Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr Wb
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga makalah yang
berjudul FORMULA LOTION PENGHALUS KULIT dapat tersusun
dengan baik dan dapat disajikan dengan baik.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari berbagai pihak yang sifat-sifatnya membangun sangat saya
harapkan, demi untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Demi kelancarannya mengerjakan tugas ini saya ucapkan terima kasih
kepada Kedua orang tua saya yang telah memberikan motivasi dan semua
teman teman yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini. Saya
selaku penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
atas ilmu baru yang saya dapatkan dari makalah ini yang merupakan salah
satu ilmu yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Semoga saja dalam
penyusunan makalah ini, dapat memberi manfaat bagi peserta diskusi, dan
saya memohon maaf, apabila terdapat kesalahan kata ataupun kalimat yang
tidak pantas untuk ditampilkan dalam sebuah diskusi, sehingga kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya
kepada kita semua, dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini walaupun
sederhana dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya. Amiin ya robbal alamin.Wassalamu Alaikum Wr Wb
Pontianak, Mei 2014
Penyusun
SYAHRIDA MEIDIANA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................5
1.1

Latar Belakang....................................................................................................5

1.2

Permasalahan......................................................................................................5

1.3

Tujuan Penelitian................................................................................................5

1.4

Manfaat Penelitian..............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................7


2.1 Uraian Lotion...........................................................................................................7
2.2

Uraian Bahan......................................................................................................7

2.2.1

Bengkoang...................................................................................................7

2.2.2

Jeruk Nipis...................................................................................................7

2.2.3

Minyak Zaitun.............................................................................................8

2.2.4

Asam stearat................................................................................................8

2.2.5

Gliserin........................................................................................................8

2.2.6

Trietanolamin...............................................................................................8

2.7.4

Setil alkohol................................................................................................9

2.3.5

Metil Paraben...............................................................................................9

2.3.6

Propylparaben..............................................................................................9

2.3.7

Aquadest....................................................................................................10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................11


3.1 Alat.........................................................................................................................11
3.2 Bahan.....................................................................................................................11
3.3

Prosedur kerja...................................................................................................12

3.3.1

Rancangan Formula...................................................................................12

3.3.2

Perhitungan Bahan.....................................................................................12

3.3.3

Prosedur Pembuatan..................................................................................12

3.4

Evaluasi kestabilan lotion.................................................................................13

3.4.1

Uji Organoleptis........................................................................................13

3.4.2

Uji Penentuan Kekentalan (viskositas)......................................................13

3.4.3

Uji Daya Sebar..........................................................................................13

3.4.4

Uji Homogenitas.......................................................................................14

3.4.5

Uji pH........................................................................................................14

3.4.6

Uji Iritasi Sedian.......................................................................................15

BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................16
BAB V PENUTUP..........................................................................................................17
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................17
5.2 Saran....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang yang serba maju ini, kemajuan teknologi tidak bisa di pungkiri
lagi. Tetapi terkadang hal itu tidak bisa di imbangi oleh kebiasaan hidup manusia akan
menjaga kebersihan lingkungan dan diri. Banyak hal yang muncul akibat dari kelainan
terhadap pentingnya menjaga kebersihan diri. Salah satunya adalah kulit yang kasar
akibat kurangnya nutrisi dan perawatan pada kulit. Hal ini di sebabkan oleh
ketidaksadaran dan ketidakpedulian diri terhadap organ tubuh yang sangat perlu
dirawat.
Lotion adalah salah satu bentuk sediaan farmasi yang banyak digunakan untuk
melindungi dan mengobati kulit.Umumnya lotion diformulasikan dalam bentuk emulsi
tipe M/A, Karena memberikan penampakan yang menarik dan mudah di bersihkan.
Trietanolamin akan bereaksi dengan 8% hingga 20% asam stearat. Asam stearat yang
tidak bereaksi akan meningkatkan konsistensi lotion sehingga menghasilkan lotion yang
bersifat lunak atau lembut.
1.2 Permasalahan
Pemanfaatan kulit jeruk nipis,bengkoang dan minyak zaitun sebagai penghalus kulit
hanya di ketahui oleh sebagin kecil masyarakat.Oleh karena itu kami memformulasikan
jeruk nipis,bengkoang dan minyak zaitun dalam betuk sediaan yaitu lotion.Lotion
merupakan campuran antara fase minyak dan fase air, yang di stabilkan dengan
emulgator, sehingga perlu menentukan konsentrasi emulgator yang optimal untuk
membuat dasar lotin membaik dan stabil secara fisika.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Memformulasikan lotion penghalus kulit
2. Mempercantik kulit dengan lotion dari zat aktif bahan alam
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan memformulasikan bengkoang, jeruk nipis dan minyak zaitun ini diharapkan
dapat menjadi salah tau cara untuk mempercantik diri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Lotion


Lotion adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, Digunakan sebagai obat
luar.Lotion dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus dengan
bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe M/A dengan surfaktan yang

cocok. Pada lotion dapat di tambahkan zat warna, zat pengawet, dan zat pewangi
yang cocok(anonim,1979).
Emolien adalah bahan-bahan yang melembutkan kulit dan melicinkan kulit,
mencegah atau menghilangkan kekeringan. .
Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang secara nyata menurunkan
tegangan antar muka dan secara bersamaan membentuk lapisan kental di sekitar
tetes-tetes terdispersi.
2.2 Uraian Bahan
2.2.1 Bengkoang
Bengkoang memiliki kandungan yaitu Pachyrhizon,vitamin b1,vitamin C
yang sangat bermanfaat bagi kulit. Manfaat dari bengkoang adalah sebagai
berikut.
Mengatasi penyakit kulit
Menghaluskan dan mencerahkan kulit (HN : 198)
2.2.2

Jeruk Nipis
Jeruk Nipis mengandung vitamin B1,vitamin C,air yang sangat bermanfaat
bagi kulit. Manfaat dari jeruk nipis ini adalah sebagai berikut.
Menghaluskan kulit
Mengecilkan pori-pori kulit

2.2.3

Minyak Zaitun
Minyak Zaitun memiliki kandungan polifenol dan zat penambah
kekebalan tubuh, Minyak zaitun ini memiliki khasiat untuk menghaluskan

kulit (HN : 111)


2.2.4 Asam stearat
Asam stearat berupa zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan

hablur,putih atau kuning pucat,mirip lemak lilin


Praktis tidak larut dalam air,larut dalam 20 bagian etanaol (95%) P,dalam 2

bagian kloroform P dan 3 bagian eter P


Penyimpanan dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan sebagai emulgator (FI ed III : 57)
Konsentrasinya 1% - 20%

2.2.5

Gliserin

Gliserin berupa cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna, manis, dan diikuti
rasa hangat. Higroskopik, Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah
dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur

hingga suhu mencapai lebih kurang 20 derajat celcius


Gliserin dapat dicampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak
larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak (Anonim,

1979)
Khasiat dan penggunaannya sebagai humektan
Konsentrasinya 30%

2.2.6 Trietanolamin
Trietanolamin berupa cairan kental,tidak berwarna hingga kuning pucat,bau

lemah mirip amoniak,higroskopik


Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P,larut dalam kloroform P
Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya
Khasiat dan penggunaan sebagai emulgator
Konsentrasinya 2% - 4%

2.7.4 Setil alkohol


Setil alcohol terjadi sebagai lilin,serpihan putih,butiran,kubus atau coran.

2.3.5

Memiliki bau karakteristik dan rasa hambar


Khasiat dan penggunaan sebagai emollient
Konsentrasinya 2% - 5%

Metil Paraben
Metil Paraben berupa serbuk hablur,halus,putih,hamper tidak berbau,tidak

mempunyai rasa,kemudian agak membakar diikuti rasa tebal


Metil Paraben larut dalam 500 bagian air,20 bagian air mendidih,3,5 bagian
etanol (95%) P dan 3 bagian aseton P,mudah larut dalam eter P dan dalam
larutan alkali hidroksida,larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan 40 bagian

minyak lemak nabati panas,jika didinginkam larutan tetap jernih


Penyimpanan dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan sebagai pengawet (FI ed III : 378)
Konsentrasi 0,02% - 0,3%
Metil paraben (0,18%) akan lebih efektif bila digunakan bersamaan dengan
propylparaben (0,02%) sebagai pengawet pada sediaan farmasi (HOPE : 442)

2.3.6

Propylparaben
8

Propylparaben berbentuk serbuk hablur,putih,tidak berbau,tidak berasa


Sangat sukar larut dalam air,larut dalam 3,5 bagian etanol (95%) P,dalam 3
bagian aseton P,140 bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak

lemak,mudah larut dalam larutan alkali hidroksida


Penyimpanan dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan sebagai pengawet (FI ed III : 535)
Konsentrasinya 0,01% - 0,6%
Propylparaben (0,02%) akan lebih efektif digunakan bersamaan dengan
metilparaben (0,18%) sebagai pengawet pada sediaan farmasi (HOPE : 596)

2.3.7 Aquadest
Aqua destillata berupa cairan jernih,tidak berwarna,tidak berbau,tidak

mempunyai rasa
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat
Timbangan Digital
Stemper dan Mortir
Gelas Beaker
Gelas Ukur
Batang Pengaduk
Cawan Penguap
3.2 Bahan
Bengkoang
Jeruk NIpis
Minyak Zaitun
Asam Stearat
TEA
Gliserin
Setil Alkohol
Metil Paraben
Propylparaben
Aquadest

10

3.3 Prosedur kerja


3.3.1

3.3.2

Rancangan Formula
Bengkoang
Jeruk Nipis
Minyak zaitun
Asam stearat
TEA
Metil Paraben
Propylparaben
Cetyl alcohol
Glycerin
Aquadest ad

10%
10%
10%
8%
4%
0,18%
0,02%
3%
10%
100 ml

Perhitungan Bahan
Bengkoang
Jeruk Nipis
Minyak Zaitun
Asam Stearat
TEA
Metil Paraben
Propylparaben
Cetyl alcohol
Glycerin
Aquadest ad

= 10%
= 10%
= 10%
= 8%
= 4%
= 0,18%
= 0,02%
= 3%
= 10%
= 100 ml

100 = 10 ml
100 = 10 ml
100 = 10 ml
100 = 8 g
100 = 4 ml
100 = 0,18 g
100 = 0,02 g
100 = 3 g
100 = 10 ml

3.3.3 Prosedur Pembuatan


1. Haluskan bengkoang dengan cara diblender atau diparut,diperas dan diambil
airnya
2. Peras jeruk nipis dan saring untuk diambil airnya
3. Timbang masing-masing bahan panaskan lumping
4. Fase lemak dilebur (Asam stearat,propylparaben dan cetyl alcohol) di atas
penangas air pada suhu konstan 75C
5. Fase air dilarutkan dengan air panas (metil paraben) ditambah dengan glycerin
dan TEA pada suhu konstan 75C
6. Masukkan hasil leburan kedalam lumping yang telah dipanaskan dan tambahkan
minyak zaitun,gerus ad homogeny
7. Masukkan fase air secara berurutan (larutan no. ,jeruk nipis dan perasan
bengkong) gerus ad homogen dan membentuk lotion
8. Masukkan ke pot salep,kemas dan beri etiket biru

11

3.4 Evaluasi kestabilan lotion


Evaluasi kestabilan lotion dilakukan sebelum dan sesudah

penyimpanan pada

suhu 5 derajat celcius selama 12 jam kemudian dilanjutkan 35 derajat celcius


selama 12 jam secara bergantian selama 10 siklus. Evaluasi ini meliputi uji
organoleptis, pH, kekentalan (viskositas), uji homogenitas uji iritasi sediaan:
3.4.1

Uji Organoleptis
Uji ini meliputi bau, warna dan tekstur dari lotion.

3.4.2

Uji Penentuan Kekentalan (viskositas)


Uji kekentalan menggunakan uji viscotester VT-04 F. alat dihubungkan dengan
rotor no 1 dan ditempatkan dibawah viscotester.Sample uji dimasukkan dalam
wadah, kemudian rotor dicelupkan ke dalam wadah tersebut hingga
batas.Viscotester dijalankan sampai angka yang ditunjuk jarum penunjuk
stabil.Alat di matikan dan angka dalam jarum penunjuk dibaca. Kekentalan
lotion diperoleh dengan cara membaca angka yang ditunjuk oleh jarum
penunjuk dalam satuan poise.

3.4.3

Uji Daya Sebar


Ujidaya sebar dilakukan dengan cara menimbang lotion sebanyak 3 g, kemudian
lotion diletakkan antara 2 lempeng gelas (kaca), di timbang kaa yang satunya
kemudian diletakan diatas massa lotion dan biarkan satu menit, diameter lotion
yang menyebar diukur dengan mengambilpanjang rata-rata diameter dari
beberapa sisi.

3.4.4 Uji Homogenitas


Penilaian terhadap homogenitas dilakukan dengan cara mengamati penampakan
fisik lotion yang dihasilkan dengan cara merasakan lotion dengan ujung jari,
kemudian dioleskan pada tangan untuk mengetahui kehalusan dan keseragaman
tekstur yang diinginkan.

12

3.4.5 Uji pH

Prinsip: Membandingkan warna kertas lakmus

Tujuan:Mengetahui pH sediaan

Metode Evaluasi:

Pot Salep yang sudah di pilih dapat digunakan kembali

Sediaan lotion dituang ke beker glas

Kertas uji PH dimasukkan kedalam sediaa

Ditunggu beberapa detik sampai terjadi perubahan warna pada kertas PH

Setelah terjadi perubahan warna, disesuaikan dengan warna-warna yang


tersedia pada

pembungkusnya yang sudah terdapatk eterangan PH-nya

Hasil pengamatan dicatat

Penafsiran Hasil: Sediaan yang dibuat memiliki PH yang sesuai dengan PH


stabilitas.

3.4.6 Uji Iritasi Sedian


Digunakan 2 ekor kelinci sehat. Sebelum perlakuan, kelinci tersebut dicukur
bulunya dan diamkan selama 24 jam sebelum digunakan. Setelah pencukuran
selesai, kemudian dilanjutkan dengan pemejanan masing-masing formula lotion.
Sebelum lotion dioleskan pada kulit kelinci di bersihkan terlebih dahulu dengan
kapas yang di basahi dengan aqua. Kemudian satu ekor kelinci di oleskan etanol
dan satu ekor lagi di oleskan tanpa gunakan etonol. Diamkan selama 24 jam.

13

Setelah itu kelinci dibersihkan dengan menggunakan kapas yang dibahasi aqua.
Amati gejala toksik yaitu iritasi primer yang berupa eritema dan enderma.

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan formulasi lotion kali ini saya menggunakan tipe emulsi lotion
dari bahan alam berupa bengkoang,jeruk nipis dan zaitun untuk di jadikan lotion
penghalus kulit. Yang mana dalam bahan alam tersebut terkandung vitamin C yang
pada umumnya sangat berguna untuk kesehatan kulit.

14

Saya memformulasikan lotion ini menjadi suatu usaha untuk mempercantik diri
terutama pada kulit. Lotion ini berfungsi untuk menghaluskan,mencerahkan dan
mengecilkan pori-pori kulit.
Lotion adalah salah satu bentuk sediaan farmasi yang banyak digunakan untuk
melindungi dan mengobati kulit.Umumnya lotion diformulasikan dalam bentuk emulsi
tipe M/A, Karena memberikan penampakan yang menarik dan mudah di bersihkan.
Trietanolamin akan bereaksi dengan 8% hingga 20% asam stearat. Asam stearat yang
tidak bereaksi akan meningkatkan konsistensi lotion sehingga menghasilkan lotion yang
bersifat lunak atau lembut.

15

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Di Indonesia tidak sedikit kulit manusia yang kasar dan gelap. Hal inilah
yang memacu saya untuk memformulasikan lotion dengan menggunakan
bahan alam yang berfungsi untuk menghaluskan dan mempercantik kulit.
2. Lotion merupakan suatu tipe sediaan emulsi yang di berikan melalui kulit.
Lotion penghalus kulit yang di formulasikan kali ini berfungsi agar kulit
menjadi lebih halus dan cantik.
5.2 Saran
Dalam pembuatan sediaan Lotion sebaiknya dalam hal praformulasi dan
formulasi lebih dipahami dan dimengerti agar dalam pembuatan sediaan
diperoleh hasil sediaan yang baik.

16

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, 1979.Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta : Departemen


Kesehatan RI
Depkes, 1995.Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI
Gennaro,AR, Et Al (Eds). (1990), Remingtons Pharmaceutical
Sciences, Edisi II
Boylan, J. C, Appino, B, Deluca, P, Griffenhagen, B, Mlodozeniec, A. R,
Papariello, G. J, Shangraw, R. F. 1986. Hand book of pharmaceutics
Excipiens. Washington : Amerika Pharmaceutics Association.
Ari W, Suparni, 2012.Herbal Nusantara.Yogyakarta

17

18

Anda mungkin juga menyukai