Disusun oleh:
Satria Adi P
G99141062 / D11
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia, terdapat kematian
neonatus sebesar 10.000.000 jiwa per tahun (Manuaba, 2011). Walaupun
masih besar, namun setiap tahun angka kematian tersebut semakin berkurang.
Adapun penyebab kematian bayi dan balita terutama karena gangguan
pernapasan, premature, berat lahir rendah, ikterik, diare,dan malnutrisi
(Dinkes, 2011).
Mengenal kondisi ikterik atau kekuningan pada bayi baru lahir menjadi
penting
demi
mengetahui
kondisi
patologis
atau
fisiologis
yang
data kelahiran selama 1 tahun 2011-2012 terdapat 705 kelahiran. Jumlah bayi
lahir normal 606 kasus (86%), bayi berat lahir rendah 69 kasus (9,8%), ikterus
derajat 4 1,2%, ikterus derajat 3 0,8%, dan ikterus derajat 2 0,8% (Jayashree,
2002).
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Ikterik adalah warna kuning yang tampak pada kulit dan mukosa karena
peningkatan kadar bilirubin dalam darah (WHO, 2012). Kondisi ikterik bisa
merupakan proses fisiologis maupun patologis. Ikterus fisiologis terjadi
apabila konsentrasi bilirubin serum pada pada bayi baru lahir yang meningkat
antara 6,5 7,0 mg% dan menurun secara bertahap sampai kurang dari 1,5
mg% pada hari ke 10 (Surjono, 2007). Sedangkan ikterik patologis terjadi
apabila kenaikan bilirubin total lebih dari 10mg% dan tetap bertahan walau
lebih dari satu minggu (Alimul, 2008).
Hiperbilirubinemia
adalah
istilah
yang
dipakai
untuk
ikterus
Digolongkan
sebagai
hiperbilirubinemia
patologis
(Non
B. Penyebab
Kejadian ikterik neonatorum dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu:
a. Kekurangan protein yang tidak mencukupi jumlah enzim sehingga
kemampuan hati untuk melakukan konjugasi dan ekskresi bilirubin
berkurang.
b. Peningkatan kadar bilirubin berlebih
c. Pemberian minum ASI yang kurang
Berdasarkan tingginya faktor risiko, maka dibedakan menjadi
penyebab tersering dan penyebab jarang. Adapun penyebab yang sering:
hiperbilirubinemia fisiologis, inkompatibilitas golongan darah ABO, breast
D. Klasifikasi
Menurut Harrison (2003), ikterik dapat dibedakan menjadi:
a. Ikterik Hemolitik
Ikterik
hemolitik
merupakan
penyakit
yang
disebabkan
oleh
inkompatibilitas resus. Atau ibu memiliki darah resus negatif dan bayi
memiliki
resus
positif.
Kejadian
ikterik
hemolitik
meliputi:
c. Kern Ikterik
Kern ikterik adalah kerusakan otak akibat pelengketan bilirubin indirek
pada otak.
E. Patofisiologi
Bilirubin merupakan salah satu hasil pemecahan dari hemoglobin,
dimana terdapat dua fraksi yaitu heme dan globin. Heme diubah menjadi
bilirubin tak terkonjugasi sedangkan globin akan diikat lagi oleh albumin
sebagai bahan membentuk hemoglobin berikutnya. Meningkatnya kadar
bilirubin dapat disebabkan oleh meningkatnya produksi bilirubin yang berasal
dari destruksi eritrosit. Pada 75% kejadian ikterik neonatorum berasal dari
mekanisme ini. Namun pada awal-awal neonatus bisa terjadi ikterik fisiologis
disebabkan karena tingginya kadar eritrosit neonatus namun dengan umur
eritrosit yang lebih pendek (Surasmi, 2003).
Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke 2 3 dan mencapai
puncaknya pada hari ke 5 7, kemudian akan menurun kembali pada hari
F. Derajat Ikterik
Untuk pengamatan ikterik paling baik dilakukan dalam cahaya matahari
dan dengan menekan sedikit kulit yang akan diamatai untuk menghilangkan
warna, karena pengaruh sirkulasi darah (Saifudin, 2003). Berikut pembagian
derajat ikterik:
a. Derajat I : kepala sampai leher
b. Derajat II: kepala, badan, sampai umbilicus
c. Derajat III: kepala, badan, sampai paha
d. Derajat IV: kepala, badan, paha, sampai lutut
e. Derajat V : seluruh tubuh hingga ujung jari
H. Penanganan Ikterik
1. Mempercepat metabolisme dan pengeluaran bilirubin
a. Early feeding
Pemberian makan dini pada neonatus dapat mengurangi
risiko ikterik karena mendorong gerakan usus dan mekonium lebih
cepat dikeluarkan, sehingga peredaran enterohepatik berkurang.
b. Pemberian agar-agar
Pemberian agar-agar dapat menghalangi dan mengurangi
peredaran bilirubin enterohepatik.
c. Jemur bayi pada sinar matahari pagi jam 7-8 pagi selama 15-30
menit
2. Terapi sinar (Light Therapy)
Terapi sinar diberikan apabila kadar bilirubin > 15mg%. Dengan
penyinaran,
bilirubin
dipecah
menjadi
dipyrole
yang
kemudian
DAFTAR PUSTAKA