Kemewahan Air
Sebatas Utopia
DAFTAR ISI
Budaya
16
Laporan Utama / 6
Resensi Film /
28
Essay Foto / 18
Editorial / 4
Wawancara Transparan /
Opini
Jejak / 24
10
Resensi Buku / 26
14
Profil
30
Laporan Khusus / 20
Cerpen
32
Rampung!! Buletin dengan segala
kekurangan dan kelebihannya akhirnya terbit
juga!! Buletin edisi IV Desember 2014 adalah
buletin terakhir di kepengurusan periode ini.
Bahasannya pun kami coba untuk mengangkat
permasalah di luar kampus. Yup! Tema kali ini
mengenai penggunaan air bawah tanah yang
semakin menjamur.
Tema tersebut kami ceklist lantaran
banyak warga yang kini beralih pada sumur
bor. Namun, usut punya usut penggunaan
sumur bor tersebut malah tidak dibatasi,
yang dalam hal ini adalah terkait izinnya
yang masih setengah hati. Tentu saja hal
tersebut mengakibatkan daya dukung air di
Bali akan terlampaui, yang kemudian akan
menyebabkan penurunan permukaan air
Ilustrasi:Maya/Aka
KARIKATUR
@persakademika / www.persakademika.com
EDITORIAL
Tentang Perizinan
Setengah
Hati
Untuk memperoleh izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah
pemohon wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati/Walikota dengan
tembusan kepada Menteri dan Gubernur - Undang-undang Sumber Daya Air, Pasal 67,
Ayat 1.
EDITORIAL
persoalan ini. Perlu diketahui, bahwa
di daerah Sanur, intrusi air sudah
mencapai satu kilometer. Sementara
daerah Kuta sudah mencapai tiga
sampai empat kilometer. Siapa yang
harus disalahkan dalam hal ini? Siapa
yang harus bertanggung jawab ketika
telah terjadi penurunan permukaan
tanah dan ketika terjadi intrusi air?
Apakah
tidak
sebaiknya
dibentuk tim monitoring terkait
penggunaan
sumur
bor?
Seharusnya begitu. Kini saatnya
pemerintah
daerah
ataupun
pemerintah pusat mempertegas
perizinan penggunaan air bawah
tanah. Seperti apa mobilisasinya
dan seperti apa tindak lanjut dari
perizinan tersebut. Tak hanya
itu saja, pembangunan akomodasi
pariwisata juga harus ditekan
agar tidak terjadi tumpang
tindih
dengan
ketersediaan
air.
@persakademika / www.persakademika.com
Sudah Lama
Foto: bhask/Aka
Tak Basah
LAPORAN UTAMA 1
@persakademika / www.persakademika.com
LAPORAN UTAMA 1
peti kecil. Di dalamnya terdapat sebuah
valve atau yang lebih kita kenal dengan
keran air.
Menurut Mangku Manis
keran air itu baru saja dibangun.
Rencananya air akan segera mengalir
ke sawahnya sebentar lagi. Sehingga
para petani tidak perlu menunggu
musim hujan datang. Sumber airnya
berasal dari sumur bor yang jaraknya
sekitar beberapa meter dari sawahnya.
Sumur bor baru saja dibangun di
desa kami dan akan digunakan untuk
mengairi sawah dan mengairi air ke
masing-masing rumah, ucapnya.
Setali tiga uang dengan
penjelasan Mangku Manis, Putu Astawa
(48) yang merupakan Kelian Subak
Anyar Desa Tegalinggah Buleleng juga
membenarkan rencana itu. Sumur bor
itu akan segera dioperasikan. Nantinya
orang yang memakai air sumur bor
akan membayar sesuai ketentuan.
Penggunaan air yang dialiri ke sawah
akan membayar sebesar Rp 50.000,00
per jam dan air ke rumah-rumah akan
membayar sebesar Rp 60.000,00 per
jam. Ide ini terinspirasi dari Subak
tetangga, yakni Subak Lebak Pupuhan
yang sebelumnya berhasil melakukan
sistem ini.
Kami harapkan dengan
penggunaan sumur bor masyarakat
akan lebih gampang mendapat air,
ujar Putu Astawa.
Pembangunan sumur bor
ini merupakan bentuk bantuan
pemerintah melalui Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida. Pengadaan sumur
bor pun didasari atas permintaan
anggota Subak yang mengirimkan
proposal bantuan kepada pemerintah.
LAPORAN UTAMA 1
yang merupakan Kepala Bidang
ESDM Provinsi Bali, selama ini
belum ada aturan khusus mengenai
penggunaan air tanah. Regulasi untuk
pihak-pihak yang mengambil air
tanah tanpa ijin belum ada. Pihaknya
hanya mengeluarkan izin mengenai
layak atau tidaknya air tanah tersebut
dimanfaatkan. Walaupun demikian, ia
juga tidak memungkiri bahwa banyak
pihak-pihak tertentu yang mengambil
air tanah tanpa izin dari pemerintah.
Belum ada peraturan yang
jelas dari menteri mengenai perijinan
penggunaan
sumur
bor.
Pihak
kami hanyalah memastikan bahwa
kandungan air tanah tersebut baik
digunakan masyarakat. Jika hasilnya
baik maka izin akan kami keluarkan,
ungkapnya.
Menurut I Nyoman Sunartha,
seorang Ahli Hidrologi Universitas
Udayana, saat ini masalah air yang
dihadapi Bali adalah kandungan air
tanah yang semakin buruk. Hal tersebut
dikarenakan penyedotan air tanah
yang massive. Sehingga kapasitas air
tanah akan mengecil volumenya. Hal
itu akan mengakibatkan mudahnya air
laut mendorong air tanah dan masuk
ke daratan.
Air tanah dari daratan
tinggi akan terus mengalir ke bawah.
Kemudian akan keluar di pantai dan
bertemu dengan air laut. Air tanah dan
air laut tidak akan tercampur namun
terpisah dibatasi layaknya garis tipis.
Perbandingan antara air tanah dan
air laut ini yaitu 1 : 40. Satu meter
dari garis tersebut yaitu air tanah.
Sementara 40 meter di bawah garis
adalah air laut. Ketika volume air tanah
@persakademika / www.persakademika.com
WAWANCARA TRANSPARAN
Intrusi Air?
Wawancara bersama Drs. Nyoman Sunarta. M.Si mengenai kondisi air tanah di Bali.
10
WAWANCARA TRANSPARAN
anyak
hotel
dan
villa
berjamuran, namun krisis air
bersih di Bali kian menjadijadi. Pembabakan air yang lebih
banyak dikonsumsi oleh hotel
serta villa membuat masyarakat
tidak bebas mendapatkan air
bersih. Pemerintah sendiri belum
mengeluarkan
aturan
pasti
tentang batas penggunaan air
bagi hotel, villa dan masyarakat
lokal. Di samping itu, banyak
oknum-oknum curang yang
mengambil air secara berlebihan.
Krisis air bukanlah masalah baru
di Bali.
Tanpa disadari Bali
mengalami krisis air sejak
tahun 1995. Para ahli semakin
prihatin melihat pembangunan
Bali yang kerap mengabaikan
lingkungan. Salah satunya Drs.
Nyoman Sunarta. M.Si., seorang
Ahli Hidrologi yang juga Dosen
Fakultas Pariwisata Universitas
Udayana.
Menurutnya,
lingkungan yang rusak juga
akan membuat pariwisata anjlok.
Bali harus segera berbenah
agar mencapai pariwisata yang
berkelanjutan.
@persakademika / www.persakademika.com
11
LAPORAN UTAMA 2
didalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran
rakyat.
Sekarang
masyarakat membeli air setengah mati.
Badung
merupakan
daerah
pariwisata
terkuat
di
Bali,
terutama di daerah Bali Selatan.
Bagaimana keadaan air tanah di
sana?
12
berbeda?
Apa
Jadi
jika
air
tanah
yang
terkontaminasi dengan air laut
apa yang terjadi?
LAPORAN UTAMA 2
yang
@persakademika / www.persakademika.com
13
OPINI
Ilustrasi: Maya/Aka
HAK
KITA!!!
Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setia pengguna
informasi publik kalimat yang tercantum dalam Pasal 2 Ayat (1) UU No.14/2008
Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
14
OPINI
@persakademika / www.persakademika.com
15
BUDAYA
RODAT:
SENI
ASLI
https://anggaramahendra.files.wordpress.com/2014/01/ang20140114_denpasar_kampung-islam-kepaon_maulid-nabi_tari-rodat_100.jpg
16
Pulau Bali juga dikenal
dengan mayoritas masyarakatnya yang
beragama Hindu. Di Bali hubungan
antar agama berjalan harmonis.
Seperti yang terjadi di Kampung Islam
Kepaon, Denpasar, masyarakat Hindu
dan Islam yang tinggal di daerah ini
hidup berdampingan dengan baik.
Mereka saling menghormati satu sama
lain.
Salah satu seni yang terkenal
di Kepaon adalah Tari Rodat, karya
seni tari Bali yang bernafaskan Islam.
Menurut Maulana Ishaq (28), Sekretaris
Persatuan Kesenian Rodat Kepaon,
Rodat pada awalnya adalah barisan
BUDAYA
prajurit tempur. Seiring berjalannya
waktu, yang mana kerajaan dan
peperangan sudah tidak ada lagi, rodat
ini digubah menjadi sebuah karya seni.
Rodat ini adalah kegiatan
yang dilakukan oleh para prajurit
perang. Jadi setiap dia latihan,
dia menggunakan nyanyian, ada
tabuhannya. Itu dijadikan sebuah seni.
Sambil dia latihan perang, dia juga
latihan ini biar tidak jenuh. Setelah
peperangan ini tidak ada, diangkatlah
menjadi seni, jelas Maulana.
Tari Rodat biasa ditampilkan
ketika menyambut tamu, mengiringi
pengantin, mengisi acara, atau ketika
hari-hari besar Islam seperti Maulid
Nabi. Ketika Maulid Nabi, akan
diadakan pawai. Pasukan seni Rodat
akan membawa bunga-bunga telur,
kemudian pasukan akan berjalan dari
Masjid keluar ke jalanan, dan berlanjut
ke arah utara maupun selatan.
Penari Rodat terdiri dari dua
komandan yang membawa pedang,
dan 40 kamerad (prajurit). Namun,
ketika mengisi acara, maksimal penari
adalah 30 orang. Dalam seni Rodat
juga menggunakan tabuhan, yang
terdiri dari lima skan kendang, empat
kedonceng, dan satu kendang besar.
Latihan seni Rodat diadakan
satu bulan sekali. Kalau memang ada
tamu besar seperti Presiden, atau
ketika akan mengikuti PKB (Pesta
Kesenian Bali), latihan diadakan tiga
kali dalam seminggu. Jika tidak ada
acara atau pementasan sama sekali,
maka tetap diadakan latihan sekali
dalam sebulan agar tetap mengingat
gerakan-gerakannya.
Seni Rodat ini merupakan
@persakademika / www.persakademika.com
17
Pemandangan yang berbeda
terlihat ketika memasuki Jalan Gunung
Payung, Desa Kutuh, Kuta Selatan,
Badung, Bali saat ini. Perbedaan sangat
terlihat ketika mata menatap hamparan
padang rumput yang hijau dan indah
membentang diantara bukit coklat
dan kering. Bukit teletubbies mungkin
sebutan yang tepat untuk sebuah
lapangan golf yang tengah dibangun
di atas tanah kering dan berbatu kapur
tersebut.
18
ESSAY FOTO
1
Gunung payung adalah suatu
kawasan perbukitan yang terletak
di daerah pesisir pantai selatan Bali,
ternyata dapat juga dikembangkan
oleh PT. Bali Ragawisata untuk
membuat lapangan golf. Pertanyaan
besar muncul ketika beberapa daerah
di Bali sedang mengalami krisis air,
namun rumput hijau di lapangan golf
yang tengah dibangun dapat tumbuh
dengan subur. (Bhask)
bukit
@persakademika / www.persakademika.com
19
LAPORAN KHUSUS
Foto: Bhask/Aka
Master plan kita, 20 tahun lagi Universitas Udayana ini dapat berkembang menjadi
bangunan kompak. Itu adalah mimpi kita, mimpi yang realistis, papar Pembantu
Rektor II Universitas Udayana.
20
LAPORAN KHUSUS
Semakin mahalnya biaya
pembangunan
fasilitas
umum,
misalnya
jaringan
air,
telepon,
internet, dan lain-lain, maka pihak
universitas membuat sebuah master
plan yang berbasis bangunan kompak.
Dengan harapan penyediaan fasilitas
tertentu akan lebih mudah, misalnya
membuat kantin yang bisa melayani
secara keseluruhan, dan menarik
infrastruktur internet yang lebih
pendek agar lebih murah. Tidak hanya
itu, pihak universitas juga berencana
membangun sebuah taman terpusat
yang bisa digunakan oleh seluruh
mahasiswa Unud di Bukit Jimbaran.
Mengenai
rancangan
pembangunan
kompak,
Rektor
Universitas Udayana memberikan
tanggapannya, Kita punya tanah 150
hektar, 50 hektar sudah bisa dibangun
kampus, sepertiganya bisa untuk
penghijauan, dan sepertiganya lagi
bisa untuk kebutuhan publik, ujar
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PDKEMD. Suastika juga menambahkan,
hubungan yang kompak tersebut tidak
hanya diterapkan dalam lingkungan
kampus saja, tetapi kepada masyarakat
sekitar juga harus menjalin hubungan
yang baik. Kalau kita kompak,
hubungan dengan sesama manusia bisa
menjadi lebih baik, komunikasi antara
manusia pun baik, dan seharusnya
hubungan antara fakultas dengan
fakultas lainnya harus lebih baik lagi,
tambahnya.
Langkah untuk membuat
kompak lahan universitas sudah sering
kali dilakukan oleh pihak rektorat
@persakademika / www.persakademika.com
21
LAPORAN KHUSUS
seperti yang dikemukakan di atas,
tetapi kendala utama ada di pihak
masyarakat. Mereka enggan menyetujui
rencana yang telah dibuat oleh pihak
rektorat, dengan berbagai macam
alasan. Banyak lahan yang bertuliskan
Tanah Milik UNUD diserobot paksa
oleh masyarakat yang menyatakan
tanah tersebut adalah milik mereka.
Kasus tersebut banyak yang dibawa ke
ranah hukum karena gagalnya mediasi
antara pihak Universitas Udayana
dengan masyarakat. Berkaca dengan
kejadian tersebut, akhirnya hampir
Ilustrasi: GSB/Aka
22
LAPORAN KHUSUS
kawasan universitas, tapi saya enggan
menjualnya. Dengan perkembangan
pendidikan di wilayah bukit ini saya
dengan masyarakat lainnya juga
enggan menjual tanah kami.
Pihak universitas tentunya
tidak akan menyerah begitu saja.
Mereka telah bekerjasama dengan
Pemerintah Kabupaten Badung untuk
membuat trotoar, taman, dan fasilitas
lainnya. Hanya saja hal ini terkendala
dengan masyarakat yang tempat
tinggal atau tempat usahanya menjorok
dengan jalan raya, sehingga hal ini
http://images.pitchero.com/ui/621597/1411327770_0.jpg
@persakademika / www.persakademika.com
23
Kumpul Bareng
Pengguna Instagram Se-Bali
1
1. Peserta WWIM 10
Karangasem
berbaris
membentuk
angka
sepuluh sebagai simbol
dari World Wide Instameet
yang ke-sepuluh.
2. Di tengah ilalang,
seorang peserta tengah
mengatur angle untuk
mendapatkan foto yg
bagus.
3. Menyusuri padang
ilalang
di
wilayah
Tulamben, Karangasem
yang
menjadi
lokasi
WWIM 10 Karangasem.
24
JEJAK
@persakademika / www.persakademika.com
25
RESENSI BUKU
Benar-benar Membuat
Hilang
26
http://lms.bpkpenabur.or.id/SMPK4/images/docs/bukansiapa.jpg
RESENSI BUKU
@persakademika / www.persakademika.com
27
RESENSI FILM
sejak
dulu
http://4.bp.blogspot.com/-4U37D6l19Ys/UjVxvtVqi-I/AAAAAAAAAu0/DArDQlm41PA/s1600/sapu+tangan+fang+yin.jpg
MEI 1998 :
ETNIS TIONGHOA
Judul Film
Sutradara
: Karin Binanto
Produksi
: Yayasan Bingkai
: 47 menit 37 detik
Pemain
28
RESENSI FILM
@persakademika / www.persakademika.com
29
Foto: Mentari/Aka
Sebuah Tradisi
30
PROFIL
juta rupiah, kisahnya.
Pio melanjutkan bisnisnya
hingga saat ini dari modal yang didapat
dari kompetisi tersebut. Rumahnya
pun dijadikan sebagai pabrik tempat
pembuatan rantasan. Harga rantasan
dibandrol dengan kisaran harga Rp
190.000,00 Rp 350.000,00 sesuai
ukuran. Keuntungan bisa didapat Pio
hingga Rp 600.000,00 per bulan dari
hasil penjualan rantasan.
Mahasiswa
akuntansi
ini mengaku penjualan tersebut
diperolehnya
tidak
hanya
dari
warga sekitar rumahnya tapi juga
dari masyarakat luas. Hal tersebut
dikarenakan rantasan yang
dijual anak pertama dari
dua bersaudara ini memiliki
keunikan tersendiri, mulai
dari kain yang digunakan,
kayu
penyangga
hingga
ukiran-ukiran yang menarik
minat banyak pembeli. Giat
promosi di media sosial pun
menjadi alasan lain rantasan Pio
laku dipasaran.
@persakademika / www.persakademika.com
31
CERPEN
Semua
Berubah
32
Ilustrasi: Maya/Aka
CERPEN
Gadis itu membuka jendela
dan memandang keluar. Angin yang
sejuk segera menyambutnya. Ranting
pohon yang rindang bergemerisik
satu sama lain. Matahari yang mulai
terbenam membuat warna langit
berubah menjadi kombinasi oranye
dan ungu yang indah. Ana lalu
mengalihkan pandanganku ke jalan.
Ibu-ibu berkumpul di pekarangan
rumah, membicarakan gosip di sekitar
RT. Anak-anak berlari sambil bermain
polisi dan pencuri. Kendaraan melalui
jalan dan sesekali membunyikan
klaksonnya.
Meskipun
terlihat
biasa,
banyak hal yang telah berubah selama
dia tinggal di sini. Dulu, banyak lahan
kosong yang digunakan sebagai tempat
bermain. Lahan itu sekarang berubah
menjadi rumah atau gedung-gedung
yang baru. Jalan yang sepi dulu sering
digunakan untuk bermain lompat
tali. Tempat yang dulunya dipenuhi
rumput hijau berubah menjadi gersang
dan tandus.
Semua kenangan kecil ini
seakan tertimbun oleh bangunanbangunan tinggi. Perubahan tanpa henti
ini meninggalkan tanda tanya dipikiran
Ana. Apakah suatu saat tempat ini
menjadi asing baginya? Bahkan alasan
kepindahan keluarganya adalah hirukpikuk aktivitas yang terlalu padat
di lingkungan ini. Ana hanya bisa
menghela nafas. Perubahan adalah
sesuatu yang tidak bisa dihindari dan
dia tahu jelas tentang hal itu.
Akan tetapi, setiap orang pasti
akan dilanda rasa rindu akan masa
lalu. Mereka mengingat beberapa hal
yang membuat mereka bahagia. Entah
@persakademika / www.persakademika.com
33
PELINDUNG
KETUA UNIT/PIMPINAN UMUM
DITERBITKAN OLEH
IZIN TERBIT
ALAMAT SEKRETARIAT
Ilustrasi: Ulul/Aka
Redaksi menerima kiriman artikel, opini, masukkan, kritik, saran atau tanggapan tentang
kehidupan civitas akademika Universitas Udayana.
Tulisan bisa dialamatkan langsung ke Sekretariat Pers Mahasiswa Akademika
Jl. Dr. R. Goris No. 7A, Denpasar
Email: pers_akademika@yahoo.com.
Redaksi berhak menyunting isi tulisan sepanjang tidak menyimpang esensi tulisan.
www.persakademika.com
Twitter/Instagram@persakademika