DISUSUN OLEH :
FAIKA HIKMAYANTI
14.08.037
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Dengue hemoragic fever (DHF) adalah suatu penyakit demam akut disebabkan
oleh virus yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk apecies Aides
Aegypti yang menyerang pada anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan:
demam, nyeri otot dan sendi, manifestasi perdarahan dan cenderung menimbulkan
syok yang dapat menyebabkan kematian. (Hendaranto, Buku ajar IPD, FKUI,
2007).
Dengue hemoragic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan
oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegpty (soeparman, 2009).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh
Arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes Albopictus. (Ngastiyah, 2008).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disertai
dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan
yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2007).
2. KLASIFIKASI
a. Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi pendarahan
adalah dengan uji tourniquet.
b. Derajat II
Merupakan derajat I yang disertai dengan perdarahan kulit/perdarahan lain.
c. Derajat III
Terdapat kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat, dan lembut. Tekanan nadi
menurun (20 mmHg), atau hipotensi, sianosis disekita mulut, kulit dingin dan
lembab dan anak nampak gelisah.
d. Derajat IV
Syok berat (profound shock) nadi tidak dapat teraba dan tekanan darah tidak
teratur.
3. MANIFESTASI KLINIK
a. Masa Inkubasi
Sesudah nyamuk menggigit penderita dan memasukkan virus dengue
ke dalam kulit, terdapat masa laten yang berlangsung 4 5 hari diikuti oleh
demam , sakit kepala dan malaise. Dan masa inkubasi nya adalah antara 13-15
hari.
b. Demam
Perjalanannya khas pada anak sakit, fase pertama dengan demam
terjadi secara mendadak, malaise, muntah, nyeri kepala, anoreksia, dan batuk
disertai dengan deteriorasi klinik yang cepat dan kolaps. Pada fase kedua,
penderita biasanya menderita ekstremitas dingin, lembab, badan panas, muka
merah, keringat banyak, gelisah, iritabel, dan nyeri mid-epigastrik. Sering kali
ada ptekie tersebar pada dahi dan tungkai, ekimosis spontan mungkin mulai
tampak, dan mudah memar. Serta berdarah pada tempat pungsi vena.
Ruam makular atau makulopapular, mungkin muncul dan mungkin ada
sianosis sekeliling mulut dan perifer, pernapasan cepat dan sering berat. Nadi
lemah, cepat dan kecil dan suara jantung halus.
c. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari kedua dari demam dan umumnya
terjadi pada kulit, dan dapat berupa uji turniket yang positif, mudah terjadi
perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. Selain itu juga dapat
dijumpai epstaksis dan perdarahan gusi , hematomesis dan melena.
Kurang dari 10% penderita menderita ekimosis atau perdarahan
saluran cerna yang nyata, biasanya pasca syok yang tidak terkoreksi.
d. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, hati mungkin
membesar antara 4-6 cm. Keras dan agak nyeri. meskipun pada anak yang
kurang gizi hati juga sudah teraba. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali
dan hati teraba kenyal , harus diperhatikan kemungkinan akan terjadinya
renjatan pada penderita.
e. Renjatan ( syok )
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ketiga sejak sakitnya
penderita, dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit
lembab, dingin pada ujung hidung , jari tangan dan jari kaki serta cyanosis di
sekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya
menunjukkan prognosis yang buruk. Nadi menjadi lembut dan cepat, kecil
bahkan sering tidak teraba. Tekanan darah sistolik akan menurun sampai di
bawah angka 80 mmHg.
f. Gejala klinik lain
Nyeri epigastrum , muntah muntah , diare maupun obstipasi dan
kejang kejang. Keluhan nyeri perut yang hebat seringkali menunjukkan akan
terjadinya perdarahan gastrointestinal dan syok. (Smeltzer, Suzanne C dan
Brenda G Bare. 2008).
4. ETIOLOGI
Virus dengue tergolong albovirus, vektor utama :
a. Aedes aegypti
b. Aedes albopictus
Adanya vektor tersebut berhubungan dengan :
1. kebiasaan masyarakat meampung air bersih untuk keperluan sehari-hari
2. sanitasi lingkungan yang kurang baik
3. penyedian air brsih yang kurang
5. PATHWAY
Virus Dengue
Masuk tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk aides aigepty
viremia
peningkatan permebialitas dinding kapiler
intra vaskuler cairan dari ke ekstra vaskuler
infeksi
volume plasma
demam
Hipertermi
iiii
nyeri mid-epigastrium
hipotensi, hipokonsetrasi trombosit
Resiko renjatan
hipovolemik
mual, muntah,anoreksia
Resiko
pendarahan
Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
6. PHATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, terjadi viremia yang ditandai
dengan demam, sakit kepala, mual nyeri otot, pegal disekitar tubuh, hiperemia di
tenggorokan, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit, selain itu kelainan dapat
terjadi pada sistem retikula endotetial, seperti pembatasan kelenjar-kelenjar getah
bening, hati dan limpa. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler sehingga cairan
keluar dari intraseluler ke ekstraseluler. Akibatnya terjadi pengurangan volume
plasma, penurunan tekanan darah, hemokosentrasi, hipoproteinemia, efusi dan
renjatan. Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya saat
renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat berkurang
sampai 30% atau kurang. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi akibat
kehilangan plasma tidak segera diatasi, maka akan terjadi anorekma jaringan,
asidosis metabolik, dan kematian. ( Pice, Sylvia A dan Lortainne M Wilson.
2009).
7. KOMPLIKASI
a. Perdarahan luas
b. shock atau renjatan
c. efusi pluera
d. penurunan kesadaran
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dengan melakukan pemerikasaan hemoglobin, hematokrit, hitung trombosit,
uji HI (Haemaglutinogen Inhibiting Antibody), Dengue Blot.
Gejala spesifik ditandai dengan trombositopenia ringan yang sangat nyata
bersamaan dengan hemokonsentrasi. Leukosit normal pada 1-3 hari pertama
menurun saat terjadi syok dan meningkat saat syok teratasi.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
Trombositopenia (<1000.000/UI)
Hemokonsentrasi ( nilai Ht lebih dari 20% normal)
Leucopenia (<5000/mmk)
Uji tornikuet / rimpel loede test +
Hepatomegali
Waktu perdarahan memanjang
Waktu protombin memanjang
Suhu turun
Hipotensi
9. PENATALKSANAAN
a. Tirah baring atau istirahat
b. Diit makanan lunak
c. Mnum banyak(2-2,5 liter/24jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan br
pederita sedikit oralit, pemberian cairan hal yang paling penting bagi penderita
DHF.
d. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NACL, faali) merupakan
cairan yang paling sering digunakan.
e. Monitor tanda-tanda vital tiap 3jam (suhu,nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi
pasien memburuk, observas ketat tiap jam.
f. Periksa Hb, Ht, dan trombosit setiap hari.
g. Pemberian obat antipiretik.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut effendy tahun 2009, pengkajian DHF meliputi :
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, pegal-pegal pada seluruh tubuh.
Tanda : takhikardi dan lemah
b. Sirkulasi
Tanda : takhikardi dan lemah, sianosis perifer, ekstremitas dingin, hipotensi,
hiperemi pada tenggorokan, ptekie, uji torniquet positif, epistaksis, eimosis
dan hematoma.
c. Eliminasi
Gejala : konsitipasi
Tanda : melena
d. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual, haus, dan gangguan saat menelan.
Tanda : mukosa mulut kering, lidah kotor (kadang), perdarahan gusi,
hematemesis.
e. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri ulu hati, nyeri pada otot, sendi, dan kepala.
Tanda : Nyeri tekan pada epigastrik.
f. Keamanan
Gejala : demam
Tanda : suhu tubuh tinggi, wajah kemerahan(flushing), menggigil.
2. Diagnosa keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi virus
dengue (viremia).
2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler
: Makanan
sedikit
dapat
menurunkan
kelemahan
dan
DAFTAR PUSTAKA