kerugian negara sebagian besar terjadi karena pejabat yang



       
dan tanggung jawab, serta lemah dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian.
Rekomendasi

3.38

Terhadap kasus-kasus kerugian negara tersebut, BPK merekomendasikan


kepada pejabat yang berwenang antara lain, agar: memberikan sanksi


^
memerintahkan kepada pejabat yang bertanggung jawab untuk meningkatkan
pengawasan dan pengendalian serta mempertanggungjawabkan kasus
kerugian daerah dengan menyetor ke kas daerah.

3.39

>

dalam Lampiran 6.

Potensi Kerugian Negara (47 kasus senilai Rp2.008.429,37 juta)


3.40

Hasil pemeriksaan atas LKKL menunjukkan adanya potensi kerugian negara


sebanyak 47 kasus senilai Rp2.008.429,37 juta.

3.41

Kasus-kasus tersebut di antaranya sebagai berikut.


x 
lain sebanyak 16 kasus senilai Rp139.454,57 juta. Kasus tersebut terjadi
      < W h 
Rp89,68 miliar, Lembaga Penyiaran Radio Republik Indonesia senilai
Rp27,74 miliar, Kejaksaan Republik Indonesia senilai Rp13,55 miliar, dan
Komisi Pemilihan Umum senilai Rp5,54 miliar.
x         
keberadaannya sebanyak 10 kasus senilai Rp20.749,43 juta. Kasus
        < W
Umum senilai Rp13,44 miliar, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah senilai Rp2,82 miliar, dan Komisi Pemilihan Umum senilai
Rp1,95 miliar.
x Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa tetapi
pembayaran pekerjaan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya
Z
         


32

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

<<
Kelautan dan Perikanan senilai Rp39,93 miliar, Kementerian Dalam Negeri
senilai Rp7,09 miliar, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
senilai Rp4,64 miliar.
x W      
sebanyak 2 kasus senilai Rp1.768.437,81 juta. Kasus tersebut terjadi di 2
<<Z
Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
(Otorita Batam) senilai Rp4,87 miliar.
x Potensi kerugian negara lainnya sebanyak 10 kasus senilai Rp20.621,69
juta, di antaranya 2 kasus pembelian aset tanah yang berstatus sengketa
yang terjadi di Kementerian Keuangan senilai Rp2,95 miliar dan
Kementerian Pekerjaan Umum senilai Rp379,81 juta.
3.42

Dari kasus-kasus potensi kerugian negara senilai Rp2.008.429,37 juta


        
   Z     
penyetoran uang/penyerahan aset tersebut, di antaranya Kementerian
Perhubungan senilai Rp553,41 juta dan Kejaksaan Republik Indonesia senilai
Rp19,86 juta.
Penyebab

3.43

Kasus-kasus potensi kerugian negara sebagian besar terjadi, karena: pejabat



       
dan tanggung jawabnya dalam mengelola barang milik negara, kurangnya
koordinasi dengan pihak-pihak terkait, serta lemahnya pengawasan dan
pengendalian.
Rekomendasi

3.44

Terhadap kasus-kasus potensi kerugian negara tersebut, BPK


      
        
melaksanakan tugas dan fungsi sesuai tanggung jawabnya, meningkatkan
pengawasan dan pengendalian, meningkatkan koordinasi dengan pihakpihak terkait, serta mengupayakan penagihan atau melakukan langkahlangkah yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kerugian negara.

3.45

>

dalam Lampiran 6.

Buku II IHPS

33

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

Kekurangan Penerimaan (163 kasus senilai Rp1.055.462,49 juta)


3.46

Hasil pemeriksaan atas LKKL menunjukkan adanya kekurangan penerimaan


sebanyak 163 kasus senilai Rp1.055.462,49 juta.

3.47

Kasus-kasus tersebut, di antaranya sebagai berikut.


x Kasus     
diterima/ disetor ke kas negara sebanyak 74 kasus senilai Rp65.245,27
juta, sering terjadi pada pelaksanaan pekerjaan yang mengalami
 <        
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan senilai Rp11,80 miliar, Lembaga
Sandi Negara senilai Rp9,01 miliar, dan Kementerian Komunikasi dan
/Z
x Kasus penerimaan negara lainnya (selain denda keterlambatan)
      
negara     Z   
menetapkan nilai pajak, sanksi bunga atas keterlambatan pembayaran,
sewa atas pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN)belum dipungut, serta
jaminan pelaksanaan dan jaminan uang muka atas pemutusan kontrak
  <        
Kementerian Keuangan senilai Rp820,48 miliar, Kementerian Perumahan
Rakyat senilai Rp46,32 miliar, dan Kementerian Kehutanan senilai
Rp35,52 miliar.
x Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan sebanyak 4
Z<
Kementerian Dalam Negeri senilai Rp1,12 miliar, Kementerian Pariwisata
<Z<W
Umum senilai Rp6,74 juta.
x Penggunaan langsung penerimaan negara sebanyak 2 kasus senilai
Rp337,47 juta yang terjadi di Lembaga Penyiaran Radio Republik
Indonesia.

3.48

Kasus-kasus kekurangan penerimaan senilai Rp1.055.462,49 juta tersebut


        
   Z     
penyetoran uang/penyerahan aset tersebut, di antaranya: Kementerian
Perumahan Rakyat senilai Rp47.611,31 juta, Kementerian Kehutanan senilai
Rp29.697,85 juta, dan Lembaga Sandi Negara senilai Rp9.018,92 juta.
Penyebab

3.49

34

Kasus-kasus kekurangan penerimaan sebagian besar terjadi, karena:


         
         
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk mengelola pendapatan

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

yaitu pendataan, penetapan, pemungutan, pelaporan dan penerimaan



terkait, serta lemah dalam melakukan pengawasan dan pengendalian.
Rekomendasi
3.50

Terhadap
kasus-kasus
kekurangan
penerimaan
tersebut
BPK


        
         
tanggung jawabnya, meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait,
memerintahkan kepada pejabat yang bertanggung jawab untuk meningkatkan
pengawasan dan pengendalian, serta menagih dan menyetorkan kekurangan
penerimaan ke kas negara/daerah sesuai dengan ketentuan.

3.51


>
>

Administrasi (361 kasus)


3.52

,   ><<>    
menyebabkan kelemahan administrasi sebanyak 361 kasus.

3.53

Kasus-kasus tersebut di antaranya sebagai berikut.


x Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang
pengelolaan perlengkapan atau Barang Milik Negara sebanyak 96 kasus,


x Pertanggungjawaban perjalanan dinas dan selain perjalanan dinas
      sebanyak
       
laporan pertanggungjawaban bantuan hibah belum diserahkan, dan
<

x W      
menimbulkan kerugian negara)     
       
tahapan proses lelang dilaksanakan, perubahan volume kontrak
       
<
x Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang
      
lain-lain 
Buku II IHPS

35

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

metode perhitungan Witholding Tax atas 4 wajib pajak kontraktor


kontrak karya pertambangan dan penetapan tunjangan manajemen di
lingkungan Universitas Pendidikan /   WD<
EWD<<
x <      sebanyak 30
        
     <   

Penyebab
3.54

Kasus-kasus kelemahan administrasi pada umumnya terjadi, karena: pejabat



        
dalam melakukan pengawasan dan pengendalian.
Rekomendasi

3.55

Terhadap kasus-kasus kelemahan administrasi tersebut, BPK



        
        
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta meningkatkan
pengawasan dan pengendalian.

3.56


>
>

<<

36

3.57

Hasil pemeriksaan atas LKKL Tahun 2013, BPK juga menemukan adanya
Z
        Z


3.58

Hasil pemeriksaan secara lengkap dapat dilihat pada LHP dalam


cakram padat terlampir.

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

37

BAB 4

4.1

Pada Semester I Tahun 2014, BPK telah memeriksa 456 LKPD Tahun 2013.
Jumlah pemerintah daerah sampai dengan Semester I Tahun 2014 adalah
529, yaitu: pemerintah provinsi 34 (termasuk daerah otonomi baru (DOB)
Provinsi Kalimantan Utara), pemerintah kabupaten 402 (termasuk 4 DOB
yaitu Kabupaten Pesisir Barat (Provinsi Lampung), Kabupaten Pangandaran
(Provinsi Jawa Barat), Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Pegunungan
Arfak (Provinsi Papua Barat)), dan pemerintah kota 93. Adapun pemerintah
daerah yang wajib menyusun LK Tahun 2013 hanya sebanyak 524 pemerintah
><
belum diserahkan oleh pemerintah daerah kepada BPK.

4.2

Pada Semester I Tahun 2014 BPK juga telah menyelesaikan LHP LKPD
Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2012 pada Provinsi Maluku. LKPD tersebut
W<d&

4.3

Pemeriksaan atas LKPD bertujuan untuk memberikan pendapat/opini atas


kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam LKPD, berdasarkan
pada: (a) kesesuaian dengan SAP dan atau prinsip-prinsip akuntansi yang
ditetapkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan; (b) kecukupan
pengungkapan (adequate disclosure); (c) kepatuhan terhadap ketentuan
^W/

4.4

Cakupan pemeriksaan atas 456 LKPD Tahun 2013 dan 1 LKPD Tahun 2012
>Z><W
aset senilai Rp1.796,20 triliun, kewajiban senilai Rp19,30 triliun, dan ekuitas
senilai Rp1.776,90 triliun. Sedangkan cakupan pemeriksaan atas LRA 457
><WZZ
triliun, dan pembiayaan neto senilai Rp71,18 triliun.

Hasil Pemeriksaan
4.5

Hasil pemeriksaan keuangan atas LKPD disajikan dalam 3 bagian, yaitu:


opini, hasil pemeriksaan SPI, dan hasil pemeriksaan kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan.

4.6

Hasil pemeriksaan BPK atas pelaksanaan PP Nomor 71 Tahun 2010 yang


memberlakukan SAP berbasis akrual untuk pendapatan, belanja, aset, dan
ekuitas paling lambat Tahun 2015, mengungkapkan adanya kasus terkait
      
berbasis akrual yang terjadi pada 184 pemerintah daerah. Kasus-kasus
tersebut di antaranya: pemerintah daerah belum mempersiapkan SDM
dan struktur organisasi yang memadai, belum melakukan sosialisasi dan
WWEd^W

Buku II IHPS

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD)

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

menyusun kebijakan dan sistem akuntansi Pemerintah Daerah yang berbasis


akrual sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010. Kasus-kasus tersebut pada
umumnya terjadi karena: keterbatasan kemampuan SDM yang dimiliki
oleh pemerintah daerah, belum diterbitkannya peraturan daerah terkait
penerapan akuntansi berbasis akrual, dan sistem/aplikasi yang belum
mendukung. Dalam penyusunan LK Tahun 2013, pemerintah daerah
menggunakan PP Nomor 24 Tahun 2005 yaitu mengakui pendapatan dan
belanja masih menggunakan basis kas, sedangkan untuk aset, kewajiban,
dan ekuitas menggunakan basis akrual.
4.7

Pada Semester I Tahun 2014, hasil pemeriksaan BPK atas 456 LKPD
mengungkap permasalahan terkait pengalihan kewenangan pemungutan
dan pelimpahan piutang PBB-P2 yang terjadi pada 106 pemerintah daerah.
Permasalahan pengalihan kewenangan pemungutan PBB-P2 tersebut,
antara lain: keterbatasan SDM baik dalam hal jumlah maupun kompetensi
untuk melakukan pungutan PBB-P2, pemerintah daerah belum melakukan
   WW    
pusat, pemerintah daerah belum mencatat piutang PBB-P2 yang telah
dilimpahkan oleh pemerintah pusat di neraca, peraturan dan SOP terkait
PBB-P2 belum tersedia, perbedaan saldo piutang yang tercatat dalam Berita
Acara Penyerahan PBB-P2, dan aplikasi SISMIOP dan penyerahan piutang
PBB-P2 dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dilaksanakan
setelah 31 Desember 2013.

Opini

38

4.8

Opini yang diberikan atas suatu laporan keuangan merupakan cermin


bagi kualitas pengelolaan dan penyajian suatu laporan keuangan. Adanya
kenaikan persentase opini WTP serta penurunan persentase opini WDP dan
TMP, secara umum menggambarkan adanya perbaikan yang dicapai oleh
       
wajar sesuai dengan prinsip yang berlaku.

4.9

Terhadap 456 LKPD Tahun 2013, BPK memberikan opini WTP atas 153 LKPD,
opini WDP atas 276 LKPD, opini TW atas 9 LKPD, dan opini TMP atas 18 LKPD.

4.10

Perkembangan opini LKPD dari Tahun 2009 s.d. Tahun 2013 disajikan dalam
'

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

'WK><Wdd
65%

70%

67%

65%

61%

60%

60%
50%
40%

WTP

34%

30%

19%

20%
7%

3%

TMP

15%

13%

10%
10%

TW

23%

23%

22%

WDP

5%

4%

1%

1%

2%

2011
(524 LHP)

2012
(524 LHP)

2013
(456 LHP)

0%
2009
(504 LHP)

4.11

2010
(522 LHP)

Z       
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Opini LKPD Tahun 2009 s.d. Tahun 2013 Berdasarkan Tingkat Pemerintahan

Pemerintahan
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013

4.12

Provinsi

Kabupaten

Kota

WTP

WDP

TW

TMP

Total

WTP

WDP

TW

TMP

Total

WTP

WDP

TW

TMP

24

33

240

37

95

379

66

11

Total
92

3%

73%

9%

15%

100%

2%

63%

10%

25%

100%

7%

72%

9%

12%

100%

22

33

16

254

23

103

396

12

67

11

93

18%

67%

0%

15%

100%

4%

64%

6%

26%

100%

13%

72%

3%

12%

100%

10

19

33

36

268

89

399

21

62

92

30%

58%

0%

12%

100%

9%

67%

2%

22%

100%

23%

67%

2%

8%

100%

17

11

33

72

256

67

401

31

52

90

52%

33%

0%

15%

100%

18%

64%

1%

17%

100%

34%

58%

0%

8%

100%

15

12

29

102

214

14

339

36

50

88

52%

41%

0%

7%

100%

30%

63%

3%

4%

100%

41%

57%

0%

2%

100%

Atas 456 LKPD Tahun 2013, sebanyak 54 LKPD mengalami peningkatan opini
 tW  tdW <     
melaksanakan perbaikan atas kelemahan dalam LKPD tahun sebelumnya.
       
pengelolaan barang dan jasa, belanja pegawai, belanja hibah, dan bantuan

        
pendukung atas penyertaan modal pemerintah daerah; (4) perbaikan sistem
pencatatan dan pengelolaan piutang, persediaan, investasi non permanen,

peralatan dan mesin serta menatausahakannya dalam Kartu Inventaris
Barang (KIB) dan buku inventaris.

Buku II IHPS

39

IHPS I Tahun 2014

40

Badan Pemeriksa Keuangan

4.13

Sebanyak 23 LKPD mengalami peningkatan opini dari TW atau TMP menjadi


tW <      
><W
hal-hal berikut, yaitu: (1) melakukan upaya perbaikan dengan melakukan
inventarisasi dan penilaian kembali atas aset tetap; (2) melakukan
perubahan metode pencatatan investasi permanen; (3) menyajikan saldo
piutang lain-lain berdasarkan dokumen pendukung pencatatan piutang
yang memadai; (4) meningkatkan pengendalian atas kelengkapan dokumen
pertanggungjawaban belanja daerah; dan, (5) menyetorkan uang ke kas
daerah serta melakukan rekonsiliasi antara DPKAD dengan SKPD.

4.14

Atas 276 LKPD yang masih memperoleh opini WDP, pada umumnya laporan
keuangan telah disajikan dan diungkapkan secara wajar dalam semua hal
yang material, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan
         
        
sesuai dengan ketentuan, penyertaan modal yang belum ditetapkan dengan
peraturan daerah, saldo dana bergulir belum disajikan dengan metode
nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value), penatausahaan
        


4.15

><Wdt
secara wajar sesuai dengan SAP, di antaranya: akun aset tetap, kas, belanja
modal, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) yang berdampak
material terhadap kewajaran laporan keuangan.

4.16

Atas 18 LKPD yang memperoleh opini TMP, pada umumnya laporan keuangan
         
dengan SAP. Hal tersebut disebabkan oleh pembatasan lingkup pemeriksaan,
kelemahan pengelolaan yang material pada akun aset tetap, kas, piutang,
persediaan, investasi permanen dan nonpermanen, aset lainnya, belanja
pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal.

4.17

    ><W    ^
I Tahun 2014, terdiri atas: 29 LK Pemerintah Provinsi, 339 LK Pemerintah
Kabupaten, dan 88 LK Pemerintah Kota.

4.18

    ><W     tdW 
  ><W         
LKPD yang paling dominan adalah WDP, yaitu sebanyak 214 LKPD atau
><W


4.19

Z>

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

Sistem Pengendalian Intern


4.20

Hasil pemeriksaan atas 456 LKPD Tahun 2013 menunjukkan terdapat 5.103
^W/Z^W/
sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan sebanyak 1.829 kasus,
kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja sebanyak 2.174 kasus, dan kelemahan struktur pengendalian intern
sebanyak 1.100 kasus. Persentase kelemahan SPI yang terjadi pada LKPD
'
'W<^W/W><Wd

Kelemahan Sistem
Pengendalian Intern
21%

36%

Kelemahan Sistem Pengendalian


Akuntansi dan Pelaporan

Kelemahan Sistem Pengendalian


Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja
Kelemahan Struktur Pengendalian
Intern

43%

4.21

Kasus-kasus kelemahan SPI tersebut di antaranya sebagai berikut.


x W sebanyak 780 kasus,
       


bentuk dana bergulir belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya,
         
<
x Wsebanyak 704 kasus,
   W    
^W
    stock opname pada akhir tahun,
penyajian saldo penyertaan modal belum berdasarkan laporan keuangan
audited, serta laporan keuangan Tahun 2013 mempertanggungjawabkan
<
x ^       sebanyak
        

        
tetap yang belum diinventarisasi dan dinilai kembali. Kasus tersebut

Buku II IHPS

41

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

x W       
pengeluaran pembiayaan salah dianggarkan pada belanja barang dan
jasa serta belanja hibah salah dianggarkan pada belanja modal, belanja
barang dan jasa, bantuan sosial, belanja modal, dan belanja hibah belum
disajikan dalam laporan keuangan sesuai SAP, belanja bantuan sosial

dana kapitasi Asuransi Kesehatan (Askes), serta dana Jaminan Kesehatan
Aceh (JKA)   <    
Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK). Kasus tersebut terjadi di 352

x Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang


teknis tertentu atau ketentuan intern organisasi yang diperiksa tentang
pendapatan dan belanja 
d
Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan, dan belum dilakukan
serah terima, dana bergulir pemberdayaan ekonomi rakyat dan fasilitasi
pembiayaan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) belum
dikembalikan ke kas daerah, pengendalian atas pertanggungjawaban
pengeluaran belanja melalui Uang Persediaan (UP) dan Tambah Uang
W dh <   ^W   
pembayaran/pengeluaran kas daerah. Kasus tersebut terjadi di 307

x W      
berakibat hilangnya potensi penerimaan/pendapatan sebanyak 385
      
transfer dari DAK dan bantuan provinsi, pemerintah daerah belum
melakukan pemungutan pajak daerah sesuai peraturan daerah,
pengelolaan pajak dan piutang pajak pada Dinas Pendapatan Daerah
      
retribusi pengendalian menara telekomunikasi selama TA 2013, serta
dasar penetapan harga standar pajak mineral bukan logam dan batuan

<
x Kelemahan SPI lainnya      
^KW
       ^KW 
pengelolaan dan penatausahaan persediaan sehingga persediaan
^
^KW
  
bendahara pengeluaran belum ditetapkan dengan surat keputusan,


.

42

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

Penyebab
4.22

Kasus-kasus kelemahan SPI pada umumnya terjadi, karena: pejabat/




jawabnya sesuai tupoksi masing-masing, belum sepenuhnya memahami
ketentuan yang berlaku, lemah dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian kegiatan, kurangnya koordinasi dengan pihak-pihak terkait,
serta kelemahan pada sistem aplikasi yang digunakan.

4.23

Selain itu, kasus kelemahan SPI, terjadi karena: pejabat yang berwenang
belum menyusun dan menetapkan kebijakan yang formal untuk suatu
prosedur atau keseluruhan prosedur, kurang cermat dalam melakukan
       
W<Z/>,W
Rekomendasi

4.24

Terhadap kasus-kasus kelemahan SPI tersebut, BPK merekomendasikan


kepada kepala daerah antara lain, agar: memberikan sanksi sesuai ketentuan


melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, meningkatkan pengawasan
dan pengendalian dalam perencanaan serta pelaksanaan kegiatan, dan
meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait.

4.25

Selain itu, BPK juga merekomendasikan kepada pejabat yang bertanggung


jawab, agar: melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, segera menyusun dan menetapkan kebijakan
yang formal atas suatu prosedur atau keseluruhan prosedur, serta segera
W<>,W

4.26

^W/>
>

Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundangundangan


4.27

Hasil pemeriksaan keuangan Semester I Tahun 2014 mengungkapkan


    
sebanyak 5.986 kasus senilai Rp4.202.738,94 juta, yang disajikan dalam
Tabel 4.2

Buku II IHPS

43

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


d<d<<W
Perundang-undangan pada Pemeriksaan LKPD Tahun 2013
(nilai dalam juta rupiah)

No.

Kelompok Temuan

Jumlah Kasus

Nilai

<<WWD
1

Kerugian Daerah

2.339

982.461,78

2
3

Potensi Kerugian Daerah


Kekurangan Penerimaan

373
945

2.636.661,01
393.188,79

Kelemahan Administrasi

2.115

5
6

<
<

106
108

56.160,80
134.266,56

5.986

4.202.738,94

Jumlah

4.28

Hasil pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang   W W   W


Kabupaten (339 kabupaten), dan Pemerintah Kota (88 kota) disajikan dalam
Tabel 4.3

d<d<<WW
pada Pemeriksaan LKPD Tahun 2013 Berdasarkan Tingkat Pemerintah Daerah
(nilai dalam juta rupiah)
Tingkat Pemerintahan
No.

Provinsi

Kelompok Temuan
Jumlah
Kasus

Total

Kabupaten
Jumlah
Kasus

Nilai

Kota
Jumlah
Kasus

Nilai

Jumlah
Kasus

Nilai

Nilai

<<WWD
1

Kerugian Daerah

Potensi Kerugian Daerah

268

289.933,43

1.654

565.496,76

417

127.031,59

2.339

982.461,78

41

1.548.234,41

253

774.541,39

79

313.885,21

373

2.636.661,01

3
4

Kekurangan Penerimaan

88

131.751,33

678

201.794,57

179

59.642,89

945

393.188,79

Kelemahan Administrasi

174

1.565

376

2.115

<

11

1.680,63

69

35.826,44

26

18.653,73

106

56.160,80

<

57.008,47

81

56.849,92

20

20.408,17

108

134.266,56

589

2.028.608,27

4.300

1.634.509,08

1.097

539.621,59

5.986

4.202.738,94

Jumlah

Kerugian Daerah (2.339 kasus senilai Rp982.461,78 juta)


4.29

Hasil pemeriksaan atas LKPD menunjukkan adanya kerugian daerah


Z
dan di antaranya berupa indikasi kerugian daerah sebanyak 720 kasus senilai
Rp409.442,78 juta (42%).

4.30

Kasus-kasus tersebut di antaranya sebagai berikut.


x Kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang sebanyak 553 kasus
senilai Rp240.446,82 juta. Kasus tersebut terjadi pada pelaksanaan


gedung/peningkatan jalan melebihi seharusnya, dan kekurangan volume

44

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

<
antaranya Kabupaten Mojokerto senilai Rp16,11 miliar, Provinsi Banten
senilai Rp13,49 miliar, Provinsi DKI senilai Rp13,46 miliar, Provinsi
Papua senilai Rp3,19 miliar, dan Provinsi Maluku pada paket pekerjaan
pembangunan/pemeliharaan gedung senilai Rp1,38 miliar.
x  sebanyak 372 kasus senilai
Z  <       
Z
sesuai ketentuan terjadi di Provinsi DKI Jakarta, pembayaran belanja
makan dan minum pasien yang di rawat di RSUD dibebankan pada dana
APBD senilai Rp6,53 miliar di Provinsi Riau, realisasi belanja penggunaan

senilai Rp6,51 miliar di Kota Sukabumi, dan realisasi belanja bantuan

senilai Rp2,50 miliar di Provinsi Sulawesi Selatan.
x Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan dan/atau
barang sebanyak 274 kasus senilai Rp72.411,08 juta. Kasus tersebut
terjadi pada pelaksanaan belanja modal dan belanja barang/jasa,
      
serta pemeliharaan jalan dan jembatan. Kasus tersebut terjadi di 183
WZ<
Mojokerto senilai Rp3,99 miliar, Kota Tangerang Selatan senilai Rp2,55
miliar, Provinsi Sulawesi Barat senilai Rp2,54 miliar, dan Kabupaten Berau
Rp1,24 miliar.
x Biaya perjalanan dinas ganda dan/atau melebihi standar yang
ditetapkan     Z  

melebihi nilai pertanggungjawaban yang sebenarnya. Kasus tersebut
W:dZ
miliar, Kota Binjai senilai Rp2,28 miliar, Kabupaten Deli Serdang senilai
Rp2,23 miliar, Provinsi Bali senilai Rp3,10 miliar, Kota Jayapura senilai
Rp3,04 miliar, dan Kabupaten Pegunungan Bintang senilai Rp2,64 miliar.
x sebanyak 158 kasus senilai Rp90.409,40
      
       

      
<W:d
senilai Rp22,19 miliar, Kabupaten Kepulauan Sula senilai Rp13,44 miliar,
Kabupaten Biak Numfor senilai Rp4,35 miliar, Kota Tanjungbalai senilai
Rp3,12 miliar, dan Kabupaten Sukabumi senilai Rp1,69 miliar.
4.31

Dari kasus-kasus kerugian daerah senilai Rp982.461,78 juta tersebut


         
penyerahan aset senilai Rp230.873,40 juta, yang berasal dari: Pemerintah
Buku II IHPS

45

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

Provinsi senilai Rp104.338,05 juta, Pemerintah Kabupaten senilai


Z   W <  Z  
yang telah melakukan penyetoran uang/penyerahan aset tersebut, di
antaranya: Provinsi Jawa Timur senilai Rp63.287,98 juta, Provinsi DKI Jakarta
senilai Rp11.017,56 juta, Kabupaten Badung senilai Rp6.134,00 juta, Provinsi
Sulawesi Selatan senilai Rp4.078,91 juta, Kabupaten Sukabumi senilai
Rp3.990,14 juta, dan Provinsi Bali senilai Rp3.269,27 juta.
Penyebab
4.32

Kasus-kasus kerugian daerah pada umumnya terjadi, karena: pejabat yang


bertanggung jawab belum menetapkan peraturan tentang perjalanan dinas,
         
        
serta lemah dalam melakukan pengawasan dan pengendalian.
Rekomendasi

4.33

Terhadap kasus-kasus kerugian daerah tersebut, BPK merekomendasikan


kepada kepala daerah antara lain, agar: menetapkan peraturan tentang
perjalanan dinas, memberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku kepada


dan tanggung jawab, memerintahkan kepada pejabat yang bertanggung
jawab untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian, serta
mempertanggungjawabkan kasus kerugian daerah dengan menyetor ke kas
daerah.

4.34

>

dalam Lampiran 10.

Potensi Kerugian Daerah (373 kasus senilai Rp2.636.661,01 juta)


4.35

Hasil pemeriksaan atas LKPD Tahun 2013 pada 456 pemerintah daerah
menemukan potensi kerugian daerah sebanyak 373 kasus senilai
Z

4.36

Kasus-kasus tersebut di antaranya sebagai berikut.


x Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa tetapi
pembayaran pekerjaan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya
sebanyak 124 kasus senilai Rp71.619,31 juta. Kasus tersebut terjadi pada
       
prestasi pekerjaan dan pemahalan harga atas belanja modal. Kasus
        < :
senilai Rp10,86 miliar, Kabupaten Kebumen senilai Rp9,70 miliar,

46

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

Kabupaten Ogan Ilir senilai Rp5,32 miliar, dan Kota Bontang senilai
Rp5,15 miliar.
x          
sebanyak 80 kasus senilai Rp1.049.437,08 juta. Kasus tersebut terjadi di
W</:Z
Provinsi Maluku senilai Rp83,12 miliar, Kabupaten Merauke senilai
Rp66,23 miliar, Kota Tangerang senilai Rp47,73 miliar, dan Kabupaten
Badung senilai Rp36,10 miliar.
x W      
sebanyak 61 kasus senilai Rp697.506,18 juta. Kasus tersebut terjadi di
W</:Z
Kabupaten Kampar senilai Rp135,43 miliar, Provinsi Nusa Tenggara Barat
senilai Rp32,44 miliar, dan Kota Bontang senilai Rp8,39 miliar.
x         
keberadaannya sebanyak 70 kasus senilai Rp485.421,57 juta. Kasus
        < 
senilai Rp123,68 miliar, Kabupaten Gresik senilai Rp66,83 miliar, Kota
Singkawang senilai Rp58,41 miliar, dan Provinsi Sulawesi Tenggara senilai
Rp18,34 miliar.
x Potensi kerugian daerah lainnya sebanyak 38 kasus senilai Rp332.676,87
juta. Kasus tersebut diantaranya rekanan belum melaksanakan kewajiban
pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah rusak selama masa
       
<
4.37

Dari kasus-kasus potensi kerugian daerah senilai Rp2.636.661,01 juta telah


        
aset senilai Rp16.345,94 juta, yang berasal dari: Pemerintah Provinsi
senilai Rp2.104,52 juta, Pemerintah Kabupaten senilai Rp7.879,70 juta,
W<Z
penyetoran uang/penyerahan aset tersebut, di antaranya: Kota Bontang
senilai Rp5.155,57 juta, Kabupaten Ogan Ilir senilai Rp5.060,70 juta, Provinsi
Papua senilai Rp1.483,13 juta, Kabupaten Tulang Bawang Barat senilai
Rp810,19 juta, dan Kab Rokan Hulu senilai Rp652,28 juta.
Penyebab

4.38

Kasus-kasus potensi kerugian daerah pada umumnya terjadi, karena:



       
        
dengan pihak-pihak terkait, serta lemah dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian.

Buku II IHPS

47

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

Rekomendasi
4.39

Terhadap kasus-kasus potensi kerugian daerah tersebut, BPK


merekomendasikan kepada kepala daerah antara lain, agar: memberikan
          

        
meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, serta memerintahkan
kepada pejabat yang bertanggung jawab untuk meningkatkan pengawasan
dan pengendalian.

4.40

Selain itu, BPK juga merekomendasikan kepada pihak-pihak yang bertanggung


      

mempertanggungjawabkan kasus potensi kerugian daerah dan apabila

mencegah terjadinya kerugian daerah.

4.41


>
>

Kekurangan Penerimaan (945 kasus senilai Rp393.188,79 juta)


4.42

Hasil pemeriksaan atas LKPD Tahun 2013 pada 456 pemerintah daerah
menemukan kekurangan penerimaan sebanyak 945 kasus senilai
Rp393.188,79 juta.

4.43

Kasus-kasus tersebut di antaranya sebagai berikut.


x Penerimaan negara/daerah lainnya (selain denda keterlambatan)

daerah     Z   WW 

muka serta pelaksanaan yang belum dicairkan. Kasus tersebut terjadi di
W</:Z
Provinsi Sulawesi Selatan senilai Rp11,54 miliar, Kota Batu senilai Rp9,79
miliar, dan Provinsi Riau senilai Rp6,20 miliar.
x 
diterima/disetor ke kas negara/daerah sebanyak 334 kasus senilai
Rp93.430,94 juta, yang terjadi pada pelaksanaan pengadaan barang/
jasa dan pemborongan pekerjaan yang mengalami keterlambatan. Kasus
<^Z
senilai Rp13,32 miliar, Provinsi DKI Jakarta senilai Rp3,28 miliar, dan
Kabupaten Gowa senilai Rp2,95 miliar.
x Penggunaan langsung penerimaan negara/daerah sebanyak 24 kasus
Z<

48

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

di Kabupaten Jeneponto senilai Rp1,15 miliar, Kabupaten Serang senilai


Rp400,86 juta, dan Kabupaten Donggala senilai Rp298,94 juta.
x Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan sebanyak
Z<
di antaranya: di Provinsi Kepulauan Riau senilai Rp4,95 miliar, Kota
Pematangsiantar senilai Rp1,29 miliar, Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan senilai Rp665,00 juta, dan Kabupaten Mamuju Utara senilai
Rp487,90 juta.
x Kekurangan penerimaan lainnya sebanyak 30 kasus senilai Rp8.104,45
<W
sisa dana hibah belum disetor ke kas daerah senilai Rp859,35 juta.
4.44

Dari kasus-kasus kekurangan penerimaan senilai Rp393.188,79 juta tersebut


        
penyerahan aset senilai Rp39.981,61 juta, yaitu: Pemerintah Provinsi senilai
Rp7.691,17 juta, Pemerintah Kabupaten senilai Rp21.990,85 juta, dan
W <  Z     
penyetoran uang/penyerahan aset tersebut, di antaranya: adalah Kabupaten
Bangka Tengah senilai Rp5.733,39 juta, Kota Surabaya senilai Rp3.713,80
juta, Provinsi DKI Jakarta senilai Rp3.230,74 juta, Provinsi Sumatera Selatan
senilai Rp2.062,18 juta, dan Kabupaten Konawe Selatan senilai Rp1.199,52
juta.
Penyebab

4.45

Kasus-kasus kekurangan penerimaan pada umumnya terjadi, karena:


        
       
        
melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, dan lemah dalam
melakukan pengawasan dan pengendalian.
Rekomendasi

4.46

Terhadap kasus-kasus kekurangan penerimaan tersebut, BPK


merekomendasikan kepada kepala daerah antara lain, agar: memberikan
          
        
         
tanggung jawabnya, meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait,
memerintahkan kepada pejabat yang bertanggung jawab untuk meningkatkan
pengawasan dan pengendalian, dan menagih serta menyetorkan kekurangan
penerimaan ke kas negara/daerah sesuai dengan ketentuan.

4.47


>
>
Buku II IHPS

49

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

Kelemahan Administrasi (2.115 kasus)


4.48

Hasil pemeriksaan atas LKPD pada 456 pemerintah daerah menemukan


     
2.115 kasus.

4.49

Kasus-kasus tersebut di antaranya sebagai berikut.


x W
perjalanan dinas dan selain perjalanan dinas sebanyak 642 kasus,
       
diyakini kewajarannya, belanja hibah belum dipertanggungjawabkan,
serta tagihan pemakaian tenaga listrik belum diuji kebenarannya. Kasus

x Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang
pengelolaan perlengkapan atau Barang Milik Daerah sebanyak 459

        
yang andal, belum adanya kebijakan perlakuan atas aset lain-lain, aset

dengan ketentuan, serta penghapusan atas barang milik daerah belum
<
x < sebanyak 233
  > <   
nilai aset, pendapatan, dan belanja yang berasal dari penerimaan hibah,
bantuan sosial, dan  ^ Z, aset tetap berupa

      
      
<
x Penyetoran penerimaan negara/daerah melebihi batas waktu yang
ditentukan        
penerimaan BLUD belum disetor ke kas daerah, keterlambatan
penyetoran pajak dan retribusi serta pengembalian piutang ke kas daerah
dan pendapatan bunga deposito terlambat diterima. Kasus tersebut

x Kelemahan administrasi lainnya sebanyak 599 kasus, 
pertanggungjawaban/penyetoran UP melebihi batas waktu yang
ditentukan, pertanggungjawaban uang muka kerja (UMK) terlambat
disampaikan, sisa uang yang harus dikembalikan (UYHD), UP, TU TA
2013 terlambat disetor ke kas daerah, serta pengadministrasian BKU


50

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

Penyebab
4.50

Kasus-kasus kelemahan administrasi pada umumnya terjadi, karena:



       
tugas dan tanggung jawabnya untuk menatausahakan dan mengelola barang

serta lemah dalam melakukan pengawasan dan pengendalian.
Rekomendasi

4.51

Terhadap kasus-kasus kelemahan administrasi tersebut, BPK


merekomendasikan kepada kepala daerah antara lain, agar: memberikan
          

        
memerintahkan kepada pejabat yang bertanggung jawab untuk meminta
laporan pertanggungjawaban penggunaan dana, serta meningkatkan
pengawasan dan pengendalian.

4.52

>

Lampiran 10.

<<
4.53

Hasil pemeriksaan atas LKPD Tahun 2013, BPK juga menemukan adanya
     Z   
         
Rp134.266,56 juta yang terjadi di 89 pemerintah daerah.

LKPD Tahun 2012


4.54

Pada Semester I Tahun 2014, BPK juga telah menyelesaikan LHP LKPD
Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2012 pada Provinsi Maluku. LKPD tersebut
      W<  d  &
2014.

4.55

BPK memberikan opini TMP atas Laporan Keuangan Kepulauan Aru Tahun
2012.

4.56

Hasil evaluasi atas 1 LKPD Tahun 2012 menunjukkan terdapat 30 kasus


kelemahan SPI, dengan rincian: sebanyak 11 kasus kelemahan sistem
pengendalian akuntansi dan pelaporan, sebanyak 8 kasus kelemahan sistem
pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, dan sebanyak
11 kasus kelemahan struktur pengendalian intern.

Buku II IHPS

51

IHPS I Tahun 2014

52

Badan Pemeriksa Keuangan

4.57

Selain opini dan evaluasi atas SPI, hasil pemeriksaan juga menemukan
    
mengakibatkan kerugian daerah, potensi kerugian daerah, kekurangan
      
kasus senilai Rp3.946,53 juta, dengan rincian: sebanyak 8 kasus kerugian
daerah senilai Rp3.249,39 juta, sebanyak 6 kasus kekurangan penerimaan
senilai Rp663,62 juta, sebanyak 17 kasus kelemahan administrasi, dan
Z

4.58

,        >,W 
cakram padat terlampir.

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

53

BAB 5

5.1

Pada Semester I Tahun 2014, BPK melakukan pemeriksaan Laporan Keuangan


(LK) Badan Lainnya, yaitu: LK Bank Indonesia (BI), LK Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS), LK Otoritas Jasa Keuangan (OJK), LK Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), LK Perum
Produksi Film Negara (PPFN), dan 9 LK Pinjaman Luar Negeri, yang terdiri
dari: 6 LK Pinjaman dari ADB, 2 LK Pinjaman dari World Bank, serta 1 LK
Pinjaman dari IBRD.

5.2

Pemeriksaan keuangan atas LK Badan Lainnya bertujuan untuk memberikan


pendapat/opini atas kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam
laporan keuangan dengan berdasarkan, pada: (a) kesesuaian dengan standar
akuntansi yang berlaku umum dan atau prinsip-prinsip akuntansi yang
ditetapkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan; (b) kecukupan
pengungkapan (adequate disclosure); (c) kepatuhan terhadap peraturan
^W/

5.3

Cakupan pemeriksaan atas LK Badan Lainnya selain pinjaman luar negeri,


>Z

ZZ
senilai Rp1.370,11 triliun, dan ekuitas senilai Rp279,38 triliun. Rincian LRA,
   Z   
ZZ

5.4

Cakupan pemeriksaan atas LK Badan Lainnya yang merupakan pinjaman luar


>ZZ
juta dan belanja senilai Rp84.019,36 juta.

Hasil Pemeriksaan
5.5

Hasil pemeriksaan keuangan atas LK Badan Lainnya disajikan dalam


      ^W/   
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.

5.6

Hasil pemeriksaan BPK dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP)


^
^W/
ketentuan peraturan perundang-undangan, yang mengakibatkan: kerugian
negara, potensi kerugian negara, kekurangan penerimaan, kelemahan
^
permasalahan merupakan bagian dari temuan dan di dalam IHPS ini disebut
kasusE


Buku II IHPS

LAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA

Laporan Keuangan Badan Lainnya

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

Opini
5.7

Opini BPK atas LK Badan Lainnya Tahun 2009 s.d. Tahun 2013 disajikan pada
Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Opini atas LK Badan Lainnya

No.

Bank Indonesia

Lembaga Penjamin Simpanan

Otoritas Jasa Keuangan

SKK Migas (BP Migas)

Perum Produksi Film Negara *)

Opini
2009

2010

2011

2012

2013

WTP-DPP

WTP-DPP

WTP

WTP

WTP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

WTP-DPP

WTP

WTP

WTP

TMP

TMP

WDP

WDP

>/EKWEWDD

WTP

WTP

WTP

WTP

>/EKD^D,W

WTP

WTP

WDP

>/EKh^Z/

WTP

WDP

>E/EKZZW

WTP

10

>E/EKW<W

WTP

11

>E/EKWW

WTP

12

>/Z/^DZd

WTP

13

>tE/t/EZ/W

WTP

14

>tE/:h&DW:/

WDP

*)Pemeriksaan LK Tahun 2011 & 2012 dilaksanakan Tahun 2014

5.8

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa:


x BPK memberikan opini WTP atas LK BI selama lima tahun berturut-turut
mulai dari Tahun 2009 s.d. Tahun 2013 dan juga terhadap BP Migas
dd
BPK juga memberikan opini WTP terhadap Loan ADB 2575 INO PNPM
Mandiri selama empat tahun berturut-turut mulai dari Tahun 2010 s.d.
Tahun 2013.
x BPK memberikan opini WDP atas LK Loan ADB 2654 INO MSMHP Tahun
2013, menurun dari opini Tahun 2011 dan Tahun 2012 yang memperoleh
opini WTP. LK Loan ADB 2768 INO USRI untuk Tahun 2013 memperoleh
opini WDP dan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
x BPK memberikan opini TMP atas LK LPS selama lima tahun berturutturut mulai dari Tahun 2009 s.d. 2013, dan untuk LK PPFN Tahun 2011
dan 2012 memperoleh opini WDP, meningkat dari opini LK Tahun 2009
dan 2010 yang memperoleh opini TMP.
x BPK memberikan opini WTP atas LK OJK Tahun 2013 yang baru pertama
kali dilakukan pemeriksaan.

54

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

Sistem Pengendalian Intern


5.9

Selain menerbitkan laporan hasil pemeriksaan keuangan yang berupa opini,


W<^W/
yang diperiksa. Hasil evaluasi atas SPI LK Badan Lainnya dapat diuraikan
sebagai berikut.

Hasil Evaluasi SPI


5.10

Hasil pemeriksaan atas LK Badan Lainnya menunjukkan adanya 97 kasus


kelemahan SPI sebagaimana tercantum pada Tabel 5.2. Rincian jenis temuan
^W/   >      
disajikan dalam Lampiran 13.
Tabel 5.2 Kelompok Temuan SPI atas Pemeriksaan LK Badan Lainnya
No.

Kelompok Temuan

Jumlah
Kasus

<^W/D
I

Kelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan Pelaporan

25

W

W

10



^/W

II

Kelemahan Sistem Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan


Belanja

28

W

Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang


teknis tertentu atau ketentuan intern organisasi yang diperiksa tentang
pendapatan dan belanja

W
berakibat hilangnya potensi penerimaan/pendapatan

W
berakibat peningkatan biaya/belanja

16

III

Kelemahan Struktur Pengendalian Intern

44

^KW
keseluruhan prosedur

21

^KW

20

^W/

Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang memadai

Jumlah

97

Buku II IHPS

55

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


'<d^W/W><>

Kelemahan Sistem Pengendalian


Intern
26%

Sistem Pengendalian
Akuntansi dan Pelaporan

Sistem Pengendalian
Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja

45%

Struktur Pengendalian
Intern

29%

5.11

Kasus-kasus kelemahan sistem pengendalian intern tersebut di antaranya


sebagai berikut.
x LPS belum menilai dan menyajikan saldo Penyertaan Modal Sementara
WD^ Wd  D d  >< d   
yang dapat diperoleh kembali Z  mengakibatkan
 WD^  Z     
     ^  W
Cadangan Tujuan, dan Cadangan Penjaminan pada LK LPS Tahun 2013.
x ^<<D:^hDD
dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 9 Tahun 2013 mengakibatkan

yang berlaku.
x Di Loan World Bank No. 8043-ID pada WINRIP, aset tetap berupa peralatan
dan perabotan kantor senilai Rp687 juta yang ada dalam kontrak 
d^/D<DE
Penyebab

5.12

Kasus-kasus tersebut pada umumnya terjadi karena pejabat yang berwenang


belum menyusun kebijakan internal untuk suatu prosedur atau keseluruhan
        
jawabnya sesuai dengan peraturan.
Rekomendasi

5.13

56

Terhadap kasus-kasus kelemahan SPI tersebut, BPK merekomendasikan


kepada pejabat badan lainnya, agar: menyusun kebijakan internal atas
suatu prosedur atau keseluruhan prosedur, meningkatkan pengawasan dan
pengendalian, serta melakukan koordinasi dan rekonsiliasi dengan satuan
kerja terkait secara periodik.

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan Perundangundangan


5.14

Selain opini dan evaluasi atas SPI, hasil pemeriksaan juga menemukan
     
mengakibatkan kerugian negara, potensi kerugian negara, kekurangan

   d  Z    
kelompok dapat dilihat pada Lampiran 12 dan rincian temuan menurut
>

5.15

Berdasarkan Tabel 5.3 hasil pemeriksaan mengungkapkan 64 kasus senilai


Z      
peraturan perundang-undangan yang ditemukan pada 15 laporan keuangan.
d<d<<W
Perundangan- undangan atas Pemeriksaan LK Badan Lainnya
(nilai dalam juta rupiah)

No

Jumlah
Kasus

Kelompok Temuan

Nilai

<<WWD
1

Kerugian Negara

20

8.583,89

Potensi Kerugian Negara

11

23.706,79

Kekurangan Penerimaan

3.629,73

Sub Total 1

37

35.920,41

Kelemahan Administrasi

19

4
5

<

114,92

<

27

114,92

64

36.035,33

Sub Total 2
Jumlah

'<d<<WW
undangan atas Pemeriksaan LK Badan Lainnya

5%

Ketidakpatuhan terhadap Ketentuan


Peraturan Perundang-undangan
8%
31%

Kerugian Negara
Potensi Kerugian Negara
Kekurangan Penerimaan
Kelemahan Administrasi
Ketidakhematan

30%
17%

Ketidakefektifan

9%

Buku II IHPS

57

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan

5.16

 d   '    
64 kasus senilai Rp36.035,33 juta. Sub Total 1 menunjukkan kasus
      
negara, dan kekurangan penerimaan sebanyak 37 kasus (58% dari jumlah
    
senilai Rp35.920,41 juta. Rekomendasi BPK terhadap kasus tersebut adalah
penyetoran sejumlah uang ke kas negara atau penyerahan aset. Sub Total
      

     
undangan) senilai Rp114,92 juta. Rekomendasi BPK atas kasus tersebut
^W/

5.17

<    
undangan tersebut di antaranya sebagai berikut.
x Di Loan World Bank No.8121-ID JUFMP/JEDI terdapat duplikasi beberapa
item pekerjaan kegiatan JUFMP/JEDI Tahun 2013 mengakibatkan
kelebihan pembayaran senilai Rp2,27 miliar dan potensi kelebihan
pembayaran senilai Rp6,8 miliar.
x Di Loan World Bank No.8121-ID JUFMP/JEDI, pembayaran atas item
pekerjaan &WWW 325 mm
pada    Cengkareng & ^ W
of JUFMP 2A di PIU BBWS Ciliwung Cisadane mendahului dan melebihi

&WW W 325 mm paket JUFMP
2A senilai Rp11,15 miliar.
x Di OJK, terjadi keterlambatan pengembalian sisa uang muka kegiatan
senilai Rp1,18 miliar dan sisa uang muka kegiatan senilai Rp897,19 juta

mengakibatkan sisa belanja OJK Tahun 2013 minimal senilai Rp1,18
miliar terlambat diterima oleh kas negara dan sisa dana tambahan kas
Z
x Di BI, terdapat indikasi pemisahan pada pengadaan barang/jasa sehingga

dapat dilaksanakan secara lelang.

5.18

58


       
  Z     
        
kas negara senilai Rp2.725,11 juta, dengan rincian temuan kerugian senilai
ZZ
disajikan pada Lampiran 13.

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

Penyebab
5.19

<    
undangan pada umumnya terjadi, karena: pejabat yang bertanggung jawab

pengawasan dan pengendalian, serta kurangnya koordinasi dengan pihakpihak terkait.
Rekomendasi

5.20

d     
perundang-undangan tersebut, BPK merekomendasikan antara lain:
kepada Menteri Pekerjaan Umum untuk mempertanggungjawabkan
kelebihan pembayaran dengan menyetorkan ke kas negara atau melakukan
pemotongan atas pembayaran kepada kontraktor senilai Rp2.271 juta dan
melakukan pemotongan atas pembayaran kontraktor senilai Rp11.159,78
juta pada tagihan selanjutnya. Kepada Dewan Komisioner OJK, agar:

uang muka kegiatan di Sekretariat Dewan Komisioner dan memberikan sanksi
kepada pejabat/pegawai yang bertanggung jawab sesuai dengan peraturan
kepegawaian OJK; dan kepada Gubernur BI agar memperbaiki perencanaan
pengadaan barang dan/atau jasa sesuai ketentuan yang berlaku.

<<
5.21

Hasil pemeriksaan atas LK Badan Lainnya menunjukkan adanya


Z
sebanyak 5 kasus.

5.22

Hasil pemeriksaan secara lengkap dapat dilihat pada LHP dalam


cakram padat terlampir.

Buku II IHPS

59

IHPS I Tahun 2014

60

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014

DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM


A
ADB
APBD
APBN
APBNP
Askes
B
BI
BPK
BPPN
BSPS
Bultek
BUMN
BUN
C
CaLK
D
DJA
DPR
DOB
DPD
I
IHPS
IP
J
JKA
JUFMP/JEDI
K
KAP
KKKS
K/L
KUN
KPEN-RP
KPPN
KUPS
L
LAK
LHP
LK

:
:
:
:
:


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
Asuransi Kesehatan

:
:
:
:
:
:
:

Bank Indonesia
Badan Pemeriksa Keuangan
Badan Penyehatan Perbankan Nasional
^W^
d
Badan Usaha Milik Negara
Bendahara Umum Negara

: Catatan atas Laporan Keuangan


:
:
:
:

Direktorat Jenderal Pajak


Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Otonomi Baru
Dewan Perwakilan Daerah

: /,W^
: Inventarisasi dan Penilaian
: Jaminan Kesehatan Aceh
: :h&DW:
/
:
:
:
:
:
:
:

Kantor Akuntan Publik


Kontraktor Kontrak Kerja Sama
Kementerian/Lembaga
Kas Umum Negara
<WEZW
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Kredit Usaha Pembibitan Sapi

: Laporan Arus Kas


: Laporan Hasil Pemeriksaan
: Laporan Keuangan
Buku II IHPS

IHPS I Tahun 2014

LKKL
LKPP
LKPD
LPS
LRA
M
MSMHP
N
NRV
O
OJK
P
PBB-P2
PIU BBWS
PKBL
PKP2B
PMS
PNBP
PP
PPN
PPh
PPh DTP
PPFN
PSC
S
SAL
SAP
SBN
SIMPADA
SIM PBB
SISMIOP

Badan Pemeriksa Keuangan

:
:
:
:
:

: D^D,W
: EZs
: Otoritas Jasa Keuangan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan


W/h Balai Besar Wilayah Sungai
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
Penyertaan Modal Sementara
Penerimaan Negara Bukan Pajak
Peraturan Pemerintah
Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan Ditanggung Pemerintah
Perum Poduksi Film Negara
W^

:
:
:
:
:
:

Sisa Anggaran Lebih


Standar Akuntansi Pemerintahan
Surat berharga Negara
Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah
Sistem Informasi Manajemen Pajak Bumi dan Bangunan
Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi
Skema-Subsidi Resi Gudang
^KW
Standar Profesional Akuntan Publik
Sistem Pengendalian Intern
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Surat Tagihan Pajak

SKK MIGAS

S-SRG
SOP
SPAP
SPI
SPIP
SPKN
STP
T
TAC
TMP

:
:
:
:
:
:
:

Buku II IHPS

Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga


Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Lembaga Penjamin Simpanan
Laporan Realisasi Anggaran

: d
: Tidak Memberikan Pendapat

Badan Pemeriksa Keuangan

TP/TGR
TU
TW
U
UMK
UMKM
UP
UYHD
W
WDP
WTP
WTP-DPP

IHPS I Tahun 2014

: dWd'Z
: Tambah Uang Persediaan
: Tidak Wajar
:
:
:
:

Uang Muka Kerja


Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Uang Persediaan
Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan

: Wajar Dengan Pengecualian


: Wajar Tanpa Pengecualian
: Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas

Buku II IHPS

IHPS I Tahun 2014

Buku II IHPS

Badan Pemeriksa Keuangan

LAMPIRAN

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Lampiran 1

<:d<^W/

Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2014

No

Jumlah
Kasus

Kelompok dan Jenis Temuan

LKKL

LK Badan
Lainnya

LKPD

<^W/
I
1

Kelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan


Pelaporan
W
akurat

2.136

271

1.840

25

903

109

787

848

130

708

10

334

21

306

43

10

33

2.498

288

2.182

28

807

82

720

270

36

234

684

68

610

25

25

W
atau belum dilakukan berakibat hilangnya potensi
penerimaan/pendapatan

440

54

385

W
belum dilakukan berakibat peningkatan biaya/
belanja

195

35

144

16

77

13

64

1.314

159

1.111

44

599

87

491

21

371

55

296

20

318

13

304

22

16

718

5.133

97

W



^/W
memadai
Sistem Informasi Akuntansi dan Pelaporan belum
didukung SDM yang memadai

5
6

Lain-lain

II

Kelemahan Sistem Pengendalian Pelaksanaan


Anggaran Pendapatan dan Belanja

W

Mekanisme pemungutan, penyetoran dan


pelaporan serta penggunaan penerimaan negara

Penyimpangan terhadap peraturan perundangundangan bidang teknis tertentu atau ketentuan
intern organisasi yang diperiksa tentang
pendapatan dan belanja
Pelaksanaan belanja di luar mekanisme APBN/D

4
5

Lain-lain

III

Kelemahan Struktur Pengendalian Intern

^KW
suatu prosedur atau keseluruhan prosedur
^KW


2
3

^W/

^W/

Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang
memadai

5
6

Lain-lain
Total Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

5.948

Buku II - Lampiran

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 1 - Lampiran 2

<:d<<WWh
Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2014
(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)
No

Kelompok dan Jenis Temuan

Jumlah
Kasus

LKKL
Nilai

Jumlah
Kasus

LKPD*
Jumlah
Kasus

Nilai

LK Badan Lainnya

Nilai

Jumlah
Kasus

Nilai

<<WD
I

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

12
13

14

15
II

3
4
5
6

Kerugian Negara/Daerah/Perusahaan
Jumlah Rupiah
W&

Z
menyelesaikan pekerjaan
Kekurangan volume pekerjaan dan/atau
barang
Kelebihan pembayaran selain kekurangan
volume pekerjaan dan/atau barang
Pemahalan harga (Mark up)
Penggunaan uang/barang untuk

Biaya Perjalanan Dinas ganda dan atau
melebihi standar yang ditetapkan
Pembayaran honorarium ganda dan atau
melebihi standar yang ditetapkan
^
sesuai dengan kontrak

Jumlah Rupiah
Pengembalian pinjaman/piutang atau dana
bergulir macet
Kelebihan penetapan dan pembayaran

kerugian
Penjualan/pertukaran/penghapusan aset

ketentuan dan merugikan negara/daerah/
perusahaan
Lain-lain
Potensi Kerugian Negara/Daerah/
Perusahaan
Jumlah Rupiah Total
Kelebihan pembayaran dalam pengadaan
barang/jasa tetapi pembayaran pekerjaan
belum dilakukan sebagian atau seluruhnya
Jumlah Rupiah
Rekanan belum melaksanakan kewajiban
pemeliharaan barang hasil pengadaan yang
telah rusak selama masa pemeliharaan
Aset dikuasai pihak lain
Pembelian aset yang berstatus sengketa

Pemberian jaminan dalam pelaksanaan
pekerjaan, pemanfaatan barang dan


9
10

W
untuk menyerahkan aset kepada negara/
daerah/perusahaan
Piutang/pinjaman atau dana bergulir yang

W
Lain-lain

III

Kekurangan Penerimaan

Jumlah Rupiah Total

Buku II - Lampiran

2.790

423

174
139

1.464.294,50
NTD 533,28
1.464.508,48
93.718,03
78.934,51

2.347

15
11

469.999,44
NTD 533,28
470.213,42
3.303,50
2.157,98

20

158
128

985.711,17
985.711,17
90.409,40
76.776,53

1
-

8.583,89
8.583,89
5,13
-

29

12.528,81

938,02

27

11.590,79

634

308.042,70

79

67.111,82

554

240.812,55

118,33

381
87

219.392,61

100

141.600,66

274

72.411,08

5.380,87

45.359,34

20

19.711,79

66

25.644,45

3,10

106

41.304,38

2.436,84

101

38.867,54

339

92.833,57

54

12.528,01

283

80.015,82

289,74

152

71.789,44

34

14.156,50

116

57.605,55

27,39

115

65.952,66

28

45.083,57

87

20.869,09

429

239.292,36
NTD 533,28
239.506,34

48

89.665,78
NTD 533,28
89.879,76

375

146.867,25
146.867,25

2.759,33
2.759,33

1.688,31

1.688,31

89,31

89,31

367,87

367,87

194

193.000,60

27

71.304,97

167

121.695,63

431

4.668.657,14

47

2.008.429,37

373 2.636.661,01

11

23.566,76

2.008.429,37

2.636.661,01

USD 11,70
4.668.797,17
141

150.777,93

USD 11,70
150.917,96

59.165,87

124

59.165,87

71.619,31

USD 11,70
23.706,79
8

USD 11,70
20.132,78

71.619,31

10

779,48

10

97
5
80

1.188.891,65
3.330,41
506.171,00

16
2
10

139.454,57
3.330,41
20.749,43

5.853,00

25,74

10

140.513,60

2.310,00

65

2.469.518,00

1
19

7.098,45
195.723,62

1.120

1.436.284,51
USD 1.391,94
1.452.944,63

19.992,75

779,48

80 1.049.437,08
3
70
485.421,57

1
-

5.827,26

138.203,60

1.768.437,81

61

697.506,18

3.574,01

14.955,54

1
13

7.098,45
180.768,08

163

1.043.486,31
USD 1.000,60
1.055.462,49

951

389.168,47
USD 391,34
393.852,41

3.629,73
3.629,73

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 2 - Lampiran 2
(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

No
1

Kelompok dan Jenis Temuan


Denda keterlambatan pekerjaan belum/

disetor ke Kas Negara/Daerah/Perusahaan
Penerimaan Negara/Daerah/Perusahaan
lainnya (selain denda keterlambatan) belum/

disetor ke Kas Negara/Daerah/Perusahaan

Jumlah
Kasus

Penggunaan langsung Penerimaan Negara/


Daerah

Penerimaan Negara/daerah diterima/



Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah
dari ketentuan

5
6

Kelebihan pembayaran subsidi oleh


pemerintah

Lain-lain

IV
1

Kelemahan Administrasi
W

W

perjalanan dinas)
Pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak
atau penetapan anggaran
W

negara/daerah/perusahaan)

3
4

Pemecahan kontrak untuk menghindari


pelelangan

6
7

Pelaksanaan lelang secara proforma


Penyimpangan terhadap peraturan per-UU
bidang pengelolaan perlengkapan atau
Barang Milik Negara/Daerah
Penyimpangan terhadap peraturan
perundang-undangan bidang tertentu

perpajakan, dan lain-lain.
Pembentukan cadangan piutang,


Penyetoran penerimaan negara melebihi
batas waktu yang ditentukan
Pertanggungjawaban/penyetoran uang
persediaan melebihi batas waktu yang
ditentukan
Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir
Tahun Anggaran belum disetor ke kas
negara/daerah
W

<

WD<
Lain-lain

10
11

12

13
14
15
16
V
1
2

VI
1
2

<
W

Pemborosan keuangan negara/daerah/
perusahaan atau kemahalan harga
<
W

W
sesuai dengan rencana yang ditetapkan

Nilai

Jumlah
Kasus

LKPD*
Jumlah
Kasus

Nilai

LK Badan Lainnya
Jumlah
Kasus

Nilai

Nilai

413

159.904,75

74

65.245,27

336

93.531,63

1.127,85

617

1.252.847,35

83

976.587,11

531

273.758,36

2.501,88

USD 1.391,94
1.269.507,47

Jumlah Rupiah
3

LKKL

USD 1.000,60
988.563,29

USD 391,34
278.442,30

2.501,88

26

3.839,19

337,47

24

3.501,72

40,90

40,90

34

11.588,77

1.316,46

30

10.272,31

257,31

257,31

27

7.806,24

27

7.806,24

2.512

361

2.132

19

87

21

64

660

66

591

14

137

41

91

16

10

556

96

460

272

39

225

211

29

182

109

11

98

82

13

69

72

72

263

30

233

3
21

3
18

155

69.250,71

45

12.941,47

107

56.194,32

114,92

25,30

25,30

153

69.225,41

45

12.941,47

105

56.169,02

114,92

165

3.273.026,27

52

3.138.759,71

108

134.266,56

63

97.123,51

1.542,13

57

95.581,38

220.180,73

218.459,15

1.721,58

Buku II - Lampiran

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 3 - Lampiran 2
(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

No
3
4
5

Kelompok dan Jenis Temuan



dimanfaatkan
W
terhadap pencapaian tujuan organisasi
Pelaksanaan kegiatan terlambat/terhambat
sehingga mempengaruhi pencapaian tujuan
organisasi

Jumlah
Kasus

LKKL
Nilai

LKPD*
Jumlah
Kasus

Nilai

LK Badan Lainnya
Jumlah
Kasus

Nilai

Nilai

48

294.864,68

28

271.220,80

20

23.643,88

2.708,70

199,73

2.508,97

22

2.644.656,58

10

2.643.909,58

747,00

W

10.539,65

3.428,32

7.111,33

Fungsi atau tugas instansi yang diperiksa





12

2.952,42

12

2.952,42

7.173

10.911.513,13
USD 1.403,64
NTD 533,28
10.928.527,26

1.091

6.673.616,30
USD 1.000,60
NTD 533,28
6.685.806,46

6.018

4.202.001,53
USD 391,34
4.206.685,47

64

35.895,30
USD 11,70
36.035,33

Lain-lain

d<
terhadap Ketentuan Perundang-undangan
Jumlah Rupiah Total
Kerugian Negara/Daerah
Potensi Kerugian Negara/Daerah
Kekurangan Penerimaan

1.009
31
354

Jumlah Rupiah Total


Total Nilai Penyerahan Aset atau Penyetoran
ke Kas Negara/Daerah atas Temuan yang Telah
WW

1.394

373.126,24
16.919,21
138.552,06
USD 1.000,00
150.521,06

163
2

540.566,51

226

Keterangan
Nilai valas telah dikonversikan sesuai nilai kurs tengah BI per 30 Juni 2014
*Termasuk LKPD TA 2012

Jumlah
Kasus

Buku II - Lampiran

141.754,13
573,27
96.344,05
61 USD 1.000,00
108.313,05
250.640,45

844
29

230.873,40
16.345,94
39.981,61

291

2
2

39.981,61
1.164

498,71
2.226,40

287.200,95

2.226,40
4

2.725,11

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 1 - Lampiran 3

K><<>>
Tahun 2009 s.d. 2013
No.

<>>

Kementerian/Lembaga
1
Majelis Permusyawaratan Rakyat
2
Dewan Perwakilan Rakyat
3
Badan Pemeriksa Keuangan
4
Mahkamah Agung
5
Kejaksaan Republik Indonesia
6
Kementerian Sekretariat Negara
7
Kementerian Dalam Negeri
8
Kementerian Luar Negeri
9
Kementerian Pertahanan
10
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
11
Kementerian Keuangan
12
Kementerian Pertanian
13
Kementerian Perindustrian
14
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
15
Kementerian Perhubungan
16
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
17
Kementerian Kesehatan
18
Kementerian Agama
19
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
20
Kementerian Sosial
21
Kementerian Kehutanan
22
Kementerian Kelautan dan Perikanan
23
Kementerian Pekerjaan Umum

Opini Tahun Opini Tahun Opini Tahun Opini Tahun Opini Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
WTP
WTP
WTP
TMP
WDP
WDP
WDP
TMP
WDP
WTP-DPP
WDP
WDP
WTP
WDP
WDP
WDP
TMP
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP

WTP
WTP
WTP
WDP
WDP
WTP
WTP-DPP
WDP
WDP
WTP-DPP
WDP
WDP
WTP
WTP-DPP
WDP
TMP
TMP
WDP
WDP
WDP
WDP
WTP-DPP
WDP

WTP
WTP
WTP
WDP
WTP-DPP
WTP
WTP-DPP
WTP-DPP
WDP
WTP
WTP
WDP
WTP
WTP
WDP
TMP
WDP
WTP-DPP
WDP
WTP-DPP
WTP-DPP
WTP-DPP
WDP

WTP
WTP
WTP
WTP
WTP-DPP
WTP
WTP-DPP
WTP
WTP-DPP
WTP-DPP
WTP
WDP
WTP
WTP
WDP
WDP
WTP-DPP
WTP-DPP
WDP
WTP-DPP
WTP-DPP
WTP-DPP
WTP-DPP

WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP DPP
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP DPP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP DPP
WDP
WTP-DPP
WTP
WTP DPP
WTP

24

<<W,
Keamanan

WTP

WTP

WTP

WTP

WTP

25
26
27
28
29
30
31

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian


Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
<W<
Kementerian Badan Usaha Milik Negara
Kementerian Riset dan Teknologi
Kementerian Lingkungan Hidup
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

WTP
WTP
WDP
WTP
WTP
TMP
WDP

WTP
WTP
WDP
WTP
WTP
WDP
WTP

WTP
WTP
WDP
WTP
WTP
WTP-DPP
WTP

WTP
WTP
WDP
WTP
WTP
WTP-DPP
WTP-DPP

WTP
WTP
TMP
WTP
WDP
WTP
WDP

32

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak

WTP

WTP

WTP

WTP

WTP

33

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi

WTP

WTP

WTP

WDP

WTP DPP

34
35
36
37

Badan Intelijen Negara


Lembaga Sandi Negara
Dewan Ketahanan Nasional
W^

WTP
WDP
WTP
WDP

WTP
WTP-DPP
WTP
WDP

WTP
WTP-DPP
WTP
WTP

WTP
WTP
WTP
WTP

WTP
WTP DPP
WTP
WTP

38

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/


Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

WTP

WTP

WTP

WTP

WTP

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52

Badan Pertanahan Nasional


Perpustakaan Nasional
<</
Kepolisian Negara Republik Indonesia
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Lembaga Ketahanan Nasional
Badan Koordinasi Penanaman Modal
EE
<Wd
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
D<'
Komisi Pemilihan Umum
D<

TMP
WDP
WDP
WTP-DPP
WDP
WTP
WTP
WTP-DPP
WDP
WTP
WTP-DPP
WTP-DPP
TMP
WTP

WDP
WTP
WDP
WTP-DPP
WTP-DPP
WTP
WTP
WTP-DPP
WDP
WDP
WTP
WTP
WDP
WTP

WDP
WTP
WDP
WTP-DPP
WTP
WTP
WTP
WTP
WDP
WTP-DPP
WTP
WTP
WDP
WTP

WTP-DPP
WTP
WDP
WTP-DPP
TMP
WTP
WTP
WTP
WTP-DPP
WTP
WTP
WTP
WDP
WTP

WTP
WDP
WDP
WTP
WDP
WTP-DPP
WTP
WTP DPP
WTP
WTP
WTP
WTP
WDP
WTP

Buku II - Lampiran

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 2 - Lampiran 3

<>>

53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71

Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Badan Informasi Geospasial
Badan Standarisasi Nasional
Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Lembaga Administrasi Negara
Arsip Nasional Republik Indonesia
Badan Kepegawaian Negara
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Kementerian Perdagangan
Kementerian Perumahan Rakyat
Kementerian Pemuda dan Olahraga
Komisi Pemberantasan Korupsi
Dewan Perwakilan Daerah
Komisi Yudisial
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia

WTP-DPP
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP-DPP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
TMP

WTP-DPP
WTP
WTP
WTP
WTP
WDP
WTP
WTP-DPP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP-DPP
WTP
WDP
WTP
WTP
WTP
WDP

WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP

WTP
WDP
WTP
WDP
WDP
WDP
WTP
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WDP
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP

WTP
WTP
WTP
WTP
WDP
TMP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP-DPP
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP-DPP

WTP

WTP

WTP

WTP

WDP

Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo


Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Badan SAR Nasional
Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura
Ombudsman Republik Indonesia
Badan Nasional Pengelola Perbatasan

WTP-DPP

WTP-DPP
WTP
WDP
WTP

WTP
WTP
WTP-DPP
WDP
WDP
WTP
TMP

WTP
WTP
WTP
WTP
WDP
WTP
WDP

WTP
WDP
WTP
WTP
WDP
WTP
WDP

WDP
WTP
WDP
WDP
WDP

WTP
WTP
WDP
WDP
WDP

TMP

WDP

72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105

Opini Tahun Opini Tahun Opini Tahun Opini Tahun Opini Tahun
2009
2010
2011
2012
2013

No.

Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan


Pelabuhan Bebas Batam
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
Sekretariat Kabinet
Badan Pengawas Pemilihan Umum
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Sabang
APP 61 (Pembayaran Bunga Utang)
APP 62 (Subsidi dan Transfer Lainnya)
APP 69 (Belanja Lain-Lain)
APP 70 (Dana Perimbangan)
APP 71 (Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian)
APP 96 (Cicilan Pokok Utang LN)
APP 97 (Cicilan Pokok Utang DN)
APP 98 (Penerusan Pinjaman)
APP 99 (Penyertaan Modal Negara)
BA 999.01 - Pengelolaan Utang
BA 999.02 - Pengelolaan Hibah
BA 999.03 - Investasi Pemerintah
BA 999.04 - Penerusan Pinjaman
BA 999.05 - Transfer ke Daerah
BA 999.06 - Belanja Subsidi dan Belanja Lainnya
BA 999.07 - Belanja Subsidi
BA 999.08 - Belanja Lain-lain
Bendahara Umum Negara
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias

Buku II - Lampiran

TMP (*)

*
*
*
*
*
*
*
*
*
WTP
WDP
WTP
TMP
WTP-DPP
WDP
**
**
***
****

*
*
*
*
*
*
*
*
*
WTP
WDP
WTP-DPP
WDP
WTP-DPP
*
WDP
WDP
WDP
****

*
*
*
*
*
*
*
*
*
WTP
WDP
WTP-DPP
WTP
WTP
*
WTP
WTP-DPP
WDP
****

TMP

*
*
*
*
*
*
*
*
*
WTP-DPP
WTP-DPP
WTP-DPP
WTP
WTP
*
WTP-DPP
WTP
WDP
****

WDP

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 3 - Lampiran 3

No.

<>>

Badan Lainnya
Bank Indonesia
106
Lembaga Penjamin Simpanan
107
Pusat Investasi Pemerintah
108
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
109
Penyelenggara Ibadah Haji ( PIH)
110
Laporan Keuangan Konsolidasi Tahun Anggaran 2010
WWDK
Bank Earthquake And Tsunami Emergency Support
111
Project (PMO ADB ETESP) Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Di Jakarta

112

Loan ADB 2575-INO Pada Z/^


to The PNPM Mandiri W2 Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum

113

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu


Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)

114

115
116

Loan ADB No. 2654-INO Pada D^


D,W Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2011
Loan ADB No. 2768-INO Pada h^Z
/(USRI) Support to PNPM WDirektorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian PU Tahun 2012
PT. Jamsostek (Persero)

Opini Tahun Opini Tahun Opini Tahun Opini Tahun Opini Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
WTP
TMP
WTP
WDP
TMP

WTP-DPP
TMP
WTP
WTP
TMP

WTP
TMP
******
******
WDP

WTP
TMP
******
******
WDP

WTP
TMP
******
******

WTP

WTP

WTP

WTP

*****

WTP

WTP

WTP

WTP

WTP

WDP

WTP

WDP

WTP

*****

WTP-DPP

Keterangan
tdW
KtdW
tdWWW KtdWWW
tW
KtW
TW
: Opini Tidak Wajar (adverse opinion)
TMP
: Pernyataan Menolak Memberikan Opini atau Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer opinion)
(*)
: Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam LK Tahun 2011 diperiksa pada Tahun 2012
*
: Perubahan nomor BA
**
: BA baru

>/
****
: Dibubarkan Tahun 2009
*****
: Belum diperiksa
******
: Tidak diperiksa
W<<W

Buku II - Lampiran

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Lampiran 4

<:d<^W/


Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Kementerian dan Lembaga Semester I Tahun 2014
No

Kelompok

Jumlah Kasus

<^W/
I

Kelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan Pelaporan

109
130

W



^/W

21

Sistem Informasi Akuntansi dan Pelaporan belum didukung SDM yang memadai

10

II

Kelemahan Sistem Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

288

W

82

Mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan serta penggunaan Penerimaan


E,

36

Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang teknis tertentu atau


ketentuan intern organisasi yang diperiksa tentang pendapatan dan belanja

68

W
hilangnya potensi penerimaan/pendapatan

54

W
peningkatan biaya/belanja

35

Lain-lain

13

^KW
prosedur

87

^KW

55

3 ^W/

13

Kelemahan Struktur Pengendalian Intern

Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang memadai

Total Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

Buku II - Lampiran

37,74

III

271

1 W

159

40,11

22,14

718

100,00

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 1 - Lampiran 5

<:d<<WWh
Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Kementerian dan Lembaga Semester I Tahun 2014
No

Kelompok

Jumlah
Kasus

Nilai
(juta Rp dan ribu valas)

<<WD
I

Kerugian Negara

423

38,77

469.999,44

7,04

NTD 533,28
Jumlah Rupiah Total

470.213,42

1 W&

15

3.303,50

2 

11

2.157,98

938,02

79

67.111,82

100

141.600,66

20

19.711,79

Z
pekerjaan

Kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang

Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume


pekerjaan dan/atau barang

Pemahalan harga (Mark up)

W

2.436,84

Biaya Perjalanan Dinas ganda dan atau melebihi standar


8
yang ditetapkan

54

12.528,01

Pembayaran honorarium ganda dan atau melebihi standar


yang ditetapkan

34

14.156,50

10

^
kontrak

28

45.083,57

11 

48

89.665,78
NTD 533,28

Jumlah Rupiah Total


12

II

89.879,76

Lain-lain

27

Potensi Kerugian Negara

47

Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa


1 tetapi pembayaran pekerjaan belum dilakukan sebagian
atau seluruhnya

71.304,97

4,31

2.008.429,37

59.165,87

16

139.454,57

3.330,41

Aset dikuasai pihak lain

Pembelian aset yang berstatus sengketa



10

20.749,43

Pemberian jaminan dalam pelaksanaan pekerjaan,



ketentuan

25,74

W
menyerahkan aset kepada negara

2.310,00

W
tertagih

1.768.437,81

Lain-lain

14.955,54

30,09

Buku II - Lampiran

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 2 - Lampiran 5

No

Kelompok

III

Kekurangan Penerimaan

Jumlah
Kasus

163

14,94

Nilai
(juta Rp dan ribu valas)
1.043.486,51

%
15,64

USD 1.000,60
Jumlah Rupiah Total

1.055.462,49


atau dipungut/diterima/disetor ke Kas Negara atau
perusahaan milik negara

74

65.245,27

Penerimaan Negara lainnya (selain denda keterlambatan)



Kas Negara atau perusahaan milik negara

83

976.587,11
USD 1.000,60

Jumlah Rupiah Total


Penggunaan langsung Penerimaan Negara

337,47

Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan

1.316,46

IV

Administrasi

361

W


21

W


66

Pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak atau


penetapan anggaran

W


Pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan

Pelaksanaan lelang secara proforma

Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan


8 
perpajakan, dan lain-lain.

39

Penyetoran penerimaan negara melebihi batas waktu yang


ditentukan

29

10

Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan


melebihi batas waktu yang ditentukan

11

11

Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir Tahun Anggaran


belum disetor ke Kas Negara

13

12 <

V
1

Lain-lain

0,00

4,12

12.941,47

0,19

30
3

<

45

Pemborosan keuangan negara atau kemahalan harga

45

Buku II - Lampiran

41

96

13

33,09

Penyimpangan terhadap peraturan per-UU bidang


7
pengelolaan perlengkapan atau Barang Milik Negara

10

988.563,29

12.941,47

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 3 - Lampiran 5

No

Kelompok

VI

<

Jumlah
Kasus

52

4,77

Nilai
(juta Rp dan ribu valas)
3.138.759,71

W
peruntukan

1.542,13

W
rencana yang ditetapkan

218.459,15



28

271.220,80

W
pencapaian tujuan organisasi

199,73

Pelaksanaan kegiatan terlambat/ terhambat sehingga


mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi

10

2.643.909,58

W

3.428,32

d<<W

1.091

100,00

6.673.616,30

%
47,03

100,00

USD 1.000,60
NTD 533,28
Jumlah Rupiah Total

6.685.806,46

Keterangan
Penjumlahan menggunakan data angka asal yang dibulatkan kebawah
Nilai valas telah dikonversikan sesuai nilai kurs tengah BI per 30 Juni 2014

Buku II - Lampiran

11

12

Buku II - Lampiran

Kementerian Energi dan Sumber Daya


Mineral

26

22 Kementerian Pekerjaan Umum

Kementerian Koordinator Bidang


W,<

11

21 Kementerian Kelautan dan Perikanan

23

11

20 Kementerian Kehutanan

10
19

Kementerian Tenaga Kerja dan


Transmigrasi

19 Kementerian Sosial

18

16

17 Kementerian Agama

23
17

Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan

19

12

12

16 Kementerian Kesehatan

15

14 Kementerian Perhubungan

13

10

11 Kementerian Pertanian

12 Kementerian Perindustrian

20

10 Kementerian Keuangan

12

8 Kementerian Pertahanan

Kementerian Hukum dan Hak Asasi


Manusia

9
10

7 Kementerian Luar Negeri

10

Jml Kasus
5

14

Jml Kasus
6

Jml Kasus

Sistem
Sistem
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

6 Kementerian Dalam Negeri

5 Sekretariat Negara

4 Kejaksaan Republik Indonesia

13

3 Mahkamah Agung

5
11

Jml
Kasus

Total

2 Dewan Perwakilan Rakyat

1 Majelis Permusyawaratan Rakyat

No.

Sistem Pengendalian Intern

24

12

28

36

26

34

25

48

353,19

110.880,34

42.050,32

39.205,51

66.496,29

8.692,90

202.599,38

88.982,08

2.520.210,74

283.653,52

USD 1.000,00

14

37.014,67

4.719,47

11.026,39

2.624.776,97

18.483,07

7.441,88

57.228,75

517,59

USD 0,60

18.252,31

3.228,14

11.571,36

2.206,94

Nilai

10

18

14

24

18

37

20

21

14

Jml
Kasus

Total

10

13

17

11

10

18

Jml
Kasus

169,38

6.667,17

1.374,65

2.289,37

6.385,67

2.314,02

5.637,09

5.615,60

102.030,77

64.756,28

27.604,38

4.377,07

1.669,58

4.145,09

16.653,93

411,71

32.252,63

154,86

3.243,08

2.985,05

5.041,58

10

Nilai

Kerugian Negara

11

Jml
Kasus

91,81

103.515,07

39.936,29

1.099,84

2.310,00

18.312,22

3.738,86

64,28

1.768.363,18

7.096,12

13.775,35

12

Nilai

Potensi Kerugian
Negara

13
-

9.410,29

278,12

3.839,50

821.044,74

1.829,14

7.030,17

9.793,10

362,73

USD 0,60

1.173,39

151,28

6.529,78

14

Nilai

183,81

698,10

739,38

35.582,65

1.261,98

3.150,53

3.042,85

5.524,08

35.039,53

1.658,06

- USD 1.000,00

Jml
Kasus

Kekurangan
Penerimaan

15

11

11

12

11

14

18

12

Jml Kasus

Administrasi

<WD

<dD
Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Kementerian dan Lembaga Semester I Tahun 2014

16

Jml
Kasus

155,20

1.841,63

918,35

383,29

17

Nilai

<

18

Jml
Kasus

78,45

57.007,01

193.536,15

77.842,40

2.364.828,22

213.500,32

5.517,31

31.223,96

8.086,90

60,49

2.206,94

19

Nilai

<

169,39

1.354,25

997,09

935,43

65,98

288,11

1.623,21

24,96

1.823,47

44.292,76

1.341,71

2.248,58

405,03

1.706,85

5.834,49

18.084,35

368,75

827,91

1.209,60

20

Nilai

Kerugian
Negara

553,41

19,86

21

Nilai

Potensi
Kerugian
Negara

117,15

163,41

613,89

29.697,85

95,38

26,40

1.276,48

1.528,98

1.062,71

1.000,00

502,61

10,28

166,33

103,05

1.829,14

106,07

397,49

63,34

22

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai Penyerahan Aset atau Penyetoran


ke Kas Negara atas Temuan yang
dW
Pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 1 - Lampiran 6

IHPS I Tahun 2014


Badan Pemeriksa Keuangan

3
5

34 Lembaga Sandi Negara

35 Dewan Ketahanan Nasional

Buku II - Lampiran
6

45 EE
4

44 Badan Koordinasi Penanaman Modal

Kementerian Pembangunan Daerah


d

43 Lembaga Ketahanan Nasional

46

42 Badan Pengawas Obat dan Makanan

12
18

Kementerian Komunikasi dan


/

13

41 Kepolisian Negara Republik Indonesia

40

39 Perpustakaan Nasional

38 Badan Pertanahan Nasional

Kementerian Perencanaan
37 Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional

12

33 Badan Intelijen Negara

36 W^

Kementerian Pendayagunaan
32 Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi

Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak

29 Kementerian Lingkungan Hidup

31

28 Kementerian Riset dan Teknologi

15

Kementerian Badan Usaha Milik


27
Negara

Kementerian Koperasi dan Usaha


Kecil Menengah

16

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi


26
<

30

Kementerian Koordinator Bidang


Kesejahteraan Rakyat

25

3
5

Jml Kasus

10

Jml Kasus
6

Jml Kasus

Sistem
Sistem
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Jml
Kasus

Total

Kementerian Koordinator Bidang


Perekonomian

24

No.

Sistem Pengendalian Intern

10

16

21

22

19

16

10

13

21

27

42

15

Jml
Kasus

94,84

3.337,72

2.430,02

291,06

1.942,38

393,61

18.262,53

71.431,05

462,61

1.959,62

225,44

3.345,39

140,48

77.743,53

202,62

47,07

22.946,24

956,02

10.295,82

1.302,37

8.357,11

1.245,74

Nilai

Total

13

10

11

10

13

Jml
Kasus

2.184,83

1.260,01

291,06

1.541,45

107,96

7.039,68

1.257,20

174,65

1.934,05

127,53

205,85

140,48

68.724,61

164,60

47,07

15.845,57

901,99

7.166,11

289,46

5.454,21

887,51

56,34

10

Nilai

Kerugian Negara

11

Jml
Kasus

401,68

1.586,09

4.557,08

1.012,91

12

Nilai

Potensi Kerugian
Negara

13

Jml
Kasus

38,50

1.152,89

447,97

400,93

11.222,85

4.682,71

17,95

25,57

3,76

114,54

9.018,92

3,11

1.158,59

54,03

2.980,24

1.874,90

358,23

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

12

18

Jml Kasus

Administrasi

<WD

16

Jml
Kasus

320,36

144,21

270,01

94,15

149,47

1.028,00

17

Nilai

<

18

Jml
Kasus

285,65

63.760,84

3.025,00

34,91

1.385,00

19

Nilai

<

29,30

291,06

467,50

42,44

174,65

1.789,42

127,53

163,62

140,48

28.546,83

126,77

10.891,44

902,00

148,60

260,62

43,25

20

Nilai

Kerugian
Negara

21

Nilai

Potensi
Kerugian
Negara

1.043,04

17,95

25,57

3,72

102,47

9.018,92

3,11

192,81

54,03

97,18

22

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai Penyerahan Aset atau Penyetoran


ke Kas Negara atas Temuan yang
dW
Pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 2 - Lampiran 6

Badan Pemeriksa Keuangan


IHPS I Tahun 2014

13

14

Buku II - Lampiran
5

Badan Meteorologi, Klimatologi dan


'

Badan Pengawasan Keuangan dan


Pembangunan

70
9

69 Komisi Yudisial

Badan Nasional Penempatan dan


71
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

1
8

68 Dewan Perwakilan Daerah

Badan Nasional Penanggulangan


Bencana

67 Komisi Pemberantasan Korupsi

3
8

65 Kementerian Perumahan Rakyat

11

10

66 Kementerian Pemuda dan Olahraga

64 Kementerian Perdagangan

63

10

3
5

60 Lembaga Administrasi Negara

61 Arsip Nasional Republik Indonesia

62 Badan Kepegawaian Negara

59 Badan Pengawas Tenaga Nuklir

2
2

58 Badan Standarisasi Nasional

8
3

Lembaga Penerbangan dan Antariksa


Nasional

56

57 Badan Informasi Geospasial

Badan Pengkajian dan Penerapan


Teknologi

11

55

54 Badan Tenaga Nuklir Nasional

53 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Pusat Pelaporan dan Analisis


Transaksi Keuangan

51 D<

52

15

50 Komisi Pemilihan Umum

49

47

48 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

Jml Kasus
5

Jml Kasus

Jml Kasus

Sistem
Sistem
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Jml
Kasus

Total

Badan Kependudukan dan Keluarga


Berencana Nasional

No.

Sistem Pengendalian Intern

15

19

32

18

10

10

11

20

26

Jml
Kasus

7.308,95

49.932,68

122,48

65,06

170,41

11.569,13

60.447,73

NTD 533,28

14.148,96

1.394,68

3.170,24

92,48

19,53

32.781,38

340,48

2.115,68

30.351,39

2.910,05

289,19

2.420,48

76,85

60,73

13.412,33

502,49

590,54

2.702,43

Nilai

Total

20

13

Jml
Kasus

3.717,93

113,75

65,06

128,49

6.734,29

12.230,50

NTD 533,28

13.988,00

22,50

1.021,02

92,48

19,53

115,69

340,48

408,73

148,04

762,00

3,72

269,86

60,73

5.616,77

502,49

590,54

1.871,46

10

Nilai

Kerugian Negara

11

Jml
Kasus

5,65

1.453,95

7.500,26

12

Nilai

Potensi Kerugian
Negara

13

Jml
Kasus

7,32

4.628,52

122,48

4.462,95

48.217,23

88,96

0,52

8,89

696,23

2,10

731,68

295,30

588,99

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

12

Jml Kasus

Administrasi

<WD

16

Jml
Kasus

83,54

41,92

72,00

1.371,66

2.149,22

253,00

1.451,82

283,37

1.418,94

241,98

17

Nilai

<

18

Jml
Kasus

3.494,51

45.190,41

371,89

32.656,80

30.203,35

76,85

19

Nilai

<

80,10

65,06

52,00

74,72

3.061,57

8.095,22

22,50

86,14

19,53

83,68

88,34

694,00

166,28

362,26

38,66

20

Nilai

Kerugian
Negara

21

Nilai

Potensi
Kerugian
Negara

7,32

84,77

47.611,31

0,52

8,89

19,31

120,11

22

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai Penyerahan Aset atau Penyetoran


ke Kas Negara atas Temuan yang
dW
Pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 3 - Lampiran 6

IHPS I Tahun 2014


Badan Pemeriksa Keuangan

4
4

75 Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Badan Pengembangan Wilayah


Surabaya-Madura

16
20
12

10

Lembaga Penyiaran Radio Republik


Indonesia

Lembaga Penyiaran Televisi Republik


Indonesia

83

84

Badan Pengusahaan Kawasan


85 Perdangangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Batam (Otorita Batam)

Badan Pengusahaan Kawasan


86 Perdangangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Sabang

718

271

271

288

288

10

Jml Kasus

Keterangan
Penjumlahan menggunakan data angka asal yang dibulatkan ke bawah
Nilai valas telah dikonversikan sesuai nilai kurs tengah BI per 30 Juni 2014

Jumlah Rupiah Total

718

82 Badan Pengawas Pemilihan Umum

Jumlah

81 Sekretariat Kabinet

79 Bendahara Umum Negara

Badan Nasional Penanggulangan


Teroris

78 Badan Nasional Pengelola Perbatasan

80

77 Ombudsman RI

76

74 Badan SAR Nasional

Lembaga Kebijakan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah

73

3
3

Jml Kasus
6

159

159

Jml Kasus

Sistem
Sistem
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Jml
Kasus

Total

Badan Penanggulangan Lumpur


Sidoarjo

72

No.

Sistem Pengendalian Intern

17

18

10

10

1.091

1.091

Jml
Kasus

12

6.685.806,46

423

470.213,42

NTD 533,28

NTD 533,28

469.999,44

1.261,40

31,23

346,31

882,00

2,36

383,83

1.063,64

69,42

221,51

1.174,65

120,53

4.037,32

10

Nilai

423

Jml
Kasus

Kerugian Negara

USD 1.000,60

6.673.616,30

1.509,59

4.906,27

1.051,30

28.173,52

1.023,19

2,36

383,83

56,59

5.414,77

1.051,18

263,09

2.058,84

120,53

4.037,64

Nilai

Total

47

47

11

Jml
Kasus

2.008.429,37

2.008.429,37

4.875,04

59,82

27.747,30

926,57

12

Nilai

Potensi Kerugian
Negara

163

163

13

Jml
Kasus

0,32

1.055.462,49

USD 1.000,60

1.043.486,31

109,17

494,08

337,47

141,19

56,59

115,87

55,19

884,19

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

361

361

Jml Kasus

Administrasi

<WD

45

45

16

Jml
Kasus

12.941,47

12.941,47

139,02

88,75

41,58

17

Nilai

<

151,09

4.235,26

19

Nilai

52 3.138.759,71

52 3.138.759,71

18

Jml
Kasus

<

141.754,13

141.754,13

2,60

31,23

84,20

2,36

249,81

69,65

576,79

20

Nilai

Kerugian
Negara

573,27

573,27

21

Nilai

Potensi
Kerugian
Negara

108.313,05

1.000,00

96.344,05

56,59

115,87

22

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai Penyerahan Aset atau Penyetoran


ke Kas Negara atas Temuan yang
dW
Pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 4 - Lampiran 6

Badan Pemeriksa Keuangan


IHPS I Tahun 2014

Buku II - Lampiran

15

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 1 - Lampiran 7

K><W
Tahun2009s.d. Tahun 2013
No.
1

W

Opini Tahun
2011

Opini Tahun
2012

Opini Tahun
2013

24

24

24

24

22

Prov. Aceh

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

Kab. Aceh Barat

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP
WDP

Kab. Aceh Barat Daya

WDP

WDP

WDP

WDP

Kab. Aceh Besar

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

Kab. Aceh Jaya

WDP

WDP

WDP

WTP

WDP

WDP

Kab. Aceh Selatan

WDP

WDP

WDP

WDP

Kab. Aceh Singkil

WDP

WDP

WDP

WDP

Kab. Aceh Tamiang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

Kab. Aceh Tengah

WTP

WTP

WDP

WTP DPP

WDP

10

10

Kab. Aceh Tenggara

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

11

11

Kab. Aceh Timur

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

12

12

Kab. Aceh Utara

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

13

13

Kab. Bener Meriah

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

14

14

Kab. Bireuen

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

15

15

Kab. Gayo Lues

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

16

16

Kab. Nagan Raya

WTP

WTP

WTP

WTP DPP

WTP

17

17

Kab. Pidie

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

18

18

Kab. Pidie Jaya

WDP

WDP

WDP

WDP

19

19

Kab. Simeulue

TW

TW

WDP

WDP

20

20

Kota Banda Aceh

WTP

WTP

WTP

WTP DPP

WTP

21

21

Kota Langsa

WTP

WDP

WDP

WDP

WTP

22

22

Kota Lhokseumawe

WTP

WTP

WDP

WDP

WDP

23

23

Kota Sabang

WTP

WTP

WDP

WTP

WTP

24

24

Kota Subulussalam

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

Prov. Sumatera Utara


LKPD

16

Opini Tahun
2010

Prov. Aceh
LKPD

Opini Tahun
2009

29

34

34

34

27

25

Prov. Sumatera Utara

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

26

Kab. Asahan

WDP

TMP

WDP

WDP

WDP

27

Kab. Batubara

TMP

TMP

TMP

WDP

WDP

28

Kab. Dairi

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

29

Kab. Deli Serdang

TMP

TMP

TMP

TW

TMP

30

Kab. Humbang Hasundutan

WDP

WDP

WTP

WTP DPP

WTP DPP
WDP

31

Kab. Karo

WDP

WDP

WDP

WDP

32

Kab. Labuhanbatu

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

33

Kab. Labuhanbatu Selatan

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

10

34

Kab. Labuhanbatu Utara

TMP

TMP

WDP

WDP

11

35

Kab. Langkat

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

12

36

Kab. Mandailing Natal

WDP

WDP

WDP

TMP

TMP

13

37

Kab. Nias

TMP

TMP

TMP

TMP

WDP

14

38

Kab. Nias Barat

TMP

TMP

TMP

15

39

Kab. Nias Selatan

TMP

TMP

TMP

TMP

16

40

Kab. Nias Utara

TMP

TMP

TMP

17

41

Kab. Padang Lawas

TMP

TMP

TMP

TMP

18

42

Kab. Padang Lawas Utara

TMP

TMP

WDP

WDP

19

43

Kab. Pakpak Bharat

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

20

44

Kab. Samosir

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

21

45

Kab. Serdang Bedagai

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

22

46

Kab. Simalungun

WDP

WDP

WDP

WDP

TMP

23

47

Kab. Tapanuli Selatan

TW

TW

WDP

WDP

WDP

24

48

Kab. Tapanuli Tengah

WDP

WDP

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

25

49

Kab. Tapanuli Utara

WDP

WDP

WDP

WDP

26

50

Kab. Toba Samosir

WDP

WDP

WDP

WDP

27

51

Kota Binjai

TW

TW

WDP

WDP

Buku II - Lampiran

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 2 - Lampiran 7

No.

W

Opini Tahun
2012

Opini Tahun
2013

52

Kota Gunung Sitoli

WDP

WDP

WDP

53

Kota Medan

TMP

WDP

WTP

WTP DPP

WTP DPP

30

54

Kota Padangsidimpuan

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

31

55

Kota Pematangsiantar

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

32

56

Kota Sibolga

WDP

WDP

WTP DPP

WDP

WDP

33

57

Kota Tanjungbalai

WDP

WDP

WDP

TMP

TMP

WDP

58

Kota Tebing Tinggi

WDP

WDP

WDP

TMP

Prov. Sumatera Barat


20

20

20

20

20

59

Prov. Sumatera Barat

TMP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

60

Kab. Agam

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

61

Kab. Dharmasraya

WDP

TMP

WDP

WDP

WDP

62

Kab. Kep. Mentawai

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

63

Kab. Lima Puluh Kota

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

64

Kab. Padang Pariaman

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

65

Kab. Pasaman

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

66

Kab. Pasaman Barat

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

67

Kab. Pesisir Selatan

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

10

68

Kab. Sijunjung

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

11

69

Kab. Solok

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

12

70

Kab. Solok Selatan

TMP

TMP

TMP

WDP

WTP DPP

13

71

Kab. Tanah Datar

WTP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP DPP

14

72

<

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

15

73

Kota Padang

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WDP

16

74

Kota Padang Panjang

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP DPP

17

75

Kota Pariaman

WDP

WDP

WDP

WTP

WDP

18

76

Kota Payakumbuh

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

19

77

Kota Sawahlunto

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

20

78

Kota Solok

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WDP

Prov. Riau
LKPD

Opini Tahun
2011

29

LKPD

Opini Tahun
2010

28

34
3

Opini Tahun
2009

12

13

13

13

79

Prov. Riau

WDP

WTP

WDP

WTP DPP

80

Kab. Bengkalis

WDP

WDP

TMP

WDP

WTP DPP

81

Kab. Indragiri Hilir

WDP

WDP

WDP

WDP

82

Kab. Indragiri Hulu

TMP

TW

WDP

WDP

83

Kab. Kampar

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

84

<<D

WDP

WDP

WTP-DPP

WTP DPP

85

Kab. Kuantan Singingi

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

WTP

86

Kab. Pelalawan

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP DPP

WDP

87

Kab. Rokan Hilir

WDP

WDP

WDP

10

88

Kab. Rokan Hulu

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

11

89

Kab. Siak

WDP

WDP

WTP DPP

WTP DPP

WTP

12

90

Kota Dumai

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

13

91

Kota Pekanbaru

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

Prov. Jambi
LKPD

12

12

12

12

12

92

Prov. Jambi

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP DPP

93

Kab. Batang Hari

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP DPP

94

Kab. Bungo

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

95

Kab. Kerinci

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

96

Kab. Merangin

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

97

Kab. Muaro Jambi

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

98

Kab. Sarolangun

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

99

Kab. Tanjung Jabung Barat

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

100

Kab. Tanjung Jabung Timur

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP DPP

10

101

Kab. Tebo

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

Buku II - Lampiran

17

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 3 - Lampiran 7

No.

W

Opini Tahun
2013

Kota Jambi

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

103

Kota Sungai Penuh

WTP

WDP

WDP

WTP

WDP

Prov. Sumatera Selatan


16

16

16

16

16

104

Prov. Sumatera Selatan

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

105

Kab. Banyuasin

TW

WDP

WTP DPP

WTP

WTP
WDP

106

Kab. Empat Lawang

TW

WDP

WDP

TMP

107

Kab. Lahat

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

108

Kab. Muara Enim

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

109

Kab. Musi Banyuasin

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

110

Kab. Musi Rawas

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

111

Kab. Ogan Ilir

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

112

Kab. Ogan Komering Ilir

WDP

WDP

WTP

WTP

WTP
WDP

10

113

Kab. Ogan Komering Ulu

TW

WDP

WDP

WDP

11

114

Kab. Ogan Komering Ulu Selatan

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

12

115

Kab. Ogan Komering Ulu Timur

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

13

116

Kota Lubuklinggau

WDP

WDP

WTP

WTP

WTP

14

117

Kota Pagar Alam

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

15

118

Kota Palembang

WDP

WTP

WTP

WTP

WTP DPP

16

119

Kota Prabumulih

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

Prov. Bengkulu
11

11

11

11

11

120

Prov. Bengkulu

WDP

WDP

WTP

WTP

121

Kab. Bengkulu Selatan

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

122

Kab. Bengkulu Tengah

WDP

WTP

WTP

WTP

WTP

123

Kab. Bengkulu Utara

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

124

Kab. Kaur

WTP

WTP

WTP

WTP

WTP

125

Kab. Kepahiang

TMP

WDP

WDP

TMP

WDP

126

Kab. Lebong

TMP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

127

Kab. Mukomuko

WTP

WTP

WTP

WTP

WTP

128

Kab. Rejang Lebong

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

10

129

Kab. Seluma

WDP

WDP

TW

WDP

WDP

11

130

Kota Bengkulu

WDP

WDP

WTP

WDP

WDP

WTP

Prov. Lampung
12

15

15

15

15

131

Prov. Lampung

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

WDP

132

Kab. Lampung Barat

WDP

WTP

WTP DPP

WTP

WTP

133

Kab. Lampung Selatan

WDP

WTP

WTP DPP

WDP

WDP

134

Kab. Lampung Tengah

TMP

WDP

WDP

WTP

WDP

135

Kab. Lampung Timur

TMP

TMP

TMP

WDP

WDP

136

Kab. Lampung Utara

WDP

TMP

WDP

TW

TW

137

Kab. Mesuji

WDP

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

138

Kab. Pesawaran

139

Kab. Pesisir Barat

WDP

10

140

Kab. Pringsewu

TMP

WDP

TMP

WDP

11

141

Kab. Tanggamus

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

12

142

Kab. Tulang Bawang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

13

143

Kab. Tulang Bawang Barat

WDP

WTP

WTP

WTP

14

144

Kab. Way Kanan

WDP

WTP

WTP

WTP

WTP

15

145

Kota Bandar Lampung

WDP

WTP

WTP DPP

WTP

WTP

16

146

Kota Metro

WDP

WTP

WTP

WTP

WTP

WDP

WDP

WDP

Prov. Kepulauan Bangka Belitung


LKPD
1

18

Opini Tahun
2012

102

LKPD

Opini Tahun
2011

12

LKPD

Opini Tahun
2010

11

LKPD

Opini Tahun
2009

8
147

Prov. Bangka Belitung

Buku II - Lampiran

8
WDP

WDP

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 4 - Lampiran 7

No.

10

W

Opini Tahun
2012

Opini Tahun
2013

148

Kab. Bangka

WDP

WDP

WTP

WTP DPP

WTP DPP

149

Kab. Bangka Barat

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

150

Kab. Bangka Selatan

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

151

Kab. Bangka Tengah

WDP

WDP

WTP DPP

WTP DPP

WTP DPP

152

Kab. Belitung

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

153

Kab. Belitung Timur

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

154

Kota Pangkalpinang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

Prov. Kepulauan Riau


8

155

Prov. Kepulauan Riau

WDP

WTP

WTP

WTP

WTP

156

Kab. Bintan

WDP

WDP

WTP

WTP

WTP

157

Kab. Karimun

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

158

Kab. Kepulauan Anambas

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

159

Kab. Lingga

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

160

Kab. Natuna

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

161

Kota Batam

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

162

Kota Tanjungpinang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

Prov. DKI Jakarta


1

1
163

Prov. DKI Jakarta

1
WDP

1
WDP

1
WTP DPP

1
WTP DPP

WDP

Prov. Jawa Barat


LKPD

13

Opini Tahun
2011

LKPD

12

Opini Tahun
2010

LKPD

11

Opini Tahun
2009

27

27

27

27

27

164

Prov. Jawa Barat

WDP

WDP

WTP

WTP

165

Kab. Bandung

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP
TMP

166

Kab. Bandung Barat

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

167

Kab. Bekasi

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

168

Kab. Bogor

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

169

Kab. Ciamis

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

170

Kab. Cianjur

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

171

Kab. Cirebon

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

172

Kab. Garut

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

10

173

Kab. Indramayu

WDP

WDP

WDP

WDP

TMP

11

174

Kab. Karawang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

12

175

Kab. Kuningan

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

13

176

Kab. Majalengka

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

14

177

Kab. Pangandaran

15

178

Kab. Purwakarta

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

16

179

Kab. Subang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

17

180

Kab. Sukabumi

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

18

181

Kab. Sumedang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

19

182

Kab. Tasikmalaya

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

20

183

Kota Bandung

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

21

184

Kota Banjar

WDP

WDP

WTP

WTP

WTP

22

185

Kota Bekasi

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

23

186

Kota Bogor

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

24

187

Kota Cimahi

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

25

188

Kota Cirebon

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

26

189

Kota Depok

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

WTP

27

190

Kota Sukabumi

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

28

191

Kota Tasikmalaya

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

Prov. Jawa Tengah


LKPD

36

36

36

36

36

192

Prov. Jawa Tengah

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

WTP DPP

193

Kab. Banjarnegara

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

Buku II - Lampiran

19

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 5 - Lampiran 7

No.

14

W

Opini Tahun
2011

Opini Tahun
2012

Opini Tahun
2013

194

Kab. Banyumas

WDP

WDP

WTP

WTP

WTP

195

Kab. Batang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

196

Kab. Blora

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

197

Kab. Boyolali

WDP

WDP

WTP

WTP

WTP

198

Kab. Brebes

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

199

Kab. Cilacap

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

200

Kab. Demak

WDP

TMP

WDP

WDP

WDP

10

201

Kab. Grobogan

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

11

202

Kab. Jepara

WDP

WTP

WTP

WTP

WTP DPP

12

203

Kab. Karanganyar

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

13

204

Kab. Kebumen

WDP

WDP

WTP

WTP

WDP

14

205

Kab. Kendal

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

15

206

Kab. Klaten

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

16

207

Kab. Kudus

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP DPP

17

208

Kab. Magelang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

18

209

<W

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

19

210

Kab. Pekalongan

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

20

211

Kab. Pemalang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

21

212

Kab. Purbalingga

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

22

213

Kab. Purworejo

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

23

214

Kab. Rembang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

24

215

Kab. Semarang

WDP

WDP

WTP

WTP

WTP

25

216

Kab. Sragen

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

26

217

Kab. Sukoharjo

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

27

218

Kab. Tegal

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

28

219

Kab. Temanggung

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

29

220

Kab. Wonogiri

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

30

221

Kab. Wonosobo

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

31

222

Kota Magelang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

32

223

Kota Pekalongan

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

33

224

<^

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

34

225

Kota Semarang

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP DPP

35

226

Kota Surakarta

WDP

WTP

WTP

WTP

WTP

36

227

Kota Tegal

WDP

WDP

WTP

WDP

WDP

Prov. D.I. Yogyakarta


6

228

Prov. D.I. Yogyakarta

WDP

WTP DPP

WTP DPP

WTP

WTP

229

Kab. Bantul

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

230

Kab. Gunung Kidul

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

231

Kab. Kulon Progo

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

232

Kab. Sleman

WDP

WDP

WTP DPP

WTP DPP

WTP

233

Kota Yogyakarta

WTP DPP

WTP DPP

WTP DPP

WTP DPP

WTP

Prov. Jawa Timur


LKPD

20

Opini Tahun
2010

LKPD

15

Opini Tahun
2009

39

39

39

39

39
WTP DPP

234

Prov. Jawa Timur

WDP

WTP

WTP DPP

WTP

235

Kab. Bangkalan

WDP

WTP

WTP

WTP

WTP

236

Kab. Banyuwangi

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

237

Kab. Blitar

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

238

Kab. Bojonegoro

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

239

Kab. Bondowoso

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

WDP

240

Kab. Gresik

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

241

Kab. Jember

WDP

WDP

WDP

WTP

WDP

242

Kab. Jombang

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

10

243

Kab. Kediri

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

11

244

Kab. Lamongan

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

12

245

Kab. Lumajang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

Buku II - Lampiran

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 6 - Lampiran 7

No.

16

W

Opini Tahun
2011

Opini Tahun
2012

Opini Tahun
2013

246

Kab. Madiun

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

14

247

Kab. Magetan

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

15

248

Kab. Malang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

16

249

Kab. Mojokerto

WDP

WDP

TMP

WDP

TW

17

250

Kab. Nganjuk

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP DPP

18

251

Kab. Ngawi

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

19

252

Kab. Pacitan

WDP

WTP

WTP DPP

WDP

WTP DPP

20

253

Kab. Pamekasan

WDP

WDP

WTP DPP

WDP

WDP

21

254

Kab. Pasuruan

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

22

255

Kab. Ponorogo

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP DPP

23

256

Kab. Probolinggo

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

24

257

Kab. Sampang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

25

258

Kab. Sidoarjo

TMP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

26

259

Kab. Situbondo

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

27

260

Kab. Sumenep

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

28

261

Kab. Trenggalek

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

29

262

Kab. Tuban

WDP

WDP

WTP DPP

WDP

WDP

30

263

Kab. Tulungagung

WDP

WTP

WTP DPP

WTP

WTP DPP

31

264

Kota Batu

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

32

265

Kota Blitar

WDP

WTP

WTP DPP

WTP

WTP DPP

33

266

Kota Kediri

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

34

267

Kota Madiun

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

35

268

Kota Malang

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

WTP DPP

36

269

Kota Mojokerto

WDP

WTP

WTP DPP

WTP

WTP DPP

37

270

Kota Pasuruan

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

38

271

Kota Probolinggo

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

WTP DPP

39

272

Kota Surabaya

TW

WDP

WDP

WTP

WTP DPP

Prov. Banten
9

273

Prov. Banten

WDP

WDP

WDP

WDP

TMP

274

Kab. Lebak

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

275

Kab. Pandeglang

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

276

Kab. Serang

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

WTP DPP

277

Kab. Tangerang

WTP

WTP

WTP

WTP

WTP DPP

278

Kota Cilegon

WDP

TMP

WDP

WDP

WTP DPP

279

Kota Serang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

280

Kota Tangerang

WTP

WTP

WTP

WTP

WTP

281

Kota Tangerang Selatan

WDP

WTP

WTP

WTP DPP

WDP

Prov. Bali
LKPD

18

Opini Tahun
2010

13

LKPD

17

Opini Tahun
2009

10

10

10

10

10

282

Prov. Bali

WDP

WDP

WDP

WDP

283

Kab. Badung

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

WTP
TW

284

Kab. Bangli

WDP

WDP

WDP

WDP

TMP

285

Kab. Buleleng

WDP

TMP

WDP

WDP

WDP

286

Kab. Gianyar

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

287

Kab. Jembrana

TW

TW

WDP

WDP

WDP

288

Kab. Karangasem

WDP

TMP

WDP

WDP

WDP

289

Kab. Klungkung

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

290

Kab. Tabanan

WDP

WDP

WDP

TMP

WDP

10

291

Kota Denpasar

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

Prov. Nusa Tenggara Barat


LKPD

11

11

11

11

11

292

Prov. Nusa Tenggara Barat

WDP

TMP

WTP

WTP

WTP

293

Kab. Bima

WDP

WDP

TMP

WDP

WDP

294

Kab. Dompu

TMP

TMP

TMP

WDP

WDP

295

Kab. Lombok Barat

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

Buku II - Lampiran

21

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 7 - Lampiran 7

No.

19

W

Opini Tahun
2012

Opini Tahun
2013

296

Kab. Lombok Tengah

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

297

Kab. Lombok Timur

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

298

Kab. Lombok Utara

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

299

Kab. Sumbawa

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

300

Kab. Sumbawa Barat

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

10

301

Kota Bima

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

11

302

Kota Mataram

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

Prov. Nusa Tenggara Timur


21

22

22

22

12

303

Prov. Nusa Tenggara Timur

WDP

WDP

WDP

WDP

304

Kab. Alor

TMP

TMP

TMP

TMP

WDP

305

Kab. Belu

WDP

WDP

WDP

WDP

306

Kab. Ende

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

307

Kab. Flores Timur

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

308

Kab. Kupang

TMP

TMP

TMP

TMP
WDP
1

WDP

WDP

309

Kab. Lembata

TMP

TMP

TMP

310

Kab. Manggarai

TMP

WDP

WDP

WDP

311

Kab. Manggarai Barat

TMP

TMP

WDP

WDP

10

312

Kab. Manggarai Timur

TMP

TMP

TMP

TMP

11

313

Kab. Nagekeo

TMP

TMP

WDP

WDP

12

314

Kab. Ngada

TMP

TMP

TMP

WDP

13

315

Kab. Rote Ndao

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

14

316

Kab. Sabu Raijua

WDP

WDP

WDP

WDP

15

317

Kab. Sikka

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

16

318

Kab. Sumba Barat

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

17

319

Kab. Sumba Barat Daya

TMP

WDP

WDP

WDP

18

320

Kab. Sumba Tengah

TMP

WDP

WDP

WDP

19

321

Kab. Sumba Timur

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

20

322

Kab. Timor Tengah Selatan

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

21

323

Kab. Timor Tengah Utara

TMP

TMP

TMP

WDP

22

324

Kota Kupang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

Prov. Kalimantan Barat


15
1

15
WDP

15
WDP

15
WDP

14

325

Prov. Kalimantan Barat

326

Kab. Bengkayang

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

327

Kab. Kapuas Hulu

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

328

Kab. Kayong Utara

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

329

Kab. Ketapang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

330

Kab. Kubu Raya

TW

TW

WDP

WDP

WDP

331

Kab. Landak

TW

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

332

Kab. Melawi

TW

TW

TW

WDP

WDP

333

<W

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

10

334

Kab. Sambas

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

11

335

Kab. Sanggau

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

12

336

Kab. Sekadau

TMP

WDP

WDP

WTP-DPP

WTP DPP

13

337

Kab. Sintang

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP DPP

14

338

<W

WDP

WDP

WTP DPP

WTP DPP

WTP DPP

15

339

Kota Singkawang

TW

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

Prov. Kalimantan Tengah


LKPD

22

Opini Tahun
2011

LKPD

21

Opini Tahun
2010

LKPD

20

Opini Tahun
2009

15

15

15

15

11

340

Prov. Kalimantan Tengah

TW

WDP

WDP

TMP

WDP

341

Kab. Barito Selatan

TW

TW

TMP

WDP

TMP

342

Kab. Barito Timur

TW

TMP

TMP

TMP

TW

343

Kab. Barito Utara

TW

TMP

TMP

TMP

WDP

344

Kab. Gunung Mas

TW

WDP

WDP

WTP-DPP

WDP

Buku II - Lampiran

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 8 - Lampiran 7

No.

22

W

Opini Tahun
2012

Opini Tahun
2013

345

Kab. Kapuas

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

346

<<

WDP

TMP

TMP

WDP

WTP

WDP

347

Kab. Kotawaringin Barat

TW

WDP

WDP

348

Kab. Kotawaringin Timur

TW

TW

WDP

TMP

10

349

Kab. Lamandau

TW

WDP

WDP

WDP

WTP

11

350

Kab. Murung Raya

TW

TW

WDP

WDP

WDP

12

351

Kab. Pulang Pisau

TW

TW

TW

TMP

TW

13

352

Kab. Seruyan

TMP

TMP

TMP

TMP
1

WTP

14

353

Kab. Sukamara

TW

WDP

WDP

WTP

15

354

Kota Palangka Raya

TW

WDP

WDP

TMP

Prov. Kalimantan Selatan


14

14

14

14

14

355

Prov. Kalimantan Selatan

WDP

WDP

WDP

WDP

356

Kab. Balangan

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

357

Kab. Banjar

TW

TW

WDP

WDP

WTP

358

Kab. Barito Kuala

TW

WDP

WDP

WDP

WDP

359

Kab. Hulu Sungai Selatan

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

360

Kab. Hulu Sungai Tengah

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

361

Kab. Hulu Sungai Utara

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

362

Kab. Kotabaru

WDP

WDP

WDP

TW

WDP

363

Kab. Tabalong

WDP

WDP

TMP

WDP

WDP

10

364

Kab. Tanah Bumbu

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

11

365

Kab. Tanah Laut

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

12

366

Kab. Tapin

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

13

367

Kota Banjarbaru

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

14

368

Kota Banjarmasin

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

Prov. Kalimantan Timur


12

12

12

12

369

Prov. Kalimantan Timur

TW

WDP

WDP

WTP

370

Kab. Berau

TW

WDP

WDP

WDP

WDP

371

Kab. Bulungan

TW

TW

WDP

WDP

WDP

372

Kab. Kutai Barat

TW

TW

WDP

WDP

WTP DPP

373

Kab. Kutai Kartanegara

TMP

TMP

TMP

WTP

374

Kab. Kutai Timur

TMP

TW

TW

WDP

375

Kab. Paser

TW

TW

WDP

WDP

376

Kab. Penajam Paser Utara

TW

TW

WDP

WDP

WDP

377

Kota Balikpapan

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP DPP
WDP

10

378

Kota Bontang

WDP

WDP

WDP

WDP

11

379

Kota Samarinda

TW

TMP

TMP

WDP

WDP

12

380

Kota Tarakan

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP DPP

Prov. Kalimantan Utara


LKPD

25

Opini Tahun
2011

LKPD

24

Opini Tahun
2010

LKPD

23

Opini Tahun
2009

381

Prov. Kalimantan Utara

382

Kab. Malinau

WDP

TW

WDP

WDP

WDP

383

Kab. Nunukan

TW

TW

WDP

WDP

WDP

384

Kab. Tana Tidung

TMP

TMP

TMP

WDP

Prov. Sulawesi Utara


LKPD

16

16

385

Prov. Sulawesi Utara

WTP

16

16

WTP

WDP

12
WTP DPP

386

Kab. Bolaang Mongondow

WDP

TW

TMP

TMP

TW

3
4

387
388

Kab. Bolaang Mongondow Selatan


Kab. Bolaang Mongondow Timur

1
1

WDP
WDP

1
1

TMP
TMP

1
1

TMP
TMP

1
1

WDP
WDP

WDP

WTP

389

Kab. Bolaang Mongondow Utara

WDP

TW

TMP

TMP

WDP

Buku II - Lampiran

23

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 9 - Lampiran 7

No.

26

W

Opini Tahun
2012

Opini Tahun
2013

390

Kab. Kepulauan Sangihe

TW

TW

TMP

TMP

WDP

391

Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro

WDP

TW

WDP

WDP

WTP

392

Kab. Kepulauan Talaud

TMP

TW

TMP

TW

TW

393

Kab. Minahasa

WDP

WDP

WDP

TW

WDP

TMP

10

394

Kab. Minahasa Selatan

TW

TMP

TMP

11

395

Kab. Minahasa Tenggara

TMP

TMP

TMP

TMP

12

396

Kab. Minahasa Utara

WDP

TMP

TMP

WDP

WDP

13

397

Kota Bitung

WDP

WDP

WTP DPP

WTP DPP

WTP

WTP

WTP

14

398

Kota Kotamobagu

WDP

TW

TW

WDP

15

399

Kota Manado

TW

TMP

TW

WDP

16

400

Kota Tomohon

TW

TMP

TMP

WDP

Prov. Sulawesi Tengah


12

12

12

12

12

401

Prov. Sulawesi Tengah

TMP

WDP

WDP

WTP DPP

WDP

402

Kab. Banggai

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

403

Kab. Banggai Kepulauan

TMP

WDP

WTP DPP

WTP

WTP

404

Kab. Buol

TMP

TMP

WDP

TMP

WDP

405

Kab. Donggala

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

WTP

406

Kab. Morowali

TMP

WDP

WDP

WTP DPP

WDP

407

Kab. Parigi Moutong

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

408

Kab. Poso

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WDP

409

Kab. Sigi

TMP

WDP

WTP DPP

WTP

WDP

10

410

Kab. Tojo Una-Una

WDP

WDP

WDP

WTP

WTP

11

411

Kab. Tolitoli

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

12

412

Kota Palu

TMP

WDP

WDP

WTP

WDP

Prov. Sulawesi Selatan


25

25

25

25

25

413

Prov. Sulawesi Selatan

WDP

WTP

WTP

WTP

414

Kab. Bantaeng

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

415

Kab. Barru

WDP

TMP

WDP

WDP

WTP

416

Kab. Bone

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

417

Kab. Bulukumba

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

WTP

418

Kab. Enrekang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

419

Kab. Gowa

WDP

WDP

WTP

WTP

WTP
TMP

420

Kab. Jeneponto

WDP

WDP

TMP

TMP

421

Kab. Kep. Selayar

WDP

TMP

TMP

TMP

TMP

10

422

Kab. Luwu

WDP

WDP

WDP

TMP

WDP

11

423

Kab. Luwu Timur

WDP

WDP

WTP

WTP DPP

WDP

12

424

Kab. Luwu Utara

WDP

WTP

WDP

WDP

WTP
WTP

13

425

Kab. Maros

TMP

TMP

WDP

WDP

14

426

Kab. Pangkajene dan Kepulauan

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

15

427

Kab. Pinrang

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

16

428

Kab. Sidenreng Rappang

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

17

429

Kab. Sinjai

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

18

430

Kab. Soppeng

WDP

WDP

WDP

TMP

WDP

19

431

Kab. Takalar

WDP

TMP

TMP

TMP

TMP

20

432

Kab. Tana Toraja

WDP

WDP

TMP

WDP

WDP

21

433

Kab. Toraja Utara

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

22

434

Kab. Wajo

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WDP

23

435

Kota Makassar

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

24

436

Kota Palopo

TMP

TMP

TMP

WDP

TMP

WDP

25

437

Kota Pare-Pare

WDP

WDP

TMP

TMP

Prov. Sulawesi Tenggara


LKPD
1

24

Opini Tahun
2011

LKPD

28

Opini Tahun
2010

LKPD

27

Opini Tahun
2009

13
438

Prov. Sulawesi Tenggara

Buku II - Lampiran

13
TMP

13
WDP

13
WDP

13
WDP

WTP

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 10 - Lampiran 7

No.

29

W

Opini Tahun
2012

Opini Tahun
2013

439

Kab. Bombana

TMP

TMP

TMP

WDP

WTP DPP

440

Kab. Buton

WDP

WTP

WDP

WDP

WTP

441

Kab. Buton Utara

TMP

TMP

TMP

TMP

WDP

442

Kab. Kolaka

TW

WDP

WDP

WDP

WDP

443

Kab. Kolaka Utara

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

444

Kab. Konawe

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

445

Kab. Konawe Selatan

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

446

Kab. Konawe Utara

TMP

TMP

TMP

TMP

WDP

10

447

Kab. Muna

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

11

448

Kab. Wakatobi

TW

WDP

WDP

WDP

WDP

12

449

Kota Baubau

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

13

450

Kota Kendari

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

Prov. Gorontalo
7

451

Prov. Gorontalo

WDP

WDP

WDP

WDP

452

Kab. Boalemo

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

453

Kab. Bone Bolango

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

454

Kab. Gorontalo

WTP

WTP

WDP

WTP

WTP

455

Kab. Gorontalo Utara

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

456

Kab. Pohuwato

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

457

Kota Gorontalo

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

Prov. Sulawesi Barat


6

458

Prov. Sulawesi Barat

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

459

Kab. Majene

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

460

Kab. Mamasa

WDP

WDP

WDP

TMP

461

Kab. Mamuju

WDP

WDP

WDP

WTP DPP

WTP

462

Kab. Mamuju Utara

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

463

Kab. Polewali Mandar

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

Prov. Maluku
LKPD

32

Opini Tahun
2011

LKPD

31

Opini Tahun
2010

LKPD

30

Opini Tahun
2009

12

12

12

12

464

Prov. Maluku

TMP

TMP

TMP

TMP

WDP

465

Kab. Buru

TMP

TMP

TMP

TMP

WDP

466

Kab. Buru Selatan

TMP

TMP

TMP

TMP

467

Kab. Kepulauan Aru

TMP

TMP

TMP

TMP

468

Kab. Maluku Barat Daya

TMP

TMP

TMP

TMP

469

Kab. Maluku Tengah

TMP

TMP

TMP

WDP

WDP

470

Kab. Maluku Tenggara

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

471

Kab. Maluku Tenggara Barat

TMP

TMP

TMP

TMP

WDP

472

Kab. Seram Bagian Barat

TMP

TMP

TMP

TMP
TMP
1

WDP

10

473

Kab. Seram Bagian Timur

TMP

TMP

TMP

11

474

Kota Ambon

TMP

TMP

TMP

TMP

12

475

Kota Tual

TMP

TMP

TMP

TMP

Prov. Maluku Utara


LKPD

10

10

10

10

476

Prov. Maluku Utara

TW

TMP

TMP

TMP

TMP

477

Kab. Halmahera Barat

TW

TMP

TMP

WDP

WDP

478

Kab. Halmahera Selatan

TW

TMP

WDP

WDP

WDP

479

Kab. Halmahera Tengah

TW

TMP

TMP

WDP

TW

480

Kab. Halmahera Timur

TW

TMP

TMP

WDP

WDP

481

Kab. Halmahera Utara

TW

TMP

TMP

WDP

WDP

482

Kab. Kepulauan Sula

TW

TMP

TMP

TMP

TMP

483

Kab. Pulau Morotai

TMP

TMP

TMP

WDP

484

Kota Ternate

TMP

WDP

WDP

WDP

TW

Buku II - Lampiran

25

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 11 - Lampiran 7

No.

W
10

33

485

Kota Tidore Kepulauan

Opini Tahun
2011

Opini Tahun
2012

Opini Tahun
2013

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

23

28

30

30

16

486

Prov. Papua

WDP

TMP

TMP

TMP

WDP

487

Kab. Asmat

WDP

WDP

WDP

WDP

WTP

488

Kab. Biak Numfor

WDP

TMP

TMP

WDP

WDP

489

Kab. Boven Digoel

TMP

TMP

TMP

TMP

490

Kab. Deiyai

TMP

TMP

491

Kab. Dogiyai

TMP

TMP

TMP

TMP

492

Kab. Intan Jaya

TMP

TMP

493

Kab. Jayapura

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

494

Kab. Jayawijaya

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

10

495

Kab. Keerom

TMP

TMP

TMP

TMP

11

496

Kab. Kepulauan Yapen

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

12

497

Kab. Lanny Jaya

TMP

TMP

TMP

13

498

Kab. Mamberamo Raya

14

499

Kab. Mamberamo Tengah

15

500

Kab. Mappi

16

501

Kab. Merauke

17

502

Kab. Mimika

18

503

Kab. Nabire

19

504

Kab. Nduga

20

505

Kab. Paniai

21

506

Kab. Pegunungan Bintang

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

WDP

TMP

TMP

TW

TW

WDP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

WDP

TMP

TW

WDP

WDP

TMP
1

TW

WDP

22

507

Kab. Puncak

TMP

TMP

23

508

Kab. Puncak Jaya

TMP

TMP

WDP

TMP

24

509

Kab. Sarmi

TMP

TMP

TMP

TMP

25

510

Kab. Supiori

TMP

TMP

TMP

TMP

26

511

Kab. Tolikara

TMP

TMP

TMP

TMP

27

512

Kab. Waropen

TMP

TMP

TMP

TMP

28

513

Kab. Yahukimo

TMP

TMP

TMP

TMP

29

514

Kab. Yalimo

TMP

TMP

TMP

WDP

30

515

Kota Jayapura

WDP

WDP

WDP

WTP

WDP

Prov. Papua Barat


LKPD

10

12

516

Prov. Papua Barat

517

Kab. Fakfak

TMP

518

Kab. Kaimana

TMP

519

Kab. Manokwari

WDP

520

Kab. Manokwari Selatan

521

Kab. Maybrat

522

Kab. Pegunungan Arfak

TMP

12

12

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

WDP

TMP

WDP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP
WDP

523

Kab. Raja Ampat

TMP

WDP

TMP

524

Kab. Sorong

TMP

TMP

TMP

TMP

10

525

Kab. Sorong Selatan

TMP

WDP

WDP

WDP

TMP

TMP

TMP

TMP

TMP

WDP

WDP

11

526

Kab. Tambrauw

12

527

Kab. Teluk Bintuni

13

528

Kab. Teluk Wondama

TMP

TMP

TMP

TMP

14

529

Kota Sorong

WDP

TW

TMP

TMP

Jumlah
Keterangan
tdW
tdWWW
tW
TW
TMP

26

Opini Tahun
2010

Prov. Papua
LKPD

34

Opini Tahun
2009

504

522

524

KtdW
KtdWWW
KtW
: Opini Tidak Wajar (adverse opinion)
: Pernyataan Menolak Memberikan Opini atau Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer opinion)

Buku II - Lampiran

524

WTP

WTP

456

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Lampiran 8

<:d<^W/


Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2013
No.

Kelompok dan Jenis Temuan

Jumlah Kasus
Provinsi

Kabupaten

Kota

Total

<^W/
I

Kelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan


Pelaporan

1
2
3



^/W

Sistem Informasi Akuntansi dan Pelaporan belum


didukung SDM yang memadai

Lain-lain

II

Kelemahan Sistem Pengendalian Pelaksanaan Anggaran


Pendapatan dan Belanja

140

1.346

343

1.829

W

59

562

159

780

W

45

543

116

704

35

209

62

306

27

33

195

1.581

398

2.174

W

60

538

119

717

Mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan serta



ketentuan

16

172

46

234

Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan


bidang teknis tertentu atau ketentuan intern organisasi
yang diperiksa tentang pendapatan dan belanja

62

443

104

609

Pelaksanaan belanja di luar mekanisme APBD

18

25

W
dilakukan berakibat hilangnya potensi penerimaan/
pendapatan

31

264

90

385

W
dilakukan berakibat peningkatan biaya/belanja

16

102

23

141

Lain-lain

44

12

63

III

Kelemahan Struktur Pengendalian Intern

97

822

181

1.100

^KW
prosedur atau keseluruhan prosedur

52

350

88

490

^KW


21

226

48

295

^W/

^W/


23

230

42

295

Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang memadai

14

16

Lain-Lain

432

3.749

922

5.103

Total Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

Buku II - Lampiran

27

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 1 - Lampiran 9

<:d<d<WW
Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2013
(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)
Tingkat Pemerintahan
No.

Kelompok dan Jenis Temuan

Provinsi
Jumlah
Kasus

Total

Kabupaten
Jumlah
Kasus

Nilai

Kota
Jumlah
Kasus

Nilai

Jumlah
Kasus

Nilai

Nilai

<<WD
I

Kerugian Daerah

268

289.933,43

1.654

565.496,76

417

127.031,59

2.339

W&

16

33.968,65

114

50.750,23

28

5.690,52

158

90.409,40



16

13.829,79

93

59.151,88

18

2.281,85

127

75.263,52

Z
pekerjaan

4.799,32

20

6.499,75

291,72

27

11.590,79

Kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang

57

59.019,95

403

143.569,52

93

37.857,35

553

240.446,82

Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume


pekerjaan dan/atau barang

31

22.608,81

195

41.272,96

48

8.529,31

274

72.411,08

Pemahalan harga (Mark up)

7.319,92

41

12.555,22

16

5.769,31

66

25.644,45

W

1.965,32

81

26.206,61

14

10.464,38

100

38.636,31

Biaya Perjalanan Dinas ganda dan atau melebihi


standar yang ditetapkan

41

18.445,41

189

48.966,40

52

12.563,09

282

79.974,90

Pembayaran honorarium ganda dan atau melebihi


standar yang ditetapkan

22

11.415,18

72

44.360,75

22

1.829,62

116

57.605,55

10

^
dengan kontrak

14

5.770,26

58

13.844,31

15

1.254,52

87

20.869,09

11



35

59.897,54

258

59.153,04

79

26.768,57

372

145.819,15

12

Pengembalian pinjaman/piutang atau dana bergulir


macet

693,00

886,49

108,82

1.688,31

13

<
atau penetapan kompensasi kerugian

38,91

38,91

14

Penjualan/pertukaran/penghapusan aset daerah




367,87

367,87

15

Lain-lain

16

50.200,28

122

57.872,82

29

13.622,53

167

121.695,63

II

Potensi Kerugian Daerah

41

1.548.234,41

253

774.541,39

79

313.885,21

373

2.636.661,01

Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/


jasa tetapi pembayaran pekerjaan belum dilakukan
sebagian atau seluruhnya

12

9.079,21

88

52.692,14

24

9.847,96

124

71.619,31

Rekanan belum melaksanakan kewajiban


pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah
rusak selama masa pemeliharaan

138,64

633,78

7,06

10

779,48
1.049.437,08

Aset dikuasai pihak lain

798.517,46

55

180.972,80

17

69.946,82

80

Pembelian aset yang berstatus sengketa



29.178,84

46

344.435,19

19

111.807,54

70

485.421,57

Pemberian jaminan dalam pelaksanaan pekerjaan,



sesuai ketentuan

5.827,26

5.827,26

W
menyerahkan aset kepada daerah

57.775,13

1.238,47

79.190,00

138.203,60

Piutang/pinjaman atau dana bergulir yang berpotensi




474.553,27

42

180.590,14

12

42.362,77

61

697.506,18

W

7.098,45

7.098,45

10

Lain-lain

178.991,86

1.053,16

723,06

13

180.768,08

III

Kekurangan Penerimaan

88

131.751,33

678

197.111,46

179

59.642,06

945

Jumlah Rupiah

388.504,85

USD 391,27

USD 0,07

USD 391,34

131.751,33

201.794,57

59.642,89

393.188,79


ditetapkan atau dipungut/diterima/disetor ke Kas
Negara/Daerah

31

22.000,78

247

58.601,35

56

12.828,81

334

93.430,94

Penerimaan Negara/Daerah lainnya (selain denda



dipungut/diterima/disetor ke Kas Negara/Daerah

52

104.267,92

368

125.052,39

107

43.875,12

527

273.195,43

USD 391,27

Jumlah Rupiah

28

982.461,78

104.267,92

129.735,50

USD 0,07

USD 391,34

43.875,95

277.879,37

Penggunaan langsung Penerimaan Daerah

22

3.238,16

263,56

24

3.501,72

Dana Perimbangan yang telah ditetapkan belum


masuk ke kas Daerah

Penerimaan daerah diterima atau digunakan oleh




40,90

40,90

Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari


ketentuan

5.088,65

19

3.065,31

2.118,35

30

10.272,31

Buku II - Lampiran

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 2 - Lampiran 9
(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)
Tingkat Pemerintahan

No.

Provinsi

Kelompok dan Jenis Temuan

Jumlah
Kasus

Total

Kabupaten
Jumlah
Kasus

Nilai

Kota
Jumlah
Kasus

Nilai

Jumlah
Kasus

Nilai

Nilai

Kelebihan pembayaran subsidi oleh pemerintah

0,43

256,88

257,31

Lain-lain

393,98

20

7.112,92

299,34

27

7.806,24

IV

Administrasi

174

1.565

376

2.115

W


12

45

63

W


49

435

95

579

Pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak atau


penetapan anggaran

W


64

20

90
10

Pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan

Pelaksanaan lelang secara proforma

Penyimpangan terhadap peraturan per-UU bidang


pengelolaan perlengkapan atau Barang Milik Daerah

44

316

99

459

Penyimpangan terhadap peraturan perundang


pertambangan, perpajakan, dan lain-lain

20

168

37

225

Pembentukan cadangan piutang, perhitungan




10

Penyetoran penerimaan negara/daerah melebihi


batas waktu yang ditentukan

12

138

32

182

11

Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan


melebihi batas waktu yang ditentukan

69

23

98

12

Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir Tahun


Anggaran belum disetor ke kas daerah

53

12

68

13

W


57

12

72

14

<
sah

17

180

36

233

15

WD<

16

Lain-lain

13

17

<

W


11

1.680,63

69

35.826,44

26

18.653,73

106

56.160,80

25,30

25,30

Pemborosan keuangan daerah/ perusahaan atau


kemahalan harga

10

1.655,33

68

35.826,44

26

18.653,73

104

56.135,50

VI

<

57.008,47

81

56.849,92

20

20.408,17

108

134.266,56

W
sesuai peruntukan

49.409,35

39

26.975,13

13

19.196,90

57

95.581,38

W
dengan rencana yang ditetapkan

1.100,00

621,58

1.721,58



7.599,12

17

15.455,07

589,69

20

23.643,88

W
pencapaian tujuan organisasi

2.508,97

2.508,97

Pelaksanaan kegiatan terlambat/ terhambat sehingga


mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi

747,00

747,00

W

7.111,33

7.111,33

&
diselenggarakan dengan baik termasuk target


10

2.952,42

12

2.952,42

Lain-lain

589

2.028.608,27

4.300

1.629.825,97

1.097

539.620,76

5.986

4.198.055,00

d<<W
undangan
Jumlah Rupiah

USD 391,27

USD 0,07

USD 391,34

2.028.608,27

1.634.509,08

539.621,59

4.202.738,94

Keterangan
Nilai valas telah dikonversikan sesuai nilai kurs tengah BI per 30 Juni 2014

Buku II - Lampiran

29

30

Buku II - Lampiran

Prov. Sumatera Utara

23

24

25

Kab. Batubara

Kab. Asahan

Prov. Sumatera Utara

Kota Subulussalam

Kota Sabang

Kota Lhokseumawe

Kota Langsa

Kota Banda Aceh

Kab. Pidie Jaya

Kab. Pidie

Kab. Nagan Raya

15

15

Kab. Gayo Lues

Kab. Bireuen

22

14

14

22

13

13

Kab. Bener Meriah

21

12

12

Kab. Aceh Utara

Kab. Aceh Timur

20

11

11

21

10

10

Kab. Aceh Tenggara

Kab. Aceh Tengah

20

19

Kab. Aceh Tamiang

Kab. Aceh Selatan

19

18

Kab. Aceh Jaya

18

Kab. Aceh Besar

16

Kab. Aceh Barat Daya

Kab. Aceh Barat

17

17

Prov. Aceh

16

Prov. Aceh

No.

14

235

15

12

14

13

119

17

14

18

15

15

21

15

12

12

18

22

13

11

16

15

28

97

Jml Kasus

325

Jml
Kasus

Total

66

10

10

11

140

Jml Kasus
6

50

10

88

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

15

12

12

367

12

13

12

13

13

13

12

13

16

11

10

10

12

10

20

239

Jml
Kasus

5.348,41

5.750,29

51.980,90

208.679,50

412,28

9.529,65

175,28

61,70

730,36

296,11

305,24

USD 76,64

166,41

223,77

2.971,02

1.051,34

826,00

242,51

4.884,96

290,00

2.188,08

21,90

904,27

2.958,10

3.614,73

243,50

13.446,25

USD 76,64

45.543,46

Nilai

Total

76

10

150

Jml
Kasus

3.740,63

1.809,21

4.468,98

52.284,98

90,43

435,40

152,70

61,70

93,19

258,18

305,24

96,35

190,58

1.532,82

1.051,34

731,20

66,34

254,29

290,00

888,30

143,94

2.808,50

202,27

909,71

10.562,48

10

Nilai

Kerugian Daerah

43

11

Jml
Kasus

590,49

1.499,51

68.307,16

249,95

335,84

422,02

22,16

124,15

12.393,49

13.547,61

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

71

32

13

Jml
Kasus

1.017,29

2.441,57

3.765,54

22.772,20

71,90

67,05

22,58

215,15

37,93

USD 76,64

70,06

33,19

1.438,20

94,80

176,17

4.445,35

1.220,39

21,90

904,27

682,08

41,23

143,05

USD 76,64

9.685,30

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

94

116

Jml Kasus

Administrasi

16

Jml
Kasus

28,00

725,24

8.691,36

185,32

8.876,68

17

Nilai

<

<<WWhD

<:dD
Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Semester I Tahun 2014

18

Jml
Kasus

43.718,38

64.589,92

79,39

2.792,00

2.871,39

19

Nilai

<

38

26

20

Jml
Kasus

184,32

100,49

262,28

6.436,22

84,15

365,57

46,33

93,19

139,47

99,08

47,42

59,00

374,04

561,65

45,90

32,80

33,83

91,45

2.073,88

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

288,89

39,19

39,19

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

13

24

Jml
Kasus

489,80

26,96

10,00

21,08

400,00

5,60

31,26

63,77

558,67

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 1 - Lampiran 10

IHPS I Tahun 2014


Badan Pemeriksa Keuangan

38

16

50

51

54

Prov. Sumatera Barat

49

27

52

48

26

53

47

25

46

24

45

23

Kota Binjai

Buku II - Lampiran

Kab. Lima Puluh Kota

Kab. Kep. Mentawai

Kab. Dharmasraya

Kab. Agam

Prov. Sumatera Barat

Kota Tebing Tinggi

Kota Tanjungbalai

Kota Sibolga

Kota Pematangsiantar

Kota Padangsidimpuan

Kota Medan

43

44

21

Kab. Tapanuli Utara

Kab. Tapanuli Tengah

Kab. Tapanuli Selatan

Kab. Simalungun

Kab. Serdang Bedagai

Kab. Samosir

Kab. Pakpak Bharat

Kab. Nias

Kab. Mandailing Natal

Kab. Langkat

Kab. Labuhanbatu Utara

Kab. Labuhanbatu Selatan

Kab. Labuhanbatu

Kab. Karo

Kab. Humbang Hasundutan

Kab. Deli Serdang

Kab. Dairi

22

41

42

19

20

39

37

15

40

36

14

17

35

18

34

13

31

12

30

32

29

33

28

10

27

11

26

No.

11

14

10

11

10

13

10

14

10

14

11

19

25

14

275

Jml
Kasus

Total

10

15

134

Jml Kasus

89

Jml Kasus
6

52

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

14

15

11

19

20

15

24

11

14

17

12

14

14

20

17

14

17

12

11

18

13

12

26

266

Jml
Kasus

250,20

5.906,01

1.496,41

124.789,68

3.601,47

USD 0,07

238.509,35

4.178,10

10.565,13

20.793,52

4.195,95

2.661,33

13.832,45

4.038,68

5.040,21

2.719,58

1.701,34

14.969,89

11.282,75

1.156,27

11.685,08

383,40

3.293,29

4.824,13

2.837,58

5.876,31

7.080,82

1.542,12

2.870,55

5.887,47

2.183,95

Nilai

Total

12

96

11

10

Jml
Kasus

103,36

1.719,56

629,14

359,69

398,59

8.010,59

3.063,57

3.419,10

326,65

1.427,16

1.123,38

1.958,93

3.732,96

4.030,96

280,51

898,92

1.040,33

1.032,29

693,75

826,15

333,91

2.917,25

2.831,34

2.200,98

2.269,85

1.380,91

1.432,67

243,83

2.916,52

1.884,24

10

Nilai

Kerugian Daerah

17

11

Jml
Kasus
-

123.686,16

2.924,28

216.355,91

28,67

4.982,96

20.339,67

1.259,07

1.464,09

11.038,65

44,37

1.740,05

677,34

136,00

3.993,63

116,69

10.235,32

149,02

430,06

2.404,41

4.706,53

2.350,18

120,45

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

42

13

Jml
Kasus

146,84

3.649,88

867,27

743,83

9,68

USD 0,07

11.481,11

830,31

2.163,07

127,20

1.509,72

73,86

834,87

305,72

964,88

164,97

125,08

701,51

179,34

195,64

623,61

49,49

376,04

397,32

193,54

1.202,05

993,38

109,45

276,54

2.850,50

299,71

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

10

99

Jml Kasus

Administrasi

16

Jml
Kasus

268,92

1.255,11

534,05

150,19

13,00

17

Nilai

<

<<WWhD

18

Jml
Kasus

536,57

1.406,63

255,55

13.092,05

6.077,49

1.446,45

19

Nilai

<

21

20

Jml
Kasus

48,09

2,84

103,40

15,15

576,62

115,40

86,45

7,36

900,63

70,59

872,34

154,38

274,32

140,39

3,99

266,70

114,49

1.108,69

228,97

28,97

29,83

763,08

722,55

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

288,89

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

12

24

Jml
Kasus

23,66

117,90

66,88

418,51

4,21

25,34

7,73

165,71

7,50

50,96

3,06

5,34

20,16

12,26

187,53

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 2 - Lampiran 10

Badan Pemeriksa Keuangan


IHPS I Tahun 2014

31

32

Buku II - Lampiran

65

66

67

68

69

Prov. Riau

70

71

72 <<D

73 Kab. Kuantan Singingi

74

75

76

77

78

Prov. Jambi

79

80

81 Kab. Bungo

16

17

18

19

20

Kab. Batang Hari

Prov. Jambi

Kota Pekanbaru

Kota Dumai

Kab. Siak

Kab. Rokan Hulu

Kab. Pelalawan

Kab. Kampar

Prov. Riau

Kota Solok

Kota Sawahlunto

Kota Payakumbuh

Kota Pariaman

Kota Padang Panjang

Kota Padang

64

15

Kab. Tanah Datar

62

63 <

Kab. Solok Selatan

13

61

12

Kab. Solok

Kab. Sijunjung

Kab. Pesisir Selatan

Kab. Pasaman Barat

Kab. Pasaman

Kab. Padang Pariaman

14

59

58

60

57

10

56

11

55

No.

14

12

13

12

13

12

10

118

29

16

25

12

11

13

30

27

57

10

47

14

Jml Kasus

20

14

13

21

14

11

171

Jml
Kasus

Total

33

10

12

16

76

14

11

Jml Kasus
6

28

12

11

48

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

15

13

17

14

13

10

11

11

19

10

24

12

13

17

203

19

16

13

15

18

18

15

27

149

Jml
Kasus
592,22

3.871,69

5.145,77

7.874,48

78.870,68

2.017,66

3.355,82

2.289,66

3.805,76

7.211,52

622,15

6.135,50

137.373,10

77.452,17

240.263,34

1.158,53

941,18

4.246,85

3.235,85

544,60

USD 0,07

3.707,25

80.238,78

527,66

276,83

591,46

2.335,58

76,85

2.374,77

1.617,17

Nilai

Total

86

16

64

Jml
Kasus

816,77

4.746,81

3.914,42

26.958,09

603,51

2.163,89

1.480,28

2.574,20

2.886,11

89,30

598,07

427,72

10.371,58

21.194,66

267,22

122,44

337,82

268,93

527,51

259,91

81,94

272,13

276,83

570,83

1.324,04

19,17

249,72

145,35

76,41

10

Nilai

Kerugian Daerah

14

11

Jml
Kasus

1.371,37

39.530,38

57,41

762,16

652,28

4.262,66

135.438,77

57.775,13

198.948,41

199,34

422,24

3.909,03

1.868,74

17,09

2.569,80

79.396,67

573,21

789,35

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

30

28

13

Jml
Kasus

3.026,99

398,96

2.258,12

7.501,61

1.414,15

1.134,52

47,22

579,28

62,75

532,85

5.497,43

1.506,61

9.305,46

20.080,27

464,80

396,50

339,16

USD 0,07

163,86

760,17

99,15

20,63

438,33

57,68

1.335,70

1.471,82

515,81

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

66

48

Jml Kasus

Administrasi

16

Jml
Kasus

330,57

3.149,62

40,00

40,00

227,17

759,02

17

Nilai

<

<<WWhD

18

Jml
Kasus

27,93

1.730,98

713,68

156,38

19

Nilai

<

40

21

20

Jml
Kasus

2,66

1,51

171,72

1.425,45

3.819,36

9.249,56

72,51

381,70

111,42

50,23

325,00

88,07

86,02

304,46

1.419,41

1,10

6,68

236,17

61,80

71,76

25,46

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

652,28

88,04

740,32

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

10

24

Jml
Kasus

6,06

25,06

316,45

552,02

10,05

506,33

38,24

83,85

315,77

954,24

99,23

38,10

57,10

15,64

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 3 - Lampiran 10

IHPS I Tahun 2014


Badan Pemeriksa Keuangan

Kab. Tanjung Jabung Barat

Kab. Tanjung Jabung Timur

83

84

85

86

89

90

Prov. Sumatera Selatan

91

92

93

94

95

96

11

12

Prov. Bengkulu

107 Prov. Bengkulu

108 Kab. Bengkulu Selatan

109 Kab. Bengkulu Tengah

Buku II - Lampiran

10

15

132

16 106 Kota Prabumulih

15

10

15 105 Kota Palembang

20

10

12 102 Kab. Ogan Komering Ulu Timur

14 104 Kota Pagar Alam

11

11 101 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan

13 103 Kota Lubuklinggau

18

45

65

Jml Kasus

11

14

Kab. Ogan Komering Ilir

99

11

13

12

13

172

Jml
Kasus

Total

10 100 Kab. Ogan Komering Ulu

97 Kab. Musi Rawas

98 Kab. Ogan Ilir

Kab. Musi Banyuasin

Kab. Muara Enim

Kab. Lahat

Kab. Empat Lawang

Kab. Banyuasin

Prov. Sumatera Selatan

Kota Sungai Penuh

Kota Jambi

Kab. Tebo

87

88

10

Kab. Sarolangun

Kab. Muaro Jambi

Kab. Merangin

82 Kab. Kerinci

No.

43

70

Jml Kasus
6

44

37

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

32

12

15

15

11

19

13

23

21

17

10

133

15

19

18

12

23

15

13

14

12

11

15

11

20

222

Jml
Kasus

3.444,20

3.581,28

2.435,03

55.480,45

1.768,79

9.787,44

16.238,23

936,84

1.567,72

1.760,73

1.820,05

657,53

11.303,23

1.513,82

906,23

7.148,96

3.985,94

8.428,27

1.441,24

6.629,87

75.894,89

7.325,71

2.279,07

40.007,05

1.859,86

2.990,11

1.302,16

2.545,78

2.407,81

1.261,19

Nilai

Total

46

11

91

16

10

Jml
Kasus

2.330,06

1.041,59

11.414,73

761,70

8.005,42

2.585,58

135,34

1.328,78

1.572,48

1.563,99

390,85

2.155,78

548,18

563,65

5.044,02

3.984,65

3.766,02

1.321,24

3.827,01

37.554,69

1.909,99

2.187,64

3.473,56

1.326,88

2.970,14

1.271,92

2.374,01

704,76

1.261,19

10

Nilai

Kerugian Daerah

16

11

Jml
Kasus

3.444,20

32.233,70

511,28

384,15

132,89

29,67

141,17

8.678,14

965,64

442,98

11.285,92

2.199,63

3,56

35.432,56

523,26

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

20

32

13

Jml
Kasus

786,23

1.370,11

3.767,94

190,81

1.055,72

193,23

467,36

171,69

188,25

114,89

266,68

469,31

342,58

2.104,94

1,29

120,00

2.279,24

7.965,99

397,04

87,87

1.100,93

9,72

19,97

30,24

171,77

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

41

68

10

13

Jml Kasus

Administrasi

13

16

Jml
Kasus

464,99

23,33

5.583,50

32,00

250,40

37,58

4.662,25

80,64

5.062,87

2.819,05

17

Nilai

<

<<WWhD

18

Jml
Kasus

2.480,58

273,00

91,75

13.326,53

334,14

14.025,42

1.703,05

19

Nilai

<

34

12

20

Jml
Kasus

348,59

510,69

405,68

5.624,90

1.578,63

6,81

126,23

169,63

622,23

25,36

1.748,74

215,09

2.977,99

141,61

828,11

14.471,01

1.361,04

77,97

328,17

32,83

1.625,47

369,63

37,92

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

105,57

384,15

65,29

5.060,70

402,00

128,18

6.145,89

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

12

24

Jml
Kasus

68,21

68,21

333,12

0,53

156,68

25,79

82,83

100,35

5,00

1,29

2.062,18

2.767,77

106,25

98,20

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 4 - Lampiran 10

Badan Pemeriksa Keuangan


IHPS I Tahun 2014

33

34

Buku II - Lampiran

114 Kab. Mukomuko

115 Kab. Rejang Lebong

14

17

10

123 Kab. Lampung Utara

124 Kab. Mesuji

125 Kab. Pesawaran

126 Kab. Pringsewu

10 127 Kab. Tanggamus

11 128 Kab. Tulang Bawang

15 132 Kota Metro

13

3 135 Kab. Bangka Barat

5 137 Kab. Bangka Tengah

42

50

Jml Kasus

13

4 136 Kab. Bangka Selatan

2 134 Kab. Bangka

1 133 Prov. Kepulauan Bangka Belitung

88

14 131 Kota Bandar Lampung

9 Prov. Kepulauan Bangka Belitung

10

11

13 130 Kab. Way Kanan

12 129 Kab. Tulang Bawang Barat

122 Kab. Lampung Timur

12

120 Kab. Lampung Selatan

121 Kab. Lampung Tengah

119 Kab. Lampung Barat

16

125

118 Prov. Lampung

Prov. Lampung

21

113 Kab. Lebong

11

11 117 Kota Bengkulu

112 Kab. Kepahiang

14

11

111 Kab. Kaur

Jml
Kasus

Total

10 116 Kab. Seluma

110 Kab. Bengkulu Utara

No.

41

49

Jml Kasus
6

26

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

19

17

19

10

16

11

22

12

19

21

122

10

12

18

15

12

15

20

11

14

175

Jml
Kasus

456,34

7.337,21

794,37

283,53

1.218,54

3.642,09

23.934,26

1.266,82

3.042,68

1.410,62

1.411,37

844,09

3.676,54

2.098,12

4.416,10

8.812,36

3.391,11

9.268,98

5.351,54

670,49

1.190,79

9.364,48

56.216,09

25.017,43

2.523,41

9.822,27

2.958,16

1.814,52

3.427,81

Nilai

Total

14

54

11

13

72

Jml
Kasus
-

947,66

350,43

283,53

1.008,88

1.785,78

6.854,01

1.234,55

1.180,65

361,63

584,33

312,59

1.845,92

3.845,59

3.285,59

1.865,39

1.361,26

4.843,67

450,57

210,64

4.219,77

25.602,15

697,92

911,34

1.716,06

1.639,57

2.820,10

258,09

10

Nilai

Kerugian Daerah

11

Jml
Kasus

8,92

1,94

69,64

5.109,70

1.850,17

810,19

321,91

443,20

410,11

259,54

823,91

4.919,03

20.664,27

532,72

7.583,59

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

19

18

13

Jml
Kasus
-

6.389,55

442,00

140,02

1.856,31

9.757,28

11,86

1,49

16,85

522,18

160,40

879,68

65,65

507,87

219,92

4.320,80

6.706,70

845,34

255,96

15,39

11,61

24,79

260,26

198,25

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

44

59

Jml Kasus

Administrasi

16

Jml
Kasus

48,73

32,27

950,00

2.918,30

252,20

1.525,72

6.775,53

12.454,02

2.459,69

507,23

1.789,73

338,53

17

Nilai

<

<<WWhD

18

Jml
Kasus

2.164,54

97,50

2,45

4.647,09

807,00

980,15

6.534,19

350,21

823,39

1.306,98

19

Nilai

<

13

24

20

Jml
Kasus

920,07

49,65

1.263,23

271,55

572,09

584,33

16,65

477,81

285,07

393,78

5,18

858,30

210,65

107,81

3.783,22

137,10

25,00

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

810,19

810,19

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

24

Jml
Kasus

5.733,39

5.754,83

11,86

16,85

28,71

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 5 - Lampiran 10

IHPS I Tahun 2014


Badan Pemeriksa Keuangan

82

7 156 Kab. Cianjur

8 157 Kab. Cirebon

Buku II - Lampiran

12 161 Kab. Kuningan

15

11 160 Kab. Karawang

10 159 Kab. Indramayu

9 158 Kab. Garut

6 155 Kab. Ciamis

11

5 154 Kab. Bogor

2
8

12

4 153 Kab. Bekasi

3 152 Kab. Bandung Barat

14

2 151 Kab. Bandung

18

131

19

19

26

Jml Kasus

249

51

1 150 Prov. Jawa Barat

12 Prov. Jawa Barat

1 149 Prov. DKI Jakarta

51

11

8 148 Kota Tanjungpinang

11 Prov. DKI Jakarta

13

11

7 147 Kota Batam

6 146 Kab. Natuna

5 145 Kab. Lingga

13

3 143 Kab. Karimun

4 144 Kab. Kepulauan Anambas

10

2 142 Kab. Bintan

1 141 Prov. Kepulauan Riau

10 Prov. Kepulauan Riau

15

8 140 Kota Pangkalpinang

14

Jml
Kasus

Total

7 139 Kab. Belitung Timur

6 138 Kab. Belitung

No.

72

17

17

29

10

Jml Kasus
6

46

15

15

27

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

74

74

11

59

14

14

13

13

15

20

21

10

19

10

12

16

16

336

Jml
Kasus

381,34

USD 313,40

4.145,04

9.785,30

4.038,11

8.116,24

1.175,33

440,01

9.445,66

5.230,21

1.691,89

17.890,11

9.651,03

USD 313,40

120.857,54

1.459.999,53

1.459.999,53

556,15

65,67

664,66

512,28

355,58

5.309,37

7.463,71

722,09

8.715,65

1.220,78

Nilai

Total

34

34

13

11

13

11

174

Jml
Kasus

374,33

2.980,74

8.100,42

3.100,04

6.692,39

1.084,79

440,01

5.455,38

1.255,06

582,45

11.506,51

2.044,91

80.708,86

75.198,82

75.198,82

373,57

60,36

581,94

492,30

70,96

350,15

1.929,28

682,47

589,33

1.205,93

10

Nilai

Kerugian Daerah

13

11

Jml
Kasus
-

311,02

240,39

994,51

5.082,50

7.750,71

1.315.557,81

1.315.557,81

264,68

264,68

5.038,12

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

50

11

11

13

Jml
Kasus

7,01

USD 313,40

853,28

1.124,88

938,07

1.183,46

90,54

2.995,77

1.109,44

27,54

7,00

USD 313,40

16.707,77

69.242,90

69.242,90

182,58

5,31

82,72

19,98

19,94

4.959,22

5.269,75

39,62

874,93

14,85

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

87

20

20

38

Jml Kasus

Administrasi

16

Jml
Kasus
-

2.113,56

3.345,93

48,73

17

Nilai

<

<<WWhD

18

Jml
Kasus

560,00

1.861,59

1.273,56

7.599,12

12.344,27

2.164,54

19

Nilai

<

43

20

Jml
Kasus

197,89

77,79

1.892,84

520,51

137,12

251,93

1.465,39

1.173,94

270,78

273,76

11.739,39

11.017,56

11.017,56

108,24

108,24

274,56

18,95

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

13

24

Jml
Kasus

4,74

125,71

812,04

7,21

103,48

0,34

27,54

2.388,76

3.230,74

3.230,74

2,16

19,98

22,14

6,59

14,85

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 6 - Lampiran 10

Badan Pemeriksa Keuangan


IHPS I Tahun 2014

35

36

Buku II - Lampiran

26 175 Kota Sukabumi

27 176 Kota Tasikmalaya

13

13

9 185 Kab. Demak

10 186 Kab. Grobogan

13 189 Kab. Kebumen

14 190 Kab. Kendal

15 191 Kab. Klaten

12 188 Kab. Karanganyar

10

14

8 184 Kab. Cilacap

11 187 Kab. Jepara

13

7 183 Kab. Brebes

15

6 182 Kab. Boyolali

5 181 Kab. Blora

18

10

131

4 180 Kab. Batang

2 178 Kab. Banjarnegara

Jml Kasus

3 179 Kab. Banyumas

13

1 177 Prov. Jawa Tengah

390

10

24 173 Kota Cirebon

25 174 Kota Depok

13 Prov. Jawa Tengah

11

23 172 Kota Cimahi

15

21 170 Kota Bekasi

22 171 Kota Bogor

18 167 Kab. Tasikmalaya

20 169 Kota Banjar

17 166 Kab. Sumedang

11

15

16 165 Kab. Sukabumi

19 168 Kota Bandung

15 164 Kab. Subang

11

14 163 Kab. Purwakarta

Jml
Kasus

Total

13 162 Kab. Majalengka

No.

176

Jml Kasus
6

10

83

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

13

15

14

20

17

10

16

13

19

10

12

16

15

16

10

11

25

370

Jml
Kasus

2.677,85

846,78

12.431,21

477,20

7.408,90

184,81

501,13

822,73

1.440,78

1.153,91

210,70

960,81

2,00

644,50

1.042,48

46.125,00

5.300,85

6.956,77

3.339,78

734,69

2.200,51

533,13

5.370,65

355,62

5.198,33

3.832,55

2.021,86

7.939,85

2.125,12

1.627,40

1.330,16

Nilai

Total

13

10

126

Jml
Kasus

1.964,01

649,28

2.611,52

314,51

717,74

80,30

120,57

326,77

656,76

1.153,91

27,74

127,43

492,81

653,38

21.383,54

5.300,85

6.956,77

873,31

369,85

822,69

533,13

1.974,34

355,62

4.530,00

3.048,96

1.078,39

7.613,60

994,46

1.627,40

1.012,46

10

Nilai

Kerugian Daerah

13

11

Jml
Kasus

9.709,84

37,50

7,40

79,05

9.845,53

249,56

42,10

729,10

101,53

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

68

13

Jml
Kasus

586,25

197,50

59,85

162,69

6.691,16

67,01

380,56

488,56

704,97

36,83

833,38

2,00

151,69

389,10

13.779,50

2.466,47

364,84

3.025,79

626,23

214,37

326,25

1.029,13

317,70

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

10

152

Jml Kasus

Administrasi

16

Jml
Kasus

692,71

327,82

120,96

783,59

17

Nilai

<

<<WWhD

18

Jml
Kasus

127,59

50,00

146,13

423,72

1.050,00

19

Nilai

<

79

20

Jml
Kasus

35,65

264,29

2.611,52

175,27

566,09

17,24

42,45

6,09

248,25

795,12

18,52

127,43

257,62

653,40

9.898,33

6,80

753,83

174,82

192,50

3,73

355,62

3.990,14

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

27

24

Jml
Kasus

15,79

126,55

27,25

5,50

31,03

834,40

135,91

145,66

1.538,42

122,28

20,00

1.149,74

15,68

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 7 - Lampiran 10

IHPS I Tahun 2014


Badan Pemeriksa Keuangan

32 208 Kota Pekalongan

67

14 Prov. D. I. Yogyakarta

Buku II - Lampiran

1 219 Prov. Jawa Timur

15 Prov. Jawa Timur


2

138

25

312

6 218 Kota Yogyakarta

10

4 216 Kab. Kulon Progo

20

3 215 Kab. Gunung Kidul

5 217 Kab. Sleman

13

2 214 Kab. Bantul

11

11

36 212 Kota Tegal

1 213 Prov. D.I. Yogyakarta

12

12

34 210 Kota Semarang

35 211 Kota Surakarta

11

12

31 207 Kota Magelang

33 209 <^

27 203 Kab. Tegal

28 204 Kab. Temanggung

10

12

25 201 Kab. Sragen

26 202 Kab. Sukoharjo

30 206 Kab. Wonosobo

5
3

11

10

24 200 Kab. Semarang

29 205 Kab. Wonogiri

12

13

23 199 Kab. Rembang

20 196 Kab. Pemalang

16

14

19 195 Kab. Pekalongan

22 198 Kab. Purworejo

10

18 194 <W

Jml Kasus

21 197 Kab. Purbalingga

14

17 193 Kab. Magelang

10

Jml
Kasus

Total

16 192 Kab. Kudus

No.

130

29

11

Jml Kasus
6

44

13

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

10

17

59

18

13

13

11

10

16

15

313

Jml
Kasus

476,33

112,35

507,75

518,63

70.245,83

USD 0,37

248.209,84

517,33

5.234,75

19,51

627,98

301,81

6.701,38

185,50

2.749,70

2.114,86

163,56

403,14

699,38

718,38

581,29

40,33

1.835,80

227,82

211,14

152,28

775,14

435,49

798,89

1.611,45

Nilai

Total

10

128

Jml
Kasus

63.287,95

118.449,53

313,20

2,72

19,51

266,23

601,66

124,92

2.747,43

1.351,88

137,59

396,89

480,51

638,91

434,47

40,33

1.585,80

145,61

210,73

147,42

446,04

433,11

229,49

712,53

170,31

31,48

502,73

518,63

10

Nilai

Kerugian Daerah

14

11

Jml
Kasus

11,74

4.385,26

85.653,22

4.480,60

4.480,60

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

49

12

13

Jml
Kasus

5,02

2.572,62

USD 0,37

42.488,91

204,13

751,43

361,75

301,81

1.619,12

60,58

2,27

217,04

25,97

6,25

218,87

79,47

71,68

250,00

82,21

0,41

4,86

329,10

2,38

569,40

887,18

134,39

80,87

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

113

38

Jml Kasus

Administrasi

16

536,53

545,94

75,14

71,63

17

Nilai

Jml
Kasus

<

<<WWhD

18

Jml
Kasus

1.081,65

100,00

19

Nilai

<

82

20

Jml
Kasus

63.287,98

77.436,53

294,90

2,72

19,51

258,55

575,68

42,74

22,93

1.055,01

137,59

112,86

125,29

33,29

4,38

44,39

105,31

117,92

147,42

446,34

193,95

22,78

712,53

170,31

31,48

23,22

529,65

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

76,20

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

25

24

Jml
Kasus

5.180,84

49,69

105,29

216,50

371,48

4,14

0,69

21,91

9,84

71,69

12,43

4,86

7,52

2,38

80,87

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 8 - Lampiran 10

Badan Pemeriksa Keuangan


IHPS I Tahun 2014

37

38

Buku II - Lampiran
6

8 226 Kab. Jember

9 227 Kab. Jombang

13 231 Kab. Madiun

14 232 Kab. Magetan

3
4

32 250 Kota Blitar

33 251 Kota Kediri

2
5

11

30 248 Kab. Tulungagung

31 249 Kota Batu

10

28 246 Kab. Trenggalek

29 247 Kab. Tuban

26 244 Kab. Situbondo

13

25 243 Kab. Sidoarjo

27 245 Kab. Sumenep

23 241 Kab. Probolinggo

22 240 Kab. Ponorogo

24 242 Kab. Sampang

19 237 Kab. Pacitan

21 239 Kab. Pasuruan

18 236 Kab. Ngawi

10

17 235 Kab. Nganjuk

20 238 Kab. Pamekasan

11

16 234 Kab. Mojokerto

15 233 Kab. Malang

12 230 Kab. Lumajang

11 229 Kab. Lamongan

10 228 Kab. Kediri

13

7 225 Kab. Gresik

12

5 223 Kab. Bojonegoro

6 224 Kab. Bondowoso

1
4

Jml Kasus

11

4 222 Kab. Blitar

3 221 Kab. Banyuwangi

Jml
Kasus

Total

2 220 Kab. Bangkalan

No.

Jml Kasus

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

10

15

13

18

11

12

13

Jml
Kasus

1.312,85

4.284,13

10.179,36

832,17

685,70

701,23

2.125,57

95,86

16.702,31

2.243,16

1.763,95

922,57

821,10

1.270,52

20,00

883,61

389,00

24.304,48

590,00

502,96

374,07

982,62

15.052,64

303,45

135,19

1.998,71

USD 0,37

70.232,12

714,90

3.181,60

649,45

323,96

1.474,59

Nilai

Total

10

Jml
Kasus

1.312,85

267,88

131,57

804,18

685,70

701,23

1.045,73

84,89

1.395,36

1.836,17

36,27

798,27

732,41

1.270,52

685,79

389,00

24.160,12

413,99

495,02

224,17

491,50

4.826,66

269,47

135,19

1.995,65

714,90

2.881,15

105,24

323,96

1.292,17

10

Nilai

Kerugian Daerah

11

Jml
Kasus

76,20

842,14

7.081,07

406,99

1.623,63

184,40

57,42

70.188,00

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

13

Jml
Kasus

3.940,05

10.047,79

3,25

157,70

10,97

8.225,88

104,05

124,30

34,44

197,82

144,36

176,01

7,94

306,72

10.168,56

33,98

3,06

USD 0,37

44,12

300,45

32,42

182,42

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

Jml Kasus

Administrasi

16

Jml
Kasus

24,74

511,79

17

Nilai

<

<<WWhD

18

Jml
Kasus

80,00

54,25

20,00

20

Jml
Kasus

221,23

258,79

131,57

697,19

655,63

701,23

44,19

1.395,37

1.200,61

36,27

100,00

733,64

77,71

247,97

270,48

1.573,88

197,35

128,08

81,76

154,31

785,24

269,47

27,31

224,69

289,38

1.122,02

105,24

323,97

401,08

21

Nilai

Kerugian Daerah

149,90

19

Nilai

<

22

Jml
Kasus

76,20

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

24

Jml
Kasus

487,44

3,25

73,73

124,94

72,35

37,98

105,18

0,07

25,52

12,77

33,98

3,06

301,70

0,26

182,42

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 9 - Lampiran 10

IHPS I Tahun 2014


Badan Pemeriksa Keuangan

12

13

7 273 Kab. Karangasem

8 274 Kab. Klungkung

9 275 Kab. Tabanan

10 276 Kota Denpasar

18

4 270 Kab. Buleleng

6 272 Kab. Jembrana

14

3 269 Kab. Bangli

5 271 Kab. Gianyar

24

116

2 268 Kab. Badung

1 267 Prov. Bali

17 Prov. Bali

9 266 Kota Tangerang Selatan

11

42

17

8 265 Kota Tangerang

7 264 Kota Serang

6 263 Kota Cilegon

15

5 262 Kab. Tangerang

12

4 261 Kab. Serang

17

3 260 Kab. Pandeglang

2 259 Kab. Lebak

28

36

123

1 258 Prov. Banten

16 Prov. Banten

39 257 Kota Surabaya

37 255 Kota Pasuruan

38 256 Kota Probolinggo

14

36 254 Kota Mojokerto

13

35 253 Kota Malang

Jml Kasus

Jml
Kasus

Total

34 252 Kota Madiun

No.

13

12

57

11

11

51

Jml Kasus
6

17

11

36

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

11

16

12

12

14

12

21

13

114

11

13

16

22

17

13

14

37

152

Jml
Kasus

7.366,65

1.026,23

35

18

58

Jml
Kasus

565,55

717,14

183,22

1.606,78

129,73

250,28

1.052,91

264,14

6.323,07

3.278,06

14.370,88

5.414,33

3.478,22

4.764,01

2.164,34

2.813,86

3.593,95

300,33

2.817,09

54.036,29

79.382,42

394,25

64,93

943,21

2.436,86

815,32

10

Nilai

Kerugian Daerah

199,97

1.666,65

683,69

685,33

4.561,15

264,14

44.203,50

3.292,66

63.949,97

5.921,80

52.320,58

6.134,49

2.211,68

5.879,05

USD 0,86

4.421,58

717,99

3.843,65

64.180,65

USD 0,86

145.631,47

5.996,15

842,43

943,21

3.313,07

815,32

Nilai

Total

10

11

Jml
Kasus

6.801,10

553,96

3.044,63

36.104,57

46.504,26

200,26

47.732,76

1.828,91

977,26

1.450,17

52.189,36

808,11

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

28

13

Jml
Kasus

309,09

16,75

59,87

42,50

463,61

766,77

14,60

1.673,19

146,61

1.109,60

748,90

47,34

858,55

USD 0,86

695,64

417,66

8.514,21

USD 0,86

12.538,51

5.601,90

68,10

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

10

55

10

49

Jml Kasus

Administrasi

16

Jml
Kasus

130,00

725,59

855,59

160,60

298,73

131,99

49,30

179,98

820,60

17

Nilai

<

<<WWhD

18

Jml
Kasus

262,55

283,50

546,05

621,58

79,00

700,58

777,50

19

Nilai

<

23

565,55

717,15

174,69

556,93

129,74

250,28

584,41

191,24

6.134,00

3.269,27

12.573,26

91,05

51,94

64,80

163,47

623,51

122,19

2
-

38,97

79,58

129,72

1.365,23

395,32

64,93

349,31

68,01

815,32

21

Nilai

14

20

Jml
Kasus

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

24

Jml
Kasus

2,39

200,14

7,31

185,04

392,49

187,50

108,51

7,78

218,25

522,04

3.713,80

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 10 - Lampiran 10

Badan Pemeriksa Keuangan


IHPS I Tahun 2014

Buku II - Lampiran

39

40

Buku II - Lampiran

9 285 Kab. Sumbawa Barat

11

5 304 Kab. Kubu Raya

10

3 302 Kab. Kayong Utara

4 303 Kab. Ketapang

2 301 Kab. Kapuas Hulu

44

101

1 300 Kab. Bengkayang

20 Prov. Kalimantan Barat

18

17

11 298 Kab. Timor Tengah Selatan

12 299 Kota Kupang

8 295 Kab. Sikka

10

7 294 Kab. Sabu Raijua

9 296 Kab. Sumba Barat

18

6 293 Kab. Rote Ndao

10 297 Kab. Sumba Timur

14

5 292 Kab. Ngada

14

14

52

38

4 291 Kab. Manggarai Barat

23

158

10

Jml Kasus

3 290 Kab. Flores Timur

2 289 Kab. Ende

1 288 Prov. Nusa Tenggara Timur

19 Prov. Nusa Tenggara Timur

11 287 Kota Mataram

10 286 Kota Bima

12

7 283 Kab. Lombok Utara

8 284 Kab. Sumbawa

11

5 281 Kab. Lombok Tengah

6 282 Kab. Lombok Timur

10

4 280 Kab. Lombok Barat

3 279 Kab. Dompu

99

11

Jml
Kasus

Total

2 278 Kab. Bima

1 277 Prov. Nusa Tenggara Barat

18 Prov. Nusa Tenggara Barat

No.

41

10

12

67

46

Jml Kasus
6

16

39

15

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

14

12

122

23

28

13

10

19

12

20

10

31

16

17

208

12

19

27

12

13

14

13

19

11

153

Jml
Kasus

459,43

891,07

660,71

2.262,55

677,43

107.753,89

2.316,46

6.293,10

469,32

361,60

2.561,23

14.452,81

11.186,49

8.259,73

3.415,10

447,62

1.245,78

1.542,04

52.551,28

578,69

3.390,86

4.341,68

1.093,36

443,65

1.188,64

201,83

6.164,64

903,08

2.268,07

33.660,09

54.234,59

Nilai

Total

47

10

10

64

10

59

Jml
Kasus

361,30

782,72

519,91

2.221,02

274,39

9.088,88

909,99

2.891,27

429,38

94,74

275,61

875,54

971,62

199,39

815,60

375,63

641,14

237,40

8.717,31

527,66

243,56

1.427,67

312,27

295,20

950,03

201,83

75,02

669,97

1.528,36

808,03

7.039,60

10

Nilai

Kerugian Daerah

16

11

Jml
Kasus

13,01

72,03

41,53

93.758,75

427,55

10,44

155,75

10.048,74

7.844,64

18.487,12

75,00

36,11

1.785,47

77,00

32.639,52

34.613,10

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

20

47

25

13

Jml
Kasus

85,12

108,35

68,77

403,04

4.906,26

978,92

3.401,83

39,94

256,42

2.285,62

13.421,52

166,13

215,70

2.599,50

71,99

604,64

1.304,64

25.346,85

13,75

458,07

1.792,85

148,92

116,02

238,61

4.304,15

156,11

739,71

52,54

8.020,73

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

39

12

10

16

90

52

Jml Kasus

Administrasi

16

Jml
Kasus

37,28

18

Jml
Kasus

2.614,23

1.085,05

160,00

3.859,28

19

Nilai

<

632,17

32,43

701,88

17

Nilai

<

<<WWhD

13

22

26

20

Jml
Kasus

23,66

333,63

1.036,97

239,01

8,50

51,87

87,42

15,05

246,67

394,67

199,40

90,29

61,16

42,71

1.436,75

301,97

506,36

301,68

254,76

195,21

108,33

533,26

2.201,57

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

2,55

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

17

10

24

Jml
Kasus

1.059,12

124,86

500,34

39,94

85,47

13,50

12,45

187,38

8,45

2,49

52,89

1.027,77

1,50

34,12

1,81

8,24

3,21

56,35

52,54

157,77

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 11 - Lampiran 10

IHPS I Tahun 2014


Badan Pemeriksa Keuangan

12

11

12

21

5 329 Kab. Hulu Sungai Selatan

7 331 Kab. Hulu Sungai Utara

8 332 Kab. Kotabaru

9 333 Kab. Tabalong

4 328 Kab. Barito Kuala

6 330 Kab. Hulu Sungai Tengah

12

2 326 Kab. Balangan

3 327 Kab. Banjar

12

153

1 325 Prov. Kalimantan Selatan

22 Prov. Kalimantan Selatan

15

11 324 Kab. Sukamara

10 323 Kab. Pulang Pisau

52

18

9 322 Kab. Murung Raya

8 321 Kab. Lamandau

4
2
6

15

5 318 Kab. Gunung Mas

11

12

4 317 Kab. Barito Utara

7 320 <<

20

3 316 Kab. Barito Timur

12

2 315 Kab. Barito Selatan

58

6 319 Kab. Kapuas

14

1 314 Prov. Kalimantan Tengah

138

14 313 Kota Singkawang

21 Prov. Kalimantan Tengah

13

11 310 Kab. Sekadau

13 312 <W

9 308 Kab. Sambas

10 309 Kab. Sanggau

12 311 Kab. Sintang

13

8 307 <W

11

7 306 Kab. Melawi

Jml Kasus

Jml
Kasus

Total

6 305 Kab. Landak

No.

10

63

56

Jml Kasus
6

38

24

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

10

13

19

19

12

10

13

153

11

14

15

23

13

113

Jml
Kasus

899,38

2.295,67

1.058,86

892,81

1.407,07

882,68

269,03

388,83

2.480,73

25.804,16

748,73

2.753,58

10.260,43

5.679,78

6.844,18

2.318,63

304,69

1.234,68

7.083,22

1.685,30

2.476,23

41.389,45

58.878,00

8.339,01

563,71

2.045,45

1.418,37

983,41

4.471,00

24.280,53

1.823,22

Nilai

Total

53

43

Jml
Kasus

856,89

2.280,98

719,05

168,42

148,68

53,18

109,74

189,80

302,99

7.027,68

388,74

223,85

8.979,28

110,49

1.560,40

230,66

980,53

2.895,48

581,33

1.983,02

17.933,78

324,00

351,56

11,56

1.192,28

127,73

794,30

1.826,17

301,94

10

Nilai

Kerugian Daerah

11

12

11

Jml
Kasus

724,39

1.258,39

692,70

100,00

425,00

15.496,06

7,17

2.173,85

6.733,69

758,23

59,12

3.932,28

91,08

493,21

14.248,63

58.411,46

7.007,63

895,46

2,55

428,57

3.674,55

21.807,83

1.404,13

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

22

11

13

Jml
Kasus

42,49

14,69

339,81

136,80

159,29

99,03

1.752,74

3.280,42

9,93

355,88

1.281,15

14,91

254,15

165,27

41,31

2.122,60

466,54

1.007,38

212,15

1.138,43

223,54

427,11

2,15

646,53

117,15

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

12

67

10

43

Jml Kasus

Administrasi

16

Jml
Kasus

90,19

18

Jml
Kasus

342,89

5.679,78

971,58

6.994,25

19

Nilai

<

90,19

17

Nilai

<

<<WWhD

18

20

20

Jml
Kasus

64,11

7,72

155,71

18,10

32,47

133,63

115,80

953,78

184,51

44,31

636,72

1.278,68

196,43

1.194,56

504,98

1.983,02

6.023,21

52,29

355,30

35,24

236,85

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

5,85

25,35

493,21

493,21

2,55

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

10

24

Jml
Kasus

5,97

27,15

75,90

38,03

306,50

537,53

57,50

466,09

14,91

538,50

19,43

1.007,38

26,34

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 12 - Lampiran 10

Badan Pemeriksa Keuangan


IHPS I Tahun 2014

Buku II - Lampiran

41

42

Buku II - Lampiran

13

4 342 Kab. Nunukan

11 359 Kota Kotamobagu

12 360 Kota Tomohon

22

9 357 Kab. Minahasa Utara

10 358 Kota Bitung


2

13

8 356 Kab. Minahasa

10

16

16

20

10

40

14

149

1 349 Kab. Bolaang Mongondow


Kab. Bolaang Mongondow
2 350
Selatan
Kab. Bolaang Mongondow
3 351
Timur
Kab. Bolaang Mongondow
4 352
Utara
5 353 Kab. Kepulauan Sangihe
Kab. Kep. Siau Tagulandang
6 354
Biaro
7 355 Kab. Kepulauan Talaud

24 Sulawesi Utara

10 348 Kota Tarakan

11

8 346 Kota Bontang

9 347 Kota Samarinda

7
4

23

13

44

7 345 Kota Balikpapan

6 344 Kab. Penajam Paser Utara

13

3 341 Kab. Malinau

5 343 Kab. Paser

23

1 339 Kab. Berau

2 340 Kab. Bulungan

123

23 Kalimantan Timur

14 338 Kota Banjarmasin

1
5

Jml Kasus

16

16

Jml
Kasus

Total

13 337 Kota Banjarbaru

12 336 Kab. Tapin

11 335 Kab. Tanah Laut

10 334 Kab. Tanah Bumbu

No.

12

64

12

11

57

Jml Kasus
6

45

22

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

10

12

15

10

18

35

10

31

20

18

21

23

24

14

27

28

269

10

13

19

11

21

17

16

26

145

Jml
Kasus

1.512,41

5.105,70

1.437,11

2.215,26

4.806,11

4.886,65

1.935,59

2.276,68

2.835,88

978,66

5.036,48

4.266,03

37.292,56

1.156,72

3.165,84

20.257,16

1.550,75

2.781,32

16.812,92

5.682,62

2.508,36

9.899,30

2.928,94

66.743,93

386,73

12.311,44

721,77

1.223,73

585,43

Nilai

Total

19

46

15

12

13

10

11

15

117

Jml
Kasus

1.329,58

1.994,55

993,30

964,50

861,28

2.657,70

1.462,30

1.979,95

496,16

960,67

2.778,51

3.746,11

20.224,61

361,87

542,06

661,65

381,46

256,35

17,56

1.958,52

807,48

5.042,23

2.928,94

12.958,12

148,11

157,46

721,77

931,26

239,35

10

Nilai

Kerugian Daerah

14

23

11

Jml
Kasus

793,97

273,09

961,63

3.802,26

792,95

1,22

17,99

1.357,30

8.000,41

16.452,68

1.021,15

16.597,33

3.361,86

1.176,41

3.299,25

41.908,68

217,84

11.866,65

211,09

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

37

24

13

Jml
Kasus

101,88

324,95

106,06

275,33

142,57

512,47

303,58

166,44

101,37

792,67

441,14

3.268,46

794,85

2.623,78

3.142,83

1.169,29

1.503,82

198,03

362,24

524,47

1.557,82

11.877,13

20,78

287,33

292,47

134,99

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

10

11

10

77

12

49

Jml Kasus

Administrasi

19

16

Jml
Kasus

80,95

1.992,23

64,66

13,80

923,53

169,71

130,29

2.237,13

78,78

3
-

18

Jml
Kasus

108,00

108,00

19

Nilai

<

5.691,08

17

Nilai

<

<<WWhD

13

65

13

20

Jml
Kasus

621,15

1.284,70

993,34

215,47

353,27

16,05

1.185,32

1.046,58

90,02

72,40

1.538,99

7.417,29

542,06

603,13

381,46

17,56

318,93

360,92

309,91

2.533,97

45,25

141,61

239,38

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

273,09

1,22

274,31

5.155,57

142,75

93,99

5.392,31

19,50

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

35,98

8,77
-

112,58

71,66

57,12

286,11

111,19

207,97

690,87

1.156,39

15,87

2.182,29

20,78

10,00

59,17

25

Nilai

11

24

Jml
Kasus

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 13 - Lampiran 10

IHPS I Tahun 2014


Badan Pemeriksa Keuangan

12 372 Kota Palu

16

21

16 388 Kab. Sidenreng Rappang

21

12 384 Kab. Luwu Utara

16

13 385 Kab. Maros


Kab. Pangkajene dan
14 386
Kepulauan
15 387 Kab. Pinrang

18

11 383 Kab. Luwu Timur

12

10 382 Kab. Luwu

21

9 381 Kab. Kep. Selayar

8 380 Kab. Jeneponto

7 379 Kab. Gowa

23

6 378 Kab. Enrekang

4
2

12

4 376 Kab. Bone

5 377 Kab. Bulukumba

96

15

2 374 Kab. Bantaeng

3 375 Kab. Barru

12

1 373 Prov. Sulawesi Selatan

376

11 371 Kab. Tolitoli

26 Prov. Sulawesi Selatan

10 370 Kab. Tojo Una-Una

10

8 368 Kab. Poso

9 369 Kab. Sigi

11

5 365 Kab. Donggala

6 366 Kab. Morowali

4 364 Kab. Buol

7 367 Kab. Parigi Moutong

3 363 Kab. Banggai Kepulauan

24

2 362 Kab. Banggai

81

Jml Kasus

Jml
Kasus

Total

1 361 Prov. Sulawesi Tengah

25 Prov. Sulawesi Tengah

No.

11

16

11

193

45

Jml Kasus
6

87

12

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

12

12

14

15

16

25

16

12

20

13

10

22

354

12

14

14

21

21

23

13

16

13

14

33

203

Jml
Kasus

2.663,77

195,34

848,92

669,73

378,43

1.457,32

311,26

10.906,10

6.717,96

6.350,85

1.171,23

1.154,61

231,36

4.849,21

831,38

17.945,88

81.591,38

2.135,49

2.006,95

2.985,62

1.377,91

2.100,76

5.178,98

7.005,31

4.400,95

9.722,22

2.413,50

3.900,90

18.314,17

61.542,76

Nilai

Total

97

12

20

11

10

118

Jml
Kasus

2.600,68

56,65

130,64

188,15

57,83

503,25

238,98

3.289,38

5.102,65

2.496,79

753,81

694,36

210,06

61,13

547,13

6.260,75

39.968,06

1.637,25

1.611,13

2.040,57

1.121,22

1.835,10

3.593,17

5.040,60

1.890,78

2.549,83

2.265,07

1.293,93

10.933,56

35.812,21

10

Nilai

Kerugian Daerah

17

12

11

Jml
Kasus

63,18

295,28

5.167,31

15,25

3.828,81

14.400,58

392,33

260,11

1.008,28

364,03

6.015,44

2.094,83

667,48

10.802,50

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

68

34

13

Jml
Kasus

63,09

138,69

718,28

418,40

320,60

658,79

72,28

2.449,41

1.615,31

3.854,06

402,17

460,25

21,30

959,27

284,25

11.685,13

27.222,74

105,91

135,71

43,31

215,08

1.763,37

2.146,14

716,94

148,43

512,14

448,47

6.235,50

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

12

148

45

Jml Kasus

Administrasi

16

Jml
Kasus

18

Jml
Kasus

138,36

193,60

265,66

5.495,47

6.093,09

19

Nilai

<

806,69

19,78

362,45

201,34

440,01

769,19

2.599,46

17

Nilai

<

<<WWhD

53

55

20

Jml
Kasus

2.551,70

56,66

76,33

64,90

15,55

171,59

1,00

59,66

27,66

2.079,53

55,00

694,37

210,06

51,34

143,80

4.078,91

12.505,45

696,59

277,45

519,30

1.121,22

1.506,23

1.914,26

14,99

1.698,58

976,22

853,72

1.152,58

2.595,73

13.326,87

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

19,56

207,88

84,45

311,89

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

27

18

24

Jml
Kasus

23,74

108,73

40,71

233,86

496,71

35,20

587,43

388,63

48,04

10,67

568,91

51,75

3.093,94

4,18

41,05

14,98

3,46

737,47

450,24

80,13

512,14

139,38

1.983,03

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 14 - Lampiran 10

Badan Pemeriksa Keuangan


IHPS I Tahun 2014

Buku II - Lampiran

43

44

Buku II - Lampiran

1
4

12

6 416 Kab. Pohuwato

7 417 Kota Gorontalo

2
4

11

22

15

3 413 Kab. Bone Bolango

2 412 Kab. Boalemo

4 414 Kab. Gorontalo

64

1 411 Prov. Gorontalo

28 Prov. Gorontalo

12 409 Kota Baubau

5 415 Kab. Gorontalo Utara

2
3

13 410 Kota Kendari

11 408 Kab. Wakatobi

16

9 406 Kab. Konawe Utara

10 407 Kab. Muna

10

8 405 Kab. Konawe Selatan

7 404 Kab. Konawe

6
3

6 403 Kab. Kolaka Utara

15

4 401 Kab. Buton Utara

17

3 400 Kab. Buton

43

5 402 Kab. Kolaka

13

2 399 Kab. Bombana

1 398 Prov. Sulawesi Tenggara

126

17

25 397 Kota Pare-Pare

27 Prov. Sulawesi Tenggara

15

24 396 Kota Palopo

16

18

22 394 Kab. Wajo

23 395 Kota Makassar

19

21 393 Kab. Toraja Utara

7
4

17

20

23

Jml Kasus

19 391 Kab. Takalar

Jml
Kasus

Total

20 392 Kab. Tana Toraja

18 390 Kab. Soppeng

17 389 Kab. Sinjai

No.

30

11

63

10

10

10

11

12

Jml Kasus
6

12

20

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

17

23

21

14

16

20

15

14

13

12

10

10

26

15

100

13

21

13

13

18

14

11

17

16

15

21

16

195

Jml
Kasus

726,10

1.443,42

3.163,45

1.744,95

523,03

2.668,15

1.207,06

11.476,16

1.986,38

6.291,17

1.504,92

519,64

3.258,42

6.465,27

3.406,57

739,06

17.634,39

852,99

2.071,16

581,81

20.501,92

65.813,70

3.089,22

9.267,33

4.009,19

3.174,31

1.026,01

898,18

2.683,76

273,47

486,56

Nilai

Total

14

42

10

10

10

78

10

Jml
Kasus

396,95

490,23

588,68

363,28

281,80

1.280,90

498,07

3.899,91

5.962,70

185,61

114,37

2.824,50

2.441,68

1.547,98

615,89

325,61

738,69

227,41

581,81

879,70

16.445,95

2.326,07

8.878,11

910,04

343,08

684,94

572,60

2.668,58

273,47

118,93

10

Nilai

Kerugian Daerah

12

11

Jml
Kasus

54,26

23,68

11,40

917,64

406,68

1.359,40

512,72

1.105,16

18,66

657,50

16.803,85

18.989,21

38.087,10

2.420,52

2.555,97

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

16

39

13

Jml
Kasus

305,47

360,31

102,96

24,03

40,63

397,25

266,81

1.497,46

1.473,66

328,47

214,15

405,27

415,26

4.023,59

1.201,09

123,17

504,93

114,30

1.843,75

633,01

11.280,65

763,15

389,22

678,63

275,26

341,07

271,32

15,18

367,63

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

28

10

66

11

Jml Kasus

Administrasi

16

Jml
Kasus

93,98

2.471,81

990,00

18

Jml
Kasus

487,50

440,00

200,60

35,50

1.163,60

19

Nilai

<

3.555,79

17

Nilai

<

<<WWhD

18

20

Jml
Kasus

1,51

6,50

379,21

387,22

66,33

21,29

1.504,33

36,69

210,99

480,86

194,11

1,54

71,50

2.587,64

103,15

229,17

150,54

378,82

23,58

1.110,86

144,71

26,56

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

10

24

Jml
Kasus

1,90

1,90

111,71

138,88

1.199,52

113,18

2,74

573,23

17,20

2.156,46

55,72

5,57

116,46

321,81

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 15 - Lampiran 10

IHPS I Tahun 2014


Badan Pemeriksa Keuangan

17

15

4 421 Kab. Mamuju Utara

5 422 Kab. Polewali Mandar

13

6 428 Kota Tual

11

20

6 434 Kab. Halmahera Utara

7 435 Kab. Kepulauan Sula

8 436 Kab. Pulau Morotai

21

13

4 442 Kab. Jayapura

2 440 Kab. Asmat

3 441 Kab. Biak Numfor

14

224

1 439 Provinsi Papua

32 Prov. Papua

10 438 Kota Tidore Kepulauan

9 437 Kota Ternate

17

4 432 Kab. Halmahera Tengah

5 433 Kab. Halmahera Timur

34

10

10

10

119

32

11

42

13

Jml Kasus

46

10

3 431 Kab. Halmahera Selatan

43

12

11

2 430 Kab. Halmahera Barat

1 429 Prov. Maluku Utara

104

22

5 427 Kab. Maluku Tenggara Barat

31 Prov. Maluku Utara

17

15

3 425 Kab. Maluku Tengah

4 426 Kab. Maluku Tenggara

32

11

35

12

Jml Kasus

2 424 Kab. Buru

1 423 Prov. Maluku

86

15

3 420 Kab. Mamuju

30 Prov. Maluku

14

2 419 Kab. Majene

78

17

Jml
Kasus

Total

1 418 Prov. Sulawesi Barat

29 Prov. Sulawesi Barat

No.

59

29

12

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

90

21

18

12

17

22

13

15

17

16

224

12

15

18

12

13

21

23

17

20

160

16

18

24

14

44

124

Jml
Kasus

13.689,77

7.312,05

3.690,03

13.996,70

223.995,57

5.482,09

1.079,77

3.172,04

30.027,83

1.783,89

11.578,97

12.678,02

5.914,15

19.793,18

21.237,26

112.747,20

1.658,78

6.719,12

2.036,40

967,28

3.778,98

98.799,74

113.960,30

472,08

3.285,88

1.170,63

2.657,11

5.996,35

13.582,05

Nilai

Total

84

10

11

76

10

25

54

15

41

Jml
Kasus

3.888,76

5.212,32

3.160,44

9.216,14

112.775,09

319,78

793,28

2.898,26

29.159,56

1.507,82

3.916,77

8.250,48

3.334,60

2.119,46

8.339,13

60.639,14

1.609,20

1.701,18

1.208,09

792,83

2.709,00

14.691,30

22.711,60

193,21

1.286,63

1.153,14

2.524,04

5.996,35

11.153,37

10

Nilai

Kerugian Daerah

16

18

11

Jml
Kasus

9.743,48

824,02

300,53

1.483,13

97.855,08

4.792,81

68,47

69,10

4.681,42

3.475,62

1.156,47

17.561,71

12.742,86

44.548,46

4.901,86

537,87

174,45

239,99

83.262,92

89.117,09

12

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

25

24

11

14

13

Jml
Kasus

57,53

1.275,71

229,06

3.297,43

12.265,40

369,50

234,16

273,78

799,80

206,97

28,36

196,92

1.423,08

112,01

155,27

3.799,85

49,58

116,08

290,44

488,99

845,52

1.790,61

255,93

1.999,25

17,49

133,07

2.405,74

14

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

15

98

39

12

12

49

10

32

Jml Kasus

Administrasi

16

Jml
Kasus

52,33

52,33

22,94

22,94

17

Nilai

<

<<WWhD

18

1.100,00

2.952,42

755,00

3.707,42

341,00

341,00

19

Nilai

Jml
Kasus

<

13

15

18

20

Jml
Kasus

33,58

261,68

20,00

8.045,93

8.506,97

99,14

580,65

1.569,87

49,65

268,26

791,81

3.359,38

27,50

27,69

121,61

176,80

1,90

116,65

593,36

4,21

1.234,22

1.950,34

21

Nilai

Kerugian Daerah

22

Jml
Kasus

85,92

1.483,13

1.569,05

176,59

176,59

23

Nilai

Potensi Kerugian
Daerah

24

Jml
Kasus

20,00

75,29

921,02

1.022,98

14,13

14,13

556,52

10,49

0,50

567,51

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 16 - Lampiran 10

Badan Pemeriksa Keuangan


IHPS I Tahun 2014

Buku II - Lampiran

45

46

Buku II - Lampiran
140

2.496,82

2.748,74

5.245,56

5.414,97

2.138,73

9.685,34

2.483,93

21.463,83

3.965,54

23.923,66

949,92

67.511,78

8.337,99

5.022,13

34.409,20

Jumlah LKPD TA 2013 (Kota Rupiah)

10

10

Jml
Kasus

4.202.738,94

USD 391,34

589 2.028.608,27

268

181 1.097

USD 391,27

USD 0,07
539.621,59

417

822 4.300 1.629.825,97 1.654

97

539.620,76

343

922

398

10

10

20

14

15

21

10

16

11

13

17

12

18

Nilai

127.031,59

127.031,59

565.496,76

565.496,76

289.933,43

982.461,78

982.461,78

1.002,76

2.602,34

3.605,10

5.267,13

1.966,66

5.412,22

1.858,03

15.735,43

2.647,44

23.460,21

261,15

1.273,58

7.044,73

5.022,13

21.348,72

10

Nilai

Kerugian Daerah

1.494,06

1.494,06

172,07

609,56

5.418,91

463,45

196,74

66.237,60

12.405,59

12

Nilai

2.636.661,01

79

253

313.885,21

313.885,21

774.541,39

774.541,39

41 1.548.234,41

373 2.636.661,01

11

Jml
Kasus

Potensi Kerugian
Daerah

146,40

146,40

147,84

4.273,12

16,34

309,49

218,10

492,03

0,60

1.293,26

654,89

14

Nilai

179

59.642,89

USD 0,07

59.642,06

201.794,57

USD 391,27

678 197.111,46

88 131.751,33

393.188,79

- USD 391,34

945 388.504,85

13

Jml
Kasus

Kekurangan
Penerimaan

376

1.565

174

2.115

15

Jml Kasus

Administrasi

17

Nilai

1.680,63

56.160,80

18.653,73

26 18.653,73

35.826,44

69 35.826,44

11

106 56.160,80

16

Jml
Kasus

<

<<WWhD

1.100 5.986 4.198.055,00 2.339

Jml
Kasus

Jumlah LKPD TA 2013 (Kota)

1.581

195

2.174

11

11

Jml Kasus

1.634.509,08

1.346

Jml Kasus

Total

Jumlah LKPD TA 2013


(Kabupaten Rupiah)

432

3.749

Jumlah LKPD TA 2013 (Provinsi)

Jumlah LKPD TA 2013 (Kabupaten)

Jumlah LKPD TA 2013 Rupiah

1.829

2 456 Kab. Sorong

Jml Kasus

5.103

1 455 Kab. Kaimana

Jumlah LKPD TA 2013

12

33 Prov. Papua Barat

15

14 452 Kab. Yahukimo

19

19

13 451 Kab. Puncak Jaya

16 454 Kota Jayapura

17

12 450 Kab. Pegunungan Bintang

12

11 449 Kab. Paniai

15 453 Kab. Yalimo

10

13

8 446 Kab. Merauke

9 447 Kab. Mimika

10

7 445 Kab. Mappi

10 448 Kab. Nabire

19

6 444 Kab. Kep. Yapen

21

Jml
Kasus

Total

5 443 Kab. Jayawijaya

No.

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

1.100,00

19

Nilai

20

81

20.408,17

20.408,17

56.849,92

56.849,92

57.008,47

134.266,56

108 134.266,56

18

Jml
Kasus

<

222,04

1.749,09

1.971,13

125,00

20,78

21

Nilai

230.873,40

159

26.485,69

26.485,69

100.049,66

599 100.049,66

86 104.338,05

844 230.873,40

20

Jml
Kasus

Kerugian Daerah

23

Nilai

10

15

6.361,72

6.361,72

7.879,70

7.879,70

2.104,52

16.345,94

29 16.345,94

22

Jml
Kasus

Potensi Kerugian
Daerah

61

197

33

291

24

Jml
Kasus

6,67

10.299,59

10.299,59

21.990,85

21.990,85

7.691,17

39.981,61

39.981,61

112,90

112,90

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 17 - Lampiran 10

IHPS I Tahun 2014


Badan Pemeriksa Keuangan

Kab. Kepulauan Aru

Prov. Maluku

Jumlah LKPD TA 2013 + 2012

30

30

8
3.249,39

3.249,39

10

Nilai

268 289.933,43

985.711,17

Keterangan
Nilai valas telah dikonversikan sesuai nilai kurs tengah BI per 30 Juni 2014

Jumlah LKPD TA 2013 + 2012


(Kota Rupiah)
539.621,59

127.031,59

568.746,15

1.097

USD 391,27

4.332 1.633.772,50 1.662 568.746,15

589 2.028.608,27

4.206.685,47

USD 391,34

6.018 4.202.001,53 2.347 985.711,17

3.946,53

3.946,53

Jml
Kasus

417 127.031,59

181

833

97

1.111

32
32

Nilai

USD 0,07

398

1.589

195

2.182

11
11

Jml
Kasus

539.620,76

343

1.357

140

1.840

8
8

Jml Kasus

Kerugian Daerah

Jumlah LKPD TA 2013 + 2012 (Kota)

922

11
11

Jml Kasus

Total

12

Nilai

79

253

313.885,21

313.885,21

774.541,39

774.541,39

41 1.548.234,41

2.636.661,01

373 2.636.661,01

11

Jml
Kasus

Potensi Kerugian
Daerah

6
663,62

663,62

14

Nilai

179

59.642,89

USD 0,07

59.642,06

202.458,19

USD 391,27

684 197.775,08

88 131.751,33

393.852,41

USD 391,34

951 389.168,47

13

Jml
Kasus

Kekurangan
Penerimaan

17

17

376

1.582

174

2.132

15

Jml Kasus

Administrasi

33,52

33,52

17

Nilai

1.680,63

18.653,73

26 18.653,73

35.859,96

70 35.859,96

11

56.194,32

107 56.194,32

16

Jml
Kasus

<

<<WWhD

1.638.455,61

3.779

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Sistem
Kelemahan
Pengendalian
Pengendalian
Struktur
Pelaksanaan
Akuntansi
Pengendalian
Anggaran
dan
Intern
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

Jumlah LKPD TA 2013 + 2012


(Kabupaten Rupiah)

432

Jumlah LKPD TA 2013 + 2012


(Kabupaten)

5.133

Jml
Kasus

Total

Jumlah LKPD TA 2013 + 2012


(Provinsi)

Jumlah LKPD TA 2013 + 2012 Rupiah

LKPD Tahun 2012

No.

LKPD Tahun 2012

19

Nilai

20

81

20.408,17

20.408,17

56.849,92

56.849,92

57.008,47

134.266,56

108 134.266,56

18

Jml
Kasus

<

21

Nilai

159

26.485,69

26.485,69

100.049,66

599 100.049,66

86 104.338,05

230.873,40

844 230.873,40

20

Jml
Kasus

Kerugian Daerah

23

Nilai

10

15

6.361,72

6.361,72

7.879,70

7.879,70

2.104,52

16.345,94

29 16.345,94

22

Jml
Kasus

Potensi Kerugian
Daerah

61

197

33

291

24

Jml
Kasus

10.299,59

10.299,59

21.990,85

21.990,85

7.691,17

39.981,61

39.981,61

25

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai penyerahan aset atau penyetoran ke kas negara/



pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Halaman 18 - Lampiran 10

Badan Pemeriksa Keuangan


IHPS I Tahun 2014

Buku II - Lampiran

47

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Lampiran 11

<:d<^W/


Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Badan Lainnya Semester I Tahun 2014
No

Kelompok Temuan

Jumlah Kasus

<^W/
I

Kelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan Pelaporan

W

W

10



^/W

II

Kelemahan Sistem Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan


Belanja

W

Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang


teknis tertentu atau ketentuan intern organisasi yang diperiksa tentang
pendapatan dan belanja

W
berakibat hilangnya potensi penerimaan/pendapatan

W
berakibat peningkatan biaya/belanja

16

III

Kelemahan Struktur Pengendalian Intern

44

^KW
keseluruhan prosedur

21

^KW

20

^W/

Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang memadai

Total Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

48

Buku II - Lampiran

25

28

97

25,77

28,87

45,36

100

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 1 - Lampiran 12

<:d<d<WW
Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Badan Lainnya Semester I Tahun 2014

No

Kelompok dan Jenis Temuan

Jumlah
Kasus

Nilai
(juta Rp dan ribu
valas)

<<WD
I

Kerugian Negara

20

W&

5,13

Kekurangan volume pekerjaan dan/ atau barang

118,33

Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume


pekerjaan dan/ atau barang

5.380,87

Pemahalan harga (Mark up)

3,10

Biaya Perjalanan Dinas ganda dan atau melebihi standar


yang ditetapkan

289,74

Pembayaran honorarium ganda dan atau melebihi standar


yang ditetapkan

27,39



2.759,33

II

Potensi Kerugian Negara/Perusahaan

11

31,25

17,19

8.583,89

23.566,76

23,91

65,65

USD 11,70
23.706,79
1

Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa


tetapi pembayaran pekerjaan belum dilakukan sebagian
atau seluruhnya

19.992,75
USD 11,70

Jumlah Rupiah

20.132,78

Aset dikuasai pihak lain

W
tertagih

3.574,01

III

Kekurangan Penerimaan


atau dipungut/diterima/disetor ke Kas Negara atau
perusahaan milik negara

1.127,85

Penerimaan negara lainnya (selain denda keterlambatan)



Kas Negara atau perusahaan milik negara

2.501,88

IV

Administrasi

W


19
2

W


Pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak atau


penetapan anggaran

W


Penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang


pertambangan, perpajakan, dan lain-lain

<

Pemborosan keuangan Negara atau kemahalan harga

9,38

3.629,73

29,69

4,69

114,92

10,11

0,32

114,92

Buku II - Lampiran

49

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 2 - Lampiran 12

No

Kelompok dan Jenis Temuan

<

Pelaksanaan kegiatan terlambat/ terhambat sehingga


mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi

Jumlah Total Rupiah


Keterangan
Nilai valas telah dikonversikan sesuai nilai kurs tengah BI per 30 Juni 2014

Buku II - Lampiran

Nilai
(juta Rp dan ribu
valas)

VI

d<<WW
undangan

50

Jumlah
Kasus

64

7,81

100,00

35.895,30
USD 11,70
36.035,33

100

13

STAR Loan ADB No.2927-INO BPKP

Loan ADB No. 2928-INO PEDP

Loan IBRD 8188-ID Proyek SMARTD

Loan World Bank NO.8043-ID


WINRIP

Loan World Bank No.8121-ID


JUFMP/JEDI

Otoritas Jasa Keuangan

10

11

12

13

25

(5)

28

28

Jml Kasus

Keterangan
Nilai valas telah dikonversikan sesuai nilai kurs tengah BI per 30 Juni 2014

Jumlah Total Rupiah

97

6
25

17
97

Jumlah

15

Satuan Kerja Khusus Pelaksana


Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi (SKK Migas)

14

Perum Produksi Film Negara Tahun


2012

(4)

Jml Kasus
(6)

44

44

Jml Kasus

Kelemahan
Kelemahan
Sistem
Kelemahan
Sistem
Pengendalian
Struktur
Pengendalian
Pelaksanaan
Pengendalian
Akuntansi
Anggaran
Intern
dan
Pendapatan
Pelaporan
dan Belanja

Perum Produksi Film Negara Tahun


2011

11

Loan ADB 2768-INO USRI

14

Konsolidasi Loan ADB NO. 2817INO RRDP

(3)

Jml
Kasus

Total

Loan ADB 2575-INO PNPM Mandiri

Loan ADB NO. 2654-INO MSMHP

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

(2)

Bank Indonesia

(1)

No

Kelemahan Sistem Pengendalian Intern

64

36.035,33

USD 11,70

35.895,30

5.153,60

262,97

2.461,18

20.297,92

7,80
USD 11,70

3.503,38

149,50

27,00

38,66

3,10

99,68

28,55

1.072,66

2.789,30

(8)

Nilai

64

(7)

Jml
Kasus

Total

20

20

(9)

Jml
Kasus

8.583,89

8.583,89

5.053,96

222,27

2.271,00

660,33

34,58

22,15

3,10

28,55

287,95

(10)

Nilai

11

11

(11)

Jml
Kasus

23.706,79

USD 11,70

23.566,76

18.026,92

USD 11,70

7,80

1.819,69

38,66

99,68

1.072,66

2.501,35

(12)

Nilai

Potensi Kerugian
Negara

(13)

Jml
Kasus

3.629,73

3.629,73

99,64

262,97

2.238,91

1.023,36

4,85

(14)

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

(15)

19

19

Jml Kasus

Administrasi

(16)

Jml
Kasus

114,92

114,92

114,92

(17)

Nilai

<

<<WhD

Kerugian Negara

<:dD


Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Badan Lainnya Semester I Tahun 2014

(18)

Jml Kasus

<

(19)

Jml
Kasus

498,71

498,71

210,76

287,95

(20)

Nilai

Kerugian Negara

(21)

Jml
Kasus

2.226,40

2.226,40

2.226,40

(22)

Nilai

Kekurangan
Penerimaan

Nilai Penyerahan Aset atau Penyetoran


ke Kas Negara atas Temuan yang
dW
Pemeriksaan

(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)

Lampiran 13

Badan Pemeriksa Keuangan


IHPS I Tahun 2014

Buku II - Lampiran

51

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 1 - Lampiran 14

>,W>,W^/d
No

Jml

>,W
Objek Pemeriksaan

PEMERIKSAAN KEUANGAN
I

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat


1

Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2013

II

52

Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga


1

Majelis Permusyawaratan Rakyat

LK Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 2013

Dewan Perwakilan Rakyat

LK Dewan Perwakilan Rakyat Tahun 2013

Mahkamah Agung

LK Mahkamah Agung Tahun 2013

Kejaksaan Republik Indonesia

LK Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2013

Kementerian Sekretariat Negara

LK Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2013

Kementerian Dalam Negeri

LK Kementerian Dalam Negeri Tahun 2013

Kementerian Luar Negeri

LK Kementerian Luar Negeri Tahun 2013

Kementerian Pertahanan

LK Kementerian Pertahanan Tahun 2013

10

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

LK Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Tahun 2013

10

11

Kementerian Keuangan

LK Kementerian Keuangan Tahun 2013

11

12

Kementerian Pertanian

LK Kementerian Pertanian Tahun 2013

12

13

Kementerian Perindustrian

LK Kementerian Perindustrian Tahun 2013

13

14

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

LK Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2013

14

15

Kementerian Perhubungan

LK Kementerian Perhubungan Tahun 2013

15

16

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan

LK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013

16

17

Kementerian Kesehatan

LK Kementerian Kesehatan Tahun 2013

17

18

Kementerian Agama

LK Kementerian Agama Tahun 2013

18

19

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

LK Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2013

19

20

Kementerian Sosial

LK Kementerian Sosial Tahun 2013

20

21

Kementerian Kehutanan

LK Kementerian Kehutanan Tahun 2013

21

22

Kementerian Kelautan dan Perikanan

LK Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2013

22

23

Kementerian Pekerjaan Umum

LK Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2013

23

24

<<W,
dan Keamanan

><<<W,<
Tahun 2013

24

25

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

LK Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2013

25

26

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan


Rakyat

LK Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Tahun


2013

26

27

<W<

><<W<d

27

28

Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara

LK Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara Tahun 2013

28

29

Kementerian Negara Riset dan Teknologi

LK Kementerian Negara Riset dan Teknologi Tahun 2013

29

30

Kementerian Lingkungan Hidup

LK Kementerian Lingkungan Hidup Tahun 2013

30

31

Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil


Menengah

LK Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


Tahun 2013

31

32

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan


dan Perlindungan Anak

LK Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak Tahun 2013

32

33

Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi

LK Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Tahun 2013

33

34

Badan Intelijen Negara

Badan Intelijen Negara Tahun 2013

34

35

Lembaga Sandi Negara

Lembaga Sandi Negara Tahun 2013

35

36

Dewan Ketahanan Nasional

Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2013

36

37

W^

W^d

37

38

Kementerian Pembangunan dan Perencanaan


Nasional/Bappenas

LK Kementerian Pembangunan dan Perencanaan Nasional/


Bappenas Tahun 2013

38

39

Badan Pertanahan Nasional

Badan Pertanahan Nasional Tahun 2013

39

40

Perpustakaan Negara Republik Indonesia

Perpustakaan Negara Republik Indonesia Tahun 2013

40

41

<</

><<</d

41

42

Kepolisian Negara Republik Indonesia

LK Kepolisian Negara Republik Indonesia Tahun 2013

42

43

Badan Pengawas Obat dan Makanan

LK Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2013

43

44

Lembaga Ketahanan Nasional

LK Lembaga Ketahanan Nasional Tahun 2013

44

45

Badan Koordinasi Penanaman Modal

LK Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2013

45

46

EE

><EEd

Buku II - Lampiran

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 2 - Lampiran 14

No

Jml

>,W
Objek Pemeriksaan

46

47

Kementerian Negara Pembangunan Daerah


d

><<EWdd
2013

47

48

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Nasional

LK Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Tahun


2013

48

49

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

LK Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2013

49

50

D<'

><D<'d

50

51

Komisi Pemilihan Umum

LK Komisi Pemilihan Umum Tahun 2013

51

52

D<

><D<d

52

53

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan

LK Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2013

53

54

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

LK Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 2013

54

55

Badan Tenaga Nuklir Nasional

LK Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun 2013

55

56

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

LK Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Tahun 2013

56

57

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

LK Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Tahun 2013

57

58

Badan Informasi Geospasial

LK Badan Informasi Geospasial Tahun 2013

58

59

Badan Standardisasi Nasional

LK Badan Standardisasi Nasional Tahun 2013

59

60

Badan Pengawas Tenaga Nuklir

LK Badan Pengawas Tenaga Nuklir Tahun 2013

60

61

Lembaga Administrasi Negara

LK Lembaga Administrasi Negara Tahun 2013

61

62

Arsip Nasional Republik Indonesia

LK Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun 2013

62

63

Badan Kepegawaian Negara

LK Badan Kepegawaian Negara Tahun 2013

63

64

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

LK Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Tahun 2013

64

65

Kementerian Perdagangan

LK Kementerian Perdagangan Tahun 2013

65

66

Kementerian Perumahan Rakyat

LK Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2013

66

67

Kementerian Pemuda dan Olahraga

LK Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2013

67

68

Komisi Pemberantasan Korupsi

LK Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2013

68

69

Dewan Perwakilan Daerah

LK Dewan Perwakilan Daerah Tahun 2013

69

70

Komisi Yudisial

LK Komisi Yudisial Tahun 2013

70

71

Badan Nasional Penanggulangan Bencana

LK Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2013

71

72

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan


Tenaga Kerja Indonesia

LK Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja


Indonesia Tahun 2013

72

73

Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo

LK Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Tahun 2013

73

74

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah

LK Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun


2013

74

75

Badan SAR Nasional

LK Badan SAR Nasional Tahun 2013

75

76

Komisi Pengawas Persaingan Usaha

LK Komisi Pengawas Persaingan Usaha Tahun 2013

76

77

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura

LK Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura Tahun 2013

77

78

Ombudsman Republik Indonesia

LK Ombudsman Republik Indonesia Tahun 2013

78

79

Badan Nasional Pengelola Perbatasan

LK Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun 2013

79

80

Badan Nasional Penanggulangan Teroris

LK Badan Nasional Penanggulangan Teroris Tahun 2013

80

81

Sekretariat Kabinet

LK Sekretariat Kabinet Tahun 2013

81

82

Badan Pengawas Pemilihan Umum

LK Badan Pengawas Pemilihan Umum Tahun 2013

82

83

Lembaga Penyiaran Publik Radio Republlik


Indonesia

LK Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Tahun


2013

83

84

Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republlik


Indonesia

LK Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia Tahun


2013

84

85

Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan


Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang

LK Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan


Pelabuhan Bebas Sabang Tahun 2013

85

86

Bendahara Umum Negara (BUN)

LK Bendahara Umum Negara Tahun 2013

86

87

Badan Pengusahaan Batam

LK Badan Pengusahaan Batam Tahun 2013

86

III

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


1

Provinsi Aceh

LKPD Pemerintah Aceh Tahun 2013

LKPD Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2013

LKPD Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013

LKPD Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2013

Buku II - Lampiran

53

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 3 - Lampiran 14

No

54

Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Barat

Buku II - Lampiran

Jml

>,W
Objek Pemeriksaan

LKPD Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013

LKPD Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

LKPD Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bireuen Tahun 2013

LKPD Kabupaten Gayo Lues Tahun 2013

LKPD Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pidie Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

LKPD Kota Banda Aceh Tahun 2013

LKPD Kota Langsa Tahun 2013

LKPD Kota Lhokseumawe Tahun 2013

LKPD Kota Sabang Tahun 2013

LKPD Kota Subulussalam Tahun 2013

LKPD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Asahan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Batubara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Dairi Tahun 2013

LKPD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Karo Tahun 2013

LKPD Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013

LKPD Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Langkat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

LKPD Kabupaten Nias Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Samosir Tahun 2013

LKPD Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

LKPD Kabupaten Simalungun Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2013

LKPD Kota Binjai Tahun 2013

LKPD Kota Medan Tahun 2013

LKPD Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

LKPD Kota Pematangsiantar Tahun 2013

LKPD Kota Sibolga Tahun 2013

LKPD Kota Tanjung Balai Tahun 2013

LKPD Kota Tebing Tinggi Tahun 2013

LKPD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Agam Tahun 2013

LKPD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2013

LKPD Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pasaman Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sijunjung Tahun 2013

LKPD Kabupaten Solok Tahun 2013

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 4 - Lampiran 14

No

Provinsi Riau

Provinsi Jambi

Provinsi Sumatera Selatan

Provinsi Bengkulu

Jml

>,W
Objek Pemeriksaan

LKPD Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2013

><W<d

LKPD Kota Padang Tahun 2013

LKPD Kota Padang Panjang Tahun 2013

LKPD Kota Pariaman Tahun 2013

LKPD Kota Payakumbuh Tahun 2013

LKPD Kota Sawahlunto Tahun 2013

LKPD Kota Solok Tahun 2013

LKPD Provinsi Riau Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kampar Tahun 2013

><W<<Dd

LKPD Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pelalawan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2013

LKPD Kabupaten Siak Tahun 2013

LKPD Kota Dumai Tahun 2013

LKPD Kota Pekanbaru Tahun 2013

LKPD Provinsi Jambi Tahun 2013

LKPD Kabupaten Batang Hari Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bungo Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2013

LKPD Kabupaten Merangin Tahun 2013

LKPD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sarolangun Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tebo Tahun 2013

LKPD Kota Jambi Tahun 2013

LKPD Kota Sungai Penuh Tahun 2013

LKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Banyuasin Tahun 2013

LKPD Kabupaten Empat Lawang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lahat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Muara Enim Tahun 2013

LKPD Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2013

LKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2013

LKPD Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2013

LKPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2013

LKPD Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013

LKPD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun 2013

LKPD Kota Lubuklinggau Tahun 2013

LKPD Kota Pagar Alam Tahun 2013

LKPD Kota Palembang Tahun 2013

LKPD Kota Prabumulih Tahun 2013

LKPD Provinsi Bengkulu Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kaur Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kepahiang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lebong Tahun 2013

LKPD Kabupaten Muko-muko Tahun 2013

LKPD Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2013

Buku II - Lampiran

55

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 5 - Lampiran 14

No

10

56

Provinsi Lampung

Provinsi Bangka Belitung

Provinsi Kepulauan Riau

Jml

>,W
Objek Pemeriksaan

LKPD Kabupaten Seluma Tahun 2013

LKPD Kota Bengkulu Tahun 2013

LKPD Provinsi Lampung Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tanggamus Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lampung Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lampung Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Mesuji Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pesawaran Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pringsewu Tahun 2013

LKPD Kabupaten Way Kanan Tahun 2013

LKPD Kota Bandar Lampung Tahun 2013

LKPD Kota Metro Tahun 2013

LKPD Provinsi Bangka Belitung Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bangka Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2013

LKPD Kabupaten Belitung Tahun 2013

LKPD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2013

LKPD Kota Pangkalpinang Tahun 2013

LKPD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bintan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Karimun Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lingga Tahun 2013

LKPD Kabupaten Natuna Tahun 2013

LKPD Kota Batam Tahun 2013

LKPD Kota Tanjungpinang Tahun 2013

11

Provinsi DKI Jakarta

LKPD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013

12

Provinsi Jawa Barat

LKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bandung Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bekasi Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bogor Tahun 2013

LKPD Kabupaten Ciamis Tahun 2013

LKPD Kabupaten Cianjur Tahun 2013

LKPD Kabupaten Cirebon Tahun 2013

LKPD Kabupaten Garut Tahun 2013

LKPD Kabupaten Indramayu Tahun 2013

LKPD Kabupaten Karawang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kuningan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Majalengka Tahun 2013

LKPD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013

LKPD Kabupaten Subang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sumedang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013

LKPD Kota Bandung Tahun 2013

LKPD Kota Banjar Tahun 2013

LKPD Kota Bekasi Tahun 2013

Buku II - Lampiran

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 6 - Lampiran 14

No

13

14

15

Provinsi Jawa Tengah

Provinsi D I Yogyakarta

Provinsi Jawa Timur

Jml

>,W
Objek Pemeriksaan

LKPD Kota Bogor Tahun 2013

LKPD Kota Cimahi Tahun 2013

LKPD Kota Cirebon Tahun 2013

LKPD Kota Depok Tahun 2013

LKPD Kota Sukabumi Tahun 2013

LKPD Kota Tasikmalaya Tahun 2013

LKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013

LKPD Kabupaten Demak Tahun 2013

LKPD Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Banyumas Tahun 2013

LKPD Kabupaten Batang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Blora Tahun 2013

LKPD Kabupaten Boyolali Tahun 2013

LKPD Kabupaten Brebes Tahun 2013

LKPD Kabupaten Cilacap Tahun 2013

LKPD Kabupaten Grobogan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Jepara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kebumen Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kendal Tahun 2013

LKPD Kabupaten Klaten Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kudus Tahun 2013

LKPD Kabupaten Magelang Tahun 2013

><W<Wd

LKPD Kabupaten Pekalongan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pemalang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Purbalingga Tahun 2013

LKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2013

LKPD Kabupaten Rembang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Semarang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sragen Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tegal Tahun 2013

LKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2013

LKPD Kabupaten Wonogiri Tahun 2013

LKPD Kabupaten Wonosobo Tahun 2013

LKPD Kota Magelang Tahun 2013

LKPD Kota Pekalongan Tahun 2013

><W<^d

LKPD Kota Semarang Tahun 2013

LKPD Kota Surakarta Tahun 2013

LKPD Kota Tegal Tahun 2013

><WW/zd

LKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013

LKPD Kabupaten Gunung KIdul Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sleman Tahun 2013

LKPD Kota Yogyakarta Tahun 2013

LKPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bangkalan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013

LKPD Kabupaten Blitar Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bondowoso Tahun 2013

LKPD Kabupaten Gresik Tahun 2013

Buku II - Lampiran

57

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 7 - Lampiran 14

No

16

17

18

58

Provinsi Banten

Provinsi Bali

Provinsi Nusa Tenggara Barat

Buku II - Lampiran

Jml

>,W
Objek Pemeriksaan

LKPD Kabupaten Jember Tahun 2013

LKPD Kabupaten Jombang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kediri Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lamongan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lumajang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Madiun Tahun 2013

LKPD Kabupaten Magetan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Malang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Mojokerto Tahun 2013

LKPD Kabupaten Nganjuk Tahun 2013

LKPD Kabupaten Ngawi Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pacitan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pamekasan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pasuruan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Ponorogo Tahun 2013

LKPD Kabupaten Probolinggo Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sampang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013

LKPD Kabupaten Situbondo Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sumenep Tahun 2013

LKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tuban Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tulungagung Tahun 2013

LKPD Kota Batu Tahun 2013

LKPD Kota Blitar Tahun 2013

LKPD Kota Kediri Tahun 2013

LKPD Kota Madiun Tahun 2013

LKPD Kota Malang Tahun 2013

LKPD Kota Mojokerto Tahun 2013

LKPD Kota Pasuruan Tahun 2013

LKPD Kota Probolinggo Tahun 2013

LKPD Kota Surabaya Tahun 2013

LKPD Provinsi Banten Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lebak Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pandeglang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Serang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tangerang Tahun 2013

LKPD Kota Cilegon Tahun 2013

LKPD Kota Serang Tahun 2013

LKPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

LKPD Kota Tangerang Tahun 2013

LKPD Provinsi Bali Tahun 2013

LKPD Kabupaten Badung Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bangli Tahun 2013

LKPD Kabupaten Buleleng Tahun 2013

LKPD Kabupaten Gianyar Tahun 2013

LKPD Kabupaten Jembrana Tahun 2013

LKPD Kabupaten Karangasem Tahun 2013

LKPD Kabupaten Klungkung Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tabanan Tahun 2013

LKPD Kota Denpasar Tahun 2013

LKPD Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bima Tahun 2013

LKPD Kabupaten Dompu Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 8 - Lampiran 14

No

19

20

21

22

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Kalimantan Barat

Provinsi Kalimantan Tengah

Provinsi Kalimantan Selatan

Jml

>,W
Objek Pemeriksaan

LKPD Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013

LKPD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sumbawa Tahun 2013

LKPD Kota Bima Tahun 2013

LKPD Kota Mataram Tahun 2013

LKPD Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013

LKPD Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Ngada Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sumba Timur Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sumba Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sikka Tahun 2013

LKPD Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Rote Ndao Tahun 2013

LKPD Kabupaten Ende Tahun 2013

LKPD Kabupaten Flores Timur Tahun 2013

LKPD Kota Kupang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bengkayang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kayong Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Ketapang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kubu Raya Tahun 2013

LKPD Kabupaten Landak Tahun 2013

LKPD Kabupaten Melawi Tahun 2013

><W<Wd

LKPD Kabupaten Sambas Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sanggau Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sekadau Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sintang Tahun 2013

><W<Wd

LKPD Kota Singkawang Tahun 2013

LKPD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013

LKPD Kabupaten Barito Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Barito Timur Tahun 2013

LKPD Kabupaten Barito Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Gunung Mas Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kapuas Tahun 2013

><W<<d

LKPD Kabupaten Lamandau Tahun 2013

LKPD Kabupaten Murung Raya Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sukamara Tahun 2013

LKPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Balangan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Banjar Tahun 2013

LKPD Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013

LKPD Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2013

LKPD Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kotabaru Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tabalong Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tanah Laut Tahun 2013

Buku II - Lampiran

59

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 9 - Lampiran 14

No

23

24

25

26

60

Provinsi Kalimantan Timur

Provinsi Sulawesi Utara

Provinsi Sulawesi Tengah

Provinsi Sulawesi Selatan

Buku II - Lampiran

Jml

>,W
Objek Pemeriksaan

LKPD Kabupaten Tapin Tahun 2013

LKPD Kota Banjarbaru Tahun 2013

LKPD Kota Banjarmasin Tahun 2013

LKPD Kabupaten Berau Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bulungan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Malinau Tahun 2013

LKPD Kabupaten Nunukan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Paser Tahun 2013

LKPD Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013

LKPD Kota Balikpapan Tahun 2013

LKPD Kota Bontang Tahun 2013

LKPD Kota Samarinda Tahun 2013

LKPD Kota Tarakan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun 2013

LKPD Kabupaten Minahasa Tahun 2013

LKPD Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013

LKPD Kota Bitung Tahun 2013

LKPD Kota Kotamobagu Tahun 2013

LKPD Kota Tomohon Tahun 2013

LKPD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013

LKPD Kabupaten Banggai Tahun 2013

LKPD Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Buol Tahun 2013

LKPD Kabupaten Donggala Tahun 2013

LKPD Kabupaten Morowali Tahun 2013

LKPD Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013

LKPD Kabupaten Poso Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sigi Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tojo Una-Una Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tolitoli Tahun 2013

LKPD Kota Palu Tahun 2013

LKPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bantaeng Tahun 2013

LKPD Kabupaten Barru Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bone Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2013

LKPD Kabupaten Enrekang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Gowa Tahun 2013

LKPD Kabupaten Jeneponto Tahun 2013

LKPD Kabupaten Luwu Tahun 2013

LKPD Kabupaten Luwu TImur Tahun 2013

LKPD Kabupaten Luwu Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Maros Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pangkejene Kepulauan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pinrang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Selayar Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sinjai Tahun 2013

LKPD Kabupaten Soppeng Tahun 2013

Badan Pemeriksa Keuangan

IHPS I Tahun 2014


Halaman 10 - Lampiran 14

No

27

28

29

30

31

32

Provinsi Sulawesi Tenggara

Provinsi Gorontalo

Provinsi Sulawesi Barat

Provinsi Maluku

Provinsi Maluku Utara

Provinsi Papua

Jml

>,W
Objek Pemeriksaan

LKPD Kabupaten Takalar Tahun 2013

LKPD Kabupaten Tana Toraja Tahun 2013

LKPD Kabupaten Toraja Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Wajo Tahun 2013

LKPD Kota Makassar Tahun 2013

LKPD Kota Palopo Tahun 2013

LKPD Kota Pare-Pare Tahun 2013

LKPD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Bombana Tahun 2013

LKPD Kabupaten Buton Tahun 2013

LKPD Kabupaten Buton Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kolaka Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Konawe Tahun 2013

LKPD Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Konawe Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Muna Tahun 2013

LKPD Kabupaten Wakatobi Tahun 2013

LKPD Kota Bau-Bau Tahun 2013

LKPD Kota Kendari Tahun 2013

LKPD Provinsi Gorontalo TA 2013

LKPD Kabupaten Boalemo TA 2013

LKPD Kabupaten Bone Bolango TA 2013

LKPD Kabupaten Gorontalo TA 2013

LKPD Kabupaten Gorontalo Utara TA 2013

LKPD Kabupaten Pahuwato TA 2013

LKPD Kota Gorontalo TA 2013

LKPD Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Mamuju Tahun 2013

LKPD Kabupaten Majene Tahun 2013

LKPD Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2013

LKPD Kabupaten Mamuju Utara Tahun 2013

LKPD Provinsi Maluku Tahun 2013

LKPD Kabupaten Buru Tahun 2013

LKPD Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2013

LKPD Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013

LKPD Kota Tual Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2012

LKPD Provinsi Maluku Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2013

LKPD Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2013

LKPD Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2013

LKPD Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2013

LKPD Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2013

LKPD Kota Ternate Tahun 2013

LKPD Kota Tidore Kepulauan Tahun 2013

LKPD Provinsi Papua Tahun 2013

LKPD Kabupaten Asmat Tahun 2013

LKPD Kabupaten Biak Numfor Tahun 2013

LKPD Kabupaten Jayapura Tahun 2013

LKPD Kabupaten Jayawijaya Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2013

Buku II - Lampiran

61

IHPS I Tahun 2014

Badan Pemeriksa Keuangan


Halaman 11 - Lampiran 14

No

33

Provinsi Papua Barat

Jml

>,W
Objek Pemeriksaan

LKPD Kabupaten Mappi Tahun 2013

LKPD Kabupaten Merauke Tahun 2013

LKPD Kabupaten Mimika Tahun 2013

LKPD Kabupaten Nabire Tahun 2013

LKPD Kabupaten Paniai tahun 2013

LKPD Kabupaten Pegunungan Bintang Tahun 2013

LKPD Kabupaten Puncak Jaya Tahun 2013

LKPD Kabupaten Yahukimo Tahun 2013

LKPD Kabupaten Yalimo Tahun 2013

LKPD Kota Jayapura Tahun 2013

LKPD Kabupaten Kaimana Tahun 2013

LKPD Kabupaten Sorong Tahun 2013

457

III

LK Badan lainnya
1

Bank Indonesia

LK Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013

Lembaga Penjamin Simpanan

LK Lembaga Penjamin Simpanan Tahun 2013

Otoritas Jasa Keuangan

LK Otoritas Jasa Keuangan Tahun 2013

Kementerian Pekerjaan Umum

LK Loan ADB 2575-INO Pada Z/^d


The PNPM Mandiri Project II Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2013

LK Loan ADB No. 2654-INO Pada D^


D,W Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2013

LK Loan ADB 2768-INO Pada h^Z


/ (USRI) ^d PNPM Mandiri WDirektorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2013

LK Loan World Bank No. 8043-ID Tahun 2013 Pada Western


/EZ/W (WINRIP)
Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum

LK Loan World Bank No. 8121-ID Tahun 2013 Pada :h


&DW (JUFMP)/:
/ (JEDI) Ditjen Sumber Daya Air, Ditjen Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemprov DKI Jakarta

LK Loan ADB NO. 2817-INO Tahun 2013 Regional Roads


W Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian
Pekerjaan Umum

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

LK Loan ADB No. 2928-INO padaW


WDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013

Kementerian Pertanian

LK Loan IBRD No.8188-ID pada ^D


Zd (SMARTD)
W Kementerian Pertanian Tahun 2013

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

LK Loan ADB 2927-INO pada ^Z


(STAR) W BPKP Tahun 2013

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu


Minyak dan Gas Bumi

LK Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak


dan Gas Bumi untuk Periode 14 Nopember s.d. 31 Desember 2012
dan untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2013

10

Perum Film Negara

LK Perum Film Negara Tahun 2012

LK Perum Film Negara Tahun 2011

15

Jumlah Laporan Keuangan

62

Buku II - Lampiran

559

Anda mungkin juga menyukai