: 25,9 %
7 14 tahun : 42,4 %
> 15 tahun
: 58,6 %
selama kelahiran dengan bernapas pada cairan amniotik atau menerima cairan
amniotik yang terinfeksi.
Dan seorang bayi bisa menderita tuberkulosis setelah kelahiran karena
bernapas dalam udara yang mengandung penyebab infeksi. Pada negara
berkembang anak-anak bisa terinfeksi Mycobacterium lainnya yang menyebabkan
tuberculosis yang di sebut Mycobacterium bovis yang ditransumsikan dalam susu
yang tidak di pasteurisasi.
PATOFISIOLOGI
Penularan kuman terjadi melalui udara dan diperlukan hubungan yang erat
untuk penularannya. Selain itu jumlah kuman yang terdapat pada saat batuk lebih
banyak pada tuberkulosis laring di banding dengan
BTA (-)
3. Bekas TB paru
BTA (-)
Gejala klinik tidak ada, ada gejala sisa akibat kelainan paru yang di
tinggalkan.
GEJALA KLINIS
Gejala umum/non spesifik tuberkulosis pada anak adalah :
Dahak.
Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah yang sedikit,
kemudian berubah manjadi mukopurulen / kuning atau kuning hiajau
sampai purulen dan kemudian nberubah menjadi kental bila sudah terjadi
perkejuan dan perlunakan.
Demam.
Merupakan gejala paling sering dijumpai dan penting, sering kali panas
badan meningkat pada siang atau malam hari, panas tidak terlalu tinggi
( subfebril ). Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan
tifus, malaria atau infeksi saluran napas akut),
Keringat malam.
Bukanlah gejala patognomonik untuk penyakit ini. Keringat malam
umumnya timbul bila proses telah lanjut, kecuali pada orang orang
dengan vasomotor labil, keringat malam dapat timbul lebih dini.
Anoreksia.
Merupakan manifestasi toksemia yang timbul belakangan dan lebih sering
dibutuhkan bila proses progresik.
Nyeri dada.
Termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Bila nyeri bertambah berat berarti
telah terjadi pleuritis luas.
Dyspnoe.
Merupakan late symptom dan proses lanjut tuberculosis paru akibat adanya
retriksi dan obstruksi saluran nafas serta lost of vascular bed yang dapat
mengakibatkan gangguan difusi.
Wheezing.
Batuk darah.
Darah yang dikeluarkan mungkin berupa garis atau bercak bercak darah,
gumpalan gumpalan darah / darah segar dalam jumlah yang sangat
banyak
ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah dari dinding kavitas. Batuk
darah massif terjadi bila ada robekan dari aneurisma rasrpuscer pada
dinding kavitas atau pada perdarahan yang berasal dari bronkiektasis atau
ulserasi trakeo bronkhial.
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulan
dengan penanganan gizi.
DIAGNOSIS
Diagnosis penderita Tuberkulosis pada anak merupakan hal yang sulit.
Sebagian besar diagnosis Tuberkulosis anak didasarkan atas anamnesa,
gambaran klinis, gambaran radiologist dan uji tuberculin. Untuk itu penting
difikirkan adanya tuberculosis. Pada anak kalau terdapat keadaan / tanda tanda
yang mencurigakan, misalnya ;
9. Atelektasis/kolaps konsolidasi
Gambaran rntgen TBC paru pada anak tidak khas dan interpretasi foto biasanya
sulit, harus hati-hati, kemungkinan bisa overdiagnosis atau underdiagnosis. Paling
mungkin kalau ditemukan infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar
paratrakeal.
PENGOBATAN
Regimen dasar pengobatan TB adalah kombinasi INH dan Rifampisin
selama 6 bulan dengan Pirazinamid pada 2 bulan pertama. Pada TB berat dan
ekstrapulmonal biasanya pengobatan dimulai dengan kombinasi 4 5 obat
selama 2 bulan (ditambah Etambutol dan Streptomisin) dilanjutkan dengan
Isoniazid dan Rifampisin selama 4 10 bulan sesuai dengan perkembangan klinis.
Pada meningitis TB, perikarditis, TB milier dan effusi pleura diberikan kortiksteroid
yaitu ; prednison 1 2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu, diturunkan perlahan
(tapering off) sampai 2 6 minggu.(1)
Jenis obat yang di gunakan untuk pengobatan TB :
Rifampisin (R)
INH (H)
Pirazinamid (Z)
Streptomisin (S)
Etambutol (E)
Menurut WHO :
WHO membagi penderita dalam kategori sehubungan dengan paduan obat
yang akan diberikan : Panduan obat alternatif berdasarkan kategori .
Kategori
Pengobatan
Tuberkulosis
Fase intensif
Penderita Tuberkulosis
(tiap
hari
atau
Fase lanjutan
3x/minggu)
2 EHRZ (SHRZ)
6 HE
2 EHRZ (SHRZ)
4 HR
berat
Kasus kambuh atau gagal atau
2 EHRZ (SHRZ)
2 EHRZ (SHRZ)
4 H3R3
5 H3R3E3
2 EHRZ (SHRZ)
2 HRZ
6 HRE
6 HE
2 HRZ
4 HR
2 HRZ
Obat sekunder
4 H3R3
paru luas
Kasus baru TB di luar paru yang
II
III
IV
DOSIS (mg/kgBB/hari)
5 15 (300 mg)
KOMPLIKASI
Hepatitis,
neuritis
perifer,
hipersisitif
Rifampisin (RIF)
10 20 (600 mg)
Gastrointestinal,
erupsi
kulit,
25 35 (2 gram)
Hepatotoksik,
atralgia,
gastrointestinal
Streptomisin
15 40 (1 gram)
Ototoksik, nefrotoksik
15 25 (1 gram)
(harus parenteral)
Etambutol (EMB)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tuberkulin Test,
sangat
1.
2.
PENCEGAHAN
Vaksinasi BCG
Pemberian BCG meninggikan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil
tuberkulosis yang virulen. Imunitas timbul 6 8 minggu setelah pemberian
BCG. Imunitas yang terjadi tidaklah lengkap sehingga masih mungkin
10
Kemoprofilaksis
Kemoprofilaksis primer diberikan pada anak yang belum terinfeksi (uji
tuberkulin negatif) tetapi kontak dengan penderita TB aktif. Obat yang
digunakan adalah INH 5 10 mg/kgBB/hari selama 2 3 bulan.
Kemoprofilaksis sekunder diberikan pada anak dengan uji tuberkulin positif
tanpa gejala klinis, dan foto paru normal, tetapi memiliki faktor resiko
menjadi TB aktif. Golongan ini adalah balita, anak yang mendapatkan
pengobatan kortikosteroid atau imunosupresan lain. Penderita penyakit
keganasan, terinfeksi virus (HIV, morbili), gizi buruk, masa akil balik, atau
infeksi baru TB konversi. Uji tuberkulin kurang dari kurang dari 12 bulan,
obat yang digunakan adalah INH 5 10 mg/kgBB/hari selama 6 12 bulan.
(1)
PROGNOSA
Dahulu sebelum ditemukan obat anti tuberkulosis,penderita TB mempunyai
masa depan yang suram seperti penderita kanker paru dimasa sekarang.Namun
setelah ditemukan obat TB hal itu telah dapat diatasi,kecuali pada penderita
dengan kekambuhan (relaps),yang sudah berkomplikasi ke organ lain dan adanya
diabetes melitus yang penyembuhannya sukar dan lebih lama walaupun dengan
regimen yang progresif.
KESIMPULAN
Tuberkulosis merupakan satu diantara 10 penyebab kematian utama di
dunia,(1) dan masih merupakan masalah yang cukup serius di negara-negara yang
sedang berkembang terutama di Indonesia. (2) Penyakit ini dapat menyerang
semua umur, baik pada anak maupun orang dewasa.
Penyebab penyakit ini adalah kuman Mycobacterium tuberculosis yang
merupakan bakteri tahan asam. Penyakit ini memerlukan pengobatan yang lama
dan teratur sehingga memerlukan kesabaran dan peran serta dari keluarga dan
dokter yang memberi pengobatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Mansjoer A, Wardhani WI, Kapita Selekta Kedokteran ; Tuberkulosis Anak,
Edisi 3, Jilid 2, Penerbit Media Aesculapius FK UI, Jakarta 2000, hal :
459 461
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah Kesehatan Anak :
Tuberkulosis, Jilid 2, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, 1985, hal : 573 583
3. Behrman R.E, Vaughan V.C, Nelson. Ilmu Kesehatan Anak ; Tuberkulosis,
Jilid 2, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1992. hal : 151 156
4. Tabrani, RAB. Ilmu Penyakit Paru ; Tuberkulosis Paru, Penerbit Hipokrates,
Jakarta,1996. hal : 236 245
5. http/www.google.com/medicastore/tuberculosis.htm
6. http//.www.fkui-interna,ac.id.pulmo.com
7. http//.www.info penyakit menular.ed.co/26
8. http//www.idioline.org.pelita.wp33/34
9. http//.www.pdpi.konsensus _malang.com
10. http//www.papdi.do.id.com
11. http//www.infokes.com.read_news 28
12. A.Muhammad,A.Hood, Pengantar Ilmu Penyakit Paru,edisi II,Penerbit
Universitas Airlangga,1993,hal 13-35
12
13