Massa jaringan paru/granuloma (gumpalan basil yang masih hidup dan yang
sudah mati) dikelilingi makrofag membentuk dinding protektif. Granuloma diubah
menjadi massa jaringan fibrosa, yang bagian sentralnya disebut komplek Ghon.
Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik, membentuk massa seperti keju.
Massa ini dapat mengalami kalsifikasi, memebentuk skar kolagenosa. Bakteri
menjadi dorman, tanpa perkembangan penyakit aktif. Individu dapat mengalami
penyakit aktif karena gangguan atau respon inadekuat system imun, maupun
karena infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam kasus ini tuberkel ghon
memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bronki. Bakteri kemudian
menyebar di udara, mengakibatkan penyebaran lebih lanjut. Paru yang terinfeksi
menjadi lebih membengkak mengakibatkan bronkopnemonia lebih lanjut.
(Smeltzer & Bare,2001)
3.
Nekrosis kaseosa
SGOT
SGPT
CPK
LDH
b.
Diagnosa keperawatan kedua : perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh yang sehubungan dengan anoreksia, keletihan atau dispnea.
1.
Tujuan : terjadi peningkatan nafsu makan, berat badan yang stabil dan
bebas tanda malnutrisi
2.
Kriteria hasil
Klien dapat mempertahankan status malnutrisi yang adekuat
Berat badan stabil dalam batas yang normal
Rencana tindakan
Rasionalisasi
1.
Mencatat status nutrisi klien, a.
Berguna dalam mendefenisikan
turgor kulit, berat badan, integritas derajat / wasnya masalah dan pilihan
mukosa oral, riwayat mual / muntah indervensi yang tepat.
atau diare.
b.
Membantu
dalam
2.
Pastikan pola diet biasa klien mengidentifukasi kebutuhan / kekuatan
yang disukai atau tidak
khusus.
Pertimbangan
keinginan
3.
Mengkaji
masukan
dan individu dapat memperbaiki masakan
pengeluaran dan berat badan secara diet.
periodic
c.
Berguna
dalam
mengukur
4.
Berikan
perawatan
mulut keepektifan nutrisi dan dukungan
sebelum
dan
sesudah
tindakan cairan
pernafasan
d.
Menurunkan rasa tidak enak
5.
Dorong makan sedikit dan sering karena sisa sputun atau obat untuk
dengan makanan tinggi protein dan pengobatan respirasi yang merangsang
karbohidrat.
pusat muntah.
6.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk e.
Memaksimalkan masukan nutrisi
menetukan komposisi diet.
tanpa kelemahan yang tak perlu /
legaster
f.
Memberikan
bantuan
dalam
perencanaan
diet
dengan
nutrisi
adekuat untuk kebutuhan metabolik
dan diet.