Anda di halaman 1dari 31

BAJA (STEEL)

Oleh:
Susila Kristianingrum
Baja

UNSUR UTAMA: Fe dan C


UNSUR RUNUT/TRACE ELEMENT:
Titanium (Ti)
Zirkonium (Zr)
Vanadium (V)
Kromium (Cr)
BESI & BAJA
• Besi dan baja merupakan logam yang
palingbanyak digunakan manusia untuk
berbagaikeperluan.
• Hal ini disebabkan karena antara lain :
 jumlahnya cukup banyak dan mudah didapat,
 mempunyai sifat mekanik (mis. kekuatan,
keuletan, dan lain-lain) yang memadai,
 mudah dikerjakan,
 harganya relatif murah,
 dan lain-lain.
Perbedaan besi dan baja :
• baja: C < 2 %
• besi: 2 < % C < 6,67
Mikrostruktur :
• baja: ferit, perlit, sementit, bainit, martensit;
• besi: - matriks : ferit, perlit, sementit, bainit,martensit;-
filler : grafit atau karbida besi (Fe3C).
Sifat-sifat :
• Keuletan: baja > besi,
• Kekuatan: baja > besi,
• Daya redam terhadap getaran : baja < besi.
komposisi kimia
• baja karbon rendah(low carbon steel ) :C~0,25
%,
• baja karbon menengah (medium carbon steel)
:C = 0,25 % - 0,55 %,
• baja karbon tinggi (high carbon steel) :C >
0,55 %,
• baja paduan rendah (low alloy steel) :
unsur paduan < 10 %,
• baja paduan tinggi (high alloy steel ) :
unsur paduan > 10 %.
baja paduan (alloy steel)

Baja paduan diklasifikasikan menurut kadar


karbonnya dibagi menjadi:
a. Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
b. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5
– 10 %
c. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Tujuan penambahan unsur pada
baja paduan

• Untuk menaikkan sifat mekanik baja


(kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan
sebagainya)
• Untuk menaikkan sifat mekanik pada
temperatur rendah
• Untuk meningkatkan daya tahan terhadap
reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
Menurut mikrostruktur

• baja hipoeutektoid : ferit dan perlit,


• baja eutektoid : perlit,
• baja hipereutektoid : sementit dan perlit,
• baja bainit,
• baja martensit.
Menurut cara pembuatannya :
• baja Bessemer,
• baja Siemen – Martin,
• baja listrik,
• dan lain-lainnya.
Menurut penggunannya :
• baja konstruksi,
• baja mesin,
• baja pegas,
• baja ketel,
• baja perkakas, dll.
• Menurut bentuknya :
• •baja pelat,•baja strip,•baja sheet,•baja
pipa,•baja batang profil, dll.
Menurut bentuknya :
• baja pelat,
• baja strip,
• baja sheet,
• baja pipa,
• baja batang profil,
• dll.
Sifat dan penggunaan baja :
• besi + karbon + sedikit unsur lain disebut
bajakarbon (plain carbon steel ),
• besi + unsur selain karbon disebut baja
paduan(alloy steel ).
• Sifat baja banyak ditentukan oleh :
• •
Sifat baja banyak ditentukan oleh :
• kadar karbon,
• unsur paduan (jenis dan jumlahnya),
• mikrostruktur.
Korosi
oksigen dilarutkan dalam
air menyebabkan oksidasi

E°red = -0.44 V

E°red = 1.23 V
karena E°red (Fe3+) < E°red (O2)
Karat Fe2O3 Fe dapat dioksidasi oleh oksigen

19.7
Perlindungan Katodik Tangki Besi

E°red = -2.37 E°red = 1.23 V


V
Mg lebih mudah teroksidasi dibandingkan Fe

19.7
Konfigurasi elektron dan sifat lain dari
logam transisi baris pertama
Titanium
• Penentuan secara kolorimetri :
Kompleks Ti yang berwarna orange dalam media
asam sulfat & H2O2

Reaksi:

TiOSO4 + H2SO4 + H2O2 H2[TiO2(SO4)] + H2O


orange
Penentuan Ti secara spektrofotometri :
• Interferent: V(V), Mo(IV), W(VI), Cr(VI), Fe(III)
• λmax=410 nm

Penentuan Ti secara elektrolitik dg elektroda Hg


 Tegangan 6-10 volt
 Media H2SO4
 Fe, Co, Ni, Cr, Mo, Cu, Zn, Rh, Ag, Cd, Sr, Bi
mengendap pada katoda
 Ti tetap tertinggal dalam larutan
Analisis
Kualitatif Kation

17.8
Penentuan Ti secara spektrofotometri

1 g sampel baja

HClO4+H3PO4
larutkan

encerkan
Pisahkan

Filtrat (V mL) + H2O2 30% ukur Absorbansinya


pd λ 400 nm
Mo & V memberikan interferensi
Penentuan Ti secara
spektrofotometri
• Mo & V memberikan interferensi pd
3 λ yaitu :
330 nm (Mo)
400-410 nm (Ti)
460 nm (V)
Zirkonium (Zr)
Di alam: batuan, biji mineral (ore), tanah
Adanya Zr disertai Hf
Zr dipisahkan dari unsur logam utama sebagai
zirkon fosfat atau zirkon dihidrogen fosfat.
Kelarutannya dalam HCl & H2SO4 sangat kecil
Endapan diisolasi, disaring, dicuci , kemudian
dilarutkan kembali setelah dilebur dg NaOH
Penentuan Zirkonium (Zr)
Kompleks Zr + Hf dg alizarin sulfonat berwarna
pink Amax pada λ 525 nm.
Kelarutan dalam HCl perlu 20-270 µg ZrO2
diencerkan 100 mL
Penambahan asam tioglikolat untuk mereduksi
Fe(III) sehingga larutan berwarna biru (1-2
menit warna biru hilang), kemudian ditambah 2
mL Na-alizarin sulfonat 0,05% sampai warna
stabil, diukur Anya pada λ 525 nm
Interferensi: Hf , P, Si, Mo, Sb, W.
Vanadium (V)
Di alam:
• batuan (rocks),
• tanah, tumbuhan,
• alloy
Metode penentuan:
• hidrogen peroksida,
• fosfotungstat,
• asam bensohidroksamik (utk V dalam
tumbuhan & tanah)
Penentuan V dg metode H2O2
Reaksinya:
 (VO)2(SO4)3 + 2H2O2 (VO2)2(SO4)3 + 2H2O
Reddish brown
 Amax pada λ 460 nm
 KelebihanH2O2 menghambat reaksi karena
terbentuk kompleks VO2(OH)3 yang berwarna kuning
 Interferensi: Ti & Mo
 Warna kompleks Ti direduksi dg + ion klorida
 Bila Ti & Mo dalam sampel >> pengukuran A pd λ
untuk V, Ti, dan Mo (λ 450 nm)
 +HF untuk mereduksi interferen Ti
Penentuan Vanadium dalam Baja
0,5 g sampel baja

H2SO4 4N (1:9) larutkan

+Na2CO3 10%
excess encerkan

Endapan V dipisahkan, dicuci, dikeringkan, dilebur + NaOH (10xberat


endapan) hasil leburan dilarutkan air dingin + NaOH dan
dididihkan, disaring endapan dicuci dg NaOH 2% yg
mengandung Na2SO4 1% filtrat dan air cucian
dikumpulkan, diencerkan +H2O2 diukur A pada λ 460 nm
Kromium (Cr)
• Di alam: mineral, batuan, tanah
• 2 metode penentuan Cr:
1. Sebagai ion kromat
2. Sebagai kompleks krom difenilkarbasida
(lebih sensitif)
Ad 1, untuk material biji besi, alloy, baja
pH>9 Amax pada λ 370 nm
Interferensi: U, Ce, Cu(II), Mn(VII), Fe(III).
Penentuan Cr sebagai ion kromat
• 1-5 g sampel yang mengandung Cr 500µg
dilarutkan dalam H2SO4 10%, dipanaskan
sempurna, diencerkan dg+NaHCO3 8% sampai
diperoleh endapan stabil, kemudian disaring.
• Endapan dicuci dg air panas lalu dilebur dg
NaOH.
• Hasil leburan dilarutkan kembali dalam air ,
disaring dan diukur A nya pada λ 370 nm.
Penentuan Cr sebagai kompleks
krom difenilkarbasida
• Pada λ 540 nm.
• Larutan sampel (Cr 0,02-0,5µg/mL)
• Interferensi: V, dapat direduksi dg diekstraksi
dg oksin (8-hidroksikuinolin).
LATIHAN
The iron, tin, and titanium in a sample were
jointly precipitated as hydroxides, which were
washed and ignited to produce Fe2O3, SnO2,
and TiO2. This mixture of oxides, which
amounted to 0.3768 g, was dissolved after
fusion with potassium pyrosulfate. Analysis
showed that 0.0322 g Ti was present. The iron
was determined separately as an oxide;
0.1837 g FeO was found. What was the weight
(mass) of tin in the sample? (Ar Ti=47.90;
Sn=118.69; Fe=56)

Anda mungkin juga menyukai