Disusun Oleh :
AHMAD NUR HUDA
PENELITIAN ETNOGRAFI
untuk
mempelajari,
mendeskripsikan,
menganalisia,
dan
etnografi
ketika
penelitian
kelompok
tersebut
mampu
dan
telah
bersama-sama
selama
beberapa
waktu
dan
mungkin
lebih
tertarik
dalam
menggambarkan
kegiatan
ke
waktu.
Di
awal
penelitiannya,
peneliti
cenderung
kegiatan,
acara,
proses,
atau
individu)
berdasarkan
studi
kasus peneliti
mungkin
memeriksa
kliping,
video,
dan
e-mail).
Penjelasan
tersebut
3. Etnografi Kritis
jenis
penelitian
etnografi
di
mana
penulis
tertarik
berpartisipasi, dan
diharapkan
untuk
berhati-hati
dalam
memasuki
dan
e. Posisi ini tidak netral bagi peneliti kritis, hal ini berarti bahwa etnografi
kritis akan menjadi pembela perubahan untuk membantu mengubah
masyarakat kita sehingga tidak ada lagi yang tertindas dan
terpinggirkan.
f. Pada akhirnya, laporan etnografi kritis akan menjadi berantakan,
multilevel,
multimetode
pendekatan
untuk
penyelidikan,
penuh
peneliti
pada
saat
awal
memasuki
lapangan
untuk
pola-pola
berperilaku,
berpikir,
atau
berbicara.
c) Bahasa
latar kultural
4. Penelitian lapangan (fieldwork)
Etnografer mengumpulkan data dengan menghabiskan waktu di
tempat partisipan di mana mereka tinggal, bekerja, atau bermain. Untuk
memahami pola terbaik dari suatu kelompok budaya, etnografer
menghabiskan waktu yang cukup lama dengan kelompok tersebut. Polapola tersebut tidak dapat dengan mudah dilihat melalui kuesioner atau
dengan pertemuan singkat. Sebaliknya, etnografer pergi "ke lapangan,"
tinggal bersama atau sering mengunjungi orang-orang yang sedang
dipelajari, dan perlahan-lahan belajar cara-cara budaya di mana kelompok
berperilaku atau berpikir. Lapangan (field) dalam etnografi berarti bahwa
peneliti mengumpulkan data dalam lingkungan di mana partisipan berada
dan di mana pola-pola budaya dapat dipelajari. Data-data yang
dikumpulkan etnografer dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:
a) Data Emic
Informasi yang diberikan langsung oleh para partisipan. Data ini sering
disebut sebagai konsep-konsep tingkat pertama, yang berbentuk
bahasa
lokal,
pemikiran-pemikiran,
dimiliki/digunakan
secara
cara-cara
bersama-sama
oleh
berekspresi
para
yang
partisipan
b) Data Etic
Informasi berbentuk interpretasi peneliti yang dibuat sesuai dengan
perspektif para partisipan. Data ini sering disebut sebagai konsepkonsep tingkat kedua, yaitu ungkapan-ungkapan atau terminologi yang
dibuat peneliti untuk menyatakan fenomena yang sama dengan yang
diungkapkan para partisipan (Schwandt dalam Creswell, 2012:471).
c) Data Negoisasi
informasi yang disetujui bersama oleh para partisipan dan
peneliti untuk digunakan dalam penelitian. Negoisasi dapat terjadi
dalam tahapan yang berbeda-beda selama pelaksanaan penelitian,
seperti saat menyetujui prosedur memasuki lokasi penelitian, saling
menghormati, dan mengembangkan rencana untuk memberikan
informasi kembali.
Selama
berlangsungnya
penelitian
lapangan,
etnografer
11
atau
lapangan
penelitian
yang
digunakan
untuk
12
ini juga mungkin termasuk dalam hal menangani masalah yang muncul
selama kerja lapangan yang membuat hipotetisa sementara.
6. Konteks atau Pengaturan
Peneliti menyajikan deskripsi, tema, dan interpretasi dalam konteks
atau dari kelompok budaya. Konteks dalam etnografi adalah pengaturan,
situasi, atau lingkungan yang mengelilingi kelompok/budaya yang
dipelajari. Hal ini berlapis-lapis dan saling terkait, yang terdiri dari faktorfaktor seperti sejarah, agama, budaya, politik, ekonomi, dan lingkungan
(Fetterman dalam Creswell, 2012: 473). Konteks juga bisa berupa lokasi
fisik (seperti sebuah sekolah, keadaan gedung, warna dinding kelas, atau
suara yang ada), sejarah seperti pengalaman yang berkesan, kondisi
kepribadian seseorang, dan kondisi sosial individu seperti profesi,
pendapatan, mobilitas geografis.Kondisi ekonomi juga dapat mencakup
tingkat pendapatan, kelas pekerja, atau sistem pendanaan sesorang.
7. Refleksi Peneliti
Dalam etnografi, refleksivitas merujuk pada kesadaran dan
keterbukaan peneliti utuk membahas bagaimana dia dapat menjalankan
perannya sambil tetap menghargai dan menghormati lapangan dan para
partisipan. Karena penelitian etnografi menuntut peneliti tinggal dalam
jangka waktu yang relatif lama di lapangan, peneliti harus memikirkan
dampaknya terhadap lapangan dan para partisipan. Itulah sebabnya
mengapa peneliti harus bernegoisasi dengan orang-orang penting di
lapangan ketika akan memasuki lapangan itu. Dalam penulisan laporan,
peneliti juga menyadari bahwa interpretasi yang dibuatnya dipengaruhi
oleh latar belakang budayanya sendiri sehingga interpretasi dan
kesimpulannya bersifat tentatif sehingga tetap terbuka untuk didiskusikan
kembali. Oleh karena itu, dalam laporan itu peneliti perlu menunjukkan
posisi dan sudut pandang yang digunakannya dalam menginterpretasi
(Denzin, dalam Creswell 2012:474). Menjadi reflektif juga berarti bahwa
dalam
melaksanakan
penelitian
yang
telah
mengajukan
12
tahap
urutan
penelitian
15
Dibalik
pendekatan
Spradley
yang
sangat
terstruktur,
kami
dan
yang
paling
penting
dalam
seperti
enkulturasi,
akulturasi,
sosialisasi,
pendidikan
aktivitas, atau proses. Dalam dunia pendidikan, ini sering mencakup kajian
tentang seorang individu atau beberapa orang individu, seperti para siswa
atau para guru. Pertimbangan penting yang tak boleh dilupakan adalah
bagaimana anda mengunakan kasus tersebut, seperti menilai secara
instrinsik manfaat memhami sebuah isu, atau memberikan informasi atau
membandingkan beberapa kasus.
Dalam etnografi kritis, tujuannya berubah secara dramatis dari
tujuan-tujuan yang digunakan di dalam etnografis realis atau proyek studi
kasus. Seorang etnografer kritis berupaya menjawab masalah-masalah
terkait dengan ketidaksederajatan di dalam masayarakat atau sekolah,
merancang untuk menggunakan penelitian, guna memberikan advokasi
dan mengupayakan adanya perubahan, secara khusus mengidentifikasi
isu-isu spesifik (seperti ketidaksederajatan, dominasi, penindasan, atau
pemberdayaan) untuk diteliti.
dan
Akses
Dalam langkah ini, ketiga jenis rancangan mengikuti prosedur yang
sama. Peneliti perlu mendapatkan persetujuan dari badan pemberi izin.
Peneliti juga perlu mengidentifikasi jenis sampling bertujuan yang ada dan
yang paling relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam proses
ini, identifikasi situs penelitian dan kemudian identifikasi pula penjaga
(gate keeper) yang bisa memberikan akses pada anda ke situs dan para
partisipan. Dalam semua penelitian, harus menghormati dan menghargai
situs/tempat penelitian, secara aktif merancang penelitian untuk terus
melakukan kerja sama timbal balik dengan para indvidu di lokasi
penelitian. Ini bermakna bahwa anda menjamin dan menjaga agar situs
tidak terganggu secara berlebihan dan mengikuti praktek-praktek etika
17
yang baik seperti menjamin privasi dan anonimitas, tidak menipu para
individu, dan memberitahukan kepada semua partisipan tentang tujuan
penelitian anda.
3. Gunakan Prosedur Pengumpulan Data yang Tepat
Langkah 2
Merumuskan
hipotesis
Langkah 3
Membuat
definisi
operasional
Langkah 4
Merancang
instrument
penelititan
Langkah 5
Mengumpulk
an data
Langkah 6
Menganalisis
data
Langkah 7
Menggambark
an
kesimpulan
Langkah 8
Melaporkan
hasil
penelitian
18
aktifitas
menghipotesiskan
kriminal
bahwa
dari
jika
anak-anak.
orangtua
Contohnya:
laki-laki
mereka
menyimpang,
penyimpangan mereka akan tercermin dalam kriminalitas diantara anakanak, dan anak-anak akan meniru orangtua laki-laki yang menyimpang,
jika orangtua laki-laki menunjukkan rasa kasih sayang terhadap mereka.
c. Tahap 3. Membuat definisi operasional. Penelitian mendefinisikan katakata, frase seperti penyimpangan dan model peran orangtua dalam
istilah-istilah spesifik yang memungkinkan peneliti setuju bila mereka
mengidentifikasi perilaku menyimpang.
d. Tahap 4. Merancang instrumen penelitian. Penelitian menggunakan data
yang telah dikumpulkan sebelumnya dari wawancara dan obervasi.
Instrumen utama pada saat penelitian adalah suatu set instruksi
peringkat yang digunakan oleh penilai yang membaca lewat data awal
ini. Instrumen ini tidak dapat dirancang hingga tahap 1 sampai tahap 3
dilakukan.
e. Tahap 5. Mengumpulkan data. Ini dilakukan dengan menggunakan satu
kelompok penilai.
f. Tahap 6. Menganalisa data. Data kemudian dipertentangkan dengan
hipotesis dan diuji untuk temuan baru yang tidak berhubungan dengan
hipotesis.
g. Tahap 7. Menggambarkan kesimpulan. Banyak kesimpulan ditarik dari
penelitian, termasuk sebagai contoh penyimpangan siswa tercermin
dalam perilaku kriminal di kalangan anak-anak.
h. Tahap 8. Melaporkan hasil. Bila analisis sudah lengkap, dan kesimpulan
sudah digambarkan, maka dilanjutkan publikasi hasil penelitian.
Dalam praktik nyata urutan linier yang dirangkum di atas kadang-kadang
dimodifikasi oleh peneliti, akan tetapi urutan secara umum tetap.
19
Pengajuan
pertanyaan
etnografi
Pemilihan
suatu proyek
etnografi
Pembuatan
suatu rekaman
etnografi
Analisis
data
Gambar. 2 Siklus penelitian
etnografi
etnografi
Penulisan
2. sebuah
Siklus Penelitian Etnografi
etnografi
mempertimbangkan
ruang lingkup
dari
penyelidikan
21
melakukan
wawancara
atau
observasi.
Tanpa
jenis
etnografi
mulai
dengan
pertanyaan
deskriptif
Kemudian,
menggunakan
setelah
jenis
pertanyaan
ini
akan
22
Dalam sebuah etnografi seseorang dapat mengajukan subsub pertanyaan yang berhubungan dengan (a) suatu deskripsi
tentang konteks, (b) analisis tentang tema-tema utama, dan (c)
interpretasi perilaku kultural Wolcott (dalam Creswell, 1998: 104).
Sebagai alternatif sub topik pertanyaan ini dapat mencerminkan 12
langkah Spradley dalam Decision Research Sequencenya sebagai
berikut:
1. Apa situasi sosial yang akan diteliti? (Memilah suatu situasi sosial)
2. Bagaimana seseorang melakukan observasi terhadap situasi
tersebut? (Melakukan observasi partisipan)
3. Apakah yang sudah terekam tentang situasi tersebut? (Membuat
rekaman etnografi)
4. Apakah yang sudah teramati tentang situasi tersebut? (Melakukan
observasi deskriptif)
5. Apakah domain kultural yang muncul dari penelitian situasi
tersebut? (Melakukan analisis domain)
6. Apakah lebih spesifik, observasi terfokus
dapat
dibuat?
antara
banyak
data.
Dalam
penelitian
etnografi,
analisis
menjadi
lebih
rinci
untuk
mengetahui
struktur
lebih
lanjut.
Penulisan
sebuah
etnografi
baru
muncul
dari
data;
seseorang
tidak
dapat
26
kecil.
Melakukan
observasi
partisipan
secara
cepat
melibatkan peneliti dalam suatu data primer yang luas. Itu tidak
umum bagi mahasiswa pascasarjana yang melaksanakan hanya
beberapa jam seminggu untuk mengumpulkan sepuluh sampai lima
belas halaman catatan lapangan setiap minggu. Peneliti etnografi
yang menghabiskan beberapa jam sehari melakukan observasi
partisipan secara proporsional akan memiliki sejumlah besar data
lapangan.
F. Instrumen Pengumpul dan Paparan Data Etnografi
Sebagaimana layaknya penelitian kualitatif yang mengedepankan
naturalistik dalam mendapatkan data yang sifat deskriptif, maka penelitian
etnografi juga memanfaatkan teknik pengumpulan data yang digunakan
penelitian kualitatif pada umumnya, namun ada beberapa teknik yang khas.
Adapun instrumen pengumpul data pada penelitian etnografi sebagai
berikut:
1. Wawancara mendalam (indepth interview)
Merupakan serangkaian pertanyaan yang diajukan peneliti kepada
subjek penelitian. Mengingat karakter etnografi yang naturalistik, maka
bentuk pertanyaan
atau
wawancara
yang
dilakukan
merupakan
27
peneliti
untuk
menyajikan
isu
atau
tema
utama,
subjek secara berlebihan menjadi kata kunci dari proses diskusi yang
baik. Diskusi kelompok terarah ini bisa diawali dengan pemilihan anggota
diskusi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh peneliti, ataupun dapat
saja dilakukan dengan secara acak, namun tetap memperhatikan
kekuatan masing-masing peserta diskusi, mulai dari tingkat pendidikan,
intelektualitas, pengalaman bahkan keseimbangan gender. Dengan
penetapan ini, merupakan langkah untuk menghindari ketimpangan atau
dominannya satu kelompok atau individu dalam sebuah diskusi.
Kemudian, dilanjutkan dengan tema yang akan diusung peneliti, dan
diskusikan secara bersama. Proses inilah yang kemudian oleh peneliti
dicatat secara rinci untuk kemudian dijadikan dasar pijak untuk
memperdalam dan memperkaya data etnografi.
Emzir
(2013:
168)
menyebutkan
langkah-langkah
dalam
contoh:
observasi,
wawancara,
dokumentasi
program,
29
dalam
bergantung
peneliti,
namun
peneliti
harus
menyadari
variasi luas yang ada pada penutur asli dan menjelaskan konsep asli. Studi
ini juga menyesuaikan kategori analitisnya pada budaya lain; (4)
monolingual
ethnographies,
seorang
anggota
masyarakat
yang
yang
sama
sesuai
dengan
pencatatan;
serta
(6)
ethnographicnovels.
G. Cara untuk mengevaluasi etnografi
Kriteria untuk mengevaluasi etnografi dimulai dengan menerapkan
standar yang digunakan dalam penelitian kualitatif, kemudian faktor-faktor
tertentu harus dipertimbangkan dengan benar. Dalam evaluasi etnografi
yang baik, peneliti (Creswell, 2012: 480):
1. Mengidentifikasi kelompok sosial untuk belajar.
2. Fokus pada konsep budaya (misalnya, kekuasaan, akulturasi), mengakui
bahwa konsep ini mungkin sangat luas.
3. Menyediakan bukti yang menunjukkan bagaimana kelompok ini telah
membentuk lebih dari pola waktu dari perilaku, bahasa, dan keyakinan.
4. Terlibat dalam lapangan dan mengumpulkan bukti-bukti melalui berbagai
sumber termasuk observasi dan wawancara.
5. Menunjukkan bukti analisis bukti melalui penjelasan rinci dari kelompok
budaya dan konteks yang ada, tema yang merangkum ide-ide besar
tentang
bagaimana
kelompok
bekerja,
dan
interpretasi
yang
33
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. S.,(2013). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Cresswell,
Jhon
W.,
(2012).
Eduactional
Research:
Planning,
34