RPJMN 2015-2019
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH PULAU KALIMANTAN
Oleh:
Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah
Kementerian PPN/Bappenas
1978
1983
1988
1993
1998
2003
2008
2013
Sumatera
27,6
28,7
24,9
22,8
22,0
22,4
22,9
23,8
Jawa
50,6
53,8
57,4
58,6
58,0
60,0
57,9
58,0
Kalimantan
10,2
8,7
8,9
9,2
9,9
8,9
10,4
8,7
Sulawesi
5,5
4,2
4,1
4,1
4,6
4,0
4,3
4,8
3,1
2,8
3,0
3,3
2,9
2,8
2,5
2,5
2,9
1,8
1,7
2,0
2,5
1,8
2,0
2,2
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
Total
Sumber: BPS
2010
No.
Wilayah
Sumatera
Jawa
Proyek
2011
Investasi
Proyek
2013
Investasi
Proyek
Investasi
2915.21
3.892
12.863,54
13,02
11,54
6.059 17.326,38
5443
11619.88 18.914
66.429,49
63,27
59,58
888,87
673
1675.63
2.928
5.146,36
9,80
4,62
849
2.773,40
645
3675.55
2.434
13.587,90
8,14
12,19
1.507,03
343
1.498,16
359
1569.05
1.115
6.148,60
3,73
5,51
19
98,77
94
321,23
71
97.09
225
907,52
0,75
0,81
39
1.234,47
154
2.414,16
102
1081.60
384
6.422,14
1,28
5,76
9.612 28.617,55
8283
100,00
100,00
11.498,77
Bali-Nusa
Tenggara
372
502,66
474
952,65
477
1.126,55
932
Kalimantan
254
2.011,45
331
1.918,85
355
3.208,65
Sulawesi
80
859,10
146
715,26
187
Maluku
10
248,89
31
141,54
Papua
28
346,77
61
1.345,14
4.342 19.474,54
TOTAL
990
1.973
2.632 12.324,54
2014
3.395,35
747,13
3.076 16.214,77
2.076,56
Proyek
359
Jumlah
667
2012
695
3.729,29
2.807 13.659,92
4.579 24.564,68
1.181
2010
No.
Wilayah
2011
2012
2013
Proyek
Investasi
Proyek
Investasi
Proyek
Investasi
Proyek
Investasi
2014
TOTAL
Investasi
%
Proyek
Investasi
Sumatera
222
4.224,20
370
16.334,26
287
14.256,24
522
22.913,76
107
9.321,30
1508
67.049,76
30,46
16,82
Jawa
397
35.140,34
601
37.176,19
636
52.692,94
1.085
66.495,67
276
21.107,10
1911 212.612,24
38,61
53,35
Bali-Nusa
Tenggara
39
2.119,27
32
356,74
29
3.167,76
71
4.400,25
10
53,96
181
10.097,98
3,66
2,53
Kalimantan
149
14.575,58
198
13.467,39
183
16.739,69
305
28.713,61
64
7.703,90
899
81.200,17
18,16
20,37
Sulawesi
58
4.337,57
82
7.227,52
59
4.900,99
101
3.624,19
36
3.091,58
336
23.181,85
6,79
5,82
Maluku
0,00
13,57
323,89
1.114,91
53,71
18
1.506,08
0,36
0,38
Papua
229,31
26
1.425,02
12
100,51
38
888,21
13
242,80
97
2.885,85
1,96
0,72
875
60.626,27
1.313
76.000,69
1.210
92.182,02
1.045
128.150,60
507
41.574,35
100,00
Jumlah
Slide - 5
Slide - 7
KERANGKA PAPARAN
Meningkatan
Produktivitas dan
Daya Saing Daerah
Membangun
Indonesia dari
Pinggiran dengan
Memperkuat
Daerah-daerah
dan Desa
Slide - 8
Slide - 9
Slide - 11
No.
Wilayah
Sumatera
23,8
24.6
Jawa
58,0
55,1
Kalimantan
8,7
9,6
Sulawesi
4,8
5,2
Bali Nustra
2,5
2,6
Maluku Papua
2,2
2,9
100,0
100,0
Nasional
Keterangan :
Asumsi target pertumbuhan PDB Nasional 5,8-8% tahun 2015-2019
Perhitungan proyeksi masih menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000.
Perhitungan proyeksi dapat berubah dengan adanya perubahan harga konstan tahun dasar 2010.
Slide - 13
Slide - 14
Slide - 16
Slide - 17
5,8 - 5,9
5,9 - 6,1
6,1 - 6,4
6,9 - 7,5
2019
7,5 - 8,3
Kalimantan Tengah
6,0 6,1
6,9 7,2
7,3 7,7
7,8 8,5
8,3 9,2
Kalimantan Utara
4,95,0
4,9 -5,1
5,8 - 6,1
6,1 - 6,7
6,6 7,3
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
5,0 - 5,1
4,5 -4,6
6,0 -6,3
5,5 - 5,7
6,6 7,0
5,5 -5,8
7,3 7,9
6,1 -6,6
8,2 9,2
6,7 7,4
2019
Kalimantan Barat
7,9 7,8
7,6 7,3
6,8 6,4
6,0 5,5
4,7 4,3
Kalimantan Timur
5,0 4,9
4,8 4,6
4,2 4,0
3,7 -3,4
2,9 2,6
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Utara
5,7 5,6
4,1 4,0
7,2 7,0
5,4 5,2
3,9 3,8
6,6 6,4
4,8 4,5
3,5 3,3
6,0 5,7
4,2 3,9
3,1 2,9
5,4 -5,0
2,6 2,5
2,5 2,4
2,4 2,3
Kalimantan Timur
8,5 8,3
8,2 7,9
7,9 7,4
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Utara
2,7 -2,6
4,0 -3,9
8,0 - 7,8
2,6 2,5
3,9 3,8
7,8 -7,5
2,5 2,3
3,8 3,6
7,4 -7,0
3,3 3,0
2,5 -2,2
4,8 -4,4
2019
2,3- 2,2
2,3 2,1
7,5 -6,9
7,2 -6,5
2,4 -2,2
3,7 3,4
6,9 -6,4
2,3 2,1
3,6- 3,3
6,6 -6,0
Slide - 18
Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
bidang pengolahan pertambangan mineral, batubara, karet, kelapa sawit, dan rotan
Hambatan regulasi dalam mendukung peningkatan iklim investasi dan iklim usaha
Slide - 21
KI LANDAK
Industri Karet
CPO
Kawasan KHATULISTIWA
Potensi: Perikanan, Kakao,
Karet
Kawasan SASAMBA
Potensi: Pertanian
Pangan, Kelapa Sawit
KEK MBTK
KI KETAPANG
Industri Alumina
KI BATULICIN/Potensi
Pengembangan KEK Batulicin
Kawasan DASKAKAB
Potensi: Rotan
Kawasan BATULICIN
Potensi: Perikanan
Slide - 23
No.
Kereta Api
1.
1.
3.
2.
Bandara
1.
3.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
6.
8.
2.
3.
4.
5.
7.
9.
Slide - 24
Arah Kebijakan :
Memperkuat keterkaitan kota
desa serta membangun kota
berkelanjutan dan berdaya saing
berdasarkan karakter fisik,
potensi ekonomi dan budaya lokal,
melalui:
1. Perwujudan Sistem Perkotaan
Nasional (SPN);
2. Perwujudan Kota Layak Huni
yang Aman dan Nyaman,
melalui Pemenuhan Standar
Pelayanan Perkotaan (SPP)
yang mudah diakses bagi
seluruh kalangan masyarakat
kota, termasuk kelompok
lansia, disabel, wanita, anak;
3. Perwujudan kota hijau yang
berketahanan iklim dan
bencana;
4. Pengembangan Kota Cerdas
dan daya saing kota;
5. Peningkatan kapasitas tata
kelola pembangunan
perkotaan.
Arah Kebijakan:
Menghubungkan keterkaitan
fungsional antara pasar dan kawasan
produksi, melalui:
1. Perwujudan konektivitas antar
kota sedang dan kota kecil, dan
antar kota kecil dan desa sebagai
tulang punggung (backbone)
keterhubungan desa-kota
2. Perwujudan keterkaitan antara
kegiatan ekonomi hulu (upstream
linkages) dan kegiatan ekonomi
hilir (downstream linkages) desakota dengan pengembangan
agribisnis (agrowisata dan
agroindustri), melalui pusat
kawasan transmigrasi, kawasan
agropolitan dan minapolitan, serta
kawasan pariwisata.
3. Peningkatan kapasitas tata kelola,
kelembagaan, dan masyarakat
dalam peningkatan keterkaitan
kota-desa
27
Slide - 28
Slide - 30
yang
menghubungkan
daerah
tertinggal
dengan
pusat
Meningkatkan kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan kapasitas tata
kelola kelembagaan pemerintahan daerah tertinggal;
Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pelayanan dasar publik,
terutama di bidang pendidikan, kesehatan, transportasi, air bersih, energi/listrik, telekomunikasi,
serta mendukung upaya pemenuhan kebutuhan dasar, seperti: sandang, pangan, dan
perumahan di daerah tertinggal;
Memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan, penyuluh pertanian,
pendamping desa di daerah tertinggal;
Slide - 31
Slide - 32
Slide - 33
Slide - 34
Eksploitasi SDA secara ilegal oleh pihak asing (illegal logging), ancaman over
exploitation, sementara taraf hidup masyarakat tertinggal dibandingkan dengan
negara tetangga
Rendahnya ketersediaan dan kualitas infrastruktur, khususnya jalan, moda
transportasi, dan pasar
Aspek Sosial
Slide - 36
Slide - 38
Strategi :
Perwujudan struktur ruang wilayah
Pengembangan kawasan lindung
Pengembangan kawasan budidaya
Pengembangan kawasan strategis nasional perbatasan dan ekonomi
Slide - 41
Belum Perda
Kalimantan Tengah
Belum Perda
Kalimantan Selatan
Belum Perda
Kalimantan Timur
Belum Perda
Kalimantan Utara
Belum Perda
Provinsi
Total Kab.
Sudah Perda
Total Kota
Sudah Perda
Kalimantan Barat
12
Kalimantan Tengah
13
Kalimantan Selatan
11
Kalimantan Timur
10
Kalimantan Utara
46
18
TOTAL
Slide - 42
Jumlah bidang tanah dan jumlah keluarga yang terlibat cukup besar yaitu 9 juta
hektar dan 4,5 juta keluarga, tersebar pada sekitar 9 ribu desa di 512 kab/kota
pada 34 provinsi;
Seringkali koordinasi lokasi dan sinergi aset dan akses tidak dapat dilakukan dengan
optimal.
Untuk itu diperlukan peran Gubernur/ Bupati/ Walikota sebagai koordinator
untuk mensinergikan lokasi aset dan akses pada wilayah administrasinya
masing-masing.
Slide - 44
Bersama dengan Kemenhut, mengidentifikasi tanah kawasan hutan yang sesuai bagi
pertanian dan akan dilepaskan sebagai sumber TORA (tanah obyek reforma agraria);
Melakukan kerjasama dengan Bank Indonesia dan bank umum setempat untuk
memastikan bank melakukan penyaluran pinjaman kredit KUR dan UMKM, termasuk
mekanisme dan prosedur penyediaan fasilitas jaminan pinjaman penyediaan
collateral fund (dana jaminan pinjaman) bagi pinjaman modal usaha masyarakat
miskin sehingga tidak perlu dilakukan penyitaan agunan pinjaman apabila terjadi gagal
bayar.
178
178
190
180.4
156.4
163.2
150
100
96.4
50
Keterangan:
Risiko Tinggi: >144 (warna peta MERAH);
Risiko Sedang: 36 144 (warna peta KUNING)
Risiko Rendah: < 36 (warna peta HIJAU)
179.2
178
148.4
159.2
134.8
173.2
160.4
132.4
Strategi :
Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan berkelanjutan,melalui:
a.penyusunan kajian dan peta risiko bencana tingkat kabupaten/kota
b.integrasi kajian dan peta risiko dalam RPJMD dan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota.
c.Penyusunanrencana kontinjensi menghadapi bencana banjir, kebakaran hutan dan lahan.
Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana,melalui:
a.Mendorong dan menumbuhkan budaya sadar bencana dalam masyarakat,
b.Peningkatan sosialisasi dan diseminasi pengurangan risiko bencana kepada masyarakat,
c.Rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana alam
d.Pemeliharaan dan penataan lingkungan di sekitar DAS Kapuas, Mahakam dan Barito.
Peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat,melalui:
a.Penguatan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana
b.Peningkatan monitoring hot spot kebakaran hutan dan lahan
c.Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir
d.Pengembangan Desa Tangguh Bencana
e.Meningkatkan simulasi dan gladi kesiapsiagaan bencana.
Slide - 48
Slide - 49
Slide - 50
pembangunan
daerah
dengan
Strategi :
1. Penataan monitoring dana perimbangan terutama untuk daerah DBH sumber daya alam melalui kerjasama
antar tingkat pemerintahan untuk mendorong konektivitas wilayah.
2. Peningkatan kapasitas aparatur dalam pencapaian SPM di Provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan
Tengah.
3. Peningkatan kapasitas pemda terkait dengan sistem pengelolaan data dan administrasi pajak daerah
berbasis sumberdaya alam, baik perkebunan maupun pertambangan.
4. Peningkatan kapasitas pengawasan internal pemerintah daerah dalam upaya pencapaian Opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP).
5. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam rangka restrukturisasi organisasi perangkat daerah
sesuai karakteristik wilayah Kalimantan.
6. Peningkatan proporsi belanja modal dalam percepatan pembangunan wilayah Kalimantan pada wilayah
perbatasan, tertinggal dan terluar.
7. Peningkatan fasilitasi untuk pemerintah provinsi dalam rangka pembentukan kerjasama daerah-daerah
perbatasan dan konektivitas wilayah.
8. Pengembangan inovasi pembiayaan lainnya baik dari BUMD maupun sumber lainnya (obligasi daerah)
untuk percepatan pembangunan infrastruktur daerah.
9. Pengaturan pelaksanaan Pilkada serentak pada tingkat provinsi dan melakukan penyesuaian menjelang
Pilkada serentak nasional 2020.
Slide - 52
TERIMA KASIH