Fungsi
2.
pertimbangan tekanan
3.
batasan ukuran
Pada peralatan proses seperti kolom distilasi, unit desorpsi, menara bahan
isian, evaporator, kristalizer dan HE pengggunaan head sangat penting dengan
berbagai perlengkapan proses lairmya. Jika tekanan proses tidak atmosferis,
penggunaan head menjadi penting untuk menutup vessel.
Pada umumnya semua vessel silinder yang beroperasi pada tekanan
bagian nap sekitar 5 psig atau lebih diproduksi dengan formed head. Vessel
flat-bottomed dengan diameter besar, tangki penyimpanan cone-roofed terbatas
pemakaiannya untuk tekanan pada bagian uap beberapa ons. Vessel silinder
flat-bottomed dengan diameter kecil digunakan untuk tekanan operasi beberapa
psig dengan roof berbentuk payung atau kubah. Alat yang digunakan pada
tekanan di bawah atmosferis juga memerlukan formed head. Tangki penyimpanan
horizontal yang kecil biasanya juga memakai formed head.
Perancangan vessel yang sesuai dengan standar ASME akan dibicarakan lebih
detail dalam bab 13, meliputi penjabaran tentang bahan dan spesifikasi. Dalam
bab ini pembicaraan akan dibatasi hanya pada penggunaan baja untuk fabrikasi
vessel (dengan head yang dibentuk = vessel with formed head) yang tidak perlu
disesuaikan dengan standar ASME.
Baja ASTM A-131-55 merupakan baja structural yang lebih baik dan digunakan
untuk konstruksi kapal. Spesifikasi baja ini pada dasarnya mirip dengan baja A-7
dan A-283 grade D. untuk memperbaiki mutu dari baja kapal ini, tahun 1950
spesifikasinya pernah diubah dengan menambah ketebalan. Peningkatan kualitas
dengan menambah ketebalan, memberikan dampak pada baja ini sebagai bahan
konstraksi. Untuk baja ini, terdapat batasan persen maksimum kandungan karbon
dan batasan 0,6% - 0,9% kandungan mangan untuk fcetebalan yang kurang dari
inch begitu juga untuk fcetebalan baja 1 in atau lebih, dipersyaratkan
kandungan silicon sebesar 0,15% - 0,3%. Baja ini tersedia dalam banyak ukuran
ketebalan dan memiliki kualitas yang lebih tinggi dari baja A-7 tapi tidak diijinkan
penggunaannya untuk konstruksi vessel bertekanan yang sesuai standar. Ukuran
plat baja yang lebih tebal akan lebih mahal harganya.
Baja structural lain yang distandarkan ASTM untuk perancangan adalah A-8,
A-94, A-284 dan A-242. Baja A-8 memiliki kandungan 3% - 4% baja nikel dan
kandungan karbon maksimum sebesar 0,43% dengan daya regang sebesar
90.000 psi hingga 115.000 psi.
Digunakan untuk beban tegangan yang sangat besar. Tambahan nikel
menyebabkan baja ini lebih kokoh, kuat dan lebih berkilau dibandingkan kilau
carbon steel, meningkatkan yield point, batas kelelahan, dan menambah
kekuatan. Kesulitan dalam pengelasan dan biaya extra karena penambahan nikel
menyebabkan baja ini tidak digunakan untuk konstruksi vessel. Baja A-94
merupakan baja silicon structural yang mimiliki kandungan karbon maksimum
0,2% dan kandungan silicon minimum 0,2% dengan daya regang berkisar antara
80.000 psi hingga 95.000 psi. Yield point minimum sebesar 45.000 psi. Baja ini
juga dihindari penggunaannya untuk konstruksi vessel sebab pengelasannya sulit
dan ada biaya extra untuk pematian sempurna baja (fully killed steel). Baja A-284
merupakan baja silicon-karbon dengan kekuatan rendah hingga menengah yang
memiliki 0,1% - 0,3% kandungan silicon dan daya regang sebesar 50.000 hingga
60.000 psi, tergantung pada grade yang dimiliki. Baja ini memiliki ukuran butir
yang kasar dan dibutuhkan proses pemanasan lebih lanjut untuk perbaikan ukuran
butir. Adanya silicon yang terpisah ikatan dari karbon (untuk membentuk grafit
yang lebih halus) menyebabkan lemahnya sambungan las, ditambah lagi dengan
adanya biaya extra untuk pematian sempurna bajanya menyebabkan baja ini tidak
ekonomis jika digunakan untuk kontruksi vessel.
Baja A-242 merupakan low alloy structural steel yang digunakan terutama
sebagai material tumpuan tegangan diantara semua baja structural yang ada,
dimana berat dan tahanan korosi pada kondisi atmosferis menjadi pertimbangan
penting. Ketebalannya dibatasi tidak lebih tipis dari 3/16 inch dan tidak lebih tebal
dari 2 inch. Baja ini memiliki kandungan mangan sebesar 1,25% dan kadar karbon
maksimum 0,2%. Yield point sebesar 50.000 psi untuk ketebalan 3/16 - 3/4 inch,
45.000 psi untuk ketebalan 3/4 - 1 inch dan 40.000 psi untuk ketebalan 1 - 2
inch. Bandingkan dengan yield point 30.000 psi yang dimiliki oleh baja A-283
grade C. Untuk ketebalan 1
Pemilihan tangki dibatasi oleh diameter atau panjang maksimum yang dapat
diangkut dengan railroad flatcar ( kereta dengan gerobak datar), umumnya sekitar
13ft 6in. Tangki yang lebih besar daripada itu bisa didapatkan dengan cara:
a. Diangkut dengan kapal (jika antara lokasi dan pembuat terdapat sarana
transportasi laut)
b. Pengelasan sambungan dan pembentukan dilakukan di lokasi
c. Plat dipotong dan dibentuk di penjual dan dirakit di lokasi
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jumlah sambungan karena berpengaruh
terhadap proporsi tangki. Usahakan jumlah sambungan seminimal mungkin.
. (w-90)1,23
Dengan :
Ce = dollar per 100 lb
W = lebar plate, inch
Persamaan di atas akan memberikan lebar plate optimum dengan biaya fabrikasi
minimum.
Tebal Plate, Plate dengan tebal 0,5 - 1 inch tidak membutuhkan biaya
tambahan. Penggunaan tebal lebih dari 1 inch akan memerlukan biaya
tambahan sehingga serittgkali digunakan plate yang lebih kuat.
Panjang Plate, Plate dengan panjang antara 8-50 feet tidak memerlukan
biaya tambahan. Persediaan yang ada biasanya mempunyai panjang tidak
lebih 40 ft dengan tebal % inch dan lebar plate maksimal 72 inch. Tetapi
persediaan juga tergantung pada fcemampuan untuk rnenangani ukuran
plate yang tersedia.
Perancangan tebal plat untuk dinding vessel mengacu pada ASME VIII div
1, paragraph : Part UG- 32 (d) dan Appendix 1 ( Supplementary Design Formulas )
l-4(c)
Part UG:
General requirement ( persyaratan yang harus dipenuhi secara umum)
untuk semua cara / method untuk kontruksi dan berlaku untuk seaiua material
dari inside
T=
.
atau :
P=
.
(D/2h) = rasio dari major axis dengan minor axis pada ellipsoidal
head, harganya sama dengan inside diameter dari "skirt" dari
head dibagi dengan dua kali inside height dari ellipsoidal head,
dapat dilihat dari table
D/2h
1.83
2.9
1.73
2.8
1.64
2.7
1.55
2.6
1.46
2.5
1.37
2.4
1.29
2.3
1.21
2.2
1.14
2.1
1.07
2.0
1.00
1.9
0.93
1.8
0.87
1.7
0.81
1.6
0.76
1.5
0.71
1.4
0.66
1.3
0.61
1.2
0.57
FORMULA
2 2 0.1
2
2 0.1
Atau :
Dimana :
1
2 ! "
6
2
PartUG-27(a):
Ketebalan dinding shel yang terkena beban internal working pressure haras tidak
boleh lebih tipis dari ketebalan yang dihiutng dari formula (c)
PartUG-27(b)
Symbol - symbol yang dipakai:
t = ketebalan minimum plat yang diperlukan untuk shell, tidak termasuk
corrosion allowance, inci
P = design pressure, psi ataupun working pressure maksuimum yang
diizinkan untuk vessel yang terancang ( existing vessel)
R = inside radius dari "shell courses" yang ditinjau sebelum corrosion
allowance ditambahkan, inci
S = tegangan maksimum yang diizinkan dari bahan konstruksi, psi
#
.$
atau
#
.$
#
.
atau
#
.
#%
.
atau
#%
.
dengan: Ro= out side radius dari kulit silinder yang ditinjau ( cylinder
shell course ), inci
1. Untuk vessel / tower yang menjulang tinggi, maka pada vessel akan
mendapatkan beban angin. Jika angin yang bertiup kencang, maka akan
memberikan moment puntir pada vessel yang dapat mengakibaikan vessel
patah (failure). Demikian juga dengan gempa. Gempa akan menggetarkan
vessel, yang dapat mengakibatkan gaya geser bekerja pada dinding
vessel dan akan menimbulkan tegangan geser bekerja pada dinding
vessel ( seismic stress)
2. Kegagalan vessel di pabrik, dapat dijumpai pada bewrbagai kondisi
pelayanan ( loading case) vessel itu. Ada beberapa loading case yang
selalu dialami olea vessel di industri :
a. Vessel kosong ( selesai didirikan = belum dipakai), boleh jadi jika
design vessel keliru, begitu vessel berdiri, terkena angin / gempa
vessel bias roboh ( gagal berdiri)
b. Vessel dipakai untuk operasi (operating vessel). Pada keadaan ini
vessel dipakai untuk keperntingan proses, sehingga didalam
vessel terdapat cairan proses yang bekerja pada tekanan dan suhu
operasi yang ditargetkan.
c. Vessel dipakai untuk test hidrostatik, Untuk setiap design dari
vessel dan test commissioning dari vessel sebelum dilakukan
penyerahan ke pemiliknya, maka selalu dilakukan test hidrostatik
untuk melifaat ketahanan vessel terhadap beban yang bekerja.
Pada test hidrostatik, vessel disi penuh dengan air dan tekanan test
dipakai lebih besar ( kira - kiran 50 % ) dari maksimum allowable
working pressure (MAWP)
d. Pada tahapan perancangan, diantara tiga kondisi vessel diatas,
dicari beban - beban (stress atupun moment) yang bekerja, yang
paling berpengaruh. Untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh ,
maka dapat dilakukan perhitungan " loading case ", ataupun Netto
stress yang bekerja. Loading yang paling besar ataupun netto
stress yang bekerja yang paling besar, adalah yang berpengaruh.
dengan:
H = ketinggian vessel, ft
E = modulus elastisitas material yang dipakai, psi
I = moment inertia (kelebaman) dari silinder tipis
I = 3,UxR3xt
t = ketebalan plat yang dipakai, in