Anda di halaman 1dari 8

Cooper and Morgan (2008)

Case Study Research in Accounting


PENDAHULUAN
Tantangan penelitian dalam akuntansi (Reiter dan William 2002; Hopwo od 2007). Studi kasus
membantu

menghadapi kemungkinan adanya ketidakrelevanan antara teori dan penerapannya serta

perkembangan ilmu akuntansi. Dalam jurnal, ada empat jenis studi kasus dan penekankan manfaat studi
kasus untuk tujuan penelitian akuntansi (terdapat perbedaan fundamental antara studi kasus untuk tujuan
pengajaran dan penelitian. Penelitian studi kasus adalah pengujian secara mendalam mengenai organisasi
atau kejadian secara spesifik menuju kepada teori (Cooper dan Morgan). Studi kasus cocok untuk menjawab
pertanyaan bagaimana dan mengapa (Yin, 1989)

Bagaimana : Studi kasus mensyaratkan keterbukaan dalam analisis dan kontribusi dalam
pengembangan teori

Mengapa : Studi kasus penting untuk mengetahui terjadinya proses saat ini sebagai akibat dari
kondisi yang tidak menentu

Fokus pada sesuatu yang bersifat spesifik, mampu menganalisis secara mendalam sesuatu yang dianggap
varians dan pencilan dalam data yang besar. Membantu mengubah pengetahuan privat menjadi pengetahuan
yang tersedia bagi umum dengan menghadirkan informasi yang mendalam. Studi kasus dapat membantu
para praktisi dan peneliti untuk memberi masukan-masukan
Mengembangkan Pengetahuan Melalui Kasus

Adanya keterbatasan dalam penelitian bidang ilmu sosial, berbeda dengan penelitian bidang ilmu
alam.

Penelitian berguna dalam memunculkan pertanyaan, menyoroti isu-isu, mengembangkan dan


menguji teori, dan memberikan bimbingan dalam memecahkan masalah kasus.

Kasus dapat dipilih untuk memahami diskontinuitas dan ketidakseimbangan. Studi empiris dengan
data yang besar menganggap varians dan pencilan sebagai masalah.

Studi empiris dengan data yang besar menganggap varians dan pencilan sebagai masalah.

Studi kasus memberikan dan meneliti detil kaya yang meningkatkan kemungkinan menghasilkan
teori baru dan wawasan kreatif.

Phronesis: Context-Spesific Wisdom


Phronesis melampaui pengetahuan ilmiah yang bersifat analitis (episteme) dan pengetahuan teknis atau
know-how (techne) dan melibatkan penilaian dan keputusan yang dibuat seorang ahli sosial dan aktor
politik. (Flyvbjerg 2001, 2)
1

Menurut Aristotle, phronesis adalah kebijaksanaan praktis (practical wisdom).

Penelitian akuntansi juga harus mengakui bahwa kegiatan ekonomi, dan sosial organisasi
dipengaruhi oleh nilai-nilai, kepentingan, kekuasaan dari orang yang terlibat.

Hal ini membuktikan bahwa penelitian akuntansi meliputi hal-hal yang implisit.

Membantu mengembangkan pengetahuan profesional dan intuisi profesional melalui penyediaan


informasi yang mendalam.

Phronesis juga bergantung pada pengetahuan ilmiah dan tehnikal.

Studi kasus membantu praktisi merefleksikan pengalaman dan mengembangkan sekumpulan


penjelasan dari mana mengidentifikasi dan bereksperimen sehingga menemukan variasi baru

Phronesis: interface with theory

Pandangan

umum:

peneliti

seharusnya

diperlakukan

seperti

wasit

atau

ahli

dalam

memecahkan/menemukan manfaat.

Pandangan phronesis

Flyvbjerg :
tujuan dari penelitian phronesis adalah untuk menghasilkan input ke dialog yang berkelanjutan, daripada
untuk menghasilkan pengetahuan yang utama, tegas, dan terverifikasi. Seorang researcher harus
menanamkan kepercayaan lebih terhadap ranah publik daripada ilmu.
Implikasi Pandangan Phronesis

model evaluasi penelitian yang cukup berbeda; studi kasus phronesis akan dinilai dari kontribusinya
terhadap sebuah diskusi mengenai teori dan usaha pemahaman serta tindakan intelektual.

penelitian menjadi serupa dengan sebuah dialog; kontribusi yang berguna akan dinilai oleh partisipan
yang dapat mengevaluasi tingkat persuasi dan validitas komunikasi

Penelitian phronesis memiliki potensi untuk menghasilkan jenis pengetahuan yang berbeda
mengenai bagaimana pengetahuan ilmiah dan teknis dapat digunakan.

Karena akan selalu mempertanyakan siapa yang diuntungkan dan dirugikan dengan dibahasnya suatu
isu

Flyvbjerg (2001)
Phronesis tidak hanya tentang teori atau metode universal saja. Lebih fokus kepada teori berkonteks spesifik
,yang dapat mengarahkan kepada hal praktis apa yang harus dilakukan dalam sebuah situasi spesifik. Teoriteori ini dapat diinformasikan melalui kerangka yang lebih luas seperti agency theory, contingency theory
atau ekonomi politik.
2

Stake (2000)
Teori dimaksudkan sebagai penjelasan paling baik dan memungkinkan mengenai fenomena. Penjelasan
yang dicapai dari studi kasus akan menjadi interpretatif dan mencakup konsiderasi nilai siapa yang
menang, siapa yang kalah dan dengan mekanisme apa serta analysis apa yang diinginkan. Tidak semua
penelitian terhadap kasus butuh untuk membahas suatu masalah atau secara eksplisit membahas nilai dan
menghasilkan pengetahuan phronesis; Namun studi kasus yang dapat diandalkan kontribusinya untuk
diaplikasikan kemungkinan besar membutuhkannya.
Mengembangkan Pengetahuan melalui Kasus
Penelitian studi kasus memiliki berbagai bentuk, namun yang diuji di sini ialah yang memiliki potensi
signifikan untuk membuat penelitian menjadi relevan dengan praktik yang ada. Batasan ini membuat adanya
penjelasan lebih jauh tentang criteria untuk menilai relevansi dan pentingnya penelitian akuntansi dan
bagaimana hal itu berhubungan dengan keahlian akuntansi.
Beberapa ahli menyatakan penelitian akuntansi memiliki keterbatasan keberhasilan dalam menghasilkan
pengetahuan yang berguna, terutama dalam hal: 1) Generalisasi pada bidang yang terkait dan 2) Relevansi
pada praktisi. Demski et al (1991) juga menyatakan bahwa penelitian akuntansi memiliki kekurangan dalam
hal kontribusi praktis dan intelektual. Penelitian akuntansi dapat dinilai berhasil jika ditambahkan metode
kasus di dalamnya.
Isu kritis dalam penelitian akuntansi adalah mencari cara terbaik untuk mendapatkan informasi yang
relevan dalam kaitannya dengan permasalahan atau teori. Detail yang kaya yang disediakan dan diuji oleh
studi kasus meningkatkan kemungkinan mendapatkan teori yang baru dan gagasan yang kreatif.
Pemikiran yang context-specific (phronesis)
Fokus yang spesifik dan situasional dalam studi kasus memiliki kelebihan lain, yakni gagasan yang menuju
kepada satu jenis pengetahuan, yang disebut oleh Aristoteles sebagai kearifan praktis. Praktisi cenderung
mengakui apa yang dijelaskan, yakni kearifan dalam menerapkan pengetahuan teknis dan scientific dalam
konteks yang khusus, dengan tujuan yang spesifik pula dalam pikiran. Penelitian akuntansi harus mengakui
bahwa aktivitas sosial, ekonomi, dan organisasional dipengaruhi oleh nilai, kepentingan, dan kekuatan dari
orang-orang terkait. Kembali kepada isu bagaimana kasus membantu mengembangkan pengetahuan
akuntansi yang relevan, studi kasus dalam praktik di semua area akuntansi akan membantu praktisi berkaca
dari pengalaman dan membangun persediaan contoh dari variasi baru yang dapat diidentifikasi dan
diterapkan.
Hubungan dengan Teori
3

Kearifan praktis mencakup pengetahuan politis, kontekstual, dan intelektual dalam penerapan pengetahuan
teknis dan scientific. Hal ini dapat diarahkan kepada identifikasi dan penjelajahan isu dari keahlian dan nilai,
tetapi juga membuat peneliti berdebat dengan praktisi, peneliti lain, dan masyarakat mengenai efek yang
diharapkan, yang tidak diharapkan, dan untuk siapa. Lebih jauh, studi kasus, dalam kontibusinya dalam
praktik, bisa menjadi bernilai untuk kerja teoritis dalam mengidentifikasi permasalahan baru untuk ditelusuri
dan menguji teori dalam penyusunan, pengambilan keputusan, dan justifikasi dalam konteks yang kompleks.
Penelitian berbasis kasus dapat membuat peneliti berintraksi dengan dunia sosial dan ekonomi , fitur yang
lebih sulit untuk peneliti yang menggunakan archival material.
Contoh penelitian studi kasus
Kita bisa membayangkan bagaimana berbagai macam kasus bisa memperluas penelitian dalam akuntansi
manajemen, pengauditan dan akuntansi keuangan. Ada 4 jenis kasus untuk memaksimalkan konten
informasi pada pembelajaran: extreme or deviant cases, maximum variation cases, critical cases, dan
paradigmatic cases. Kelayakan dari jenis case study akan bergantung pada tujuan dan masalah yang sedang
dipelajari. Extreme cases bisa kuat dalam mengkomunikasikan ide, atau mengekseminasi batas kondisi dari
sebuah teori. Maximum variation cases membutuhkan pendalaman nilai ke dalam masalah yang spesifik
atau teori dengan menyeleksi kasus yang berbeda dengan beberapa dimensi, seperti jenis dari sistem
akuntansi. Critical cases memiliki strategi penting pada hubungan dengan general problem atau teori.
Paradigmatic cases membutuhkan kejelasan dan informasi penting tentang sebuah situasi, dan sering
mencari untuk mendemonstrasikan nilai dari teori yang baru.
Case Study Research in Management Accounting
Penelitian case study pada akuntansi manajemen lebih popular daripada area akuntansi lainnya, dan sudah
memiliki review yang bagus tentang pembelajaran tersebut, sering memasukkan komentar yang tepat pada
metodelogi penelitian. Townley et al. (2003) mengembangkan case study adopsi dari pengukuran performa.
Jenis kasus ini bisa diklasifikasikan sebagai paradigmatic case study. Penelitian ini berdasarkan penelitian
sebelumnya tentang teori bagaimana anggota dari sebuah organisasi bisa merasionalkan perubahan
organisasi (Habermas 1984, 1987) dan kemauan untuk memahami apa yang manajer anggap sebagai etika
dalam berkomunikasi.
Case Study Research in Auditing
Pada kasus ini kita akan lebih focus pada bagaimana audit diproses. Kasus Pentland (1993) bisa digunakan
sebagai contoh dari paradigmatic cases. Pentland meneliti tentang aktivitas 2 tim audit berusaha untuk lebih
mengerti bagaimana auditor menjadi lebih nyaman dengan angka-angka pada laporan keuangan dan
representasi yang dilakukan oleh manajemen. Pentland mendeskripsikan bagaimana kenyamanan diproduksi
pada saat proses audit membuat auditor mencapai kesimpulan. Meskipun begitu penelitian Pentland
4

memiliki keterbatasan seperti periode dan data yang dikumpulkan terlalu sedikit. Kontekstualitas dari objek
yang diteliti terbatas. Tetapi penelitian tersebut adalah sebuah inovasi dan menstimulasi perkembangan dan
menjadi bagian dari penelitian yang mengelaborasi teori tentang praktek audit, kenyamanan, dan perilaku
auditor. (e.g., Radcliffe 1999; Sharma 2004; Gendron et al. 2007; Justesen and Skaerbaek 2005).
Case Study Research in Financial Accounting
Jenis case study yang paling terkenal pada akuntansi keuangan berhubungan dengan bagaimana peraturan
akuntansi mempengaruhi perilaku investor dan manajer. Tetapi ada juga penelitian Neimark tentang isu
kekuatan dan luasnya efek social dari representasi pada laporan keuangan. Penelitiannya bisa ditetapkan
sebagai paradigmatic cases. Merino dan Neimark (1982) bisa dijadikan sebagai critical cases, dengan tujuan
dari meneliti dimana regulasi akuntansi focus pada informasi untuk investor dalam membuat keputusan.
Penelitian tersebut membuat Tinker et al. (1982) menyarankan bahwa para peneliti akuntansi harus menguji
extreme cases untuk mempartisipasi penyebab dari perubahan regulasi karena skandal akuntansi dan skandal
perusahaan berhubungan dengan opini public dan perhatian dari legislator.
Kekhawatiran Umum dan Kesalahpahaman Tentang Kasus Penelitian
Studi kasus melengkapi pendekatan penelitian lainnya, sehingga tidak dapat dikatakan sebagai
metode penelitian yang terbaik karena adanya kekhawatiran dan kesalahpahaman yang mungkin muncul.
Yang menjadi kekhawatiran utama adalah bahwa penelitian studi kasus hanya diarahkan untuk mengetahui
sesuatu finding out things , yang menghasilkan ide-ide sebelum melakukan penelitian ilmiah,
mengembangkan bahan ajar serta menghasilkan hipotesis yang diuji menggunakan metode statistik.
Penelitian yang baik dimulai dengan melakukan desain penelitian yang cermat meliputi identifikasi
pertanyaan,analisis unit dan kriteria-nya. Rancangan penelitian dan pengumpulan data yang baik
memberikan hasil yang lebih terpercaya.
Informasi dari penelitian kasus tidak cukup bersumber hanya dari teori, teori hanyalah sebagai
sumber desain dan eksekusi penelitian. Sehingga harus menggunakan wawancara untuk memeperoleh
informasi yang lebih akurat. Peneliti harus aktif dalam mengenal data dan akibatnya terhadap penelitian,
yaitu harus mampu memutuskan siapa yang diwawancara dan apa fokus pembahasan diskusinya. Sehingga
dapat meningkatkan pemahaman baik secara teoritis maupun secara empirisnya.
Sedangkan penelitian kasus harus diinformasikan secara teoritis, kekhawatiran terkait adalah bahwa
seleksi kasus dan pengumpulan data dapat didorong oleh keinginan untuk mendukung teori yang lebih
disukai peneliti sehingga menimbulkan bias. Penelitian kasus dapat memberikan kontribusi substansial
untuk pengembangan teori. Bagaimanapun peneliti memilki insentif dalam mencari bukti empiris. Studi
kasus menggunakan multiple methods dalama pengumpulan data dan berbagai perspektif lainnya sehingga
dapat mengurangi potensi bias.
5

Replikasi dari kasus penelitian merepresentasikan adanya kesalahpahaman yang mungkin muncul.
Peniruan adalah masalah yang penting, beberapa argumen berpendapat bahwa meniru sulit dilakukan ketika
peneliti lain tidak memiliki akses kedalam organisasi tersebut kalaupun punya akses maka tergantung pada
judgment peneliti sehingga akan menghasilkan varian sumber penelitian. Peniruan sangat sulit dilakukan
dalam ilmu sosial karena sosial dan ekonomi selalu berubah menyesuaikan pengetahuan yang baru.
Fokus selanjutnya berhubungan dengan generalisasi mengenai penemuan dan penjelasan, sehingga
fokus pada pertanyaan apa dan untuk apa. Dua bentuk generalisasi adalah_ statistik dan empiris_serta
penelitian accounting. Studi kasus memberikan kesempatan untuk generaliasasi teori dalam menjabarkan
suatu peristiwa. Namun generalisasi bukan perhatian yang relevan, kasus yang relevan adalah tentang
pencipaaan bidang penelitian yang baru dan genaralisasi yang ditujukan untuk menstimulasi penelitiann
dimasa datang dengan studi kasus yang original.
Kesimpulan:
-

Studi kasus merupakan alat yang penting untuk memahami fenomena yang kompleks
Studi kasus merupakan hal yanh sulit dan menantang untuk dilakukan, membutuhkan sumber yang

besar (waktu dan uang)


Scholar biasanya fokus terhadap bagaimana untuk melakukan penilaian terhadap kasus penelitian
Kasus Penelitian phronetic menimbulkan tantangan tambahan dalam hal evaluasi
Beberapa kegiatan yang merupakan benefit dari penelitian studi kasus diantaranya adalah
berkontribusi terhadap pengembangan teori, praktek dan ilmu pengetahuan.

Common concerns and misconceptions about case research


Permasalahan umum dan Kesalahpahaman dalam Penelitian Kasus
Isi dari jurnal-jurnal akuntansi yang ada seringkali secara tidak langsung menyatakan bahwa peneliti di
bidang akuntansi keuangan kurang menghargai nilai-nilai dari case based research. Padahal faktanya, ada
banyak studi kasus yang membahas tentang akuntansi keuangan. Salah satu yang paling terkenal adalah Lys
dan Vincent (1995) mengenai AT&T yang berniat mengakuisisi NCR pada saat harga saham dari AT&T
sendiri sedang mengalami penurunan. Ada juga kasus-kasus lain yang membahas isu di bidang regulasi,
mulai dari negosiasi atas standar tertentu (Robson, 1993) hingga eksplorasi terhadap teori inovatif dalam
pembuatan keputusan oleh badan yang berwenang (Mezias & Scarselletta, 1994)
Studi kasus sendiri adalah tambahan dibandingkan pendekatan riset lainnya. Akan tetapi sering terdapat
kekhawatiran bahwa case study research hanya diarahkan untuk mendapaykan hal-hal yang diinginkan.
Studi kasus yang baik dimulai dari kerangka penelitian yang meliputi : pertanyaan bagaimana dan
kenapa, kasus-kasus yang akan diperiksa, dan kriteria dalam menginterpretasikan hasil yang ditemukan.
Peneliti harus mengkoordinasikan

aktivitas mereka dengan organisasi atau individual yang diteliti,

mengatur jadwal untuk bertemu, membuat kesepakatan, dan juga meminta izin untuk mengakses data-data
tertentu.
Salah pemahaman dalam studi kasus sering terjadi bukan karena menggunakan teori yang salah atau kurang
kuat, melainkan karena data yang dikumpulkan sering kali kurang relevan terhadap topik yang dibahas. Hal
ini bisa terjadi karena penggunaan metode pengumpulan data yang kurang tepat sehingga jawaban/data yang
diterima tidak sesuai. Replikasi dalam penelitian kasus juga bisa menunjukkan salah paham dalam riset,
sebab bisa saja saat riset, peneliti yang melakukan replikasi tidak bisa mendapatkan akses terhadap data
sama seperti orang yang meneliti pertama kali. Kemudian bisa juga terdapat perbedaan teori dan sudut
pandang yang digunakan sehingga hasilnya bisa berbeda jauh.
Contoh-contoh Penelitian Studi Kasus
Studi kasus dapat meningkatkan penelitian di bidang akuntansi managemen, audit, dan akuntansi
keuangan. Berikut ini akan diilustrasikan empat jenis kasus yang berorientasi untuk memaksimumkan isi
informasi dari sebuah studi, yaitu: kasus ekstrim (extreme or deviant cases), kasus variasi maksimum
(maximum variation cases), kasus kritis (critical cases), dan kasus paradigmatik (paradigmatic cases). Tabel
1 berikut ini akan menunjukkan jenis-jenis kasus tersebut beserta tujuan yang berbeda dari masing-masing
studi kasus di dalam mengembangkan teori dan meningkatkan pengetahuan.
Tabel 1: Jenis-jenis Kasus
Jenis Kasus
Ekstrim

Deskripsi
Contoh Akuntansi
Kasus dipilih untuk mempelajari peristiwa atau situasi yang Funnell (1998);
tidak biasa (tapi seringkali merupakan peristiwa atau situasi Lys

dan

Vincent

Variasi

penting).
(1995).
Kasus dipilih untuk belajar tentang suatu fenomena Merchant

maksimum

sementara memungkinkan variasi dari variabel-variabel Manzoni (1989);

Kritis

lainnya.
Simons (1990).
Kasus dipilih untuk memungkinkan pengambilan kesimpulan Preston (1989);

dan

yang logis mengenai pemalsuan (falsification) dari sebuah Merino dan Neimark
Paradigmatik

teori.
(1982).
Kasus dipilih untuk membangun sebuah perspektif atau Pentland (1993);

pemahaman teoritis yang baru.


Sumber Tabel: Flyvbjerg, 2001, Telah diolah kembali.

Townley et al. (2003).

Masing-masing studi kasus tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Kasus ekstrim dapat
menjadi sangat kuat di dalam mengkomunikasikan sebuah ide atau memeriksa batasan-batasan dari sebuah
teori. Sementara itu, kasus variasi maksimum menyediakan wawasan yang bernilai menjadi sebuah teori
atau masalah yang spesifik dengan cara memilih kasus-kasus yang berbeda dengan memperhatikan beberapa
7

dimensi. Selanjutnya, kasus kritis memiliki kepentingan stratejik di dalam hubungannya dengan masalah
atau teori yang umum. Terakhir, kasus paradigmatik menyediakan informasi yang jelas dan penting
mengenai sebuah situasi dan seringkali mendemonstrasikan nilai dari teori baru. Kasus paradigmatik ini
seringkali menampilkan elemen penceritaan (storytelling element) secara kuat.
Elemen penceritaan merupakan elemen yang cukup penting di dalam penelitian studi kasus. Elemen
penceritaan dapat menjadi sangat kuat karena elemen tersebut dapat mendeskripsikan fenomena dengan
sangat baik sehingga orang lain hanya akan memiliki sedikit kesulitan untuk melihat fenomena yang sama di
dalam penelitian dan pengalaman mereka. Selain itu, penceritaan yang kuat dapat mendorong pelaksanaan
penelitian selanjutnya dan sekaligus meningkatkan kesenangan di dalam membaca dan menulis penelitian
akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai