Anda di halaman 1dari 5

DISENTRI BASILER

Definisi
Disentri basiler atau sering disebut shigellosis. Merupakan seuatu infeksi akut pada kolon
yang disebabkan oleh kuman genus shigella.

Shigella
Batang pendek, gram negative, Tunggal, Tidak bergerak, Suhu optimum 370c, Tidak membentuk
spora, Aerobik, anaerobik fakultatif, Patogenik, menyebabkan disentri

Struktur antigen :
Memiliki struktur antigen yg kompleks. Terdapat antigen O
somatik shigella (lipopolisakarida)
Toksin :
1. Endotoksin : pada autolisis, semua shigella melepaskan
lipopolisakarida yg bersifat toksik. Endotoksin ini yg
berperan menimbulkan iritasi pada dinding usus
2. Eksotoksin : merupakan protein yg bersifat antigenik (merangsang produksi anti toksin).
Sifatnya tidak tahan panas dan dapat mengenai sistem saraf pusat.

Epidemiologi
Di dunia terjadi 200 juta kasus dan 650 ribu kematian terjadi akibat disentri basiler. Lebih sering
terjadi di negara berkembang yang kesehatan lingkungannya masih kurang. Di Indonesia
didapatkan data, dari 3848 orang penderita diare berat 5%nya akibat shigella

Cara infeksi

Bakteri Shigella sp. dalan infeksinya melewati fase oral


(Dosis Infektif dari sigella adalah 10 organisme)

Bakteri ini mampu mengeluarkan toksin LT.

Bakteri ini mampu menginvasi ke epitel sel mukosa usus halus, berkembang biak di daerah
invasi tersebut.

Lalu, mengeluarkan toksin yang merangsang terjadinya perubahan sistem enzim di dalam sel
mukosa usus halus(adenil siklase).

Akibat invasi bakteri ini, terjadi infiltrasi sel-sel polimorfonuklear dan menyebabkan matinya
sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadi tukak-tukak kecil di daerah invasi.

Akibatnya, sel-sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk ke lumen usus dan
akhirnya keluar bersama tinja lalu tinja bercampur lendir dan darah.

Patogenesis
Shigella mempenetrasi intraseluler epitel usus besar. Terjadi perbanyakan bakteri. Menghasilkan
edotoksin yang mempunyai kegiatan biologis. S. Dysenteriae menghasilkan eksotoksin yang
mempunyai sifat neurotoksik dan enterotoksik

Gejala klinis
Masa tunas/ masa inkubasi (beberapa jam 3 hari)
Gejala yang timbul :
-

Defekasi sedikit2 dan dapat terus menerus


Sakit perut kolik
Muntah
Sakit kepala
Sifat feses (mulanya sedikit2 sampai isi usus terkuras habis) ringan : masih dapat
mengeluarkan cairan ; berat : tinja berlendir dan berwarna kemerahan.

Bentuk klinis
1. Ringan
Keluhan dengan gejala yang lebih ringan
2. Sedang
Keluhan dan gejalanya bervariasi, tinja biasanya lebih berbentuk, mungkin mengandung
sedikit darah/ lendir.
3. Berat
a. Berjangkitnya cepatb
b. feses seperti air
c. Muntah-muntah
d. Suhu badan subfebris
e. Nadi cepat dan halus.
f. Cepat terjadi dehidrasi (timbul rasa haus, kulit kering, turgor kulit berkurang)
g. Nyeri perut biasanya di sebelah kiri dan terasa melilit diikuti epngeluaran feses
perut menjadi cekung
h. Di daerah anus luka dan nyeri, kadang terdapat prolaps.
i. Dapat meninggal bila tidak cepat di tangani (gangguan sirkulasi perifer, anuria, dan
koma uremik)
4. Menahun
Terdapat serangan seperti bentuk akut secara menahun jarang terjadi bila pengobatan
baik

Endoskopi
Terlihat mukosa hemoragik yg terlepas dan ulserasi. Kadang tertutup dengan eksudat

Dignosis banding

Radang kolon yang disebabkan oleh kuman enterohemoragik dan enteroinvasif E.coli,
Campylobacter jejuni, Yersinia enterocolitica, Clostridium difficile dan entamoeba hystolitica.

Diagnosis
1. Pemeriksaan tinja secara langsung terhadap kuman penyebab
2. Polymerase chain reaction (PCR) yg spesifik dan sensitif
3. Pemeriksaan enzim immunoassay dapat mendeteksi toksin di tinja pada sebagian besar
penderita yg terinfeksi dgn Salmonella
4. Pada stadium lanjut dilakukan pengerokan daerah sigmoid untuk pemeriksaan sitologi
(sigmoideskopi)
Penatalaksanaan
1. Cairan elektrolit
a. Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan rehidrasi oral.
b. Dehidrasi berat berikan cairan melalui infus untuk menggantikan cairan yg hilang
c. Jika pasien mulai membaik dapat di berikan susu tanpa gula
2. Diet
Berikan makanan lunak sampai frekuensi BAB kurang dari 5 kali /hari
3. Pengobatan spesifik
Antibiotika yang bisa digunakan :
a. Ampisilin 4x500mg/hari selama 5 hari
b. Siprofloksasin 2x500 mg/hari selama3 hari
c. Azitromisin 1 gr/hari dosis tunggal
d. Sefixim 400mg/hari selama 5 hari
e. Asam nalidiksat 3x1 gr/hari selama 5 hari
Jika setelah 2 hari ada perbaikan diteruskan selama 5 hari
jika tidak ada perbaikan ganti jenis lain bila tidak membaik diagnosis harus
ditinjau ulang dan dilakukan px.mikroskopis feses, kultur dan resistensi mikroorganisme.
Antispasmodik (tinktura beladona) bila terjadi kram berat
Antipiretik (paracetamol) demam
Antiemetik (domperidon) muntah

Prognosis

Pada bentuk yg berat angka kematian tinggi kecuali bila mendapatkan pengobatan dini. Pada
bentuk sedang biasanya angka kematian rendah. Pada bentuk disentriae biasanya berat dan masa
penyembuhannya lama meskipun dalam bentuk yg ringan.

Anda mungkin juga menyukai