Anda di halaman 1dari 9

NASIONALISME INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar PKn


Dosen Pengampu: Sri Arfiah, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok IV
1. Anita Cahyaningsih

(28)

6. Sri Rusnawati

(34)

2. Sri Susilawati

(29)

7. Sajinem

(35)

3. Tri Purnawati

(30)

8. Parmilah

(36)

4. Nina Yuliani

(32)

9. Sri Widayati

(37)

5. Yulita Pralisti

(33)

PROGRAM SARJANA KEPENDIDIKAN GURU DALAM JABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya, suku, ras dan agama. Hal
tersebut sangat berkaitan dengan jiwa nasionalisme bangsa Indonesia. Berbagai masalah yang
dihadapi oleh Bangsa Indonesia mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, terorisme dan
lain sebagainya,menimbulkan banyak permasalahan. Salah satunya adalah rendahnya rasa
nasionalisme Bangsa Indonesia. Hal itu tidak bisa dipungkiri, karena masyarakat lebih memilih
untuk kelangsungan hidupnya dari pada memikirkan untuk nrgara. Tinggi atau rendahnya rasa
nasionalisme juga dapat dipengaruhi dari budaya-budaya barat yang dengan sangat mudahnya
masuk dan mempengaruhi budaya Indonesia yang jati dirinya adalah budaya timur.
Rasa nasionalisme sangat penting sekali bagi bangsa Indonesia untuk bisa menjadi
bangsa yang maju, bangsa yang modern , bangsa yang aman dan damai, adil dan sejahtera.
Pada masa penjajahan Belanda, Bangsa Indonesia mencapai puncak kejayaan rasa nasionalime
Dimana pejuang-pejuang terdahulu kita bersatu dari sabang sampai merauke untuk
membebaskan diri dari penjajah.Hal itu bisa terwujud jika adanya rasa nasionalisme yang tinggi
di masyarakat Indonesia dan telah terbukti kita bisa memproklamasikan kemerdekaan Republik
Indonesia dengan semangat juang yang tinggi. Hal tersebut berpengaruh pada ketahanan
nasional bangsa Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN NASIONALISME
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997:648), Nasionalisme
didefinisikan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual
bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas,
kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu, yakni semangat kebangsaan. Nasionalisme dapat
dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu identitas yang dimiliki
sebagai ikatan barsama dalam satu kelompok.

Nasionalisme dalam arti semangat kebangsaan karena kesamaan kultur artinya pada
persamaan-persamaan kultur yang utama seperti kesamaan darah atau keturunan, suku
bangsa, daerah tempat tinggal, kepercayaan dan agama, bahasa dan kebudayaan. Pada
pertumbuhan awal nasionalisme, dapat dikatakan sebagai sebuah situasi kejiwaan berupa
kesetiaan seseorang secara total diabdikan secara langsung kepada negara. Ikatan
nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini
terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tidak beranjak
dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk
mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan
negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya
ikatan nasionalisme, yang notabene lemah dan bermutu renda
B.

BEBERAPA BENTUK NASIONALISME


Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai bagian paham negara atau gerakan
(bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warga negara etnis, budaya, keagamaan
dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme
mencampuradukkan

sebagian

atau

semua

elemen

tersebut.

Nasionalisme

dapat

dikelompokkan sebagai berikut:


1. Nasionalisme Kewarganegaraan atau Nasionalisme Sipil
Nasionalisme Kewarganegaraan adalah nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran
politik dari penyertaan aktif rakyat. Rakyat sebagai warganegara berkehendak untuk
mewujudkan negara, mengakui dan membela negaranya.
2. Nasionalisme Etnis
Di dalam nasionalisme etnis, negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau
etnis sebuah masyarakat. Nasionalisme ini dibangun dari pandangan Johann Gottfried von
Herder, yang memperkenalkan konsep volk (bahasa Jerman untuk rakyat).
3. Nasionalisme Romantik atau Nasionalisme Organik atau Nasionalisme Identitas
Nasionalisme Romantik adalah Kelanjutan dari nasionalisme etnis, dimana negara
memperoleh kebenaran politik secara organik dari adanya kesamaan bangsa atau ras,menurut
semangat romantisme cerita heroik yang terjadi dalam kehidupan sejarah bangsa atau ras
yang bersangkutan.

4.

Nasionalisme Budaya
Didalam nasionalisme ini negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama yang
ada, berkembang, dan diakui, bukan yang berasal dari sifat keturunan seperti warna kulit, ras
dan sebagainya. Sebagai contoh, rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah
berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan

5.

Nasionalisme Kenegaraan
Nasionalisme Kenegaraan adalah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan
dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik ini sangat kuat sehingga diberi lebih
keutamaan mengatasi nilai-nilai yang bersifat universal, misalnya kebebasan.
6. Nasionalisme Agama
Negara dalam nasionalisme agama memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.
Walaupun begitu nasionalisme agama sering dicampuradukkan dengan nasionalisme etnis.

C.

PERTUMBUHAN NASIONALISME INDONESIA


Unsur nasionalisme yang di tunjukkan dalam diri bangsa Indonesia sudah ada sejak
lama. Hal ini dapat dilihat adanya rasa kecintaan terhadap tanah kelahiran, perlawanan rakyat
bersama rajanya untuk menghadapi kelicikan dan kekejaman penjajah,khususnya Belanda.
Pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sudah muncul dan berkembang kecintaan
terhadap tanah kelahirannya. Kedua kerajaan besar itu menyatukan wilayah-wilayah kecil
disekitarnya.
Perlawanan fisik terhadap penjajah belanda adalah wujud nasionalisme bangsa untuk
mempertahankan wilayahnya Pada awalnya perlawanan itu masih bersifat kedaerahan dan
terpisah-pisah, karena belum ada koordinasi antara perlawanan satu dengan yang lainnya. Hal
ini disebabkan karena nasionalisme perlawanan tersebut sudah dipatahkan oleh Belanda.
Disamping itu karena minimnya teknologi dan persenjataan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Penjajah memiliki studi sosial yang lebih maju, mampu memetakan kondisi masyarakat
nusantara. Dengan pemetaan tersebut digunakan untuk politik pecah belah yaitu mengadu
domba antar kelompok masyarakat nusantara satu dengan yang lainnya.
Dari pengalaman itu, para pemimpin merubah strategi perlawanan yaitu dengan
perjuangan melalui jalur pendidikan, menumbuhkan persatuan dan kesatuan, penyadaran
perlawanan yang terorganisir. Dengan kesadaran akan pentingnya pendidikan, dapat

diketahui pada awal tahun 1990-an melahirkan pemuda yang cukup memadai untuk
mewujudkan nasionalisme yaitu membentuk organisasi-organisasi sebagai wadah perlawanan
terhadap penjajah. Organisasi modern pertama kali muncul adalah Budhi Utomo (1908).
Kemudian disusul dengan berdirinya Serikat Dagang Islam(SDI) pada tahun 1909 yang
berubah nama menjadi Serikat Islam (SI) pada tahun 1911. Bahkan pada tahun 1913 lahir
Indiche Partij yang menginginkan perjuangan kemerdekaan dilakukan secara radikal. Pada
tahun 1927 didirikan PNI yang mempunyai tujuan perjuangan Indonesia untuk mewujudkan
kesejahteraan nasional. Selain organisasi-organisasi politik, muncullah organisasi sosial
kemasyarakatan lainnya seperti Muhammadiyah. Didirikan pada tahun 1912 oleh KH.
Akhmad Dahlan.
Wujud nasionalisme Indonesia adanya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928, yang berisikan Satu Bahasa, Satu Bangsa, Satu Tanah Air Indonesia. Didalam konggres
itu melahirkan sumpah pemuda dengan mengumandangkan Lagu Indonesia Raya untuk
pertamakalinya. Hal tersebut menunjukkan nasionalisme satu tanah air, bangsa dan satu
bahasa untuk bersama-sama membentuk Negara dan tanah air Indonesia.
Dengan semangat nasionalisme yang berkobar disusul dengan datangnya penjajah
Jepang yang berhasil mengalahkan Belanda. Ketika Jepang memberi janji kemerdekaan pada
bangsa Indonesia maka dibentuklah BPUPKI yang kemudian berhasil merumuskan
rancangan dasar negara dan undang-undang dasar negara. Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan puncak perjuangan nasional Indonesia
untuk mendirikan negara merdeka. Kemudian dilanjutkan berdirinya PPKI dengan
menetapkan UUD 1945 sebagai peraturan dasar penyelenggaraan Indonesia merdeka, yang
didalamnya juga terdapat Dasar Negara Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam
sidang itu itu juga telah di tetapkan presiden dan wakil presiden Indonesia merdeka.
Nasionalisme Indonesi menampakkan wujud formalnya yaitu dengan berdiri dan
terpenuhinya persyaratan sebagai negara merdeka dan berdaulat.
D.

KONSEP NASIONALISME INDONESIA


Nasionalisme yang dirumuskan diatas oleh para pendiri bangsa dalam rumusan Dasar
Negara Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 memerlukan perumusan konsep lebih
lanjut. Konsep nasionalisme Indonesia yang bersumber dari kedua landasan tersebut

dikonkretkan menjadi bentuk dan struktur negara Indonesia yang berbentuk republik.
Konsep-konsep nasionalisme sesuai dengan perkembangan dan dinamika saat ini antara lain:
1. Negara Bangsa
Konsep negara bangsa adalah konsep tentang negara modern yaitu negara yang memiliki
bangunan politik seperti batas teritorial, pemerintahan sah, pengakuan negara lain, kedaulatan
ke dalam negaranya sendiri. Syarat adanya negara adalah terpenuhinya syarat-syarat pokok
tersebut yang sekaligus sebagai modal sebuah bangsa menjadi negara. Menurut UUD 1945
Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk
Republik. Bentuk pemerintahan republik dipimpin oleh kepala pemerintahan yaitu presiden,
yang dipilih melalui pemilihan umum. UUD 1945 memuat juga pasal-pasal tentang unsurunsur kelengkapan Negara Indonesialainnya seperti badan legislatif, eksekutif, yudikatif,
pemerintahan daerah dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan konsep negara bangsa.
2. Warga Negara
Warga negara menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Hal ini sesuai UUD 1945 pasal 26
ayat 2 yang berbunyi Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia. Dirumuska juga dalam UU No.12 Tahun 2006 tentang
kewarganegaraan Republik Indonesia. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 pasal 26 ayat 1
menyatakan Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Sesuai
kedua rumusan tersebut, mereka yang termasuk dalam warga negara Indonesia semestinya
memiliki kecintaan dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
3. Dasar Negara Pancasila
Sehari setelah Indonesia merdeka terjadi perdebatan tentang Dasar Negara Indonesia
merdeka. Perdebatan itu terjadi dalam sidang BPUPKI antara kelompok nasionalis islami dan
nasionalisme sekuler yang terjadi sebelum kemerdekaan.
E.

NASIONALISME MENJAGA KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK


INDONESIA

Menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI adalah kewajiban semua elemen


negara, namun terusik ketika terjadi kasus lepasnya beberapa pulau terluar dari pengakuan
wilayah NKRI. Pulau Sipadan dan pulau Ligitan yang berada di Ambalat lepas diambil
masuk wilayah Malaysia. Ada 12 pulau yang rawan penguasaan oleh negara lain. Adapun 12
pulau tersebut adalah:
1. Pulau Batek (NTT)
2. Pulau Berhala (Sumatra Utara)
3. Pulau Bras(Papua)
4. Pulau Dana(Nusa Tenggara Timur)
5. Pulau Fani(Papua)
6. Pulau Fanildo(Papua)
7. Pulau Marampit(Sulawesi Utara)
8. Pulau Marore(Sulawesi Utara)
9. Pulau Miangas(Sulawesi Utara)
10. Pulau Nipa(Riau)
11. Pulau Rondo(Nangro Aceh Darussalam)
12. Pulau Sekatung(Riau)
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan kokoh dan berdiri tegak jika
nasionalisme warga dan penyelenggara negara tetap semangat menjaga keutuhan Negara
Indonesia.Didalam menjaga NKRI

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasa Nasionalisme di Indonesia telah ada dari jaman perjuangan melawan para
penjajah hanya tahun demi tahun mengalami penipisan karena adanya banyak faktor yang
mempengaruhinya. Diantaranya faktor perekonomian yang mana menimbulkan banyak
masalah pengangguran, kemiskinan dan lain-lain. Rasa Nasionalisme itu harus kita pupuk
ulang agar tidak hilang ditelan masa. Negara Indonesia sendiri menganut Nasionalisme
Pancasila yang mana dalam Nasionalisme ini kita tidak hanya mencintai Bangsa dan Negara
Indonesia sendiri tapi juga menghormati Negara dan bangsa lainnya.
B. Saran
Untuk dapat memupuk kembali semangat nasionalisme bangsa Indonesia, salah
satunya bisa juga dengan lebih menekankan pada pembenahan bidang perekonomian terlebih
dahulu supaya tingkat kemiskinan kita berkurang. Karena jika kita sudah menjadi bangsa
yang adil dan sejahtera rasa nasionalisme kita pun akan tinggi dan rakyat semakin bangga
dengan bangsa dan negara Indonesia tercinta ini

DAFTAR PUSTAKA

Majelis Diklitbang PP Muhammadiyah. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Lembaga


Penelitian&Pengembangan Pendidika UNY

Martono dan Suroso. 1995. Sejarah Nasional dan Umum. Surakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.

MGMP PKN, Team. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Boyolalai: CV Mustika Prima.

Sutarman. 1995. Panduan Materi Siap Materi Tes PMP UMPTN. Surakarta: Prisma Gama

2009.Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Solo: Al-Anhar


http://www. Ujank web.id. (diunduh jam 02.22. 28 Desember 2011)
http://qnoyzone.blogdetik.com. (diunduh jam 02.22. 28 Desember 2011)
http://www.pandji.com/makna-nasionalisme/(diunduh jam 13.42. 28 Desember 2011)

http://bangsaku-indonesiaku.blogspot.com/2008/10/pengertian-nasionalisme.html.
13.42. 28 Desember 2011)

http://parmilahok.blogspot.com diakses 19/4/2014

(diunduh

jam

Anda mungkin juga menyukai