II.
Judul Percobaan
III.
Selesai Percobaan
IV.
Tujuan Percobaan
yang dipakai pada tahu kuning, nasi kuning, bikang, dan kolang-kaling.
V.
Tinjauan Pustaka :
Bahan pewarna atau zat pewarna pada makanan adalah bahan tambahan
pada makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan.
Penambahan zat pewarna pada umumnya bertujuan untuk memperoleh warna
makanan yang lebih menarik. Zat pewarna dapat berupa zat pewarna yang
alami yang biasanya berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun zat pewarna
sintetis.
A. Pewarna Alami
Dalam uji pewarna makanan ada beberapa tanaman yang dapat
dijadikan indikator, syarat dapat tidaknya suatu zat dijadikan indikator
asam basa adalah terjadinya warna apabila suatu indikator diteteskan pada
larutan asam atau larutan basa. Beberapa tanaman yang dapat dijadikan
indikator diantaranya yaitu kunyit, daun pandan suji dll.
1. Kunyit
Kunyit biasanya digunakan sebagai pemberi warna kuning pada
makanan atau bisa juga digunakan sebagai pengawet. Zat warna yang
dihasilkan dari kunyit ini berasal dari senyawa kurkumin yang ada pada
kunyit. Warna kuning yang dihasilkan dari kunyit ini biasanya digunakan
sebagai pewarna pada tahu, nasi kuning dan minuman ringgan.
Kunyit merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan sifat
asam basa suatu larutan. Untuk menguji sifat asam basa suatu zat selalu
digunakan dalam bentuk larutan, karena dalam bentuk larutan sifat
pembawa asam dan basa lebih mudah dideteksi. Metode yang dapat
digunakan untuk membuktikan asam atau basa suatu larutan adalah dengan
mengekstrak kunyit dan memberinya dengan etanol. Etanol merupakan
pelarut organik yang berfungsi untuk memisahkan campuran senyawa
B. Pewarna Buatan
Pewarna buatan atau yang sering disebut pewarna sintetis, kini banyak
digunakan masyarakat karena mempunyai keunggulan daripada pewarna
alami, diantaranya adalah warnanya yang menarik, tajam, beraneka
ragam,mampu melindungi zat-zat utama yang peka terhadap cahaya
selama penyimpanan. Berikut ini beberapa pewarna sintetis yang lazim
digunakan dalam makanan antara lain car mocsine (merah), brilliant blue
FCF (blue), tartrazine (kuning), sunset yellow FCF (orange).
VI.
Cara Kerja
Filtrat
Residu
Ekstrak kunyit
dalam plat A
Ditambahkan 1
tetes HCl 1 M
Perubahan
warna
Ekstrak kunyit
dalam plat B
Ditambahkan 1
tetes NaOH 1 M
Perubahan
warna
Ekstrak pandan
suji dalam plat A
ditambahkan 1
tetes HCl 1 M
Perubahan warna
Ekstrak pandan
suji dalam plat B
ditambahkan 1
tetes NaOH 1 M
Perubahan warna
Bikang
dimasukkan dalam tabung reaksi
ditambahkan 3 mL HCl 1 M
diamati perubahan warna yang terjadi
Perubahan warna
VII.
N
o.
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Prosedur Percobaan
Sebelum
Sesudah
Etanol:
Tidak
berwarna
Kunyit +
etanol :
Kuning
(tetap)
Dugaan
/Reaksi
Kesimpu
-lan
1.
Apabila filtrat
kunyit
direaksikan
dengan
NaOH:
larutan basa
Tidak
Filtrat
maka akan
berwarna
kunyit +
menghasilHCl: Tetap kan warna
Ca(OH)2:
merah,
Putih
Filtrat
sedangkan
kunyit +
apabila filtrat
HCl: Tidak
NaOH :
kunyit
berwarna
Merah ++
direaksikan
dengan
Kunyit:
Filtat kunyit
larutan asam
Kuning
+ Ca(OH)2 :
maka
Merah -warnanya
tetap atau
tidak berubah
Kunyit
sebagai
indikator
pewarna
basa
2.
Tahu
kuning +
Ca(OH)2 :
tetap
(kuning)
Nasi
kuning +
NaOH :
jingga
Tahu kuning
dan nasi
kuning
menggunakan pewarna
alami
apabila
direaksikan
dengan
larutan asam
maka akan
menghasilkan warna
merah
Tahu
kuning
menggunakan
pewarna
sintetis,
sedangkan nasi
kuning
menggunakan
pewarna
alami
Apabila
filtrat
pandan suji
direaksikan
dengan
larutan asam
maka akan
Pandan
suji
sebagai
indikator
pewarna
asam
Pandan
suji +
etanol :
hijau
dd
hhhhh
Filtrat
pandan
suji+ HCl
: Hijau
kekuningan
Filtrat
pandan
suji +
NaOH :
Hijau
(tetap)
menghasilkan warna
hijau
kekuningan,
sedangkan
apabila
filtrat
pandan suji
direaksikan
dengan
larutan asam
maka
warnanya
tetap atau
tidak
berubah
VIII.
Kolangkaling +
HCl: Hijau
(tetap)
Bikang+
HCl :
Hijau
(tetap)
Kolangkaling dan
bikang
menggunakan pewarna
alami
apabila
direaksikan
dengan
larutan asam
maka akan
menghasilkan warna
hijau
kekuningan
Bikang
dan
kolangkaling
mengunakan
pewarna
sintetis
Percobaan uji pewarna kunyit pada bahan makanan, sebelum reaksi, tahu
kuning berwarna kuning, nasi kuning berwarna kuning. Kemudian setelah
tahu kuning dicampur dengan air kapur maka tidak ada perubahan warna.
Sedangkan ketika nasi kuning dicampur dengan larutan NaOH maka
warnanya berubah menjadi merah.
Pada percobaan kedua yaitu pada pembuatan indikator alami kunyit
sebagai larutan pembanding, sebelum reaksi, daun pandan suji berwarna
hijau. Kemudian setelah pandan suji dicampur dengan etanol , warna pandan
suji tidak berubah (tetap hijau). Ketika fitrat pandan suji dicampur dengan 3
tetes HCl 1 M warna larutan berubah menjadi hijau kekuningan. Ketika fitrat
pandan suji dicampur dengan 3 tetes NaOH 1 M maka tidak ada perubahan
warna (tetap hijau).
Percobaan uji pewarna pandan suji pada bahan makanan, sebelum reaksi
kolang-kaling berwarna hijau, dan bikang berwarna hijau. Ketika kolangkaling dicampur dengan 3 mL HCl 1 M tidak terjadi perubahan warna. Dan
ketika bikang dicampur dengan 3 mL HCl 1 M tidak terjadi perubahan
warna.
IX.
Pembahasan
Pada pembuatan indikator alami kunyit sebagai larutan pembanding,
kunyit diberi etanol karena etanol merupakan pelarut organik yang berfungsi
untuk memisahkan campuran senyawa dengan berbagai sifat kimia sehingga
diperoleh senyawa organik murni yaitu senyawa kurkumin. Ketika fitrat
kunyit ditetesi dengan 3 tetes NaOH 1 M, larutan berubah menjadi berwarna
merah. Sedangkan ketika ekstrak kunyit diberi 3 tetes HCl 1 M maka tidak
terjadi perubahan warna pada kunyit. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa jika ekstrak kunyit diberi larutan yang bersifat basa maka
warna ekstrak kunyit akan berubah menjadi merah. Jika fitrat kunyit diberi
larutan yang bersifat asam maka warna fitrat kunyit tidak akan berubah.
Pada saat tahu kuning dicampurkan dengan 3 mL air kapur, tidak terjadi
perubahan warna. Hal ini menunjukkan bahwa tahu kuning menggunakan
pewarna buatan karena tidak sesuai dengan perubahan warna yang terjadi
pada saat tahu kuning dicampur dengan larutan yang bersifat basa. Pada saat
tahu kuning ditambahkan 3 tetes NaOH maka warna nasi berubah menjadi
jingga. Hal ini menunjukkan bahwa nasi kuning menggunakan pewarna
alami karena sesuai dengan perubahan warna yang terjadi pada saat nasi
kuning dicampur dengan larutan yang bersifat basa.
Pada pembuatan indikator alami daun pandan suji sebagai larutan
pembanding, daun pandan diberi etanol karena etanol merupakan pelarut
organik yang berfungsi untuk mengikat klorofil yang dimiliki daun. Ketika
ekstrak daun pandan diberi 3 tetes larutan HCl 1 M, larutan berubah menjadi
berwarna hijau kekuningan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa jika fitrat daun pandan diberi larutan yang bersifat asam maka warna
fitrat daun akan berubah menjadi hijau kekuningan. Kemudian pada
percobaan fitrat daun pandan diberi 3 tetes larutan NaOH 1 M maka warna
fitrat daun berubah warna menjadi merah. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa jika fitrat daun pandan diberi larutan yang bersifat basa
maka warna fitrat daun pandan tidak akan berubah (tetap hijau).
Pada saat kolang-kaling dicampurkan dengan 3 mL larutan HCl 1 M,
tidak terjadi perubahan warna. Hal ini menunjukkan bahwa koci-koci
menggunakan pewarna buatan karena tidak sesuai dengan perubahan warna
yang terjadi pada saat fitrat pandan suji dicampur dengan HCl. Pada saat
bikang dicampur dengan 3 mL larutan HCl, tidak terjadi perubahan warna.
Hal ini menunjukkan bikang gulung menggunakan pewarna buatan karena
tidak sesuai dengan perubahan warna yang terjadi pada saat fitrat pandan suji
dicampur dengan HCl.
X.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Kunyit sebagai indikator pewarna basa.
2. Pandan suji sebagai indikator pewarna asam.
3. Tahu kuning menggunakan pewarna sintetis, sedangkan nasi kuning
menggunakan pewarna alami.
XI.
Jawaban Pertanyaan
1. Perbedaan pewarna alami dengan pewarna sintetis sebagai berikut:
Pembeda
Warna yang
Lebih pudar
Lebih cerah
dihasilkan
Tidak homogen
Lebih homogen
Ketersediaan
Terbatas
Tidak terbatas
Kestabilan
Kurang stabil
Stabil
Variasi warna
Sedikit
Banyak
Harga
Lebih mahal
Lebih murah
XII.
Daftar Pustaka
Tim Kimia Dasar.2014.Petunjuk Praktikum Kimia Dasar.Surabaya:Jurusan
Kimia FMIPA UNESA
Astuti, Dian Wuri.2019.Cepat Tuntas Kuasai Kimia untuk SMP.
Yogyakarta:Galang Press Media Utama
Wasis, dkk.2008.Ilmu Pengetahuan Alam SMP.Jakarta:Grasindo
Kamilati, Nurul.2006.Mengenal Kimia.Kebumen:Yudistira
XIII.
Lampiran
1.1 Alat:Pipet, gelas kimia, gelas ukur, tabung reaksi, plat tetes, corong, timbangan digital,
lumpang&alu, kertas saring,.
2.3 Hasil:
kolang-kaling + HCl, Bikang +HCl
2.3 Hasil:
Nasi Kuning + NaOH, Tahu Kuning + NaOH