Anda di halaman 1dari 21

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

TURBIN UAP

Oleh :
Muhammad Ruswandi Djalal
442 08 008
III D-4 ENERGI

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2011

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

PERCOBAAN 3
TURBIN UAP

3.1. TUJUAN PERCOBAAN


a. Membuktikan nilai entalpi dan entropy dengan menggunakan tabel uap
b. Membuktikan nilai entalpi dan entropy dengan menggunakan diagram h-s
c. Membuktikan nilai entalpi dan entropy dengan menggunakan software.
3.2. TEORI DASAR
Turbin Uap adalah salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik
tenaga uap. Dimana komponen utama dari sistem tersebut yaitu : Ketel,
kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang berfungsi sebagai
fluida kerja dihasilkan oleh katel uap, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap.

Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah

sebagai berikut : Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi
panas dari uap dirubah menjadi energi kinetis

dan uap mengalami

pengembangan. Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada
saat masuk ke dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel
lebih besar dari pada saat masuk ke dalam nosel.
Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang
berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir
melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti
lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya
yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros turbin. Jika uap masih
mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti hanya sebagian
yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang berjalan.
Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dimanfaatkan
maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki
baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak
Turbin Uap

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna untuk mengubah
arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan
arah yang tepat.
Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat
sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak
mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena
kehilangan energi relatif kecil.
a. Siklus Rankine pada PLTU
Siklus dasar yang praktis untuk turbin PLTU adalah siklus Rankine.
Secara sederhana siklus Rankine yang ideal dapat diperlihatkan pada gambar a)
Sedangkan untuk diagram aliran siklus Rankine dalam suatu pembangkitan
dapat dilihat pula pada gambar b)

Gambar 3.1 Diagram T-s dan p-v


Pada siklus Rankine, untuk proses 1 2 merupakan proses yang terjadi
pada turbin uap, dimana kondisi uap yang masuk ke turbin adalah bertekanan
tinggi (P1) dan bertemperatur tinggi atau merupakan uap kering (superheated
vapor). Dengan asumsi bahwa proses yang berlangsung di dalam turbin adalah
proses isentropik, maka uap yang keluar dari turbin akan menjadi uap jenuh.
Proses 1 2 (isentropik) dimana energi potensial uap akan menghasilkan energi
putaran poros turbin, sehingga pada proses ini merupakan proses yang
menghasilkan daya luaran (Wout).

Turbin Uap

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

Pada proses 2 3 merupakan proses yang berlangsung di dalam


kondensor pada tekanan konstan (isobarik). Kondensor berguna untuk
mengembunkan uap jenuh yang berasal dari turbin menjadi air (cair jenuh).
Untuk memudahkan proses kondensasi, tekanan pada kondensor diusahakan
dibawah tekanan atmosfer. Pada kondensor terjadi proses pelepasan kalor
(Qout). Proses 3 4 merupakan proses pemompaan untuk menaikan tekanan
fluida (cair jenuh) secara isentropik. Pada proses ini terjadi proses pemasukan
kerja ke dalam (Win) sistem karena proses pemompaan air yang dihasilkan dari
proses kondensasi oleh kondensor. Tekanan yang dihasilkan sama dengan
tekanan uap yang masuk ke turbin. Proses 4 1 merupakan proses untuk
menghasilkan uap sesuai dengan kebutuhan turbin. Proses ini berlangsung pada
boiler secara isobarik, dimana untuk menguapkan air tersebut dibutuhkan
masukan panas tertentu (Qin). pada proses 4 5 memperlihatkan percampuran
antara liquid bertemperatur rendah dengan bertemperatur tinggi. Sedangkan
pada titik 4 menunjukan keadaan cair (liquid) yang tak berubah massa jenisnya
karena ditingkatkan tekanannya.
b. Klasifikasi turbin uap
Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang
berbeda berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses
penurunan tekanan uap sebagai berikut:
1. Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya
Turbin Uap

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II


-

442 08 008

Turbin Impulse
Prinsip kerja dari turbin impuls yaitu turbin yang proses ekspansi

lengkap uapnya hanya terjadi pada kanal diam (nosel) saja, dan energi kecepatan
diubah menjadi kerja mekanis pada sudu-sudu turbin. Kecepatan uap yang keluar
dari turbin jenis ini bisa mencapai 1200/detik. Turbin jenis ini pertama kali dibuat
oleh de Laval, yang mana turbin ini mampu beroperasi pada putaran 30.000rpm.
Pada aplikasinya turbin impuls ini dilengkapi dengan roda gigi reduksi untuk
memindahkan momen putar ke mekanisme yang akan digerakkan seperti
generator listrik.Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin
sederhana berrotor satu atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu
pada rotor itu. Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut
keluar.

Turbin satu tahap.

Turbin impuls gabungan.

Turbin impuls gabungan kecepatan.

Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:


-

Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada


sudu diam / nosel.

Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan

Rata.

Turbin Reaksi
Turbin reaksi yaitu turbin yang ekspansi uapnya tidak hanya terjadi

pada laluan-laluan sudu pengarah (nosel) yang tetap saja tetapi juga terjadi pada
laluan sudu gerak (sudu-sudu cakram yang berputar), sehingga terjadi penurunan
keseluruhan kandungan kalor pada semua tingkat sehingga terdistribusi secara
seragam. Turbin yang jenis ini umumnyan digunakan untuk kepentingan industri.
Kecepatan uap yang mengalir pada turbin (yang biasanyan nekatingkat) lebih
rendah yaitu sekitar 100 200 m/detik.Turbin reaksi mempunyai tiga tahap,
Turbin Uap

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

yaitu masing-masingnya terdiri dari baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak.
Sudu bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan dengan mudah dari sudu impuls
karena tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan
sudu tetap walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :
-

Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak

Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan


Bertingkat.

2.

Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan

Dalam Turbin
Turbin Tunggal ( Single Stage )
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk
daya kecil, misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Turbin Uap

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya


besar. Pada turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih.
Sehingga turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
3.

Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap


Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam
kompresor.
Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm

sehingga

masih dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.


Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses
pemanasan lain, misalnya proses industri.

Turbin Uap

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

3.3. ANALISA
1. Membuktikan nilai , h1 = 2825 kJ/kg
Untuk :

T = 191 oC

P = 7,25 bar = 0,725 Mpa


Mencari temperature saturasi, untuk P=0,725 Mpa dengan cara interpolasi seperti
berikut dengan menggunakan tabel A-4 :

Maka, didapatkan :
P

164,97

7,25

10

179,91

Mencari x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini :

Jadi, didapat pada tekanan P = 7,25 bar/0,725 Mpa, memiliki temperature saturasi =
166,22

C, sedangkan pada hasil pengukuran temperaturnya= 191oC. Jadi pada

Turbin Uap

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

temperature itu maka kondisi uap berada pada uap panas lanjut. Selanjutnya mencari
entalpi pada tekanan P = 7,25 bar/0,725 Mpa, dengan menggunakan tabel uap panas
lanjut A-4, diperoleh :
Menghitung nilai entalpi (h) dan entropi (s) pada tekanan P = 7 bar/0,725 Mpa
dengan menggunakan tabel A-4 :

Maka, didapatkan :
T

180

2799,1

6,7880

191

200

2844,8

6,8865

Mencari x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini :

h = 2824,235 kJ/kg

Turbin Uap

s = 6,8421 kJ/kgoK

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

Menghitung nilai entalpi (h) dan entropi (s) pada tekanan P = 10 bar/ 1 Mpa
dengan menggunakan tabel A-4 :

Maka, didapatkan :
T

179,91

2778,1

6,5865

191

200

2827,9

6,6940

Mencari x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini :

h = 2805,59 kJ/kg

s = 6,6456 kJ/kgoK

Jadi, setelah mendapat nilai entalpi masing-masing tekanan yang ada di tabel uap,
maka dapat kita interpolasi dengan cara sebagai berikut :

Turbin Uap

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

Menghitung nilai Entalpi pada tekanan P = 7,25 bar/0,725 Mpa dan T = 191 oC
P

2824,235

6,8421

7,25

10

2805,59

6,6456

Mencari x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini :

h1 = 2822,681 kJ/kg

s1 = 6,8257 kJ/kgoK

Jadi, setelah dilakukan perhitungan dengan cara seperti di atas, maka didapat nilai
entalpi pada tekanan P = 7,25 bar/0,725 Mpa dan T=191 oC, h1 = 2822,681 kJ/kg dan s1
= 6,8257 kJ/kgoK.

Turbin Uap

10

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

2. Membuktikan nilai, h2 = 2690 kJ/kg

Untuk, T = 104 oC
P = 0,09 bar/0,009 Mpa
Mencari temperature saturasi untuk P = 0,09 bar/0,009 Mpa, dengan cara
interpolasi seperti berikut, Dengan menggunakan tabel A-3 :.

Maka, didapatkan :

0,08

41,51

0,09

0,10

45,81

Mencari x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini :

Turbin Uap

11

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

Jadi, didapat pada tekanan P = 0,09 bar/0,009 Mpa, memiliki temperature saturasi =
43,3

C, sedangkan pada hasil pengukuran temperaturnya = 104oC. Jadi pada

temperature itu maka kondisi uap berada pada uap panas lanjut. Selanjutnya mencari
entalpi pada tekanan P = 0,09 bar/0,009 Mpa, dengan menggunakan tabel uap panas
lanjut A-4, diperoleh :

Menghitung entalpi pada tekanan 0,06 bar/0,006 Mpa:


Dengan menggunakan tabel A-4 :

Maka. Diperoleh :

80

2650,1

104

120

2726,0

Mencari x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini :

h = 2695,64 kJ/kg

Turbin Uap

12

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

Menghitung nilai entalpi pada tekanan P = 0,35 bar/0,035 Mpa


Dengan menggunakan tabel A-4 :

Maka, didapatkan :

P
80
104
120

h
2645,6
x
2723,1

Mencari x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini :

h = 2692,1 kJ/kg

Jadi, setelah mendapat nilai entalpi masing-masing tekanan yang ada di tabel uap,
maka dapat kita interpolasi dengan cara sebagai berikut :

Turbin Uap

13

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

Menghitung nilai Entalpi pada tekanan P = 0,09 bar/0,009 Mpa dan T = 104 oC

0,06

2695,64

0,09

0,35

2692,1

Mencari x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini :

h2 = 2695,273 kJ/kg
Jadi, setelah dilakukan perhitungan dengan cara seperti di atas, maka didapat nilai
entalpi pada tekanan P = 0,09 bar/0,009 Mpa dan T=104 oC, h2 = 2695,273 kJ/kg.

Turbin Uap

14

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

3. Mencari h2s, x dan efisiensi isentropik st


Dik : s1 = s2s = 6,8257 kJ/kgoK
h1 = 2822,681 kJ/kg
h2 = 2695,273 kJ/kg
Dit :
a. h2s = ?
b. x = ?
c. st =?
Peny :
a. h2s = hf2s + x . hfg(2s)
dimana :
dengan menggunakan tabel A-3 pada tekanan P=0,09 bar, maka didapat :

sf

sg

0,08

0,5926

8,2287

0,09

0,10

0,6493

8,1502

Mencari x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini :

Turbin Uap

15

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

sf = 0,62095 kJ/kgoK

442 08 008

sg = 8,1894 kJ/kgoK

sehingga :

= 0,8198
Setelah mendapat nilai x, maka selanjutnya dapat dicari nilai h f2s dan
hfg(2s), juga dengan menggunakan tabel A-4, pada tekanan P = 0,09 bar, diperoleh
:

Turbin Uap

16

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

hf

hfg

0,08

173,88

2403,1

0,09

0,10

191,83

2392,8

Mencari x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini :

hf = 182,855 kJ/kg

hfg = 2397,95 kJ/kg

sehingga :
b. h2s = hf2s + x . hfg(2s)
= 182,855 + 0,8198 . 2397,95
= 2148,69 kJ/kg
c.

Turbin Uap

17

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

3.4. DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE STEAM TABLES


Untuk :
P = 0,725 Mpa dan T = 191 oC dan P = 0,009 Mpa dan T = 104 oC
Dengan menggunakan software maka didapatkan, enthalpy dan entropy
sebagai berikut :

Turbin Uap

18

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

3.5. DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM h-s


T = 191 oC, P = 0,725 Mpa

Untuk :

T = 104 oC, P = 0,009 Mpa

191 oC

2825
150 oC
104 oC

2695

6,8

8,48

Dari diagram moiller di atas, maka didapatkan enthalpy dan entropy :


1. Untuk P = 0,725 Mpa dan T = 191 oC
h1 = 2825 kJ/kg dan s1 = 6,8 kJ/kgoK
2. Untuk P = 0,009 Mpa dan T = 104 oC
h2 = 2695 kJ/kg dan s2 = 8,48 kJ/kgoK

Turbin Uap

19

Laporan Sistem Pembangkit Tenaga II

442 08 008

3.6.TABEL HASIL ANALISA


Setelah melakukan analisa, hasilnya dapat kita tabelkan seperti dibawah ini :
Tabel 1 hasil analisa data
No

Jenis Analisa

Tabel uap

Diagram h-s

Software Steam Tables

P = 0,725 Mpa, T = 191oC

P = 0,009 Mpa, T = 104oC

Enthalpy, h

Entropy, s

Enthalpy, h

Entropy, s

(kJ/kg)

(kJ/kgoK)

(kJ/kg)

(kJ/kgoK)

2822,68

6,8257

2695,27

8,6175

2825

6,8

2695

8,48

2823,4

6,8261

2695,2

8,5180

3.7. KESIMPULAN
1. Dengan menggunakan tabel uap, didapatkan enthalpy dan entropy :
- Untuk, P = 0,725 Mpa dan T = 191 oC :
h1 = 2822,68 kJ/kg dan s1 = 6,8257 kJ/kgoK
- Untuk, P = 0,009 Mpa dan T = 104 oC
h2 = 2695,27 kJ/kg dan s2 = 8,6175 kJ/kgoK
2. Dengan menggunakan diagram h-s, didapatkan enthalpy dan entropy :
- Untuk, P = 0,725 Mpa dan T = 191 oC :
h1 = 2825 kJ/kg dan s1 = 6,8 kJ/kgoK
- Untuk, P = 0,009 Mpa dan T = 104 oC
h2 = 2695 kJ/kg dan s2 = 8,48 kJ/kgoK
3. Dengan menggunakan software steam tables, didapatkan enthalpy dan
entropy :
- Untuk, P = 0,725 Mpa dan T = 191 oC :
h1 = 2823,4 kJ/kg dan s1 = 6,8261 kJ/kgoK
- Untuk, P = 0,009 Mpa dan T = 104 oC
h2 = 2695,2 kJ/kg dan s2 = 8,5180 kJ/kgoK

Turbin Uap

20

Anda mungkin juga menyukai