Disusun Oleh
Nama
: Sulastri
NIM
: 42010413043
Program Studi :
D III Keperawatan
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta
hidayahNya-lah saya dapat menyelesaikan makalah mengenai Diabetes Mellitus.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, dosen,
dan teman-teman sekalian. Oleh karena itu, saya selaku penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, jika terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini ataupun kata-kata yang kurang berkenan, saya mohon maaf.
Untuk perbaikan dan peningkatan tulisan ini, saya sangat mengharapakan kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Selanjutnya saya berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
khususnya pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................
....................................................................................................................................
i
DAFTAR ISI.............................................................................................................
....................................................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
....................................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................
1
1.1. Latar Belakang................................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................
2
1.3. Tujuan Pembuatan Makalah............................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................
3
2.1. Pengertian Penyakit Diabetes Mellitus...........................................
3
2.2. Klasifikasi Etiologi DM Menurut ADA 2003.................................
3
ii
PENUTUP...............................................................................................
14
3.1. Kesimpulan.....................................................................................
14
3.2. Saran...............................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) atau sering kita kenal dengan Penyakit kencing
manis adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia dimana kadar gula dalam darah meningkat yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diagnosis DM
umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia,
polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Diabetes seringkali tidak terdeteksi secara dini, dan biasanya akan mulai terlihat
tanda-tandanya hanya saat seseorang tersebut sudah menderitanya kurang lebih
selama 7 tahun, sehingga akan semakin sulit untuk disembuhkan.
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas
pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM
belum menjadi prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui
dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik
pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, sistem saraf, hati, mata dan ginjal.
Jumlah penderita penyakit DM akhir-akhir ini mengalami kenaikan yang
cukup tinggi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Perubahan gaya hidup
seperti pola makan dan berkurangnya aktivitas fisik dianggap sebagai faktorfaktor penyebab terpenting. Oleh sebab itu, DM juga dapat diderita oleh orang
yang tidak punya riwayat DM dikeluarganya, dimana proses terjadinya penyakit
akan memakan waktu bertahun-tahun. Namun penyakit DM dapat dicegah jika
kita mengetahui dasar-dasar tentang penyakit dengan baik dan mewaspadai
perubahan gaya hidup dan pola makan kita. Olehnya itu, makalah ini akan
membahas penyakit Diabetes Militus.
2.2.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atasdapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa pengertian Diabetes Militus (DM)?
2. Apa saja tipe Diabetes Militus?
3. Apa saja tanda tanda dan gejala Diabetes Militus?
4. Apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
5. Bagaimana cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus?
6. Bagaimana hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh?
2.3.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Diabetes Militus
2. Untuk mengetahui apa saja tipe Diabetes Militus
3. Untuk mengetahui apa saja tanda tanda dan gejala Diabetes Militus
4. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab Diabetes Militus?
5. Untuk mengetahui cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus
6. Untuk mengetahui hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
atau pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di
Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis atau penyakit gula adalah
kelainan metabolis yang disebabkan oleh kegagalan pankreas untuk mensekresi
insulin (hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara adekuat.
Akibat yang umum adalah terjadinya hiperglikemia.
Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma yang dapat terpicu oleh diabetes
mellitus, antara lain: Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit
Huntington, kelainan mitokondria, distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom
Prader-Willi, sindrom Werner, sindrom Wolfram, leukoaraiosis, demensia,
hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme, dan lain-lain.
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan
defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner &
Suddart).
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan
kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari
setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula
darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum
cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
2.2.
Akromegali
b. Sindroma cushing
c.
Feokromositoma
d. Hipertiroidisme
5) Karena obat/zat kimia : vacor, pentamidine, asam nikotinat,
glukokortikoid, hormon tiroid, tiazid, dilantin, interferon alfa
6) Infeksi : rubella kongenital dan CMV
7) Imunologi (jarang) : antibodi anti reseptor insulin
8) Sindroma genetik lain : Sindroma Down, Klinefelter, Turner,
Huntington Chorea, Sindroma Prader Willi.
2.3. Epidemiologi
Secara epidemiologi DM seringkali tidak terdeteksi. Berbagai faktor
genetik, lingkungan dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes.
Ada kecenderungan penyakit ini timbul dalam keluarga. Disamping itu juga
ditemukan perbedaan kekerapan dan komplikasi diantara ras, negara dan
kebudayaan.
Dari segi epidemiologi, ada beberapa jenis diabetes. Dulu ada yang disebut
diabetes pada anak, atau diabetes juvenilis dan diabetes dewasa atau maturityonset diabetes. Karena istilah ini kurang tepat, sekarang yang pertama disebut
DM tipe 1 dan yang kedua disebut DM tipe 2. Ada pula jenis lain, yaitu diabetes
melitus gestasional yang timbul hanya pada saat hamil, dan diabetes yang
disebabkan oleh karena kerusakan pankreas akibat kurang gizi disebut MRDM
(Malnutrition Related DM) atau Diabetes Melitus Terkait Malnutrisi (DMTM).
Kekerapan DM tipe 1 di negara Barat 10% dari DM tipe 2. Bahkan di
negara tropik jauh lebih sedikit lagi. Gambaran kliniknya biasanya timbul pada
masa kanak-kanak dan puncaknya pada masa akil balik. Tetapi ada juga yang
timbul pada masa dewasa.
DM tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90%).
Timbul makin sering setelah umur 40 dengan catatan pada dekade ke 7 kekerapan
diabetes mencapai 3 sampai 4 kali lebih tinggi daripada rata-rata orang dewasa.
Pada keadaan dengan kadar glukosa darah tidak terlalu tinggi atau belum
ada komplikasi, biasanya pasien tidak berobat ke rumah sakit atau ke dokter. Ada
juga yang sudah di diagnosis sebagai diabetes tetapi karena kekurangan biaya
biasanya pasien tidak berobat lagi. Hal ini menyebabkan jumlah pasien yang tidak
terdiagnosis lebih banyak daripada yang terdiagnosis. Menurut penelitian keadaan
ini pada negara maju sudah lebih dari 50% yang tidak terdiagnosis dan dapat
dibayangkan berapa besar angka itu di negara berkembang termasuk Indonesia
(Slamet Suyono Dalam Pusat Diabetes dan Lipid, 2007).
Penelitian lain menyatakan bahwa dengan adanya urbanisasi, populasi DM
tipe 2 akan meningkat menjadi 5 10 kali lipat karena terjadi perubahan perilaku
rural-tradisional menjadi urban. Faktor resiko yang berubah secara epidemiologis
adalah bertambahnya usia, jumlah dan lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh,
kurangnya aktivitas jasmani dan hiperinsulinemia. Semua faktor ini berinteraksi
dengan beberapa faktor genetik yang berhubungan dengan terjadinya DM tipe 2
(Soegondo, 1999).
Tanpa intervensi yang efektif, kekerapan DM tipe 2 akan meningkat
disebabkan oleh berbagai hal misalnya bertambahnya usia harapan hidup,
ini
ditandai
dengan
ketidakrentanan/
ketidakmampuan
organ
dipergunakan oleh organ-organ didalam tubuh sebagai bahan bakar. Supaya dapat
berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk dulu kedalam sel
supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui
proses kimia yang rumit, yan hasil akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini
disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin (suatu zat/ hormon
yang dikeluarkan oleh sel beta pankreas) memegang peranan yang sangat penting
yaitu bertugas memasukan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya digunakan
sebagai bahan bakar. Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta dalam pulau-pulau
Langerhans (kumpulan sel yang berbentuk pulau di dalam pankreas dengan
jumlah 100.000) yang jumlahnya sekitar 100 sel beta tadi dapat diibaratkan
sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel,
untuk kemudian dimetabolisir menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka
glukosa tidak dapat masuk sel. Dan akibatnya glukosa akan tetap berada didalam
pembuluh darah, yang artinya kadarnya didalam darah meningkat. Dalam keadaan
seperti ini tubuh akan menjadi lemas karena tidak ada sumber energi di dalam sel.
Inilah yang terjadi pada DM tipe 1. Tidak adanya insulin pada DM tipe 1 karena
pada jenis ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan karena adanya peradangan
pada sel beta (insulitis). Insulitis bisa disebabkan karena macam-macam
diantaranya virus, seperti virus cocksakie, rubela, CMV, herpes, dan lain-lain.
Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun setelah dewasa
(Suyono, 1999).
Sedangkan pada DM tipe2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih
banyak. Tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang
kurang. Reseptor ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk kedalam
sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang, hingga meskipun
anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang,
maka glukosa yang masuk sel akan sedikit sehingga sel akan kekurangan bahan
bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh darah akan meningkat. Dengan
demikian keadaan ini sama dengan pada DM tipe 1. Perbedaanya adalah pada DM
tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi, juga kadar insulin tinggi atau normal.
Keadaan ini disebut resistensi insulin (Suyono, 1999).
ini
adalah
hipoglikemia(glukosa
darah
terlalu
rendah),
hiperglikemia(glukosa darah terlalu tinggi), dan terlalu banyak asam dalam darah
(ketoasidosis diabetik).
2. Komplikasi kronis.
Timbul secara perlahan, kadang tidak diketahui, tetapi akhirnya berangsur
menjadi makin berat dan membahayakan. Misalnya, komplikasi pada saraf
(neoropati), mata (retinopati, katarak, glaukoma), ginjal (nefropati), jantung
(angina, serangan jantung, tekanan darah tinggi, PJK), pembuluh darah,
hati(hepatitis, perlemakan hati/ fatty liver, batu empedu), tuberkulosis paru,
gangguan saluran makan, infeksi sehingga mengganggu fungsi kekebalan tubuh
dan penyakit kulit(Bruise,vitiligo, necrobiosis lipoidica, xanthelasma, alopecia,
lipohypertrophy/ hipertropi insulin, lipoatropi insulin, kulit kering karena
kerusakan saraf otonom sehingga keringat menjadi berkurang, infeksi jamur
seringkali diantara jari kaki, acanthosis nigricans/ penimbunan pigmen gelap
dibelakang leher dan ketiak, kulit yang menebal pada penderita DM yang lebih
dari 10 tahun).
2.8. Pemberian Obat/ Pengobatan Pasien DM
Pemberian obat kepada pasien sesuai petunjuk dokter merupakan suatu
tindakan/ praktek kesehatan yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan sebagai bagian dari perilaku seseorang terhadap stimulus
atau objek kesehatan (yang dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk
penyakit DM yang diderita seseorang), yang kemudian dalam proses selanjutnya
akan melaksanakan atau mempraktekkan sesuai apa yang diketahuinya dan
disikapi/ dinilainya baik untuk dilakukan ( Notoadmodjo S, 2007).
10
Insulin
Prandial
ialah
jumlah
insulin
yang
dibutuhkan
untuk
11
Awal Kerja
Puncak
Lama
Kerja
Kerja
30-60 mnt
30-90 mnt
5-8 jam
cepat
5-15 mnt
30-90 mnt
3-5 jam
5-15 mnt
30-90 mnt
3-5 jam
5-15 mnt
30-90 mnt
3-5 jam
2-4 jam
4-10 jam
10-16 jam
Lente
Insulin Kerja Panjang
3-4 jam
4-12 jam
12-18 jam
2-4 jam
Tdk
Ultralente*
6-10 jam
puncak
2-4 jam
8-10 jam
Insulin Prandial
Insulin Kerja cepat
Regular (Actrapid; Humulin R)
Insulin
analog,
kerja
sangat
Tdk
ada
ada
puncak
Insulin Campuran
(kerja cepat dan menengah)
70%NPH/ 30% reguler )Mixtard: 30-60 mnt
Dual
10-16 jam
Humulin 70/30)
70%NPH/
30%
analog
rapid
(NovoMix 30)
Sumber: Soegondo S dalam Penatalaksanaan DM Terpadu, 2007
12
Belum pernah suntik insulin, atau bila pernah suntik insulin, kebutuhan
insulin kurang dari 20 unit/ hari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit
Diabetes Militus (DM) ini sangat berbahaya dan dapat menyerang siapa saja.
Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes
Militus. Seperti contohnya, Obesitas (berat badan berlebih) ,faktor genetis, pola
13
hidup yang tidak sehat (jarang berolah raga), kurang tidur, dan masih banyak yang
lainnya.
Dan jika penderita penyakit DM tidak menjaga dengan baik pola makan
dan gaya hidupnya, maka penyakit ini akan menjadi sangat berbahaya karena
dapat menimbulkan banyak penyakit-penyakit lain, seperti Alzheimer, ataxiatelangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington, kelainan mitokondria,
distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom Werner,
sindrom Wolfram, leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme,
hipogonadisme, dan lain-lain.
3.2 Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Selalu berhati hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga
dan istirahat yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau
minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula
melonjak tinggi.
DAFTAR PUSAKA
14
15