Anda di halaman 1dari 53

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

RPJMN 2015-2019
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH PULAU KALIMANTAN

Oleh:
Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah
Kementerian PPN/Bappenas

Tarakan, 15-16 Desember 2014

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ISU UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH 2015 2019

PERAN WILAYAH/PULAU DALAM


PEMBENTUKAN PDB NASIONAL 1978-2013 (persen)
PULAU

1978

1983

1988

1993

1998

2003

2008

2013

Sumatera

27,6

28,7

24,9

22,8

22,0

22,4

22,9

23,8

Jawa

50,6

53,8

57,4

58,6

58,0

60,0

57,9

58,0

Kalimantan

10,2

8,7

8,9

9,2

9,9

8,9

10,4

8,7

Sulawesi

5,5

4,2

4,1

4,1

4,6

4,0

4,3

4,8

Bali dan Nusa Tenggara

3,1

2,8

3,0

3,3

2,9

2,8

2,5

2,5

Maluku dan Papua

2,9

1,8

1,7

2,0

2,5

1,8

2,0

2,2

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

Total
Sumber: BPS

Pergeseran peran wilayah Kalimantan dalam pembentukan PDB Nasional


mengalami penurunan.
Slide - 3

REALISASI INVESTASI PMA 2010-2014


(Nilai Investasi dalam US$)

2010
No.

Wilayah

Sumatera

Jawa

Proyek

2011

Investasi

Proyek

2013

Investasi Proyek Investasi

Investasi Proyek Investasi Proyek

Investasi

Proyek

Investasi

2915.21

3.892

12.863,54

13,02

11,54

6.059 17.326,38

5443

11619.88 18.914

66.429,49

63,27

59,58

888,87

673

1675.63

2.928

5.146,36

9,80

4,62

849

2.773,40

645

3675.55

2.434

13.587,90

8,14

12,19

1.507,03

343

1.498,16

359

1569.05

1.115

6.148,60

3,73

5,51

19

98,77

94

321,23

71

97.09

225

907,52

0,75

0,81

39

1.234,47

154

2.414,16

102

1081.60

384

6.422,14

1,28

5,76

9.612 28.617,55

8283

100,00

100,00

11.498,77

Bali-Nusa
Tenggara

372

502,66

474

952,65

477

1.126,55

932

Kalimantan

254

2.011,45

331

1.918,85

355

3.208,65

Sulawesi

80

859,10

146

715,26

187

Maluku

10

248,89

31

141,54

Papua

28

346,77

61

1.345,14

4.342 19.474,54

TOTAL

990

1.973

2.632 12.324,54

2014

3.395,35

747,13

3.076 16.214,77

2.076,56

Proyek

359

Jumlah

667

2012

695

3.729,29

2.807 13.659,92

4.579 24.564,68

1.181

2.2634.01 29.892 111.505,55

Sumber: BKPM, 2014 s/d Q 3


Slide - 4

REALISASI INVESTASI PMDN 2010-2014


(Nilai Investasi dalam miliar rupiah)

2010
No.

Wilayah

2011

2012

2013

Proyek

Investasi

Proyek

Investasi

Proyek

Investasi

Proyek

Investasi

2014

TOTAL

Proyek Investasi Proyek

Investasi

%
Proyek

Investasi

Sumatera

222

4.224,20

370

16.334,26

287

14.256,24

522

22.913,76

107

9.321,30

1508

67.049,76

30,46

16,82

Jawa

397

35.140,34

601

37.176,19

636

52.692,94

1.085

66.495,67

276

21.107,10

1911 212.612,24

38,61

53,35

Bali-Nusa
Tenggara

39

2.119,27

32

356,74

29

3.167,76

71

4.400,25

10

53,96

181

10.097,98

3,66

2,53

Kalimantan

149

14.575,58

198

13.467,39

183

16.739,69

305

28.713,61

64

7.703,90

899

81.200,17

18,16

20,37

Sulawesi

58

4.337,57

82

7.227,52

59

4.900,99

101

3.624,19

36

3.091,58

336

23.181,85

6,79

5,82

Maluku

0,00

13,57

323,89

1.114,91

53,71

18

1.506,08

0,36

0,38

Papua

229,31

26

1.425,02

12

100,51

38

888,21

13

242,80

97

2.885,85

1,96

0,72

875

60.626,27

1.313

76.000,69

1.210

92.182,02

1.045

128.150,60

507

41.574,35

4.950 398.533,93 100,00

100,00

Jumlah

Sumber: BKPM, 2014 s/d Q3

Slide - 5

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ARAH DAN KERANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH

ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH


ISU UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH:
Masih besarnya kesenjangan antar wilayah, khususnya kesenjangan
pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur
Indonesia (KTI).
Hal ini tercermin salah satunya dari kontribusi PDRB terhadap PDB, yang mana
selama 30 tahun (1983-2013), kontribusi PDRB KBI sangat dominan dan tidak
pernah berkurang dari 80 persen terhadap PDB.

ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH:


Mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah KTI, yaitu
Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua;
Tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera.

Slide - 7

KERANGKA PAPARAN

Meningkatan
Produktivitas dan
Daya Saing Daerah

Membangun
Indonesia dari
Pinggiran dengan
Memperkuat
Daerah-daerah
dan Desa

Pembangunan Kawasan Strategis:


Pusat -pusat Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan Kawasan Perkotaan

Pembangunan Kawasan Perbatasan

Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Pulau-Pulau


Terpencil
Pengembangan Tata Kelola Pemerintahan Daerah
dan Otonomi Daerah

Slide - 8

SKETSA HIRARKI PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN


DAN HINTERLAND

Slide - 9

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

TEMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN


RPJMN 2015 2019

TEMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN


RPJMN 2015-2019

Salah satu paru-paru dunia dengan mempertahankan


luasan hutan Kalimantan

Lumbung energi nasional dengan pengembangan


hilirisasi komoditas batu bara

Pengembangan industri berbasis komoditas kelapa


sawit, karet, bauksit, bijibesi, gas alam cair, pasir zirkon
dan pasir kuarsa

Pengembangan food estate

Slide - 11

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

SASARAN UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN


RPJMN 2015-2019

SASARAN/TARGET PERAN PDRB PER WILAYAH


2015-2019

No.

Wilayah

Peran PDRB Wilayah (%)


Tahun 2013

Peran PDRB Wilayah (%)


Tahun 2019

Sumatera

23,8

24.6

Jawa

58,0

55,1

Kalimantan

8,7

9,6

Sulawesi

4,8

5,2

Bali Nustra

2,5

2,6

Maluku Papua

2,2

2,9

100,0

100,0

Nasional

Keterangan :
Asumsi target pertumbuhan PDB Nasional 5,8-8% tahun 2015-2019
Perhitungan proyeksi masih menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000.
Perhitungan proyeksi dapat berubah dengan adanya perubahan harga konstan tahun dasar 2010.
Slide - 13

SASARAN UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH


KALIMANTAN RPJMN 2015-2019 (1/5)

Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi: 3 Kawasan Industri, 2


Kawasan Ekonomi Khusus, 4 Kawasan Ekonomi Terpadu dan kawasan
potensial lainnya.

Pengentasan 10 Kabupaten tertinggal dengan sasaran outcome :


(a) meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal
sebesar 7,17 persen;
(b) menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi
9,65 persen; dan
(c) meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal
sebesar 73,26.

Slide - 14

SASARAN UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN


RPJMN 2015-2019 (2/5)

Percepatan 1 Kawasan Perkotaan Metropolitan baru, membangun 3 kota


baru serba lengkap dan terpadu di kawasan perkotaan untuk masyarakat
berpenghasilan menengah ke bawah, serta mewujudkan optimalisasi peran
4 kota otonom berukuran sedang sebagai penyangga (buffer) urbanisasi.

Pengurangan jumlah desa tertinggal sedikitnya 450 desa atau meningkatnya


jumlah desa mandiri sedikitnya 180 desa.
Perkuatan 7 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).

Pengembangan 8 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) sebagai pusat


pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan negara yang dapat mendorong
pengembangan kawasan sekitarnya;
Slide - 15

SASARAN UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN


RPJMN 2015-2019 (3/5)
Pelaksanaan otonomi daerah sasaran untuk wilayah Kalimantan adalah:
(1) Peningkatan :
proporsi penerimaan pajak dan retribusi daerah sebesar 35
persen untuk provinsi dan 10 persen untuk kabupaten/kota;
proporsi belanja modal dalam APBD provinsi sebesar 35 persen
dan untuk Kabupaten/Kota sebesar 40 persen pada tahun 2019
serta sumber pembiayaan lainnya dalam APBD;
Jumlah daerah yang mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) sebanyak 5 Provinsi dan 20 Kabupaten/Kota
di Wilayah Pulau Kalimantan;
Kualitas dan proporsi tingkat pendidikan aparatur sipil negara
untuk jenjang S1 sebesar 50 persen dan S2-S3 sebesar 10 persen:
Implementasi pelaksanaan SPM di daerah, khususnya pada
pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
(2) Pembentukan kerjasama daerah diantara 5 daerah Kalimantan dalam
rangka percepatan konektivitas dan peningkatan pelayanan publik;
(3) Penyusunan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang tepat fungsi
dan ukuran sesuai dengan karakteristik Wilayah Pulau Kalimantan.

Slide - 16

SASARAN UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN


RPJMN 2015-2019 (4/5)
Untuk mengurangi risiko serta dampak bencana, maka sasaran penanggulangan
bencana di wilayah Kalimantan adalah kawasan pengembangan wilayah
berisiko tinggi yaitu:
4 (empat) PKN (Kota Samarinda, Kota Pontianak, Kota Palangkaraya, dan Kota
Tarakan) ,
10 PKW (Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sambas,
Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas, Kabupaten
Kotabaru, Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kabupaten Barito
Kuala, Kabupaten Tanah Laut, dan Kabupaten Nunukan) yang memiliki indeks
risiko bencana tinggi, baik yang berfungsi sebagai PKN, PKW, KSN atau PKSN

Slide - 17

SASARAN UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN


RPJMN 2015-2019 (5/5)
SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI PER PROVINSI TAHUN 2015-2019
Pertumbuhan Ekonomi (Persen)
Wilayah
2015
2016
2017
2018
Kalimantan Barat

5,8 - 5,9

5,9 - 6,1

6,1 - 6,4

6,9 - 7,5

2019
7,5 - 8,3

Kalimantan Tengah

6,0 6,1

6,9 7,2

7,3 7,7

7,8 8,5

8,3 9,2

Kalimantan Utara

4,95,0

4,9 -5,1

5,8 - 6,1

6,1 - 6,7

6,6 7,3

Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

5,0 - 5,1
4,5 -4,6

6,0 -6,3

5,5 - 5,7

6,6 7,0
5,5 -5,8

7,3 7,9
6,1 -6,6

SASARAN TINGKAT KEMISKINAN PER PROVINSI TAHUN 2015-2019


Tingkat Kemiskinan (Persen)
Wilayah
2015
2016
2017
2018

8,2 9,2
6,7 7,4

2019

Kalimantan Barat

7,9 7,8

7,6 7,3

6,8 6,4

6,0 5,5

4,7 4,3

Kalimantan Timur

5,0 4,9

4,8 4,6

4,2 4,0

3,7 -3,4

2,9 2,6

Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Utara

5,7 5,6
4,1 4,0
7,2 7,0

5,4 5,2
3,9 3,8
6,6 6,4

4,8 4,5
3,5 3,3
6,0 5,7

4,2 3,9
3,1 2,9
5,4 -5,0

SASARAN TINGKAT PENGANGGURAN PER PROVINSI TAHUN 2015-2019


Tingkat Pengangguran (Persen)
Wilayah
2015
2016
2017
2018
Kalimantan Barat

2,6 2,5

2,5 2,4

2,4 2,3

Kalimantan Timur

8,5 8,3

8,2 7,9

7,9 7,4

Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Utara

2,7 -2,6
4,0 -3,9

8,0 - 7,8

2,6 2,5
3,9 3,8
7,8 -7,5

2,5 2,3
3,8 3,6
7,4 -7,0

3,3 3,0
2,5 -2,2
4,8 -4,4

2019

2,3- 2,2

2,3 2,1

7,5 -6,9

7,2 -6,5

2,4 -2,2

3,7 3,4
6,9 -6,4

2,3 2,1
3,6- 3,3
6,6 -6,0

Slide - 18

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ARAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN


RPJMN 2015-2019

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Arah dan Strategi Pengembangan Wilayah Strategis


Wilayah Kalimantan

ISU DAN PERMASALAHAN PENGEMBANGAN


PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI
Rendahnya nilai tambah komoditas pertambangan mineral, batubara, perikanan,
pertanian pangan, karet, kelapa sawit, dan rotan

Terbatasnya konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan yang terdapat di 3 KI, 2


KEK, dan 4 Kawasan Ekonomi Terpadu, dengan kawasan penyangga

Keterbatasan infrastruktur kawasan menyebabkan minimnya investasi industri

Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di

bidang pengolahan pertambangan mineral, batubara, karet, kelapa sawit, dan rotan

Hambatan regulasi dalam mendukung peningkatan iklim investasi dan iklim usaha

Slide - 21

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN


PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI
Arah Kebijakan:
percepatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah dengan
memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah dan
peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur.
Strategi :
Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah di Kalimantan melalui percepatan pengembangan
klaster-klaster industri/hilirisasi pengolahan SDA sesuai dengan potensi dan keunggulan yang
dapat menciptakan kesempatan kerja baru;
Percepatan penguatan konektivitas/infrastruktur dengan menyiapkan infrastruktur jalan akses,
bandara, pelabuhan, listrik dan air bersih dalam mendukung produktivitas kawasan;
Penguatan kemampuan SDM dan Iptek dengan membangun BLK-BLK, SMK Kejuruan, Politeknik
dan science dan techno park berbasis pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan-kelautan
dan logistik;
Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha di kawasan pertumbuhan
ekonomi, termasuk didalamnya memperkuat kinerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan
pemberian insentif fiskal dan non fiskal yang sesuai dengan karakteristik wilayah dan kompetitif.
Slide - 22

SEBARAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI


WILAYAH KALIMANTAN
Potensi Pengembangan
KEK Tarakan
Industri Manufaktur

KI LANDAK

Industri Karet
CPO

Kawasan KHATULISTIWA
Potensi: Perikanan, Kakao,
Karet

Kawasan SASAMBA
Potensi: Pertanian
Pangan, Kelapa Sawit

KEK MBTK

KI KETAPANG

Industri Alumina

Industri Kelapa Sawit


Logistik

KI BATULICIN/Potensi
Pengembangan KEK Batulicin

Kawasan DASKAKAB
Potensi: Rotan

Kawasan BATULICIN

Industri Besi Baja


Industri pengilangan
industri bebasis metal

Potensi: Perikanan
Slide - 23

RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN STRATEGIS WILAYAH KALIMANTAN
No.

Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka


Menengah Nasional

No.

Kereta Api
1.

Pembangunan jalur KA antara Balikpapan - Samarinda

1.

Pengembangan Bandara Supadio

3.

Pengembangan Bandara Samarinda Baru

2.

Bandara

Pembangunan Bandara Singkawang


Pelabuhan

1.

Pengembangan Pelabuhan Pontianak

3.

Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy

2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pengembangan Terminal Peti Kemas Palaran

Pelabuhan Kuala Samboja


Pengembangan Pelabuhan Internasional Balikpapan
(Terminal Peti Kemas Kariangau)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Penajam Pasir Kuala
Semboja (Kariangau)
Pengembangan Pelabuhan Samarinda
Pembangunan infrastruktur pelabuhan sebagai
pendukung Integrated Mining Development MEC Coal
Project
Pelabuhan Seibuku

Kegiatan Strategis Infrastruktur Jangka


Menengah Nasional
Jalan

1.

6.

Pembangunan Jembatan Tayan


Pembangunan Jalan akses mendukung kawasan Industri
Landak
Pembangunan Jalan akses mendukung kawasan Industri
Ketapang
Pembangunan Jalan akses Kawasan Industri Batulicin ke
Pelabuhan Batulicin
Pembangunan Jalan Kawasan Industri Batulicin Ruas
Batulicin-Lumpangi, Batulicin-Mentewe, BatulicinPagatan, Batulicin-S.Kupang, dan Simp. Kodeco-Mentewe
Pembangunan Jalan Tol Samarinda - Balikpapan

8.

Tol Samarinda Balikpapan

2.
3.
4.
5.
7.
9.

Pembangunan Jembatan Kembar Mahakam


Tol Samarinda - Tenggarong

Slide - 24

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan


Wilayah Pulau Kalimantan

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN


WILAYAH KALIMANTAN
PERKOTAAN

KETERKAITAN KOTA - DESA

Arah Kebijakan :
Memperkuat keterkaitan kota
desa serta membangun kota
berkelanjutan dan berdaya saing
berdasarkan karakter fisik,
potensi ekonomi dan budaya lokal,
melalui:
1. Perwujudan Sistem Perkotaan
Nasional (SPN);
2. Perwujudan Kota Layak Huni
yang Aman dan Nyaman,
melalui Pemenuhan Standar
Pelayanan Perkotaan (SPP)
yang mudah diakses bagi
seluruh kalangan masyarakat
kota, termasuk kelompok
lansia, disabel, wanita, anak;
3. Perwujudan kota hijau yang
berketahanan iklim dan
bencana;
4. Pengembangan Kota Cerdas
dan daya saing kota;
5. Peningkatan kapasitas tata
kelola pembangunan
perkotaan.

Arah Kebijakan:
Menghubungkan keterkaitan
fungsional antara pasar dan kawasan
produksi, melalui:
1. Perwujudan konektivitas antar
kota sedang dan kota kecil, dan
antar kota kecil dan desa sebagai
tulang punggung (backbone)
keterhubungan desa-kota
2. Perwujudan keterkaitan antara
kegiatan ekonomi hulu (upstream
linkages) dan kegiatan ekonomi
hilir (downstream linkages) desakota dengan pengembangan
agribisnis (agrowisata dan
agroindustri), melalui pusat
kawasan transmigrasi, kawasan
agropolitan dan minapolitan, serta
kawasan pariwisata.
3. Peningkatan kapasitas tata kelola,
kelembagaan, dan masyarakat
dalam peningkatan keterkaitan
kota-desa

DESA DAN KAWASAN


PERDESAAN
Arah Kebijakan :
Menguatkan desa dan masyarakat
desa serta pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan di perdesaan untuk
mendorong keterkaitan desa-kota dan
perdesaan berkelanjutan, melalui :
1. Pemenuhan Standar Pelayanan
Minimum sesuai dengan kondisi
geografis Desa
2. Penanggulangan kemiskinan dan
pengembangan usaha ekonomi
masyarakat Desa
3. Pembangunan Sumber Daya
Manusia, peningkatan
Keberdayaan, dan pembentukan
Modal Sosial Budaya Masyarakat
Desa
4. Penguatan Pemerintahan Desa
5. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup Berkelanjutan,
serta Penataan Ruang Kawasan
Perdesaan
6. Pengembangan ekonomi kawasan
perdesaan untuk mendorong
keterkaitan desa-kota.

27

PETA LOKASI PRIORITAS PENGEMBANGAN


KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN WILAYAH KALIMANTAN
2015-2019

Slide - 28

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal


Wilayah Pulau Kalimantan

ISU DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN


DAERAH TERTINGGAL WILAYAH KALIMANTAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Lemahnya koordinasi antarpelaku pembangunan untuk percepatan


pembangunan daerah tertinggal;
Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan tingkat kesejahteraan
masyarakat di daerah tertinggal, khususnya di kawasan perbatasan;
Rendahnya jumlah ketersediaan dan distribusi tenaga pendidik
(guru) dan tenaga kesehatan (dokter, bidan dan paramedis);
Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publik dasar di
daerah tertinggal perbatasan, khususnya di bidang pendidikan,
kesehatan, telekomunikasi dan informasi, serta transportasi (darat,
air, dan udara).
Rendahnya tingkat aksesibilitas daerah tertinggal terhadap pusatpusat pertumbuhan wilayah, khususnya pada daerah tertinggal di
kawasan perbatasan;
Belum optimalnya pengelolaan potensi sumber daya lokal dalam
pengembangan perekonomian di daerah tertinggal;
Belum adanya insentif terhadap sektor swasta dan pelaku usaha
untuk berinvestasi di daerah tertinggal.

Slide - 30

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI


PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL WILAYAH KALIMANTAN
(1/2)
Arah Kebijakan:
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal difokuskan pada upaya pemenuhan kebutuhan
dasar dan kebutuhan pelayanan dasar publik dan pengembangan perekonomian masyarakat
yang didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan infrastruktur penunjang
konektivitas
Strategi :
Mengembangkan perekonomian masyarakat di daerah tertinggal dalam rangka meningkatkan
nilai tambah sesuai dengan karakteristik, posisi strategis, dan keterkaitan antarkawasan;
Meningkatkan aksesibilitas
pertumbuhan;

yang

menghubungkan

daerah

tertinggal

dengan

pusat

Meningkatkan kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan kapasitas tata
kelola kelembagaan pemerintahan daerah tertinggal;
Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pelayanan dasar publik,
terutama di bidang pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih, energi/listrik, telekomunikasi,
serta mendukung upaya pemenuhan kebutuhan dasar, seperti: sandang, pangan, dan
perumahan di daerah tertinggal;
Memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan, penyuluh pertanian,
pendamping desa di daerah tertinggal;
Slide - 31

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI


PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL WILAYAH KALIMANTAN
(2/2)
Strategi :
Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertinggal dan pemberian insentif kepada pihak
swasta dalam pengembangan iklim usaha di daerah tertinggal;
Meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran, seperti kawasan perbatasan
dalam upaya mendukung pembangunan daerah tertinggal;
Melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal yang sudah terentaskan melalui penguatan
kapasitas kelembagaan pemerintahan daerah dan peningkatan kapasitas SDM;
Mendukung pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai upaya pengurangan
kesenjangan antarwilayah. Dalam proses pembangunan kedepan, diharapkan kawasan
transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru dapat mendukung upaya percepatan
pembangunan daerah tertinggal dan pengembangan kawasan perdesaan, disamping perlu
dukungan semua sektor terkait;
Meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya mendukung pembangunan
daerah tertinggal melalui pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai program
pembangunan lintas sektor.

Slide - 32

PETA SEBARAN DAERAH TERTINGGAL


WILAYAH KALIMANTAN 2015 2019

Slide - 33

RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


DAERAH TERTINGGAL WILAYAH KALIMANTAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pengembangan sekolah kecil di perbatasan;


Penyelenggaraan sekolah satu atap di daerah tertinggal dan perbatasan (SD, SMP, SMA/SMK);
Pembangunan sekolah berasrama di daerah tertinggal dan perbatasan;
Pengembangan asrama sekolah;
Pengadaan sarana kesehatan keliling di wilayah terisolir dan perbatasan;
Pengadaan puskesmas terapung di kawasan pulau kecil terluar;
Pengembangan fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama di wilayah terisolir dan perbatasan;
Pengembangan PLTMH, PLTS, PLTU, khususnya di Kabupaten Melawi dan kawasan perbatasan;
Pengembangan menara penguat sinyal dan radio penguat siaran RRI dan TVRI di Sintang, Nunukan, Kapuas
Hulu, Bengkayang, Seruyan, dan Sekadau;
10.Pengembangan jaringan irigasi;
11.Pembangunan embung untuk mendukung jaringan irigasi;
12.Pengembangan gudang dan fasilitas pengolahan pasca panen;
13.Pengembangan kegiatan kepariwisataan bahari dan sosial-budaya melalui peningkatan insfrastruktur,
sarana, promosi, serta peningkatan peran serta masyarakat adat, khususnya di Kabupaten Sintang dan
Sambas;
14.Pembangunan pasar kecamatan;
15.Pembangunan infrastruktur jalan dan sarana transportasi di desa-desa terisolir dan kawasan perbatasan;
16.Pengembangan jaringan jalur kereta api lintas selatan antarkota di kawasan timur dan timur wilayah
Kalimantan;
17.Pengembangan pelabuhan pedalaman di Kalimantan;
18.Pengembangan bandara perintis dan jalur keperintisan udara;
19.Pembangunan dan peningkatan kapasitas jalan penghubung nasional di kawasan perbatasan menuju pusat
pertumbuhan, yakni di Kabupaten Bengkayang, Kapuas Hulu, Sambas, Sanggau, Sintang, Kutai Barat,
Nunukan, dan Malinau.

Slide - 34

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kawasan Perbatasan


Wilayah Kalimantan

ISU DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN


KAWASAN PERBATASAN WILAYAH KALIMANTAN

Aspek Ekonomi, SDA, dan Lingkungan Hidup

Eksploitasi SDA secara ilegal oleh pihak asing (illegal logging), ancaman over
exploitation, sementara taraf hidup masyarakat tertinggal dibandingkan dengan
negara tetangga
Rendahnya ketersediaan dan kualitas infrastruktur, khususnya jalan, moda
transportasi, dan pasar

Aspek Sosial

Ketergantungan yang tinggi masyarakat perbatasan terhadap negara Malaysia,


bahan pokok dan energi
Minimnya ketersediaan dan pelayanan sarana dan prasarana pendidikan dan
kesehatan yang berkualitas

Aspek Batas Wilayah Negara, Pertahanan, keamanan, dan penegakan


hukum

Terdapat 9 Outstanding Boundary Problem (OBP)


Transnational crime akibat lemahnya sistem pengawasan
Lemahnya koordinasi antar petugas pelaksana pengawasan perbatasan
Rendahnya aksesibilitas telekomunikasi dan informasi yang berpotensi melunturkan
wawasan kebangsaan.

Slide - 36

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN


KAWASAN PERBATASAN WILAYAH KALIMANTAN
Arah Kebijakan:
Mewujudkan halaman depan negara sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan
negara tetangga
Strategi :
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan negara: Pusat
Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Entikong, Aruk-Paloh, Nanga Badau, Nunukan, dan
PKSN lainnya;
Peningkatan konektivitas dengan membangun sistem jaringan jalan lokal di desa-desa
dalam Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) dan antar Lokpri yang saling terhubung dengan
pusat kegiatan ekonomi;
Membangun kedaulatan energi dan telekomunikasi di wilayah perbatasan Kalimantan;
Peningkatan akses pelayanan pendidikan dan kesehatan di desa-desa terdepan dan
terisolir dengan penyediaan sarana prasarana sesuai karakteristik geografis wilayah serta
pengembangan sekolah bertaraf internasional (standarisasi kawasan perbatasan) dan
sekolah berasrama;
Mengembangkan pusat perdagangan lintas batas negara berbasis komoditas lokal
berorientasi pasar ke negara tetangga serta secara bertahap menurunkan jumlah pelintas
batas tradisional dititik lintas batas (Kalimantan);
Penguatan fungsi pertahanan dan keamanan dan pelibatan peran serta masyarakat
dalam menjaga kedaulatan.
Slide - 37

PETA SEBARAN LOKASI PRIORITAS (LOKPRI)


KAWASAN PERBATASAN WILAYAH KALIMANTAN
2015-2019

Slide - 38

RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


KAWASAN PERBATASAN WILAYAH KALIMANTAN
1. Pengembangan pusat pelayanan kepabeanan, imigrasi, karantina, dan keamanan terpadu;
2. Pengembangan pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
3. Peningkatan konektivitas dengan membangun sistem jaringan jalan lokal di desa-desa
Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) dan antar Lokpri di wilayah perbatasan Papua;
4. Penyelenggaraan sekolah satu atap berasrama (SD, SMP, SMA/SMK); dan sekolah kejuruan
(SMK, politeknik) berbasis kelautan, standarisasi kawasan perbatAsan;
5. Pengadaan sarana kesehatan keliling diutamakan di Pulau Pulau Kecil Terluar;
6. Pengembangan energi terbarukan (PLTMH, PLTS, dan PLTU), berbasis potensi lokal,
khususnya di Pulau-Pulau Kecil Terluar;
7. Pembangunan menara penguat sinyal dan penguat siaran RRI,TVRI, dan telekomunikasi
khususnya di desa-desa kecamatan perbatasan;
8. Pembangunan pasar perbatasan;
9. Pembangunan kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong (CIQS Terpadu)
10. Pembangunan kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga-Badau (CIQS Terpadu)
11. Pembangunan Jalan strategis perbatasan, jalan paralel perbatasan, jalan poros perbatasan
(Temajuk - Gunung Kukud - Simpang Tanjung), (Teberau - Bts.Kec.Siding - Bts. Kab. Sanggau Bts Kec Sekayam - Bts. Kab. Sintang), (Putussibau - Nanga Era - Bts Kaltim), (Bts Kalbar Tiong Ohang - Long Pahangai), (Malinau Punan - Long Bawan Long Midang), (Long
Nawang Metulang Long boh Bts Kaltim) dan ruas strategis lainnya
12. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Nunukan dan Dermaga Penyeberangan Sebatik
13. Pembangunan bandara Maratua, Sintang Baru
14. Pembangunan Dry port untuk mendukung pintu gerbang aktivitas ekspor impor di kawasan
perbatasan Indonesia-Malaysia
Slide - 37

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Tata Ruang


Wilayah Kalimantan

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI


PENGEMBANGAN TATA RUANG WILAYAH KALIMANTAN
Arah Kebijakan, untuk mewujudkan:
Struktur ruang wilayah Pulau Kalimantan melalui pengembangan kawasan perkotaan
nasional sebagai industri pengolahan, industri jasa hasil perkebunan, dan industri jasa
hasil pertambangan yang berbasis mitigasi bencana banjir
Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antarwilayah,
efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah
Kelestarian kawasan konservasi keanekaragaman hayati dan kawasan berfungsi lindung
yang bervegetasi hutan tropis basah paling sedikit 45 persen dari luas Pulau Kalimantan
sebagai Paru-paru Dunia
Swasembada pangan dan lumbung pangan nasional melalui pengembangan sentra
pertanian tanaman pangan dan sentra perikanan
Pengembangan Kawasan Strategis Nasional, termasuk Kawasan Perbatasan sebagai
beranda depan negara dan pintu gerbang internasional

Strategi :
Perwujudan struktur ruang wilayah
Pengembangan kawasan lindung
Pengembangan kawasan budidaya
Pengembangan kawasan strategis nasional perbatasan dan ekonomi
Slide - 41

STATUS PENYELESAIAN RENCANA TATA RUANG KALIMANTAN


PROVINSI
Kalimantan Barat

Belum Perda

Kalimantan Tengah

Belum Perda

Kalimantan Selatan

Belum Perda

Kalimantan Timur

Belum Perda

Kalimantan Utara

Belum Perda

Provinsi

Total Kab.

Sudah Perda

Total Kota

Sudah Perda

Kalimantan Barat

12

Kalimantan Tengah

13

Kalimantan Selatan

11

Kalimantan Timur

10

Kalimantan Utara

46

18

TOTAL

Slide - 42

REFORMA AGRARIA (1/3)


Konsep Ideal Reforma Agraria
Reforma agraria meliputi asset reform, yaitu penyediaan tanah bagi masyarakat
petani yang belum memiliki tanah (landless farmer) dan juga access reform yaitu
penyediaan bantuan program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
kemampuan petani penerima dalam mengelola dan mengambil manfaat bidang
tanah yang diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya;
Pemerintah melakukan reforma agraria untuk melakukan penataan kembali
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah sekaligus untuk
memperbaiki ketimpangan kesejahteraan khususnya petani;
Reforma agraria meliputi beberapa tahap yaitu:

Koordinasi lokasi pelaksanaan redistribusi tanah (dan legalisasi aset) dengan


lokasi pemberdayaan masyarakat;

Pengembangan teknologi pertanian;

Pengembangan jasa keuangan mikro;

Interkoneksi UKM dengan industri.


Slide - 43

REFORMA AGRARIA (2/3)

Tantangan Reforma Agraria


Walaupun secara konsep reforma agraria cukup sederhana yaitu mensinergikan
lokasi aset dan akses, namun mengingat:

Kewenangan birokrasi yang berbeda dimana reforma aset merupakan


kewenangan BPN, sedangkan reforma akses berada pada K/L dan pemda;

Jumlah bidang tanah dan jumlah keluarga yang terlibat cukup besar yaitu 9 juta
hektar dan 4,5 juta keluarga, tersebar pada sekitar 9 ribu desa di 512 kab/kota
pada 34 provinsi;

Seringkali koordinasi lokasi dan sinergi aset dan akses tidak dapat dilakukan dengan
optimal.
Untuk itu diperlukan peran Gubernur/ Bupati/ Walikota sebagai koordinator
untuk mensinergikan lokasi aset dan akses pada wilayah administrasinya
masing-masing.

Slide - 44

REFORMA AGRARIA (3/3)


Peran Kepala Daerah (Pemerintah Daerah) sebagai koordinator perlu melakukan:

Bersama dengan Kemenhut, mengidentifikasi tanah kawasan hutan yang sesuai bagi
pertanian dan akan dilepaskan sebagai sumber TORA (tanah obyek reforma agraria);

Mengidentifikasi seluruh program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh


seluruh K/L (termasuk Pemda) yang ada pada wilayahnya.

Memimpin koordinasi antara K/L dengan Kanwil BPN/Kantah setempat dalam


mensinergikan lokasi dan target keluarga sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat
dengan lokasi-lokasi pelaksanaan redistribusi tanah dan legalisasi aset (by name by
address);

Melakukan kerjasama dengan Bank Indonesia dan bank umum setempat untuk
memastikan bank melakukan penyaluran pinjaman kredit KUR dan UMKM, termasuk
mekanisme dan prosedur penyediaan fasilitas jaminan pinjaman penyediaan
collateral fund (dana jaminan pinjaman) bagi pinjaman modal usaha masyarakat
miskin sehingga tidak perlu dilakukan penyitaan agunan pinjaman apabila terjadi gagal
bayar.

Memastikan kelanjutan pemberdayaan masyarakat pasca pelaksanaan reforma


agraria dengan terus berkoordinasi baik dengan BPN maupun K/L hingga masyarakat
penerima benar-benar lepas dari garis kemiskinan;
Slide - 45

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Arah Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Bencana


dan Resiko Bencana Wilayah Kalimantan

INDEKS RISIKO BENCANA


PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DI WILAYAH PULAU KALIMANTAN
250
205.2
200

178

178

190

180.4
156.4

163.2

150

100

96.4

50

Keterangan:
Risiko Tinggi: >144 (warna peta MERAH);
Risiko Sedang: 36 144 (warna peta KUNING)
Risiko Rendah: < 36 (warna peta HIJAU)

179.2

178
148.4

159.2
134.8

173.2

160.4
132.4

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI


PENANGGULANGAN BENCANA DAN RESIKO BENCANA
WILAYAH KALIMANTAN
Arah Kebijakan:
Peningkatan ketangguhan dalam menghadapi bencana;
Penguatan tata kelola penanggulangan bencana di pusat dan daerah.

Strategi :
Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan berkelanjutan,melalui:
a.penyusunan kajian dan peta risiko bencana tingkat kabupaten/kota
b.integrasi kajian dan peta risiko dalam RPJMD dan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota.
c.Penyusunanrencana kontinjensi menghadapi bencana banjir, kebakaran hutan dan lahan.
Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana,melalui:
a.Mendorong dan menumbuhkan budaya sadar bencana dalam masyarakat,
b.Peningkatan sosialisasi dan diseminasi pengurangan risiko bencana kepada masyarakat,
c.Rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana alam
d.Pemeliharaan dan penataan lingkungan di sekitar DAS Kapuas, Mahakam dan Barito.
Peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat,melalui:
a.Penguatan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana
b.Peningkatan monitoring hot spot kebakaran hutan dan lahan
c.Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir
d.Pengembangan Desa Tangguh Bencana
e.Meningkatkan simulasi dan gladi kesiapsiagaan bencana.

Slide - 48

PETA INDEKS RISIKO BENCANA


WILAYAH PULAU KALIMANTAN 2015-2019

Slide - 49

RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


PENANGGULANGAN BENCANA KAWASAN KALIMANTAN
1. Pembangunan Pengendalian Banjir Tanjung Belimbing (Kanal, Retarding Basin dan Drainase)
Kota Malinau Kab. Malinau, Santui, Kintap dan Batu Licin, Jorong, Asam - Asam &
Kintap, Kandang Jaya, Kota Sintang Kab Sintang, Kab. Kapuas Hulu Kab Kapuas Hulu
2. Pembangunan Pintu Air dan Pompa Banjir Muara Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
Kota Samarinda
3. Lanjutan Penanganan Banjir dan Pengaman Tebing Sungai Karang Mumus Kota Samarinda
Kota Samarinda
4. Pembangunan Embung Aji Raden Kota Balikpapan, Tala, Tanbu,
5. Normalisasi Sungai Martapura

Slide - 50

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan


Tata Kelola Pemerintahan dan Otonomi Daerah
Wilayah Kalimantan

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI


PENGEMBANGAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN
DAN OTONOMI DAERAH WILAYAH KALIMANTAN
Arah Kebijakan wilayah Kalimantan:
Peningkatan kapasitas pemerintahan daerah dalam mendorong
mempertimbangkan kelestarian alam dan konektivitas wilayah

pembangunan

daerah

dengan

Strategi :
1. Penataan monitoring dana perimbangan terutama untuk daerah DBH sumber daya alam melalui kerjasama
antar tingkat pemerintahan untuk mendorong konektivitas wilayah.
2. Peningkatan kapasitas aparatur dalam pencapaian SPM di Provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan
Tengah.
3. Peningkatan kapasitas pemda terkait dengan sistem pengelolaan data dan administrasi pajak daerah
berbasis sumberdaya alam, baik perkebunan maupun pertambangan.
4. Peningkatan kapasitas pengawasan internal pemerintah daerah dalam upaya pencapaian Opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP).
5. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam rangka restrukturisasi organisasi perangkat daerah
sesuai karakteristik wilayah Kalimantan.
6. Peningkatan proporsi belanja modal dalam percepatan pembangunan wilayah Kalimantan pada wilayah
perbatasan, tertinggal dan terluar.
7. Peningkatan fasilitasi untuk pemerintah provinsi dalam rangka pembentukan kerjasama daerah-daerah
perbatasan dan konektivitas wilayah.
8. Pengembangan inovasi pembiayaan lainnya baik dari BUMD maupun sumber lainnya (obligasi daerah)
untuk percepatan pembangunan infrastruktur daerah.
9. Pengaturan pelaksanaan Pilkada serentak pada tingkat provinsi dan melakukan penyesuaian menjelang
Pilkada serentak nasional 2020.
Slide - 52

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai