Anda di halaman 1dari 6

1

PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA KONSEP LISTRIK STATIS
(Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IXB SMP Plus Al-Aqsha Tahun Pelajaran 2012/2013)

Dulhadi
Guru SMP Plus Al-Aqsha
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertolak dari masih belum optimalnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, hal
ini disinyalir bahan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPA yang belum berorientasi
kepada siswa, salah satu penyebabnya adalah guru masih kurang memaksimalkan dalam
mengembangkan strategi pembelajaran, kondisi ini berpengaruh pada hasil belajar siswa, sehingga
masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai konsep, dikarenakan pembelajaran
yang tidak mendorong siswa termotivasi untuk belajar. Berdasarkan hal tersebut, melalui penelitian
dengan penerapan model Quantum Teaching ini diharapkan terjadi peningkatan kualitas proses
pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa khususnya di SMP.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas guru dan siswa dengan
penerapan model Quantum Teaching dan hasil belajarnya setelah menggunakan model Quantum
Teaching yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Metode peniltian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
melalui dua siklus tindakan dengan setiap siklus berorientasi pada tahapan model Quantum
Teaching yang dilakukan terhadap siswa kelas IXB SMP Plus Al-Aqsha tahun pelajaran 2012/2013
sebanyak 40 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) tes, (2) format
observasi, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data peningkatan hasil belajar dan hasil
aktivitas melalui penerapan model Quantum Teaching dari tiap siklus.
Dari analisis data yang dilakukan, terdapat peningkatan hasil belajar dengan rata-rata aktivitas
siswa dari kedua siklus adalah sebagai berikut: siklus pertama aspek afektif berkategori cukup
dengan nilai 2,13 pada skala 4,00; psikomotor berkategori baik dengan nilai 3,00 pada skala 4,00.
Untuk siklus kedua pada aspek afektif berkategori baik dengan nilai 3,25 pada skala 4,00;
psikomotor berkategori baik dengan nilai 3,75 pada skala 4,00. Pada aspek kognitif juga terdapat
peningkatan dari tiap siklusnya, hal ini dibuktikan dengan makin baiknya nilai hasil tes siswa. Rata-

rata nilai pada tes akhir yang diperoleh dari siklus I sampai siklus II adalah masing-masing
sebesar 86.57 dan 90.54.
Kata kunci: Model Quantum Teaching, Hasil Belajar

Pendahuluan
Tujuan pembelajaran IPA adalah agar siswa dapat menjelaskan berbagai peristiwa
alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Foster, 2004).
selain itu, siswa juga diharapkan dapat mengamati, memahami dan memanfaatkan gejalagejala alam yang melibatkan zat (materi) dan energi. Selain itu mata pelajaran IPA juga
berfungsi untuk memperluas wawasan, menumbuhkan sikap ilmiah dan kesadaran pada
produk teknologi melalui penerapan teori IPA yang sudah dikuasai sebelumnya, dan
secara teologis diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap kebesaran Allah
SWT.
Dalam implementasinya, mata pelajaran IPA di sekolah dianggap sebagai mata
pelajaran yang menjenuhkan dan menakutkan. Hal ini dilatarbelakangi oleh belum
optimalnya hasil belajar siswa; belum maksimalnya strategi pembelajaran yang
dikembangkan oleh guru; proses pembelajarn IPA yang belum banyak melibatkan siswa,
karena siswa masih dijadikan objek pembelajaran; dan kurangnya ruang perhatian dalam
menumbuhkan motivasi belajar IPA siswa yang akhirnya mata pelajaran IPA dianggap
sebagai beban, sehingga dalam proses belajarnya siswa menjadi bosan.
Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada SMP Plus Al-Aqsha, hasil
belajar IPA pada semester I tahun ajaran 2011/2012 dengan KKM 70 sebelum dilakukan
remedial diperoleh data sebanyak 45% orang siswa yang belum tuntas, sebanyak 30%
orang siswa yang sudah tuntas. dan sebanyak 25% siswa yang lebih dari tuntas.
Banyak cara atau strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar
IPA siswa. Salah satu model pembelajaran yang ditawarkan untuk meningkatkan hasil
belajar IPA yang digunakan di sekolah adalah model Quantum Teaching. Hal ini
dikarenakan model Quantum Teaching lebih terfokus pada hubungan dinamis dalam
lingkungan kelas interaksi sehingga akan berpengaruh besar terhadap efektivitas dan
antusiasme belajar siswa.
Konsep IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep Listrik Statis.
Didasarkan pada asumsi bahwa ketika siswa mempelajari konsep Listrik statis, maka
siswa dituntut untuk bisa memberikan alasan yang rasional terhadap pernyataan yang
disajikan serta mampu mengungkap fakta nyata atau soal-soal cerita ke dalam bahasa
IPA atau sebaliknya.

Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui
model Quantum Teaching pada konsep Listrik statis?; Bagaimana aktivitas siswa dalam
pelaksanaan belajar IPA dengan menerapkan model Quantum Teaching pada konsep
Listrik statis?; Bagaimana aktivitas guru dalam pelaksanaan belajar IPA dengan
menerapkan model Quantum Teaching pada konsep Listrik statis? Dengan tujuan untuk
menjawab segala masalah yang telah dirumuskan, yaitu: Mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa melalui model Quantum Teaching pada konsep Listrik statis; Mengetahui
aktivitas siswa dalam pelaksanaan belajar IPA melalui model Quantum Teaching pada
konsep Listrik statis; dan

Mengetahui aktivitas guru dalam pelaksanaan belajar IPA

melalui model Quantum Teaching pada konsep Listrik statis.


Penerapan model Quantum Teaching diharapkan dapat membantu siswa dalam
memahami konsep IPA secara utuh dan benar sehingga berpengaruh pada hasil belajar
siswa. Untuk Peneliti, penerapan Model Quantum Teaching diharapkan dapat membantu
pengalaman peneliti dalam memperbaiki pembelajaran di kelas. Untuk guru, penerapan
Model Quantum Teaching diharapkan dapat memperbaiki proses belajar, sehingga dapat
membantu guru menghasilkan pembelajaran yang efektif dan fleksibel. Dan untuk
Sekolah, penerapan model Quantum Teaching diharapkan dapat memberi kontribusi bagi
peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA di sekolah.
Model Quantum Teaching adalah model pembelajaran yang bersandar pada
konsep Bawalah dunia siswa ke dunia kita dan hantarkan dunia kita ke dunia siswa.
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut. Tumbuhkan minat dengan memuaskan "Apakah
Manfaatnya Bagiku" (AMBAK) dan memanfaatkan kehidupan pelajar; Alami, ciptakan atau
datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh pelajar; Namai, sediakan kata
kunci, konsep, model, rumus, strategi; Demonstrasikan, sediakan kesempatan bagi pelajar
untuk menunjukkan bahwa mereka tahu; Ulangi, tunjukkan cara-cara mengulang materi;
Rayakan, pengakuan untuk menyelesaikan, partisipasi dan pemerolehan keterampilan
dan ilmu pengetahuan.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah
ia menerima perlakukan dan pengalaman belajar dari pengajar (guru), sehingga seorang
siswa dapat mengkonstruksikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (classroom action research). Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
penelitian ini, kegiatannya berbentuk siklus dengan mengacu pada model yang diadaptasi
dari Hopkins (Zainal Aqib, 2007) yang menyebutkan setiap siklus terdiri dari empat
komponen kegiatan pokok, yaitu: (a) perencanaan (planning), (b) tindakan (acting), (c)
pengamatan (observing), (d) refleksi (reflecting). Pada pelaksanaannya keempat
komponen kegiatan pokok ini berlangsung secara terus menerus dengan diselipkan
modifikasi pada komponen perencanaan berupa perbaikan perencanaan.
Hasil Penelitian
Dari analisis data yang dilakukan peniliti, terdapat peningkatan hasil belajar dengan ratarata aktivitas siswa dari kedua siklus adalah sebagai berikut: siklus pertama aspek afektif
berkategori cukup dengan nilai 2,13 pada skala 4,00; psikomotor berkategori baik dengan nilai 3,00
pada skala 4,00. Untuk siklus kedua pada aspek afektif berkategori baik dengan nilai 3,25 pada
skala 4,00; psikomotor berkategori baik dengan nilai 3,75 pada skala 4,00. Pada aspek kognitif juga
terdapat peningkatan dari tiap siklusnya, hal ini dibuktikan dengan makin baiknya nilai hasil tes
siswa. Rata-rata nilai pada tes akhir yang diperoleh dari siklus I sampai siklus II adalah

masing-masing sebesar 86,57 dan 90,54.

Simpulan dan Saran


Dari hasil penelitian peneliti tentang pembelajaran IPA dengan menggunakan
model Quantum Teaching di SMP Plus Al-Aqsha pada konsep Listrik Statis, dan
berdasarkan dari hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa: Hasil belajar IPA siswa
mengalami peningkatan setelah proses pembelajaran IPA pada konsep Listrik Statis
dengan menggunakam model Quantum Teaching, dimana setelah kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model Quantum Teaching, hasil belajar IPA siswa meningkat
dengan kategori Baik.
Aktivitas siswa dalam setiap siklus proses pembelajaran IPA pada konsep Listrik
Statis dengan menggunakan model Quantum Teaching mengalami peningkatan pada
setiap siklusnya. Begitujuga pada aktivitas guru (peneliti) dalam Proses Pembelajaran
mengalami peningkatan lebih baik dari setiap siklusnya. Demikian pula aktivitas siswa
pada aspek afektif dan psikomotor dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

model Quantum Teaching juga mengalami peningkatan pada setiap siklusnya,


peningkatan paling tinggi terdapat pada siklus II.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa model Quantum Teaching dapat
meningkatkan hasil belajar siswa baik dari aspek kognitif, apektif dan psikomotor, maka
peneliti menyarankan kepada guru atau calon guru untuk mengembangkan model
Quantum Teaching sebagai alternatif untuk perbaikan dan peningkatan proses
pembelajaran di sekolah pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan secara
terbatas, hanya mengenai penerapan model Quantum Teaching pada konsep Listrik Statis
pada tingkat SLTP kelas VIII yang dilaksanakan di SMP Plus Al-Aqsha, maka alangkah
lebih baiknya jika dilakukan penelitian populasi dan sample yang lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. (2007) Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yirama Widya.
DePorter, B. dan Hernacki, M. (2000) Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
DePorter, B. Reardon, M. dan Singer N, S. (2003) Quantum Teaching Mempraktikkan
Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Foster, B. (2004) Terpadu IPA SMA Untuk Kleas X semester 2. Jakarta: Erlangga.
Purwanto, B. dan Nugroho, A. (2012) Eksplorasi Ilmu Alam 3 untuk kelas IX SMP dan
MTs. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sudjana, N. (2002)

Dasar-Dasar Proses belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.
______________ (1991) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sudjana. (1992) Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukmara, Dian. (2007) Implementasi Life Skill dalam KTSP Melalui Model Manajemen
Potensi Qodrati. Bandung: Mughni Sejahtera.
Tilawati, E. (2006 ) Penerapan Pembelajaran Cooperative Lerning Strategis (CLS) yang
Berorientasi Life Skill untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Skripsi IPA UIN SGD
Bandung: Tidak Diterbitkan.
Yunita. (2006) Metode dan Model Pembelajaran yang Relevan untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Sains (IPA), Makalah yang disajikan pada Seminar
Nasional Gebyar IPA Eureka V: Tidak Diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai