Anda di halaman 1dari 24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah

SMA Negeri 10 Kota Jambi

Mata Pelajaran

Kimia

Kelas / Semester

X/ I

Materi Pokok

Ikatan Kimia

Alokasi Waktu

6 x 45

A. Kompetensi inti
KI 1

: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2

:Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,


peduli ( gotong royong serta kerjasama, toleran, damai), santun, responsive
dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai

bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan


social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3

:Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual,


procedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang imu pengetahuan,

tehnologi, seni, budaya, dan humaniora,dengan wawasan kemanusiaan,


kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4

:Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya disekolahsecara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi,
dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.
Indikator :
Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion,
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen

Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi


Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam
Menjelaskan sifat-sifat senyawa ion
Menjelaskan sifat-sifat senyawa kovalen

4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan
kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel
(atom, ion, molekul)materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
Indikator :
Membedakan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan kovalen
koordinasi.
Menganalisis konfigurasi elektron dan struktur Lewis dalam proses pembentukan
ikatan kimia.
Memprediksi jenis ikatan yang terbentuk melalui beberapa contoh senyawa.
Membandingkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen.
Menganalisis sifat logam dengan proses pembentukan ikatan logam.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa

dapat

menjelaskan

kecenderungan

suatu

unsur

untuk

mencapai

kestabilannya.
2. Siswa dapat menyadari adanya keteraturan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam
suatu persamaan reaksi
3. Siswa dapat menunjukkan sikap positif (individu dan social) dalam diskusi
kelompok
4. Siswa dapat menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai dan
melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab.
5. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion,
6. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen
7. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi
8. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam
9. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat senyawa ion
10. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat senyawa kovalen

11. Siswa dapat membedakan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, dan
ikatan kovalen koordinasi.
12. Siswa dapat menganalisis konfigurasi elektron dan struktur Lewis dalam proses
pembentukan ikatan kimia.
13. Siswa dapat memprediksi jenis ikatan yang terbentuk melalui beberapa contoh
senyawa.
14. Siswa dapat membandingkan proses terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen.
15. Siswa dapat menganalisis sifat logam dengan proses pembentukan ikatan logam.

D. Materi Pembelajaran
Fakta

Garam (NaCl)

Air (H2O)
Konsep

ikatan ion,
ikatan kovalen,
ikatan kovalen koordinasi
ikatan logam
Prinsip
Konfigurasi elektron
Elektron valensi
Struktur Lewis
Teori oktet dan duplet
E. Materi Inti
Teori Oktet dan Duplet
W. Kossel dan G.N Lewis berpendapat atom disebut stabil jika mempunyai konfigurasi
elektron mirip gas mulia yaitu pada kulit terakhir mempunyai 8 elektron (oktet) atau 2
elektron (duplet jika jumlah kulit hanya 1)

Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang
stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia).
Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi
elektron seperti pada unsur gas mulia.
Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu
atom Helium).
Nomor

Periode Unsur

Atom

He

Ne

10

Ar

18

Kr

36

18

Xe

54

18

18

Rn

86

18

32

18

Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas


mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet.

Ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :
a) atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron
Melepaskan elektron
contoh:

11Na

: 2.8.1 (tidak stabil) 11Na+ : 2.8 (stabil) + e

12Mg

: 2.8.2 (tidak stabil) 12Mg+2: 2.8 (stabil) + 2e

Berlaku untuk atom yang mempunyai elektron valensi 2 atau 1

Menangkap elektron
contoh: 9F : 2.7 (tidak stabil) + e
8O

9F- : 2.8 (stabil)

: 2.6 (tidak stabil) + 2e 8O-2 :2.8 (stabil)

Berlaku untuk atom yang mempunyai elektron valensi 6 atau 7

b) Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang
berikatan. Terjadi pada atom-atom yang mempunyai energi
ionisasi yang tinggi sehingga sukar melepaskan elektron dan yang
mempunyai afinitas elektron rendah sehingga sukar sukar mengikat
elektron.
contoh : HCl
1H

:1 (belum stabil) stabil setelah disumbang 1elektron dari Cl

17Cl : 2.8.7 (belum stabil)stabil setelah disumbang 1 elektron dari H


xx

xx

x
H x Cl
x
xx

Cl xx
xx

c) Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang
berikatan
Struktur Lewis
Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya.
Melukis Struktur Lewis
Titik-titik mewakili elektron valens ini diisi satu persatu dahulu; biasanya dalam urutan:
kanan kiri atas bawah, sehinggalah kesemua empat sukuan tersebut berisi dengan
satu elektron. Elektron ke-5 seterusnya akan diisikan secara berpasangan.
H

Na

Mg

Al

Ne

Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan, maka
ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu : ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen
koordinat / koordinasi / dativ dan ikatan logam.
Ikatan Ion
Ikatan yang terjadi antara ion positif dan ion negatif karena gaya elektrostatis
Ion positif terjadi karena melepaskan elektron

Ion negatif terjadi karena mengikat elektron


Ion positif berasal dari unsur logam terutama dari Gol IA dan IIA
Ion negatif berasal dari unsur non logam terutama Gol VI A dan VIIA
Terjadi antara unsur logam dan non logam
Contoh 1 :
Ikatan antara

11 Na

dengan

17 Cl

Konfigurasi elektronnya :
11 Na =

17 Cl

2, 8, 1

= 2, 8, 7

Atom Na melepaskan 1 elektron valensinya sehingga konfigurasi elektronnya sama


dengan gas mulia.

Atom Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga konfigurasi elektronnya


sama dengan gas mulia.
Na

(2,8,1)

Na

(2,8)

Cl e

Cl

(2,8,7)

(2,8,8)

**
*

( Na ) Cl

**

*
*

Antara ion Na+ dengan Cl terjadi gaya tarik-menarik elektrostatis sehingga terbentuk
senyawa ion NaCl.
(2,6)

(2,8)

Reaksi yang terjadi :


Na

Na

(x2)

O 2e

(x1)
+

2 Na + O

2
2 Na+ + O

Na2O

Sifat-sifat senyawa ion

Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi

Sulit menguap

Lelehan dan larutan dapat menghantarkan listrik.

Pada umumnya mudah larut dalam air

Ikatan Kovalen
Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh
2 atom yang berikatan.
Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk
melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).
Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi
serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.
Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non
logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara
mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk

pasangan elektron yang

dipakai secara bersama.


Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron
tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron
(kecuali He berjumlah 2 elektron).
Ada 3 jenis ikatan kovalen :
a). Ikatan Kovalen Tunggal
Contoh 1 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk
molekul H2
Konfigurasi elektronnya :

1H

=1

Ke-2 atom H yang berikatan memerlukan 1 elektron tambahan agar diperoleh


konfigurasi elektron yang stabil (sesuai dengan konfigurasi elektron He).
Untuk itu, ke-2 atom H saling meminjamkan 1 elektronnya sehingga terdapat
sepasang elektron yang dipakai bersama.
H H H
H

Rumus struktur

= HH

Rumus kimia

= H2

Contoh 2 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF
Konfigurasi elektronnya :
1H

=1

9F

= 2, 7

Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron


valensi.
Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan
atom F masing-masing memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan
konfigurasi elektron He dan Ne).
Jadi, atom H dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai
bersama.


H F H F

Rumus struktur

= H F Rumus kimia = HF

Perbedaan antara Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen


No
1

Sifat
Titik didih

Senyawa Ion
Tinggi

Senyawa Kovalen
Rendah

Titik leleh

Tinggi

Rendah

Wujud

Padat pada suhu

Padat,cair,gas pada suhu

kamar

kamar

Daya hantar listrik

Padat = isolator
Lelehan =
konduktor
Larutan =
konduktor

Kelarutan dalam air

Kelarutan dalam
trikloroetana (CHCl3)

Padat = isolator
Lelehan = isolator
Larutan = ada yang
konduktor

Umumnya larut

Umumnya tidak larut

Tidak larut

Larut

Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama
pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas
(PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan
bersama.
o Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan
tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan
elektron.
Contoh 1:
o Terbentuknya senyawa BF3 NH 3

**

* F*
* *
**

*o

*o

**

*o

*o

**
** F
**

*o

o*

**
F*
*o * H
H

o*

*
*

*o

*o

* F*
* *
**

H
*o

**
** F
**

* **F *
* *
*o
B
+

Rumus Lewis
atau

Rumus struktur

Contoh 2:
o

Terbentuknya senyawa SO3


16S:

2.8.6

8O:

2.6
Ikatan
koordinasi

xx
x

xx

O
xx

O xx S

x
x

Rumus Lewis

Ikatan rangkap 2

Ikatan koordinasi
Ikatan Logam
Ikatan logam adalah suatu kekuatan utama yang menyatukan atom-atom logam. Ikatan
logam merupakan akibat dari adanya tarik menarik muatan positif dari logam dan muatan
negatif dari elektron yang bergerak bebas.
Sifat-sifat logam tidak dapat dimasukkan dalam kriteria ikatan seperti ikatan kovalen
maupun ikatan ion. Senyawa ionik tidak dapat mengantarkan listrik pada fase padatan, dan
senyawa ionik bersifat rapuh (berlawanan dengan sifat logam). Atom dari senyawa logam
hanya mengandung satu sampai tiga elektron valensi. Dengan demikian atom tersebut tidak
mampu membentuk ikatan kovalen. Senyawa kovalen merupakan penghantar listrik yang
buruk dan umumnya berupa cairan (dengan sifat berkebalikan dengan pembentukan logam).
Dengan demikian, logam membentuk model ikatan yang berbeda.
Model Lautan Elektron

Untuk menjelaskan ikatan pada logam, Lorentz mengusulkan sebuah model yang
dikenal dengan model gas elektron atau model lautan elektron. Model ini didasarkan pada
sifat logam berikut:
Energi ionisasi yang rendah
Logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah. Secara tak langsung,
pengertian ini merujuk pada elektron valensi yang tidak terikat dengan kuat oleh inti.
Elektron valensi dapat bergerak dengan bebas diluar pengaruh inti. Dengan demikian, logam
mempunyai elektron yang bebas bergerak.

Banyak orbital kosong


Telah diteliti bahwa logam mempunyai banyak orbital yang kosong sebagai akibat
elektron valensi logam lebih rendah daripada orbital valensi logam. Sebagai contoh, logam
litium mempunyai orbital 2pyang kosong; natrium mempunyai orbital 3p dan 5d yang kosong;
dan magnesium mempunyai orbital 3p dan 3d yang juga masih kosong.

Contoh Ikatan Logam


Elektron yang paling luar pada sebagian besar logam biasanya mempunyai hubungan
yang tidak erat dengan ini karena letaknya yang jauh dari muatan positif inti. Semua elektron
valensi logam-logam bergabung membentuk lautan elektron yang bergerak bebas di antara
inti atom. Elektron yang bergerak bebas beraksi sebagai ikatan terhadap ion bermuatan positif.
Ikatan logam tidak mempunyai arah. Akibatnya, ikatan tidak rusak ketika logam ditempa.

Skema ikatan logam dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Elektron valensi menjadi
terdisosiasi dengan inti atomnya dan membentuk lautan elektron.

Contoh ikatan unsur yang mempunyai ikatan logam adalah sebagian besar logam seperti Cu,
Al, Au, Ag, dsb. Logam transisi seperti Fe, Ni, dsb membentuk ikatan campuran yang terdiri
dari ikatan kovalen (pada elektron 3d) dan ikatan logam

F. Model Dan Metode Pembelajaran


Pendekatan pembelajaran : Pendekatan scientific
Model Pembelajaran

: PBL

Metode Pembelajaran

: diskusi dan tanya jawab

G. Media, Alat Dan Sumber Pembelajaran


Media

Algatamia

LCD Projektor

Laptop

LKS

Alat

Papan tulis dan spidol

Sumber Belajar
1.

Internet

2.

Buku kimia kelas 1

3.

Literatur lainnya

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1
Kegiatan
Pendahuluan

Deskripsi Kegiatan

Waktu

1. Guru masuk ke dalam kelas dan menyapa siswa dan 10 menit


memeriksa kehadiran siswa (guru menanamkan
sikap disiplin).
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan
memberikan pernyataan Ikatan kimia sama halnya
dengan ikatan sebuah perkawinan. Jika seorang
wanita atau laki-laki hidup sendirian maka ia akan

merasa kesepian dan merasa hidupnya ada yang


kurang begitu juga dengan unsur jika berdiri sendiri
ia tidak akan stabil tetapi jika ia berikatan dengan
unsur lain ia akan dapat mencapai kestabilannya.
Sehingga dengan mempelajari ikatan kimia ini kita
akan dapat melihat bagaimana unsur-unsur tersebut
mencapai

kestabilannya

dan

sifat

apa

yang

dihasilkannya.
3.

Guru melakukan apersepsi dengan memberikan


pertanyaan tentang konfigurasi elektron suatu unsur
dan elektron valensinya.

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin


dicapai.
Inti

1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 65 menit


yang terdidri dari 4-5 orang.
2. Guru membagikan media (algatamia) dan LKS yang
telah dibuat kepada setiap kelompok.
Mengamati :
3. Siswa diminta membuat konfigurasi elektron dari
unsur-unsur gas mulia serta mengamati jumlah
elektron valensi unsur-unsur tersebut.
Menanya :
4. Guru bertanya kepada siswa berapa elektron
valensi pada tiap unsur tersebut? Bagaimana
hubungan antara susunan elektron valensi dengan
aturan oktet duplet?. Bagaimana unsur dapat
saling berikatan, misalnya unsur Na dan Cl
membentuk NaCl (garam)?
Mengumpulkan Data :
5. Guru

menjelaskan

cara

menggunakan

media

algatamia.
6. Guru membimbing siswa untuk dapat memnjelaskan
proses terbentuknya ikatan antara unsur Na dan

unsur Cl yang merupakan salah satu contoh ikatan


ion dengan cara mengkonfigurasikannya terlebih
dahulu dan melihat jumlah ev serta kestabilan unsur
Na dan Cl dengan bantuan media algatamia.
Mengasosiasi :
7. Guru membimbing siswa untuk dapat menganalisis
proses pembentukan ikatan ion berdasarkan contoh
yang diberikan dan membimbing siswa untuk dapat
mengetahui sifat-sifat dari ikatan ion.
Mengkomunikasikan :
8. Siswa menyajikan hasil analisis pembentukan ikatan
ion dan sifat-sifat dari ikatan ion.
Penutup

1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil 15 menit


pembelajaran pada hari itu(teori oktet duplet, ikatan
ion, dan sifat-sifat ikatan ion).
2. Guru melakukan refleksi hasil belajar dengan
melakukan tanya jawab materi yang telah diberikan.
3. Guru mengakhiri kegiatan belajar.
4. Guru memberikan tugas baca bagi siswa untuk
materi berikutnya (ikatan kovalen).

Pertemuan 2
Kegiatan
Pendahuluan

Waktu

Deskripsi Kegiatan

1. Guru masuk ke dalam kelas dan menyapa siswa dan 10 menit


memeriksa kehadiran siswa (guru menanamkan
sikap disiplin).
2. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan terkait materi sebelumnya
G:

Di

pertemuan

sebelumnya

kita

mempelajari

mengenai kestabilan unsur. Berapakah jumlah elektron


valensi yang dibutuhkan oleh suatu unsur untuk
mencapai kestabilan?
S: Dua atau delapan
G: Bagaimanakah cara atom tersebut untuk melengkapi
elektron valensinya menjadi dua atau delapan?
S: Membentuk ikatan kimia dengan atom lain
G: Ikatan apa yang sudah kita pelajari di minggu lalu?
S: Ikatan ion
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan
menanyakan tentang kestabilan atom dan proses
terbentuknya ikatan.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai pada hari itu.
Inti

Mengamati :
1. Siswa mengamati fenomena berupa data perbedaan
titik didih air dan garam dapur yang ditayangkan di
slide power point
a.

Gambar air dan garam dapur disertai data titik


didih

b.

Data sekunder sifat fisik titik leleh dan titik


didih senyawa kovalen (molekul) dan senyawa
ionik

2. Siswa mengamati fenomena wujud garam dapur dan

65 menit

air
Menanya :
1. Guru bertanya mengenai fenomena perbedaan titik
didih yang terjadi pada air dan garam dapur
S: Mengapa air mendidih lebih cepat yaitu pada suhu
yang lebih rendah daripada garam dapur?
S: Apakah unsur pembentuk air sama dengan unsur
pembentuk garam dapur?
S: Mengapa perbedaan unssur pembentuk air dan
garam dapur bisa menyebabkan perbedaan titik
didih?
S: Apakah ada perbedaan ikatan antara unsur
pembentuk air dengan unsur pembentuk garam
dapur?
Mengumpulkan data :
1. Siswa diminta mengidentifikasi rumus molekul air
(H2O)
2. Siswa diminta untuk menghitung elektron valensi
untuk atom hidrogen dan oksigen
3. Siswa diarahkan untuk bisa menjawab bagaimana
cara atom oksigen dan hidrogen mencapai kestabilan
4. Siswa diarahkan untuk bisa menjawab berapa
elektron yang dibutuhkan atom oksigen dan hidrogen
agar stabil
G: Nah, sesuai dengan aturan oktet untuk mencapai
kestabilan, berapa banyak lagi elektron yang
dibutuhkan atom O untuk menjadi oktet?
S: 2 elektron valensi
G:Coba sekarang hitung, berapa banyak elektron yang
dibutuhkan atom H untuk mencapai aturan duplet?
S: 1 elektron valensi

G:Apakah pada molekul ini terjadi serah terima


elektron seperti pada ikatan ion?

Mengasosiasi :
1. Siswa diminta untuk mencoba mengerjakan LKS
yang sudah diberikan sesuai dengan pertanyaan yang
bersifat menuntun di LKS
2. Siswa secara berkelompok diamati jawabannya oleh
guru
3. Siswa secara berkelompok membahas LKS melalui
diskusi antar kelompok.
Mengkomunikasikan :
Siswa menyajikan hasil analisis proses terbentuknya
dan perbedaan ikatan kovalen tunggal, rangkap, dan
rangkap tiga serta sifat-sifat ikatan kovalen melalui
tugas LKS yang telah diberikan.
Penutup

1. Siswa

membuat

pembelajaran

yang

kesimpulan
telah

dari

dilaksanakan

proses 15 menit
(ikatan

kovalen dan sifat-sifat ikatan kovalen).


2. Siswa mendapatkan latihan soal untuk dikerjakan di
rumah.
3. Guru mengakhiri kegiatan belajar.
4. Guru memberikan tugas baca bagi siswa untuk
materi berikutnya.

Pertemuan 3
Kegiatan
Pendahuluan

Deskripsi Kegiatan

Waktu

1. Guru masuk ke dalam kelas dan menyapa siswa dan 10 menit


memeriksa kehadiran siswa (guru menanamkan
sikap disiplin).
2. Guru

memberikan

motivasi

dengan

menanya

dengan

menanya

pengertian ikatan kovalen.


3. Guru

melakukan

mengapa

atom

apersepsi
logam

cenderung

melepaskan

elektron sedangkan atom non logam cenderung


menerima elektron?
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
Inti

1. Guru Menanya :

65 menit

-Apakah dalam molekul H2O dan NH3 mampu


mengikat 1 atom H lagi?.
2. Dengan Mengumpulkan data melalui media
power point tentang
-Mengingatkan susunan elektron valensi dalam
orbital,
-Menggambarkan

awan

elektron

valensi

berdasarkan susunan elektron dalam orbital.


-Menganalisis pembentukan senyawa berdasarkan
pembentukan

ikatan

(berhubungan

dengan

kecenderungan atom untuk mencapai kesetabilan).


-Menganalisis ikatan kovalen koordinasi.
-Menganalisis

sifat

logam

dengan

proses

pembentukan ikatan logam.


2. Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-5
orang menurut nomor absen.

3. Melalui proses Mengassosiasi yaitu


- Menganalisis konfigurasi elektron dan struktur
Lewis dalam proses pembentukan ikatan kovalen.
Guru memberi tugas kepada kelompok tentang proses
pembentukan ikatan kovalen koordinasi dan ikatan
logam, untuk didiskusikan dan dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah
mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4.

Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru


membimbing siswa mengerjakan lks.

5.Setelah diskusi berakhir, masing-masing kelompok


Mengkomunikasikan dengan mempresentasikan
di

depan

kelas,

menyajikan

hasil

analisis

pembentukan ikatan kovalen koordinasi dan ikatan


logam.
Penutup

1.Melalui proses Mengassosiasi Siswa diminta 15 menit


menyimpulkan bahwa ikatan kovalen koordinasi dan
ikatan logam berpengaruh kepada sifat materi
2. Guru melakukan refleksi hasil belajar dengan
melakukan tanya jawab materi yang telah diberikan
(post test)
3.Guru memberikan tugas terstruktur mengerjakan soalsoal ikatan kovalen koordinasi.
4.Guru mengakhiri kegiatan belajar.
5. Guru memberikan tugas baca bagi siswa untuk materi
berikutnya.

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR

1. Teknik Penilaian:
Tugas :
-

Membuat peta konsep tentang ikatan kimia serta mempresentasikannya

Observasi
-

Sikap ilmiah saat diskusi dan presentasi dengan lembar pengamatan

Portofolio : Peta konsep

2. Prosedur Penilaian:
No
1.

Aspek
Sikap

Mekanisme dan

Instrumen

Prosedur
-

Observasi

Keterangan

- Lembar Observasi

Kerja
Kelompok
2.

3.

Pengetahuan

Ketrampilan

Penugasan

Soal Penugasan

Tes Tertulis

Soal Objektif

Kinerja

Kinerja Presentasi

Presentasi

Jambi ,

Oktober 2014

Mengetahui,
Kepala SMAN 10 Kota Jambi

Guru Mata Pelajaran Kimia

Nama kepala sekolah

Nama Guru

NIP.

NIP. ..

Lampiran 1 LembarPengamatan

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP

Mata Pelajaran

: Kimia

Kelas/Semester

: X/2

Tahun Ajaran

: 2013/2014

Waktu Pengamatan

: 2 jam

Indikator perkembangan sikapreligius,tanggungjawab,peduli,responsif, dansantun


1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas
2. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten
4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/konsisten

Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.


N

Na

ma
Sis
wa

1
.
2
.
3
.
4
.
5
.
..

Religius

Tanggugjawab

Peduli

Responsif

Santun

B M M M B M M M B M M M B M M M B M M M
T

Keterangan
1

BT= kurang

MT= sedang

MB= baik

MK= sangatbaik

Lampiran 2
Lembar Observasi mengenai sikap ilmiah saat diskusi
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI
Mata Pelajaran

: KIMIA

Kelas/Program

: X/M-IPA

Observasi
No NamaSiswa

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Keteranganpengisianskor
4. Sangattinggi
3. Tinggi
2. Cukuptinggi

Jujur

Disl

Tgjwb

peduli

Krjsm

Juml

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

20

1. Kurang

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2


1. Jujur
a. Menyampaikansesuatuberdasarkankeadaan yang sebenarnya
b. Tidakmenutupikesalahan yang terjadi
2. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
3. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasidalamkelompok

4. Peduli
a. Menjagakebersihankelas, membantuteman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empatidansimpatiuntukikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikanbantuansesuaidengankemampuannya
5. Kerja sama
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap bersahabat
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan
secarabersamadlmkelompoknya
d. Menghargaipendapat lain

PEDOMAN PENILAIAN:
a.

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi


awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.

b.

Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

Anda mungkin juga menyukai