KARYA TULIS
Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan
Usulan Kenaikan Pangkat
Dari IV/a ke IV/b
Oleh:
Drs. SUHANTO KASTAREDJA
NIP: 130 805 189
KARYA TULIS
Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan
Usulan Kenaikan Pangkat
Dari IV/a ke IV/b
Oleh:
Drs. SUHANTO KASTAREDJA
NIP: 130 805 189
Disetujui/disahkan
Ketua PGRI Kota Surabaya
NIP
Pangkat / Golongan
: Pembina/ IV/a
Jabatan
: Guru
PEMBELAJARAN
BERBASIS
GENRE
DAN
PENILAIAN
Mengetahui
Kepala SMA Negeri 14 Surabaya
Kepala Perpustakaan
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat meningkatkan
kompetensi menulis teks narrative serta kendala-kendala yang mereka hadapi melalui
pendekatan pembelajaran berbasis genre dan model penilian potofolio. Pendekatan ini
merupakan pendekatan pembelajaran bahasa Inggris yang direkomendasikan oleh
Depdikbud karena sesui dengan Kurikulum 2004. Rekomendasi diberikan karena adanya
kenyataan bahwa kompetensi bahasa Inggris yang dibangun oleh Kurikulum Standar
Kompetensi 2004 ialah kompetensi berkomunikasi yang berbasis genre
Kegiatan awal penelitian tindakan kelas menulis teks narrative melalui
pendekatan pembelajaran berbasis Genre dan bentuk penilian portofolio adalah
mendiskusikan apa dan bagaiamana teks narrative. Kemudian mendorong siswa, dengan
teks narrative yang diberikan, agar mampu menemukan sendiri struktur teks arrative,
langkah-langkah penulisan serta grammatical features (unsur lingusitikyang dominan)
yang terdapat dalam teks tersebut. Langkah berikut memberikan latihan menulis
teksnarrative secara bersama (groupwork)., dan kemudian diberikan tugas untuk menulis
teks narrative secara mandiri
Dari tugas pada tahapan pertama itu, siswa baru diharapkan untuk termotivasi
menulis. Dari data penelitian ini, siswa menunjukkan hasil teks narrative, diukur
iv
berdasar pada Standar Kompetensi Belajar Minimal (SKBM) 60, hanya 9 siswa (25%)
yang dapat mencapainya dan nilai rata-rata kelasnya sebesar 45,69. Pencapaian nilai
tersebut menggambarkan bahwa kompetensi siswa kelas X-4 dalam menulis teks
narrative belum memadai.
Salah satu faktor yang dapat penulis temukan dari kondisi yang demikian ialah
rendahnya kompetensi lingusitik siwa, yang merupakan aspek pendukung penulisan teks
narrative. Dengan kondisi tersebut treatment yang penulis pilih dan lakukan ialah
memberikan pembelajaran dan latihan-latihan grammatical features (Past Tense,
-Present, Continuous, Perfect- Direct-Indirect Sentences dan pemakaian Conjunction.
Melalui tes awal dapat diketahui bahwa penguasaan siswa terhadap grammar point
terebut setelah diberikan tes grammar dua kali diperoleh hasil; 21 orang siswa tuntas
langsung dengan nilai rata-rata 61,29, dan 15 siswa lainnya tuntas melalui remidi. Dari
ketuntasan penguasaan linguistik ini, siswa diberikan tugas menulis teks narrative secara
berkelompok (grourpwork) dan nilai rata-rata kelas dicapai sebasar 52. Ini menunjukkan
adanya peningkatan kompetensi dengan nilai sebesar 7, 69 dibanding hasil tulisan awal.
Pada tahapan berikut pembelajaran Reading- Writing teks narrative diberikan
untuk kedua kalinya dengan langkah-langkah sama seperti tahapan pertama dengan
penambahan dan pemantapan pemahan terhadap struktur teks narrative, langkah-langkah
pengembangan teks narrative dan pemberian motivasi yang lebih besar. Dan hasil yang
dicapai ialah bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 18 siswa dengan nilai
rata-rata kelas sebesar 56,25. Akhirnya dari penelitian ini, peneliti berkesimpulan bahwa
pendekatan pembelajaran writing teks nartive berbasis genre dan dengan penilian
portofolio efektif, karena dapat meningkatkan kompetensi menulis.
v
Adapun temuan lainnya ialah bahwa siswa yang sudah tuntas dalam penguasaan
dalam kategori cukup terhadap grammar melalui remidi belum berkompetensi untuk
menggunakan kompetensi yang cukup lewat remidi dalam menulis teks narrative.
Kiranya dapat dipahami bahwa kompetensi menulis teks narrative menuntut adanya
penguasaan grammar yang mantap atau dengan kata lain siswa yang penguasaan
grammarnya belum mantap belum berkompetensi atau memiliki kendala atau kesulitan
dalam menulis teks narrative.
Akhirnya, perlu diketahui bersama pula bahwa siswa yang belum tuntas untuk
writing teks narrative tidak berarti bahwa mereka tidak tuntas dalam pelajaran bahasa
Inggris untuk KD teks narrative. Karena nilai Writing masih digabungkan dengan nilai
grammar dan nilai Speaking teks narrative Karena nilai pelajaran bahasa Inggris yang
terdiri dari dua nilai, yaitu Listening dan Reading masuk pada nilai PPK (Pengetahuan
dan Pemahaman Konsep)satu nilai dan nilai lainnya Speaking dan Writing masuk nilai
Praktek. Apabila nilai Writing , Speaking dan Grammarnya digabung kemudian dibagi
tiga bisa mendapat mencapai nilai SKBM, siswa tersebut dinyatakan kompeten atau
tuntas untuk KD teks narrative.
ABSTRACT
Optimizing the Students Writing Competence through the Genre-Based Teaching
and Learning and the Portfolio Assessment
at SMA Negeri 14 Surabaya
Abstract: The existing narrative-writing competence of the students of Class X-4, SMA
Negeri 14 Surabaya was not satifying yet. From the intital study it was found out that of
36 students, only 9 (25%)could reach the minimum standard of learninng compentence
(SKBM). And the average class score was 45.69.
To impove their writing competence, teaching and learning activities by using the
Genre-Based Approach and portofolio assessment were planned and then applied. Based
on the Genre-Based Approach, teaching and learning activities are classified into two
cycles, oral and written, and four stages; building knowledge of the field (BKOF),
modeling of the text (MOT), joint construction of the text (JCOT) and independent
construction of the text ICOT).
A portofolio assesement is a type of assessing the students writing work that has
be used in this study. In this type of assessment, the teacher shows the weakness or
mistakes (grammatical rules, spelling, vocabulary use, etc.) in their writing work to
themselves. Then they are encouraged not only to rewrite and revise but also to develop
their writing work at their best. These, therefore, are not done once or twice but several
times . The students are made to have a collection of their works, from the one which is
full of mistakes to the revised and better ones.
In applying such a learning and teaching approach and portofolio assessement,
the students were guided to focus on all aspects existing in the narrative text. Through the
class dicussion, they were directed to analyze the narrtive text and then continued by
doing the relevant grammartical exercises.
Those learning activities enabled the students to understand the text of narrative
and its components; the generic structure of the narrative text and lexicogrammatical
featrures. Then, their understanding could help them in their actvities of the narrative
text writing.
The teaching and learning process took about about six weeks from the second
week of February till the first week of March. They were made to undestand the generic
structure of narrtive text from the text model through a class discussion. It was done after
reading comprehension activities.
The next activity was to improve th students grammatical mastery. They were
given some grammar exercises, which are dominant in the text of narrative. They are the
Past Tense (Simple, Continuous and Perfect) Direct Indirect Sentances and the use of
conjuctions. By
At the end of the study, only 9 (25%) students could reach the passing grade
(SKBM) of 60. It means there were only 18 (50%) students from class X-4 who could
improve their writing competence through the several treatments carried out this
clasroom action research.
Finally, from the result of the study, it could be concluded that 50% (18) of class
X-4 students have found it difficlut in applying the grammatical points for producing the
written narrative text. The writer, therefore, suggests that other English teachers who are
interested in this study are expected to find out the reasons of the students problems of
writing the narrative text as well solution to such problems.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan segala
hidayah, rakhmat serta inayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini
setelah melakukan penelitian yang menyita banyak waktu dan energi.
Penulis bekerja keras dan menumpahkan segala kemampuan yang dimiliki untuk
menyelesaikan penelitian ini. Namun, penulis sangat menyadari bahwa yang penulis
sajikan dalam karya tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dari lubuk hati
terdalam dan tulus, penulis mengharap saran serta kritik yang konstruktif guna perbaikan
karya tulis ini di waktu yang akan datang.
Terima kasih disampaikan kepada Bapak Kepala SMA Negeri 14 Surabaya ,
Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 14 Suarabaya serta seluruh staf TU yang telah banyak
memberikan sumbangan selama pelaksanaan penelitian ini. Dan juga keluarga penulis
yang telah kehilangan banyak perhatian selama penulis melaksanakan penelitian. Semoga
mereka semua selalu mendapat kebaikan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Akhirnya, penulis berharap bahwa karya tulis ini dapat menambah koleksi
perpustakaan
dan bermanfaat bagi para pembaca. Dan juga harapan besar penulis
kepada Bapak dan Ibu Guru khususnya Guru bahasa Inggris agar kiranya karya tulis ini
dapat memberikan inspirasi dan menjadi motivasi untuk melaksanakan penilitian
tindakan kelas yang sebenarnya. Karena dengan melakukan penilitian tindakan kelas
sesunggunya seorang guru telah banyak belajar dan juga membuktikan dirinya berusaha
menjadi guru yang sejati, guru yang tulus melaksanakan tugas profesionalnya.
.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..
HALAMAN PENGESAHAN.
ii
iii
ABSTRAK..
iv
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISI...
viii
DAFTAR TABEL...
vi
DAFTAR LAMPIRAN...
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian ..
D. Manfaat Penelitian
A. Kajian Pustaka .
2. Hakekat Writing.
3. Kompetensi.
4. Obyek Penelitian.
10
viii
BAB III
BAB IV
11
6. Penilian ortofolio.
13
14
METODAPENELITIAN
A. Setting Penelitian ...
15
B. Persiapan Penelitian
16
C. Siklus Penelitian.
17
D. Instrumen Penelitian...
18
21
A. Refleksi Awal.
21
B. Siklus 1
23
C. Siklus 2
27
D. Siklus 3..
31
E. Siklus 4
35
42
A. Kesimpulan
42
B. Saran..
42
DAFTAR PUSTAKA
44
BAB V
LAMPIRAN
ix
11
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
22
25
29
33
35
Narrative
6
12
39
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Lampiran
10
11
Questionnaire Siklus 1
12
Questionnaire Siklus 3
13
Questionnaire Siklus 4
14
Jadwal Penelitian
15
Biodata Penulis
xi
13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa internasioal adalah telah diakui di
Indonesia dan bahkan diakui secara internasional pula. Ini artinya bahwa bahasa
Inggris diakui keberadaan dan peranannya sebagai alat komunikasi antar bangsa.
Sangatlah disadari bahwa banyak manfaat yang dapat diperoleh dari hubungan antar
bangsa, hingga banyak negara termasuk Indonesia yang memasukkan bahasa
internasional ini dalam kurikulum sekolah. Dengan memiliki kemampuan berbahasa
Inggris yang memadai, siswa diharapkan dapat memperoleh kesempatan yang cukup
luas dan kemudahan untuk menjalin hubungan dengan bangsa lain.
Namun kenyataannya, kompetensi bahasa Inggris yang dicapai oleh sebagian
besar lulusan SMA masih jauh dari harapan. Banyak faktor yang menjadi penyebab
permasalahan tersebut. Dalam upaya meningkatkan kompetensi bahasa Inggris anak
didiknya, peneliti mencoba menggali permasalahan yang ada di sekolah tempat
melaksanakan tugas. Perlu disampaikan bahwa tugas mengajar peneliti selama tahun
pelajaran 2005-2006 adalah di kelas X-4, III IPS -1, III PIS-2 dan III IPS-3.
Dengan melakukan observasi langsung selama semester gasal dalam tahun
pelajaran 2005- 2006 terhadap siswa kelas X-4 SMA Negeri 14 Surabaya , penulis
menemukan bahwa sebagian besar siswa kelas
berbahasa Inggris. Kendala yang mereka hadapi adalah sulitnya memahami dan
mengaplikasikan tata bahasa dan miskinnya perbendaharaan kata. Keadaan demikian
diakui oleh para siswa yang sering menyatakan bahwa mereka memiliki banyak
kesulitann setiap mendapat tugas Writing. Ini mencerminkan tidak hanya rendahnya
penguasaan tata bahasa dan kosakata, tetapi juga ejaan dan pengembangan langkah-
14
kesabaran karena
menyita banyak waktu (time consuming), utamanya untuk meneliti pekerjaan siswa.
Untuk mengatasi hal itu , peneliti mencoba mengatasinya dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran berbasis Genre dan penilaian portofolio yaitu penilaian
15
B. Rumusan Masalah.
Melalui pengamatan serta kegiatan mengoreksi produk writing teks-teks
Bahasa Inggris semester gasal, kompetensi siswa kelas X-4 SMA Negeri 14 Surabaya
masih belum memadai. Berdasarkan angket dan hasil penilaian produk tulisan siswa,
ditemukan bahwa terdapat kelemahan siswa dalam penguasaan tata bahasa, pemilihan
kata, ejaan, dan penggunaan langkah-langkah retorika. Peneliti yakin bahwa masalah
masalah tersebut dapat diatasi dengan cara mengintensifkan pembelajaran Writing.
Oleh sebab itu msalah yang diangkat adalah bagaimana meningkatkan kompetensi
16
Writing Narrative siswa kelas X-4 SMA Negeri 14 Surabaya melalui pembelajaran
berbasis /Genere dan penilian Portofoilo..
C. Tujuan Penelitian
Dengan penelitian ini, peneliti berharap akan dapat:
1. meningkatkan pemahaman siswa terhadap struktur teks tulis narrative, langkahlangkah penulisan teks narrative dan pengembangannya serta mampu
menerapkannya dalam kegiatan menulis teks narrative.
2. meningkatkan pemahaman siswa terhadap unsur-unsur linguistik sebagai
kompetensi pendudukung utama dalam penulisan teks narrative serta mampu
menuangkan kemampuan itu dalam kegiatan menulis teks narrative.
3. mengetahui seberapa besar peningkatakan kompetensi tulis yang bisa siswa capai
melalui pembelajaran berbasis Genre dengan model penilian Portofolio.
D. Manfaat Penelitian
Melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas penulisan teks narrative, diharapkan
akan diperoleh manfaat antara lain :
1. Bagi Guru
-
2. Bagi Siswa :
-
17
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Amanat Kurikulum 2004
Kegiatan penelitian ini mengacu pada kurikulum 2004
- SMA yang
didalamnya disebutkan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran
Bahasa Inggris ialah siswa mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulis,
dengan lancar, dengan menerapkan aturan-aturan kebahasaan dan aspek-aspek
budaya secara benar. Adapun dalam implementasi kegiatan pembelajarannya
ditekankan pada aspek keterampilan bahasa. Yang meliputi keterampilan bahasa
lisan dan tulis baik reseptif maupun produktif. Dengan target kemampuan
berbahasa Inggris yang berterima di tingkat Internasional. (Kurikulum 2004SMA).
Dari apa yang dikemukakan di atas dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut
a. Kurikulum 2004 menekankan pada 4 keterampilan bahasa (Listening,
Speaking, Reading, and Writing).
b. Target Kurikulum 2004 adalah tercapainya kemampuan berkomunikasi dalam
bahasa Inggris yang berterima, yang berarti bahasa Inggris yang Grammatikal
dan Berbudaya dalam artian berbahasa Inggris yang dapat diterima dan
dipahami oleh penutur asli bahasa tersebut.
Berkaitan dengan ini dapat dilihat secara jelas bahwa Kurikulum 2004 mefokus
pada pengembangan kompetensi komunikasi lisan adan tulis siswa. Namun , ini
bukan berarti bahwa pembelajaran bahasa Inggris tidak mengajarkan atau
membangun penguasaan unsur-unsur bahasa (Grammar dan Vocabulary) pada
19
kompetensi berkomunikasi lisan dan tulis yang memadai. Hal yang perlu kita
cermati adalah bagaimana menyampaikannya pada siswa, sehingga tidak
meningkatkan filter-filter yang dapat merintangi siswa dalam belajar bahasa
Inggris. Dengan alasan ini, peneliti mencoba mengajarkan unsur-unsur bahasa
tidak secara terpisah, melainkan diintegrasikan dalam keterampilan menulis,
writing, khususnya dalam penelitian ini menulis teks narrative. Dengan demikian
unsur-unsur bahasa tersebut tidak kehilangan gestaltnya karena digunakan dalam
konteks nyata. (Rivers, 1964).
2. Hakekat Writing
Writing pada hakekatnya adalah mengungkapkan pikiran dan perasaan
melalui tulisan atau lambang-lambang yang orang lain memahaminya.
Fan Yang Gang (1990) menyebutkan bahwa:
Writing is a comprehensive ability involving grammar, vocabulary,
conceptions and other elements; it has everything to do with Listening,
Speaking, and Reading.
Pendapat Fan Yang Gang tersebut memperkuat keputusan peneliti untuk
mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari dan memahami unsur-unsur bahasa,
karena dalam kegiatan Writing tercakup penggunaan unsur- unsur bahasa dan
bahkan pengembangan langkah-langkah retorikanya. Melalui writing unsurunsur bahasa tersebut dipelajari secara kontekstual yakni digunakan dalam
konteks dimana unsur-unsur tersebut harus digunakan. Kegiatan writing
melibatkan tiga keterampilan bahasa lainnya. Sebagai contoh adalah dalam
20
3. Kompetensi
Kompetensi yang diamanatkan oleh Kurikulum Standar Kompetensi Bahasa
Inggris 2004 adalah kompetensi berkomukasi. Dan dijabarkan lebih lanjut
kompetensi tersebut adalah kompetensi berkomukasi yang menerapkan aturanaturan kebahasaan (linguistic) yang baik dan benar, lancar serta berbudaya.
Kompetensi menulis teks adalah salah satu kompetensi berkomunikasi
yakni kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan perilaku ( Kurikulum 2004-SMA ). Dalam
kurikulun 2004 SMA, ketiga kompetensi itu sendiri tersebut lebih dikenal dengan
kognitif, psikomotor, dan afektif. Ranah kognitif berhubungan dengan
kemampuan berfikir yaitu kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisa, mensintesa, dan mengevaluasi. Ranah psikomotor adalah ranah
yang berhubungan dengan aktifitas fisik misalnya: lari, melukis, menari, dan
sebagainya.
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan watak dan perilaku
misalnya : sikap, minat, konsep diri, dan moral. Dalam semua mata pelajaran
selalu terkandung tiga ranah tersebut, namun penekanannya yang berbeda. Dalam
laporan hasil belajar siswa ada beberapa mata pelajaran yang hanya melibatkan
dua ranah saja. Mata pelajaran bahasa Inggris misalnya, hanya melibatkan ranah
kognitif dan afektif saja. Sedangkan ranah afektif dapat dilihat melalui tanggapan
siswa pada saat dan sesudah melaksanakan kegiatan Secara kongkrit bagaimana
kompetensi afektif atau sikap siswa dalam pembelajaran teks narrative ialah
21
4. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah siswa kelas X -4 SMA Negeri 14 Surabaya
Mereka berusia rata-rata 15 16 tahun. Dalam penelitian ini usia siswa ikut
dipertimbangkan, karena peneliti yakin bahwa perubahan usia anak sangat
berpengaruh pada proses belajar bahasa asing. Berkaitan dengan masalah usia,
22
Krashen membuat hipotesa yang kemudian dikenal dengan nama The Acquisition
- Learning Hypothesis.
Dalam hipotesanya Krashen menyebutkan bahwa :
There are two distinct ways of developing competence in second language.
The first way is via language acquisition, that is, by using language for real
communication. It is the natural way to develop linguistic ability, and is a
subconscious process. The second is by language learning. It is knowing about
language, or formal knowledge of a language. It is a conscious process.
Cara pertama biasa digunakan oleh anak-anak dalam belajar bahasa dan
cara kedua biasa digunakan oleh orang dewasa. Dalam kaitannya dengan hipotesa
Krashen tersebut, peneliti menggambarkan posisi siswa SMA adalah berada
diantara posisi anak-anak dan orang dewasa, dan dalam strata pendidikan berada
diantara siswa SD dan Mahasiswa. Secara grafis posisi tersebut dapat digambar
sebagai berikut:
ACQUISITIONS
LEARNING
SD
SMP
SMA
MAHASISWA
Gambar tersebut menunjukkan bahwa, siswa SMA masih mungkin belajar
bahasa asing dengan cara Acquisition dan Learning. Proses ini perlu diperhatikan
23
oleh guru didalam menyusun, menentukan bahan ajar dan memilih pendekatanpendekatan pengajaran. Dengan dasar itulah, peneliti memilih pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran Writing. Dengan dipilihnya pendekatan
kontekstual berarti dilibatkan dua sisi penting bahasa yaitu sebagai Skill yang
diperoleh melalui latihan menggunakan Acquisition dan Knowledge yang
diperoleh dengan cara belajar
( Learning ).
24
Joint Construction of the Ttext (JCOT) dimana siswa berlatih secra berkelompok
mulai menulis teks narrative. Pada tahapan terakhir , Independent Construction of
the Text (ICOT), siswa memulai menulis teks narrative secara mandiri.
Untuk pembelajaran Grammar, peneliti menggunakan teknik EGRA
(Exposure, Generalization, Reenforcement, Aplication) Teknik ini sebenarnya
berbassi pada dari pembelajaran kontekstual atau CTL ( Contextual Teaching and
Learning ). Untuk itu Nurhadi menyatakan:
Lima strategi pendidik dalam rangka menerapkan pembelajaran kontektual.
yang disingkat REACT. Relating: Belajar dikaitkan dengan kehidupan nyata.
Experiencing: Belajar dikaitkan dengan penggalian, penemuan dan penciptaan.
Applying: Belajar dikaitkan dengan pemanfaatan. Cooperating: Belajar dikaitkan
dengan komunikasi interpersonal, pemakaian bersama. Transferring: Belajar
dikaitkan dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dengan situasi atau konteks
baru. (Nurhadi, 2004)
Pengetahuan tentang aturan-aturan kebahasaan akan dapat dikuasai oleh
siswa dan diterapkannya secara baik dalam berkomkasi secara lisan maupun tulis,
bilamana guru menerapkan strategi pemeblajaran yang tepat. Oleh sebab itu
dalam penelitian ini dalam pemebalajaran Grammar digunakannya tehnik
pemebelajaran EGRA.
Dalam implementasinya, guru menyajikan teks (exposure) kemudian siswa
diarahkan pada gramar poin yangakan dipelajari. Kemudian guru memandu agar
siswa mampu memberikan generalisasi (generalization)., dalam hal ini siswa
dapat memahami pemakaian grammar poin tersebut. Kemudian generalisasi yang
dibuat
siswa
dibenarkan
oleh
guru
(reenforecement).
25
Akhirnya
siswa
26
B. Rencana Tindakan.
Guna meningkatkan kemampuan penulisan teks narrative siswa kelas X-4 SMA
Negeri 14 Surabaya, peneliti malaksanakan pembelajaran Reading-Writing dan
Grammar. Untuk Grammar dipilih gramnmtical features yang dominant dalam teks
narrative yaitu Past Tense (Simple, Continuous serta Perfect) , Direct Indirect
Sentences serta pemakaian Conjucntions.
Adapun pembelajaran yang digunakan ialah pembelajaran berbasis genre. Melalui
pembelajaran ini kompetesi menulis teks narrative siswa dibangun melalui tahaptahapn tertentu. Dan dalam pembelajaran grammar, guru menggunakan teknik EGRA
dimaksudkan agar siswa dapat membangun kompetensi linguistic (kebahasaaan)
mereka melalui kondisi pemberdayaan, rasa senang dan percaya diri.
Dengan treatment sebagaimana diurakan di atas, peneneliti berasumsi bahwa
kompetensi menulis teks narrative siswa dapat meningkat seacra optimal. Adapun uraian
secara rinci rencana tindakkan penelitian ini disajikan pada BAB IV.
BAB III
27
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian yang peneliti laksanakan ialah penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian ini memiliki karakteristik untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi di
kelas sehingga bisa bertujuan untuk meningkatkan motivasi, mengoptimalkan hasil
belajar atau mengetahui efektifitas pembelajaran atau bahan ajar. Sedangkan PTK yang
peneliti lakukan saat ini ialah untuk mengoptimalkan hasil belajar.
Penelitian dilakukan pada siswa kelas X-4 SMA Negeri 14 Surabaya. Di kelas
tersebut terdapat 36 orang siswa, yang terdiri dari 16 putra dan 20 putri.. Letak sekolah
berada di tengah perumahan kelas menengah sehingga relatif tenang, tidak ada gangguan
yang berarti dalam kegiatan proses pembelajaran. Namun demikian bukan berarti bahwa
sekolah yang terletak di tengah perumahan kelas menengah ini para siswanya juga
berasal dari keluarga menengah pula.
Dari dokumen SMA Negeri 14 Surabaya, diperoleh data yang menunjukkan
bahwa latar belakang orang tua siswa hanya 6 siswa yang orang tuanya berpendidikan S1,
sedangkan selebihnya yaitu dari sebanyak 30 siswa, 20 siswa orang tuanya berlatar
belakang pendidikan SMA dan 10 lainnya SLTP dan SD. Sedang rata rata NEM siswa
yang masuk ke SMA Negeri 14 Surabaya ialah kurang lebih 6 atau katgori cukup. Data
ini sedikit banyak dapat menunjukkan bahwa siswa kelas X-4 SMA Negeri 14 Surabaya
berlatar belakang dari keluarga menengah kebawah dan dengan nilai NEM cukup sering
kali terlihat kondisi motivasi belajarnya tidak cukup kuat.
B. Persiapan Penelitian
28
Penelitian ini merupakan penelitian yang kedua yang dilaksanakan oleh peneliti.
Oleh sebab itu peneliti cukup mengetahui peta kompetensi bahas Inggris siswa kelas X-4.
Materi Kurikulum 2004 mememberikan 5(lima) macam teks pembelajaran writing,
yang terdiri dari teks recount, procedure, news item, report dan narrative . Penelitian
yang dilaksanakan pada semester ganjil yaitu pembelajaran teks recount yang mana
terdapat persamaan dengan teks narrative, yang sedang peneliti ambil sebagai bahan
penelitian.
Persamaannya ialah bahwa teks recount mengungkapkan serangkain kegiatan di
waktu lampau, yang mana grammatical features yang dominan ialah past tense
demikian pula pada teks narrative. Sedang perbedaanya, struktur teks narrative relatif
lebih sulit dari pada teks recount sebab selain grammar points lebih banyak (direct
indirect sentences, compound sentences dan lainnya.),
komplek yaitu terdapat evaluation, complication yang tidak mudah bagi sebagian besar
siswa kelas X-4.
Untuk persiapan penelitian ini, peneliti telah menyusun renca pembelajaran dalam
bentuk 4 (empat) Lesson Plan . Kempat Lesson Plan tersebut meliputi Pokok Bahasan
Reading-Writing Narrative 1, Grammar tentang pemakaian Past Tense, Grammar tentang
pemakaian Direct Indirect Sentences dan Conjunction dan
Reading-Writing Narrative
2. Selain itu telah dipersiap form-form penilaian dan juga telah dipersiapkan instrumeninstrumen penelitian.
Peneliti adalah guru bahasa Inggris lulusan Strata 1 Universitas Negeri Surabaya
(UNESA) tahun 1985 dan sudah berpengalaman mengajar selama 27 tahun.
C. Siklus Penelitian
29
30
beberapa kompetensi yang diperlukan dalam menulis teks narrative yaitu kompetensi
memahami dan membuat struktur teks narrative dalam bentuk draft teks narrative,
kemudian kompetensi mengembangkan draf menjadi teks serta mengembangkan
kompetensi penggunakan kata-kata (vocabulary) secara lebih tepat.
Ada satu hal yang penting dalam hubungan Siklus 2 , Siklus 3 dan Sklus 4 yaitu
bahwa siswa harus tuntas terlebih dahulu untuk Siklus 2 dan 3 sebelum mengikuti tugas
akhir menulis teks narrative. Yaitu bahwa siswa harus mencapai nilai SKBM terlebih
dahulu sebelum melakukan tugas menulis tugas akhir teks narrative.
Maka dengan pembelajaran yang telah diikuti pada Siklus 1,2 , 3 dan 4, siswa
duharapkan akan menunjukkan pencapaian kompetensi writing yang optimal. Ini artinya
bahwa ada peningkatan nilai yang signifikan pada nilai writing teks narrative akhir
dibanding dengan writing teks narrative awal.
Adapun alokasi waktu masing-masing siklus sebagai berikut:
a. Siklus 1
: 4 X 45 menit
b. Siklus 2
: 2 X 45 menit
c. Siklus 3
: 2 X 45 menit
: 4 X 45 menit.
f. Total
: 14 X 45 menit
31
D. Instrumen penelitian
Instrumen yinstrumen yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Lesson Plan
Digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan setiap
pokok bahasan (terlampir)
b.
c. Lembar Observasi
Merupakan daftar observasi pada tahapan membuka, menyajikan materi dan
menutup pembelajaran bagi guru, yang meliputi aspek-aspek proses
pembelajaran (terlampir).yang dilakukan oleh serorang pengamat atau lebih.
Dalam hal ini peneliti berkolaborasi dengan Drs. Rudy Hermawan, guru bahasa
Inggris SMAN 14 Surabaya.
d. Questionnaire
32
BAB IV
33
Tabel 1
34
Grade
A
B
C
D
E
Total
Jumlah Siswa
0
1
8
15
12
36
%
0
2.8
22.2
41.7
33.3
100
Catatan : Nilai rata-rata : 45.69 Daftar ini dapat dilihat pada lampiran 6
Dengan menggunakan SKBM (Standar Kompetensi Belajar Minimal)sebagai alat
ukur tingkat keberhasilan kompetensi menulis siswa, peneliti dapat menyatakan bahwa 9
siswa, atau 25% , yang mencapai standar kompetensi minimal (KBM). Tentu saja
kondisi ini tidak memadai karena 27 siswa (75%) tingkat kompetensi writing mereka
rendah atau belum mencapai SKBM. Namun, data awal ini menjadi informasi yang
penting bagi peneliti untuk diketahui guna menentukan tindakan-tindakan yang tepat
dalam perencanaan Siklus 2. Untuk pemaparan lebih rinci tentang Siklus 1, peneliti
menyajikan urain berikut:
B. Siklus 1
1. Perencanaan
35
Menyiapkan questionnaire
.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan Siklus 1 , peneliti membagi menjadi 2 pertemuan yang
masing-masing 2 X 45. Pertemuan yang pertama untuk kegiatan Reading dan yang
kedua kegiatan Writing atau lebih tepatnya persiapan untuk Writing. Sebab prinsip
Pembelajaran Berbasis Genre memasukkan Reading dan Writing menjadi satu
siklus yaitu disebut Written Cycle.
Dalam Siklus 1 peneliti melakukan hal-hal berikut ini:
a. Memberi contoh membaca nyaring kemudian memberi kesempatan 3
siswa untuk membeca nyaring.
b. Mendiskusikan tentang isi bacaan
c. Memberi tugas kepada siswa untuk menjawab pertanyaan isi bacaan dan
memberi latihan vocabulary.
d. Memandu siswa agar dapat mengidentifikasi struktur teks narrative.dan
langkah-langkah mengembangkan teks narrative.
e. Memandu siswa agar dapat mengidentifikasi grammar poin apa saja yang
dominan dalam teks narrative..
36
3. Pengamatan
Pada akhir Siklus 1, questionnaire dibagikan kepada siswa (lihat lampiran 9). Ini
dimaksudkan untuk mengetahui respon atau kondisi siswa setelah mereka mengikuti
pembelajaran dan menyelesaikan tugas menulis teks narrative.
Selanjutanya peneliti akan menggunakan data yang diperoleh dari questionnaire
untuk dapat mengungkapkan secara lebih rinci aspek-aspek kondisi siswa yang terkait
dalam proses penulisan teks narrative. Data lewat questionnaire ini diambil setelah siswa
selesai kegiatan Siklus 1 dan selesai dan siswa sudah menyerahkan tugas menulis teks
narrative.
37
Tabel 2
Prosentase Aspek-Aspek Kompetensi Writing , Kepribadian, Tingkat Motivasi
Siswa Kelas X-4 SMA Negeri 14 Surabaya
Questionnair
1
2
3
4
5
Jumlah Siswa
%
Jumlah Siswa
%
Jumlah Siswa
%
Jumlah Siswa
%
Jumlah Siswa
%
a
23
63.8
2
5.5
26
72.2
29
80.5
3
8.3
Jawaban Pertanyaan
b
c
2
11
5.5
30.5
14
20
38.8
55.5
10
0
27.8
0
2
5
5..5
14.0
22
11
61.2
30.5
Total
36
100
36
100
36
100
36
100
36
100
Data di atas diperiksa silang dengan Lembar Observasi dalam KBM yang
dilakukan oleh kolaborator, dan didapatkan informasikan sebagai berikut:
a. Dalam memandu pemahaman Generic Structure dari text narrative, perhatian
guru/peneliti kurang menyeluruh sehingga ada sebagian siswa yang tidak
memahami istilah orientation, evaluation, complication, resolution, re-orientation
. Sebagai akibatnya siswa menjadi tidak memamahi konsep generic structure
dan juga langkah langkah pengembangan penulisan teks narrative.
b. Bagi sebagian siswa, guru memberikan penjelasan terlalu cepat.
38
c. Penjelasan yang oleh guru diberikan dalam bahasa Inggris oleh sebgian siswa
juga tidak dimengerti.
d.
Latihan membuat kalimat yang diberikan Guru kurang banyak , terutama latihan
yang membuat kalimat dengan grammar point yang terkait .
4. Refleksi
Dari data yang diperoleh lewat questionnaire dan kemudian diadakan cross check
dengan pekerjaan tulisan siswa dapat disajikan refleksi sebgai berikut:
b. Dan 2 dari 13 siswa itu, terbukti menyerahkan teks yang bukan teks narrative
sedang yang 11 siswa menyerahkan teks narrative.
c. Sebagian besar siswa masih belum memiliki pemahaman yang benar tentang
struktur (generic structure) teks narrative dan cara pengembangnnya. Ini
disebabkan peneliti kurang sabar atau pelan dalam memberikan penjelasan.
Latihan-latihan membuat kalimat yang diberikan terkait dengan Grammar teks
narrative terlalu singkat sehingga terdapat 29 siswa (80,5%) merasa masih
mengalami kendala dengan granmmar dalam menyusun teks narrative.
Kedepan latihan ini perlu mnedapatkan porsi lebih.
39
C. Siklus 2
1. Perencanaan
Siklus 2 berlangsung selama 2 X 45 menit dengan materi , Past Tense yang terdiri
dari Simple Past Tense, Past Continuous Tense dan Past Perfect Tense, yang mana tenses
tersebut sangat dominan dalam teks narrative. Adapun kegiatan perencanaan meliputi
kegiatan sebagai berikut:
a. Menyusun Lesson Plan
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran
c. Menyediakan Bahan Ajar Past Tense beserta alat penilaiannya
d.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan Siklus 2 , peneliti mengalokasikan waktu satu pertemuan
yaitu 2 X 45. Pertemuan ini merupakan pembelajaran Grammar: Past Tenses (Simple,
Continuous dan Perfect) dan model pembelajaran yang digunakan yaitu discovery
learning dengan teknik EGRA (Exposure, Generalization, Re-enforcement,
Application). Dalam Siklus 2, peneliti melakukan hal-hal berikut ini:
a. Menyajikan teks dialog ataupun monolog yang didalamnya terdapat
kalimat-kalimat dalam bentuk Past Tense (Simple, Continuous dan
Perfect)
b. Memandu siswa untuk menggaris bawahi kalaimat-kalimat Past Tense
(Simple, Continuous dan Perfect)
40
c. Memandu siswa untuk minta siswa untuk menemukan beri tugas kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan isi bacaan dan memberi latihan
vocabulary.
d. Memandu siswa agar dapat memberikan rumus kalimat(memberikan
generalisasi Past Tense( Simple, Continuous dan Perfect) Contoh Simple
Past Tense (SPT) is used to express the past activities and the formula of
SPT is S + V2 + O+ Adverb.
e. Memberikan penguataan (Re-enforcement) atau memberikan pembenaran
atau masih menyatakan salah.
f. Berlatih menulis kalimat dengan Past Tense( Simple, Continuous dan
Perfect) .
g. Memberikan motivasi untuk belajar menganalisis kalimat-kalimat Past
Tense dalam teks narrative.
h. Memberi tugas menulis teks narrative dan dikumpulkan untuk dinilai.
3. Pengamatan
Pada Siklus 2, peneliti ini membangun kompetensi linguistik siswa. Karena
peneliti melihat kelemahan yang dialamai oleh siswa dalam proses menulis teks
narrative ialah aspek kebahasaan, peneliti membuat treatment atau tindakan untuk
mengatasi hal tersebut dengan pembelajaran grammar yang diperlukan atau diganakan
pada teks narrative.
Teks narrative memiliki grammar features ang dominant, yaitu Past Tense. Ketika
latihan-latihan dilakukan dalam membuat kalimat maka kesalahan-kesalahan yang siswa
buat meliputi tiga hal yaitu agreement antara subjek dan predikat, agreement antara
article dan noun dan word order.
41
Data dari angket siswa menunjukkan masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan terhadap pemahaman aturan-aturan dalam tata bahasa (grammar) khususnya
dalam past tense Siswa terbanyak memiliki kesulitan dalam pemakaian past perfect tense
sebayak 25 (68,4%) adapun yang bagi siswa yang tidak sulit ialah pemakaian was dan
were, yang mengalami kesulitan hanya 5 siswa ( 13.8%)
Secara lengkap kondisi kopetensi siwa dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 3
Jumlah Siswa Yang Mengalami Kesulitan Dalam Penguasaan Grammatical Features (Past
Tense)
No
Pertanyaan
Kesulitan membedakan pemakaian
Ya
Tidak
Jumlh %
Jmlh
%
20
55.6 16
44.4
Total
Jmlh %
36
100
1
2
V1 dan V2
Kesulitan membedakan pemkaian
14.9 31
86.1
36
100
16
44.4 20
55.6
36
100
did
Kesulitan membedakan was were
15
41.7 21
58.3
36
100
dan did
Kesulitan mengubah kalimat past
16.7 30
83.3
36
100
23
63.8 13
36.2
36
100
25
69.4 11
30.6
36
100
Past Continuos
Kesulitan membedakan antara
pemakaian Simple Past Tense dan
42
4. Refleksi
D. Siklus 3
1. Perencanaan
Siklus 2 berlangsung selama 2 X 45 menit dengan materi , Direct and Indirect
Sentences dan Conjunction., termasuk sangat dominan dalam teks narrative. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
1. Menyusun Silabus dan Sistem Penilaian serta Lesson Plan
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Mereview Past Tense
4. Menyediakan Bahan Direct-Indirect Sentences dan Conjunction
penilaiannya
5. Menyiapkan Angket Siswa
43
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan Siklus 3, peneliti mengalokasikan waktu satu pertemuan 2X
45 menit serta 2 X 45 menit lainya untuk ulangan harian grammar blok untuk
grammar Siklus 2 dan 3. Pertemuan ini merupakan pembelajaran Grammar: Direct
and Indirect Sentences dan Conjunction. dan model pembelajaran yang diguankan
yaitu discovery learning dengan teknik EGRA (Exposure, Generalization, Reenforcement, Application). Dalam Siklus 2, peneliti melakukan hal-hal berikut ini:
a. Mereview Past Tense
b. Menyajikan teks dialog ataupun monolog yang di dalamnya terdapat
kalimat-kalimat dalam bentuk Direct and Indirect Sentences dan
Conjunction.
c. Memandu siswa untuk menggaris bawahi kalaimat-kalimat Direct and
Indirect Sentences dan Conjunction.
d. Memandu siswa untuk minta siswa untuk menemukan beri tugas kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan isi bacaan dan memberi latihan
vocabulary.
e. Memandu siswa agar dapat memberikan rumus kalimat atau memberikan
generalisasi Direct and Indirect Sentences dan Conjunction..
f. Memberikan penguataan (Re-enforcement) atau memberikan pembenaran
atau masih menyatakan salah.
g. Memberikan latihann menulis kalimat dengan Direct and Indirect
Sentences dan Conjunction.
44
3. Pengamatan
Pada Siklus 3, penelitian mencanagkan tujuan membangun kompetensi linguistik
siswa yang berbeda dengan Siklus 2. Karena peneliti melihat kelemahan yang dialamai
oleh siswa dalam proses menulis teks narrative ialah pada kompetensi liguistik, peneliti
membuat treatment atau tindakan untuk mengatasi hal tersebut..
Teks narrative memiliki grammar features yang dominan selain Past Tense, yaitu
Direct - Indirect Sentences dan pemkaian Conjunction . Ketika latihan-latihan dilakukan
dalam membuat kalimat maka kesalahan-kesalahan yang siswa buat ialah perubahanperubahan tenses, adapun kesalahan pada perubahan personal pronoun lebih kecil. Dan
untuk Past Tense adan tiga hal kesalahan siswa, yaitu meliputi tiga hal yaitu agreement
antara subjek an predikat, agreement antara article dan noun dan word order.
Pada siklus ini diberikan kepada siswa 2 macam angket. Yang pertama (lampiran
12 )d igunakan untuk mencari data tetang kemajuan siswa dalam penguasaan Past Tense
yang dilakukan melalui review (pengulangan) . Sedang yang kedua
(lampiran 12.1 ) untuk mencari data tentang tingkat penguasaan Direct Indirect Sentences
dan penggunaan Conjunction Data dari angket pertama menunjukkan bahwa kelemahan
penguasaan grammatical features bisa diperbaiki pada siklus 3. Ini ditunjukkan bahwa
siswa yang mengalami kesulitan pada Siklus 2 sudah berkurang,
45
yaitu yang mengalami kesulitan kurang dari 40% yang pada siklus sebelumnya siswa
yang mengalami kesulitan lebih dari 50%. Hal ini dapat diperiksa pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4
Jumlah Siswa Yang Mengalami Kesulitan Pada Penguasaan Grammatical Features (Past
Tense) Pada Siklus 3
No
Pertanyaan
Kesulitan membedakan
Ya
Jumlh %
10
27.7
Tidak
Jmlh %
26
73.3
Total
Jmlh %
36
100
1
2
14.9
31
86.1
36
100
16,7
26
83.3
36
100
pemkaian did
Kesulitan membedakan was
10
27.8
26
62.2
36
100
16.7
30
83.3
36
100
13
36.1
23
63.9
36
100
14
38.9
22
61.1
36
100
46
features) pada siklus 2. Adapun sebanyak 16 siswa yang belum tuntas untuk siklus 3 ini
akan diberikan treatment pemberian tugas sehingga mencapai ketuntasan.
Latihan penulisan teks narrative dalam kelompok atau Joint Construction of the
Text (JCOT) yang merupakan akhir kegiatan pada Sikluis 3 ini. Ini dapat dilihat dari
lampiran 8 bahwa nilai rata-rata kelas penulisan teks narrative sebesar 52.
4. Refleksi
Dari data lampiran 7 diperoleh informasi bahawa kompetensi linguistk,
kompetensi pendukung kompetensi tulis teks narrative, sampai pada Siklus 3 siswa yang
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 20 siswa (55.6%) jauh lebih baik dari Siklus 2
yang sejumlah 5 siwa yang mengalami ketuntasan (13.8%).
E. Siklus 4
1. Perencanaan
Siklus 4 berlangsung selama 4 X 45 menit dengan materi Reading-Wrting teks
narrative. Tujuan pembelajaran pada Siklus 4 ialah agar siswa lebih mantap mengetahui
tentang struktur teks narrative, langkah-langkah penulisannya. Jadi merupaklan
pemantapan dari kompetensi yang dibangun pada Siklus 1 Dan didukung pula oleh
pemantapan lingusitik pada Siklus 2 dan 3, diharapkan siswa mampu memproduksi teks
tulis narrive lebih baik.
Secra nmyata tujuan tersebut dapat dicapai bila nilai rata-rata kelas penulisan teks
narrative di Siklus 4 lebih besar disbanding dengan nilai rata-rata kelas penulisan teks
narrative Siklus 1 dan juga lebih besar dari nilai rata-rata kelas penulisan teks narrative
kelompok pada akhir Siklus 3. Untuk mencapai itu semua, peneliti melakukan
perencanaan sebagai berikut:
1. Menyusun Lesson PlanReading Wrting Teks Narrative 2
47
Pada Siklus 1, peneliti membangun pemahaman awal siswa terhadap struktur teks
narrative , proses penulisan teks narrative, pengembangan penguasaan vocabulary serta
pemahaman awal terhadap grammatical features yang dominan dalam teks tersebut
kemudian siswa diberi latihan menulis teks narrative sebagai tugas awal. Dari produk
awal penulisan teks narrative, dapatlah diketahui kompetensi awal siswa dalam menulis
teks narrative.
Sedangkan pada siklus ke dua dan ketiga, yaitu siklus pemantapan kompetensi
Grammar siswa. peneliti bermaksud memantapkan pemahaman serta memantapkan
kemampuan sebagaian besar siswa yang masih lemah dalam mengguanakan Past Tense
(Simple, Continuous, Perfect) Direct Indirect Sentences serta Conjunction. Pemantapan
atau penguatan kompetensi Grammar siswa ini sangat diperlukan dalam menulis teks
apapun termasuk teks narrative. Pemantapan kompetensi ketiga macam Grammar point
tersebut diperlukan karena sangat dominan kebaradaanya dalam teks narrative. Sehingga
apabila dikuasai secara baik akan dapat meningkatkan kualitas teks narrative yang ditulis
atau dihasilkan siswa.
Akhirnya pada Sikulus 4, peneliti memantapkan kembali kompetensi siswa yang
dibangun pada Siklus 1. Kompetensi yang dimaksud adalah beberapa kompetensi yang
diperlukan dalam menulis teks narrative yaitu kompetensi memahami dan membuat
struktur teks narrative dalam bentuk draft teks narrative, kemudian kompetensi
48
2. Pelaksanaan
Pada siklus 4 yang merupakan siklus terakhir, peneliti memberikan pembelajaran
ulang agar siswa lebih memahami apa dan bagaimana teks narrative. Pelaksanaannya
adalah siswa diberi pertanyaan pertanyaan-pertanyaan yang memandu siswa lebih
memahami tentang teks narrative, demikian pula peneliti memandu pemahaman siswa
tenatng teks narrative dalam kehidupan sehar-hari, siswa dapat menghubungkannya
antara konsep pembalajaran narrative dengan apa yang mereka jumpai dalam kehidupan
nyata.
Dari kegiatan membaca dari teks narrative yang kedua, yang pertama pada Siklus
1, peneliti memberikan latihan-latihan pengembangkan kosa kata siswa dan latihanlatiihan sebagai review untuk memantapkan kompetensi grammatical features siswa
melalui dari teks narrative ini.
49
Akhirnya mereka dapat melihat bahwa cerita film, cerita sinetron, cerita rakyat,
cerita pendek, novel adalah termasuk teks narrative. Kemudian lebih dari itu siswa juga
dapat dipandu untuk dapat menjelaskan bagaimana cerita atau teks narrative dibangun
atau dikembangkan. Satu ciri dalam teks narrative adalah terdapatnya komplikasi atau
puncak atau klimak yang merupakan satu unsur penting.
3. Pengamatan
Pertanyaan
Langsung menggunakan Bahasa Inggris
50
Ya
15
41.7%
6
16.7%
9
25.0%
6
16.7%
3
8.3%
Tidak
21
58.3%
30
83.3%
27
75.0%
30
83.7%
33
91.7%
Sebagian besar siswa masih merasa kesulitaan dalam menyelesaikan tugas menulis teks
narrative. Jadi walaupun sebagaian besar siswa sudah mencapai ketuntasan , lampiran 7 ,
yaitu sebesar 20 siswa (55.6%) dalam menguasi Grammar tetapi belum bisa
menggunakan kompetensi linguistik secara signifikan dalam kegiatan memproduksi teks
narrative. Ini dapat dilihat pada table 5 pertanyaan nomor 5 yaitu sebanyak 6 (16.7%).
Tingkat Kerajinan
Menyerahkan tepat waktu
Menyerahkan tidak tepat waktu
(Terlambat 2 Hari)
Amat terlambat (1 Minggu)
Total
Jumlah Siswa
25
%
69.4
5
6
36
13.9
16.7
100
51
4. Refleksi
Pada bagian refleksi Siklus ke 4, sebagai bagian akhir, peneliti telah melakukan
kalkulasi dari data penelitian angket siswa maupun pekerjaan atau tulisan narrative
siswa. Ini dimaksudkan agar peningkatan kompetensi writing narrative siswa dapat
ditemukan atau ditunjukkan secara jelas. Angka-angka peningkatan itu dapat dilihat
pada table 7 dan 8.
Jumlah Siswa
Teks
Grade
Predikat
Teks Awal
%
Akhir
A
Amat Baik
0
0
4
B
Baik
1
2.8
3
C
Cukup
8
22.2
11
D
Kurang
14
41.7
11
E
Amat Kurang
13
33.3
7
Total
36
100
36
Catatan: Hasil Rekapitulasi Questionnaire lampiran 7
%
11.1
8.3
30.6
30.6
19.4
100
(Penurunan)
%
11.1 (K)
5.5 (K)
8.4 (K)
11.1 (P)
13.9 (P)
Kenaikan prosentase nilai dari kelompok predikat terlihat signifikan. Data ini
terlihat pada table 7. Kelompok Atas (A,B dan C) pada penulisan teks yang jumlahnya
awalnya hanya sembilan ( 1 dan 8) pada penulisan teks akhir menjadi 18 dan penurunan
52
pada kelompok bawah( D dan E) yaitu yang awalnya 27 siswa menjadi 18. Ini
membuktikan adanya peningkatan kompetensi writing individual yang signifikan.
2. Adapaun tingkat kenaikan kompetensi secara klasikal dapat dilihat pada table 8 berikut
ini.
Tabel 8
Tingkat Peningkatan Kompetensi Writing Teks Narrative Siswa Kelas X-4
SMA Negeri Surabaya Dari Beberapa Hasil Penilian
No
1
2
Kategori
Nilai Rata-rata Kelas
Panjang Teks (halaman) Kelas
Awal
45.69
34.5
Akhir
56.25
43.5
3
4
Kenaikan
11.44
9 halaman
0.25
halaman
9(25%)
9(25%)
a. Dilihat dari nilai rata-rata , dengan membandingkan nilai awal dan akhir, table
diatas menunjukkan adanya yang cukup signifikan yaitu sebasar 11.44%.
b. Kenaikan panjang tekas secara klasikal sebanyak 9 halaman sedang apabila
dirata-rata kanikan per siswa mencapai 0,25 halaman.
c. Dari aspek ketuntasan, terbukti tidak semua siswa dapat mencapai ketuntasan
semua , namun disbanding dengan penulisan awal terdapat kenaikan 50% yaitu
53
dari 9 siswa menjadi 18 siswa. Dan untuk penuntasan selanjutnya dapat dilakukan
dengan pemberian tugas menulis teks narrative sampai mereka mencapai
ketuntasan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian-urain yang dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, sampailah peneliti pada
kesimpulan dan saran sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang tujuan utamanya untuk meningkatkan
kompetensi writing teks narrative siswa melalui model pembelajaran berbasis Genre
dengan menggunakan penilaian portofolio menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1.
2. Kompetensi linguistik siswa yang dalam kategori cukup, mencapai SKBM, yang
ditunjukkan melalui uji kalimat-kalimat lepas terbukti belum bisa mendukung
menghasilkan kompetensi penulisan teks narative tulis dalam kategori cukup
pula.
54
B. Saran
1. Guru Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas(SMA) perlu meningkatkan
pemahaman terhad model pembelajaran bahasa Inggris Berbasis Genre dan
penilian potofolio dan selanjutnya terus berlatih untuk mengaplikasikannya
dalam tugas mengajar. Model pembelajaran ini adalah salah satu model
pemebalajaran bahasa Inggris yang oleh DEPDIKNAS sangat dianjurkan dan
sesuai dengan kompetensi komunikasi berbhasa Inggris yang diamanatkan oleh
Kurikulum Standar Kompetensi 2004., yaitu kompetensi berbahasa Inggris yang
bernuansa Genre.
2.
Guru Bahasa Inggris SMA diharapkan selalu sadar bahwa kompetensi linguistik
(penguasaan grammar) tetap harus dilatihkan atau dibangun kepada siswa secara
bertahap dan berkelanjutkan. Namun guru hendaknya tidak berhenti melatihkan
penguasaan grammar itu pada siswa dengan kalimat-kalimat lepas saja, tetapi
siswa perlu diberikan latihan grammar secara intensif pula sampai pada tahap
membangun kompetensi berkomunikasi (memproduksi teks) baik lisan maupun
tulis. Oleh sebab itu kualitas kompetensi bahasa Inggris lulusan siswa SMA kita
diharapkan dapat mencapai kompetensi yang berterima secara internasional.
3. Guru bahasa Inggris yang berminat melakukan PTK disarankan bisa melanjutkan
penelitian ini yaitu penelitian yang bertujuan memberikan solusi terhadap
kesulitan siswa dalam menggunakan kompetensi linguistik mereka untuk menulis
teks, atau dengan kata lain, berkomunikasi secara tulis.
55
------ooo00000ooo-----
DAFTAR PUSTAKA
56
LESSON PLAN 1
Unit Pembelajaran
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Alokasi Waktu
Kelas
Alat Bantu
: NARRATIVE
: WRITTEN CYCLE
: 4.3 READING
: 4.4 WRITING
: 4 X 45 Menit
: X-4
: Handout
Standar Kompetensi:
Berkomunikasi lisan dan tertulis menggunakan ragam bahasa yamg sesuai dengan lancar dan
akurat dalam wacana interaksional dan /atau monolog terutama berkenaan dengan wacana
berbentuk narrative, prosedur, spoof /recount dan news item
Kompetensi Dasar:
4. 3 Memahami nuansa makna dengan langkah-langkah pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk narrative .
4 .4 .Mengungkapkan nuansa makna dengan langkah-langkah pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk narrative .
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. READING
a. Menemukan ide utama paragraph Why Do the Hawks Hunt the Chicks (WDHHC).
b. Menemukan informasi rinci yang tersirat dari teks.
c. Menemukan informasi rinci yang tersurat.
d.
Menjelaskan pesan penulis teks narrative.
e.
Menjelaskan manfaat membaca cerita teks narrative.
2. WRITING
a. Mengidentifikasi generic structure teks narrative.
b. Mengidentifikasi Grammatical features yang terdapat dalam teks narrative.
c. Membuat langkah-langkah penulisan.
d. Menulis teks berbentuk narrative.
e. Menulis teks berbentuk narrative sebagai TUGAS(Homework)
II. Materi Pembelajaran
a. Teks narrative Ali Baba
b. Informasi rinci , Main idea, Reference, Vocabulary, Inference
c. Generic structure of the Narrative Text
III. Pendekatan/ Metode Pembelajaran
57
1. Genre-Based Teaching
2. Diskusi Kelas
3. Pemberian Tugas
IV. Penilaian
1. Portofolio
2. Analytical Writing Assessment
3. Holistic Writing Assessment
V. Kegiatan Pembelajaran
1.
Pendahuluan
a. Mendiskusikan kembali (dalam oral cycle didiskusikan) contoh-contoh teks narrative
baik teks lisan maupun tulis dalam kehidupan sehari-hari) (BKOF)
b. Beberapa siswa diminta memberikan tanggapan tentang kegiatan dan hasil diskusi
tentang teks narrative
2.
Kegiatan Inti
a. Membaca nyaring teks narrative WHHC.
b. Mendiskusikan isi bacaan( Modeling)
c. Menjawab pertanyaan tentang isi bacaan.
d. Menganalisis teks narrative untuk menemukan generic structure.
e. Mendiskusikan proses proses penulisan teks narrative.
f. Memperagakan penulisan teks narrative sederhana (Orientation, Evaluation,
Complication, Resolution, Reorientation).
g. Latihan menulis teks narrative sederhana dalam kelompok (JCOT
VI. Penutup
1. Membuat rangkuman
2. Memberikan homework Writing of Narrative Text (ICOT)
---oo000oo---
LESSON PLAN 2
Lampiran 3
LESSON PLAN 2
Unit Pembelajaran
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Alokasi Waktu
Kelas
Alat Bantu
: NARRATIVE
: Grammar Points
: 4.4 .1 Past Tense
4.4. 1. 1 Simple Past Tense
4.4. 1. 2 Past Continuous Tense
4.4. 1. 3. Past Perfect Tense
: 2 X 45 Menit
: X-4
: Handout
Standar Kompetensi:
Berkomunikasi lisan dan tertulis menggunakan ragam bahasa yamg sesuai dengan
tata bahasa yang benar lancar dan akurat dalam wacana interaksional dan /atau
monolog terutama berkenaan dengan wacana berbentuk narrative, prosedur, spoof
/recount dan news item
Kompetensi Dasar:
58
59
: NARRATIVE
: Grammar Points
: 4.4. 2 Direct Indirect
4. 4. 3 Conjunction
: 2 X 45 Menit
: X-4
: Handout
Standar Kompetensi:
Berkomunikasi lisan dan tertulis menggunakan ragam bahasa yamg sesuai dengan
tata bahasa yang benar lancar dan akurat dalam wacana interaksional dan /atau
monolog terutama berkenaan dengan wacana berbentuk narrative, prosedur, spoof
/recount dan news item
Kompetensi Dasar:
4. 3 Memahami nuansa makna dengan langkah-langkah pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk narrative .
4 .4 .Mengungkapkan nuansa makna dengan langkah-langkah pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk narrative .
I. Tujuan Pembelajaran
3. Siswa dapat mengidentifikasi pemakaian, Direct Indirect Sentences,
Conjunction
4. Siswa dapat menggunakan pemakaian Direct Indirect Sentences, Conjunction
60
: NARRATIVE (SANGKURIANG)
61
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Alokasi Waktu
Kelas
Alat Bantu
: WRITTEN CYCLE
: 4.3 READING
: 4.4 WRITING
: 4 X 45 Menit
: X-4
: Handout
Standar Kompetensi:
Berkomunikasi lisan dan tertulis menggunakan ragam bahasa yamg sesuai dengan
lancar dan akurat dalam wacana interaksional dan /atau monolog terutama
berkenaan dengan wacana berbentuk narrative, prosedur, spoof /recount dan news
item
Kompetensi Dasar:
4. 3 Memahami nuansa makna dengan langkah-langkah pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk narrative .
4 .4 .Mengungkapkan nuansa makna dengan langkah-langkah pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk narrative .
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
8. READING
a. Menemukan ide utama paragraph Sangkuriang.
b. Menemukan informasi rinci yang tersirat dari teks.
c. Menemukan informasi rinci yang tersurat.
d.
Menjelaskan pesan penulis teks narrative.
e.
Menjelaskan manfaat membaca cerita teks narrative.
9. WRITING
a. Mengidentifikasi generic structure teks narrative.
b. Mengidentifikasi Grammatical features yang terdapat dalam teks narrative.
c. Membuat langkah-langkah penulisan.
d. Menulis teks berbentuk narrative.
e. Menulis teks berbentuk narrative sebagai TUGAS(SANGKURIANG
II. Materi Pembelajaran
d. Teks narrative SANGKURIANG
e. Informasi rinci , Main idea, Reference, Vocabulary, Inference
f. Generic structure of the Narrative Text
62
Pendahuluan
c. Mendiskusikan kembali (dalam oral cycle didiskusikan) contoh-contoh
teks narrative baik teks lisan maupun tulis dalam kehidupan seharihari) (BKOF)
d. Beberapa siswa diminta memberikan tanggapan tentang kegiatan dan
hasil diskusi tentang teks narrative
4.
Kegiatan Inti
h. Membaca nyaring teks narrative SANGKURIANG.
i. Mendiskusikan isi bacaan( Modeling)
j. Menjawab pertanyaan tentang isi bacaan.
k. Menganalisis teks narrative untuk menemukan generic structure.
l. Mendiskusikan proses proses penulisan teks narrative.
m. Memperagakan penulisan teks narrative sederhana (Orientation,
Evaluation, Complication, Resolution, Reorientation).
n. Latihan menulis teks narrative sederhana dalam kelompok (JCOT
VI. Penutup
7. Membuat rangkuman
8. Memberikan homework Writing of Narrative Text (ICOT)
---oo000oo---
Lampiran 2.1
: Narrative
: English
: XI/I
ORAL CYCLE
A. Building Knowledge of the Field (BKoF)
1.
2.
3.
4.
5.
(MoT)
63
64
WRITTEN CYCLE
A. Building Knowledge of the Field (BKOF)
Answer the following questions!
1. Have you ever read a novel or a short story?
2. Is it interesting or not?
3. What does it actually tell about?
4. Why do most teenagers like reading novels or short stories?
65
Adjective
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Strong
Verb
Noun
promise
love
High
Show
anger
Furious
Happen
4. Find the references of narrative stories in the library and make the
summaries !
Lampiran 4.1
Bahan Ajar Grammar
Direct Indirect Sentences (DS& IS)
Conjunction
Grammar di atas dilatihkan siswa untuk mendukung kemampuan siswa menulis
teks narrative
1. Direct Indirect Sentences
a. Penyajian
a) After I had finished singing, Yudi said to me, Your singing technique is
very good
And I just answered, Thanks.
b) Before mother died, she had said to me, You must look after your sister,
Linda.
66
c) At 9 AM, I started writing the financial report. I was very sad when I
found my files affected by virus then I asked Ridwan if he could help me
with it.
d) He said that he could do it. It took him about 25 minutes to apply the
anti virus application. When Ridawan had removed the virus, I started
working again.
b. Identifikasi:
a) Direct sentences:
Yudi said to me, Your singing technique is very good
I just answered, Thanks.
. she had said to me, You must look after your sister, Linda.
b) Indirect Sentence
then I asked Ridwan if he could help me with it
e. Latihan (Application)
2. Conjunction
a. Penyajian
a) I sang a Javanese song at Anis birthday party because her father had
asked me to do it. (because of her fathers request)
b) Although Yani cried, I continued watering the flowers.
c) They didnt take my advice so their teacher asked them to apologize to
me.
67
b. Etc. .
---oo00oo---
Lampiran 2.1
I. ORAL CYCLE
A. Building Knowledge of the Field (BKOF)
1.
2.
3.
4.
5.
(MOT)
68
Coyote. While the Kachina were sleeping, Coyote and eagle . (11)
into their village, stole the Sun and the Moon, and headed into the hills. Coyote
told eagle that he wanted to open the box containing the Sun and the Moon. Eagle
said, No. They must wait after their travels and opened it with their eyes closed.
Coyote .. (12). He couldnt wait to see what was in the box.
Finally, he grew to curious that he threw it open. The light of the Sun was so
bright that it .. (13) coyotes eyes. The Sun and the moon
.. (14) and (15) far away, up into the sky
where they are today.
Answer the following questions based on the above text
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
69
Once upon a time, a hawk fell in love with a hen. The hawk flew down from the
sky and asked the hen, Will you marry me?
The hen loved the brave, strong hawk and wished to marry him. But she said, I
cannot fly as high as you can. If you give me time, I may learn to fly as high as you. Then
we can fly together.
The hawk agreed. Before he went away, he gave the hen a ring. This is to show that you have
promised to marry me, said the hawk.
It so happened that the hen had already promised to marry a rooster. So when the rooster saw the
ring, he became very angry. Throw that ring away at once! shouted the rooster. The hen was so
frightened at the roosters anger that she threw the ring immediately.
When the hawk came a few months later, the hen told him the truth. The hawk was so furious that
he cursed the hen, Why didnt you tell me earlier? Now, youll always be scratching the earth, and Ill
always be flying above to catch your children, said the hawk.
Adjective
1.
2.
3.
4.
5.
Strong
Verb
Noun
promise
love
High
Show
4. Find the references of narrative stories in the library and make the
summaries !
5. What do the dominant grammatical features the above text contain?
6. Which sentence belongs to the past tense?
7. Which sentence belongs to the direct indirect?
70
Kelas
: X- 4
Tanggal
: 12 Maret 2006
Topik
NILAI
MAKSIMUM
PENGAMATAN
10
sesuai dengan PB
c. Siswa nemahami IP dan PB
2. Proses Balajar Mengajar
a. Cara Guru mengajar relevan dengan bahan
pelajaran untuk merangsang minat dan perhatian
siswa
b. Guru memberi contoh-contoh yang relevan dalam
kehidupan sehari-hari.
Latihan
a. Guru memberikan tugas yang terprogram
71
kepada siswa
b. . Guru Membagi waktu (diskusi dan
7
100
5
82
Predikat
100
80
65
55
40
Amat Baik
Baik
Sedang/Cukup
Kurang
Amat Kurang
Suarabaya, 12 Maret 2006
Pengamat,
Lampiran 7
72
I.
:Narrative
: Grammatical Features Untuk Teks
: X-4
: 90 Menit
Fill the blanks in each number with the correct form of the verb given in the
box.
b) print
c) make
d) be
e) dont
II. Fill in the gaps in the following text sing the verbs in the box
1. dont
5. went
2. it
6.tell
3. party
7. tell
4. surprised
8. but
Last week Budi and I (a) to Ettys birthday party. We arrived at her house at 7 PM.
When I entered the . (b) room, Etty was talking to Eddy. As she saw us entering the
room, she stood up and came to me. She asked me: Why . (c) you come with Linda?
I told her that her brother had got an accident.
Linda looked very . (d) and asked me, Is he hospitalized now? Before I answered,
she sat down and cried. Then she ran and got into her room. She locked (e) . Her
parents asked me what happened to Etty. I told the truth what happened to
her. They knocked her room but there was not any answer.
Eddy knocked the door of her room. (f) she didnt answer, either.
Then Eddy approached me. He looked (g) angry with me and said, Why
did you (h) her about Lindas brothers accident? I was very confused why
Eddy blamed me.
73
74
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
5812
5825
5832
5860
5870
5877
5882
5897
5990
5902
5903
5905
5906
5909
5910
5911
Mailisah Dewi
Mochamad Gautama
Muh Revo Dwi Putro
Retno Palupi
Rifki Aristia
Rizky Casandra Perdana
Rossa Aisyah
Synthia Elizabeth
Tri Wulandari
Uswatun Chasanah
Viosantra Renggana
Wendi Tri Ananto
Wiena Widya Christantie
Wiwin Octavia Astuti
Yanuar
Yayuk Wulandari
Jumlah
Rata-rata
40 TT
65
30 TT
76
30 TT
50
56 TT
72
40 TT
60
44 TT
60
34 TT
50
63
T
65
40 TT
50
68
T
70
48 TT
80
48 TT
72
54 TT
68
34 TT
56
40 TT
56
30 TT
44
1651
2210
45.86
61.39
Tgl.8/2
Tgl.15/3
T
T
TT
T
T
T
TT
T
TT
T
T
T
T
TT
TT
TT
60
60
50
60
60
56
60
60
Tuntas
Tuntas
Tunt-Remd
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tunt-Remd
Tuntas
Tunt-Remd
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tunt-Remd
Tunt-Remd
Tunt-Remd
Lampiran7
Daftar Nilai Writing Awal Dan Akhir, Panjang Teks Narrative dan Jumlah Ketuntasan
Siswa Kelas X-4 SMA Negeri 14 Surabaya
SKBM 60
Nilai
Panjang Teks(halaman)
No
NIS
Nama
Awal
Akhir
Awal
Akhir
1
5687 Aditia Arief Pradana
50
65
2.5
1.5
2
5688 Aditya Nugroho
40
35
1.5
1
3
5692 Agnes Lodovika Qatukan
40
65
1
1.5
4
5695 Agus Teguh Kristianto
65
85
1.5
4
5
5713 Ariesta Handayani
65
85
1
3
6
5730 Deby Atu Septiana
60
60
1
1
7
5733 Dewi Muawanah
35
50
1
1
8
5740 Dimas Pradhitaresma
45
45
1
1
9
5741 Dina Jauharunniswah
50
70
1
2
10
5764 Falah Hitaningrum
50
50
1
1
11
5766 Fanny Arivandini Putri
45
75
1
1.5
12
5769 Fariz M Araghi Akhmad
50
55
1
1
13
5771 Fhitria Wulandari M
50
65
1
0.5
14
5784 Hatta Yoga Wardhana
25
30
0
0
15
5795 Herbaskoro Wiyono
35
60
0.5
0.5
16
5787 Husin Abdul Latif
50
50
1
1
17
5709 Ida Ambarwati
65
65
1
1
18
5792 Imania Daniari
60
85
1
2
19
6801 Kusbandiyah
30
60
1
2
20
5806 Lea Dheasy Santoso
30
45
1
1
21
5812 Mailisah Dewi
65
75
1
1
22
5825 Mochammad Gautama
30
40
1
1
75
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
5832
5860
5870
5877
5882
5897
5990
5902
5903
5905
5906
5909
5910
5911
30
50
25
45
25
60
35
55
35
35
80
60
45
30
1645
45.69
9
40
60
60
30
25
60
55
65
35
45
90
45
45
55
2025
56.25
18
0.5
1
1
1
1
1
0.5
1
0.5
0.5
1
1
1
0.5
34.5
0.96
0
0.5
0.5
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
43.5
1.21
Tabel
Tingkat Peningkatan Kompetensi Writing Teks Narrative
Siswa Kelas X-4 SMA Negeri Surabaya
No
1
2
3
4
Kategori
Nilai Rata-rata Kelas
Panjang Teks (halaman) Kelas
Awal
45.69
34.5
Akhir
56.25
43.5
0,96
1.21
9
(25%)
27
(75)
18
(50%)
18
(50%)
Tuntas
Tidak Tuntas
Kenaikan
11.44
9 halaman
0.25
halaman
9(25%)
9(25%)
Lampiran 11
ANGKET SISWA
1. Apakah kalian masih merasa sulit untuk membedakan pemakaian Verb 2 dan verb
1 didalam membuat kalimat?
A. Ya
B. Tidak
2. Apakah kamu mengetahui secara pasti perbedaan pemakaian was dan were?
A. Ya
B. Tidak
76
B. Tidak
4. Apakah kamu mengetahui perbedaan were/was dan kata did dalam membuat
kalimat?
A. Ya
B. Tidak
5. Apakah kamu merasa sulit kalimat positif dalam bentuk past tense menjadi
kalimat negative.
A. Ya
B. Tidak
B. Tidak
7. Apakah kamu dapat membedakan antara pemakaian Simple Past Tense dan Past Perfect Tense
A. Ya
B. Tidak
---oo00oo---
Lampiran 13
ANGKET SISWA SIKLUS 4
1. Dalam proses menulis teks narrative, kalian menggunakan:
a. Langsung bahasa Inggris
b. Bahasa Indonesia dulu kemudian bahasa Inggris
2. Dalam proses menulis teks narrative, kalian
a. tidak sering menggunakan kamus
b. sering menggunakan kamus
3. Dalam kamu proses menulis tesk narrative, kalian
a. ditanya teman
b. seringbertanya teman
4. Dalam proses menulis teks narrative, kalian
a. menggunakan waktu khusus
b. tidak menggunkana waktu khusus
5. Dengan teks narrative yang ditulis, kalian merasa
77
a. puas
b. tidak puas
No
1
2
3
4
5
Pertanyaan
Langsung menggunakan Bahasa Inggris
Tidak banyak tergantung pada kamus
Tidak banyak tergantung pada teman
Mampu menggunakan kompetensi
grammar(linguistik)
Merasa puas dengan teks narrative
Ya
15
6
9
6
Tidak
21
30
27
30
33
Tabel
Jumlah Siswa Yang Mengalami Kesulitan Dalam Penguasaan Past Tense
No
Pertanyaan
Ya
Tidak
Total
20
16
36
31
36
16
20
36
15
21
36
30
36
23
13
36
25
11
36
Lampiran 14
Jadwal Penelitian Kompetensi Writing Kelas X-4 SMAN 14 Surabaya
Siklus
1
Tanggal
6-12 Peb 06
20 - 22 Peb 06
Lesson 1
Reading &
78
Writing
C. Observasi
D. REFLEKSI
27 Peb - 1 Maret
06
Lesson 2
Past Tense
A. Rencana
B. Pelaksanaan
C. Observasi
D. REFLEKSI
4 - 8 Maret 06
Lesson 3
Direct-Indirect
Sentences
A. Rencana
B. Pelaksanaan
C. Observasi
D. REFLEKSI
10 - 22 Maret 06
Reading &
Writing
A. Rencana
B. Pelaksanaan
C. Observasi
D. REFLEKSI
79
23 - 30 April 06
AKHIR
1. Pengolahan data
2. Perencanaan Penulisan Laporan Penelitian
3. Penulisan Laporan Penelitian
Lampiran 14
Jadwal Penelitian Peningkatan Kompetensi Writing Teks Narrative Melalu Pembelajaran
Berbasis Genre dan Penilaian Portofolio
No.
1.
Tanggal
6 s/d 12 Peb 2006
13 Peb 2006
2.
15 Peb 2006
20 & 22 Peb 2006
Alokasi Waktu
2 X 45 mnt
Keterangan Penilian
Perencanaan
Penilaian Teks
Narrative Awal
27 Peb
3.
1 Maret 2006
Writing
Grammar 1
2 X 45 mnt
2 X 45 mnt
Grammar 2,3
Test Grammar
2 X 45 mnt
2 X 45 mnt
Penilaian Grammar
-Review
2 X 45 mnt
Points
Penilaian Teks
Grammar
Narative kelompok
-Kerja Klpk
4
6 Maret 2006
Writing
Review
Grammar
Review Tugas
Wrtng Nrrtve
5
6
Individual
Menganalis data
Menls Laporan
Penelitian
80
2 X 45 mn
Penilain Teks
Narrative Akhir
Lampiran 15
BIODATA
1. Nama
2. N i p
3. Jabatan
: Guru SMA
4. Pangkat /Golongan
: Pembina Pembina/IV/a
5. Unit kerja
6. Alamat kantor :
Jl, Tenggilis Mejoyo Perum YKP IV Blok KK Rungkut Surabaya
Tilp, [031] 8414451
7. Alamat rumah :
Jl, Garuda XI/Blok N-53 Rewwin Waru Sidoarjo 61256 Tilp (031) 8532746 HP
081330661056. JAWA TIMUR
8. Tempat/tgl.lahir : Purbalingga, 20 Juli 1953
9. Pendidikan:
81
82
83